Upload
phungnhu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
92
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN
SANTRI PPMI ASSLAAM
A. Profil Lulusan PPMI Assalaam
1. Kemampuan Dasar Santri
Pada awal berdirinya PPMI Assalaam, budaya pesantren didesain oleh
para pendiri pesantren mengacu pada landasan agama, arah pembangunan
nasional, cita-cita luhur pendiri, best practice pesantren lain, serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis. Selanjutnya seiring perjalanan
waktu melalui proses alami terbentuk budaya pesantren yang tercermin dari
kegiatan-kegiatan positip yang oleh para pengasuh dirasa tepat untuk diterapkan
dalam proses pendidikan, utamanya pembentukan karakter santri di PPMI
Assalaam.
Berdasarkan nilai Keassalaaman, maka setiap santri PPMI Assalaam yang
menempuh proses pendidikan diharapkan mampu memiliki kemampuan dasar
yang meliputi: Pertama, Berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
mengandung pengertian bahwa santri mampu meelajari, memahami dan
menguasai sains dan teknologi serta ilmu kekinian dalam rangka memperjuangkan
kepentingan Islam dan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi
kegiatan ibadah dan amal shaleh. Berilmu pengetahuan yang luas dapat
92
93
menghindarkan santri dari penyakit bebal, taqlid (ikut-ikutan tanpa dasar) dan
fanatik terhadap satu golongan.1
Kedua,Ber-tafaququh fiddin. Memiliki pengertian santri mampu
mempelajari, memahami dan menguasai ilmu-ilmu utama Islam seperti aqidah,
syariah, akhlak, Al-Quran, As-Sunnah dan bahasa arab sebagai pegangan dalam
hidup berkehidupan. Penghayatan ajaran Islam yang benar dapat menjadikansantri
mampu memilih dan memilah sikap dan tindakan yang tepat berdasarkan hukum
islam. Melalui tafaqquh fiddin ini pula dapat menghindarkan santri dari sifat
menyeleweng dari garis hidup islami dan sikap materialistic sekuleristik yang
menuhankan materi dan kekuasaan keduniawian.
Ketiga, Ber-akhlakul karimah. Berakhlakul karimah memiliki pengertian
bahwa santri yang berpengetahuan luas dan berpendirian islam yang benar harus
mampu menampilkan perilaku yang member kebaikan atau kemaslahatan bagi
agama, ummat dan negara. Akhlakul karimah menjadi sangat penting bagi santri,
karena akhlak menjadi cerminan pertama dalam penampilan santri, sedangkan
penampilanakan menjadi idikator utama seseorang dapat diterima atau ditolak
oleh suatu masyarakat.
Keempat, Berdakwah Islamiyah. Itilah ini memiliki pengertian santri
berusaha untuk mengajak semua orang ke jalan Allah SWT dengan hikmah,
nasihat dan dialog yang baik tanpa adanya sebuah paksaan. Dakwah merupakan
tugas utama dari seorang mukmin. Oleh karena itu seorang pendakwah haruslah
1 Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, Keassalaaman, Pedoman
Bermuamalah di Lingkungan Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta,
(Surakarta: PPMI Assalaam, 2011), hlm. 26.
94
memiliki skill utama yaitu berpengetahuan luas, bertafaqquh fiddin dan ber
akhlaul karimah yang telah disebutkan sebelumnya. Didalam berdakwah, santri
PPMI Assalaam harus menggunakan metode-metode yang diajarkan dalam Al
Qur’an dan Sunnah. Metode tersebut dilakukan dengan hikmah, yaitu memberikan
teladan yang baik di masyarakat, dengan nasihat yang lembut atau dilakukan
dengan dialog keilmuan yang sehat.2
Kelima, Berjiwa Pemimpin. Berjiwa pemimpin memiliki pengertian semua
santri berusaha belajar menjadi seorang pemimpin dan siap untuk dipimpin. Para
santri haruslah memiliki pemahaman tentang hak-hak dankewajiban takkala
memimpin dan dipimpin. Jiwa kepemimpinan mutlak perlu dimiliki, karena
sebagai seorang manusia haruslah mampu memimpin dirinya sendiri untuk selalu
senantiasa dalam jalan yang benar dan tidak takluk dalam godaan hawa nafsu.3
2. Profil Lulusan PPMI Assalaam
Dalam rangka menerapakan dan memperoleh lima kemampuan dasar
santri, maka perlu ditetapkan kriteria-kritria tertentu sebagai standar dari usaha
yang telah dilakukan. Kurikulum pendidikan dan pengajaran ditingkat pondok
merupakan standar mutu yang menjiwai kurikulum pendidikan di kesantrian dan
sekolah formal. Dengan pendidikan dan kurikulum pondok yang diberlakukan
selama 24 jam sebagaimana yang dideskripsikan diatas maka hasil yang
diharapkan adalah untuk memperoleh profil lulusan pondok yang meliputi: (1)
2 Ibid., hlm. 27
3Ibid., hlm.29
95
santri mampu menghafal Al Quraan sekurang-kurangnya juz30 dan juz 1 dan 2,
(2) Mampu membaca Al Quran dengan tartil (3) mampu menjadi imam dan
khotib (4) mampu berkomunikasi dalani bahasa Arab dan Inggris dan (5) mampu
membuat teks pidato minimal dalam dua bahasa. (6) santri memiliki badan sehat,
jiwa mandiri, ikhlas, sederhana dan ukhuwah islamiyah serta kepemimpinan, (7)
memiliki aqidah salamiah dan akhlak karimah serta ibadah shahihah. (8)
menguasai dasar-dasar ilmu sosial dan ilmu alam, (9) menguasai dasar-dasar
aplikasi komputer.4
Profil lulusan pondok ini merupakan hasil pemikiran dans tudi banding
dengan berbagai pondok ditanah air baik yang menggunakan sistem salaf
maupun Khalaf. Profil lulusan diatas, kemudian diturunkan menjadi satndar
kelulusan yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori lulus Syahadah dan
kategori Lulus Tashdiq. Adpun kriteria lulusan Syahadah dan Tashdiq diatur
sebagai berikut:
