Upload
ardisila-dork
View
92
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAB IV
Citation preview
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak
melalui metode proyek yang dilaksanakan di Playgroup Tridaya tahun ajaran
2010/2011. Penyajian hasil data penelitian meliputi : 1) kondisi objektif
kecerdasan emosi anak-anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran
2010/2011 sebelum diterapkan pembelajaran metode proyek, 2) kecerdasan
emosional anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011
setelah diterapkan metode proyek, 3) seberapa besar peningkatan kecerdasan
emosi di kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011 setelah
diterapkan metode proyek.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Lokasi kelompok bermain
Secara demografis, playgroup Tridaya berada di kota Cimahi
tepatnya berada di Jln Encep Kartawiria no. !57B Cimahi Utara.
b. Visi dan misi kelompok bermain Tridaya
PG & TK Tridaya adalah lembaga pendidikan taman kanak-kanak
yang menerapkan “metode eksplorasi berbasis pendekatan individu”
dengan tetap berlandaskan pada pembelajaran play and learn sehingga
setiap aspek kecerdasan anak dapat berkembang optimal. Pembelajaran
47
di PG & TK Tridaya berpusat pada pengembangan proses Learn to
Know, Learn to Do, Learn to Be, dan Learn to Live Together.
Visi : Menjadi Play Group dan Taman Kanak-Kanak terbaik yang
mampu menciptakan siswa-siswi yang unggul, berkarakter dan
memiliki kecerdasan komprehensip melalui Sistem Pendekatan
Individu
Misi : Mengembangkan berbagai potensi kecerdasan siswa melalui
metode eksplorer (multi methode and sensori motorik for talent
and development task ) dan sarana pembelajaran yang edukatif,
kreatif, inovatif dan representatif.
Goal : Insan yang cerdas berkarakter dan siap memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Playgroup Tridaya merupakan sarana bermain dan belajar dalam
upaya pembentukan pribadi anak secara tepat dimasanya. Melatih
kemandirian, mengembangkan kreatifitas, dan sosialisasi anak.
c. Keadaan guru di kelompok bermain
Tabel 4.1
Personil playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011
Nama Tempat, tanggal lahir Pendidikan Terakhir
Jabatan
Gita Astagina, B.Hum Bandung, 24 Juni 1977 Sarjana Kepala sekolah Elfian Riyanti, S.Pd Majalengka, 06 Juni
1988 Sarjana Guru
Shinta Mutiara Cianjur, 13 Januari 1987
Diploma II Guru
48
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PG & TK Tridaya
d. Keadaan murid di Playgroup
Kelompok bermain Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011
memiliki 20 murid yang terdiri dari 2 kelas. Kelas A (lemon) yang
berusia 3-4 tahun dengan jumlah 10 murid, 3 laki-laki dan 7
perempuan. Kelas B (Lechy) yang berusia 2-3 tahun dengan jumlah 10
murid, 6 laki-laki dan 4 perempuan.
Pimpinan Lembaga Pendidikan Tridaya Dra. Chairida Herwati
Kepala Sekolah PG & TK Tridaya Gita Astagina, B.Hum
Shinta Mutiara
Guru-guru TK Guru Playgroup
Elfian Riyanti
49
Tabel 4.2
Data Murid Playgroup Tridaya Kelas A (Lemon) Yang Menjadi
Subjek Penelitian
No No induk Nama anak Nama panggilan
Jenis Kelamin
1 PG 1011-001 Alliya Danish Lathifa Danish Perempuan
2 PG 1011-002 Fatih Muhammad Ghazy Fatih Laki-laki
3 PG 1011-003 Kayriz Pearla Wilova N Arla Perempuan
4 PG 1011-016 Keisha Nadira Hanifa Keisha Perempuan
5 PG 1011-015 Moh. Irham Subhan Irham Laki-laki
6 PG 1011-013 Ruba Zerin Putri Kuntari Ruba Perempuan
7 PG 1011-006 Sulthan Fawwaz Al-Fajri Zidane Laki-laki
8 PG 1011-017 Nayla Rahma Setiadi Nayla Perempuan
9 PG 1011-014 Zalfaisha Hikaru Aisha Perempuan
e. Sarana dan Prasarana
Playgroup Tridaya memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang
terdiri dari tempat bermain yang “homy”, permainan indoor,
permainan outdoor, rumah pohon, ruang UKS, perpustakaan, lab sains,
ruang komputer, galeri hasil karya anak, mushola, kolam renang, ruang
tunggu dengan jaringan internet dan fasilitas lainnya.
50
f. Jadwal kegiatan Playgroup Tridaya
Tabel 4.3
Jadwal kegiatan Playgroup Tridaya
Waktu Kegiatan
08:00 - 08:30 Free play
08.30 – 09.00 Opening
09.00 – 09.30 Kegiatan inti
09.30 – 10.00 Snack time & menggosok gigi
10.00 – 10.30 Review, doa, pulang
Berdasarkan tujuan penelitian dan langkah-langkah pengolahan data, hasil
penelitian digambarkan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif kecerdasan emosional anak kelompok bermain
Tridaya tahun ajaran 2010/2011 sebelum diterapkan metode proyek
Hasil penelitian ditemukan bahwa sebelum diterapkan metode proyek
bahwa kecerdasan emosional anak playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran
2010/2011 sebagian anak yang mempunyai kecerdasan emosional yang
rendah, belum muncul yang masih membutuhkan bimbingan dan stimulus
ekstra dan sebagian anak mempunyai kecerdasan emosional yang sedang
berkembang. Kategori ini berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan
alat ukur yang telah divalidasi dan berhasil uji validitas dijadikan alat ukur
kecerdasan emosional.
51
Pada saat observasi awal, anak yang hadir ada 9 orang yang terdiri dari
3 laki-laki dan 6 perempuan. Kecerdasan emosional anak pada saat
observasi awal yaitu:
a. Mengenali emosi diri
Ketika observasi awal dilakukan, rata-rata anak belum mengenali
emosi diri sendiri. Anak hanya mengetahui perasaan senang dan sedih
saja dan belum mengetahui penyebab perasaan itu terjadi.
b. Mengelola emosi
Hanya 1 anak yang sedang berkembang kemampuannya dalam
mengelola emosi dan yang lainnya belum muncul, masih
membutuhkan stimulus dan bimbingan intens.
c. Memotivasi diri sendiri
Anak mempunyai motivasi ddiri sendiri yang bervariasi. Sebagian
anak mempunyai kepercayaan diri yang cukup dalam memotivasi diri
sendiri dan yang lain masih membutuhkan stimulus dan bimbingan
intens.
d. Mengenali emosi orang lain
Sebagian anak sudah dapat mengenali emosi orang lain, hanya
memandang orang lain ketika sedang mengalami emosi.
e. Membina hubungan
Dalam membina hubungan dengan orang lain rata-rata anak
mempunyai kemampuan itu walaupun ada beberapa anak yang belum
berkembang baik dalam berkomunikasi secara lisan.
