32
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 76 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang akan dianalisis untuk mengkaji fenomena berkenaan dengan pembaruan metode pembelajaran kitab kuning dipondok pesantren salaf sidogiri. Selanjutnya pada sub bab ini disusun secara sistematis data-data yang diperoleh di lapangan dengan urutan sebagai berikut: Pertama, Upaya pembaruan metode pembelajaran kitab kuning di pesantren salaf Sidogiri .Kedua,. Penerapan Metode al-Miftah Lil Ulum di pesantren salaf Sidogiri Ketiga, Dampak penerapan metode al-Miftah Lil Ulum terhadap hasil belajar santri di pesantren salaf Sidogiri A. Upaya Pembaruan Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Pesantren Salaf Sidogiri Kitab kuning merupakan identitas yang inheren dengan pesantren.Istilah kitab kuning ini dilekatkan pada kitab-kitab warisan abad petengahan yang masih dilestarikan didunia pesantren sampai saat sekarang ini. Kitab kuning identik dengan tulisan yang berbahasa arab dan biasanya tidak dilengkapi dengan harakat (Syakal) yang biasa dikenal dengan kitab gundul. Persoalan yang sangat krusial dalam memahami kitab kuning adalah menyangkut penguasaan bahasa arab,

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang akan

dianalisis untuk mengkaji fenomena berkenaan dengan pembaruan

metode pembelajaran kitab kuning dipondok pesantren salaf sidogiri.

Selanjutnya pada sub bab ini disusun secara sistematis data-data yang

diperoleh di lapangan dengan urutan sebagai berikut: Pertama, Upaya

pembaruan metode pembelajaran kitab kuning di pesantren salaf Sidogiri

.Kedua,. Penerapan Metode al-Miftah Lil Ulum di pesantren salaf

Sidogiri Ketiga, Dampak penerapan metode al-Miftah Lil Ulum terhadap

hasil belajar santri di pesantren salaf Sidogiri

A. Upaya Pembaruan Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di

Pesantren Salaf Sidogiri

Kitab kuning merupakan identitas yang inheren dengan

pesantren.Istilah kitab kuning ini dilekatkan pada kitab-kitab warisan

abad petengahan yang masih dilestarikan didunia pesantren sampai saat

sekarang ini. Kitab kuning identik dengan tulisan yang berbahasa arab

dan biasanya tidak dilengkapi dengan harakat (Syakal) yang biasa

dikenal dengan kitab gundul. Persoalan yang sangat krusial dalam

memahami kitab kuning adalah menyangkut penguasaan bahasa arab,

Page 2: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

bagaimanapun bahasa arab dipesantren merupakan bahasa primer karena

hampir seluruh refrensi yang digelutinya menggunkan bahasa arab.1

Dalam tradisi pesantren, pengajaran bahasa arab diberikan dengan

topang sedikitnya dua disiplin pendukungnya, diantaranya Nahwu dan

Sharraf. Dua disiplin inilah yang menjadi pintu masuk bagi para santri

untuk mendalami literatur-literatur yang ada, sekaligus menuangkan

secara produktif dalam wujud karya-karya tertulis, misalnya kitab Al-

Ajrumiyyah, „Imrithy, Mutammimah, dan Naz}om Al-Maqsu>d merupakan

kitab yang dipelajari ditingkat dasar dan menengah, sedangkan kitab

Alfiyah ‘Ibn Malik dipelajari ditingkat atas.2Ironisnya, pembelajaran kitab

kuning ini sering kali masih menjadi persoalan karena tradisi proses

belajar menggajar masih terbiasa dengan budaya oral dan tulisan, hal ini

diakibatkan karena metode pengajarannya yang kurang terstruktur dan

tertata secara sistematis.

Dalam menyikapi realita tersebut pesantren salaf Sidogiri berupaya

melakukan sebuah dobrakan baru untuk tetap mempertahankan tradisi

salaf dengan menciptkan sebuah pembaruan dalam metode

pembelajaran melalui program tarbiyah I‟dadiyah.

1Amin haderi, dkk Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Moderis Dan Tantangan

Kompleksitas Global(Jakarta:IRD PRESS,2004), 149 2Ibid, 141

Page 3: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

Menurut ustad HM. Aminulloh Bq.3 Tarbiyah I‟dadiyah lahir

sebagai salah satu solusi peningkatan kemampuan baca kitab santri.Sebab

belakangan ini kemampuan baca kitab santri mengalami penurunan.hal

ini disebabkan mereka tidak menguasai ilmu alat (Nahwu- Sharraf) jadi

ilmu alat santri harus ditingkatkan, maka lahirlah program tarbiyah

I‟dadiyah.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh ustad Qusyairi Ismail.

Pada tahun ini1433-1434 H pondok pesantren Sidogiri telah

menerapkan satu sistem pendidikan persiapan bagi anak-anak usia dini

yang belum bisa menbaca kitab kuning dengan program Idadiyah,

perogram ini dilaksanakan secara klasikal dengan menggunakan metode

baca kitab cepat” Metode Al Miftah Lil Ulum” yang diterbitkan oleh

pondok pesantren Sidogiri. Nama yang diberikan langsung oleh pengasuh

PPS.KH.A. Nawawi Abd.Jalil. Metode ini merupakan upaya yang

dilakukan oleh majlis keluarga PPS melalu BATARTAMA sebagai

respon dan perhatian pengurus demi meningkatkan kualitas baca kitab

santri sehingga fokus dari kegiatan i‟dadiyah ini adalah sebagai bentuk

upaya pembelajaran baca kitab efektif melalui metode, materi dan guru

khusus.4

Metode pembelajaran al-Miftah Lil Ulum sebagai model, strategi,

dan pendekatan pembelajaran khususnya yang dirancang,

mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru

dituntut untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,

menggairahkan, dan memiliki keterampilan khusus.Dengan demikian

metode al-Miftah Lil Ulum ini merupakan bentuk inovasi penggubah

bermacam interaksi yang ada didalam khususnya di tingkat Idadiyah.