a. Kelulusan Kategori Tashdiq
1) santri yang telah mengikuti seluruh rangkaian Ujian Akhir,
2) membuat karya tulis,
3) memiliki nilai suluk jayyid,
4) hafal juz 30 dan juz 1-2 dari Al-Qur'an (3 juz),
5) hafal hadis Arba'in minimal 10 hadis,
6) memiliki indeks rata-rata minimal 6,00,
7) Nilai baca Al-Qur'an minimal 7.0
4 Ibid., hlm. 34.
96
b. Kelulusan Kategori Syahadah
1) telah mengikuti seluruh rangkaian Ujian Akhir,
2) rata-rata Nilai Ujian Kepondokan minimal 8,0
3) membuat karya tulis berbahasa asing,
4) memiliki nilai suluk jayyid (syarof),
5) hafal seluruh hadis Arba'in,
6) hafal juz 30 dan juz 1, 2, 3, 4 dari Al-Qur'an (5 Juz),
7) nilai baca Al-Qur'an minimal 8.5
c. Pada Kenaikan Kelas diberlakukan kriteria umum sebagai berikut:
1) Nilai Bahasa Arab minimal 6.00
2) Nilai Tartil Al Quran lebih besar sama dengan 7.00
3) Hafal Al Quran ½ juz per tahun
4) Nilai dibawah KKM tidak lebih dari tiga mata pelajaran
5) Memiliki Suluk Jayyid Baik
6) Memiliki Toefel Like 350 (khusus kenaikan kelas V ke Kelas VI)6
B. Implementasi Sistem Pendidikan dan Pembinaan Santri
PPMI Assalaam
Sistem pendidikan dan pembinaan santri PPMI Assalaam sejatinya
merupakan sebuah usaha pembentukan karakter sesuai dengan kriteria
kemampuan dasar santri yang mampu diukur melalui profil lulusan santri. Proses
5Ibid
6Ibid
97
pembinaan ini dilakukan guna mempersiapkan para santri agar siap diterjunkan
kedalam masyarakat baik saat masih menjadi santri maupun kelak apabila mereka
telah lulus dan melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. Proses
persiapan ini meliputi dua hal, yaitu kemampuan kognisi baik itu bekal keilmuan
alam dan sosial, terlebih lagi adalah ilmu keIslaman. Kedua adalah kemampuan
kepemimpinan, komunikasi dan adaptasi.
Pembekalan kemampuan kognisi dapat diperoleh santri melelui proses
pembelajaran yang diberikan melalui kegiatan belajar mengajar dan juga
pemberian materi-materi kepondokan. Selain itu santri PPMI Assalaam juga
diberi bekal berupa kedisiplinan, kemampuan kepemimpinan, sikap, komunikasi
dan adaptasi.
1. Implementasi Kurikulum
a. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar di PPMI Assalaam, sejatinya merupakan
implementasi dari kurikulum yang teah dijelaskan sebelumnya. KBM bagi santri
PPMI Assalaam dimulai sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 13.00. Jumlah rata-
rata peserta didik disetiap tempat kegiatan adalah 20-40 santri. Adapun tempat
kegiatan santri putra dan putrid dipisahkan, sedangkan untuk guru tidak
dipisahkan.
Dalam proses KBM ini santri memperoleh pengajaran tentang materi-
materi yang ada dalam struktur kurikulum yang ditetapkan oleh masing-masing
unit pendidikan. Adapun materi yang disampaikan adalah mata pelajaran umum
yang ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maupun Departemen
98
Agama. Selain itu pada waktu KBM ini pula sebagian materi kepondokan juga
diajarkan karena masuk dalam struktur kurikulum belajar mengajar.
Beberapa mata pelajaran kepondokan yang ikut diajarkan dalam KBM
pagi adalah: (1) al-Lugah al-'Arabiyah, (2) al-Lugah al-Injliziyah (3) Aqidah,(4)
Akhlaq (5) Tahfidz (6) Fiqih (7) Tarikh al-Islam atau Tsaqafah Islamiyah, (8)
Thariqah at-Ta'lim, dan (9) Qira'atul Quran. Sumner belajar dari materi
kepondokan diatas menggunakan bahan ajar dari kitab-kitab klasik yang juga
digunakan oleh beberapa pesantren seperti Pesantren Darussalaam Gontor, Al
Mukmin Ngruki, maupun Al Irsyad Salatiga.7 Beberapa buku yang digunakan
antara lain: Kitab Al Tauhid untuk mata pelajaran Aqidah, Sirah Nabawwiyah
untuk Tarikh Islam, Al Nahwu al Wadidih fi Qawa’id untuk pelajaran tata bahasa
Arab, Kitab Manhaj Al Muslim untuk mta pelajaran Akhlak dan lain sebagainya.
Untuk buku ajar yang digunakan dalam implementasi kurikulum
sekolah/madrasah adalah menggunakan buku yang diterbitkan oleh Depertemen
Pendidikan maupun Departemen Agama juga beberapa buku paket yang
diterbitkan oleh Penerbit Tiga Serangkai. Beberapa contoh buku ajar
yangditerbitkan oleh Tiga Serangkai adalah : Penerapan Fikih untuk MTs dan MA
kelas 1,2,dan 3 karya Drs T Ibrahim dan Drs. H Darsono. Membangun Akidah
dan Akhlak untuk untuk SMA dan SMK.8
7 Abdullah Ally, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren Telaah
Terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Islam Assalaam Surakarta,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 257.