52
Observasi awal yang dilakukan dan dianalisis sesuai instrumen
penelitian yang sudah di validasi. Setiap item diakumulasi menjadi
dimensi. Berikut merupakan hasil observasi awal.
Tabel 4.4
Observasi Awal
No Nama Anak
DIMENSI Mengenali emosi diri
Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi
orang lain
Membina hubungan
1 Danish 6 5 0 0 3 2 Fatih 3 3 0 0 2 3 Arla 4 3 0 1 2 4 Keisha 4 2 1 0 2 5 Irham 4 4 0 0 2 6 Ruba 2 3 0 0 2 7 Zidane 3 2 0 0 2 8 Nayla 2 2 2 0 2 9 Aisha 4 4 0 0 2
Jumlah per dimensi
32 28 3 1 19
% per dimensi
15 13 4 1 12
Jumlah rata-rata
kecerdasan emosional
17
% rata-rata
kecerdasan emosional
9
53
Lebih Jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut:
Grafik 4.1 Observasi awal
Rata-rata kecerdasan emosional anak-anak playgroup Tridaya kelas
A pada saat observasi awal yaitu mencapai 9 %, yaitu kecerdasan
emosional anak rendah. Rata-rata anak masih membutuhkan stimulus
untuk mengembangkan kecerdasan emosinya. Anak hanya mengetahui
perasaan senang dan sedih saja tanpa mengetahui alasan penyebabnya.
2. Proses penerapan metode proyek dalam meningkatkan kecerdasan
emosional anak Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011
a. Siklus I tindakan I
Siklus I tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, dari pukul
08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan
Dilihat dari kondisi awal kecerdasan emosional anak
Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 sebelum
Mengenali
Emosi Diri
Mengelola
Emosi
Memotivasi
Diri Sendiri
Mengenali
Emosi
Orang Lain
Membina
Hubungan
% per Dimensi 15 13 4 1 12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pe
rse
nta
se
54
diterapkannya metode proyek, peneliti bersama guru kelas
mengidentifikasi masalah dan merancang kegiatan yang
menunjang perkembangan kecerdasan emosional anak. Berikut
merupakan skenario pembelajaran pada siklus I tindakan I:
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal : Senin, 11 April 2011 Tema : Profesi Sub tema : Penyanyi
Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui metode proyek
1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan -
2. Kegiatan : membuat microphone, handycam dan camera
3. Media/ bahan : - Karton duplek - Kardus bekas - Lem - Kertas - Gelas plastik - Spon
4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
membuat proyek microphone, handycam dan camera b. Guru mengajak anak untuk apersepsi mengenai tema yaitu
tentang profesi c. Guru membagi semua anak menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok emas dan ungu d. Setiap kelompok mengerjakan proyek dengan bekerja sama e. Setelah proyek selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil
karya dengan bercerita.
55
2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi
a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi
tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang profesi
khususnya tentang penyanyi. Anak-anak terlihat tertarik
dengan tema tersebut, kemudian bernyanyi bersama sebagai
pengantar tema. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan hari ini.
b. Kegiatan inti
Setelah bercakap-cakap mengenai apersepsi, guru meminta
anak untuk memilih gambar yang mewakilkan perasaan
yang dirasakan saat ini. Rata-rata anak belum mengenali
gambar ekspresi emosi yang sudah disediakan. Semua anak
secara bergiliran mengambil gambar ekspresi emosi yang
sedang dirasakannya saat itu dan menempelnya di papan
emosi yang sudah di sediakan yang sebelumnya telah
dicontohkan oleh gurunya. Guru menyebutkan “miss elfi
hari ini senang sekali soalnya hari ini miss elfi ketemu sama
teman-teman di sekolah, jadi miss elfi memilih gambar ini
(gambar ekspresi senang)“ dan segera menempelkannya
pada papan emosi.
56
Setiap anak bergiliran memilih ekspresi emosinya dan
ditanya oleh guru kenapa memilih gambar tersebut. Arla
berkata “miss, aku memilih gambar ini soalnya tadi aku
sedih, papa marah sama aku.”, setelah itu Arla lebih berani
bercerita kenapa Arla sedih dan semua anak melakukan
demikian. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk
mengerjakan proyek. Kelompok dibagi sesuai dengan
kebutuhan kecerdasan emosi anak. Kelompok ungu terdiri
dari 5 orang yaitu Danish, Ruba, Fatih, Keisha dan Arla.
Kelompok emas terdiri dari 4 orang yaitu Nayla, Aisha,
Zidane dan Irham.
Setiap kelompok bekerjasama untuk mengerjakan proyek,
yaitu membuat microphone, handycam dan camera dengan
bantuan dan bimbingan dari guru. Sebagian anak sudah
dapat mengerti instruksi dengan cepat dan sebagian anak
masih membutuhkan pengulangan dalam pemberian
instruksi. Semua anak bekerja sama untuk menyelesaikan
proyek kelompoknya masing-masing dengan semangat dan
mulai muncul kemampuan memecahkan masalah sederhana.
Ketua kelompok emas yaitu nayla mengajak teman
untuk segera bergabung dan semangat
mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata “ayo teman
kita bikin handycam, kamera dan microphone nya” dan teman
menjawab “ayoooooo,,,,”(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham
bekerja sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan
pendapatnya “ih biar nempel pake solatif tapi harus hati
Kemudian Zidane menjawabnya “iya ayo aku coba” dan Irham juga lebih berani
untuk berinteraksi dengan teman se
sederhana.
Danish terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat
bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat
mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi te
“teman-teman, kita tidak boleh kalah harus semangat” dan Fatih menjawab “iya,
kita harus bekerja sama”. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang
Gambar 4. 2
Kelompok emas sudah mulai bekerja sama
Ketua kelompok emas yaitu nayla mengajak teman-teman sekelompoknya
untuk segera bergabung dan semangat memanggil teman-temannya untuk
mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata “ayo teman
kita bikin handycam, kamera dan microphone nya” dan teman
menjawab “ayoooooo,,,,”(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham
sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan
pendapatnya “ih biar nempel pake solatif tapi harus hati-hati mengguntingnya.”
Kemudian Zidane menjawabnya “iya ayo aku coba” dan Irham juga lebih berani
untuk berinteraksi dengan teman sekelompoknya dengan memecahkan masalah
terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat
bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat
mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi te
teman, kita tidak boleh kalah harus semangat” dan Fatih menjawab “iya,
kita harus bekerja sama”. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang
57
sudah mulai bekerja sama
teman sekelompoknya
temannya untuk
mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata “ayo teman-teman
kita bikin handycam, kamera dan microphone nya” dan teman-temannya
menjawab “ayoooooo,,,,”(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham
sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan
hati mengguntingnya.”
Kemudian Zidane menjawabnya “iya ayo aku coba” dan Irham juga lebih berani
kelompoknya dengan memecahkan masalah
terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat
bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat
mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi temannya
teman, kita tidak boleh kalah harus semangat” dan Fatih menjawab “iya,
kita harus bekerja sama”. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang
membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan
temannya dan berkata “maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya”
dan Zidane menjawab “iyya, tapi kamunya jangan merebut
baik” (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan
Zidane, kemudian bertanya “Zidane marah ya sam
menjawab “iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku.” Dan akhirnya
Fatih dan Zidane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian
bersama lagi.
Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama
membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan
ata “maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya”
dan Zidane menjawab “iyya, tapi kamunya jangan merebut-rebut,,bilangnya baik
baik” (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan
Zidane, kemudian bertanya “Zidane marah ya sama Fatih?kenapa?”, lalu Zidane
menjawab “iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku.” Dan akhirnya
dane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian
Gambar 4.3 Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama
58
membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan
ata “maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya”
rebut,,bilangnya baik-
baik” (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan
a Fatih?kenapa?”, lalu Zidane
menjawab “iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku.” Dan akhirnya
dane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian bermain
Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama
Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang
mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai
dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan
bimbingan dalam pengerjaannya.
kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya
kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anak
anak ingin sekali menunjukkan kepada orang tuanya.
Gambar 4.4
Hasil proyek kelompok emas
Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang
mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai
dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan
bimbingan dalam pengerjaannya. Setelah selesai mengerjakan proyek
kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya
kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anak
anak ingin sekali menunjukkan kepada orang tuanya.
Gambar 4.5 Hasil proyek kelompok ungu
59
Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang
mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai
dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan
elah selesai mengerjakan proyek
kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya
kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anak-
60
Kelompok ungu juga menyelesaikan proyeknya hingga selesai dengan
mandiri dan saling memotivasi sesama kelompoknya, memecahkan masalah
sederhana, memuji hasil karya teman dan bangga terhadap hasil karya nya sendiri.
c. Kegiatan istirahat
Setelah proyek setiap kelompok selesai, anak-anak mencuci tangan, snack
time kemudian menggosok gigi dilakukan
selama 30 menit. Ketika makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi
makanan dengan stimulus yang cukup intens.
d. Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak diajak untuk mereview
kegiatan yang sudah dilakukan kemudian berdoa bersama dan pulang.
Anak-anak terlihat mulai menikmati kegiatan bersama.
61
Berikut adalah hasil observasi pada siklus I tindakan I:
Tabel 4.5 Siklus I Tindakan I
No Nama Anak
DIMENSI Mengenali emosi diri
Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi
orang lain
Membina hubungan
1 Danish 8 9 4 6 9 2 Fatih 7 9 4 6 8 3 Arla 6 9 4 6 9 4 Keisha 4 8 4 6 9 5 Irham 5 10 4 6 7 6 Ruba 7 10 4 6 8 7 Zidane 7 11 4 4 9 8 Nayla 9 11 4 5 8 9 Aisha 11 11 4 5 10
Jumlah per
dimensi
64 88 36 50 77
% per dimensi
30 41 50 40 48
Jumlah rata-rata
kecerdasan emosional
63
% rata-rata
kecerdasan emosional
42
62
Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2 Siklus I Tindakan I
Grafik pada siklus pertama tindakan I diatas setelah
diterapkan metode proyek menunjukkan bahwa kecerdasan emosi
anak rata-rata di bawah 50%. Dari observasi awal, rata-rata
kecerdasan emosional anak terlihat adanya peningkatan yang cukup
signifikan walaupun belum mencapai maksimal dari 9% menjadi 42
%. Anak-anak masih membutuhkan stimulus dan bimbingan.
3) Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan dalam penerapan metode proyek untuk
meningkatkan kecerdasan emosional anak di kelas A playgroup
Tridaya.
Mengenali
Emosi Diri
Mengelola
Emosi
Memotivasi
Diri Sendiri
Mengenali
Emosi
Orang Lain
Membina
Hubungan
% Per Dimensi 30 41 50 47 48
0
10
20
30
40
50
60
Pe
rse
nta
se
Siklus I Tindakan I
63
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya
proses pembelajaran pada siklus I tindakan I, kecerdasan emosional
anak meningkat daripada hasil analisis observasi awal dengan
belum optimal. Oleh karena itu dilakukan siklus I tindakan II untuk
lebih meningkatkan kecerdasan emosi anak.
b. Siklus I tindakan II
Siklus I tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 13 april 2011
dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan
Dilihat dari hasil observasi siklus I tindakan I, kecerdasan
emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran
2010/2011 meningkat dengan hasil rata-rata kecerdasan
emosional anak masih rendah, peneliti bersama guru kelas
mengidentifikasi masalah dan merancang kegiatan yang
menunjang perkembangan kecerdasan emosional anak agar
lebih meningkat.
64
Berikut merupakan skenario pembelajaran pada siklus I tindakan II:
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal : Rabu, 13 April 2011 Tema : Profesi Sub tema : Penyanyi Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
metode proyek
1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan
2. Kegiatan : Proyek menghias panggung bersama
3. Media/ bahan : - Kertas semen - Kertas krep - Kertas hermes - Lem - Lakban - Kertas lipat
4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. Guru mereview apersepsi anak tentang tema pada siklus I tindakan
I mengenai profesi dan kegiatan yang dilakukan sebelumnya. c. Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti pada siklus I
tindakan I. d. Setiap kelompok mengerjakan proyek yaitu menghias panggung
bersama. e. Setiap kelompok akan mendapatkan bahan dan alat yang
diperlukan dan 2 kelompok akan bergabung untuk menghias panggung bersama.
65
2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi
a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimluai dengan apersepsi
tentang tema yang akan disampaikan , yaitu tentang profesi
khususnya tentang penyanyi dan sedikit mereview kegiatan
yang dilakukan sebelumnya yaitu membuat handycam,
microphone dan camera Guru menjelaskan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan hari ini. Bermain papan emosi
dilakukan untuk mereview sampai mana anak mengenal
perasaan senang, sedih, takut, marah, malu dan rasa bersalah
dan mengetahui kemampuan anak dalam menganalisa
penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak-anak semakin
mengenal gambar-gambar yang sudah disediakan. Penyebab
yang anak-anak utarakan sudah dapat dimengerti oleh orang
lain dan masuk akal.
b. Kegiatan inti
Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus I
tindakan I. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok
emas terdiri dari 4 orang dengan anggota yang sama seperti
di siklus I tindakan I. Setiap kelompok bekerja sama untuk
mengerjakan proyek, yaitu menghias panggung bersama.
Ketika menghias panggung, kelompok emas dan kelompok
Mempersiapkan alat dan bahan
Fatih, Ruba dan Danish sedang menyiapkan alat
akan digunakan. Fatih berkata “Danish, ini gimana sih caranya aku gak
bisa?” dan Danish menjawab “kamu mau tau caranya, sini aku kasih
tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran
kertas krep)”. Danish
mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana.
anak dapat menunjukkan rasa senang d
bersama.
ungu bergabung untuk bekerja sama menghias panggung
dengan semangat.
