Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
164
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hak atas tanah bersumber dari hak menguasai
dari negara atas tanah dapat diberikan kepada
perseorangan baik warga Negara Indonesia maupun
warga negara asing, sekelompok orang secara
bersama-sama, dan badan hukum baik badan hukum
privat maupun badan hukum publik. HGU adalah hak
yang khusus untuk mengusahakan tanah dengan kata
lain hak diberikan kepada Negara kepada perusahaan.
HGU terjadi karena penetapan Pemerintah. melalui
pemberian keputusan hak oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk. Pemberian HGU wajib didaftarkan
dikantor Pertanahan dan terjadi sejak didaftarkan.
HGU termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian
juga setiap peralihan dan penghapusan hak tersebut,
harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang
dimaksud dalam Pasal 19 Jo Pasal 32 UUPA.
165
HGU yang diberikan kepada orang perorangan
maksimum 25 hektar, sedangkan untuk badan hukum
luas maksimum ditetapkan Menteri, dengan demikian
badan hukum dapat mempunyai HGU dapat
mempunyai HGU dengan luas lima hektar sampai
dengan luas yang nanti akan ditetapkan oleh
Pemerintah dengan pertimbangan. Pada umumnya
HGU meliputi tanah yang luas, di dalam tanah HGU
seringkali terdapat sumber air atau sumber daya alam
lainnya. Pemegang HGU berhak menggunakan sumber
daya alam ini sepanjang hal itu diperlukan untuk
keperluan usaha yang dijalankannya, dengan
mengingat ketentuan peraturan Perundang - undangan
yang berlaku dan kepentingan masyarakat sekitarnya.
B. SARAN
Kebijakan pengharmonisasian berdasarkan
Kepres Nomor 188 Tahun 1998 kemudian diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
166
Hal ini sejalan dengan amanat dari Pasal 22A UUD
1945. Oleh karena Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 dalam tataran praktik empririkal masih banyak
mengandung kelemahan, maka DPR bersama
Pemerintah telah berhasil menyusun kembali dan
melakukan penyempurnaan melalui Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004.
Pengaturan terkait pengharmonisasian,
pembulatan dan pemantapan konsepsi peraturan
perundang-undangan dalam Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan lebih lengkap pengaturannya
dibandingkan kebijakan-kebijakan sebelumnya. Dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 mengatur
pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan
konsepsi RUU, baik yang berasal dari Pemerintah
maupun yang berasal dari DPR. Selain itu diatur pula
pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan
167
konsepsi semua rancangan peraturan perundang-
undangan, dari RUU, RPP, Perpres, sampai dengan
Raperda, baik Raperda Provinsi maupun
Kabupaten/Kota.
Dalam hal pengaturan norma tentang HGU
sebagai mana Penulis paparkan pada Bab-bab
sebelumnya, maka saran yang dapat penulis berikan
bagi pemerintah, dalam pembentukan peraturan
perundangan dapat merumuskan norma yang tidak
menimbulkan konflik norma, sebagaimana yang
terjadi dalam pengatruran HGU di Indoensia, bahwa
dalam beberapa peraturan tentang HGU terjadi
perbedaan, sehingga mengakibatkan konflik norma.
Agar kedepannya pemerintah dapat mengatur dengan
lebih baik terhadap HGU di Indonesia.
168
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Adrian Sutedi, 2007, Implementasi Prinsip Kepentingan
Umum dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan,
Sinar Grafika, Jakarta.
A Sonny Keraf, 1996 Hukum Kodrat Dan Teori Hak Milik
Pribadi, Kanisius, Jakarta.
Arisaputra Muhammad Ilham, 2015 Reforma Agraria di
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Aslan Noor, 2003, Konsepsi Hak Milik atas Tanah bagi
Bangsa Indonesiadi Tinjau dari Hak Asasi Manusia,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Amuninuddin Ilmar, 2010, Hukum Penanaman Modal Di
Indonesia, Kencana,Jakarta.
Ardiwilaga, Roestadi, 1991, Hukum Agraria Indonesia , Masa
Baru, Bandung.
Bahari Syaiful, 2004 Landreform di Indonesia: Tantangan
dan Prospeknya ke Depan, Sinar Grafika, Bandung,
169
Bakri Muhammad, 2007, Hak Menguasai Tanah OLeh
Negara Paradigma Baru Untuk Reformasi Agraria,
Yogyakarta.
Baldruzaman Mariam Darus, 1991, Bab-Bab Tentang
Hipotek, Citra aditya bakti, Bandung.
Budi Harsono, 2011, Hukum Agraria Indonesia Sejarah
Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi Dan
Pelaksanaanya, Djambatan, Jakarta.
Christiana Tri Budhayati, 2017, Hak Atas Tanah Peralihan
dan Pendaftaran, Fakultas Hukum Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga.
Effendi, 1994, Perangin,Hukum Agraria di Indonesia suatu
telaah suatu sudut pandang paraktisi hukum, Rajawali,
Jakarta.
Friedman, Lawrence M, 2011, Sistem HukumPerspektif Ilmu
Sosial, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Guna Negara, 2008, Rakyat dan Negara Dalam Pengadaan
Tanah Untuk Pembangunan, Tatanusa, Jakarta.
Hans Kelsen, 2012, “Pengantar Teori Hukum” (Introduction
to the Problem of Legal Theory), Nusa Media, Bandung.
170
H.Muchsin, Imam Koeswahyono dan Soimin, 2010, Hukum
Agraria Indonesia Dalam Prespektif Sejarah, Refika
Aditama, Bandung.
