57
 BAB IV MIKROGRAFI 4.1 PENDAHULUAN Semua material logam maupun paduannya mempunyai stuktur mikro yang  berbeda-beda. Antara logam yang satu dengan yang lain mempunyai kekuatan yang tidak sama. Hal ini dikarenakan berbedanya struktur mikro tersebut. Stuktur mikro merupakan kumpulan atom-atom yang mempunyai geometri tertenti dan berulang. Struktur mikro ini yang menentukan sifat dan karakteristik dari suatu material. Karena ukurannya yang sangat kecil, kita tidak tidak bias melihat strukturmikro tanpa bantuan mikroskop. Material yang akan di bentuk pada proses produksi misalnya bubut,frais, dan sebagainya harus diketahui dahulu struktur mikronya. Dengan mengetahui struktur mikronya kita akan mengatahui sifat , karakteristik dan kekuatan suatu material. Dengan begitu tidak akan terjadi kesalahan pemilihan pahat. Uji mikrografi merupakan pengujian yang dilakukan terhadap material untuk memperoleh gambar struktur mikronya.dengan uji mikrografi kita dapat memperoleh gambar butiran dan mengetahui batas-batas butiran serta bentuk  butiran. 4.1.1 LATAR BELAKANG Mikrografi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memperoleh gambar yang menunjukan struktur mikro sebuah logam atau  paduan. Melalui proses ini kita dapat mengetahui struktur dari suatu logam atau paduan dengan memperjelas batas-batas butir logam sehingga dapat langsung dilihat dengan menggunakan mikroskop dan diambil gambarnya. Ada 2 macam cara untuk memeriksaan struktur kristal, dan yang biasa dilakukan yaitu pemeriksaan makro dan pemeriksaan mikro. [1] Selain itu, mikrografi menjadi sangat penting karena untuk memproses suatu bahan kita harus mengetahui sifat dari bahan tersebut. Dengan mengetahui struktur bahan yang dapat diketahui dengan mikrografi

Bab IV Mikrografi Test 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gshshshshj

Citation preview

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    1/57

    BAB IV

    MIKROGRAFI

    4.1 PENDAHULUAN

    Semua material logam maupun paduannya mempunyai stuktur mikro yang

    berbeda-beda. Antara logam yang satu dengan yang lain mempunyai kekuatan yang

    tidak sama. Hal ini dikarenakan berbedanya struktur mikro tersebut. Stuktur mikro

    merupakan kumpulan atom-atom yang mempunyai geometri tertenti dan berulang.

    Struktur mikro ini yang menentukan sifat dan karakteristik dari suatu material.

    Karena ukurannya yang sangat kecil, kita tidak tidak bias melihat strukturmikro

    tanpa bantuan mikroskop.

    Material yang akan di bentuk pada proses produksi misalnya bubut,frais,

    dan sebagainya harus diketahui dahulu struktur mikronya. Dengan mengetahui

    struktur mikronya kita akan mengatahui sifat , karakteristik dan kekuatan suatu

    material. Dengan begitu tidak akan terjadi kesalahan pemilihan pahat.

    Uji mikrografi merupakan pengujian yang dilakukan terhadap material

    untuk memperoleh gambar struktur mikronya.dengan uji mikrografi kita dapat

    memperoleh gambar butiran dan mengetahui batas-batas butiran serta bentuk

    butiran.

    4.1.1 LATAR BELAKANG

    Mikrografi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk

    memperoleh gambar yang menunjukan struktur mikro sebuah logam atau

    paduan. Melalui proses ini kita dapat mengetahui struktur dari suatu logam

    atau paduan dengan memperjelas batas-batas butir logam sehingga dapat

    langsung dilihat dengan menggunakan mikroskop dan diambil gambarnya.

    Ada 2 macam cara untuk memeriksaan struktur kristal, dan yang biasa

    dilakukan yaitu pemeriksaan makro dan pemeriksaan mikro. [1]

    Selain itu, mikrografi menjadi sangat penting karena untuk

    memproses suatu bahan kita harus mengetahui sifat dari bahan tersebut.

    Dengan mengetahui struktur bahan yang dapat diketahui dengan mikrografi

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    2/57

    kita dapat mengetahui sifat dari suatu bahan sehingga kita dapat mengolah

    suatu bahan menjadi yang kita inginkan. Dengan demikian kita juga dapat

    mengetahui karakteristik dari suatu material. [1]

    4.1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

    Adapun tujuan dari praktikum mikrografi yatu:

    1. Mengetahui struktur mikro suatu material baik logam maupun paduannya

    dengan menggunakan bantuan mikroskop.

    2. Dapat melakukan perbandingkan struktur mikro logam dengan perlakuan

    heat treatment dengan struktur mikro logam non perlakuan heat treatment.

    [2]

    4.1.3 MANFAAT

    Adapun manfaat dari praktikum mikrografi yaitu:

    1. Dapat mengetahui struktur mikro suatu material baik logam maupun

    paduannya dengan menggunakan bantuan mikroskop.

    2.

    Dapat melakukan perbandingkan struktur mikro logam dengan perlakuan

    heat treatmentdengan struktur mikro logam non perlakuan heat treatment.

    [2]

    4.2 DASAR TEORI

    Mikrografi berasal dari dua kata, yaitu mikro yang berarti sangat kecil

    dan kata grafi yang berarti gambar. Mikrografiadalah gambar yang menunjukan

    struktur mikro pada hal ini struktur logam dan paduannya. Ada dua macam

    pengujian struktur kristal yang biasa dilakukan yaitu pengujian makro dan

    mikro.[2]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    3/57

    Gambar 4.1 perbandingan ukuran dan teknik pengukuran. [3]

    a. Struktur Kristal

    1.Struktur Kristal Pemusatan Ruang (BCC/Body Centeed Cristal)

    Atom terletak disetiap sudut dan ditengah-tengah kubik. Logam yang

    mempunyai struktur ini antara lain: kromium, besi, tungsten. Struktur yang

    terbentuk dari perpenjangan salah satu dimensi dari BCC disebut BCT (body

    Centered Tetragonal). Struktur ini terbentuk dari baja martensit. Sifatnya

    yaitu keras. [4]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    4/57

    Gambar 4.2 Struktur kubik pemusatan ruang logam.

    Bagian (a) Model bola keras

    (b) gambaran skematik dan terlihat letak atom pada titik pusat [4]

    2.

    Struktur Kristal Pemusatan Sisi (FCC/Flank Centerd Crystal)

    Atom terletak disetiap sudut dan ditengah-tengah seluruh sisi kubik.

    Logam yang mempunyai struktur ini yaitu: alumunium, emas, perak, nikel.

    Mempunyai sifat yang lebih lunak. [4]

    Gambar 4.3 Struktur kubik pemusatan sisi pada logam.

    Bagian (a) model bola

    (b) keras pandangan skematis yang memperlihatkan letak pusat atom [4]

    3. StrukturHexagonal Close Packed(HCP)

    Enam atom yang membentuk segi enam diatas dan di bawah struktur

    mengelilingi satu atom ditengah, tiga atom lainnya terletak ditengah-tengah

    struktur. Logam yang mempunyai struktur ini antaralain magnesium, seng

    dan titanium. Mempunyai sifat yang kuat karena letak atomnya yang

    berdekatan.[4]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    5/57

    Gambar 4.4 Struktur kristal Hexagonal Closed Packed [4]

    Tabel 4.1 Struktur-struktur Kristal [4]

    b.Cacat

    Dalam setiap butir, atom tersusun secara teratur sesuai struktur kristal

    dasar tetapi terdapat pula berbagai jenis ketidaksempurnaan, yang secara umum

    disebut sebagai cacat kristal. Apabila cacat terjadi pada suatu material maka

    akan mempengaruhi sifat elastisitas dan plastisitas material tersebut. Pada bagian

    yang cacat elastisitas material cenderung lebih besar dibanding plastisitas

    material tersebut. Cacat tidak diperlukan pada suatu material bila material

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    6/57

    tersebut sudah mempunyai tingkat elastisitas dan plastisitas yang diinginkan,

    sedangkan cacat sendiri dilakukan pada suatu material untuk mendapatkan

    bentuk dan sifat material yang diinginkan. [5]

    Cacat tersebut mempunyai bentuk antara lain :

    1. Cacat titik (Point Defect)

    Cacat titik sering terjadi karena cor-coran yang jelek, pengerjaan

    dingin, adanya udara yang terjebak, dan oksidasi. Seperti lokasi atomik yang

    kosong (vacancies) dan atom interstisi (self interstitials), dan atom

    ketidakmurnian (impurities atom). Kekosongan dapat terjadi dengan

    memindahkan atom dari lokasi kisinya ke lokasi atomik terdekat yang dapat

    menampungnya dengan mudah. I nterestisial lebih sering dijumpai dalam

    struktur ionik dibandingkan dalam struktur metalik, karena keberadaan

    lubang atau interstisi dalam jumlah besar. Terdapatnya atom

    ketidakmurnian dalam posisi kisi atau dalam posisi sisipan mengakibatkan

    gangguan lokal dalam keteraturan kisi, sama halnya seperti untuk kekosongan

    dan untuk sisipan.[5]

    Gambar 4.5 Struktur atom yang mempresentasikan keberadaan vacancy

    dan self-interstitial. [5]

    a b c

    Gambar 4.6 Cacat titik a) kekosongan b) interstisi c) ketidakmurnian [5]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    7/57

    2.

