jurnal yusran

Embed Size (px)

Citation preview

ABSTRAK Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang, sehingga akan menyebabkan dampak kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Ada tiga macam jenis pencemaran yaitu pencemaran air, udara dan tanah, pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan seperti CO2, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok, pencemaran air terjadi pada sumbersumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Sedangkan pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung, pencemaran tanah melalui air Dan pencemaran tanah melalui udara. Pencemaran dapat ditangani dengan tindakan secara administratif, dengan menggunakan teknologi, dan melalui edukatif/Pendidikan. Dengan tiga pendekatan diatas diharapkan kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisisi. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa. Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita. Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi1

pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah. Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah : 1. Erosi dan curah hujan yang tinggi. 2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk. 3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya. Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan membunuh hama yang menyerang lahan pertanian. DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh hewan yang ada pada rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia. DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan. Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis pada organisme yang disebabkan oleh penggunaan DDT. 1. merusak jaringan tubuh makhluk hidup 2. menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan 3. menghambat proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur sehingga telurnya tidak dapat menetas. 4. lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pencemaran lingkungan itu? 2. Apa saja macam-macam pencemaran? 3. Bagaimana Dampak masing-masing pencemaran bagi kesehatan? 4. Bagaimana solusi agar masyarakat terhindar dari masalah kesehatan karena pencemaran lingkungan? C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui tentang pencemaran lingkungan. 2. Untuk mengetahui macam-macam pencemaran. 3. Untuk mengetahui Dampak masing-masing pencemaran bagi kesehatan. 4. Untuk mengetahui solusi agar masyarakat terhindar dari masalah kesehatan karena pencemaran lingkungan.2

PENCEMARAN LINGKUNGAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pencemaran Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup adalah sirkuler. Setiap aktivitas manusia, sedikit atau banyak akan mengubah lingkungan hidupnya (Kristanto, 2002:30). Secara umum terdapat beberapa faktor yang ikut menentukan sifat lingkungan hidup dalam hubungannya dengan manusia, di antaranya adalah: a. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup tersebut. b. Interaksi antarunsur dalam lingkungan tersebut. c. Kelakuan dan kondisi unsur lingkungan. Misalnya, kota yang penduduknya aktif dan giat bekerja, berbeda sifatnya dengan kota yang serupa namun penduduknya santai dan malas. d. Faktor nonmaterial. Misalnya suhu, kelembaban, cahaya, kebisingan, dan lainlain.

Menurut bentuknya limbah dapat digolongkan sebagai limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berasal dari aktivitas rumah tangga yang meliputi pembuangan air bekas mandi, cuci, dan air hujan. Pada umumnya air bekas mandi, cuci dibuang secara langsung ke selokan, sungai atau empang/sawah/kolam, sehingga menyebabkan pencemaran di daerah ynag dilalui sungai. Sedangkan air hujan mengalir ke selokan sehingga menghanyutkan sampah domestik yang dibuang ke selokan atau terbawa oleh air hujan masuk ke badan sungai (Haeruman, 1986:39). Materi sampah dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diurai oleh organisme. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit diurai sehingga bertahan dalam ujudnya dan zatnya, misalnya plastik, karet, pestisida, pupuk, dan lain-lain. Limbah organik tersebut misalnya sisa makanan, daundaunan, limbah kayu, limbah produksi tahu dan tempe, dan sejenisnya. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Industri merupakan salah satu penopang perekonomian daerah. Keberadaan industri di suatu wilayah dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Namun3

akibat adanya proses industri, maka industri tersebut akan mengeluarkan hasil sampingan berupa limbah. Limbah apapun seharusnya tidak menjadi masalah jika dikelola dengan baik tetapi apabila karena berbagai keterbatasan dana dan kepedulian pelaku pengusaha industri, maka limbah tersebut tidak dikelola, sehingga cepat atau lambat tentu akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Perkembangan industri saat ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Namun di lain pihak, hal tersebut memberikan dampak terhadap lingkungan akibat buangan industri dalam pengembangan industri, berupa buangan air limbah ke permukaan badan air seperti sungai.

