25
41 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Sejarah dan Profil PT. Bank BNI Syariah Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. BNI yang dulu dikenal dengan Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada menjelang malam menjelang tanggal tersebut di peringati sebagai hari Keuangan Nasional, sementara hari pendirinya jatuh pada tanggal 5 juli ditetapkan sebagai hari Bank Nasional. Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Cabang Banjarmasin yang awal berdirinya berstatus sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) yang terletak di jalan S. Parman, kemudian pada tahun 2010 menjadi Bank Umum Syariah (BUS) yang berlokasi di jalan Ahmad Yani KM 4,5 Nomor 285 Banjarmasin, Kalimantan Selatan sampai sekarang.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

41

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Penyajian Data

1. Sejarah dan Profil PT. Bank BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,

transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap

sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit

Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus

berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

BNI yang dulu dikenal dengan Bank Negara Indonesia, merupakan

bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia, yakni

ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada menjelang malam menjelang

tanggal tersebut di peringati sebagai hari Keuangan Nasional, sementara hari

pendirinya jatuh pada tanggal 5 juli ditetapkan sebagai hari Bank Nasional.

Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Cabang Banjarmasin yang awal

berdirinya berstatus sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) yang terletak di jalan

S. Parman, kemudian pada tahun 2010 menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

yang berlokasi di jalan Ahmad Yani KM 4,5 Nomor 285 Banjarmasin,

Kalimantan Selatan sampai sekarang.

Page 2: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

42

Sejarah berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah selain

adanya keinginan dari masyarakat terhadap perbankan syariah juga untuk

mewujudkan keinginan BNI menjadi Universal Banking. BNI membuka

layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai Undang

Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan yang memungkinkan bank-

bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan

tim Bank Syariah di Tahun 1999, Bank Indonesia kemudian mengeluarkan

izin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha Syariah setelah itu

BNI Syariah menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang Syariah.

Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor cabang

Syariah sekaligus di kota-kota potensial, yaitu: Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.

GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT.

BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan

bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009.

Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya

BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off

bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi

yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya Undang Undang Nomor 19 Tahun

2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan Undang

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,

komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin

Page 3: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

43

kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga

semakin meningkat.

Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,

161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan

20 Payment Point.1

2. Visi dan Misi PT. Bank BNI Syariah

a. Visi

Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan

dan kinerja.

b. Misi

1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli

pada kelestarian lingkungan.

2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa

perbankan syariah.

3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan

ibadah.

5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.2

3. Struktur Organisasi dan Job Description

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pola hubungan

kerja, wewenang serta tanggung jawab dalam organisasi, maka disusun dan

1http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah. (01 Mei 2016).

2http://www.bnisyariah.co.id/visi-dan-misi-bni-syariah. (01 Mei 2016).

Page 4: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

44

diatur dalam struktur organisasi pada BNI Syariah Cabang Banjarmasin dapat

dilihat pada gambar berikut:

Struktur Organisasi PT. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin

Sumber: Data di peroleh dan diolah dari PT. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin,

tahun 2016

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, maka dapat diketahui job

descriptionnya sebagai berikut:

1) Branch Manager (BM)

a) Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktifitas

kantor cabang syariah dan kantor pembantu syariah terutama

dalam hal meningkatkan kualitas assets dan lisbilities, mutu

Branch

Manager

(BM)

Operational

Manager

(OM)

Customer

Processing

Head (CPS)

Customer

Sales Head

(CSH)

SME

Financing

Head (SFH)

Recovery &

Remedial

Head (RRH)

Recovery

&Remedial

Division (RRD)

Kantor

Pusat

General

Affair Head

(GAH)

Operational

Head

(OH)

Customer

Service

Head (CSH)

Page 5: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

45

layanan yang unggul terhadap nasabah, pengembangan dan

pengendalian usaha serta pengelolaan biaya administrasi cabang

sehingga dapat memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap

BNI Syariah.

b) Bertanggung jawab sepenuhnya untuk membina dan

mengembangkan kepegawaian kantor cabang syariah dan kantor

cabang pembantu syariah dalam usaha meningkatkan prestasi

dan mutu kerja para pegawai.

c) Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan fungsi

manajemen secara optimal melalui pembentukan komite-komite

yang melibatkan kantor cabang syariah dan kantor cabang

pembantu syariah secara berkesinambungan sehingga berjalan

dan berfungsi secara efektif.

d) Memimpin dan berpelan aktif terhadap perkembangan

implementasi office channeling produk BNI Syariah pada kantor

cabang konvensional di bawah kelolaannya.

e) Memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan

Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)/ Know Your Costumer

(KYC) sesuai ketentuan yang berlaku di kantor cabang syariah

dan kantor cabang pembantu syariah.

2) Operasional Manager (OM)

a) Memimpin, membina, mengembangkan dan bertanggung jawab

penuh atas seluruh aktifitas pelayanan nasabah di kantor cabang

Page 6: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

46

syariah dengan mengupayakan pelayanan yang optimal sesuai

prosedur yang berlaku.

b) Memimpin dan berpartisipasi aktif terhadap unit yang

dikelolanya dalam memantau dan memastikan bahwa

kebaikan/penyempurnaan atas temuan hasil pemeriksaan audit

(internal/eksternal) telah dilakukan sesuai dengan rencana/saran

perbaikan/penyempurnaan yang diberikan oleh auditor.

c) Memastikan brosur dan alat promosi terpasang secara rapi dan

lengkap, sesuai standar BNI Syariah.

d) Memimpin dan mengelola kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan produk dana BNI Syariah yang dilakukan oleh para

penyedia dan asisten di unit pelayanan nasabah.

3) Customer Services Head (CSH)

a) Pemberian informasi mengenai produk dana BNI Syariah, syarat

syarat pembukaan rekening dan melayani pertanyaan nasabah

mengenai penyelesaian transaksi atau saldo./

b) Administrasi dan pembagian rekening Koran nasabah secara

langsung atau lewat kurir/pos.

c) Administrasi pemberian buku cek/bilyet giro, mengelola

formulir dan produk/jasa BNI Syariah.

d) Perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit.

e) Pembuatan laporan ke BI tentang giro wadiah, tabungan

mudharabah, dan deposito berjangka.

Page 7: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

47

4) Operational Head (OH)

a) Mengelola administrasi pembiayaan dan portepel pembiayaan.

b) Memantau proses pemberian pembiayaan.

c) Melakukan percetakan surat keputusan, pembiayaan (SKP).

d) Mempersiapkan proses penandatanganan SKP.

e) Berperan aktif dalam melaksanakan program APU (Anti

Pencucian Uang) dan PPT (Pencegahan Pendanaan Terorisme)

di kantor cabang.

5) General Affair Head (GAH)

a) Mengelola system otomatis di kantor cabang dan kantor

layanan.

b) Mengelola kebenaran dan system transaksi keuangan kantor

cabang syariah dan cabang pembantu syariah.

c) Mengelola laporan harian sistem kantor cabang yariah dan

cabang pembantu syariah.

d) Mengendalikan transaksi pembukuan kantor cabang syariah dan

cabang pembantu syariah.

e) Mengelola laporan kantor cabang syariah.

f) Membantu penyelesaian temuan SPI maupun BQA.

g) Berpartisifasi aktif dalam gugus tugas khusus dalam komite

yang dibentuk oleh pemimpin cabang dan layanan.

h) Mengelola dokumentasi dan database kepegawaian cabang.

Page 8: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

48

i) Mengadministrasikan dan mengkompilasi (menggabungkan)

dan catatan absensi dan cuti pegawai.

j) Mengadakan koordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan

anggaran kantor cabang.

6) SME Financing Head (SFH)

a) Memasarkan seluruh produk pembiayaan (kecuali Rahn).

b) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembiayaan

produktif ritel dan pembiayaan konsumtif.

c) Melakukan kegiatan croos selling untuk produk-produk BNI

syariah lainnya.

d) Berperan aktif dalam penyelesaian temuan pemeriksaan audit

internal dan eksternal BNI Syariah.