    Cacat garis (Linear Defect) orBurgers

    Vektor Burgers adalah parameter dislokasi yang penting. Pada

    situasi deformasi manapun, vektor Burgers didefinisikan dengan Dislokasi

    Sisi dan Dislokasi Ulir membentuk rangkaian Burgers ada kristal

    terdeformasi. Vektor ini dapat dinyatakan dengan koordinat arah pada sumbu

    utama kristal. [5]

    Dislokasi adalah cacat garis dengan rentang yang besar dalam

    kristal dan arena mempunyai energi regangan per satuan panjang (Jm-1), maka

    dislokasi mempunyai energi regangan total. Variasi orientasi garis terhadap

    vector Burgers menjadikan struktur dislokasi yang berbeda. Apabila garis

    dislokasi tegak lurus pada arah slip, dislokasi itu dislokasi sisi (edge

    dislocation). Sedangkan bila garis dislokasi sejajar dengan arah slip garis,

    dislokasi disebut dislokasi ulir (screw dislocation). Dari Gambar 3.22a

    terlihat bahwa jarang sekali garis dislokasi bersifat sisi atau ulir murni, tetapi

    untuk kemudahan setiap dislokasi dianggap ideal dan dapat diuraikan menjadi

    komponen sisi dan ulir. [5]

    Gambar 4.7 Skema (atas) dislokasi sisi dan (bawah) dislokasi ulir [5]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    8/57

    Gambar 4.8 Gambaran batas punter yang terdiri dari jaringan silang dislokasi

    ulir [5]

    a b

    Gambar 4.9 (a) Skema yang mempresentasikan edge dislocation, screw

    dislocation (b) Pandangan atas [5]

    3. Cacat planar (inter facid defect)

    Dislokasi Batas butir

    Penerapan paling sederhana dari model dilokasi pada batas sudut

    kecil dan batas butir sudut besar dilakukan dengan asumsi bahwa terdapatdaerah dengan kesesuain atom yang baik yang dikelilingi oleh daerah

    inkoheren. Dislokasi ini disebut dislokasi batas butir (grain boundary

    dislocation) sekunder intrinsik dan perlu ada untuk mempertahankan salah

    orientasi batas tersebut. [5]

    Batas butir terjadi karena faktor dislokasi yang mungkin menembus

    masuk dari butir berdekatan dan ledge atau undakan (anak tangga)

    antarmuka yang menimbulkan lengkungan seperti perpindahan batas selama

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    9/57

    rekristalisasi, dan pertumbuhan butir, peluncuran butir selama creep, dan

    aliran superplastik. [5]

    Batas Kembaran

    Anil dari logam dan paduan fcc yang mengalami pengerjaan

    pendinginan, seperti tembaga, kuningan- dan baja tahan karat austenitik

    menyebabkan terbentuknya kembaran anil pada sebagian kristal konsituen.

    Perubahan orientasi kisi pada permukaan batas kembaran menghasilkan

    struktur dengan satu bagian kristal atau butir merupakan citra sermin dari

    bagian lainnya. Besar perpindahan atom sebanding dengan jarak dari batas

    kembaran. [5]

    4. Cacat Volume (volume defect)

    Cacat yang menempati volume dalai kristal berbentuk void,

    gelembung gas dan rongga. Cacat ini dapat terjadi akibat perlakuan panas,

    iradiasi, atau defor- masi dan sebagian besar energinya berasal dari energi

    permukaan (1-3 J/ m2). Atom gas inert dapat menarik kekosongan dan

    membebtuk molekul gas dalam void (apabila tekanan gas tidak berada dalai

    kesetimbangan dengan tegangan permukaan void ) atau membentuk

    gelembung gas bila tekan gas cukup besar. Void dan gelembung gas

    menimbulkan muai iradiasi dan penggetasan material. [5]

    Gambar 4.10 Void [6]

    c. Batas Butir

    Dalam setiap butir, semua sel satuan teratur dalam satu arah dan satu pola

    tertentu. Sedangkan butir itu sendiri adalah atom-atom yang mempunyai arah

    dan orientasi pertumbuhan yang sama. [5]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    10/57

    Meskipun bahan seperti tambang dalam kawat listrik terdiri dari suatu

    fase saja, benda tersebut terdiri dari banyak sekali kristal dengan orientasi yang

    berbeda. Kristal-kristal ini disebut butir. Bentuk butir dalam bahan padat

    biasanya diatur oleh adanya butir-butir lain disekitarnya. [5]

    Material mengandung berbagai cacat planar mulai dari batas butir sudut-

    sudut besar, yang merupakan antarmuka inkoheren dan mempunyai energi yang

    cukup tinggi (0,5 J/m2), hingga bidang atomik dalam kristal dengan atom salah

    susun. Batas butir memisahkan kristal yang mempunyai perbedaan sudut

    orientasi besar. Pada kasus ini batas butir mempunyai lima derajat kebebasan,

    tiga berasal dari kenyataan bahwa kristal berdekatan dapat diputar sesamanya

    pada tiga sumbu yang tegak lurus, serta dua lagi berasal dari derajat orientasi

    permukaan batas itu sendiri terhadap kristal. [5]

    Pada batas butir, antara dua butir yang berdekatan terdapat daerah

    transisi yang tidak searah dalam kedua butiran tadi. Batas butir dapat kita anggap

    berdimensi dua, bentuknya mungkin melengkung dan sesungguhnya memiliki

    ketebalan tertentu yaitu antara dua sampai tiga jarak atom. Ketidakseragaman

    orientasi antara butiran yang berdekatan menghasilkan tumpukan atom yang

    kurang efisien sepanjang batas. Oleh karena itu atom sepanjang batas butir

    memilki energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada dalam butir.

    Ketidakseragaman orientasi pada butir yang berdekatan mempengaruhi

    kecepatan gerak dislokasi. Jadi batas butir merubah regangan plastik dalam

    bahan. [5]

    Gambar 4.11 Batas Butir [5]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    11/57

    Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer membentuk

    kristal ketika bahan tersebut membeku. Dengan ini dimaksudkan bahwa atom-

    atom mengatur diri secara teratur dan berulang dalam pola 3 dimensi. Struktur

    semacam ini disebut kristal. [5]

    Gambar 4.12 Struktur Kristal NaCl [5]

    Pola teratur dalam jangkau panjang yang menyangkut puluhan jarak

    atom dihasilkan oleh koordinasi atom dalam bentuk bahan. Di samping itu, pola

    ini kadang-kadang menentukan pola bentuk luar dari kristal, contoh yang dapat

    dikemukakan adalah bentuk bintang enam bunga salju. Permukaan datar batu-

    batuan mulia, kristal kwarsa (SiO2) bahkan garam meja biasa (NaCl) merupakan

    penampilan luar dari pengaturan di dalam kristal itu sendiri. Dalam setiap contoh

    yang dikemukakan tadi, pengaturan atom di dalam kristal tetap ada meskipun

    bentuk permukaan luarnya diubah. Struktur dalan kristal kwarsa tidak berubah

    meskipun permukaan luar tergesek sehingga membentuk butiran pasir pantai

    yang bulat-bulat. Hal yang sama dijumpai pada pangaturan heksagonal molekul

    air dalam es atau bunga salju. [5]

    d.Diagram Fasa

    Diagram fasa dilandaskan pada laku panas pada suatu logam baik yang

    terdiri dari suatu fasa atau lebih. Diagram fasa digunakan untuk :

    1. menunjukkan diagram fasa yang terdapat dalam keadaan seimbang pada

    berbagai suhu komposisi.

    2. menunjukkan komposisi kimia untuk semua fase berimbang :

    a.

    dalam daerah fase tunggal, komposisi sama dengan komposisi paduan

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    12/57

    b.

    dalam daerah dua fase, komposisi ditentukan oleh perpotongan isoterm

    dengan kurva batas daya larut.

    3. untuk menghitung fraksi kuantitas fasefase dalam paduan dua fase secara

    interpolasi sepanjang isoterm.

    A. Diagram Fasa Fe-Fe3C

    Diagram fasa Fe-Fe3C dalah diagram yang menampilkan hubungan

    antara temperature dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan

    lambat. [1]

    Gambar 4.13 Diagram fase Fe3C [4]

    Tabel 4.2 Keterangan gambar diagram fasa Fe3C

    Simbol Keterangan gambar

    A Titik cair besi/ Titik eutektik

    B Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan titik peritektik.

    H Larutan padat yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik.

    J Titik peritektik selama pendinginan austenit pada komposisi J fasa

    terbentuk pada larutan padat pada cairan dan komposisi pada

    komposisi B.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    13/57

    N Titik transformasi dari titik menjadi titik, titik transformasi A4

    dari besi murni.C Titik eutektoid selama pendinginan fasa dengan komposisi E dan

    sementit pada komposisi F (6,67% C) terbentuk dari cairan pada

    komposisi C. Fasa eutektoid ini disebut Ledeburit.

    E Titik yang menyatakan fasa, ada hubungannya dengan fasa

    eutektoid. Kelarutan maksimum dari karbon 2,14 %. Paduan besi

    karbon sampai pada komposisi ini disebut baja

    G Titik transformasi besi. Titik transformasi A3untuk besi.

    P Titik yang menyatakan ferrit, fasa, ada hubungannya dengan

    reaksi eutektoid. Kelarutan maksimum dari karbon kira-kira 0,02

    %.