3 HM. Aminulloh Bq, wawancara, Koordinator 1 Pendidikan Madrasiyah PPSPasuruan,

12 Mei 2013. 4A.Qusayairi Ismail, Wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 12 Juni

2013.

Page 4: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

Ada dua konsep utama yang digunakan dalam pebelajaran kuantum

dalam rangka mewujudkan energi guru siswa menjadi cahaya belajar

yaitu kecepatan belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan-

hamabatan belajar tradisional, dan fasilitas belajar yang mempermudah

proses belajar mengajar, asas utama yang digunakan dalam pembelajaran

quantum yaitu” bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia

kita kedunia mereka”.5

Hal ini serupa dengan metode yang diterapkan dipesantren salaf

Sidogiri pada tingkat Idadiyah, dimana metode tersebut mengisyaratkan

pentingnya memasuki dunia atau kehidupan dunia anak sebagai langkah

awal dalam melaksanakan proses pembelajaran. Memahami dunia dan

kehidupan anak merupakan lisensi bagi para guru untuk memimpin,

menuntun dan memudahkan perjalanan siswa dalam meraih hasil belajar

siswa yang optimal.

Tujuan dari pembelajaran ini juga menuntut seorang guru untuk

selalu kreatif dalam mengembangkan kemampuan berfikir anak sehingga

anak mampu menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan

informasi maupun unsur-unsur yang ada dalam menghasilkan cipta karsa

melalui pengetahuan dan pengalannya serta mampu memunculkan ide-

ide creatif .

5Udin, Inovasi Pendidikan, 127

Page 5: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

Disamping itu untuk menciptakan model pembelajaran yang

menarik, metode pembelajarannya didesain dengan kombinasi lagu anak-

anak sehingga pembelajaran tidak hanya menotan pada guru sehingga

pembelajaran berjalan dengan efektif, keefektifan yang mengarah pada

besarnya penguasaan materi anak setelah melalu proses pembelajaran.

Khusus kemenarikan suatu pembelajaran merupakan sebuah keberhasilan

yang indikatornya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk hasil

belajar

Menurut ustad Qusairy Ismail6Metode al Miftah Lil Ulum ini

merupakan sebuah solusi dalam meningkatkan kemampuan baca kitab

kuning, yang fokus pada pendalaman materi baca kitab kuning para santri

usia dini yang telah bisa membaca Al-Qur‟an tetapi belum bisa baca

kitab kuning dalam waktu paling lama satu tahun, diharapkan sudah

mampu membaca Matn Fathur Qorib dengan baik, Sistem pembelajaran

program Idadiyah menggunakan sistem modul dengan satu guru dengan

untuk maksimal 20 murid.

Sistem ujian program Idadiyah mengikuti kesiapan dari masing-

masing murid sesuai dengan modul yang sudah diselesaikan. Ada

4modul yang harus diselesaikan oleh murid dalam waktu paling lama

satu tahun dengan menghafal Matn Fathur Qorib. Murid Idadiyah yang

sudah menyelesaikan modul pada tahun berikutnyabisa dipindah ke kelas

5 atau kelas 6 Ibtidaiyah sesuai dengan kemampuan berdasarkan hasil

ujian

Kelas tempat mereka belajar juga tidak hanya dikelas akan tetapi

bisa berpindah-pindah sehingga tercipta proses belajar mengajar yang

6A.Qusayairi Ismail, Wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 12 Juni

2013

Page 6: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

efektif dan menyenangkan serta memanfaatkan media pembelajaran yang

ada disekitarnya7. hal ini merupakan sebuah upaya untuk

mengembangkan tradisi membaca kitab kuning serta menghindari

kebosanan dalam proses belajar mengajar.

Menurut ustad Qusairy Ismail8” Sebenarnya ditahun-tahun

sebelumnya, program-program yang fokus pada peningkatan kualitas

baca kitab santri di PPS sudah ada, namun program tersebut tidak

maksimal karena program tersebut ditunut untuk fokus, sedangkan santri

masih disibukkan dengan berbagai macam kegiatan sekolah, mengaji dal

lain. Karenanya, program I‟dadiyah ini lahir dengan sistem dan metode

kkhusus dan ditempatkan disatu daerah selama 24 jam yang fokus pada

pembelajaran materi dan praktek baca kitab. Sehingga proses

pembelajarannya tidak maksimal, namun melihat kondisi yang

mengharuskan untuk segera mengambil langkah dan sidogiri mestinya

sudah punya metode baca kitab sendiri, maka lahirnya tarbiya I‟dadiyah

dan metode kitab ala al-Miftah Lil Ulum atas perintah Majlis keluarga

untuk membuat sistem dan metode baca kitab ini. Dan metode ini

diharapkan menjadi pembuka ilmu yang lain..”

Menurutnya keunggulan dari metode al-miftah ini Pertama,

simple, karena hanya 4 jilid. Tidak ribet, Kedua tetap mengacu pada

7Abd. Hamdi Syamsudin, wawancara, WKM I Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 19 Mei

2013. 8 HM. Aminulloh Bq, wawancara, Koordinator 1 Pendidikan Madrasiyah PPSPasuruan,

12 Mei 2013.

Page 7: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

matan al- Ajurmiyah, jadi tidak memunculkan bahasa dan istilah baru.