Hery Shietra, 2015, Praktik Hukum Jaminan Kebendaan,
Chitra Aditya Bakti, Jakarta.
H.M.Arba, 2013, Hukum Agraria Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta.
H.A. Faishal Haq, 2017, Hukum Perwakafan di Indonesia,
Rajawali Pers, Bandung.
Iman Soetikno, 1987, Proses Terjadinya UUPA, Gadja Mada
University Press, Yogjakarta.
Jhon salindeho, 1993, Masalah Tanah dalam Pembangunan,
Sinar Grafika, Jakarta.
John Austin sebagaimana dikutip oleh : Shidarta, 2006,
Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Ke
Indonesiaan, CV Utomo, Bandung.
John Gilissen, Frits Gorle dan Freddy Tengker, 2005, Sejarah
Hukum : Suatu Pengantar, Refika Aditama, Bandung.
Komaruddin, 2007, Menelusuri Pembanguanan Perumahan
dan Pemukiman, Yayasan REI – Rakasindo, Jakarta.
171
Kusumaatmadja M, 2002, Konsep-konsep Hukum dalam
pembangunan. Pusat Studi Wawasan Nusantara, Hukum
dan Pembangunan Bekerjasama dengan Alumni,
Bandung.
Lili Rasjidi Dan Arief Sidharta, 1989, Filsfat Hukum Mazhab
Dan Refleksinya,Remadja Karua Bandung.
Mahmud MD, 1998, Politik Hukum Indonesia, LP3ES,
Jakarta.
Maria Farida Indrati S., 2007, Ilmu Perundang-Undangan 1:
Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Munir Fuady, 2009, Teori Negara Hukum
Modern(Rechstaats), Refika Aditama Bandung.
Muhammad Yamin, Abdul Rahim Lubis, 2008, Hukum
Pendaftaran Tanah, Mandar Maju ,Jakarta.
Muhadar,Ratnaningsih, 2006, Viktimasi Kejahatan dibidang
Pertanahan, Laksbang Pressindo, Yogjakarta.
Mulyadi, Kartini, Gunawan Wijaya, 1981, Seri Hukum
Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian,
Liberty, Yogyakarta.
172
Mertokusumo Sudikno,1985, Mengenal Hukum Suatu
Pengantar, Liberty Yogyakarta.
Mertakusumo Sudikno, 1988, Hukum dan Politik, Universitas
Terbuka Karunika, Jakarta.
Marzuki Peter Mahmud, 2010 Penelitian Hukum,Prenada
Media Group, Jakarta.
Noer Fauzi, 1999, Petani Dan Pengusaha Dinamika
Perjalanan Politik Agraria Indonesia, Pustaka
Pelajar,Yogyakarta.
Notonagoro, 1994, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria
di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta.
Parlindungan. 1998, A.P, Komentar Atas Undang-Undang
Pokok Agraria, CV. Mandar Maju, Bandung.
Rosseou Jean Jacques, 2008 ,Gunanegara, Rakyat dan
NegaraDalam Pegadaan Tanah untuk Pembangunan,
PT Tatanusa, Jakarta.
R. Soeroso, 2006, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta.
R Soepartono, 1986, Undang – undang Pokok Agraria Dalam
Praktek, UI Pres, Jakarta.
173
Ruchhiyat, Eddy, 1986, Politik Pertanahan Sebelum dan
Sesudah Berlakunya UUPA, Penerbit Alumni, Bandung.
R Hermanses, 1980, Pendaftaran tanah di Indonesia, Gunung
Agung , Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, 1988, Hukum dan Politik Agraria,
Universitas Terbuka Karunika, Jakarta.
Sudargo Gautama, 1990, Tafsir Undang – Undang Pokok
Agraria, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Soerjono Soekanto,Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Singkat,PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta,
Subekti, 2003, Pokok-Pokok Hukum Perdata,
Intermasa,Jakarta,
Sunarjati Hartono, 1978, Beberapa Pemikiran kearah
Pembaharuan Hukum Tanah, Alumni, Bandung.
Sofyan, Sri Soedewi Masjchoen, 1981 Hukum Perdata:
Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta.
Supriadi, 2006, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta
Santoso Urip, 2012, Hukum Agraria Kajian Komprehensif,
Kencana Prenada media group, Jakarta.
174
S. Chandra, 2005, Sertifikat Kepemilikan Hak Atas Tanah, PT
Grasindo,Jakarta,
Soedirman Kartohadiprojo, 1984, Pengantar Tatahukum
Indonesia, PT Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta
Soejono,Abdurrahman, 2014, Prosedur Pendaftaran Tanah
Tentang Hak Milik, Sewa Guna dan Hak Guna
Bangunan, Rineka Cipta, Jakarta.
Udohusodo, Siswono, 1991, Rumah Untuk Seluruh Rakyat,
Baharakerta, Jakarta
Winahyu Herwiningsih, 1997, Perubahan politik dan Agenda
Perbaharuan Agararia Di Indonesia, FE UI, Jakarta
Y.W.Sunindhia, Ninik Widiyanti, 1988, Pembaruan Hukum
Agraria ( Beberapa Pemikiran ), Bina Aksara,Jakarta.
Sumber Perundang – Undangan.
Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
Undang Undang No. 5 Tahun 1960 tentang : Peraturan Dasar
Pokok - pokok Agraria.
175
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan
Hak Pakai Atas Tanah
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal
Web.
https://www.hukumproperti.com/hak-guna-bangunan/aspek-
hukum-hak-guna-usaha-dan-peraturannya.
http://sukirman.weebly.com/1/post/2011/02/hak-
milikberfungsi-sosial.html,