2. Macam-macam pencemaran a. Pencemaran udara 1) Emisi Karbon Monoksida (CO) Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor. 2) Nitrogen Oksida (NOx) Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun). NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu: a) Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)4

Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO + NO2). b) Prompt NOx Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran. c) Fuel NOxNOx Formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar. Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau smog kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia. 3) SOx (Sulfur Oxide : SO2, SO3) Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi: S + O2 SO2 SO2 + 1/2 O2 SO3 Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas yg ditetapkan oleh WHO. 4) Emisi HydroCarbon (HC) Pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC.5

Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker. 5) Partikulat Matter (PM) Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi setelahnya. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paruparu. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.

b. Pencemaran tanah Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.( Kadek Diana Harmayani dan I G. M. Konsukartha, 2007: 62-108)

6

c. Pencemaran air Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Jadi pencemaran air tanah adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air (Wardhana, 1995). Pencemar air dapat menentukan indikator yang terjadi pada air lingkungan. Pencemar air dikelompokkan sebagai berikut: Bahan buangan organik Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan semakin berkembangnya mikroorganisme dan mikroba patogen pun ikut juga berkembang biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit. Bahan buangan anorganik Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi bersifat sadah karena mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg). Selain itu ion-ion tersebut dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen (As) dan air raksa (Hg) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Bahan buangan zat kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air yang berupa sabun,bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga manusia.

7

Pohan (2004) menyatakan pencemaran tanah dapat terjadi karena halhal di bawah ini, yaitu : 1. Pencemaran tanah secara langsung Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya. 2. Pencemaran tanah melalui air Air yang mengandung bahan pencemar ( polutan ) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah. 3. Pencemaran tanah melalui udara Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

3. Dampak pencemaran bagi kesehatan a. Pencemaran udara Pada tingkat konsentrasi tertentu zat-zat pencemar udara dapat berakibat langsung terhadap manusia, baik secara mendadak atau akut, maupun menahun atau kronis/sub-klinis dan dengan gejala-gejala yang samar. Dimulai dari iritasi saluran pernapasan, iritasi mata dan alergi kulit sampai pada timbulnya tumbuhan atau kanker paru. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara dengan sendirinya mempengaruhi daya kerja seseorang, yang berakibat turunnya nilai produktivitas serta mengakibatkan kerugian ekonomis pada jangka panjang dan timbulnya permasalahan sosialekonomi keluarga dan masyarakat. Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan manusiatidak dapat di bantah lagi baik polusi udara yang terja di di alam bebas (output air polution)ataupun yang terjadi didalam ruangan (input air polution), polusi yang terjadi di luar ruangan karena bahan pencemar yang berasal dari industri, transportasi, sementara polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok dan gangguan sirkulasi udara. Akibat yang timbul pada tubuh manusia karena bahan pencemar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis bahan pencemar, toksisitasnya8

dan

ukuran

partikelnya.

Bahan

oksidan

seperti

ozon

dan

PAN

(peroxyacetylnitrate) dapat mengiritasi mukosa saluran pernapasan, yang berakibat pada peningkatan insiden penyakit saluran pernapasan kronik yang non spesifik (CNSRD = Chronic non spesific respiratory diseases), seperti asma dan bronkitis. Beberapa bahan organik berupa partikel debu dapat menyebabkan pneumokoniosis, dan bahan biologis seperti virus, bakteri dan jamur dapat menimbulkan infeksi dan reaksi alergi. Bahan pencemar lain seperti oksida nitrogen (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) juga dapat mengakibatkan CNRSD. Bahan pencemar yang masuk dari paru-paru dapat masuk ke sirkulasi darah seperti halnya gas Coyang bersifat neurotoksik (racun saraf) dan benzene yang merupakan bahan karsinogen. b. Pencemaran tanah Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbalsangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme darimikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat9

menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. c. Pencemaran air Limbah Limbah adalah zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri maupun non-industri (Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali, 1988). Buangan industri adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan dari proses produksi industri yang dapat berbentuk benda padat, cair maupun gas yang dapat menimbulkan pencemaran. Buangan non-industri adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan bukan dari industri, melainkan berasal dari rumah tangga, kantor, restoran, tempat hiburan, pasar, pertokoan, rumah sakit dan lain-lain yang dapat menimbulkan pencemaran. Limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan baik industri maupun nonindustri dapat menimbulkan gas yang berbau busuk misalnya H2S dan amonia akibat dari proses penguraian material-material organik yang terkandung di dalamnya. Selain itu, limbah dapat juga mengandung organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan nutrien terutama unsur P dan N yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Karena itu, pengolahan limbah sangat dibutuhkan agar tidak mencemari lingkungan. 1. Arsen (As) Unsur ini merupakan salah satu hasil sampingan dari proses pengolahan bijih logam non-besi terutama emas, yang mempunyai sifat sangat beracun10