8 Ibid., hlm. 260.
99
Adapun metode mengajar yang digunakan berbeda antara satu pengajar
dengan pengajar yang lainnya,namun secara garis besar metode yang digunakan
antara lain ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan dan praktik. Penggunaan
metode tersebut digunakan tergantung pada materi apa yang disampaikan. Sebagai
contoh materi fisika metode ceramah digunakan dalam penyampaian teori dan
untuk pemahaman para santri akan diberi penugasan atau praktikum di
laboratorium yang telah tersedia. Contoh lain adalah pelajaran bahasa Inggris,
materi tentang listening dan covertation secara otomatis akan menggunakan
metode praktik, sedangkan materi sejarah dan sosiologi dapat digunakan metode
diskusi kelompok dengan membahas suatu tema dan dipresentasikan.9
Adapun untuk KBM sore digunakan untuk menjalankan kurikulum
kepondokan yang bersifat pembiasaan antara lain Muhadharah (Pidato) ,
Mutholaah, baik Bahasa Arab maupun Inggris, bimbingan baca Alquran dan juga
setoran hafalan AlQuran amupun Hadits. Secara lengkap struktur kegiatan harian
Kesantrian PPMI Assalaam dapat dilihat pada lampiran 2.
b. Evaluasi
Evaluasai pembelajaran di masing-masing unit pendidikan PPMI
Assalaam dilakukan sebanyak dua kali dalam satu semester. Selain itu, para
pengajar diberi kebebasan oleh kepala sekolah untuk melakukan evaluasi
pembelajaran secara mandiri baik dalam bentuk ulangan harian maupun ulangan
blok. Untuk ulangan tengah semester dan akhir semester, unit pendidikan PPMI
9 Wawancara dengan Wahyudi Prabowo tanggal 5 Februari 2016
100
Assalaam memberlakukan sistem ulangan umum yang diikuti oleh seluruh santri
sesuai jadwal yang ditentukan.10
Bentuk evaluasi pembelajaran yag diberlakukan baik untuk tengah
semester maupun akhir semester meliputi dua macam, yaitu ujian lisan yang
sering disebut dengan istilah al-imtihan al-syafahiy dan ujian tertulis atau disebut
imtihan al-tahriry. Ujian lisan khus digunakan untuk empat mata pelajaran yang
tdak bisa dinilai melalui ujian tertulis yaitu:
1) Bahasa Arab yang meliputi: Al Muhadathah, al-mutala’ah, Al Mahfuzat,
Al Mufrodhat wa Tarjamah, Al Nahwu dan Al-Sharaf.
2) Bahasa Inggris yang meliputi: Reading, Convertation, Gramar,
Vocabulary, dan Translation.
3) Al Quran meliputi: Al Tilawah, Al Tajwid, dan Hifz al Suwar
4) Fiqih, meliputi: fikih syariyah, fikih ibadah, serta beberapa hafalan doa
sehari-hari.11
Khusus bagi santri yang berada dikelas 3 MTs, MA, SMA dan SMK
evaluasi ditambah dengan Ebtanas pada periode tahun 1985-2002 dan ujian
nasional pada tahun 2003 hingga sekarang. Dengan adanya kriteria yang
ditetapkan diatas, ternyata santri-santri PPMI Assalaam mampu untuk
mencapainya walaupun beban mata pelajaran yang diampu jauh lebih banyak dari
10
Abdullah Aly, op.cit., hlm. 271.
11
Ibid., hlm. 272
101
sekolah reguler. Nilai sempurna pada ujian nasionalpun juga sudah menjadi hal
umum disetiap periode kelulusan.
Pada tahun 2009 sebanyak 41 santri MTs Assalammen dapatkan nilai 10
untuk mata pelajaran matematika.12
Keberhasilan dalam tata kelola dan
modernisasi pendidikan oleh PPMI Assalaam membuat banyak lembaga
pendidikan setara tingkat dasar hingga imiversitas tak jarang berkunjung untuk
melakukan studi banding. Salah satunya adalah sebanyak 273 siswa kelas X dari
SMAN 2 Ngawi pernah melakukan kegiatan pesantren kilat selama lima hari
tepatnya pada tanggal 28 Agustus hingga 1 September 2010.13
Berbagai perubahan sistem pendidikan yang acap kali begitu berpengaruh
dalam proses penyelenggaraan layanan pendidikan tidak membuat pondok
pesantren terbebani, justru dengan standar operasional yang begitu disiplin,
progresif dan selalu terbuka terhadap perubahan jaman, PPMI Asslaam mampu
mempertahankan eksistensinya hingga saat ini dan tidak pernah kehilangan
peminat dalam penyelenggaraan pendidikan.14
2. Implementasi Pembinaan Santri
Keseluruhan pembentukan sikap dan perilaku santri PPMI Assalaam
didasarkan pada nilai KeASSALAAMAN yang merupakan sumber nilai atau dasar
12
Harian SoloPos, Kamis 21 Juni 2009, Koleksi Humas PPMI Assalaam
13
Ibid, Rabu 30 Agustus 2010
14
Wawancara dengan Ustad Kadarusman tanggal 2 Mei 2016 di Kantor
Biro Asslaam
102
yang menjiwai semua sistem nilai yang ada di PPMI Assalaam. Salah satu nilai
dalam Keassalaaman yang sangat digunakan untuk mempersiapakan santri untuk
terjun kemasyarakat adalah kepemimpinan dan kedisiplinan santri serta adab
mu’alim dan muta’alim.15
Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan santri merupakan sebuah
bentuk pembinaan, namun istilah pembinaan santri sering digunakan untuk
menyebut kegiatan diluar jam mata pelajaran yang diampu oleh unit pendidikan
formal. Seluruh kegiatan pembinaan di PPMI Assalaam ditangani oleh bagian
kesantrian.Tanggung jawab pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu pengembangan minat dan bakat, kedisiplinan dan keorganisasian,
serta pegabdian masyarakat. Hal ini semua didasarkan pada upaya untuk
memberikan santri berupa lima kemampuan dasar dan profil lulusan santri
Assalaam. Pembahasan secara terperinci bisa kita lihat sebagai berikut:
a. Pengembangan Minat dan Bakat
Bentuk pengembangan minat dan bakat santi PPMI Assalaam di lakukan
dengan penyelenggaraan kegiatan ekstra kulikuler. Ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di
sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari
berbagai bidang studi. Beda dengan KBM yang merupakan kegiatan wajib yang
15
Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, op.cit., hlm. 1.
103
harus diikuti oleh seluruh santri, kegiatan ekstrakulikuler bersifat pilihan
berdasarkan minat dari santri.
Kegiatan ekstrakurikuler di memiliki beberapa tujuan di antaranya:
1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya dan alam semesta.
2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar
dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab
menjalankan tugas.
4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan
dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-
persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif
terhadap permasalahan sosial keagamaan.
6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik
agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal.
Berdasar uraian di atas tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan: kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan mencegah
berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini. Selain itu kegiatan ekstrakurikuer
104
mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam upaya
pembinaan pribadi.