Gambar 4.6 empersiapkan alat dan bahan untuk menghias panggung
Fatih, Ruba dan Danish sedang menyiapkan alat-alat dan
akan digunakan. Fatih berkata “Danish, ini gimana sih caranya aku gak
” dan Danish menjawab “kamu mau tau caranya, sini aku kasih
tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran
kertas krep)”. Danish sudah dapat mengenali keingina
mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana.
anak dapat menunjukkan rasa senang dalam mengikuti kegiatan
66
ungu bergabung untuk bekerja sama menghias panggung
untuk menghias panggung
alat dan bahan yang
akan digunakan. Fatih berkata “Danish, ini gimana sih caranya aku gak
” dan Danish menjawab “kamu mau tau caranya, sini aku kasih
tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran
sudah dapat mengenali keinginan temannya,
mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana. Semua
alam mengikuti kegiatan
Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung
Anak-anak
yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi
baik secara lisan maupun isyarat.
media lainnya untuk digunakan bersama.
Fatih dan Aisha berdebat masalah tempat y
Aisha berkata sambil berteriak “Fatih, itu punya aku..aku yang akan
gambar di situ..”, kemudian Fatih berkata “Aisha, kan ini dipake
bersama..”(Fatih men
menunda keinginannya untuk segera
Gambar 4.7 Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung
anak sudah dapat berdiskusi secara sederhana tentang gambar
yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi
baik secara lisan maupun isyarat. Anak-anak berbagi crayon dan
media lainnya untuk digunakan bersama. Ketika menghias panggung,
Fatih dan Aisha berdebat masalah tempat yang akan mereka gambar .
Aisha berkata sambil berteriak “Fatih, itu punya aku..aku yang akan
gambar di situ..”, kemudian Fatih berkata “Aisha, kan ini dipake
bersama..”(Fatih menjawab dengan mengendalikan rasa marahnya dan
menunda keinginannya untuk segera menggambar kembali
67
Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung
sederhana tentang gambar
yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi
anak berbagi crayon dan
Ketika menghias panggung,
ang akan mereka gambar .
Aisha berkata sambil berteriak “Fatih, itu punya aku..aku yang akan
gambar di situ..”, kemudian Fatih berkata “Aisha, kan ini dipake
awab dengan mengendalikan rasa marahnya dan
menggambar kembali).
Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah
Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung
bersama, diskusi dan interaksi semakin terjalin. Rata
mengekspresikan apa yang mereka butuhkan dengan jelas
yang sesuai dengan penyebabnya
mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya “Ruba
kenapa?”kamu kesel sama aku?”, lalu Ruba
jadi kesel..”...Tak lama Nayla menyahut “kamu gak usah sedih, kan masih ada
crayon aku”, lalu Ruba menjawab “aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...”
Gambar 4.8 Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah
Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung
bersama, diskusi dan interaksi semakin terjalin. Rata-rata anak sudah dapat
mengekspresikan apa yang mereka butuhkan dengan jelas dengan ekspresi emosi
yang sesuai dengan penyebabnya, menghibur teman yang sedih ketika Ruba
mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya “Ruba
kenapa?”kamu kesel sama aku?”, lalu Ruba menjelaskan “crayonnya patah, aku
jadi kesel..”...Tak lama Nayla menyahut “kamu gak usah sedih, kan masih ada
crayon aku”, lalu Ruba menjawab “aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...”
68
Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah
Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung
rata anak sudah dapat
dengan ekspresi emosi
, menghibur teman yang sedih ketika Ruba
mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya “Ruba
menjelaskan “crayonnya patah, aku
jadi kesel..”...Tak lama Nayla menyahut “kamu gak usah sedih, kan masih ada
crayon aku”, lalu Ruba menjawab “aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...”
Menghias panggung dengan pembagian tugas masing Rata-rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan
mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam
melakukan tugasnya
antara teman-temannya
berkreasi dengan panggung yang mereka buat.
temannya “ayo teman
selesai..” dan Irham menyahut “ayo bekerja sama “.
Gambar 4. 9 enghias panggung dengan pembagian tugas masing-
rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan
mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam
masing-masing dengan lebih mandiri dan saling memotivasi
temannya, mengeluarkan pendapat tentang ide-ide hebat untuk
berkreasi dengan panggung yang mereka buat. Danish memotivasi teman
temannya “ayo teman-teman waktu kita sebentar lagi habis, panggung kita harus
selesai..” dan Irham menyahut “ayo bekerja sama “.
69
-masing
rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan
mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam
mandiri dan saling memotivasi
ide hebat untuk
Danish memotivasi teman-
teman waktu kita sebentar lagi habis, panggung kita harus
c. Kegiatan istirahat
Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika
makan bersama
dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.
d. Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak
mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang
Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung
Hasil menghias panggung
Kegiatan istirahat
Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika
makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi makanan dan mulai
dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.
Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak diajak untuk
mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang
Gambar 4. 10 Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung
Gambar 4.11 hias panggung dengan saling memotivasi dan ide yang kreatif
anak
70
Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika
anak sudah dapat berbagi makanan dan mulai
dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.
anak diajak untuk
mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang.
Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung
ide yang kreatif
71
Dibawah ini merupakan hasil observasi pada siklus I tindakan II:
Tabel 4.6 Siklus I Tindakan II
No Nama Anak
DIMENSI Mengenali emosi diri
Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi
orang lain
Membina hubungan
1 Danish 12 12 4 6 9 2 Fatih 19 22 6 11 18 3 Arla 11 12 4 6 9 4 Keisha 12 12 4 6 9 5 Irham 12 11 5 6 10 6 Ruba 9 11 4 6 8 7 Zidane 10 11 4 6 9 8 Nayla 9 12 4 6 9 9 Aisha 12 12 4 5 10
Jumlah per dimensi
106 115 39 58 91
% per dimensi
49 53 54 46 56
Jumlah rata-rata
kecerdasan emosional
82
% rata-rata
kecerdasan emosional
52
72
Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:
Grafik 4.3 Siklus I Tindakan II
Grafik di atas menunjukkan bahwa hasil observasi siklus I
tindakan I hingga siklus I tindakan II terdapat peningkatan
walaupun tidak signifikan. Rata-rata anak sudah dapat membina
hubungan sedikit demi sedikit, terlihat dari kerjasamanya dan cara
berkomunikasi.
3) Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan tindakan II pada siklus I dalam penerapan metode
proyek dengan kegiatan menghias panggung bersama.
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya
proses pembelajaran pada siklus I tindakan II, kecerdasan
emosional anak sedikit meningkat walaupun tidak signifikan.
Hasil analisis yang diperoleh dari observasi, maka dilakukan
siklus II tindakan I.
Mengenali
Emosi Diri
Mengelola
Emosi
Memotivasi
Diri Sendiri
Mengenali
Emosi
Orang Lain
Membina
Hubungan
% Per Dimensi 46 49 51 49 51
42
44
46
48
50
52
Pe
rse
nta
se
Siklus I Tindakan II
73
c. Siklus II tindakan I
Siklus II tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 april 2011
dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan
Hasil refleksi siklus II tindakan I disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun
ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan tapi tidak signifikan,
peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi masalah dan
merancang kegiatan yang menunjang perkembangan kecerdasan
emosional anak agar lebih meningkat hingga berkembang baik.
