Upload
akhmadsyaifullah01
View
396
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
44
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Sinopsis Novel Hidayahmu Turun DiJeddah karya Roidah
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Dena anak
dari keluarga sederhana yang tak punya apa-apa melainkan keluarga yang dia
miliki. Dena yang kini tinggal di kota Jakarta bersama keluarganya hanya bisa
berdagang dipinggiran jalan kota Jakarta Dena tidak bisa mencari kerja karna tak
ada yang ia bisa lakukan haya berjualan gorengn lah yang ia bisa , bersama kedua
orang tuanya Dena berjualan gorengan tak perduli panas atau hujan Dena tetap
berjualan demi keluarga yang ia cintai dan sanyangi dan juga demi adiknya yang
bernama Abdi. Seketika itu Abdi menayakan kepada kaka nya tentang sekolahnya
karna uang tunggakn sekolah Abdi tidak bayar, suara si bungsu keluarga Dena
membuat mata gadis yang semula kuyu karena kelelahan pulang dari berdagang
tiba-tiba membola. Gadis tamatan salah satu SMU di Jakarta itu selalu tak tega
mendengar keluhan adik tunggalnya itu. Hal tersebut terpikirkan oleh Dena karna
begitu banyak masalah yang datang dalam keluarganya. Dari hari ke hari semua
masalah datang hanya lagi-lagi dikarnakan benda yang disebut uang. Hampir-
hampir bapak dan ibunya itu tak jadi berdagang ,masalah yang semula Cuma
sepele bisa melebar akibat masalah ekonomi yang menghimpit-himpit keluarga
mereka. meski tak yakin namun Dena tetap melengangkan meningalkan rumahnya
menuju jalan Jakarta yang ramai oleh umat dan mobil yang lalu lalang. Tujuannya
Cuma satu yaitu untuk mencari perkerjaan yang sesuai dengan posisi tertinggi
dalam urutan lamarannya.
44
Pada saat ingin mencari pekerjaan tiba-tiba saja ada mobil melaju kencang
yang hampir ingin menabrak Dena dan kemudian tiba –tiba seseorang kelar dari
mobil itu yaitu pemuda tampan dan gagah yang bernama Abdul Aziz. Seketika itu
Dena tersadarkan dan berusaha tegak dari duduknya .karna membuat Dena merasa
gugup tiba-tiba dia segan mengungkapkan maksudnya dihadapan sang bapak yang
bernama Abdul Azizi. Dena serta-merta terkejut hingga tubuhnya pun tak kuasa di
gerakkan dan masih mematung di jalan Dena pun memulai langkah panjangnya
dan sampailah ke depan pintu tempat dimana pak Abdul Aziz mengelola restoran
mewah itu.
Rasanya ada sesuatu yang meluap-luap di dada Dena yang hendak di
tumpahkanya ke hati Abdi atau orang tuanya.kerena Dena diterima kerja
direstoran mewah milik Pak Abdul Aziz itu dan Dena ingin memceritakan
pengalamannya dalam hidupnya sekaligus ia bisa membantu melepaskan
keluarganya dari jerat kesulitan ekonomi. Sementara itu bagi dena Pak Abdul
Aziz terkesan sebagai lelaki tua yang setia pada keluarganya dan punya kebaikan
hati terhadap siapapun yang membutuhkan uluran kebaikannya.
Berbeda dari hari sebelumnya , kali ini Pak Abdul Aziz memunculkan
batang hidungnya ke tempat restorannya di saat jam makan siang. Dena sedikit
terkejut, namun tetap melayani dengan senang hati pesanan makanan yang ingin
di santap sang majikan dengan ajakan sang majikan Dena yang tadi meracik
makanan untuk sang majikan kemudian dipanggil untuk duduk bersama sang
majikan dan akhirnya sang gadis itu pun duduk juga,dalam perasan hati Dena
yang tak begitu tenang yang tadinya Dena kian tak tenang Dena memberanikan
menatap mata lelaki itu yang ada didepannya sesuatu terucap dari mulut Pak
44
Abdul Aziz yaitu perasaan yang tak mungkin Dena rasakan adalah Pak Abdul
Aziz berniat melamar Dena. Kata-kata dari Pak Abdul Aziz justru melahirkan rasa
tak nyaman di hati Dena tak memberikan jawaban yang juga membahagiakan bagi
lelaki sementara itu bagi Dena dengan rasa yang tak tega menjawab kalau Cuma
karena tersandung usia sepertinya harus dipertimbangkan.