    S Titik eutektoid. Selama pendinginan, ferrrit pada komposisi P dan

    sementit pada komposisi K (sama dengan F) terbentuk simultan

    dari austenit pada komposisi S. Reaksi eutektoid ini dinamakan

    transformasi A1, dan fasa eutektoid ini dinamakan perlite.

    GS Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dengan

    komposisi, di mana mulai terbentuk ferrit dan austenit, dinamakan

    garis A3.

    ES Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan

    komposisi, dimana mulai terbentuk sementit dari austenit,

    dinamakan garis Aem.

    A2 Titik transformasi magnetik untuk besi/ ferrit.

    A0 Titik transformasi magnetik untuk sementit.

    - Liquidis adalah batas suhu terendah untuk bentuk cair.

    - Solidus adalah batas atas untuk bentuk padat

    Dari diagram fase dari Fe3C(besi karbon) dapat diperoleh dari informasi

    sebagai berikut :

    1. besi karbon punya daerah eutektik yang menjadi landasan dalam besi cor

    2. besi biasanya ditempa atau mengalami pengerjaan panas sebagai bahan

    berfase tunggal.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    14/57

    3.

    larutan padat FCC ( austenit ) terurai menjadi ferrit BCC dan karbida.

    B.Diagram Fasa Al-Si

    Diagram fasa Al-Si dalah diagram yang menampilkan hubungan

    antara temperature dan kandungan Si (%Si) selama pemanasan lambat. [1]

    Gambar 4.14 Diagram Fasa Al-Si [4]

    Diagram fase diatas menunjukkan diagram fase dari system Al-Si.

    Ini adalah tipe eutektik yang sederhana yang mempunyai titik eutektik pada

    577 oC, 11,7% Si, larutan padat terjadi pada sisi Al. Karena batas kelarutan

    padat sangat kecil maka pengerasan penuaan sukar diharapkan.

    Paduan Al Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai

    permukaan bagus sekali, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk

    paduan coran, sebagai tambahan ia juga mempunyai ketahanan korosi yang

    baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar

    yang baik untuk listrik dan panas. Umumnya dipakai paduan dengan 0,15

    % Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakn

    silumin , dan yang hanya distemper saja dinamakan silumin . Paduan

    yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni

    untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa dipakai untuk

    torak motor.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    15/57

    C.Diagram Fasa Cu-Zn

    Diagram fasa Cu-Zn adalah diagram yang menampilkan hubungan

    antara temperature dan kandungan Zn (%Zn) selama pemanasan lambat. [1]

    Gambar 4.15. Diagram Fasa Cu-Zn [4]

    Karena sistem campuran logam yang lain, larutan padat intermediate

    mungkin ditemukan komposisi yang selain dari komposisi keduanya

    ekstrim.seperti kasus untuk sistem Cu-Zn. diagram fasanya mulanya terlihat

    ada beberapa reaksi dan titik-titik yang serupa dengan eutektik yang belum

    dibahas. Sebagai tambahan, ada enam larutan padat yang berbeda dan

    serta , , dan . Tahap disebut suatu larutan padat, satu di mana atom

    Zn dan Cu diposisikan dalam suatu spesifik pengaturan di dalam sel satuan

    masing-masing. [4]

    4.2.1PENGUJIAN STRUKTUR MAKRO

    Pengujian struktur makro dari suatu kristal adalah pengujian

    penampang dimana bahan dinilai dari besar butir kristal, warna, dan

    mengkilapnya penampang dari batang uji atau produk yang dipatahkan.

    Pengujian yang lainnya adalah dengan jalan mengetza dan pembesaran

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    16/57

    struktur kristal, segregasi, dan pemisahan cacat kecil setelah memoles

    patahan. Pengujian makro biasanya dilakukan perbesaran yang besarnya di

    bawah 50x. [2]

    4.2.2PENGUJIAN STRUKTUR MIKRO

    Untuk mengetahui struktur mikro dari suatu logam pada umumnya

    pengujian dilakukan dengan reflek pemendaran (sinar), pada pemolisan atau

    etsa, tergantung pada permukaan logam uji polis, dan diperiksa langsung di

    bawah mikroskop atau dietsa lebih dulu, baru diperiksa di bawah mikroskop.

    [ 6]

    Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum melakukan

    pengujian struktur mikro, yaitu:

    a. Sectioning/Pemotongan

    Pemilihan sampel yang tepat dari suatu benda uji studi

    mikroskopik merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan sampel

    tersebut didasarkan pada tujuan pengamatan yang hendak dilakukan.

    Pada umumnya bahan komersil tidak homogen, sehingga satu sampel

    yang diambil dari suatu volume besar tidak dapat dianggap representatif.

    Pengambilan sampel harus direncanakan sedemikian sehingga

    menghasilkan sampel yang sesuai dengan kondisi rata-rata bahan atau

    kondisi di tempat-tempat tertentu (kritis), dengan memperhatikan

    kemudahan pemotongan pula. Secara garis besar, pengambilan sampel

    dilakukan pada daerah yang akan diamati mikrostruktur maupun

    makrostrukturnya. Sebagai contoh, untuk pengamatan mikrostruktur

    material yang mengalami kegagalan, maka sampel diambil sedekat

    mungkin pada daerah kegagalan (pada daerah kritis dengan kondisi

    terparah), untuk kemudian dibandingkan dengan sampel yang diambil

    dari daerah yang jauh dari daerah gagal. Perlu diperhatikan juga bahwa

    dalam proses memotong, harus dicegah kemungkinan deformasi dan

    panas yang berlebihan. Oleh karena itu, setiap proses pemotongan harus

    diberi pendinginan yang memadai. [7]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    17/57

    Ada beberapa sistem pemotongan sampel berdasarkan media

    pemotong yang digunakan, yaitu meliputi proses pematahan,

    pengguntingan, penggergajian, pemotongan abrasi (abrasive cutter),

    gergaji kawat, dan EDM (Electric Discharge Machining). [7]

    Berdasarkan tingkat deformasi yang dihasilkan, teknik

    pemotongan terbagi menjadi dua, yaitu :

    1. Teknik pemotongan dengan deformasi yang besar, menggunakan

    gerinda.

    2. Teknik pemotongan dengan deformasi kecil, menggunakan low

    speed diamond saw. [7]

    b. Mounting/Pemegangan

    Spesimen yang berukuran kecil atau memiliki bentuk yang tidak

    beraturan akan sulit untuk ditangani khususnya ketika dilakukan

    pengamplasan dan pemolesan akhir. Sebagai contoh adalah spesimen

    yang berupa kawat, spesimen lembaran metal tipis, potongan yang tipis,

    dll. Untuk memudahkan penanganannya, maka spesimen-spesimen

    tersebut harus ditempatkan pada suatu media (media mounting). [7]

    Secara umum syarat-syarat yang harus dimiliki bahan mountingadalah :

    1.

    Bersifat inert(tidak bereaksi dengan material maupun zat etsa)

    2. Sifat eksoterimisrendah

    3. Viskositas rendah

    4.

    Penyusutan linier rendah

    5. Sifat adhesi baik

    6.

    Memiliki kekerasan yang sama dengan sampel

    7.

    Flowabilitas baik, dapat menembus pori, celah dan bentuk

    ketidakteraturan yang terdapat pada sampel

    8. Khusus untuk etsa elektrolitik dan pengujian SEM, bahan mounting

    harus kondusif. [7]

    Media mountingyang dipilih haruslah sesuai dengan material dan

    jenis reagen etsa yang akan digunakan. Pada umumnya mounting

    menggunakan material plastik sintetik. Materialnya dapat berupa resin

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    18/57

    (castable resin) yang dicampur dengan hardener, atau bakelit.

    Penggunaan castable resin lebih mudah dan alat yang digunakan lebih

    sederhana dibandingkan bakelit, karena tidak diperlukan aplikasi panas

    dan tekanan. Namun bahan castable resin ini tidak memiliki sifat

    mekanis yang baik (lunak) sehingga kurang cocok untuk material-

    material yang keras. Teknik mounting yang paling baik adalah

    menggunakan thermosetting resin dengan menggunakan material bakelit.

    Material ini berupa bubuk yang tersedia dengan warna yang beragam.

    Thermosetting mounting membutuhkan alat khusus, karena dibutuhkan

    aplikasi tekanan (4200 lb/in2) dan panas (1490C) pada mold saat

    mounting. [7]

    c. Grinding/Pengamplasan kasar

    Grinding dilakukan dengan menggunakan disc pengamplasan

    ditutup dengan Silicon carbide kertas dan air. Ada sejumlah ukuran

    amplas, yaitu 180, 240, 400, 1200, butir Silicon carbide per inci persegi.