Dibawah ini merupakan skenario pembelajaran siklus II
tindakan I:
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal : Senin, 18 April 2011 Tema : Rekreasi Sub tema : Restoran Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak
melalui metode proyek
1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan
2. Kegiatan : membuat menu-menu makanan
3. Media/ bahan : - kertas scotlite - Kertas lipat - Majalah/koran - Gambar-gambar menu makanan - Lem - Crayon
74
2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi
a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama dipimpin oleh salah satu anak yang hari
tersebut menjadi pemimpin. Pembelajaran dimulai dengan
apersepsi tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang
rekreasi khususnya restoran. Guru menjelaskan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan.
b. Kegiatan inti
Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus
sebelumnya. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok
emas terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok bekerja sama
untuk mengerjakan proyek, yaitu membuat menu-menu
makanan. Gambar-gambar yang digunakan anak-anak untuk
membuat menu-menu makanan, telah dipilih sebelumnya
oleh anak-anak sendiri dengan mengemukakan pendapatnya
dan mencari sendiri dengan bantuan dan bimbingan guru.
4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. Apersepsi mengenai tema, dibuka oleh guru dan kemudian
dilanjutkan oleh cerita anak tentang rekreasi c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok seperti kelompok
sebelumnya. d. Guru menjelaskan apa yang akan dilakukan setiap
kelompok e. Setiap kelompok mengerjakan proyek dengan bekerja
sama.
75
Setiap anak berhak untuk bercerita secara bergiliran
makanan apa yang disukanya dan anak-anak yang lain
mendengarkan temannya untuk bercerita.
Sebelum mengerjakan proyek bersama, anak-anak diajak
untuk bermain dadu ekspresi. Setiap anak secara bergiliran
melempar dadu ekspresi dan gambar yang keluar akan di
ekspresikan oleh anak. Ketika gambar menunjukkan rasa
senang, maka anak harus mengekspresikan wajahnya ketika
senang. Ketika anak-anak bermain dadu ekspresi, semua
anak dapat mengekspresikan gambar yang ada pada dadu
yang telah dilemparnya. Aisha mendapat giliran untuk
melempar dadunya dan yang keluar adalah gambar “malu”.
Guru bertanya “gambar apa itu aisha?” dan Aisha menjawab
“itu gambar malu”..Guru “Eh, gimana sih cha kalau aisha
sedang malu?”, tak lama kemudian Aisha tanpa ragu
mengekspresikan emosinya ketika malu dengan wajah
memerah dan senyum tersipu.
Membuat menu
Semangat
Menu-menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya
Gambar 4. 12
embuat menu-menu makanan dengan menempel dan menggambar
Gambar 4. 13 Semangat bekerjasama dengan saling berbagi
Gambar 4. 14
menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya
76
menu makanan dengan menempel dan menggambar
menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya
77
Hasil observasi pada siklus II tindakan I yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7 Siklus II Tindakan I
No Nama Anak
DIMENSI Mengenali emosi diri
Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi
orang lain
Membina hubungan
1 Danish 16 19 4 12 18 2 Fatih 19 22 6 11 18 3 Arla 16 21 4 11 18 4 Keisha 18 18 8 6 11 5 Irham 20 21 8 12 10 6 Ruba 19 22 7 11 18 7 Zidane 22 21 8 10 18 8 Nayla 21 22 7 12 18 9 Aisha 17 20 8 12 16
Jumlah per dimensi
168 186 60 97 145
% per dimensi
78 86 83 77 90
Jumlah rata-rata
kecerdasan emosional
131
% rata-rata
kecerdasan emosional
83
78
Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:
Grafik 4.4 Siklus II Tindakan I
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada siklus II tindakan I,
kecerdasan emosional anak meningkat dengan cukup tinggi.
Dimensi memotivasi diri sendiri dan membina hubungan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Sedangkan dimensi
mengenali emosi diri, mengelola emosi dan mengenali emosi orang
lain masih membutuhkan stimulus. Rata-rata anak sudah muncul
kepercayaan dirinya untuk mengekspresikan emosinya secara wajar
dan memulai membina hubungan dengan mengelola emosinya dan
mulai mengenali emosi orang lain.
3) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya
proses pembelajaran pada siklus II tindakan I, kecerdasan
Mengenali
Emosi Diri
Mengelola
Emosi
Memotivasi
Diri Sendiri
Mengenali
Emosi
Orang Lain
Membina
Hubungan
% Per Dimensi 78 86 83 77 90
70
75
80
85
90
95
Pe
rse
nta
se
Siklus II Tindakan I
79
emosional anak meningkat dengan sangat signifikan dalam 2
dimensi, 3 dimensi lainnya masih dalam proses perkembangan dan
membutuhkan stimulus. Hasil analisis, maka dilakukan tindakan II
pada siklus II.
d. Siklus II tindakan II
Siklus II tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 20 april
2011 dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
1) Perencanaan
Hasil refleksi siklus II tindakan I disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun
ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan sangat signifikan dalam 3
dimensi dan 2 dimensi lainnya masih membutuhkan stimulus,
peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi masalah dan
merancang kegiatan yang menunjang perkembangan kecerdasan
emosional anak agar lebih meningkat hingga berkembang baik.
Dibawah ini merupakan skenario pembelajaran pada siklus II
tindakan II :
80
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal : Rabu, 20 April 2011 Tema : Rekreasi Sub tema : Restoran Tujuan : Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
metode proyek
1. Indikator : - Mengenali emosi diri - Mengelola emosi - Memotivasi diri sendiri - Mengenali emosi orang lain - Membina hubungan
2. Kegiatan : membuat sandwich dan salad buah
3. Media/ bahan : - roti kupas
- selada - beef burger - sambal tomat - buah-buahan - mayonaise - mangkuk - piring kertas - sendok
4. Langkah-langkah kegiatan: a. Guru menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan b. Guru membuka apersepsi anak tentang tema yaitu restoran c. Guru membagi kelompok seperti sebelumnya pada siklus II
tindakan I d. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap
kelompok e. Setiap kelompok akan mengerjakan proyek dengan bekerja sama f. Setelah proyek selesai, guru bersama anak membuat setting kelas
menjadi sebuah restoran g. Anak-anak bermain peran di restoran dengan proyek yang sudah
di kerjakan pada siklus II tindakan I dan tindakan II.
81
2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi
a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi
tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang rekreasi
khususnya restoran. Guru mereview kegiatan yang
dilakukan sebelumnya dan menjelaskan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan. Setelah apersepsi dilakukan, setiap
anak bergiliran bercerita tentang pengalamannya pergi ke
restoran bersama keluarga. Aisha bercerita “kemaren aku
pergi ke hoka-hoka bento sama ummi, abby dan cheucheu.