Semula Dena ingin mengatakan kepada kedua orang tuanya karena Pak
Abdul Aziz telah ingin melamarnya , maka pembicaraan dengan orang tuanya
seusai shalat maghrib maka kedua orang tuanya wajib tahu dan jawaban mereka
akan menjadi bahan pertimbangn bagi gadis itu. Akhirnya , hati Dena kian
dikuatkan menjalankan dan sangat ingin tahu jawaban kedua orang tuanya itu.
Apa pun jawaban sang orang tua pastilah tak akan dibantahnya. Sementara dada
Dena terasa lapang dengan jawaban kedua orang tuanya yang intinya jangan
pertimbangkan apa yang bersifat keduniawian, termasuk pandangan orang. Tapi
pegang saja detak hati yang bersumber dari bisikan Allah, kemudian apa
seterusnya setelah pernyataan penerimaan pinangan dari Dena gadis itu terlihat
bingung ingin menyampaikan apa lagi nantinya,agar pertunangan tak segampang
itu saja terjadi melainkan prosesi yang berliku dan berkesan, setelah saya meminta
petunjuk Allah dan sarang kedua orang tua maka saya bersedia menerima Bapak
sebagai pembimbing dalam hidup saya kedepan. Kabar bahagia ini pasti akan
segera saya kabari ke keluarga di Jeddah dan teman-teman dekat disini.
Pembicaraan pun kemudian merembes ke persiapan perjalanan ke Jeddah dan
rencana kegiatan akan dilaksanakan disana segala persiapan termasuk pengurusan
paspor Dena dan Pak Abdul Aziz sudah diatur. Sesampainya di Jeddah Dena
44
menginap dirumah kedua Pak Abdul Aziz rumah yang ditempati adik bungsunya
yang belum menikah,
Seketika itu datang lah anak dari Pak abdul Aziz yang bernama
Muhammad Rafif namun Dena menangkap kalau lelaki didepannya itu punya
kepercayaan diri yang tinggi dan juga penghargaan yang tinggi kepada orang lain,
berbeda denangan teman –teman perempuan Rafif dikampus, namun Rafif melihat
perubahan sikap Dena tersebut lelaki itu jadi terpicu menegaskan lagi bahwa dia
menyukai Dena bukan sebagai calon ibu tiri, tetapi alami dari lelaki yang
mengagumi perempuan, gadis itu benar-benar menguasai hatinya, baru kali ini dia
mampu mengucapkan kalimat bahwa Rafif sedang jatuh cinta kepada
Dena,maklum ucapan Rafif meninggalkan bekas lama di dadanya, sehingga
membuat matanya sulit dikatupkan.
Tapi lagi-lagi keduanya percaya itu hanya berlangsung sekejap dalam
hidup Dena dan Rafif dikarenakan mereka saling kenal maka rasa dekat yang
harus ditempatkan di posisi awal sebagaimana semestinya Dena berada ditengah-
tengah keluarga Abdul Aziz dan Rafif harus menyikapi semestinya pula,dia sudah
sangat yakin itulah jawaban yang tepat bagi dirinya dan Rafif ya , cinta itu turun
di Jeddah semata-mata untuk Abdul Aziz bukan untuk Rafif, Akhirnya acara
pernikahan itu dilaksanakan di Jeddah Dena dan Abdul Aziz pun merasa bahagia
hati ayah dan ibu Dena itu sangat bahagia menyambutnya , mereka terlihat senang
begitu melihat kebagian mereka berdua, senyum merekah langsung tersungging di
raut jelita itu Dena menatap dalam mata Abdul Aziz..
