Upload
nguyenbao
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika
siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tes
matematika dari 20 siswa kelas enam yang tuntas hanya 6 siswa (30%) dan 14 siswa
(70%) tidak tuntas belajar, rata-rata nilai dalam satu kelas 54,95. Pembelajaran mata
pelajaran matematika kelas enam SD Negeri Simpar dianggap tuntas apabila 75%
siswanya mendapat nilai ≥ 65 (KKM). Pada kondisi awal siswa masih pasif, motivasi
belajar rendah, pembelajaran bersifat guru sentris sehingga hasil belajar siswa rendah.
Melihat kondisi itu, maka perlu diadakan peningkatan hasil belajar siswa melalui penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Ada pun persentase ketuntasan
belajar siswa sebelum penelitian (pra siklus) dapat dilihat pada tabel 1. Nilai rata-rata kelas
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 4.1
Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus (Data ada pada lampiran 6)
Nilai KKM ≥ 65
Banyak Siswa % Pra Siklus Keterangan
< 65 14 70 Tidak tuntas
≥ 65 6 30 Tuntas
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.1, Dari 20 siswa yang mendapat nilai < 65 ada 14 siswa (70%), nilai ≥
65 sebanyak 6 siswa (30%). Dapat disimpulkan siswa yang tuntas 30%, tidak tuntas 70%.
Hasil belajar pra siklus masih jauh dari yang diharapkan, maka perlu diadakan tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pencapaian ketuntasan belajar
klasikal minimal 75% dengan nilai KKM mencapai ≥ 65.
35
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus (Data pada lampiran 6).
Skor maksimal 100
Skor tertinggi 75
Skor terendah 30
Jumlah siswa 20
Jumlah nilai 1.099
Rata-rata 54,95
Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata kelas pra siklus 54,95, niai terendah 30,
nilai tertinggi 75. Jumlah nilai dalam satu kelas 1.099.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1
Deskripsi Siklus 1
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk:
a) Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase
pembelajaran, yaitu: 1) menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan
memotivasi siswa, 2) menyampaikan materi pembelajaran, 3) menegelompokkan
siswa ke dalam kelompok, 4) membimbing siwa dalam belajar kelompok, 5)
Evaluasi, berupa tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kepada kelompok.
b) Menyusun RPP Siklus 1 (lampiran 1) yang digunakan untuk pegangan guru dalam
proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c) Menyusun Lembar Kerja Siswa 1 (lampiran 2)
d) Menyusun media/alat peraga yang cocok
e) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
36
f) Menyusun soal-soal tes individu/kuis dan postes (lampiran 5, dan 7)
2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada
hari Senin tanggal 12 Maret 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit pada jam 07.15 –
09.00 WIB. Pertemuan pertama membahas materi Pengolahan Data dengan indicator
menyajikan data dalam bentuk tabel, Kompetensi Dasar: Menyajikan data ke dalam bentuk
tabel, diagram garis, batang, dan lingkaran. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Rabu 14 Maret 2012 pada jam 07.15 – 09.00 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit,
membahas cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis dan batang. Untuk
pertemuan ketiga pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 membahas cara menyajikan
data dalam bentuk diagram lingkaran dimulai jam 07.15 – 09.00 WIB alokasi waktu 3 x 35
menit. Data penelitian berupa hasil belajar siswa diperoleh dengan melakukan tes hasil
belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran ada
20 siswa terdiri dari laki-laki 11 siswa dan 9 siswa perempuan, serta dihadiri satu orang
rekan sejawat sebagai observer.
Deskripsi Siklus 1 pertemuan 1.
Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012. Pertemuan pertama berlangsung
selama 3 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang
berupa berdoa, presensi, guru membuka pelajaran dan mengecek pengetahuan awal
siswa tentang data, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh.
Kehadiran siswa mencapai 100% .Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal
materi "Penyajian Data" dengan indikator menyajikan data dalam bentuk tabel. Guru
meminta siswa untuk menimbang berat badanya masing-masing, siswa sangat senang
karena dapat mengetahui berat badannya. Setelah itu guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok belajar berdasarkan nilai dasar siswa yang diambil dari hasil tes
sebelumnya, kelas dibagi dalam 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan
kemampuan heterogen. Setelah itu guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan
meminta siswa membaca petunjuk LKS dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan
kerjasama, siswa yang sudah paham menjelaskan pada temannya yang belum paham.
Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung
37
memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok
belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli
terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Kegiatan inti berlangsung selama
70 menit.
Pada kegiatan penutup guru memilih satu kelompok untuk mempresentasikan
hasil pekerjaannya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru
melakukan membuat kesimpulan mengenai cara menyajikan data dalam bentuk tabel.
Guru memberikan tes individu/kuis dikerjakan secara mandiri. Guru memberikan pekerjaan
rumah Kegiatan penutup ini berlangsung selama 25 menit.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2012 dengan
alokasi waktu 3 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan
yang berupa berdoa, presensi siswa, kemudian guru menunjuk siswa menuliskan jawaban
pekerjaan rumah dari pertemuan sebelumnya di papan tulis. Guru menginformasikan
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10
menit.
Pada kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi kelas materi penyajian data
dengan indikator menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan batang dengan
ceramah dan tanya jawab. Setelah kegiatan presentasi selesai , guru mengorganisasikan
siswa ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan
heterogen untuk mengerjakan tugas dalam LKS dengan cara kerjasama dan saling
membantu. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan soal dalam LKS .Guru memberikan umpan balik atas kegiatan diskusi kelas
dengan memberikan jawaban yang benar. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit.
Pada kegiatan penutup guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan
arahan guru membuat kesimpulan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan
batang. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan tes individu/kuis untuk dikerjakan
siswa secara mandiri. Guru memberikan penghargaan dengan pujian kepada kelompok
terbaik (yang mempunyai interaksi personal paling dinamis). Tindak lanjut guru
memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.
38
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 dengan
alokasi waktu 3 x 35 menit dimulai jam 07.15 – 09.00. Dimulai dengan kegiatan
pendahuluan yaitu berdoa, presensi, dilanjutkan dengan guru menyampaikan indikator
pencapaian hasil belajar yang akan ditempuh pada kegiatan pembelajaran dan
memotivasi siswa agar mengikuti pelajaran dengan serius agar mendapatkan hasil belajar
yang baik.
Kegiatan inti dimulai dengan guru menyampaikan materi pembelajaran penyajian
data dengan indikator menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran. Kegiatan
selanjutnya, guru meminta siswa mengelompokkan diri ke dalam kelompoknya, masing-
masing, guru membagi LKS pada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara
kelompok. Kemudian guru berkeliling untuk memberikan bimbingan pada siswa atau
kelompok yang mengalami kesulitan. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai bisa
menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Sudah ada anggota kelompok selain ketua
kelompok yang memberikan penjelasan pada teman kelompoknya, dan siswa sudah mulai
berani bertanya pada guru.
Kegiatan penutup guru menunjuk perwakilan satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa
dengan arahan guru membuat kesimpulan, kemudian dilanjutkan dengan siswa
mengerjakan soal kuis/tes individu. Dilanjutkan guru memberikan penghargaan kelompok
terbaik selama melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sebutan cukup, baik, sangat
baik, dan sempurna. Tindak lanjut dengan menugasi siswa untuk belajar di rumah sebagai
persiapan untuk ulangan harian pada hari Senin 19 Maret 2012. Ulangan harian diadakan
pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012, dilanjutkan kegiatan remedial bagi yang nilainya
kurang dari KKM.
3) Observasi
Dari hasil pengamatan proses tingkah laku siswa diperoleh catatan masih
adanya siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok, pembelajaran masih didominasi
oleh ketua kelompok, siswa kurang antusias untuk bertanya pada teman maupun gurunya.
Sebagian besar masih belum aktif belajar dalam kelompoknya. Pada siklus pertama ini
siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 5 kelompok , tiap kelompok terdiri dari 4
39
siswa dengan kemampuan heterogen ( kemampuan tinggi, sedang, rendah, laki-laki dan
perempuan). Siswa cenderung memilih kelompok yang disukainya tetapi guru memberikan
penjelasan pada anak bahwa anak harus belajar bersama dan kelompok dibentuk
berdasarkan nilai dasar yang diperoleh anak dengan kondisi yang heterogen (laki-laki,
perempuan, akademik tinggi, sedang, dan rendah).
Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yaitu
meliputi aktivitas mengajar guru, situasi kelas, dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan observasi dari teman sejawat aktivitas mengajar guru cukup
baik sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperarif tipe STAD. Ada
beberapa kelompok belum terlibat secara aktif. Ketua kelompok masih mendominasi
dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penilaian hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh
data nilai rata-rata kelas pra siklus 54,95 pada siklus 1 meningkat rata-ratanya menjadi
63,75 (meningkat 16,01%). Ketuntasan belajar pada pra siklus yang tuntas hanya 6 siswa
(30%) meningkat menjadi 13 siswa (65%) pada siklus 1 ( terjadi peningkatan 35%).
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tetapi indikator kinerja belum tercapai karena
ketuntasan baru mencapai 65%, sedangkan indikator kinerja ketuntasan mencapai 75%.
4) Refleksi
Berdarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses
Dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang
perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal tersebut adalah:
1) Belum semua anggota kelompok aktif bekerja sama untuk melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru, ketua kelas masih mendominasi dalam pembelajaran.
2) Belum semua siswa yang pandai dalam kelompoknya mau membantu
temannya yang belum paham.
3) Siswa dalam kelompok ada yang berbicara sendiri dengan temannya.
40
4) Sebagian siswa ada yang tidak cocok dengan temannya dan cenderung
memilih teman yang disukai dalam kelompoknya.
5) Adanya sifat malu dan kurang percaya diri pada siswa sehingga siswa malu
untuk bertanya baik pada temannya, maupun gurunya.
b. Hasil Tes.
Hasil nilai tes siklus 1 ternyata belum dapat memenuhi target dari tujuan yang
diharapkan, sebab ketuntasan klasikal hanya 65% (13 siswa dari 20 siswa kelas enam)
dan rata-rata hasil belajar 63,75 padahal yang ditetapkan ketuntasan belajar klasikal 75%
artinya ≥15 siswa telah mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan
peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Perkembangan hasil belajar siklus 1 dapat dilihat
pada tabel 4.3, berikut:
Tabel 4.3
Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1
Keadaan Pra Siklus Siklus 1 Indikator Kinerja
75 % tuntas(KKM≥ 65)
Nilai rata-rata kelas 54,95 63,75
Ketuntasan 30% 65%
Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 54,95 dan pada akhir siklus 1 menjadi
63,75 (meningkat 16,01%). Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 30% menjadi 65%
pada akhir siklus 1 (meningkat 35%), tetapi indikator kinerjanya belum tercapai, artinya
belum mencapai ketuntasan kasikal 75%.
c. Aktivitas mengajar guru
Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
tahapan model pembelajaran koperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal
dalam hal penyajian materi pembelajaran, guru membimbing hanya pada siswa yang
mengalami kesulitan, penghargaan pada kelompok terbaik belum diberikan hadiah berupa
alat tulis yang lebih memotivasi siswa untuk bersaing dalam kegiatan kelompok. Aktivitas
mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 16.
41
4.1.2 Pelaksanaan Siklus 2
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil pada siklus 1, perlu perencanaan perbaikan pembelajaran
pada siklus 2 sebagai berikut:
a. Memantapkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menekankan kerjasama, keaktifan, merotasi anggota kelompok berdasarkan
perolehan nilai pada hasil tes siklus 1. Guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan tahap-tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara
optimal, yaitu: 1) menyampain indikator pencapaian hasil belajar, 2)
menyajikan materi pembelajaran, 3) mengelompokkan siswa ke dalam 5
kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa secara heterogen, 4)
membimbing siswa dalam bekerja dan belajar, 5) evaluasi, memberikan tes
individu/kuis, dan tes akhir 6) memberikan penghargaan kelompok.
b. Guru memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan menjawab pertanyaan
dengan memberikan bimbingan, dorongan arti penting rasa percaya diri dan
keberanian dalam kehidupan masyarakat, selain itu guru bisa menunjuk
siswa-siswa yang kurang aktif untuk bertanya/menjawab pertanyaan.
c. Menyusun RPP II (lampiran 1)
d. Menyusun LKS (lampiran 2)
e. Menyusun Naskah soal tes individu/kuis (lampiran 3)
f. Menyusun Naskah soal pos tes (lampiran 4)
g. Menyiapkan lembar observasi (lampiran 7)
2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dengan Kompetensi Dasar:
“Menentukan mean, median, dan modus sekumpulan data”. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
dimulai dari jam 07.15 – 09.00 WIB membahas indikator menentukan mean (rata-rata)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2012 membahas indikator
menentukan median dan modus sekumpulan data, dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
dimulai dari jam 07.15 – 09.00.