Sehingga anak ketika pindahh mempelajari al-Ajurmiyah atau Alfiyah

mereka akan paham dengan mudah. Ketiga, penyajian kitab ini disetting

sesuai dengan dunia anak, dengan bentuk font warna–warni yang

menyenangkan, sebagai perangsang otak kanan, keempat, dikemas

dengan lagu, jadi nadzam di 4 jilid itu dinyanyikan dengan lagu-lagu

anak, seperti “ Balonku, Sayonara” dll.

Target pendidikan di I‟dadiyah adalah santri bisa membaca kitab

Fatur Qori>b dengan dalil nahwu- Sharraf dan hafal Matn Taqri>b, untuk

makna dan terjemah tetap diajarkan. Seperti Sullamut- Taufiq dan

Tuhfatuth-Thulla>b menurutnya masih belum ada program besar dalam

mencapai target diatas, dan ini merupakan dobrakan besar yang perlu

ditiru oleh banyak kalangan” murid kalu sudah mempnyai “ kunci”

dalam belajar akan mudah faham dan semangat” ujarnya.

B. Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Di Tarbiyah I’dadiyah

Sidogiri

Penerapan metode al-Miftah Lil Ulum merupakan upaya untuk

meningkatkan kualitas penguasaan kitab kuning, dimana dalam dunia

pesantren kitab kuning merupaka sesuatu yang urgen yang harus dikuasai

oleh seluruh santri. dalam hal ini adalah pemegang kebijakan adalah

pengurus pesantren, agar peningkatan penguasaan dalam memahami baca

Page 8: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

kitab tercapai dengan baik pada diri setiap santri yang merupakan

generasi masa depan.

Metode al-Miftah Lil Ulum diterapkan secara bertahap

sebagaimana yang disampaikan oleh ustad qusyairi”

“ Materi al-Miftah Lil Ulum terdiri dari 4 jilid kitab, masing kitab

normalnya ditempuh 25 hari, tetapi ada juga yang bisa dalam 1 minggu,

jadi program ini secara normalnya dapat ditempuh selama 4 bulan.

Perpindahan dari satu jilid ke jilid berikutnya melalui tahap tes: tes

didaerah sendiri, dan tes oleh BATARTAMA. Setelah selesai, mereka

fokus pada pendalaman baca kitab fathul qarib selama selama 6 bulan

meliputi makna, menghafal matan fathul qarib dan memperlancar bacaa

kepada guru pembimbingnya, dari semuanya ditempuh satu tahun, Cuma

yang banyak dari mereka tidak sampai 6 bulan, ada yang 3 bulan sudah

selesai. Selanjutnya untuk tahap akhir mereka diwisuda setelah memalui

tes kelayakan wisuda.9

Metode Al-Miftah Lil Ulum merupakan metode yang berdasarkan

pada landasa konteks yang menyenagkan dan situasi yang penuh dengan

kegembiraann dimana materi-materi pembelajaran tersebut dikemas

dengan sedemikian mudah dengan berbagai metode dan media.

Seperti yang disampaikan oleh ustad Ahmad Zaini aly” Anak didik

yang masih berusia dini menharuskan adanya sebuah metode pengajaran

yang diformat dengan sedemikian menyenangkan, misalnya dengan

nyanyian, tebak-tebakan, kompetisi, demonstrasi dan lainnya, kitab

pelajarannya pun di setting khusus dengan dominasi warna yang beragam

disertai gambar dan kolom latihan. dengan tampilan sangat menarik

9A.Qusayairi Ismail, wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 12 Juni

2013

Page 9: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

sesuai dengandunia anak dengan tampilan full color dan pilihan-pilihan

warna yang sesuai dengan statndar usia anak-anak, menggunakan skema

dan tabel sebagai upaya perangsang otak kanan, sehingga murid dapat

menghafal tanpa melalui proses hafalan. Menggunakan gambar serta

visualisasi dengan lagu anak.10

Menurut peneltian yang dilakukan oleh Dr. Venon Magnesen

(texas University) dalam sekolahnya manusia mengungkapkan bahwa

otak manusia lebihh cepat menangkap informasi yang berasal dari

modalitas visual yang bergerak. Modalitas merupakan cara informasi

masuk ke dalam otak melalui indra yang dimiliki, pada saat informasi

tersebut disampaikan berpengaruh pada kecepatan otak dalam

menangkap informasi dan kekuatan otak menyimpan informasi tersebut

dalam ingatan atau memori. Dalam hal ini ada tiga macam modalitas:

a. Visual: modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar,

catatan, tabel, diagram, grafik, peta pikiran dan hhal lain yang

terkait.

b. Auditrial: modalitas ini mengakses segala jenis bunyi, suara

musik, nada, irama, cerita, dialog dan pemahaman materi

pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan cerita lagu,

syair dan hal hal terkait.

10

Ahmad Zaini Aly, wawancara, Kepala Tarbiyah I‟dadiyah PPS Pasuruan, 19 Juni 2013

Page 10: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

c. Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktivitas

tubuh, emosi, koordinasi, dan hal hal yang terkait11

Teori diatas sangat relevan dengan stategi yang dikembangkan

dipesantren sidogiri, hal ini terliahat dari yang terkemas dalam

metode al-Miftah Lil Ulum.

Adapun kemasan lagu-lagu diantaranya:

Mustasna

Tam, itu apa ?artinya kalam sempurna

Naqish itu apa? Artinya tidak sempurna

Mujab itu apa? Artinya tak ada nafinya

Manfi itu apa ?artinya ada nafinya

jika kalam tam mujab, mustasna-nya dibaca nashob

jika kalam tam manfi, Mustasna-nya itu mengikuti

jika tidak sempurna, mustasna tergantung amilnya

beginilah caranya bacaan mustasna-nya illa

11

Ibid, 136

Page 11: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

86

Di sebelum Ististna’..

Itulah, Mustatsna Minhu-nya..