44
Dena sadar bahwa janjinya bersedia memikah memang telah diucapkan
kepada Abdul Aziz, lelaki paruh baya kendaki hakikat janji itu tetaplah pada Allah
tuhan semesta alam .
4.2 Problema Psikologi Agama
Dalam novel Hidayahmu Turun DiJeddah karya Roidah, terdapat
beberapa masalah psikologis yang dialami oleh tokoh , yaitu : masalah batin,
masalah fisik, dan masalah dengan lingkungan .
4.2.1 Masalah Batin
Masalah batin yaitu masalah yang terdapat dihati seseorang yaitu sesuatu
yang menyangkut jiwa ( perasaan hati seseorang). Berikut kutipan yang mengarah
ke hal tersebut.
Tentu saja benar … Insya Allah ,“ sahut Dena dengan perasaan tak terpikirkan. Jauh di dasar hati gadis itu, lahir tekat akan mengusahakan duit untuk Abdi (PPA/mlhb/2011/9).
Pada kutipan diatas merupakan gambaran yang dialami Dena ketika
teringat kata-kata Abdi adiknya .dengan untuk mendapatkan pekerjaan dan
berusaha menacari uang demi adiknya tak akan menyerah demi tekat yang sudah
ada didalam hati Dena.
Kutipan yang lain dalam novel ini juga dapat dilihat sebagai berikut:
44
Dia tak ingin ayah dan ibunya yang harus menegaskan itu. Sebab , kalau tak ditepati , beliau berdua akan berdosa dihadapan Allah. Bagi Dena , cukuplah dirinya yang ditimpakan beban utang tersebut dan dia bertekad akan melunasi dengan sekuat upayanya lewat pekerjaan baru yang akan dicarinya (PPA/mlhb/2011/13).
Dari kutipan diatas digambarkan bahwa tokoh Dena merasa dia harus
menyelesaikan masalah demi masalah yang selalu datang dalam
keluarganya.karena bagi Dena hanya ia yang cukup menaggung dan merasakan
beban hutang dan dia inginn bertekat melunasi dengan pekerjaan yang akan
dicarinya nanti.
Permasalahan yang serupa juga dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
Secarik kertas yang berisi tagihan listrik yang juga sudah masuk bulan ketiga itu dilipatnya perlahan , lalu disurukkan ke tas kecil usang yang disandangnya. Lagi-lagi, dia tak berkenan sang orang tua mendapatkan tagihan itu. Semua yang berkaitan dengan utang , kini menjadi tanggungannya. Begitu tekad gadis tersebut( PPA/mlhb/2011/15).
Dari kutipan diatas digambarkan tentang Dena yang semakin tertekan oleh
masalah demi masalah yang selalu datang. Belum selesai masalah yang satu
datang lagi masalah yang lain kali ini tagihan listrik yang telah menunggu yang
telah masuk di bulan ketiga dia tidak bekenan seseorang melihat dan mendapatkan
tagihan itu.dan kini menjadi tangungannya.
Permasalahan yang serupa dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
“Bapak dan ibu tak usah kuatir. Besok –besok Dena akan cari pekerjaan dan insya allah dapat. Dena yang akan membayar uang sewa rumah kita. Sekarang Ibu dan Bapak istirahat saja dikamar, ya ? Sudah malam , waktunya kita tidur….”(PPA/mslhb/2011/14).
44
Pada kutipan diatas digambarkan tekat hati Dena tak pernah padam untuk
mencari pekerjaan demi keluarganya.Demi Bapak dan Ibu nya karena Dena lah
yang akan menaggung semua beban dalam keluarga mereka.