42
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan
alokasi waktu 3 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan
yaitu berdoa, presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
siswa.
Kegiatan inti dimulai dengan guru menyajikan materi pembelajaran secara
klasikal dengan metode ceramah, pengamatan, tanya jawab, dengan indikator
menentukan mean (rata-rata), guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan
mengerjakan soal dengan tujuan untuk mengukur kesiapan siswa. Setelah penyajian
materi pembelajara selesai dilanjutkan dengan guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5
kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 4 siswa heterogen dengan merombak anggota
kelompok berdasarkan perolehan nilai dasar pada hasil tes siklus 1 dengan tujuan adanya
penyegaran dan dinamikan kelompok. Setelah dibagi dalam kelompok-kelompok, guru
membagikan LKS sebagai bahan pembelajaran yang berisi latihan-latihan soal yang harus
dikerjakan oleh siswa secara kelompok, siswa yang pandai membimbing temannya yang
belum paham. Pada kegiatan ini keaktifan siswa mulai meningkat. Sebagian besar siswa
secara aktif bekerjasama menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS rata-rata ada 2
sampai 3 anak dalam kelompok yang aktif. Siswa yang sudah paham sudah bersedia
membimbing temannya, siswa berani bertanya pada teman kelomponya dan gurunya.
Pada waktu kegiatan berlangsung guru membimbing siswa atau kelompok yang menemuai
kesulitan, rata-rata tiap kelompok berani bertanya pada gurunya. Pada kegiatan ini situasi
kelas tampak ramai, banyak siswa yang berani memberikan tanggapan. Guru memandu
jalannya kegiatan kerja kelompok.
Kegiatan penutup, guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa
dengan arahan guru menyimpulkan cara menentukan rata-rata (mean). Kemudian siswa
mengerjakan kuis yang harus dikerjakan secara mandiri, dan hasil kuis ini nanti digunakan
untuk peningkatan skor individu dalam kelompok. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2012 dengan
alokasi waktu 3 X 35 menit. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru meminta siswa
untuk berdoa, presensi. Guru mengecek pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan
43
tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10
menit.
Pada kegiatan inti Guru menyajikan materi pembelajaran dengan indikator
menentukan median, dan modus sekumpulan data. Guru meminta siswa berada dalam
kelompok belajar yang telah ditentukan seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada
kegiatan ini siswa tampak tertib, dan terkendali. Guru meminta siswa membaca petunjuk
pada LKS dan buku pelajaran matematika. Guru berusaha membimbing kepada semua
kelompok Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa, sebagian besar siswa dalam
kelompok saling bekerja sama memberikan bantuan, semua siswa terlibat aktif dalam
kegiatan belajar kelompok. Situasi kelas sudah kondusif, tertib, semua anggota kelompok
bekerja dengan penuh tanggung jawab. Siswa berani bertanya pada teman kelompoknya,
maupun gurunya. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit.
Pada kegiatan penutup guru menunjuk siswa secara acak untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa dengan mengadakan refleksi dengan
melakukan tanya jawab seputar materi pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan mengenai cara menentukan median dan modus sekumpulan data.
Kegiatan berikutnyan siswa mengerjakan kuis individu yang harus dikerjakan siswa secara
mandiri. Kegiatan penutup berlangsung selama 25 menit. Pemberian penghargaan kepada
kelompok terbaik, dengan memberikan hadiah berupa buku tulis dan bolpoint. Siswa
tampak puas dan senang mendapatkan hadiah tersebut. Ulangan harian dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 12 April 2012. Tindak lanjut guru memberikan remedial.