    Ukuran 180, menunjukkan kekasaran dan partikel ini adalah ukuran

    untuk memulai operasi pengamplasan. Selalu menggunakan tekanan

    langsung di pusat sampel. Lanjutkan pengamplasan hingga semua noda

    kasar telah dihapus, permukaan sampel rata, dan semua goresan yang

    pada satu posisi. Mencuci sampel dengan air dan ganti ke ukuran

    selanjutnya. Hal ini membuat mudah untuk dilihat ketika goresan

    semuanya telah dihapus. Setelah operasi pengamplasan selesai pada

    ukuran amplas 1500, cuci sampel dengan air diikuti oleh alkohol dan

    keringkan sebelum dipindah ke polish. Atau juga dapat tahap ini

    ukurannya 200, 400, 800, 1000, 1200, 1500. [7]

    Berikut adalah beberapa tahap dalam pengampelasan, yaitu :

    1. Persiapan, tahap ini adalah tahap dimana melakukan pemilihan

    amplas yang dimulai dengan menggunakan amplas dengan nomor

    yang paling rendah (kasar) dan juga ditambah dengan penggunaan

    air dengan tujuan supaya tidak terjadi gesekan antara permukaan

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    19/57

    spesimen dengan amplas yang dapat mengakibatkan percikan bunga

    api.

    2. Rough Lap, adalah tahap menghaluskan permukaan dari spesimen

    dengan menggunakan amplas dari nomor rendah (nomor 360) ke

    nomor yang paling tinggi (nomor 1500) sampai permukaan dari

    spesimen yang diuji rata dan tidak ada lagiscratchpada material bila

    dilihat di mikroskop, [7]

    d. Polishing

    Tahap polishing bertujuan untuk menghasilkan permukaan

    spesimen yang rata dan mengkilap, tidak boleh ada goresan yang

    merintangi selama pengujian. [7]

    Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan pada finish lapdilakukan

    secara bertahap dimana tahaptahap tersebut dimaksudkan untuk

    mendapatkan tingkat pemolisan yang lebih halus. [7]

    Faktorfaktor yang mempengaruhi antara lain :

    1. Kebersihan kain: Faktor ini berpengaruh karena apabila dalam

    melakukan pembersihan tidak sampai dalam keadaan bersih maka

    pada waktu dalam tahap pengetzaan sisa autosol maupun air dapat

    terlihat jelas dalam mikroskop. Kain yang biasa digunakan adalah

    beludru, katun, dll. [7]

    2. Pemolisan: dalam melakukan pemolisan sebaiknya dilakukan

    dengan satu arah agar permukaan spesimen yang dipolis dapat

    berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu lama dan juga tidak

    terjadi adanyascratch. Contoh: kain dan beludru [7]

    3. Tekanan: pada waktu melakukan pemolisan, tekanan juga

    berpengaruh pada proses pemolisan sebab apabila terlalu menekan,

    posisi dari pemolisan mungkin akan berubah. [7]

    4. Waktu: selain ketiga faktor tersebut yang perlu diperhatikan lagi

    adalah faktor waktu, dalam melakukan pemolisan kita harus

    menunggu selama beberapa menit (kurang lebih lima menit) supaya

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    20/57

    permukaan spesimen menjadi rata. dan hal ini disesuaikan dengan

    setiap campuran logam. [7]

    e. Attack (etching)

    Etching digunakan dalam metallography untuk memperlihatkan

    mikrostruktur dari specimen dengan menggunaka mikroskop. Specimen

    yang akan dietchingharus dipolish secara teliti dan rata serta bebas dari

    perubahan yang disebabkan deformasi pada permukaan spesimen, alur

    material,pullout, dan goresan. [7]

    Meskipun dalam mikrography beberapa informasi sudah dapat

    diketahui tanpa proses etching, tetapi mikrostruktur suatu material

    biasanya baru dapat terlihat setelah dilakukan pengetsaan. Hanya

    reaktan, pori, celah, dan 20nsure nunmetalik lainya yang dapat diamati

    hanya dengan polishing, selebihnya diperlukan etching. [7]

    Gambar 4.16 Bagan berbagai jenis pengetsaan

    Etching

    With changing

    surface ofmicrosection

    Electrochemical

    Etching

    Physical

    Etching

    Anodizin

    g

    Ion

    Etchin

    g

    Withoutsurface of

    icrosection

    Optical

    Enhancement

    Dark Field

    Polarized Light

    Classical

    Chemical

    Etching

    Phase Contrast

    Interference

    Contrast

    Potentiostati

    c Etching

    Magneti

    c

    Etching

    Thermal

    Etching

    Evaporation

    of

    Interverence

    Layers

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    21/57

    Secara umum tujuan dari etching adalah:

    1. Memberi warna pada permukaan benda uji sehingga tampak jelas

    ketika diamati dengan mikoskop. (Color Enhancement)

    2.

    Menimbulkan korosi sehingga memperjelas batas butir

    3. Meningkatkan kontras antar butir dan batas butir. (Optical

    Enhancement of Contrast)

    4. Mengidentifikasi fasa pada suatu spesimen (Anodizing process). [7]

    Tabel 4.3 Reaktan untuk proses pengetsaan [18]

    Material Reaktan Proses

    Besi, baja, besi paduan Nital HNO31-5 ml, 100ml

    etanol (95%) atau methanol

    (95%)

    Dicelup dalam reaktan selama

    1-5 detik, kemudian dibilas

    dengan air lalu dikeringkan

    Teknik swabing

    Aluminium Kellers HNO32,5 ml, HF 1

    ml, HCL 1,5 ml, 95 ml

    aquades

    Dicelupkan ke dalam reaktan

    selama 1-5 detik, kemudian

    dibilas dengan air lalu

    dikeringkan dan didiamkan

    selama 24 jam

    Tembaga, kuningan atau Cu

    Alloy

    Larutan I :

    25 ml NH4OH, 25 ml aquades,

    50 ml H2O2(3%)

    Larutan II :

    5 gr FeCl3,50 ml HCL, 100 ml

    aquades

    Dicelup 1-10 detik, kemudian

    dibilas air lalu dikeringkan

    f. Foto (pemotretan)

    Dimaksudkan untuk mendapatkan gambar dari struktur kristal

    yang dimaksud. Untuk mendapatkan foto mikrografi yang tajam, variabel

    berikut harus terkontrol yaitu penghilangan getaran, pelurusan

    pencahayaan, penyesu-aian warna cahaya terhadap korelasi objek,

    menjaga kejernihan objek, penyesuaian daerah pengamatan, dan lubang

    diagram serta kecepatan fokus. [9]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    22/57

    4.2.3 MATERIAL UJI

    Dalam praktikum menggunakan material uji,antara lain:

    1.Baja

    Baja adalah besi karbon campuran logam yang dapat berisi

    konsentrasi dari elemen campuran lainnya ; ada ribuan campuran logam,

    yang mempunyai perlakuan bahan dan atau komposisi berbeda. Sifat

    mekanis adalah sensitif kepada isi dari karbon, yang mana secara normal

    kurang dari 1.0 wt%. Sebagian dari baja umum digolongkan menurut

    konsentrasi karbon, yakni ke dalam rendah, medium, dan jenis karbon

    tinggi.[2]

    Baja merupakan paduan besi (Fe) dengan karbon (C), dimana

    kandungan karbon tidak lebih dari 2%. Sifat Kekuatannya Tinggi Baja

    banyak digunakan karena :

    a.Tangguh dan ulet

    b. Mudah dibentuk

    c.

    Mudah diproses

    d. Sifatnya dapat diubah dengan mengubah karbon

    e.Sifatnya dapat diubah dengan perlakuan panas

    Aplikasi baja :

    Digunakan untuk kawat, paku,wirmush dan sebagai bahan baku

    untuk wealed fabrication(kisi-kisi jendela/pintu, pagasr dan jeruji)

    Gambar 4.17 Diagram Fasa Besi Karbon[24]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    23/57

    Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai-bagai kekuatan

    yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya, y

    , atau

    oleh tegangan tarik batas, u. Bahan baja walaupun dari jenis yang paling

    rendah kekuatannya, tetap memiliki perbandingan kekuatan per volume

    lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya.

    Duktilitas

    Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar

    dibawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus

    disebut sifat duktilitas

    Proses Pembuatannya :

    Baja dibuat dengan bahan dasar biji besi dan besi tua ditambah

    kokas dan oksigen diolah dalam tungku temperatur tinggi. Hasil keluaran

    dari tungku berupa massa-massa besi kasar dalam ukuran yang besar,

    yang disebut pigs dan pig irons. Besi kasar ini masih kotor dan

    mengandung karbon yang berlebihan. Kotoran dan karbon yang

    kelebihan ini dihilangkan dengan cara menghaluskan besi tersebut. Untuk

    memperoleh mutu tinggi yang berkaitan dengan kekuatan, keliatan

    kemungkinan dapat dilas, dan ketahan terhadap karat, logam lain perlu

    ditambahkan. Beberapa logam ini antara lain tembaga, nikel, krom,

    mangan, molibden, pospor, silikon, belerang, titan, columbium, dan

    vanadium. Pemngolahan didalam tungku ini menghasilkan ingot baja.

    Ingot baja digilas dengan dua rol yang berputar dengan jarak tertentu.

    Proses penggilasan ini dilakukan berulang-ulang disertai dengan

    perlakuan panas agar dapat dicapai mutu tertentu. Hasil yang diperoleh

    dari proses ini adalah plat tebal, blok atau billet. Hasil ini siap dikirim ke

    pabrik penggilingan baja untuk dibentuk sesuai dengan keperluan.

    Walaupun baja lebih sering digunakan, namun baja mempunyai

    kelemahan yaitu ketahanan terhadap korosinya rendah. Baja dapat

    dipadukan (2 atau lebih unsur digabung sehingga dihasilkan sifat lain).