dengan dampak merusak lingkungan. Akibat merugikan dari arsen bagi kesehatan manusia adalah apabila terkandung >100 ppb dalam air minum; dengan gejala keracunan kronis berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan kulit atau melanoma serta kanker usus. 2. Merkuri (Hg) Semua cebakan merkuri terbentuk dari larutan hidrotermal di dalam segala jenis batuan yang diakibatkan oleh kegiatan vulkanisma Tersier. Hg juga dapat terbentuk sebagai unsur jejak (trace element) pada kebanyakan cebakan mineral lainnya. Mineralmineral yang mengandung merkuri (Hg) adalah sinabar, metasinabarit, kalomel, terlinguait, eglestonit, montroidit, dan merkuri murni. Pada usaha pertambangan logam mulia dengan metoda pengolahan amalgamasi, merkuri atau quicksilver (berbentuk cair) digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan pelarut/penangkap emas dan perak (Jensen et al., 1981). Proses pengolahan ini menjadi sorotan karena menghasilkan tailing dengan kandungan Hg signifikan. Merkuri (Hg) yang terbentuk sebagai fraksi halus, unsur jejak, dan ion seharusnya diwaspadai apabila terakumulasi dalam jumlah signifikan karena dapat berdampak merugikan bagi lingkungan hidup. Unsur ini telah dikenal sebagai bahan bersifat racun mematikan apabila: a. Terdapat dengan kandungan melebihi ambang batas dalam biji-bijian, binatang pemakan biji-bijian tersebut dan tubuh ikan yang berada dalam air tercemar merkuri. Kasus penimbunan senyawa merkuri oleh ikan karena binatang ini mengkonsumsi organisma planktonik mengandung ion-ion merkuri dalam air tercemar tersebut. Ikan atau jenis makanan apapun dengan kandungan > 0,5 ppm Hg harus dilarang dipasarkan dan termasuk air dengan kandungan < 1 mg Hg/dm3. b. Berupa senyawa metil-merkuri yang dihasilkan oleh proses metilasi dalam air sungai dan danau berpH rendah, yang berlangsung berkesinambungan atau sewaktu-waktu. Senyawa ini terbentuk karena melarutnya Hg2+ dari sedimen melalui pertukaran ion pada lingkungan air berkonsentrasi tinggi ion hidrogen dan kemudian meningkatnya sintesis metil-merkuri oleh mikro-organisma. Konsentrasi senyawa tersebut dalam organisma aquatik beraneka ragam karena tergantung kegiatan metabolisma dan rata-rata rentang hidup dari spesies organisma

11

bersangkutan; sementara pada tubuh ikan mencapai 6090% karena daya serapnya yang tinggi. Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan

terganggunya fungsi ginjal dan hati. Disamping itu akan mengganggu sistem enzim dan mekanisma sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim. Merkuri (Hg) organik dari jenis metil-merkuri dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita hamil, mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak. 3. Timbal (Pb) Unsur Pb umumnya ditemukan berasosiasi dengan Zn - Cu dalam tubuh bijih. Logam ini penting dalam industri modern yang digunakan untuk pembuatan pipa air karena sifat ketahanannya terhadap korosi dalam segala kondisi dan rentang waktu lama. Pigmen Pb juga digunakan untuk pembuatan cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraethyl (Jensen et al., 1981). Pemanfaatan pada bahan bakar bensin telah mengalami penurunan karena menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Bijih logam timbal (Pb) dapat terbentuk dalam cebakan-cebakan seperti stratabound sulfida massif, replacement, urat, sedimentasi, dan metasomatisma kontak dengan mineralmineral utama terdiri atas: galena (PbS), cerusit (PbCO3), anglesit (PbSO4), wulfenit (PbMoO4), dan piromorfit [Pb5(PO4, AsO4)3Cl]. Larutan pembawa Pb diantaranya: air connate, air meteorik artesian, dan larutan hidrotermal yang naik ke permukaan; dengan sebagian besar Pb berasal dari larutan hidrotermal yang membentuk cebakan bijih pada suhu rendah, berupa pengisian rongga batuan induk. Pb dalam batuan berada pada struktur silikat yang menggantikan unsur kalsium/Ca, dan baru dapat diserap oleh tumbuhan ketika Pb dalam mineral utama terpisah oleh proses pelapukan. Pb di dalam tanah mempunyai kecenderungan terikat oleh bahan organik dan sering terkonsentrasi pada bagian atas tanah karena menyatu dengan tumbuhan, dan kemudian terakumulasi sebagai hasil pelapukan di dalam lapisan humus. Diperkirakan 95% Pb dalam sedimen (nonorganik dan organik) dibawa oleh air sungai menuju samudera. Pb relatif dapat melarut dalam air dengan pH < 5 dimana air yang bersentuhan dengan timah hitam dalam suatu periode waktu dapat mengandung > 1 g Pb/dm3; sedangkan batas kandungan dalam air minum adalah 50 g Pb/dm3. Luasnya penyebaran unsur Pb di alam sebagian12