3) Observasi
Selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung diadakan pengamatan
terhadap guru dan siswa. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh observer (pengamat)
oleh teman sejawat yaitu guru kelas 5 dengan mengisi lembar observasi aktivitas mengajar
guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi diperoleh
data bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara keseluruhan telah
berlangsung dengan baik dan dan guru telah melaksanakan semua langkah-langkah
kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajara kooperatif tipe STAD
(Lampiran 13). Guru mampu membangkitkan motivasi siswa. Sebagian besar siswa aktif
44
bekerjasama dalam menyelesaika tugas dalam kelompoknya. Kerjasama dalam kelompok
sangat baik, karena dari 4 siswa yang aktif 3 – 4 siswa. Siswa berani memberikan
tanggapan dalam presentasi kelompok. Situasi kelas tertib, siswa sudah paham tugas dan
kewajiban dalam kelompoknya. Guru telah melakukan bimbingan yang menyeluruh pada
semua kelompok. Hasil ulangan harian mencapai nilai rata-rata kelas 78,50 dengan
ketuntasan klasikal 95% . Hasil belajar pada siklus 2 sesuai dengan yang diharapkan yaitu
ketuntasan mencapai ≥ 75%, pada siklus 2 indikator kenerja sudah tercapai.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh data
bahwa guru telah berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru telah
melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada
siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus 1, ketuntasan belajar 65% pada siklus 1 menjadi 95%
(meningkat 30%) pada siklus 2, sedangkan rata-rata nilai meningkat dari 63,75 menjadi
78,50 (23,14%) pada siklus 2. Dengan demikian setelah dilaksanakan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, pelaksanaan pada siklus 2 dianggap telah berhasil,
karena indikator kriteria keberhasilan sudah tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah
mencapai lebih dari 75%, yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 95%.
Hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
45
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus 2
No. KKM 65
Nilai Ketuntasan
Urut Induk Tuntas Tidak Tuntas
1. 821 80 √
2. 900 80 √
3. 903 80 √
4. 904 70 √
5. 905 90 √
6. 908 80 √
7. 918 90 √ 8. 919 70 √
9. 925 70 √
10. 926 70 √ 11. 928 70 √
12. 931 90 √
13. 933 100 √ 14. 936 80 √
15. 937 60 √
16. 938 80 √ 17. 939 70 √
18. 940 70 √
19. 943 70 √
20. 949 100 √ Jumlah 1.570 95 1
Rata-rata 78,5
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
60
Persentase 95% 5%
Berdasarkan tabel 4.4 ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mencapai 95%, dengan nilai
rata-rata kelas 78,5. Dengan demikian pada siklus 2 indikator kinerja (ketuntasan klasikal
75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2.
46
4.2 Analisis Data
Data kuantitatif seperti data hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2
dianalis dengan statistik deskriptif, kemudian data yang terkumpul disajikan secara
sistematis dan diberi makna.
1) Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai
rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam satu kelas dengan
jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk
membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
2) Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada
tiap-tiap siklus.
3) Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiap-tiap
siklus.
Hasil belajar pra siklus, dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus, dan Siklus 1
Ketuntasan f %
Pra Siklus Siklus 1 Pra Siklus Siklus
1. Tuntas 6 13 30 65
2. Tidak Tuntas 14 7 70 35
Jumlah 20 20 20 100
Berdasarkan tabel 4.5, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra
siklus yang tuntas ada 6 siswa (30%) meningkat menjadi 13 siswa (65% ) pada siklus 1
setelah diadakan tindakan penelitian.
Distribusi rata-rata hasil belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Rentang Skor Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Rentang Nilai f %
30 – 42 3 15
43 – 55 9 45
56 – 68 7 35
69 - 81 1 5
Jumlah 20 100
47
Pada tabel 4.6 rentang rata- rata nilai terbanyak berada sekitar rentang 43 – 55 sebanyak
9 siswa dengan persentase 45%.
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus. Berdasarkan grafik tersebut ketuntasan
belajar sebesar 30% (sebanyak 6 siswa), siswa yang tidak tuntas ada 13 siswa (70%) dari
jumlah 20 siswa kelas 6. Dengan demikian ketuntasan belajar prasiklus belum mencapai
ketuntasan KKM (75%).
Distribusi Nilai Pos Tes Siklus 1
Tabel 4.7 Frekuensi Nilai Siklus 1
N f %
20 – 40 5 25
41 – 61 2 10
62 – 82 10 50
83 - 103 3 15
Jumlah 20 100
6
14
30
70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
tuntas tidak tuntas
frek
uens
i/per
sent
ase
Ketuntasan Pra Siklus
frekuensi
Persentase
48
Berdasarkan tabel 4.7, frekuensi nilai terbesar pada siklus 1 berkisar pada rentang nilai
rata-rata 62 – 82 sebanyak 10 siswa, dengan persentase 50%. Nilai rata-rata kelas pada
siklus 1 sebesar 63,75.
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1
Gambar 4.2, Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1. Berdasarkan grafik tersebut, siswa yang
tuntas ada 13 siswa dengan persentase ketuntasan 65%, sedangkan siswa yang tidak
tuntas ada 7 anak dengan persentase 35%. Dengan demikian pada siklus 1 indikator
kriteria keberhasilan belum tercapai, karena ketuntasan belajar masih di bawah 75%,
untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus 2.