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    24/57

    Hasil pemaduannya yaitu :

    a. Larutan padat/solid solufion (dapat memperbaiki sifat fisik/kimia)

    b.Senyawa (lebih keras dari larutan padat, dapat memperbaiki sifat mekanik)

    Gambar 4.18 Struktur mikro baja eutectoid (0,8 %C) (2500 X).

    (a) perlit terbentuk dari transformasi austenit () dengan komposisi

    eutectoid

    (b) Speroidit terbentuk sewaktu tempering pada 7000C [1]

    Pengaruh unsur-unsur terhadap baja, yaitu :

    1.

    Pengaruh karbon (C), membentuk:

    Semakin besar pengaruh karbon maka kekerasan/kekuatan bajanya

    semakin tinggi.

    a. Larutan padat kelarutan pada suhu kamar sangat kecil

    b.Senyawa Fe3C

    c.

    Perlit + Fe3C

    2.Pengaruh Mangan (Mn)

    Berfungsi sebagai deoksidan, mengikat belerang (S) MnS, dan

    memperhalus perlit sehingga kekuatan dan ketangguhannya tinggi.

    3.Pengaruh Belerang (S)

    Kadar belerang ini harus serendah mungkin, sehingga FeS

    mempunyai titik cair yang rendah.

    4.Pengaruh Silikon (Si)

    Berfungsi sebagai deoksidan.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    25/57

    5.

    Pengaruh Fosfor (P)

    Kadar fosfor ini harus serendah mungkin sehingga Fe3P getas.

    6.Pengaruh Aluminium (Al)

    Berfungsi sebagai deoksidan. Al2O3 akan mengambil tempat pada

    batas butir yang berfungsi sebagai penghalus butir dan mencegah

    pertumbuhan butir pada saat pemanasan.

    Klasifikasi baja didasarkan pada :

    a.Komposisi

    b. Kekuatan

    c.

    Metoda pembuatan

    d. Bentuk dan ukuran

    Baja ST 40

    Sifat mekanik baja ST 40

    a. Kekuatan tarik 4250 kgf/mm2

    b.Perpanjanganminimal 20 % dari panjang semula

    c.

    Kandungan karbon 0,25 %

    d.

    Yield Strength minimal 23 kgf/mm2

    e. Ultimate Strength 25 %

    f.

    Kekerasan yang diperoleh dengan metode Brinell 129140 kgf/mm2

    ST 40 termasuk baja dengan kandungan karbon kurang dari 0.3 %.

    Pada diagram fasa FeC diatas, letak ST 40 disebelah kiri warna merah.

    Gambar 4.19 Diagram fasa Fe- C : ST 40[25]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    26/57

    Gambar 4.20 Struktur mikro baja ST40 perbesaran 100x [1]

    Gambar 4.21 ST 40 dengan pendinginan udara perbesaran 550x

    [1]

    Gambar 4.22 ST 40 seteleh pendinginan air perbesaran 500x [1]

    Aplikasi Baja ST 40 :

    a. Digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai bahan baku untuk

    welded fabrication(kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji).

    b.

    Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan

    pengelasan.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    27/57

    Baja ST 60

    Baja ST 60 merupakan material yang banyak dipakai sebagai bahan

    dasar dari peralatan-peralatan berat atau dapat juga untuk peralatan-

    peralatan otomotif, seperti untuk roda gigi,poros dan berbagai peralatan

    berat lainnya, dimana bagianbagian tersebut membutuhkan sifat tahan

    aus, kekeras yang tinggi dan tangguh.

    Kandungan Material dalam komposisi kimia (%berat) baja ST 60

    terdiri dari unsur C 0,35 - 0,4 ; Si Maks. 0,35; Mn Maks. 0,80 ;P Maks.

    0,040 S Maks.0,040; Cr 0,70 - 0,90; Ni Maks. 1,83; Mo 0,20 - 0,30 baja

    ST 60 memiliki sifat mekanik sebagai berikut:

    1.Tegangan Luluh () 1100 Mpa

    2.Kekuatan Tarik 1174 Mpa

    3.

    Perpanjangan (e). 13 %

    4.Area Reduksi (A) 53,8 %

    5.Memiliki kekuatan tarik sebesar 60 kgf/mm.

    6.

    Kandungan karbon dalam kategori sedang antara 0,25% < C < 0,55%.

    7.

    Memiliki nilai kekerasan antara 170-195 (kgf / mm).

    8.ST-60 memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi daripada ST-40.

    Gambar 4.23 Strutur Mikro Baja ST60 perbesaran 200x [26]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    28/57

    Gambar 4.24 St 60 pendinginan udara perbesaran 500x [1]

    Gambar 4.25 ST 60 pendinginan air perbesaran 500x[1]

    2.

    Besi Cor

    Besi cor sebenarnya merupakan paduan eutetik dari besi dan

    karbon. Jadi, suhu cairnya relatif rendah (~ 1200 C). Hal ini

    menguntungkan oleh karena mudah dicairkan, pemakaian bahan bakar

    lebih irit dan dapur peleburan lebih sederhana. Logam cair mudah dicor

    karena dapat mengisi cetakan yang rumit dengan mudah. Karena itu, besi

    cor merupakan bahan yang murah dan serba guna ditinjau dari segi desain

    produk.

    Dari diagram Fe3C dapat diketahui bahwa pada 4,3% ( berat

    )karbon, suhu ausetetik 1148oC, besi cor berada di daerah eutentik dan

    mengandung 2,5%-4% Sebetulnya besi cor lebih kompleks dari paduan

    eutektik sederhana. Besi cor biasanya mengandung silikon sekitar 1% - 3

    %. Hal ini diakibatkan oleh karena silikon memang tertinggal dalam besi

    selama proses produksi, dan diperlukan usaha khusus untuk

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    29/57

    menurunkannya. Akan tetapi yang penting adalah peran silikon dalam

    produk akhir. Ada 3 jenis besi cor yang di uji , yaitu:

    a. Besi cor kelabu

    Besi cor dengan serpih grafit yang bila patah mempunyai

    permukaan patah berwarna kelabu. Besi cor kelabu sangat rendah

    keuletannya dan merupakan peredam getaran yang baik.

    Gambar 4.26 Struktur besi cor kelabu perbesaran 105x [1]

    b. Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan udara

    Besi cor meruapakan material yang sangat keras yang

    disebabkan kadar karbonnya lebih banyak dibandingkan dengan

    material yang lain. Terlihat serpihan (flakes) dan sebagian besar

    strukturnya martensite.

    Gambar 4.27 Struktur besi cor perlakuan panas dengan

    pendinginan udara perbesaran 500x [1]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    30/57

    c. Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan air

    menunjukan terjadi serpihan (flakes) dan struktur mikro logam

    umumnya martensite.

    Gambar 4.28 Struktur besi cor perlakuan panas dengan

    pendinginan air perbesaran 500x [1]

    3.Tembaga ( Cu )

    Tembaga murni untuk keperluan industry dicairkan dari tembagayang di proses dengan elektrolisa, dan diklasifikasikan menjadi tiga

    macam menurut kadar oksigen dan cara oksidasi yaitu tembaga ulet

    tembaga dioksidasi dan tembaga bebas oksigen. Kalau O terkandung

    dalam tembaga unsure-unsur pengotor dapat mengendap sebagai oksida

    maka jumlah laruta padat utuk menaikkan hantaran listrik menjadi

    kurang. Dengan oksida yang banyakpada temperature tinggi dapt

    menyebabkan kegetasan hydrogen, untuk mencegah ini dipergunakan

    tembaga dioksidasi atau tembaga bebas oksigen dalam tembaga murni

    untuk keperluan industri biasa terdapat unsure-unsur gas yang

    memberikan pengaruh terhadap berbagai sifat. Oksigen adalah unsur yang

    penting yang berhubungan erat dengan kadar hydrogen dan belerang. [12]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    31/57

    Di alam berupa : bijih yang bersenyawa dengan belerang ( bijih

    sulfida ) atau berupa bijih oksida sifat-sifat tembaga :

    a. lemah, liat, tahan korosi

    b.

    karena liat dipakai untuk pekerjaan dengan perubahan bentuk,

    gelang

    c. paking

    d. Kekuatan tarik : 200 N/mm2. Pada suhu rendah, kekuatan tarik jauh

    lebih

    e. besar. Baik untuk teknik pendingin

    f.

    Daya hantar panas, daya liStrik cukup baik. Sifat pantul panas juga

    besar dapat untuk bahan isolasi

    g. Sulit dituang, sulit dilas, dapat dipadu dengan unsur lain. Paduan

    tembaga antara lain, perunggu dan kuningan.

    Proses Pembuatan :

    Tembaga diperoleh dari bijih tembaga yang disebut chalcopirit.