Kutipan yang lain dalam novel ini juga dapat dilihat sebagai berikut:
“ Bila mempertimbangkan kriteria anjuran agama dalam memilih pasangan hidup , maka semua kriteria itu dipenuhi Pak Abdul Aziz. Dia taat beragama, dia kaya, dia dari keturunan baik-baik, dan meski sudah tua kulit wajahnya masih kencang dan dia juga gagah. Cuma satu yang bakal menjadi perbincangan orang bila dia aku terima, yaitu usia kami yang jauh terpaut. Bagaimana aku menaggapi jika ada yang berceloteh Dena menikah dengan lelaki tua karena harta? Karena, bisa saja ornag berpikir begitu. Astagfirullah…., kenapa aku jadi su’uzuhan begini? Padahal belum tentu demikian pemikiran orang. Ya Allah, aku mohon bimbingan dan perlindungan-Mu …., “(PPA/mslb/2011/83).
Pada kutipan diatas digambarkan dada Dena penuh berkecamuk tentang
bayangan yang muncul dari Pak Abdul Aziz calon suami Dena.Dena yang begitu
gelisah karena di merasa bahwa dengan kriteria anjuran agama dalam memilih
pasangan hidup dan Cuma satu yang menjadi perbincangan orang dengan
menerima pak Abdul Aziz tentu lah mereka jauh berbeda dari segi usia.
Permasalahan yang sama dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“ Bukankah cinta seharusnya membuat orang tidak egois, melainkan menanyain apa yang membuat orang yang dicintainya bisa berbahagia, meskipun kemudian kebahagiaannya sendiri terenggut? Itu tak pernah ada dalam kalimat-kalimat Rafif. Padahal lelaki yang akan ditikamnya dari belakang adalah ayahnya sendiri? Harusnya dia memperjelas adakah aku bakal bisa membahagiakan ayahnya? Sepertinya, dia hanya membutuhkan aku menjawab cintanya dengan kata ‘iya’semata…”(PPA/mslhb/2011/183).
44
Pada kutipan diatas mengambarkan tentang hati Dena yang kian
berkecamuk karena dalam mencari apa yang diperlukan hatinya terutama memilih
pasangan jiwa. Dimana tempat menopangkan hidup selamnya demi
mencapaitujuan akhir dari hidup manusia, yaitu bertemu sang Pencipta. Dia
bertekat akan secara dewasa dan arif menyikapi hatinya terhadap Rafif dan Abdul
Aziz.
4.2.2 Masalah fisik
Masalah fisik yaitu masalah yang nyata bukan sekedar dari luar saja , fisik
harus kuat dan mentalnya dalam menghadapi masalah, tetapi tidak akan pernah
menyerah .
Berikut permasalahan yang mengarah kehal tersebut:
“Meski telah melakukan perjalanan begitu jauh ke kantor-kantor, semangat Dena tak pernah pudar. Staminanya pun terlihat tiada menurun. Mungkin karena wajah redup orang tuanya dan binary mata Abdi yang penuh harap selalu membayangi, menjadi kekuatan yang berbaur lengkap ditubuh tinggi langsing tersebut“(PPA/mslhf/2011/30).
Dari permasalahan diatas digambarkan tokoh Dena tak pernah menyerah
demi mendapat pekerjaan.dengan penuh harapan dari kedua orang tuanya juga
adiknya yang selalu member semangat buat Dena yang menjadi kekuatan dan
semangat dalam dirinya.
Kutipan yang lain dalam novel ini juga dapat dilihat sebagai berikut:
“Meski kita tak mampu kesana, Bu, yang penting kita sudah punya niat itu telah pula sampai ke hadapan Allah …. Kalimat yang selalu dilapazkan bapak itu kembali terngiang ditelinga Dena”.(PPA/mslhf/2013/78).
44
Dari kutipan diatas merupakan gambaran yang dialami Dena ketika
teringat kata-kata ayahnya.bahwa mereka akan pergi jauh dan ada niat untuk
melaksanakannya.