besar disebabkan oleh limbah kendaraan bermotor. Unsur ini mengalami peningkatan ketika melibatkan atmosfir dan kemudian mencemari tanah serta tanaman. Di daerah padat penduduk (urban), anakanak menyerap lebih banyak Pb daripada orang dewasa; terutama pada mereka yang kekurangan gizi dan mempunyai perilaku mengkomsumsi makanan tidak bersih atau berdebu, yang dapat mengandung beberapa ribu ppm (1.000 3.000 g Pb/kg). Di London Barat, banyak anak-anak teridentifikasi menderita keracunan akut oleh Pb (ONeill, 1994).

4. Solusi dari pencemaran a. Pencemaran udara 1. solusi dari carbon monoksida Pengendalian Pencegahan a. Sumber Bergerak i. ii. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala. iii. Memasang filter pada knalpot.

b. Sumber Tidak Bergerak i. ii. Memasang scruber pada cerobong asap. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala. iii. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah. c. Manusia Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam ) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upayaupaya: i. ii. Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas. Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga

mengandung CO seperti sumur tua , Goa , dll. Penanggulangan13

i.

Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaust-fan.

ii.

Bila terjadi korban keracunan maka lakukan : Berikan pengobatan atau pernafasan buatan Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat

2. solusi dari sulfur oksida Pengendalian Pencegahan a. Sumber Bergerak Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala Memasang filter pada knalpot b. Sumber Tidak Bergerak Memasang scruber pada cerobong asap. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah. c. Bahan Baku Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan. d. Manusia Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya : i. ii. Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas. Mengurangi aktifitas diluar rumah.

Penanggulangan i. ii. iii. Memperbaiki alat yang rusak Penggantian saringan/filter Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan : Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih. Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.14

Kirim segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.

3. solusi dari hidrocarbon Pengendalian Pencegahan a. Sumber Bergerak i. ii. iii. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik. Melakukan pengujian emisi secara berkala dan KIR kendaraan. Memasang filter pada knalpot.

b. Sumber Tidak Bergerak i. ii. Memasang scruber pada cerobong asap. Memodifikasi pada proses pembakaran.

c. Manusia Apabila kadar oksidan dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (235 mg/Nm3 dengan waktu pengukuran 1jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya: i. ii. Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas. Mengurangi aktifitas di luar rumah.

penanggulangan i. ii. Mengganti peralatan yang rusak. Mengatur pertukaran udara didalam ruang, seperti menggunakan exhaust-fan. iii. Bila jatuh korban keracunan maka lakukan : Berikan pengobatan atau pernafasan buatan. Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.

Teknologi Penanggulangan Emisi dari Kendaraan Secara sekilas teknologi penanggulangan emisi dari mesin dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar yaitu a) Pengurangan emisi metoda primer dan b) Pengurangan emisi metoda sekunder Untuk pengurangan emisi metoda primer adalah sebagai berikut: Berdasarkan bahan bakar: a) Penggunaan bahan bakar yang rendah Nitrogen dan Sulfur termasuk penggunaan non fossil fuel