Disana aku makan terus ada perosotan dan ayunannya, aku
seneng main sama cheucheu”. Anak yang lain sangat
antusias mendengarkan cerita Aisha dan mengajukan
pertanyaan sederhana. Bercerita dilakukan secara bergiliran
dan semua anak tampil dengan penuh percaya diri.
b. Kegiatan inti
Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus
sebelumnya. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok
emas terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok bekerja sama
untuk mengerjakan proyek, yaitu membuat sandwich dan
salad buah. Pada sesi pertama, kelompok emas membuat
salad buah sedangkan kelompok ungu membuat sandwich.
Anak memilih dan memakai baju cooking
seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah
digunakan.
Pada sesi kedua, kegiatan sebaliknya yaitu kelompok emas
membuat sandwich dan kelompok ungu membuat salad
buah. Anak-anak saling membantu untuk menyendok buah
dan menyusun sandwichnya. Anak-anak terlihat antusias
terhadap hasil masakan yang mereka buat sendiri dan
memakannya dengan semangat.
Gambar 4. 16 Anak memilih dan memakai baju cooking dengan lebih mandiri
Anak lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sederhana
seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah
digunakan.
82
Pada sesi kedua, kegiatan sebaliknya yaitu kelompok emas
membuat sandwich dan kelompok ungu membuat salad
anak saling membantu untuk menyendok buah
anak terlihat antusias
terhadap hasil masakan yang mereka buat sendiri dan
dengan lebih mandiri
Anak lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sederhana
seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah
Gambar 4.18 Cooking salad buah
Gambar 4.19 Cooking sandwich
83
Bermain peran makan di restoran
Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu
Gambar 4.20 Bermain peran makan di restoran, menyambut tamu dengan bahasa
yang ramah dan santun
Gambar 4.21 Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu
84
menyambut tamu dengan bahasa
Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu
Makanan dan minuman yang dipesan
Gambar 4. 22 Makanan dan minuman yang dipesan
Gambar 4.23 Bertemu teman di restoran PG Tridaya
85
PG Tridaya
86
c. Kegiatan istirahat
Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit.
Ketika makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi
makanan, sudah dapat membantu teman yang sedang
membutuhkan bantuan, mandiri dalam melakukan aktivitas-
aktivitas sederhana tanpa bantuan. Rasa berbagi dan
mengenali keinginan teman semakin meningkat.
d. Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak
diajak untuk bermain peran “bernyanyi di panggung”
menggunakan media dari hasil proyek yang telah dibuat
bersama. Setiap anak bernyanyi secara bergiliran di
panggung yang sudah dihias menggunakan microphone yang
sudah dibuat, ada yang memainkan alat musiknya, ada yang
mengambil gambar dengan camera, merekam dengan
handycam dan ada yang menjadi penonton. Setelah itu guru
mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan
pulang. Bermain peran bernyanyi di panggung membuat
anak-anak lebih berani lagi untuk tampil dengan percaya
diri. Semua anak berperan sebagai perannya masing-masing
dan bekerjasama dengan baik.
Semua anak berkumpul d
Anak-
penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak
emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan
rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan kei
orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka
kerjakan. Dengan riang dan gembira anak
bersama.
Gambar 4. 25 Semua anak berkumpul dengan kekompakannya
-anak semakin mengetahui perasaan mereka dan mengetahui
penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak-anak lebih bisa mengelola
emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan
rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan kei
orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka
kerjakan. Dengan riang dan gembira anak-anak menikmati kegiatan
87
engan kekompakannya
anak semakin mengetahui perasaan mereka dan mengetahui
anak lebih bisa mengelola
emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan
rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan keinginan
orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka
anak menikmati kegiatan
88
Dibawah ini merupakan hasil observasi pada kegiatan di siklus II
tindakan II :
Tabel 4.8 Siklus II Tindakan II
No Nama Anak
DIMENSI Mengenali emosi diri
Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi
orang lain
Membina hubungan
1 Danish 16 19 8 12 18 2 Fatih 24 24 6 12 18 3 Arla 24 24 8 11 18 4 Keisha 18 18 8 12 11 5 Irham 24 24 8 12 18 6 Ruba 24 24 7 12 18 7 Zidane 24 24 8 10 18 8 Nayla 24 24 8 12 18 9 Aisha 24 24 8 12 18
Jumlah per dimensi
202 205 69 105 155
% per dimensi
94 95 96 83 96
Jumlah rata-rata
kecerdasan emosional
147
% rata-rata
kecerdasan emosional
93
89
Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:
Grafik 4.5 Siklus II Tindakan II
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada siklus II tindakan II
peningkatan sangat signifikan dan rata-rata kecerdasan emosional anak
berkembang baik.
3) Refleksi
Hasil analisis siklus II tindakan II, semua anak mempunyai
kecerdasan emosional dengan kemampuan 5 dimensi yang berkembang
baik, mencapai indikator dalam setiap dimensi. Kelas A Playgroup
Tridaya lebih cerdas dalam membina hubungan, lebih peka terhadap
emosi orang lain, lebih dapat mengelola emosinya dengan memotivasi
diri untuk mandiri dalam melakukan aktivitas-aktivitas sederhana, lebih
dapat mengenali emosi diri sendiri dan mengetahui alasan penyebab
terjadinya emosi pada dirinya. Anak-anak semakin mengetahui
perasaan mereka dan mengetahui penyebab terjadinya perasaan
Mengenali
Emosi Diri
Mengelola
Emosi
Memotivasi
Diri Sendiri
Mengenali
Emosi
Orang Lain
Membina
Hubungan
% Per Dimensi 94 95 96 83 96
75
80
85
90
95
100
Pe
rse
nta
se
Siklus II Tindakan II
90
tersebut. Anak-anak lebih bisa mengelola emosinya ketika membina
hubungan dengan orang lain, mengendalikan rasa marah, menunda
keinginannya, mengenali perasaan dan keinginan orang lain dan lebih
bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka kerjakan. Dengan
riang dan gembira anak-anak menikmati kegiatan bersama.
3. Kecerdasan emosional setelah diterapkan metode proyek di
kelompok bermain Tridaya kelas A
Berdasarkan hasil observasi dan temuan-temuan dari beberapa
siklus, kecerdasan emosional anak setelah diterapkan metode proyek di
Playgroup Tridaya kelas A mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil observasi dari observasi awal hingga siklus terakhir,
peningkatannya signifikan hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara bertahap 5 dimensi dari kecerdasan emosional anak meningkat
dari setiap siklus I ke siklus II. Anak sudah dapat mengenali emosi
dirinya sendiri, mengelola emosinya, memotivasi diri, mengenali
emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.
a. Observasi awal
1. Mengenali emosi diri
Di saat observasi awal, dari 9 anak yaitu 2 anak yang
kemampuan mengenali emosi dirinya sedang dalam proses
perkembangan mencapai 15%.
91
2. Mengelola emosi
Dari 9 anak, 2 anak sudah dalam proses perkembangan dalam
mengelola emosinya. Yang lainnya kemampuan mengelola
emosi masih belum muncul mencapai 13%.
3. Memotivasi diri
Rata-rata anak belum muncul dalam kemampuan memotivasi
diri mencapai 4%.