4.2.3 Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan yang berhubungan dengan lingkungan ini bisa berupa
masalah-masalah yang terjadi antara tokoh dengan sekitanya, misalnya dirumah ,
dikantor, disekolah , dikampus , dan sebagainya.
Berikut kutipan yang mengarah ke hal tersebut:
“ Zaman sulit begini, masih saja ada aturan-aturan yang memberatkan, Katanya kita ini masyarakat kecil yang perlu dilindungi, tapi ……astaghfirullah,” ungkapan pak Zamri”( PPA/mslhl/2013/6).
Kutipan di atas mengambarkan masalah yang sedang dihadapi Dena di
tempat berdagang.Dena diam saja dia mengerti akan keluhan bapaknya.dengan
adana aturan-aturan yang memberatkan hanya masayarakat kecil yang peru
dilindungi .
Kutipan yang lain juga dapat dilihat sebagai berikut:
“ Masih mending hidup kita ini bila dibandingkan mereka yang hidup dikolong jembatan dan memungut sampah buat menyambung hidup”(PPA/mslhl/2011/87).
44
Kutipan diatas mengambarkan masalah menghadapi terpaan dalam hidup.
Maka timbullah mereka menjadi orang-orang yang kuat batin menghadapinya
sebagai anak yang ingin mengabdi kepada orang tua.
Permasalah yang serupa juga dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
“Kalau soal kaya, orang Arab memang kaya-kaya. Tapi ,buat apa kaya kalau batin dan badan kita tersiksa. Pikirkanlah lagi, Nak Dena. Belum terlambat untuk berbalik membatalkan pernikahan ini sebelum hidup Nak Dena nanti sengsara. Lelaki kaya masih banyak di Indonesia. Saya yakin, Nak Dena pasti mendapatkannya. Nak Dena cukup cantik, kok. Saya sangat setuju keluarga ibu Zamri terangkat perekonomiannya. Tapi jangan sampai mengorbankan diri atau anak. Maafkan saya lancang bicara , tapi itu demi kebaikan Bu Zamri dan Nak Dena juga. Tak ada maksud iri maupun maksud jahat lainnya…,”( PPA/mslhl/2011/204 ).
Pada kutipan diatas mengambarkan bagaimana Dena dan keluarga harus
menjalani ujian dari Allah. Kalimat perempuan paruh baya yang duduk didepan
Dena gadis itu berusaha menekan rasa iba yang mendadak mengalir
dihatinya.meski sadar dirinya tengah diuji Allah.
4.4 Problema Psikologis yang Dialami Tokoh
Dalam novel Hidayahmu Turun Di Jeddah karya Roidah, terdapat tiga
penyebab problema psikologis yang dialami tokoh, yaitu: keuangan, Keluarga,
Agama dan Akhlak.
4.4.1 Problema Keuangan
Yaitu sebuah masalah kebutuhan oleh karena itu dapat merasakan bertapa
pentingnya arti uang dalam kehifdupan, dan berusaha untuk mersakan pentingnya
mendapatkan uang, problema keuangan berbeda antara satu dan yang lainnya,
44
sesuai dengan keadaan ekonomi, tempat mereka hidup dan keadaan sosial yang
melingkunginya.
Berikut kutipan yang mengarah ke hal tersebut:
“ kak tunggakan uang sekolah Abdi sudah empat bulan. Abdi malu sama guru-guru. Minta kebapak malah disuruh berhenti sekolah. Minta sama ibu, uang tak punya. Gimana ya , kak? Abdi ngamen saja di perempatan , boleh?”( PPPA/kug/2011/8).
Pada kutipan diatas mengambarkan bahwa Dena tak tega mendengar
keluahan adik tungalnya.maklum perasaan Abdi juga pernah dirasakannya dulu
seolah guru-guru ingin menelajangi kemelaratan keluarganya terus-menerus
selama uang sekolahnya belum dilunasi.