    Chalcopirit merupakan campuran Cu2 S dan Cu Fe S2 dan terdapat dalam

    tambang-tambang dibawah permukaan tanah. Mula-mula bijih digiling

    dan dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih

    dipekatkan terlebih dahulu sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk

    campuran FeS, FeO, SiO2 dan Cus. Campuran ini yang disebut kalsin

    dilebur dengan batu kapur sebagai fluks dalam dapur reverberatory. Besi

    yang ada larut dalam terak dan tembaga-besi yang tersisa atau matte

    dituangkan ke dalam konverter. Udara dihembuskan ke dalam konverter

    selama 4 atau 5 jam, kotoran-kotoran teroksidasi dan besi membentuk

    terak yang dibuang pasa delang waktu tertentu. Panas oksidasi yang

    dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap cair dan sulfida tembaga

    akhirnya berubah menjadi oksida tembaga atau sulfat. Bila aliran udara

    dihentikan oksida kupro bereaksi dengan sulfida kupro membentuk

    tembaga blister dan dioksida belerang. Kemurnian tembaga blister adalah

    98-99 % lalu dilebur dan dicor menjadi slab.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    32/57

    Gambar 4.29 Struktur Mikro Tembaga perbesaran 1000x[1]

    4. Alumunium

    Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan

    korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik. Dengan penambahan

    unsur Mg, Cu, Si, Mn, Zn dan Ni secara satu persatu atau bersamaaan

    akan meningkatkan sifat mekanik, ketahanan korosi, ketahanan aus dan

    koefisien pemuaian rendah. [20]

    Kandungan aluminium yang terdapat di alam berupa senyawa

    bauksit (Al2O3.2H2O) dan kaofin (AL3O32SiO22H2O). Biji aluminium

    tersebut masih mengandung pengotor SiO2 (bersifat asam), FeO2(basa),

    CaCO3dan TiO8sehingga harus dimurnikan dengan zat kimia asam atau

    basa untuk mendapatkan aluminium murni. [20]

    Perlakuan panas pada aluminium berupa pengerasan presipitasi

    (pengerasan penuaan). Perubahan sifat dengan berjalannya waktu

    dinamakan penuaan alamiah, sedangkan pada temperatur tinggi disebut

    penuaan buatan.(120 0C-180 0C). [20]

    Bahan baku : bijih alumunium:

    1.Bauksit (Al2O3.2H2O)

    2.Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O)

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    33/57

    Gambar 4.30 Struktur Aluminium Silikon dengan kadar

    silikon yang berbeda perbesaran 100x[1]5

    Sifat alumunium :

    a. Lunak, liat, warna putih kebiru-biruan, lebih keras daripada Sn dan

    lebih lunak daripada Zn

    b. Berat jenis : 2,7x103kg/m3

    c. Kekuatan tarik 10 kg/mm3

    d. Dapat dituang

    e. Regangan : 1825 %

    f.

    Daya hantar panas baik, daya refleksi panas besar, daya hantar listrik

    baik

    g. Bisa dibuat cat alumunium

    h. Titik cair 650 C

    i. Pemakaian pada teknik pesawat, kapal

    5. Kuningan

    Kuningan merupakan perpaduan antara tembaga dan seng.a. Kuningan khusus

    Kuningan yang dicampur unsur ketiga untuk memperbaiki

    ketahanan korosi, ketahanan aus, mampu mesin, dsb, disebut kuningan

    khusus. Unsur-unsur yang dipadukan terutama Mn, Sn, Fe, Al, Ni, Pb,

    dsb. Unsur-unsur ini larut padat dalam dan , sehingga tidak

    membentuk fasa baru hanya mengubah perbandingan antara fasa dan

    .

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    34/57

    Pb larut padat dalam kuningan hanya sampai 0,4%, dan

    kelebihannya mengendap dalam batas butir dan di dalam butir

    terdispersikan secara halus yang hal ini memperbaiki mampu mesin dan

    membuat permukaan yang halus oleh karena itu dipergunakan untuk

    roda gigi pada jam yang dibebani secara ringan.

    Sn memperbaiki ketahanan korosi dan sifat-sifat mekaniknya

    kalau ditambahkan dalam daerah larutan padat.

    Al adalah efektif untuk memperhalus butir kristal dan

    memperbaiki ketahanan korosi terhadap air laut jadi paduan ditambah

    1,5 sampai 2,5% Al dapat dipergunakan untuk pipa kondensor dsb.

    b. Kuningan berkekuatan tarik yang tinggi

    Kuningan yang berkekuatan tarik yang tinggi dibuat dari

    kuningan 60-40 dengan paduan 5% Mn, 2% Fe, dan 2% Al, tidak

    melebihi jumlah 3-5%. Ni memberikan pengaruh sama dan

    memperbaiki sifat-sifatnya sesuai dengan jumlah yang ditambahkan,

    yang bisa ditambahkan sampai 10.

    Paduan Cu dan Zn :

    a. Kuningan Kepal

    Cu = 58 s.d. 60 % dan sisanya Zn, biasa digunakan untuk

    pipa, plat, kawat dll.

    b. Kuningan Tuang

    Cu = 60 s.d. 80 % sisanya Zn, sering ditambah Pb = 3%

    untuk mengurangi sifat rapuh.

    c.

    Kuningan Paten

    Cu 40 % dan Zn 60 % untuk memateri perunggu,

    tembaga, dan loyang. lalu diolah lebih lanjut secara elektrolit

    menjadi tembaga murni.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    35/57

    Pengerjaan Dingin 33% 3 Sek pada 580 C

    perbesaran 1000x perbesaran 1000x

    4 Sek pada 580 C 8 Sek pada 580 C

    Perbesaran 200x Perbesaran 200x

    Gambar 4.31Struktur Mikro Kuningan[19]

    4.2.4 APLIKASI PENGUJIAN MIKRIGRAFI

    PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA

    DAN KEKERASAN HASIL PENGE-LASAN PADUAN Al-6061. Telah

    dilakukan percobaan untuk mengamati pengaruh pengelasan terhadap

    kekerasan dan mikrostruktur paduan Al6061. Mula-mula dua potongan pelat

    paduan Al6061 dilas dengan menggunakan lasan GTAW dan filler dari

    paduan Al-4043. PengUjian logam hasil pengelasan yang terdiri atas

    kekerasan, mikrostruktur dan komposisi kimia dipilih pada daerah logam

    induk, daerah terpengaruh panas (HAZ) dan daerah logam lasan. Dari

    pengUjian kekerasan Rockwell F terlihat bahwa kekerasan tertinggi dicapai

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    36/57

    pada daerah logam induk yakni sebesar 66,4 RF, kemudian di derah HAZ

    (56,8 RF) dan logam lasan (54,5 RF). Pada pengamatan mikrostruktur,

    terlihat bahwa bentuk butir logam induk, HAZ dan logam lasan masing-

    masing berbentuk cill, columnar dan equiaxial. Dari pengukuran ukuran

    butir dapat diketahui bahwa ukuran butir pada logam induk, HAZ dan logam

    lasan masing-masing sebesar 13,5m, 15,9 m dan 19,4 m. Sementara itu,

    dari analisis komposisi kimia dengan menggunakan SEM-EDS terlihat

    bahwa kandungan unsur Si dan O tertinggi pada logam lasan, yakni masing-

    masing sebesar 10,14% dan 6,68 % berat.

    Dari proses pengelasan paduan Al-6061 yang dilasan dengan teknik

    GTAW dengan logam pengisi Al-4043 dapat disimpulkan bahwa, kekerasan

    logam berkurang dari logam lasan (wel metal) ke arah HAZ dan logam

    induk, yakni masing-masing sebesar 66,4 RF; 56,8 RF; dan 56,8 RF. Hasil

    pemeriksaan mikrostruktur menun-jukkan dari logam induk ke

    tengah/daerah lasan terlihat masing-masing mempunyai bentuk butir cill,

    columnar dan equiaxial. Sementara itu, dari analisis komposisi unsur dengan

    menggunakan EDS terlihat perbedaan kandungan logam Si antara logam

    induk, HAZ dan logam lasan, yang mana kandungan Si yang paling tinggi

    terdapat pada logam lasan yakni sebesar 10,14% berat. Untuk unsur Mg,

    pada daerah lasan dan HAZ tidak terdapat unsur Mg. Dilihat kandungan

    unsur oksigen yang terbentuk sebagai oksida, maka unsur oksigen terbesar

    terdapat pada logam lasan yakni sebesar 6,68 % berat.[27]

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    37/57

    4.3 PERALATAN DAN BAHAN PENGUJIAN

    Dalam melakukan praktikum mikrografi maka kita tentunya membutuhkan

    alat dan bahan sebagai berikut :

    4.3.1 BAHAN PENGUJIAN

    Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrografi adalah:

    1. Reaktan untuk etza

    Gambar 4.32 Reaktan HNO3+ Alkohol

    2.

    Material uji1.

    ST 40 NON PERLAKUAN

    2. ST 40 PERLAKUAN AIR

    3. ST 40 PERLAKUAN UDARA

    4.

    ST 60 N0N PERLAKUAN

    5. ST 60 PERLAKUAN AIR

    6. ST 60 PERLAKUAN UDARA

    7.

    ALUMINIUM

    8. TEMBAGA

    9. KUNINGAN

    10.

    BESI COR NON PERLAKUAN

    11.BESI COR PERLAKUAN UDARA

    12.BESI COR PERLAKUAN AIR

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    38/57

    4.3.2 PERALATAN PENGUJIAN

    Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrografi adalah:

    1.PolisherGrinder(amplas)

    Gambar 4.33 Mesin Polisher-grinder

    2.Polisher(Beludru)

    Gambar 4.34 Kain Beludru

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    39/57

    3.

    Gelas Kimia

    Gambar 4.35 Gelas Kimia

    4. Amplas

    Gambar 4.36 Amplas

    5. Mikroskop

    Gambar 4.37 Mikroskop

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    40/57

    \

    4.3.3 LANGKAH PERCOBAAN

    1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan

    yang akan digunakan.

    2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling

    kasar. Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk

    menghilangkan panas dan pengotor pada benda uji.