Dan setelah istisna..

Itu adalah lafad Mustasna…

Mari kawan semua

Jangan pernah berputus asa

Marilah berusaha, kita wisuda yuk bilang amin.......

Mubtada’ Boleh nakirah

Mubtada’ boleh nakiroh, jika khobarnya dhorof/jer majrur

Mubtada’ boleh nakiroh, jika diawali istifham

Mubtada’ boleh nakiroh, jika mubtada’-nya disifati

Mubtada’ boleh nakiroh, jika diawali oleh nafi

Mubtada’ boleh nakiroh, jika mubtada’ bisa mengamal

Mubtada’ boleh nakiroh, jika mubtada’-nya’ di mudhofkan

Mubatada’ boleh nakiroh, jika mubtada’ itu rincian

Mubtada’ boleh nakiroh, jika mubtada’ berupa doa

Page 12: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

87

Aku Anak Idadiyah

Aku anak banat dua, bisa baca kitab

Karena setiap waktu, diajari bu guru

Pagi, siang, sore dan malam

A....... aku akan berjuang

B........benar-benar berjuang

C.......cuman doa-usaha

D......demi nanti kita wisuda12

Lagu-lagu tersebut dikemas dengan nadhom dan diselingi dengan

kalimat-kalimat penyemangat sehingga kesannya tidak sedang

melakukan hafalan, lagu-lagu seperti diatas biasanya dijadikan selingan

ditengah-tengah proses pembelajaan sebagai langkah mengantisipasi

kejenuhan dalam proses pembelajaran.

Dalam penerapan al-Miftah Lil Ulum tidak hanya terpusat pada

modul akan tetapi guru juga melakukan sebuah inovasi dalam mengajar

dengan menggunakan media yang ada dilingkungan kelas maupun diluar

kelas kelas, sebagai upaya pengimplemantasian materi yang

disampaikan. Disamping itu santri juga diminta untuk praktik langsung

menggunakan kitab sesuai dengan materi yang disampaikan dan setiap

malam jum‟at diadakan semacam kuis untuk mengetahui tingkat

penguasaan santri.bagi santri yang memenangkan kuis diberi reward

12

File DokumenTarbiyah I‟dadiyah PPS Pasuruan

Page 13: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

88

sebagai bentuk penghargaan dalam meningkatkan motivasi santri dalam

belajar. Dalam proses belajar pengajar dikelas ketelibatan guruhanya

30% sedangkan 70% nya santri melakukan praktek dengan teman

sebayanya yang didampingi oleh wali kelas. 13

Dalam penerapan materi pembelajaran diatas, senada dengan yang

dikemukak oleh munif chatib14

mengenai pembelajaran sebagai proses

transfer ilmu dua arah yang pada hakekatnya adalah dua proses yang

berbeda, proses pertama, guru mengajar atau memberi presentasi, proses

kedua siswa belajar dan beraktivitas. Proses transfer pengetahuan akan

berhasil apabila waktu terlama difokuskan pada kondisi siswa

beraktivitas, keberhasilan pembelajaran akan cepat terwujud apabila

proses transfer dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.

Dalam penerapan metode al-miftah tidak serta merta memasukkan

murid secara acak dalam sebuah kelas akan tetapi masih melakukan

seleksi untuk menentukan tingkat kemapuan santri, karena melihat latar

belakang serta tingakat usia yang berbeda, maka lembaga melakukan

sebuah upaya untuk memberikan pelayanan perbedaan individu melalui

proses pembelajaran diantaranya1) Anak yang cenderung cerdas akan

berkembang sesuai dengan kemampuannya dengan cara: memasukkan

pada kelas akselerasi, yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa

13

A.Qusayairi Ismail, wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 13 Juni

2013 14

Munif Chhatib, Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple Intellegences di

Indonesia(Bandung: PT MIZAN pustaka:2013),135

Page 14: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

untuk naik lebih cepat satu atau dua tingkat sekaligus. 2) pengajaran

individual dengan memberikan tugas kepada siswa yang dinilai secara

individual 3) bagi siswa yang lamban dapat diselenggarakan dikelas

remidial yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan baik bagi siswa

yang lamban dalam dalam satu mata pelajaran maupun yang lamban

dalam beberpa mata pelajaran, upaya perbaikan ini dilakukan dengan

bimbingan guru kelas.4) pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan,

menjadi kelompok kurang, kelompok sedang dan kelompok pandai,

pembagian kelas berdasarkan hasil tes masuk. Peran guru dalam

pembelajaran sesuaikan dan dideferensiasikan bahan pelajaran sesuai

dengan tingkat masing-masing siswa.

Menurut ustad zaini”langkah pertama yang dilakukan adalah

dengan mengkasifikasikan murid yang mendaftar dengan menguji

kemampuannya apakah sudah memiliki bekal nahwu atau tidak, dan yang

belum apakah memiliki potensi dibidang nahhwu diklarifikasikan lagi

apakah santri sudah bisa baca tulis pego apa tidak, santri yang belum

memiliki memiliki bekal nahwu sebelumnya diberi kelas khusus dengan

materi baca tulis uruf pego, sedangkan yang sudah bisa tulis huruf pego

langsung masuk pada kelas jilid.15

Pengklasifikasian tersebut sangat membantu dalam pengklompokan

murid sesuai dengan kapasitas yang dimiliki sehingga terjadi

keseimbangan dalam penerimaan materi. Setelah melakukan

penglasifikasian kelas diperlukan adanya langkah-langkah pembelajaran

dalam penerapan jilid, Dalam penerapan jilid, guru diberi kewenangan

langsung untuk menerapkan metode yang relevan dengan materi yang

akan diajarkan, namun yang lebih dominan adalah metode tanya jawab,

15

Ahmad Zaini Aly, Wawancara, Kepala Tarbiyah I‟dadiyah PPS Pasuruan, 19 Mei 2013

Page 15: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

praktek, hafalan diskusi kelompok. Kelas I‟dadiyah ini berlansung pada

jam 08.00 dimana aktivias pembelajaran dimulai dengan bin

nadhor(pembacaan nadhom), setelah itu ustad memiliki kebijakan

tersendiri terkait dengan desegn penguasaan kelas, sehingga setiap kelas

menerapkan metode yang bervariatif.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, Dalam proses