Permasalahan yang sama dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“Abdi yang sabar, ya? Insya Allah, besok atau paling lama minggu depan, Kakak kasih duit nya.Abdi tak usah ngamen. Nanti,sekolah Abdi terganggu…”(PPPA/kug/2011/9).
Kutipan diatas mengambarkan harapan Dena untuk mencari uang demi
adiknya untuk membayar uang sekolahnya. Gadis baik hati itu paham sekali
dengan kondisi keungan keluarganya yang hanya pas-pasan buat makan mereka.
Permasalahan yang sama dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“ insya Allah, besok kita bisa bayar uang sewa rumah dan utang di warung ya,pak. Tapi tagihan listrik dan air insya Allah baru di akhir bulan bisa Dena penuhi. Penghasilan bapak – ibu sekarang digunakan untuk kebutuhan makan kita sehari-hari saja, yang lainnya Dena yang tanggung”(PPPA/kug/2011/45).
44
Pada kutipan diatas mengambarkan bagaimana Dena harus menanggung
beban keluarga mulai dari sekarang dan seterusnya.dengan semangat untuk
meyakinkan kedua orang tua mereka bahwa Dena yang akan membayar uang
sewa semuanya.
Permasalahan yang sama dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“Tak usah, saya mau langsung pamit saja. Saya yakin, mala mini Bapak –Ibu pasti belum ada duit untuk bayar uang sewa kontrakan ini,kan? Makanya, saya cuma mau ingetan,segera di cicil. Uang dagangannya dikumpulin. Biar saya yang kesini lagi. Pak Zamri atau Dena tak usah nyamperin saya. Kalau saya tunggu-tunggu saja dirumah , ntar tak dibayar-bayar lagi kaya kemarin. Jadi , jangan ngutang lagi, ini sudah masuk bulan ketiga. Jangan bikin saya berpikir lain nantinya, mengantikan Ibu-Bapak dengan keluarga lain,.!(PPPA/kug/2011/12).
Pada kutipan diatas mengambarkan masih bayak yang harus di bayar bagi
keluarga Dena karena dengan datangnya Bu Sarti pemilik kontrakan yang didiami
keluarganya.
Permasalahan yang sama dapat dilihat daalam kutipan berikut:
“Mana cukup jualan gorengan gini menutupi biaya hidup kita? Bukankah itu namanyakita yang dizhalimi? Tapi, ya kita maafkan, karena mereka tidak tahu. Apalagi, dengan ukuran gorengan selama ini, pembeli dapat kenikmatan tanpa membayar mahal. Tapi , kita tetap tak dapat untung banyak. Berarti kita harus cari cara agar rezeki yang kita dapat lebih banyak lagi, dengan mengubah ukuran gorengan yang menurut Ibu tidak terlalu kecil”(PPPA/kug/2011/18)
Pada kutipan diatas mengambarkan bagai mana kondisi ekonomi mereka
karena menjadi penyebab beban keluarga. Sementara disisi pemikiran ibunya
44
Dena juga bisa memaklumi, sebab kondisi sekarang ekonomi mereka belakangan
yang menuntut kedua orang tuanya melunasi bebagai hutang.
4.4.2 problema keluarga
Yaitu tindaklah mudah bagi remaja untuk menerima suatu pendapat yang
mengatakan bahwa campur tangan orang terhadap mereka lebih dari ungkapan
perhatian untuk kepentingan mereka sendiri bahkan mereka memandang campur
tangan itu sebagai lanjutan dari kekuasaan .
Berikut kutipan yang mengarah kehal tersebut:
“Kedua orang tua Dena itu bagai terhipnotis. Tubuh mereka berdua spontan berbalik dan berjalan menuju kamar. Dikepala keduanya, masih tersisi pikiran penuh harapan bahwa besok dagangan gorengan mereka bisa lebih banyak mendatangkan untung, hingga bisa untuk membayar sewa rumah. Bagaimanapun, mereka tidak tega jika Dena membanting tulang sebagai buruh orang lain, demi menanggung beban untang mereka”(PPPA/klg/2011/14).