Kegiatan Ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh PPMI Assalaam
dikelompokkan menjadi 7 kategori yaitu: kelopok seni dan ketrampilan, kelompok
olah raga, kelompok karya ilmiah, organisasi kepemimpinan, klub computer,
kepanduan, jurnalistik dan klub Astronomi.
Salah satu ekstrakulikuler di PPMI Assalaam yang cukup memikiki peran
signifikan dalam perannya sebagai pembaharu dalam sistem pendidikan keilmuan
diranah pesantren adalah Club Astronomi Santri Assalaam (CASA). CASA
sendiri resmi didirikan pada tahun 2005 tepatnya tanggal 16 April bertepatan
dengan acara peringatan hari astronomi dunia. Semangat pendirian Club
Astronomi di pesantren ini,adalah pada tahun 2005 PPMI Assalam mendapatkan
bantuan dua teleskop dari pemerintah melalui departemen agama.
Karena latar belakang sebagai umat Islam yang ibadahnya sangat berkaitan
dengan peristiwa astronomi maka teleskop bantuan dari Departemen Agama
tersebut langsung bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengamatan-pengamatan
benda langit terutarna Hilal (bulan). Adapun pencetus ide pendirian Club
Astronomi ini adalah dua orang yaitu Ustad Budi Prasetyo dan Ustad AR Sugeng
Riyadi. Secara garis besar proses pendirian CASA diuangkapkan oleh Ustad AR
Sugeng Riyanto sebagai berikut:
Waktu itu Ustad Budi (Almarhum) yang berlatar belakang sebagai guru
aqidah menawarkan untuk melihat hilal dengan teleskop. Beliau juga
bilang ini ihtiar sebagai aplikasi pengamalan syariat. Maka ketika
beberapa percobaan pengamatan hilal berhasil dilakukan,
selanjutnyasekalian saja kita bentuk clubastronomi, agar para santri tidak
105
hanya mampu memahami secara teori, namun juga mampu
mempraktikannya didalam kehidupan seharai-hari.16
Setelah berdirinya CASA, maka banyak santri yang berbondong-bondong
bergabung, kemudian dari banyaknya anggota inilah, CASA lebih banyak
melakukan aktivitas diantaranya observasi dan pendokumentasian hilal yang
dilakukan setiap pergantian bulan hijriah, observasi gerhana dan benda langit
lainnya, mempelajari, mempraktikkan dan memperingati hari arah kiblat, serta
peringatan Astronomi Day yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya bertepatan
dengan peringatan hari astronomi.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh CASA, maka panitia baik dari
kalangan santri dan pengajar selalu berusaha mengemas acara dengan tujuan
mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenal dunia astronomi. Oleh karena itu,
dalam setiap rangakaian acara peringatan Astronomi Day biasa digelar acara expo
yang mendatangkan pakar astronomi untuk kegiatan seminar dan juga beberapa
pameran alat-alat dalam dunia astronomi hasil karya santri Assalaam.17
Untuk hal ini, Ustad AR. Sugeng Riyanto mengatakan:
"Menyadarkan masyarakat santri tidaklah mudah, maka haras dimulai dari
skup yang lebih kecil dahulu. Dengan mengadakan seminar, expo dan kita
undang anak-anak dari usia dini maka harapannya kedepan mereka akan
lebih mengenal dan mencintaidunia astronomi. Sehingga akan lebih mudah
dalam mensinergikan maksud syariat dan kemajuan teknologi"
16
Wawancara dengan AR Sugeng Riyanto tanggal 27 Januari 2016
17
Harian op.cit, Senin 4 Mei 2009
106
Gambar. 2
Kegiatan Astronomy Day 2010
Sumber: Dokumen foto CASA
Gambar. 3
Teleskop pipa hasil karya santri CASA dalam Expo Astronomi tahun 2007
Sumber: Dokumen foto CASA
b. Pembinaan Akhlak, Kedisiplinan dan Kepemimpinan
1) Pembinaan Akhlak dan Kedisplinan
Elemen pembinaan yang tidak kalah penting dari proses pembelajaran
kognitif adalah tentang akhlak atau dilingkungan PPMI Assalaam disebut dengan
107
adab mu’alim dan muta’alim. Adab ini sering diartikan dengan pengelolaan
perilaku yang diatur oleh Islam. Perilaku tersebut meliputi adab dan bagaimana
cara bersikap terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, para sahabat RA,
dengan Ulama, Ustad, Orang tua, teman maupun dengan dirisendiri. Adab inilah
yang nantinya akan berdampak pada pembawaan seorang santri di masyarakat,
sehingga keberhasilan pendidikan moral di esantren dapat dilihat daribagaimana
adab dan perilaku santri. Di PPMI Assalaam, pola tingkah laku atau akhlakul
karimah ini sering disebut engan istilah suluk.
Penyampaian pelajaran diatas bisa disampaikan melalui bentuk halaqah.
Kegiatan ini biasa mengambil tempat dikamar santri dengan pemisahan antara
santri putra dan putri. Kamar santri di PPMI Assalaam yang dijadikan pusat
kegiatan halaqah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Kamasartra/tri,kapatra/tri
dan kagatra/tri. Kamasarta/tri adalah kamarbesar putra /putrid yang berisi 20 santri
dengan fasilitas alamari, kasur dan kamar mandi diluar.18
Kapatra/tri adalah
singkatan dari kamar empat putra/putrid dengan fasilitas yang sama, namun
kamarmandi berada didalam. Kagatra/tri adalah singkatan dari kamar tiga
putra/putri dengan fasilitas yang sama dengan patra.19
Dalam setiap kamar tersebut, kegiatan halaqah yang dipandu dan
difasilitasi oleh seorang pengasuh. Adapun kegiatan halaqah ini dimaksudkan
18
Kamar jenis besar ini diperuntukkan bagi santri baru pada tahun
pertama. Setiap kamar terdapat kakak kelas sebagai pembimbing kamar dan
wali asrama sebagai pengasuh rayon.
19
Jenis kamar ini dikhususkan bagi santri yang sudah masuk pada
tahun kedua. Santri yang berhak menempati kamar ini harus lulus seleksi yang
ditentukan oleh pondok. Biasanya memakai standar nilai akademis kemampuan
berbahasa, hafalan Quran, akhlak dan lain sebagainya.