15

b) Penggalangan penggunaan Non Petroleum Liquid Fuels c) Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan bagi motor bensin d) Penggunaan bahan bakar Gas e) Penerapan teknologi emulsifikasi (pencampuran bahan bakar dengan air atau lainnya) Berdasarkan Perlakuan Udara a) Penggunaan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR) b) Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor c) Humidifikasi Berdasarkan Proses Pembakaran a) Modifikasi pada pompa bahan bakar dan sistem injeksi bahan bakar b) Pengaturan waktu injeksi bahan bakar c) Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan d) Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran Sementara itu pengurangan emisi metoda sekunder adalah: a) Penggunaan Selective Catalytic Reduction (SCR) b) Penerapan teknologi Sea Water Scrubber untuk aplikasi di kapal c) Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar d) Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor.

b. Pencemaran tanah Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan

16

keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: Langkah pencegahan Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain: 1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapislapis dengan tanah. 2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. 3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.17

4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam. 5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan. 6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme. Langkah penanggulangan Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara: 1. Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barang barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah. 2. Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih. 3. Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang. Dengan melakukan18

tindakan

pencegahan

dan

penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya. c. Pencemaran Air Penanggulangan Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses

penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi. Pengolahan limbah Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke19

sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk. Solusi penanganan pencemaran lingkungan Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian, pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pencemaran, yaitu Tindakan secara administratif, Tindakan dengan menggunakan teknologi, Tindakan melalui edukatif/pendidikan.

a. Tindakan Secara Administratif Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982 yang berisi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun pabrik atau proyek lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan ( AMDAL ).Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan kepada pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah juga mengeluarkan baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk menentukan mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program yang meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga di harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan fungsi lingkungan lestari.

20

Kurniawan

(2006)

menyatakan

pemerintah

juga

memberikan

penyuluhan terhadap masyarakat dengan melakukan perlindungan terhadap tanah dengan cara menanam rumput, membuat bendungan, lahan pertanian bertingkat, mencegah perburuan dan konsumsi terhadap hewan liar, menghindari penebangan hutan serta menanam jenis tanaman bergantian dalam satu lahan. b. Tindakan dengan Menggunakan Teknologi Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya

menggunakan mikroba maka disebut pengolahan secara biologis dengan menggunakan bakteri pengurai limbah. Inoguchi dkk. (2003), dan Nurhayani (2002) sepakat bahwa daur ulang limbah menjadi sesuatu yang lebih berguna sangat dianjurkan untuk mengurangi akibat dan dampak terhadap lingkungan. Maharani (2007), Wibowo (2010), sepakat bahwa teknik pengolahan sampah yang pada awalnya menggunakan pendekatan kumpul-angkut buang, kini telah mulai mengarah pada pengolahan sampah berupa reduce-reuserecycle (3R). Reduce berarti mengurangi volume dan berat sampah, reuse berarti memanfaatkan kembali dan recycle berarti daur ulang sampah. Teknik pengolahan sampah dengan pola 3R, secara umum adalah sebagai berikut: 1. Reduce (pengurangan volume) Ada beberapa cara untuk melakukan pengurangan volume sampah, antara lain: i. Incenerator (pembakaran)Merupakan proses pengolahan sampah dengan proses oksidasi, sehingga menjadi kurang kadar bahayanya, stabil secara kimiawi serta memperkecil volume maupu berat sampah yang akan dibuang ke lokasi TPA. ii. Balling (pemadatan)Merupakan sistem pengolahan sampah yang dilakukan dengan pemadatan terhadap sampah dengan alat pemadat yang bertujuan untuk mengurangi volume dan efisiensi transportasi sampah.21

iii. Composting (pengomposan)Merupakan salah satu sistem pengolahan sampah dengan mendekomposisikan sampah organik menjadi material kompos, sperti humus dengan memanfaatkan aktivitas bakteri. iv. Pulverization (penghalusan)Merupakan suatu cara yang bertujuan untuk mengurangi volume, memudahkan pekerjaan penimpunan, menekan vektor penyakit serta memudahkan terjadinya pembusukan dan stabilisasi. 2. Reuse Reuse adalah pemanfaatan kembali atau mengguanakan kembali bahan-bahan dari hasil pembuangan sampah menjadi bahan yang dapat di pergunakan kembali. Misalnya sampah konstruksi bangunan. 3. Recycle Recycle adalah kegiatan pemisahan benda-benda anorganik (misalnya: botol-botol bekas, kaleng, kardus dan lainnya) dari tumpukan sampah untuk diproses kembali menjadi bahan baku atau barang yang lebih berguna. Jana dkk. (2006) menyatakan limbah cair harus dibuatkan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara lengkap, sehingga tidak memberikan beban tambahan terhadap pencemaran air, adapun metoda dasar penanganan limbah domestik pada dasarnya terdiri dari: pengolahan pendahuluan, pengolahan dasar (primary treatment), pengolahan kedua (secondary treatment) dan pengolahan tersier (tertiary treatment). c. Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam. Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencemaran lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga. Karena itu perlu dipikirkan teknologi sederhana yang dapat

diterapkan kepada masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga secara