Pada kutipan diatas mengambarkan bagaimana keluarga mereka harus
menaggung beban hutang .Dena mengerti itu dan ikut merasakannya dan demi
melihat raut muka kedua orang tuanya itu.
Kutipan yang lain juga dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
“Dena mengerti sekali perasaan bapaknya itu yang telah menunjukkan kesetiannya membiayai hidup keluarga tanpa memikirkan sedikit pun lepas dari tanggung jawab. Berbanding terbalik dengan yang banyak dialami ibu-ibu tetangga disamping rumah Dena, ditinggal suaminya karena tak kuat membiayai ekonomi mereka atau malah tergoda menambah berat beban sendiri dengan menikahi perempuan lain”(PPPA/kug/2011/46).
44
Dari kutipan diatas mengambarkan bahwa perasaan dena terhadap orang
tuanya yang begitu kuat untuk menjalani hidup.dengan pemikiran yang begitu
dewasa gadis itu paham dengan kedua orang tuanya.
4.4.3 problema Agama dan Akhlak
Problema agama dan akhlak disebabkan adanya perbedaan antara apa yang
dipelajari disekolah dengan apa yang terdapat dilingkungan sekitarnya baik dalam
lingkungan keluarga maupun masyarakatnya.
Berikut kutipan yang mengarah kehal tersebut:
“Dia tak ingin ayah dan ibunya yang harus menegaskan itu. Sebab, kalau tak ditepati , beliau berdua akan berdosa di hadapan Allah. Bagi Dena, cukuplah dirinya yang ditimpakan beban hutang tersebut dan dia bertekat akan melunasi dengan sekuat upaya, lewat pekerjaan baru yang akan dicarinya.”(STMPPA/sbr/2011/13).
Pada kutipan diatas mengambarkan bahwa Dena tak ingin berdosa dimata
kedua orang tuanya Cuma masalah hutang yang mereka tanggung.
Sikap sabar juga dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
“Ya, aku terima pinangan abimu karena harta. Tapi, bukan harta dunia, melainkan harta yang tersimpan di balik batinya yang teramat luas, kaya, dan tinggi nilainya. Aku tak butuh apa-apa lagi dalam hidup, kecuali tercapainya cita-citaku menuju surge Allah dan cara yang tepat mencapai kesana adalah dengan menikahi abimu. Cinta Allah-lah yang akan ku tuju. Jadi, soal umur abimu, tak menjadi penghalang bagiku. Memangnya, ada apa dengan umur beliau”.(STMPPA/sbr/2011/ 195).
Kutipan diatas mengambarkan bagaimana Dena sikap sabar untuk
pernikahan yang akan dilaksanakannya .
44
4.6 Sikap Tokoh Dalam Menyelesaikan Problema
Dalam novel HIdayahmu Turun Di Jeddah Karya Roidah ini sikap dalam
menyelesaikan berbagai problema yang dihadapinya yaitu dengan sabar , tabah
dan ikhlas.
4.6.1 Sabar
Yaitu sikap tenang dalam menghadapi masalah ( tidak terburu nafsu dan
tidak lekas marah ) dan tenang dalam menghadapi cobaan .
Berikut kutipan yang mengarah ke hal tersebut:
“Betul kata bapakmu, Nak. Ibu sangat senang dengan kamu sudah punya pekerjaan. Tapi , kalau mungkin untuk menyisakan uang demi tabunganmu,lakukanlah. Nanti, kalau bapakmu sudah tak sanggup menutupi kebutuhan kita dan utang bertambah banyak, baru uangmu kita pakai semua, ya “( STMPPA/sbr/2011/47).
Pada kutipan diatas mengambarkan tentang Dena yang salalu bersabar
dalam menghadapi kedua orangtuanya.dengan sekarang Dena yang sudah punya
pekerjaan bapaknya menyuruh ia menyimpan hasil dari pekerjaannya itu untuk
keperluan saat dibutuhkan.