108
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi santri, baik
yang berkaitan dengan kegiatan belajar, keluarga, kesehatan maupun hubungan
soaial santri selama di pesantren. Model halaqah seperti ini baru dimulai pada
tahun 2000 setelah jumlah santri bertambah banyak dan sudah dibangun rayon-
rayon tempat tidur santri. Sebelumnya, pada masa awal baik saat masih berlokasi
di Punggawan maupun masa awal di Pabelan halaqah santri masih dilakukan rutin
di ruang kelas.20
Sri Hartini selaku Kepala Kesantrian Putri menambahkan.
Bahwa dengan interaksi yang terbagun dengan baik antara pengasuh dalam
hal ini Ustad/Ustadzah yang bertugas disetiap kamar dapat diperoleh
berbagai informasi mengenai santri, sehingga dalam penanganan,
pengarahan dan hal-hal lain akan lebih mudah. Selain halaqah masih ada
kegiatan lain yang dapat dijadikan sarana komunikasi dan pembangunan
hubungan persaudaraan dan soaial diantaranya adalah kegiatan
kebersihankamar dan makan bersama. Kegiatan kebersihan kamar yang
dilakukan secara ratin dari menyeting tempat tidur dan tempat belajar serta
mendesign keindahan kamar tentu hal ini akan mengasah kemampuan
berinteraksi, kerjasama maupun kedisiplinan.
Selanjutnya pendidikan pondok yang juga menjadi sangat penting adalah
sholat wajib. Dalam kegiatan sholat berjamaah terdapat beberapa pendidikan
bergahra bagi santri, bahkan hal ini masuk da diatur dalam buku panduan
kedisiplinan santri yang dikenal dengan TIBSAR (tata tertib dasar santri).
Dalam proses pembinaan santri, tentu tidak selamanya berjalan mulus
beberapa faktor internal maupun eksternal sangat mempengaruhi perilaku santri
sehingga membuat mereka melanggar beberapa aturan dari tingkat ringan, sedang
hingga berat. Beberapa hal yang menyebabkan santri melakukan pelanggaran
kedisiplinan adalah: santri terpengaruh oleh pola budaya diluar pesantren.
Pengaruh luar pesantren ini biasanya disebabkan santri terlalu sering berhubungan
20
Wawancara dengan Sri Hartini tanggal 20 Januari 2016.
109
dengan komunitas diluar pesantren. Selain itu faktor pembawaan dari santri
sendiri yang dipaksa oleh orang tua untuk masuk dalam pendidikan pesantren
sehingga masih sulit meninggalkan kebiasaan kebiasaan buruk yang dibawa
sebelumnya. Adanya interaksi ini diakui dari pihak pesantren cukup sulit
mengontrol keluar masuk santri secara 100%. Disisi lain santri yang memiliki
masalah bawaan dari rumah sering mengelabuhi petugas pondok untuk dapat
keluar masuk dengan mudah.21
Belum pahamnya santri dalam pemahaman pelajaran akhlakul karimah
juga mengakibatkan pelanggaran dalam berperilaku. Sistem pembinaan santri
senior kepada santri yang lebih muda sering menjadikan mereka terjebak dalam
sistem senioritas. Beberapa contoh kasus yang terjadi seperti yang diungkapakan
Aswin Yabelanji ketika masih menempuh studi di PPMI Assalaam
mengungkapkan pelanggaran yang sering dilakukan oleh santri biasanya sering
membolos kelas mengaji atau halaqah biasanya mereka melanggar karena ingin
menonton hiburan diluar pesantren seperti pertandingan bola atau yang lainnya.
Pelanggaran kecil lainnya adalah ketahuan merokok, membuli teman dan lain
sebagainya. Adapun pelanggaran berat yang pernah ia alami adalah adanya
kesalah pahaman antara santri yang leih muda kepada santri yang lebih senior
hingga menimbulkan masalah antar angkatan.
Pernah waktu itu ada temen saya kelas X yang merasa kehilangan sandal,
padahal sandal itu baru beli dan harganya mahal. Pas lagi bingung tiba-tiba
ada santri kelas XI dating mengembalikan sandal. Temen saya langsung
marah dan malah jadi rebut antara kelas X dan XI. Akhirnya semua yang
terlibat disidang dan dapet teguran keras. Selain itu juga pernah ada kasus
21
Wawancara dengan Sukhamdi tanggal 5 Februari 2016
110
pemalakan. Itu ada anak TKs yang jadi sasaran. Setelah ada yang lapor
langsung saja itu dapat sanksi keras, untung tidak dikeluarkan.22
Menghadapi pelaggaran santri seperti ini, pesantren memilih mnggunakan
pendekatan psikologi dengan mempertimbangkan latar belakang santri hingga
keluarganya. Penanganan terhadap pelanggaran yang baru dilakukan sekali tentu
berbeda dengan yang sudah berulang kali dan pelannggaran yang bersifat sangat
berat. Media yang selama ini digunakan untuk memecahkan masalah adalah
bimbingan konseling khusus dan irsyad yang terdiri dari unsure pengasuh sekolah
atau petugas bimbingan konseling dan pengasuh kepondokan yang
tugasnyamemberikan rekomendasi hasil pemutusan kasus kepada Mundir.
Adapun sanksi yang secara resmi ditetapkan pondok meliputi:
a) Tingkatan ringan: berusaha menghafal, merangkum, membangunkan santri
waktu subuh, menyapu, mengepel, meminta nasihat dan tanda tangan
kepada santri senior, menulis ayat Al Quran dan Hadits.
b) Tingkatan sedang: membuat surat pernyataan, membuang sampah,
membersihkan kamar mandi dan WC, potong raambut, dilarang keluar
kompleks paling lama 3 bulan, melakukan rekonstruksi, meminta nasihat
dan tanda tangan kepada santri senior, menulis ayat Al Quran dan Hadits.
c) Tingkatan berat berupa mengembalikan dan atau mengganti kerusakan,
skorsing dan dikembalikan kepada orang tua.23
22
Wawancara dengan Aswin Yabelanji tanggal 4 Mei 2016
23
Kadarusman, Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Keassalaaman, (Surakarta:
Assalaam Press, 2006), hlm. 142.