pembelajaran santri sangat antusis sekali karena mereka tidak sekedar

belajar al-Miftah pada saat dikelas diniyah saja, akan tetapi memang

diberlakukan jam khusus untuk meriview materi yang didapat dikelas

pagi serta ada waktu khusus kepada santri untuk mempraktekkan materi

yang didapat di jilid, contoh dalam jilid I materi yang dibahas adalah bab

isim, maka setelah pembelajaran usai santri diberi tugas (PR) untuk

mencari contoh-contoh isim itu dikitab Fathul Qorib, dengan penugasan

seperti itu santri bisa mandiri serta bahkan mereka sangat antusias, hal ini

terlihat dari semangat mereka dengan waktu luang yang dimanfaatkan

untuk belajar sendiri tanda dampingan dari wali kelasnya.Hal ini tampak

dari aktifitas keseharian santri, mereka cendrung berada dipinggir-pinggir

musholla pada saat diluar jam sekolah dan ada pula yang belajarnya

didalam kamar sekalipun kebiasaan ini tidak dimiliki oleh semua santri.

Secara singkat materi al-Mifta Lil Ulum terkemas dalam skema

dibawah ini dari masing-masing jilid.

Page 16: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

Page 17: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

92

Page 18: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

Page 19: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

94

Page 20: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

95

Pada jilid I dan 2 penerapan materi cenderung pada pemanfaatan

pada penguasaan materi dimana, penekanan lebih bagaimana santri itu

benar-benar paham dengan materi-materi yang diajarkan, sehingga

mereka mampu mengkasifikasikan serta MEMBERI contoh dari masing-

masing materi yang didapat.Kemudian jilid III dan VI lebih pada praktek

lafad dengan membaca serta memaknai dengan nahwu sharrafnya.

Setelah tuntas santri dimasukkan pada kelas pasca yang diberi nama

kelas taqrib dimana kelas takrib ini merupakan kelas khusus bagi mereka

yang sudah taman jilid dan ditangani oleh ustad khusus16

Untuk mencapai standart ketuntasan jilid seorang ustad berhak

mengajukan nama-nama santri yang sudah dianggap mengusai materi

jilid pada madrasad dengan menunjuk juri khusus dengan kesesuaian

materi jilid, setlah itu apabila lulus maka santri diserahkan kepada

BATARTAMA17

. Batartama ini menunjuk tim penguji dimana setiap

penguji memiliki catatan catan khusus, misalakan dalam pengujian soal

ada santri yang tidak menguasai materi maka dalam kartu tersebut diberi

catatan bahwa anak yang bersangkutan memiliki kendala dalam bab

tersebutm setelah itu kartu tesebut diserahkan pada wali kelas untuk

dijadikan bahan evaluasi dan dilakukan pendalaman. Bagi santri yang

sudah dianggap lulus dengan dua tahap model evaluasi itu langsung

dilanjutkan pada jilid berikutnya.

16

A.Qusayairi Ismail, Wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 5 Juli

2013 17

.Batartama adalah Koordinator bidang yang membawahi seluruh Madrasah

Page 21: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

96

Untuk mencapai taraf penguasaan yang penuh pada seluruh siswa

tanpa terkecuali, maka ketuntasan dalam penguasaan materi

pembelajaran yang dipelajari diperlukan adanya tolak ukur hal ini sesuai

dengan padangan Benjamin S Bloon (1963) dan Fred S. Keller (1968),

blon memandang mastery sebagai kemampuan siswa unuk menyerap inti

pembelajaran yang telah diberikan ke dalam suatu keseluruhan .

sedangkan keller memandang bahwa mastery merupakan performence

(penampilan) yang sempurna dalam sejumlah unit pembelajaran

tertentu.18

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

mencapai taraf penguasaan diperlukan pelaksanaan pembelajaran secara

sistimatis, terutama dalam penggunaan tes secara formatif, dan cara

memberikan bantuan kepada siswa yang gagal dalam mencapai tujuan

tes ini disebut dengan” diagnosis progress tes” atau tes diagnosa

kemajuan.

Hal ini sesuai dengan yang teleh dilakukan oleh pengurus madrasah

Idadiyah dimana standar ketuntasan menjadi tujuan utama dengan melalu

tahapan tahapan yang telah diatur sehingga ketika santri sudah tuntas

dalam mempelajari al-Miftah Lil Ulum tidak ada keraguan lagi.

Diagnosis progress test dalam strategi belajar tuntas dilakukan secara

teratur setiap kali selesai dipelajari.