4. Mengenali emosi orang lain
Dalam mengenali emosi orang lain, rata-rata anak belum
mempunyai kemampuan itu mencapai 1%.
5. Membina hubungan
Dari 9 anak, 2 anak sudah dalam proses perkembangan dalam
membina hubungan dengan orang lain mencapai 12%.
b. Siklus I
1. Mengenali emosi diri
Hasil dari analisis siklus I, mengenali emosi diri meningkat
hingga 49 %.
2. Mengelola emosi
Hasil dari analisis siklus I, mengelola emosi meningkat
hingga 53 %.
3. Memotivasi diri
Hasil dari analisis siklus I, memotivasi diri meningkat hingga
54%.
92
4. Mengenali emosi orang lain
Hasil dari analisis siklus I, mengenali emosi orang lain
meningkat hingga 46%.
5. Membina hubungan
Hasil dari analisis siklus I, membina hubungan dengan
orang lain meningkat hingga 56%.
c. Siklus II
1. Mengenali emosi diri
Dalam mengenali emosi orang lain ketika siklus II, rata-rata
anak sudah mencapai indikator dengan berkembang baik
hingga 94%.
2. Mengelola emosi
Kemampuan mengelola emosi anak berkembang baik mencapai
hingga 95%.
3. Memotivasi diri
Kemampuan memotivasi diri semua anak berkembang baik
hingga mencapai 96%.
4. Mengenali emosi orang lain
Kemampuan anak dalam mengenali emosi orang lain sudah
berkembang baik hingga mencapai 83%.
5. Membina hubungan
Kemampuan anak
ber
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya
Peningkatan Kecerdasan Emosional Ana
Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap Siklus
% per Dimensi Mengenali Emosi Diri Mengelola Emosi Memotivasi Diri Sendiri Mengenali Emosi Orang LainMembina Hubungan
Kemampuan anak dalam membina hubungan sudah
berkembang baik hingga mencapai 96%.
Tabel 4.9
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya
Setelah Diterapkan Metode Proyek
Grafik 4.6 Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya Kelas A
Setelah Diterapkan Metode Proyek
Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap SiklusObservasi
Awal Siklus I
Tindakan I Siklus I
Tindakan II15 30 49 13 41 53 4 50 54
Mengenali Emosi Orang Lain 1 40 46 12 48 56
93
dalam membina hubungan sudah
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya
k Playgroup Tridaya Kelas A
Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap Siklus
Tindakan II Siklus II Tindakan I
Siklus II Tindakan II
78 94 86 95 83 96 77 83 90 96
94
Grafik 4.7
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya Setiap Dimensi Setelah Diterapkan Metode Proyek
15
30
49
78
94
13
41
53
86
95
4
50
54
83
96
1
40
46
77
83
12
48
56
90
96
Observasi Awal Siklus I Tindakan I Siklus I Tindakan II Siklus II Tindakan I Siklus II Tndakan II
Membina Hubungan
Mengenali Emosi Orang
Lain
Memotivasi Diri Sendiri
Mengelola Emosi
Mengenali Emosi Diri
95
B. Pembahasan
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang telah dideskripsikan
diatas, maka sekarang akan membahas dan menganalisis hasil temuan
tersebut sesuai dengan fokus permasalahannya, yaitu:
1. Kecerdasan emosional anak sebelum diterapkan metode proyek
Kondisi awal kecerdasan emosional anak sebelum diterapkan
metode proyek mempunyai kecerdasan emosional yang cenderung
rendah. Hasil temuan mengenai kecerdasan emosional anak yang
dibagi menjadi 5 dimensi yaitu mengenali emosi diri, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan
membina hubungan dengan orang lain.
Dilihat dari kondisi awal, kemampuan anak dalam mengenali
emosi diri hanya mencapai 15%. Hal ini terlihat dari masih banyak
anak yang belum mempunyai kesadaran diri untuk mengenali perasaan
yang terjadi sedangkan kemampuan ini merupakan dasar dari
kecerdasan emosional. Rata-rata anak baru mengenal perasaan senang,
sedih dan marah saja tanpa mengetahui penyebab terjadinya emosi
tersebut. Sedangkan perasaan takut, malu dan rasa bersalah masih
belum dikenal anak. Menurut pendapat ahli bahwa sejak usia dini anak
dapat mengenali perasaannya sendiri, oleh karena itu kesadaran diri ini
harus segera dilatih karena hal tersebut merupakan langkah penting
untuk meningkatkan kecerdasan emosional.
96
Kemampuan anak dalam mengelola emosinya sendiri hanya
mencapai 13 %. Hal ini dapat dilihat dari anak belum bisa
mengekspresikan emosinya dengan wajar melalui tindakan, kata-kata
atau ekspresi wajah. Perasaan yang dirasakan belum terungkap dengan
tepat.
Kemampuan anak dalam memotivasi dirinya sendiri hanya
mencapai 4 %. Hal ini dapat dilihat dari rasa tanggung jawab anak
dalam kemandirian melakukan aktivitas masih rendah.
Kemampuan anak dalam mengenali emosi orang lain mencapai 1
%. Hal ini dapat dilihat dari empati anak belum muncul, keterampilan
anak dalam membaca perasaan dan isyarat non verbal belum muncul.
Kemampuan anak dalam membina hubungan dengan orang lain
mencapai 12 %. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah dan
menunjukkan kerja sama masih rendah.
Hasil observasi sebelum diterapkan metode proyek menunjukkan
bahwa kecerdasan emosional anak playgroup Tridaya kelas A
dinyatakan rendah. Hal tersebut terlihat dari kemampuan anak untuk
mengetahui perasaannya sendiri belum muncul, belum mempunyai
rasa empati, belum merasa bertanggung jawab, belum peka erhadap
perasaan orang lain, belum dapat membina hubungan dengan orang
lain.
97
Strategi dan metode yang digunakan guru belum optimal dalam
mengembangkan kecerdasan emosional anak. Pengetahuan dan
wawasan guru dalam mengetahui betapa pentingnya kecerdasan
emosional masih rendah.
Dalam pembelajaran, kadang-kadang kecerdasan emosional anak
terabaikan karena fokus dengan tujuan pembelajaran yang lain.
Sebelum diterapkan metode proyek pada saat observasi awal,
ditemukan bahwa rata-rata kecerdasan emosional anak playgroup
Tridaya dinyatakan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hein
(Mimbar, 2005:30) yang mengemukakan tentang ciri-ciri kecerdasan
emosional yang rendah bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan
emosional yang rendah adalah anak yang tidak mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap perasaan diri sendiri, tetapi menyalahkan
orang lain, tidak mengetahui perasaannya sendiri sehingga sering
menyalahkan orang lain. Sering menyalahkan orang lain, suka
memerintah, suka mengkritik, sering mengganggu, sering menguliahi,
sering memberi nasihat, sering curang, dan senang menilai orang lain.
membiarkan segala hal terjadi atau bereaksi berlebihan terhadap
kejadian yang sederhana (kecil) sekalipun, tidak memiliki perasaan dan
integritasTidak sensitif terhadap perasaan orang lain, tidak mempunyai
rasa empati dan rasa kasihan, kaku, tidak fleksibel, membutuhkan
aturan-aturan dan struktur untuk merasa aman, merasa tidak aman,
defensif, dan sulit menerima kesalahan dan sering merasa bersalah,
98
tidak bertanggung jawab, pesimis. Dari hasil observasi dan
menggunakan instrumen yang telah di validasi sesuai dengan ciri-ciri
kecerdasan emosional anak di atas bahwa kecerdasan emosional anak
Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 rendah.