111
2) Kepemimpinan Santri
Jiwa kepemimpinan sangat penting bagi santri,sebab santri di pesantren
memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin ummat dimasa yang akan datang.
Kepemimpinan umat merupakan sosok yang berakhlak mulia dan berkomitmen
mendarmabaktikan jiwa dan raga demi kemaslahatan umat baik dalam bidang
ekonomi, politik maupun lingkup keluarga. Dalam kepemimpinan ummat,
akhlakul karimah, kejujuran, kesabaran kepedulian sosial, keilmuan, dan
keterlibatan aktif dalam masyarakat menjadi nilai-nilai yang dominan.
Kepemimpinan itu membutuhkan keterampilan memimpin yang tidak bias
diperoleh dengan hanya membaca buku. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan
yang diselenggarakan selalu mengandung tanggungjawab atas amanahnya. 24
Pembelajaran kepemimpinan di PPMI Assalaam telah melekat dalam
kegiatan-kegiatan santri yang bersifat berjenjang. Kegiatan-kegiatan santri yang
terdapat unsure pembelajaran kepemimpinan diantaranya adalah: organisasi kelas,
kamar dan asrama; organisasi klub dan kelompok kajian Organisasi kegiatan
muhadharah; organisasi kepanduan, organisasi konsulat, organisasi kegiatan
kepanitiaan. Kesemua organisasi santri tersebut dibawahi oleh organisasi santri
utama yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
(OPPPMIA).
24
Ibid. hal 87
112
OPPPMIA merupakan organisasi pelajar yag ditetapkan oleh Mundir
Pondok. Organisasi ini dibentuk pada tahun 198325
oleh pondok disamping
sebagai wahana kepelatihan santri dalam bidang kepemimpinan, juga berfungsi
utuk mengemban fungsi pembibingan dan pembinaan edukasi santri. Adapun
tujuan pembentukan OPPPMIA ini adalah: (1) membantu Pimpinan PPMI
Assalam (2) membantu enegakkan disiplin santi di lingkup PPMI Assalaam,
membantu proses pendidikan dan pengajaran di PPMI Assalam seperti
halaqah,setoran hafalan, membaca Al Quran dan lain sebagainya. Dan selanjutnya
adalah untuk melatih berorganisasi , mencari pengalaman dan disiplin diri.26
Kepengurusan OPPPMIA berkaitan dengan seluruh santri yang secara
otomatis menjadi anggota OPPPMIA sebagai organisasi induk. Pengurus
OPPPMIA didomonasi oleh santri kalas V dan sebagian kecil santri kelas VI.
Pengurus OPPPMIA adalah santri yang diangkat oleh pimpinan Pondok untuk
membantu pengasuh dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam menjalankan
tugasnya, pengurus OPPPMIA bertanggungjawab terhadap kesantrian dan
melakukan pembinaan terhadap anggotanya. Apabila anggota melakukan
pelanggaran, pengurus mempunyai wewenang utuk member sanksi kategori
ringan dengan sepengetahuan pengasuh atau pembimbing keantrian. Sanksi
kategori sedang dan berat diberikan oleh pimpinan Pondok atau petugas yang
ditunjuk.
25
Dibentuk pada angkatan kedua setelah angkatan pertama santri PPMI
Punggawan naik kelas II.
26
Sri Hartini, log.cit
113
c. Pengabdian Masyarakat
Sebagai sebuah lembaga yang tidak terisahkan dari masyarakat, PPMI
Assalaam tentu memiliki program pengabdian masyarakat sebagai salah satu
realisasi dari strategi pesantren al-Bi’tsah ad-Da’wiyah (dakwah terhadap
masyarakat) dan meningkatkan kemampuan sumber daya insan dalam
masyarakat.27
Oleh karena itu, berbagai bentuk kegiatan pegabdian masyarakat
dilakukan antara lain:
1) Peduli Masjid/Hikmah Tarbawiyah
Kegiatan ini rutin dilakukan oleh santri PPMI Assalaam yang sudah duduk
dibangdu sekolah atas baik dari SMA, MA maupun SMK pada hari sabtu,ahad
senin. Kegiatan ini dilakukan sore hari dengan membantu penyelenggaraan
pendidikan Al Quran di masjid –masjid sekitar PPMI Assalaa. Santri yang
mendapatkan amanah ini adalah santri yang memiliki kemampuan yang lebih
antara lain: amanah kemampuan membaca AlQuran dan kemampuan
bersosialisasi. Jumlah santri yang terlibat aktif dalam kegiatan ini sejumlah 30
orang.
27
Wawancara dengan Qomaruddin tanggal 26 Januari 2016
114
Gambar. 6
Aktivitas mengajar TPA santriwati Assalaam tahun 1995
Sumber: Dokumen Kesantrian Putra
Selain mengadakan kegiatan pendampingan mengaji, untuk santri putra
biasa menjadi imam dan khatib jama’ah shalat Jumat dan Tarawih Ramadhan
dimasjid-masjid binaan PPMI Assalaam. Namun khusus untuk Masjid
Ibadurrahman dilakukan setiap hari sebagai imam shalat.
Tabel. 15
Daftar Masjid Binaan Santri PPMI Asslaam
No Nama Masjid Alamat
1 Al Kautsar Pabelan
2 Abu Bakar Gonilan
3 Al Manar Gonilan
4 Mutaqien Pajang
5 Ibadurrahman Pabelan
Sumber: Wawancara dengan Sri Hartini dan observasi Januari 2016.
115
2) TPA dan Pesantren Ramdhan
Kegiatan ini dilkasanakan khusus pada bulan Ramadan sebelum jadwal
perpulangan santri. Selama lebih dari 2 minggu anak-anak usia SD disekitar PPMI
Assalaam mendapatkan pendidikan membaca Al Quran, dan materi keIslaman
lainnya sesuai dengan kebutuhan. Khusus untuk bulan ramadhan masjid PPMI
Assalaam yang terbuka untuk umum juga menyediakan buka puasa gratis untuk
masyarakat disekitar Assalaam baik untuk para tukang becak, penjual Koran atau
Mahasiswa.