Disamping itu, untuk menjaga contuniutas pembelajaran santri,

lembaga memberlakukan tugas apabila menghadapi musim libur, yaitu

18

Asra , Metode Pembelajaran (Bandung:CV WACANA PRIMA, 2008) 107

Page 22: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

97

dengan memberi soal-soal yang harus dikerjakan selama liburan, dan

untuk memantau belajar santri madrasa memberikan semacam kartu

pantau orang tua, sehingga dalam pembelajaran almiftah ini juga

melibatkan peran orang tua didalamnya.19

Dalam proses penbelajaran tentunya tidak terlepas dari peran

seorangguru motivator dimana motivtor disini memiliki peran yang

signifikan, ini merupakan sebuah bentuk perhatian guru terhadap santri,

untuk menumbuhkan minat belajar, kendatipun demiakian, motivasi

intriksik perlu digerakkan dan digunakan untuk mendorong kegiatan

belajar siswa karena mengingat setiap santri memiliki perbedaan

kesadaran dalam belajar sehingga diperlukan adanya motivasi yang

berkelanjutan guna menopang semangat dari santri I‟dadiyah yaitu

dengan menciptakan kondisi-kondisi yang relevan, dengan harapan

mampu meningkatkan motivasi di dalam kelas diantaranya

1. Suasana lingkungan kelas,

Pada umumnya santri akan memberi respons dan berperilaku baik

jika guru bersifat menunjang dan membantu selama keberlangsungannya

pembelajaran. Hal ini tampak ketika proses belajar mengajar berlangsung

dimana seorang ustad sebagai motivator sangat antusias dalam

mengajarkan materi yang diajarakan serta mampu memberi umpan balik

yang positif selama proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga

19

Abd. Hamdi Syamsudin, wawancara, WKM I Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 19 Juni

2013

Page 23: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

98

tercipta suasana belajar yang menyenangkan (comporteble) dan

menunjang (supportive), sehingga selalu mebangitkan motivasi santri

untuk mencapai hasil belajar yang positif dan kondusif dengan model

pembelajaran yang menyenangkan diantara dengan aktivitas

pembelajaran yang tidak membosankan.

2. Melibatkan siswa secara langsung

Dalam penyampaian mata pelajarn dikelas seorang ustad berupaya

menyampaikan materi pembelajaran dengan sedemikian menarik dengan

melibatkan siswa secara langsung, hal ini tampak ketika dalam

penyampaian materi bab isim, fiil dan huruf, santri tidak hanya fokus

pada contohh-contoh yang ada di jilid akan tetapi guru mencoba

memanfaatkan media sekitar dan menunjuk salah satu murid secara

bergiliran untuk menyebutkan benda benda atau contoh yang sesuai

dengan materi yang disampaikan.

3. Menjamin keberhasilan

Pada umumnya siswa akan memberikan respon yang positif bila

mereka mengalami keberhasilan. Memang kadang-kadang ada

siswa yang bekerja keras setelah mengalami kegagalan, namun

umumnya motivasi lebih meningkat berkat tumbuhnya rasa

keberhasilan.20

Dalam hali ini, lembaga madrasah i‟dadiyah

memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada santri yang

20

Oemar Hamalik Kurikulum Dan Pembelajaran(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 87

Page 24: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

99

mengalami berbagai persoalan terkait dengan kesulitan dalam

belajar ataupun menerima pembelajaran dengan memberikan

waktu khusus pada jam 4-5 sore, dimana waktu itu dimanfaat

dengan sebaik mungkin untuk mengulang materi-materi yang

anggap belum dikuasai dengan didampingi dengan konselor

Nahwu.21

Tugas konselor nahwu ini adalah memberi penguatan

extra (extra reinforcement) dan bimbingan, dengan harapan siswa

lebih extra dalam belajar serta melakukan berbagai tugas

belajarnya sehingga tidak lagi mengalami berbagai kesulitan.

4. Umpan Balik Hasil Belajar

Umpan balik dalam belajar merupakan salahh satu cara yang

dilakukan untuk mengukur tingkat responsitas dari siswa selama prose

belajar ini berlangsung yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan serta

memberikan pertanyaan silih berganti dan mengeroscek tugas-tugas yang

diberikan serta memberikan reword bagi mereka yang memiliki tingkat

kecakapan ataupun tugas dari santri sebagai bentuk motivasi serta untuk

memicu semangat bagi temen temenmereka yang lain.

21

Guru khusus yang ditugaskan untuk mendampingi santri dan memecahkan berbagai

persoalan yang berkaitan dengan materi pembelajarannya.

Page 25: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

100

C. Dampak Penerapan Metode Al Miftah Lil Ilum Terhadap Hasil Belajar

Santri

Untuk mendapatkan data yang obyektif, tentang dampak penerapan

Metode Pembelajaran al-Miftah Lil Ulum Terhadap Hasil Belajar Santri,

peneliti mengajukan wawancara tertulis terhadap 16 orang santri, dengan

tanpa mencantumkan identitas (nama), disamping melakukan wawancara

langsung dengan beberapa santri lainnya.

Penerapan metode al-Miftah Lil Ulum dengan langkah-langkah dan

tahapan-tahapan yang telah dilakukan, mendapat respon yang bervariasi

dari santri-santri pondok pesantren Salaf Sidogiri.Hal ini bisa dilihat dari

jawaban-jawaban yang diberikan atas pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan ketika peneliti melakukan wawancara.

Dalam proses penerapan metode pembelajaran dengan sistem full

day peneliti menemukan bahwa tidak seluruh santri responsif terhadap

metode pembelajaran al-Mifah Lil Ulum pada awalnya, hal tersebut

disebabkan karena beberapa latar belakang, diantaranya: sebagian dari

mereka mondok bukan atas keinginan sendiri melainkan karena faktor

paksaan dari orang tua disamping itu, padatanya aktifitas pembelajaran

menjadikan sebagaian mereka mengalami kebosanan. Namun setelah

ditelusuri lebih seksama dengan melakukan wawancawa dengan

beberapa beberapa pengurus mereka menyatakan hal tersebut sudah biasa

karena melihat kondisi mereka yang masi labil mereka masih terbawa

Page 26: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

101

oleh kebiasaan yang ada diirumah mereka masing-masing namun,

kemungkinan mereka kaget ketika dipesantren langsung disuguhi dengan

aturan-aturan yag harus ditaati, sedangkan semasa diirumah waktu

mereka banyak dimanfaatkan untuk bermain dan menonton televisi

namun persoalan seprti itu bisa diatasi hal ini terbukti dari hasil evaluasi

yang dilakukan serta mayoritas ssantri bisa selesai tepat waktu, ujar ustad

Qusyairi.22

Oleh karena itu metode al-Miftah sengaja dikemas dengan

semudah mungkin dengan metode yang menyenangkan dalam

penerapannya, sehingga target yang diinginkan bisa dicapai secara

maksimal.

Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh kepala

Idadiyah yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki latar

belakang yang berbeda sehngga dalam proses penguasaannya pun

berbeda, jadi bagi mereka yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata

memang diperlukan pendambingan yang intensive guna

menyeimbangkan dalam segi penguasaan dan ketuntasan. Namun dari

berbagai stategi yang dilakukan oleh masing-masing wali kelas

membuahkan hasil yang memuaskan, tingkat keberhasilan dari tarbiyah

Idadiyah dengan menggunakan metode al-Miftah Lil Ulum sangat

mengembirakan, santri baru yang mendaftar program ini mencapai 628

santri dan rata-rata mereka sudah dapat menyelesaikan semua jilid dalam

waktu tiga bulan.23

22A.Qusayairi Ismail, Wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 18

Agustus 2013

Page 27: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

102

Disampin itu, dampak dari suksesnya dalam mencetak anak usia

dini dalam penguasaan dalam membaca kitab kuning dengan deadline 3

bulan menjadikan minat masyarakat untuk mempercayakan putranya

yang masih berusia Dini untuk belajar PPS, ini terbukti dengan

banyaknya orangtua yang memasukkan anaknya pada program I‟dadiyah,

bahkan ada beberapa santri terpaksa tidak diterima karena mengingat

kapasitas ruang kelas dan asrama tidak lagi muat untuk menampung

mereka, sehingga altenatif untuk menampung keinginan orang tua untuk

memasukkan anaknya di I‟dadiyah, anak tersebut dimasukkan di program

di istidadiyah dengan menggunakan metode pembelejeran Al-Miftah Lil

Ulum akan tetapi sistem pembelajarannya berbeda dengan penerapan

proses pembelajaran yang ada di tarbiyah I‟dadiyah.23

Dalam hal ini tarbiyah I‟dadiyah tidak hanya menghasilkan kualitas

yang berprestasi dibidang penguasaan terhadap kitab kuning saja akan

tetapi tingkat keberhasilan mereka juga tampak dari kegiatan rutinintas

yang dilakssanakan diluar jam sekolah, misalkan santri terbiasa dengan

kesadaran dalam belajar dan terbiasa istiqomah dengan aktivitas-aktivitas

keseharin mereka yang diluar sekolah.

Hal ini senada sengan apa yang diungkapkan oleh ketua I, bahwa

segi kuantitas, santri I‟dadiyah semakin banyak. Dengan demikin

program ini semakin banyak peminatnya, semakin dilirik oleh

masyarakat, boleh jadi karena metode penbelajarannya yang

23

Ibid

Page 28: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

103

menyenangkan , dan mencerdaskan dan membuat siswa lebih aktif. Hal

ini bisa dilahat dari keberhasilan santri yang berasil diwisuda, untuk

mengikuti prosesi wisuda tidak mudah, karena mereka harus mengikuti

serangkaian tes.Seperti harus menjawab 50 soal materi, 20 soal nadzam,

5 baris ta‟bir kitab fathul Qorib.Baru setelah lulus tes mereka diwisuda

pada akhir tahun, saat peringatan hari PPS.24

Metode pembelajaran yang diterapkan di tarbiya I‟dadiyah

memiliki dampak yang positf terhadap hasil belajar santri, sebagaimana

yang disampaikan oleh ustad zaini aly bahwa murid i‟dadiyah memiliki

prestasi yang gemilang.Hal ini juga yang menjadikan wali santri

mempercayakan putranya mondok di PPS.Setiap tahun jumlah siswa

yang daftar di Idadyah. prestasi yang diraih dalam penguasaan kitab

kuning saja akan tetapi dibidang agama, secara peraktek santri Idadiyah

dapat mengaplikasikan apa yang sudah di dapat dikelas I‟dadiyah

contohnya, mereka sudah terbiasa dengan melaksanakan sholat dhuha,

sholat malam dan terbiasa berlama-lama dalam belajar, sehingga tidak

harus selalu dipaksa oleh orang tua, karna hal semacam itu merupakan

bagian dari kegiatan rutinintas di Tarbiyah Idadiyah.25

Dengan demikian,

penerapan inovasi metode pembelajaran al-Miftah Lil Ulum secara

khusus memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

kualitas membaca kitab kuning.

24

HM. Aminulloh Bq, Wawancara, Koordinator 1 Pendidikan Madrasiyah PPSPasuruan,

12 Mei 2013. 25

Ibid

Page 29: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

104

Dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek fisik dan

mental. Keduanya harus dikembangkan secara terpadu aktivitas belajar

ini akan menghasilkan suatu perubahan yang disebut dengan hasil belajar

santri, hasil belajar santri yang diharapkan adalah kemampuan lulusan

yang utuh yang mencakup kemamapuan kognitif, kemampuan afaktif

atau perilaku dan kemampuan psikomotorik.

Lembaga memiliki tanggung jawab penuh terhadap tingkat

keberhasilan program pembelajaran yang telah ditentukan, keberhasilan

program pembelajaran dapat diketahui dari kemampuan yang telah

dimiliki siswa, untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan

penilaian.Penilaian yang dilakukan mencakup hasil belajar santri.