Hasil Tes Siklus 2
Tabel 4.8 Daftar Rentang Nilai Tes Siklus 2
Rentang Nilai f %
58 - 69 1 5
70 - 81 14 70
82 - 93 3 15
94 - 105 2 10
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.8, frekuensi nilai terbesar pada siklus 2 berkisar pada rentang nilai
rata-rata 70 – 81 sebanyak 14 siswa (70%). Rata-rata nilai siklus 2 sebesar 78,50
13 7
65
35
0
10
20
30
40
50
60
70
Tuntas Tidak Tuntas
Ketuntasan Belajar Siklus 1
Frekuensi Nilai
Persentase
49
Gambar 4.3 Grafik Daftar Rentang Nilai Tes Siklus 2, berdasarka grafik 3 frekuensi nilai
terbesar siklus 2 berkisar pada rentang rata-rata nilai 70 – 81 sebanyak 14 siswa dengan
persentase 70%.
Ada pun ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2
N F % Ket.
< 65 1 5 Tidak tuntas
≥ 65 19 95 Tuntas
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.9, ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 mencapai 95%, dengan
demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian
berhenti sampai siklus 2, karena pelaksanaan tindakan telah berhasil mencapai indikator
kinerja.
Analis data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
Aktivitas mengajar guru Siklus 1 meliputi: 1) menjelaskan tujuan pembelajaran
dan indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3)
mengorganisasi siswa kedalam 5 kelompok, 4) membimbing kelompok, 5) evaluasi hasil
belajar dengan memberikan tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kelompok.
0
10
20
30
40
50
60
70
58-69 70-81 82-93 94-105
1
14
3 2 5
70
15 10
Nilai
frekuensi
persentase
50
Semua langkah-langkah kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi pada pertemuan pertama
tahap penyampaian tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran, membimbing
kelompok, pemberian penghargaan kelompok belum berjalan secara optimal, baru pada
pertemuan ketiga keterlaksanaan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif sudah terlaksana dengan kategori baik. Aktivitas mengajar guru pada siklus 2
sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD, dan semua tahapan terlaksana dengan kategori baik (lampiran 16). Ada pun
aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10.Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
No Kompenen yang Diamati
Pertemuan P
erse
ntas
e
(%)
Per
t. I
Per
sent
ase
(%)
Per
t. II
Per
sent
ase
(%)
Per
t. III
Per
sent
ase
(%)
Sik
lus
I
I II III
1. Siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.
15
13
10
75
65
50
63,3%
2 Siswa yang membimbing anggota kelompoknya yang belum paham soal pada LKS.
4
7
12
20
35
60
38,3%
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada waktu mengalami kesulitan mengerjakan LKS.
3
5
11
15
25
55
31,6%
4. Siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
2
5
7
10
25
35
23,3%
5. Siswa yang berani memberikan tanggapan terhadap kelompok lain.
2
6
8
10
30
40
26,7%
51
Pada siklus 1, persentase siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya sebesar 63,3%,
siswa yang membimbing temannya yang belum paham sebesar 38,3%, siswa yang berani
mengajukan pertanyaan sebesar 31,6%, siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja
kelompok/berani maju ke depan sebesar 23,3%, dan siswa yang berani memberikan
tanggapan sebesar 26,7%. Berdasarkan hasil data tersebut, maka perlu diadakan
perbaikan peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus 2.
Tabel 4.11.Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2.
No
Kompenen yang
Diamati
Pertemuan
Per
sent
ase
Per
tem
uan
I
Per
sent
ase
Per
tem
uan
II
Per
sent
ase
Sik
lus
II
I
II
1. Siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.
5 3 25 15 20
2 Siswa yang membimbing anggota kelompoknya yang belum paham soal pada LKS.
8 13 40 65 52,5
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada waktu mengalami kesulitan mengerjakan LKS.
7 12 35 60 47,5
4. Siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
5 8 25 40 32,5
5. Siswa yang berani memberikan tanggapan terhadap kelompok lain.
6 10 30 50 40
Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus 1, siswa yang
kurang aktif tinggal 20%, siswa yang membimbing temannya ada 52,5, siswa yang berani
52
bertanya ada 47,5%, siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja 32,5% dan siswa
yang memberikan tanggapan kelompok lain ada 40%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus 2.