3) Bakti Sosial
Dalam setiap tahunnya, santri PPMI Assalaam selalu mengadakan
kegiatan sosial. Kegiatan sosial tersebut berupa home stay, dimana santri slama 3
hari akan ditempatkan di kawasan terpencil dan hidup membaur bersama
masyarakat. Disana santri mengadakan kegiatan-kegiatan seperti pengajian akbar
dan pasar murah. Adapun hasil dari penjualan pasar urah tersebut disumbangkan
kepada pengurus masjid setempat untuk digunakan sebagai kegiatan dakwah.
Proses interaksi santri dengan masyarakat dinilai adalah suatu bentuk
implikasi dari teori-teori keilmuan yang selama ini didapat dikegiatan belajar
mengajar. Alhasil eksistensi seluruh elemen pesantren baik dari tenaga pengajar,
santri dan alumni telah mampu berbicara diranah pendidikan modern baik di
tingkat regional maupun nasional.
116
Dari sisi masyarakat, keberadaan PPMI Asslaam semakin bisa dirasa
manfaatnya terhadap pemahaman akan pentingnya keseimbangan antara
kehidupan duniawi dan spiritualitas. Tingkah laku, tutur kata dan gaya hidup yang
tidak berlebihan namun tetap menunjukkan kualitas sebagai seorang intelektual,
membuat santri-santri yang sering bersinggungan dengan masyarakat dianggap
mampu menjadi contoh ideal bagi anak-anak yang saat ini mulai mengalami krisis
keteladanan.28
C. Eksistensi Alumni PPMI Assalaam di Masyarakat
Sejak didirikan tahun 1985, PPMI Assalam telah mencetak lebih dari
13.000 alumni. Alumni-alumni PPMI Assalaam ini merupakan potret dari hasil
sistem pendidikan yang dikembangkan. Sesuai dengan konsep modern yang
menjadi dasar pendidikan Assalaam yang menitik beratkan pada adaptasi terhadap
kemajuan teknologi di era global dengan berwawasan Islam yang kuat, maka
hingga sekarang alumni Assalaam telah menyebar di berbagai sektor kehidupan
sosial.
Berkat nilai-nilai kebersamaan, keterikatan dan nilai-nilai silaturahim yang
telah tertanam selama berproses di PPMI Assalaam, maka mereka membentuk
sebuah organisasi ikatan Alumni. Organisasi tersebut bernama Ikatan Alumni
Ma’had Assalaam (IKMAS) yang telah berdiri sejak tahun 1988. Adapaun
IKMAS memiliki tujan: (1) memperkuat Ukhuwah Islamiyah dikalagan alumni
PPMI Assalaam, (2) turut berperan aktif atas kelangsungan dan kemajuan PPMI
28
Wawancara dengan Muslich Sutopo tanggal 2 Februarai 2016
117
Assalam dan (3) berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang diridhoi
Allah SWT.
Menurut data persebaran alumni yang dimiliki IKMAS, setidaknya alumni
PPMI Assalaam dapat dikategorikan kedalam empat sektor jaringan, yaitu
Jaringan Dakwah, Sosial, dan Pendidik; Jaringan Pekerja Profesional dan
Lembaga Strategis; Jaringan Wirausaha dan Jaringan Mahasiswa.29
Tabel. 16
Presentase Persebaran Alumni PPMI Assalaam tahun 1985 - 2015
Sumber: Kumpulan Data dan Potensi Alumni PPMI Assalaam. Dokumen
Pengrurus Pusat IKMAS
1. Jaringan Mahasiswa
Perlu diketahui bahwa sejak berdiri, sesuai dengan orientasi konsep
modernisasi kurikulum PPMI Assalaam yang berorientasi pada output yang
29
Wawancara dengan Rochmad Suphianto tanggal 7 Mei 2016
Dakwah, Sosial dan Pendidik
17%
Pekerja Profesional
28%
Wirausaha 16%
Mahasiswa 39%
118
professional dan mampu bersaing di era global, maka hampir seluruh lulusan
PPMI Assalaam melakukan studi lanjut ke perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta dengan bermacam-macam jurusan.
Dari data alumni yang diperoleh maka dapat di ambil presentase sebanyak
2% mengambil studi lanjut di luar negeri seperti Universitas Al Azhar, Tokyo
University,University MARA Technology Malaysia, University of Shouthamton
Inggris, Uninversity Of Australia, Jerman, Belanda dan lain sebagainya. Adapun
25% studi lanjut di Universitas Negeri seperti UIN Suka, IAIN Surakarta,
UNDIP,UNIBRAW, UNS, UGM, ITB, UI, UNAIR, IPB dan lain sebagainya.
Adapun sisanya menempuh studi lanjut di Universitas Swasta seperti UMS,
LIPIA, Gunadarma, AMIKOM, UNISULA dan lain sebagainya.30
Dari jarigan mahasiswa inilah, santri PPMI Assalaam mulai mengenal
banyaknya pilihan studi lanjut. Hal ini dikarenakan jaringan alumni mahasiswa
setiap tahun rutin mengadakan expo di PPMI Assalaam dalam rangka memberi
informasi terkait pendidikan tinggi dari masing-masing Universitas.
2. Jaringan Dakwah, Sosial dan Pendidikan
Jaringan dakwah, sosial dan pendidik adalah mereka alumni PPMI
Assalaam yang bergerak sebagai pendakwah/kyai, guru, kepala sekolah, dosen
pengrus yayasan sosial. Dari jarigan ini pula dapat dilihat bahwa banyak alumni
PPMI Assalaam yang mengabdi kembali ke almamaternya sebagai guru, kepala
sekolah hingga wakil Mundir PPMI Assalaam. Beberapa diantaranya adalah Dr.
Kadarusman, M.Ag. Sebagai alumni PPMI Assalaam ia mampu menyelesaikan
30
Pengurus IKMAS, Fantasyiru, (Surakarta: IKMAS, 2015), hlm. 17-24.
119
pendidikan doktornya di bidang studi Islam UIN Sunan Kalijaga dan mengabdi di
PPMI Assalaam sebagai Ketua Majelis Pendidikan dan Kesantrian YMPIS. Dr
Kadarusman juga memiliki peran besar dalam usaha perumusan baku nilai-nilai
Keassalaaman yang digunakan sebagai sumber berkehidupan di lingkungan PPMI
Assalaam.