Kutipan yang lain juga dapat di jumpai dalam kutipan berikut:
“Dena hormat dan kagum pada beliau. Beliau begitu baik hati dan santun. Tapi, apakah itu bisa menjadi dasar menyukai beliau sebagai lelaki untuk dicintai perempuan dan berlanjut kepernikahan, Dena tak bisa memastikan. Dena bingung,pak”(STMPPA/sbr/2011/90).
44
Kutipan diatas mengambarkan tentang Dena bersabar atas bagaimana dia
menerima pinangan. Dengan hati yang sabar dan atas dasar menyukai beliau
sebagai lelaki untuk dicintai.
4.6.2 Tabah
Yaitu sikap tetap kuat hati dalam menghapi masalah dan memiliki
keagungan hidup pikiran tang tercermin dalam tindakan dan maksud yang mulia.
Berikut kutipan yang mengarah ke hal tersebut:
“ Insya Allah , kami pasti bayar , Bu. Kali ini, tidak molor lagi. Ibu juga tak perlu capek-capek kesini. Saya janji, pasti saya yang ke sana”( STMPPA/sbr/2011/13)
Pada kutipan diatas mengambarkan bahwa ke tabahan hati Dena
menghadapi dan meyelesakan masalah.janji Dena yang tidak molor lagi untuk
bayar uang sewa rumah.
Sikap tabah juga dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
“ Ibu dan Bapak janganlah bertengkar soal gorengan ini. Maksud Ibu sama Bapak itu sangat Dena pahami dan tak ada yang salah. Dena ambil jalan tengahnya saja yang diridhai dunia dan akhirat ,ya”(STMPPA/sbr/2011/18).
Pada kutipan diatas mengambarkan Dena yang tumbuh sebagai gadis yang
dewasa yang mengerti akan masalah kedua orang tua nya.dengan ibu dan
Bapaknya bertengkar soal gorengan tentulah Dena sangat memahami itu.
4.6.3 Ikhlas
44
Yaitu sikap hati dalam menghadapi masalah dengan hati yang tulus dan
memberikan atau menyerahkan dengan tulus hati.
Berikut kutipan yang mengarah ke hal tersebut:
“Tapi, yang pasti, aku jangan menerima pinangan Pak Abdl Aziz karena hartanya. Kasihan beliau. Beliau juga mengharapkan aku bukan dengan imingan harta. Tak sedikit pun terucap apa yang akan diberikannya, seperti rumah dan mobil agar aku menjawab pinangan nya. Berarti aku harus menjawab isi hatinya juga dengan bahasa hati”(STMPPA/ikls/2011/78).
Pada kutipan diatas mengambarkan bagaimana hati nurani Dena tak tenang
dengan apa yang dihadapi nya sekarang.menerima pinangan dari Abdul Aziz
bukan karena hartanya tak sedikitpun terucap apa yang akan diberikan.dengan
semua harta dari Abdul aziz .
Sikap ikhlas yang lain juga dapat dijumpai dalam kutipan berikut:
“Hm… setelah saya meminta petunjuk Allah, saran dari kedua orang tua, dan menelaah dengan logika saya, maka saya… bersedia menerima Bapak sebagai pembimbing dalam hidup saya ke depan.(STMPPA/ikls/2011/94).
Dari kutipan diatasa menggambarkan masalah yang dihadapinya selesai
dengan bersedia menerima pinangan dari Abdul Aziz dengan meminta petunjuk
dari Allah dan bersedia menjadi pembimbing dalam kehidupan di masa depan.
44
4.8 TABEL JUMLAH HASIL AKHIR
Variabel Sub Variabel/Indikator
Psikologi Agama
Problema Psikologi
Agama
Penyebab
Problema Psikologi
Agama
Sikap tokoh dalam
Menyelesaikan
Problema Psikologi
Agama
mlhb mslhf mlhl kug klg ada sbr tbh ikls
6 2 3 5 2 2 2 2 2