4.3 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa.
Pada siklus I aktivitas siswa masih tergolong rendah, siswa yang kurang aktif dalam
kelompoknya sekitar 63,3%. Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan
pembelajaran koperatif tipe STAD, karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa
kurang termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap
proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar
tumbuh rasa percara diri yang akhirnya siswa berani bertanya, bertindak,
bekerjasama dengan teman kelompoknya.
2) Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena
belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan
untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih
dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman
sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes
siklus I, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal,
kebanyakan siswa salah dalam soal menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran.
Hal ini terutama sebagian siswa tidak membawa jangka, dan busur derajat, dan
kurang paham mengenai materi pembelajaran.
3) Pada kegiatan pembelajaran siklus II, sebagian besar siswa berani bertanya pada
guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, siswa dengan kesadaran
sendiri berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, dan memberi tanggapan
terhadap kelompok lain.
4) Selama mengerjakan tes individu, dan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib.
Penggunaan permainan mata dadu dan kartu bilangan untuk menentukan modus dan
median suatu data menarik minat siswa untuk belajar sambil bermain.
5) Pada tes siklus II, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan
53
hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir
dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 95% dari jumlah 20
siswa kelas VI SD Negeri Simpar. Dengan demikian pada siklus II dipandang cukup,
karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu
ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 75%.
6) Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2,
guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
kategori baik
7) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai
siswa kelas VI SD Negeri Simpar, dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.12. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Nilai Rata-rata
Kondisi Awal/Pra Siklus
Siklus 1 Siklus 2
54,95 63,75 78,50
Berdasarkan tabel 4.12, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-
rata kelas dari kondisi PraSiklus nilai rata-rata 54,95, pada siklus 1 meningkat
menjadi 63,75, kemudian naik menjadi 78,50 pada siklus 2. Hal ini berarti telah
terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dilihat dari rata-rata nilai pada siklus 2
tersebut, maka kriteria hasil belajar siswa adalah termasuk kriteria baik seperti yang
dikemukakan oleh (Sudjana,2002).
Tabel 4.13 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Rata-rata nilai Nilai Huruf Kriteria
80 ≤ N ≤ 100 A Baik Sekali
70 ≤ N < 80 B Baik
60 ≤ N < 70 C Cukup
50 ≤ N < 60 D Kurang
0 ≤ N < 50 E Kurang Sekali
Sumber: Sudjana, 2002 Prosedur untuk mengetahui kriteria hasil belajar aspek kognitif.
54
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Antar Siklus
Berdasarkan Gambar 4 tersebut diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa antar siklus
mengalami peningkatan untuk tiap siklus dari pra siklus nilai rata-rata 54,95 naik menjadi
63,75 pada siklus 1, lalu meningkat menjadi 78,50 pada siklus 2.
Persentase ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Simpar Pra Siklus, Siklus 1, dan
Siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
N
F % Indikator Kinerja,
Ketuntasan 75%
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
< 65 14 7 1 70 35 5 KKM=65
≥ 65 6 13 19 30 65 95
Jml 20 20 20 100 100 100
Berdasarkan tabel 4.14, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi pra
siklus siswa yang tuntas belajar ada 6 siswa (30%), pada siklus 1 meningkat menjadi 13
siswa (65%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 19 siswa (95%). Dapat ditarik
kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai,
54,95 63,75
78,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Nila
i
Siklus
Diagram Perbandingan Rata-rata Antar Siklus
Nilai Rata-rata
55
karena ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Simpar telah mencapai ≥ 75%
sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2.
Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran matematika dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VI SD
Negeri Simpar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang semester dua tahun pelajaran
2011/2012 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Gambar 4.6 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar PraSiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
6
13
19
13
7
1
Ban
yak
Sis
wa
Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
30
65
95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
prasiklus siklus 1 siklus 2
Per
sen
tase
(%
) K
etu
nta
san
Ketuntasan belajar
Column2
56
Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar
siswa pada masing-masing siklus, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 6 siswa
(30%), meningkat menjadi 13 siswa (65%) pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 19
siswa (95%) pada siklus 2. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja
telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai 95%. Hal ini berati
penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, sehingga Model Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan seperti yang
dikemukakan menurut Roestiyah (2001:17), yaitu:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan
kebutuhan belajarnya.
4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif
dalam diskusi.
5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.