Selain Kadarusman adapula AR. Sugeng Riyadi, S.Pd. Kiprahnya sebagai
Kepala Laboratorium dan Astronomi PPMI Assalam telah menginisiasi pendirian
klub astronomi bagi santri PPMI Assalaam. Perkembangan CASA ternyata
dampak positif bagi perkembangan kegiatan astronomi di wilayah Solo Raya,
sehingga saat ini PPMI Assalaam telah dikenal sebagi pesantren pertama di
Indonesia yang memiliki wahana observatorium dan menjadi rujukan bagi seluruh
jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi baik dari sekolah-sekolah
berlatar belakang Islam maupun Non Islam. Berkat sepak terjangnya itu pula, AR
Sugeng Riyadi ditunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Maestro astronomi dan
Ilmu Falak Indonesia sekaligus sebagai anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI.31
3. Jaringan Pekerja Profesional
Adapun Jaringan Pekerja Profesional adalah jaringan alumni Assalaam
yang tersebar sebagai PNS, Pejabat Pemerintahan, Polisi, TNI , Ahli IT, Herbalis,
Dokter hinga wartawan. Adapun salah satu Alumni PPMI Assalaam yang mampu
menempati posisi professional yang cukup tinggi adalah H. Lulu Muhammad
Iqbal. Pria asal Lombok NTB ini telah menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana
di jurusan HI UMY dan Sejarah UGM, program Magister di HI Universitas
31
Ibid., hlm 29
120
Indonesia, dan menyelesaikan program doctor di program International Relations
University of Bucharest, Rumania. Kini ia duduk sebagai Pejabat Eselon 2 dengan
menjabat Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, Kementrian
Luar Negeri Republik Indonesia.
Contoh alumni berikutnya adalah Mayor Laut (P) Nurulloh Zemy
Prasetyo. Sebagai TNI AL Mayor Nurulloh telah mencapai pangkat Perwira
Menengah Bidang Operasional TNI AL. Jabatan yang ia peroleh sekarang
semuanya berkat latar belakang gelarnya sebagai peraih Master of Science in
Applied Physics, Weapon Engineering, Combat System Science dan Teknology,
Physics Departement, Naval Pastgraduate School Montery California Amerika
Serikat.32
4. Jaringan Wirausaha
Dalam perkembangan era global dan measuki Masyarakat Ekonomi Asean
yang notabene negara membutuhkan banyak pelaku usaha tanah air guna
memperkuat pondasi ekonomi negara dipasar global, maka dari rahim PPMI
Assalaam tercatat sebanyak 165 wirausahawan setingkat owner atau owner
bersama dalam berbagai sektor, dari sector perdagangan, ekspor impor maupun,
IT dan usaha kreatif lainnya. Jika diasumsikan bahwa seorang owner memiliki
karyawan 100 orang, maka sudah ada lebih ari 16.000 orang terserap sebagai
tenaga kerja produktif33
.
32 Ibid., hlm 29 33
Rocmad Suphianto, log.cit.
121
Salah satu contoh alumni yang memiliki kesuksesan dibidang wirausaha
adalah H.M Syarif Hidayatullah. Alumnus PPMI Assalam tahun 1990 itu kini
menjadi Owner C.V Fadjar Abadi Sedjahtera yang bergerak disektor Distributor
rangka baja ringan da interior. Ia juga menjabat sebagai konsultan bisnis PT.
Ritelteam Sukses Indonesia, bergerak dibidang konsultan bisnis minimarket dan
supermarket di Indonesia.
Perkembangan jaringan yang dilakukan oleh anggota IKMAS begitu
mendorong kemajuan bagi pesantren. Seperti yang disampaikan oleh Ustad
Qomaruddin:
“Sebelum jaman seperti sekarang, akses informasi terhadap berbagai
sektor seperti basiswa di Universitas Unggulan, perusahaan-perusahaan
ternama jelas sangat sulit didapatkan. Untuk itu peran jaringan alumnilah
satu-satunya yang dapat diharapkan. Dan sekarang hampir setiap tahun
lulusan Assalam ada yang studi lanjut keluar negeri. Bahkan sekarang
melihat alumni yang semakin beragam,maka semakin banyak pilihan pula
bagi santri untuk memilih jalan hidup mana yang akan mereka tempuh.”34
Selain Ustad Qomar,Ustad Muhammad Arifin juga menyampaikan:
“Dengankemampuan bahasa dan skill program studi jurusan SMK
Assalaam yang sudah standard internasional banyak selaki tawaran
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja mereka. Namun hampir
seluruh lulusan SMK Assalaam memutuskan untuk studi lanjut
keperguruan tinggi. Dan melalui networking yang ada inilah banyak
lulusan yang studi lanjut keluar negeri seperti Malaysia, Jerman dan
Perancis. Sedangkan di Indonesia disetiap Universitas ternama sudah ada
alumni kita”35
34
Qomarudin log.cit.
35
Muhammad Arifin log.cit.
122
Melihat beragamnya output yang dihasilkan maka gagasan modernisasi
pendidikan Islam yang dikonsep para pendiri PPMI Assalaam dan diterjemahkan
dalam kerangaka sistem pendidikan dan pembinaan santri dapat dikatakan sukses.
Kesuksesan tersebut dapat diukur dari parameter berubahnya paradigma
masyarakat mengenai pendidikan Islam terutama pesantren selama ini yang hanya
menghasilkan Ulama yang ahli pada ilmu agama saja. Perubahan paradigma itu
juga dapa dilihat dari semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya pada sekolah-sekolah berbsis Islam, dimana mereka tidak merasa
khawatir lagi tentang kualitas mutu dan opsi pilihan studi lanjut pada bidang
profesinal.
Dilihat dari sudut pandang penyelenggaraan pendidikan, perubahan
tersebut juga dibarengi dengan tumbuhnya model pendidikan Islam modern yang
memadukan antara sistem pendidikan kalsikal dan pendidikan pesantren. Mulai
tahun 2006, banyak Madrasah Aliyah negeri maupun swasta tidak lagi hanya
membuka kelas regular, namun juga mulai membuka layanan boarding krena
sistem ini telah terbukti mampu mendongkrak prestasi belajar dan pemahaman
siswa.36
36
Wawancara dengan MT Arifin tanggal 3 Mei 2016