2. Proses penerapan metode proyek dalam meningkatkan
kecerdasan emosional anak
Penerapan metode proyek dalam meningkatkan kecerdasan
emosional anak dilakukan dengan 2 siklus dan 4 tindakan. Dari hasil
tindakan-tindakan yang dilakukan dari skilus I dan II, kecerdasan
emosional anak meningkat dengan signifikan.
Pada dasarnya anak usia dini belajar melalui lingkungannya,
sebagaimana terdapat dalam Masitoh, dkk (2005:27) mengenai
perspektif konstruktivistik memandang kematangan serta pengalaman-
pengalaman environmental memainkan peran penting dalam proses
belajar. Menurut pandangan itu, pengetahuan pada dasarnya dibangun
oleh anak melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak adalah
makhluk belajar yang aktif yang dapat mengkreasi dan membangun
pengetahuannya sendiri. Melalui metode proyek ini, anak membangun
kreativitas, kemandirian, membangun pengetahuan tentang mengenali
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri dan mengenali
emosi orang lain dan membina hubungan dari pengalaman lingkungan
yang mereka lalui ketika proses penerapan metode proyek.
99
Kemampuan anak dalam mengenali emosinya sendiri meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mengenali perasaan
yang dirasakan dan mengenali penyebab terjadinya perasaan yang
dirasakan sudah berkembang baik. Anak sudah mempunyai kesadaran
diri untuk menganalisa perasaan yang dirasakannya. Anak sudah dapat
mengatasi masalah yang timbul dalam dirinya.
Kemampuan anak dalam mengelola emosinya meningkat. Hal ini
terlihat dari semua anak sudah dapat mengekpresikan emosinya
dengan wajar melalui tindakan, kata-kata atau ekspresi wajahnya dan
menunjukkan antusias terhadap sesuatu dan menunjukkan kebanggan
terhadap hasil karya sendiri. Kemampuan anak dalam mengendalikan
perasaannya sendiri sudah berkembang baik.
Kemampuan anak dalam memotivasi dirinya sendiri meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari rasa tanggung jawab anak dalam kemandirian
melakukan seuatu, menyelesaikan aktivitas sederhana, memecahkan
masalah sederhana dan memberi keputusan sederhana sudah
berkembang dengan baik. Anak-anak sudah dapat menguasai dirinya
sendiri untuk menciptakan kreasi.
Kemampuan anak dalam mengenal emosi orang lain meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan berempati dan menghargai orang
lain anak sudah berkembang dengan baik. Semua anak sudah dapat
membaca perasaan dan isyarat non verbal orang lain. Kemampuan
100
anak dalam menangkap sinyal-sinyal sosial yang mengisyaratkan
kebutuhan orang lain sudah muncul dan berkembang dengan baik.
Kemampuan anak dalam membina hubungan dengan orang lain
meningkat dilihat dari anak sudah dapat berinteraksi dengan teman,
menyelesaikan masalah sederhana dan menunjukkan kerja sama.
Dilihat dari hasil observasi akhir dari siklus II tindakan II
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya
kelas A dinyatakan tinggi atau berkembang dengan baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari kemampuan anak yang dapat mengekspresikan
emosinya dengan jelas, tidak merasa takut untuk mengekspresikannya,
memiliki semangat tinggi untuk memotivasi dirinya sendiri, dapat
memahami komunikasi atau isyarat non verbal, memiliki rasa percaya
diri dan membina hubungan dengan baik.
3. Kecerdasan emosional anak setelah diterapkan metode proyek
Kecerdasan emosional anak kelas A Playgroup Tridaya mengalami
peningkatan yang signifikan setelah diterapkan metode proyek.
Kecerdasan emosional anak dari observasi awal yaitu mengenali emosi
diri 15%, mengelola emosi 13 %, memotivasi diri sendiri 1 %,
mengenali emosi orang lain 4% dan membina hubungan 12 %.
Dalam Moeslichatoen (2004:3) disebutkan bahwa metode proyek
adalah salah satu metode yang di gunakan untuk melatih kemampuan
anak memecahkan masalah yang di alami anak dalam kehidupan
101
sehari-hari. Cara ini dapat menggerakkan anak untuk melakukan
kerjasama sepenuh hati untuk mencapai tujuan bersama.
Metode proyek digunakan di kelas Playgroup Tridaya kelas A
tahun ajaran 2010/2011 dan setelah diterapkan metode proyek
kecerdasan emosional anak dari siklus I tindakan I sampai siklus II
tindakan II mengalami peningkatan hingga rata-rata kecerdasan
emosional menunjukkan 93% dan dinyatakan kecerdasan emosional
tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Hein (Mimbar, 2005:30)
mengemukakan tentang ciri-ciri kecerdasan emosional yang tinggi
dengan ciri-ciri tersebut meliputi: dapat mengekspresikan emosi
dengan jelas, tidak merasa takut untuk mengekspresikan perasaannya,
tidak didominasi oleh perasaan-perasaan negatif, dapat memahami
(membaca) komunikasi non verbal, membiarkan perasaan yang
dirasakannya untuk membimbingnya, berperilaku sesuai dengan
keinginan, bukan karena keharusan, dorongan dan tanggung jawab,
menyeimbangkan perasaan dengan rasionalitas, logika dan kenyataan,
memiliki sikap independent, percaya diri dan otonomi moral,
termotivasi secara intrinsik, tidak termotivasi karena kekuasaan,
kekayaan, status, kebaikan dan persetujuan, memiliki emosi yang
fleksibel, optimis, tidak menginternalisasikan kegagalan, peduli
dengan perasaan orang lain, senang untuk menyatakan perasaan, tidak
digerakkan oleh ketakutan atau kekhawatiran, dapat mengindentifikasi
berbagai perasaan secara bersamaan. Kecerdasan emosional anak
102
Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 dinyatakan
meningkat dan kecerdasan emosional menjadi tinggi dengan
menggunakan alat ukur validasi instrumen.
Rata-rata kecerdasan emosional anak pada saat sebelum diterapkan
metode proyek yaitu 9 % dan dinyatakan rendah. Setelah diterapkan
metode proyek, rata-rata kecerdasan emosional anak meningkat hingga
93%. Peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 86% setelah dilakukan
tindakan yaitu dengan penerapan metode proyek.
Dengan metode proyek, rasa kerja sama dan kekompakan kelas
jadi meningkat dan anak terlihat antusias dengan hasil karya meraka
yang di buat bersama.