Menurut W.J. Kripsin dan Feldhusen (dalam Hamzah, 2012), evaluasi

atau penilaian adalah satu-satunya cara untuk menentukan ketepatan

pembelajaran dan keberhasilan dengan demikian dapat dikatakan

indikator pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar siswa

yang baik.26

Metode pembelajaran al-Miftah Lil Ulum yang inovatif mampu

mengatasi kejenuhan pada diri siswa terhadap mata pembelajaran nahwu,

tidak bisa dipungkiri bahwa pembelajaran nahwu sarraf sering membuat

jenuh siswa mengalami kemerosotan dalm pengasaan materi, namun

metode al-Miftah Lil Ulum ini menjadi solusi untuk mengatasi kejenuhan

pada mereka.

Page 30: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

105

Prestasi yang diraih santri Idadiyah sangat membangkakan bagi

lembaga dan juga yayasan yang menaunginya.Untuk itu seluruh guru

juga diminta kerjasamanya yang baik untuk menggunakan metode

pembelajaran yang ditentukan dari madrasah maupun hasil dari

pengembangan para guru itu sendiri.

Prestasi yang diraih para santri Idadiyah tidak terlepas dari peran

para guru yang senatiasa menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan mampu menarik perhatian santri. Sehingga dalam

mengikuti pembelajan santri akan terus antusias. Sehingga dapat dilihat

apakah para santri sudah mampu memahami materi yang diajarkan

ataukah belum memahami.

Menurut Ustad Qusyairi26

, Keberhasilan ini merupakan wujud

kerjasama yang baik antara pihak lembaga dengan wali santri yang

berprestasi aktif dalam memberikan dukungan berupa dukungan moral,

spiritual dan finansial untuk meningkatkan keberhasilan santri.

Dengan berhasilnya Madrasah I‟dadiyah dalam meningkatkan

kualitas membaca kitab kuning pada masa anak-anak, menjadikan para

orang tua mempercayakan pendidikan putranya untuk masuk dikelas

I‟dadiyah. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tampak tiap

tahunnya bertambah banyak peminatnya, akan tetapi program I‟dadiyah

26

A.Qusayairi Ismail, Wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 18

Agustus 2013

Page 31: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

106

tetap konsisten dengan sistem kelas kecil untuk tetap mengoptimalkan

pembelajaran bagi para satri.

Dalam menentukan kualitas hasil belajar santri banyak cara yang

dilakukan, salah satunya adalah evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil

belajar adalah kesluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan

informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat

keputusan tentang tingkat keberhasilan siswa setelah melakukan proses

pembelajaran.27

Evaluasi bertujuan Untuk mengetahui hasil belajar

belajar siswa dan mengajar guru, dan hasil belajar ini digunakan untuk

memotivasi siswa dan guru untuk melakukan perbaikan dan peningkatan

kualitas proses pembelajaran.

Hasil penelian yang dilakukan, Secara umum penilaian yang

digunakan dikelasI‟dadiyah bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu

penilaian normatif dan submatif. Penilaian formatif merupakan bagian

integral dari proses pembelajaran siswa, penilaian ini digunakan untuk

memperoleh umpan balik untk memperkuat proses belajar mengajar dan

untuk membantu guru untuk menentukan metode pembelajaran yang

lebih tepat. Penilaian in dilakukan dengan pemberian tugas harian, kuis

dan tugas praktek lainnya, sedangkan penilaian sumatif dilakukan dengan

tes/ ujian praktek.Disamping itu juga melakukan evaluasi bulanan yang

nantinya akan menentukan kelanjutan dari jilid dan untuk mengetahui

perkembangan siswa selama 1 bulan.

27

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 159

Page 32: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3096/7/Bab 4.pdfPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Penyajian hasil penelitian ini merupakan temuan data yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

107

Alhamdulillah, di tahun pertama, Tarbiya I‟dadiyah sudah

memperoleh has il mengembirakan. Santri baru yang mendaftar program

ini mencapai 628 santri dan rata-rata mereka sudah dapat menyelesaikan

semua jilid dalam waktu tiga bulan.Mereka sudah bisa membaca Fathul-

Qarib berikut menyampaikan dalil nawiyah-syarfiyah-nya.Sisa waktu

yang ada digunakan untuk menghafal kitab Fathul-Qarib.

Setelah menyelesaikan semua jilid dan proses pendalaman materi

Fathul-Qarib, selanjutnya murid I‟dadiyah dites kelayakan untuk

mengikuti wisuda. Tahun ini, dari jumlah total 628 murid, yang berhasil

diwisuda mencapai 330 murid.Untuk mengikuti prosesi wisuda ini

tidaklah mudah, karena mereka harus mengikuti serangkaian tes.Seperti

harus menjawab 50 soal materi, 20 soal nadzam, 5 baris ta‟bir kitab

Fathul-Qarib. Baru setelah lulus tes, mereka diwisuda di akhir tahun,

saat perayaan Hari Jadi PPS. Murid I‟dadiyah yang sudah diwisuda, pada

tahun berikutnya bisa pindah ke kelas 5 atau kelas 6 Ibtidaiyah sesuai

dengan kemampuan berdasarkan hasi ujian.28

Dalam penerapan program Idadiyah ini, santri sudah memperoleh

hail yang mengembirakan. Rata-rata murid Idadiyah dapat menelesaikan

dalam aktu 3 bulan.Mereka sudah bisa membaca matan Fathul Qorib

beserta menyampaikan dalil Nahwiyah dan Shorfiyahnya.Sisa waktu

yang ada setelah selesainya modul digunakan untuk menghafal Matan

Kitab Fathul Qorib.

28

A.Qusayairi Ismail, wawancara, Koordinator Tarbiyah I‟dadiyah PPSPasuruan, 18

Agustus 2013