22

swadaya. Sampah rumah tangga secara umum dapat dibagi dua ada sampah anorganik seperti plastik, gelas dan kaca serta botol kaleng dan sampah organik, seperti sisa makanan, sisa sayuran dan lain-lain. Anonim (2008) menyatakan salah satu teknik pengolahan sampah organik rumah tangga adalah menggunakan KERANJANG TAKAKURA. Keranjang Takakura (Mr. Takakura adalah Profesor di Jepang yang sukses melakukan praktek pengolahan limbah organik rumah tangga di Jepang) adalah media pengolahan sampah secara biologi, karena menggunakan bakteri sebagai pengurai sampah. Keranjang Takakura sendiri adalah keranjang wadah yang biasa digunakan tempat pakaian kotor sebelum dicuci (rigen) yang umumnya berkapasitas 50 liter. Berikut ini cara pengolahan sampah organik menggunakan metoda keranjang Takakura : 1. Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak bisa masuk) dan tutupnya. 2. Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal bisa masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahanbahan yang akan dikomposkan. 3. Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalam doos selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu masukkan doos tersebut ke dalam keranjang plastik. 4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa makanan dari meja makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran mentah dapur: akar sayuran, batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotongpotong kecil-kecil sampai ukuran 2 cm x 2 cm. Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahanbahan yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan23

dikomposkan. Bilamana perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi. Keuntungan metoda pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama tidak penuhnya, sebab bahan-bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang kompos ini beraroma jeruk, bila kita banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat dimanfaatkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah upayakan agar bekas sayuran bersantan, daging dan bahan lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos. Mengingat starter-nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL (mikroba loka) tidak digunakan.

24

PENUTUP

1. Kesimpulan Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan

peruntukannya. Industri merupakan salah satu penopang perekonomian daerah. Keberadaan industri di suatu wilayah dapat membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat setempat. Namun akibat adanya proses industri, maka industri tersebut akan mengeluarkan hasil sampingan berupa limbah. Limbah apapun seharusnya tidak menjadi masalah jika dikelola dengan baik tetapi apabila karena berbagai keterbatasan dana dan kepedulian pelaku pengusaha industri, maka limbah tersebut tidak dikelola, sehingga cepat atau lambat tentu akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Perkembangan industri saat ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Namun di lain pihak, hal tersebut memberikan dampak terhadap lingkungan akibat buangan industri dalam pengembangan industri, berupa buangan air limbah ke permukaan badan air seperti sungai. 2. Saran Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa. Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar sungai agar jangan menggunakan air sungai untuk air minum, karena air di sungai yang sudah tercemar, dan untuk polusi udara diharapkan agar masyarakat menggunakan masker pada saat bepergian untuk menghindari terhirupnya polutan udara seperti SO2( sulfur dioksida), NOx (Nitrogen dioksida), CO (carbon monoksida), O3 (Oksidan), khlorin, HC (Hidrokarbon) dan lain lain.

25

Daftar Pustaka

Kadek Diana Harmayani dan I G. M. Konsukartha.2007. Pencemaran Air Tanah AkibatPembuangan Limbah Domestik Lingkungan Kumuh. Jurnal Pemukiman Natah. Studi Kasus Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung. Bali Afif Budiyono. 2001. Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan. Jurnal Pencemetan Odara. Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan. Widiyanto dan Winda Pertiwi Sigit. 2012. Pencemaran Lingkungan. Jurnal Dito setyoko. Danny Zulkifli Herman. 2006. Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam. Jurnal Geologi Indonesia. Bandung Gusten Sari. 2011. Polusi Air Tanah Akibat Industri Dan Limbah Rumah Tangga Serta Pemecahannya. Jurnal Kesehatan lingkungan. Agung Sudrajad. 2005. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. Jurnal Inovasi. http://uwityangyoyo.wordpress.com/2011/08/20/281/ di unduh pada tanggal 8 januari 2012 jam 22.34 wib. Yogyakarta

26