    3. Setelah cukup rata, mengganti amplas dengan amplas yang agak halus

    yaitu amplas nomor 1000, kemudian amplas nomor 1500 dan yang

    terakhir menggunakan amplas yang paling halus yaitu nomor 2000.

    Kemudian polis menggunakan autosol.

    4.

    Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah

    halus dan datar. Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke

    dalam reaktan beberapa saat.

    5.

    Cuci benda uji yang telah dietza dengan aquades kemudian keringkan

    sebelum diamati pada mikroskop.

    6.

    Potret gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai

    perbasaran pada mikroskop

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    41/57

    4.3.4 DIAGRAM ALIR PERCOBAAN

    Gambar 4.28 Diagram alir metode percobaan

    Finish

    Pemotretan

    Etching

    Tidak ada

    goresan

    Polising permukaan

    spesimen

    Permukaan

    Specimen Rata

    Mengamplas permukaan

    s esimen

    Menyiapkan peralatan dan

    material uji (spesimen)

    Start

    ya

    tidak

    ya

    tidak

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    42/57

    4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.4.1

    ANALISA PENGUJIAN

    1. ST 40 non perlakuan

    (a) (b)

    Gambar 4.38 struktur mikro baja ST 40 (a) teori perbesaran

    1000x dan (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Baja ST 40 non perlakuan

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 500x

    Secara teori ST 40 memiliki nilai kekerasan yang lebih

    rendah daripada ST 60 maupun besi cor. Gambar diatas menunjukkan

    adanya perlit dan ferit. Dari gambar diatas swecara teori ferrit di

    tunjukan oleh gambar 4.52a menunjukan warna hitam sebagai perlit,

    Sedangkan dalam hasil percobaan ferrit tidak Nampak karena hanya

    terlihat struktur karbon yang yang berwarna kekuningan.

    Perbedaan hasil ini dikarenakan pada saat pengetsaan terjadi

    kesalahan. Terlalu cepat pencelupan pada saat pengetsaan akan

    mengakibatkan gambar berbeda dengan teori yang ada.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    43/57

    2. ST 40 perlakuan panas dengan pendingan air (water quenched)

    (a) (b)

    Struktur 4.39 mikro baja ST 40-air(a) teori perbesaran 550x dan

    (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Baja ST 40 pendinginan air

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 200x

    Dalam gambar teori 5.53b menunjukan gambar ST 40 setelah

    diquenching dengan air.dalam gambar terlihat ferrit dengan warna

    putih dan warna hitam, menunjukan bainite lemah dengan garis garis

    hitam,sedangkan pada gambar hasil praktikum 5.53b Strukturnya

    hamper sama dengan teori yang terlihat ferrit dan bainite akan tetapi

    focus dari gambar kurang jelas sehingga kurang terlihat pasti.

    Gambar yang dihasilkan kurang jelas dibagian samping

    berarti permukaan spesimen yang kurang rata. Dalam melakukan

    pengetsaan sudah dilakukan dengan benar dan dengan etsa yang tepat

    karena spesimen ini sudah mempunyai warna yang jelas.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    44/57

    3. ST 40 perlakuan panas dengan pendinginan udara

    (a) (b)

    Struktur 4.40 mikro baja ST 40-udara (a) teori perbesaran 500x

    (b) percobaan perbesaran 1000x

    Material Baja ST 40 pendinginan udara

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 1000x

    Dari gambar teori gambar 5.45a menunjukan gambar struktur

    mikro ST 40 yang telah di quench oleh udara dalam gambar tersebut

    terlihat struktur pearlit yang hitam dan ferrit yang warna

    kelabu.Struktur pearlit lebih sedikit dari pada ferrit,hal yang sama di

    tunjukan gambar pada hasil percobaan 4.54b yang menunjukan

    pearlit dan ferrit dengan kuantitas ferrit lebih banyak.

    Hasil diatas sebenarna sudah sesuai dengan teori yang ada

    akan tetapi kemungkinan dalam pengamplasan yang kurang halus

    akan mengakibatkan hasil yang kurang baik.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    45/57

    4. ST 60 non perlakuan

    (a) (b)

    Gambar 4.41 struktur mikro Baja ST 60(a) teori perbesaran

    200x dan (b) percobaan perbesaran 1000x

    Material Baja ST 60 non perlakuan

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 1000x

    Secara teori ST 60 lebih banyak mempunyai kandungan karbon dari

    pada ST 40. Hal itu di tunjukan dengan gambar teori 4.55a

    menunjukan kandungan karbon yang banyak dari suatu struktur

    mikro ST 60,hal ini di buktikan secara teori yaitu gambar 4.55b

    dengan mempunyai gambar yang sama dengan gambar 4.55a yang

    menunjukan struktur karbon dari ST 60.dalam gambar terlihat

    berbeda karena hanya perbedaan perbesaran dalam mikroskop.

    Pengetsaan yang dilakukan sudah tepat dengan larutan yang

    benar tetapi gambar pada bagian kiri bawah agak buram atau kurang

    fokus, ini mungkin dikarenakan permukaan spesimen yang masih

    kurang rata. Kerataan permukaan miring sehingga refleksi sinar tidak

    seragam.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    46/57

    5. ST 60 perlakuan panas dengan pendingan air (water quenched)

    (a) (b)

    Gambar 4.42 struktur mikro Baja ST 60-air(a) teori

    perbesaran 500 x dan (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Baja ST 60 pendinginan air

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 500x

    Dari gambar diatas dapat kita lihat perbandingan dua gambar

    hasil secara teori dan hasil dari percobaan.Pada gambar 4.56(a)

    menunjukan gambar baja ST 60 dengan pendingian air dan setelah di

    lihat hasilnya menunjukan yang gelap (hitam )menunjukan bainite

    dan yang gelap adalah martensite. Dalam gambar haisl percobaan

    juga menunjukan hal yang demikian gambar hitam menunjukan

    bainite dan yang putih menunjukan adanya struktur martensit di

    dalamnya

    Pengetsaan yang dilakukan berhasil karena pada gambar

    struktur mikro baja ST 60 perlakuan panas dengan pendinginan airini

    sudah timbul warna yang jelas. Gambar yang dihasilkan tampak

    jelas, ini karena pada waktu pemotretan, fokusnya sudah baik.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    47/57

    6. ST 60 perlakuan panas dengan pendinginan udara

    (a) (b)

    Struktur 4.43 mikro baja St-60 udara(a) teori perbesaran 500x

    dan (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Baja ST 60 pendinginan udara

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 500x

    Dari gambar 4.57a menunjukan struktur mikro

    yangterbentuk karena proses pendinginan dengan udara. Dalam

    gambar 4.57a menunjukan adanya struktur mikro pearlite (hitam) dan

    struktur mikro ferrite putih.hal serupa ditunjukan dalam gambar hasil

    dari pengujian (4.57b) pada gambar juga menunjukan gambar hitam

    dan putih dengan kata lain sama persis secara teori.

    Pengamplasan sudah rata dan menunjukan hasil yang bagus

    Pengetsaan yang dilakukan berhasil karena pada gambar struktur

    mikro baja ST 60 perlakuan panas dengan pendinginan airini sudah

    timbul warna yang jelas. Gambar yang dihasilkan tampak jelas, ini

    karena pada waktu pemotretan, fokusnya sudah baik.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    48/57

    7. Aluminium

    (a) (b)

    Gambar 4.44 struktur mikro Aluminium(a) teori perbesaran

    100x dan (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Aluminium

    Etsa Kellers HNO3 , HF , HCL

    aquades

    Perbesaran 500x

    Aluminum mempunyai keuletan yang cukup tinggi tetapi

    tingkat kekerasannya rendah . Pada foto terlihat permukaan yang

    tidak rata dengan warna tiap butir yang tidak terlalu berbeda. Batas

    butir tidak terlihat jelas sehingga sulit membedakan antara butir yang

    satu dengan yang lain. Foto pada gambar cukup fokus. Dan

    pencahayaannya cukup terang. Pengetsanan pada spesimen ini sudah

    benar dalam menggunakan larutan etsa dan lamanya mencelupkan

    spesimen ke dalam larutan etsa, akan tetapi perbesaran yang

    dilakukannkurang sehingga gambar masih kurang jelas.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    49/57

    8. Tembaga

    (a) (b)

    Gambar 4.45 struktur mikro (a) teori perbesaran 1000x dan (b)

    percobaan perbesaran 1000x

    Material CuFeCl3

    Etsa NH4OH, aquades, H2O2(3%)

    Perbesaran 1000x

    Dalam gambar diatas menunjukan struktur dari tembaga atau

    Cu. Dalam gamabar 4.60a menunjukan struktur dendrite yang baik

    terlihat semua , akan tetapi pada pengamatan untuk gambar 4.60b

    gambar menunjukan kurang jelas struktur-struktur dari tembaga

    seperti yang ditunjukan oleh gambar 4.60a. Hal itu mungkin karena

    perbesaran yang kurang optimum sehingga gambar kurang

    jelas.Karena perbesaran sangat lah penting dalam mengamati struktur

    mikro yang terlihat

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    50/57

    9. Kuningan

    (a) (b)

    Gambar 4.46 struktur mikro kuningan (a) teori perbesaran

    1000x dan (b) percobaan perbesaran 1000x

    Kuningan merupakan paduan antara tembaga dan seng dimana

    kadar tembaga lebih besar daripada seng. Karena kadar tembaga yang

    lebih besar menyebabkan kuningan bersifat lunak. Unsur tembaga

    pada gambar terlihat berwarna merah, sementara seng terlihat

    berwarna kuning. Tidak terlihat adanya scratch pada gambar. Pada

    Gambar 4.62b Terlihat adanya perlit yang jumlahnya tidak terlalu

    banyak. Batas butir tidak terlihat jelas sehingga kurang dapat

    dibedakan antara butir yang satu dengan yang lain.

    Hal itu mungkin disebabkan pengetsaan yang kurang

    tepat,terlalu cepat mengetsa maka akan mempengaruhi hasil dari

    struktur mikro yang terlihat

    Material Kuningan

    Etsa NH4OH, aquades, H2O2 (3%)

    Perbesaran 1000x

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    51/57

    10.Besi cor non perlakuan

    (a) (b)

    Gambar 4.47 struktur mikro Besi cor non perlakuan(a) teori

    perbesaran 105x dan (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Cor non perlakuan

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 1000x

    Dari gambar baja cor non, perlit bagian yang kelabu dan ferit bagian

    yang terang, terlihat dengan jelas,. Batas butir terlihat jelas sehingga

    dapat dibedakan batas antara butir yang satu dengan yang lain

    Tampak pula jumlah ferrit lebih banyak dari ferrit. Dari struktur

    mikronya terlihat bahwa besi cor memiliki matrik sementit yang

    berasal dari austenit dan terlihat pula serpihan grafit (grafit flakes)

    yang berwarna gelap. Grafit tersebut menambah kekerasan bahan.

    Fokus dari kamera sudah baik. Cahaya sangat terang sehingga dapat

    terlihat jelas adanya goresan masih pada gambar baja cor non

    perlakuan, hal ini disebabkan proses polishing yang kurang baik.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    52/57

    11.Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan udara (

    Normalizing)

    (a) (b)

    Gambar 4.48 struktur mikro Besi cor Perlakuan udara(a) teori

    perbesaran 500x dan (b) percobaan perbesaran 500x

    Material Cor perlakuan udara

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 500x

    Besi cor meruapakan material yang sangat keras yang

    disebabkan kadar karbonnya lebih banyak dibandingkan dengan

    material yang lain. Dari gambar 4.67 terlihat serpihan (flakes) dan

    sebagian besar strukturnya martensite, dan dibandingkan dengan

    hasil percobaan 4.67b gambar juga terlihat ada flakes dan struktur

    martensitenya menyebar.

    Batas butirannya tidak terlihat jelas sehingga sulit

    membedakan butir satu dengan lainnya.. Kurang fokus kamera

    menyebabkan gambar kurang jelas mugnkin dengan perbesaran yang

    lebih akan menghasilkan gambar yang lebih baik..

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    53/57

    12.Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan air

    (a) (b)

    Gambar 4.49 struktur mikro Besi cor perlakuan air (a) teori

    perbesaran 500x dan (b) percobaan perbesaran 500x

    ( Perbesaran 500x )

    Material Cor perlakuan air

    Etsa Nital HNO3 dan ethanol

    Perbesaran 500x

    Pada gambar 4.68a menunjukan struktur mikro dari besi cor

    yang telah di beri perilaku panas dan di quench dengan air. Pada

    gambar menunjukan terjadi serpihan (flakes) dan struktur mikro

    logam umumnya martensite.padah gambar hasil percobaan 4.68b

    juga menunjukan hal yang sama akan tetapi karena gambar kurang

    jelas maka strukturnya tidak terlihat secara pasti

    Secara teoritis perbesaran sama tapi menunjukan hasil yang

    berbeda hal itu dikarenakan pada saat pemolishan kurang jelas ,dan

    pada saat pengetsaan harusnya secara tepat baik waktu maupun

    caranya karena itu sangat mempengaruhi hasil percobaan.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    54/57

    4.5 KESIMPULAN DAN SARAN

    4.5.1 KESIMPULAN

    1.

    Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui struktur logam dan

    kandungan karbon pada logam, sehingga berguna untuk mengetahui

    sifat sifat logam.

    2. Material dengan perlakuan berbeda menunjukkan struktur mikro yang

    berbeda.

    3. Untuk memperoleh hasil pemotretan yang baik diperlukan permukaan

    material dan pemolisan yang merata, mengkilap, tanpa goresan, dan

    bersih dari sisa autosol maupun air. Selain itu diperlukan juga

    pengetzaan yang benar agar komponen paduan dapat terlihat dan

    dibedakan dengan jelas.

    4. Struktur mikro pada specimen kebanyakan teridiri dari perlit (

    berwarna kelabu yang berbentuk lamella ) dan ferit ( berwarna putih

    tanpa noda )

    5.

    Pada material perlakuan air martensit yang terbentuk mengakibatkan

    material bersifat keras dan rapuh.

    4.5.2 SARAN

    1. Pada saat pemolesan sebaiknya dilakukan pada satu arah saja, dengan

    posisi spesimen tegak lurus terhadap amplas agar permukaan specimen

    datar sehingga dapat difoto dengan jelas

    2.

    .Pada proses pemolisan (penghalusan dan peralatan), perlu

    memperhatikan posisi tangan dan juga tekanan tangan ke amplas pada

    material supaya tidak terjadi goresan. Posisi pada waktu memolis

    sebaiknya jangan berubah-ubah supaya permukaan cepat dan rata.

    3. Setelah selesai pemolisan kering yaitu pemolisan dengan menggunakan

    autosol, jangan menyentuh permukaan specimen, karena dapat

    menyebabkan adanya pengotor yang akan terlihat jelas pada mikroskop

    cahaya.

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    55/57

    4.

    Dalam melakukan pengetzaan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang

    sesuai untuk masing-masing spesimen dan langsung mencelupkan

    benda uji ke air sebagai penetralan setelah di etza supaya tidak terjadi

    over etza yang akan mngakibatkan terbakarnya specimen sehingga

    butir-butir yang sulit di amati.

    5. Pada saat pemotretan sebaiknya menggunakan optik yang memiliki

    kejernihan yang baik.

    6. Perlu memperhatikan pemfokusan cahaya, yaitu diatur oleh tepat di

    tengah-tengah gambar, supaya cahaya dapat merata pada benda uji

  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    56/57

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    ASM Metals Handbook Volume 9 - Metallography and Microstructure,2004

    2. Callister, William D.1993. Materials Science and Engineering an

    Introduction 7th.New York: John Wiley & Sons, Inc

    3.

    D. Rajnovi, L. Sidjanin. 2007. Characterization of Microstructure in

    Comercial Al-Si Piston Alloy. Berlin

    4. George Vander Voort,1984, Metallography Principles And Practice. New

    York: McGraw-Hill

    5. http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-

    metalografi/

    6. http://www.google.co.id/images?duralumin+micro+structure=Telusuri

    7. http://en.wikipedia.org

    8.

    http://www.google.co.id/imglanding?q=batas+butirhttp://info.lu.farmingdaledu

    9. http://pwatlas.mt.umist.ac.uk

    10.http://www.atzonline.com

    11.

    http://www.calphad.com12.http://www.copper.org

    13.

    http://www.marinenautoparts.com

    14.http://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.html

    15.http://www.google.com

    16.http://www.sv.vt.edu

    17.http://www.tms.org

    18.Job sheet praktikum struktur dan sifat material, 2011

    19.Lawrence H. Van Vlack,1998. Ilmu dan Teknologi Bahan,Jakarta, Erlangga

    20.Prof Ir Tata Surdia Ms.Met.E dan Prof DR. Shinroku Saito,1985, Pengetahuan

    Bahan teknik, Jakarta, PT. Paradnya Paramit

    21.Prof Ir Tata Surdia Ms.Met.E dan Prof DR. Shinroku Saito,2005, Pengetahuan

    Bahan teknik,cetakan keenam,Jakarta, PT. Paradnya Paramit

    22.

    www.answers.com/topic/duralumin_files

    23.http://www.aluminum.org

    24.

    sumber: Heat treatment Principles and Technique, hal 37

    http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://en.wikipedia.org/http://info.lu.farmingdale.edu/http://info.lu.farmingdale.edu/http://pwatlas.mt.umist.ac.uk/http://pwatlas.mt.umist.ac.uk/http://www.atzonline.com/http://www.atzonline.com/http://www.calphad.com/http://www.calphad.com/http://www.copper.org/http://www.copper.org/http://www.copper.org/http://www.marinenautoparts.com/http://www.marinenautoparts.com/http://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.sv.vt.edu/http://www.sv.vt.edu/http://www.tms.org/http://www.tms.org/http://www.answers.com/topic/duralumin_fileshttp://www.answers.com/topic/duralumin_fileshttp://www.answers.com/topic/duralumin_fileshttp://www.tms.org/http://www.sv.vt.edu/http://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.marinenautoparts.com/http://www.copper.org/http://www.calphad.com/http://www.atzonline.com/http://pwatlas.mt.umist.ac.uk/http://info.lu.farmingdale.edu/http://en.wikipedia.org/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/
  • 5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3

    57/57

    25.

    sumber : Avner, Sidney H. Introduction physical metalurgy.Hal:250

    26.Niewmann,Gustav. 1978. Machine Elemens vol 2

    27.Chaerul ,dkk.PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI

    KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

    .Bandung