7) Consumer Sales Head (CSH)

a) Mengumpulkan dan melakukan verifikasi data.

b) Melakukan transaksi dan ploting jaminan.

c) Melakukan analisa pembiayaan (BFM/Analyst Scoring)

membuat pengusulan dan surat keputusan pembiayaan.

8) Consumer Processing Head (CPH)

a) Mengadakan/menghadiri pertemuan dengan nasabah/calon

nasabah.

b) Memantau realisasi program dan rencana kerja pemasaran dana.

c) Penyelenggaraan administrasi/file kegiatan pemasaran dana.

Page 9: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

49

9) Recovery & Remedial Division (RRD)

a) Pemantauan proses penagihan dan pemantauan penyelesaian

kewajiban pembiayaan.

b) Pemeriksaan laporan kunjungan setempat/Call Memo hasil

penagihan pembiayaan.

c) Berperan aktif dalam penyelesaian temuan pemeriksaan audit

internal dan eksternal BNI Syariah.

10) Recovery Remedial Head (RRH)

a) Berperan aktif dalam mendukung/mensupport berjalannya

program-program peningkatan budaya pelayanan (service

culture enhancement).

b) Memimpin dan berperan aktif dalam penyelesaian temuan

pemeriksaan audit internal dan eksternal BNI Syariah.

11) Teller

a) Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan setoran

kliring dalam rangka memberikan pelayanan transaksi keuangan

terbaik kepada nasabah.

b) Melayani kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk

jasa/transaksi yang dikelola oleh kantor besar atau pihak ketiga

lainnya. Laporan transaksi sesuai dengan standar layanan BNI

Syariah.

c) Memastikan akurasi setiap transaksi.

Page 10: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

50

12) Administration Assistant (ADA)

a) Mengelola system otomasi di kantor cabang syariah dan cabang

pembantu syariah.

b) Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan syariah dan

cabang pembantu.

c) Mengelola laporan harian system kantor cabang syariah dan

cabang pembantu.

d) Transportasi dan penyelenggaraan administrasi umum dan

kearsipan.

4. Produk dan Jasa PT. Bank BNI Syariah

Berdasarkan pada bidangnya yaitu yang bergerak pada bidang usaha

keuangan, maka produk-produk yang ditawarkan PT. Bank BNI Syariah

Cabang Banjarmasin adalah sebagai berikut:

a. Produk penghimpun dana meliputi:

1) Tabungan iB Hasanah

2) Tabungan iB Prima Hasanah

3) Tabungan iB Bisnis Hasanah

4) Tabungan iB Baitullah Hasanah

5) Tabungan iB Tapenas Hasanah

6) Tabungan iB Tunas Hasanah

7) Giro iB Hasanah

8) Deposito iB Hasanah

Page 11: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

51

b. Produk penyaluran dana meliputi:

1) Pembiayaan Emas iB Hasanah

2) Griya iB Hasanah yang di dalamnya ada pembiayaan

pengalihan hutang KPR

3) Multiguna iB Hasanah

4) Flexi iB Hasanah

c. Produk jasa dan layanan meliputi:

1) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

2) Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS),

3) Outometic Teller Machine (ATM),

4) payroll Gaji

5) BNI syariah Corporate i-Banking yaitu pemberian fasilitas

terhadap nasabah melalui internet banking.

5. Laporan Penelitian

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh penulis dengan cara

wawancara langsung, penulis mendapatkan data-data yang berhubungan

dengan mekanisme pembiayaan pengalihan hutang KPR dari 2 (dua) orang

responden, yaitu bagian sales konsumtif PT. Bank BNI Syariah Cabang

Banjarmasin.

Maka dapat diuraikan hasil penelitian sebagai berikut:

1) Nama : Agus Purwanto

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Page 12: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

52

Jabatan : Sales Assistant

Alamat : Komplek Bina Brata Jalan Manunggal II

2) Nama : Miftahul Fajri

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jabatan : Sales Assistant

Alamat : Jalan Sungai Andai Komplek Purnama Permai

6. Mekanisme Pembiayaan Pengalihan Hutang KPR pada PT. Bank BNI

Syariah

Mekanisme pembiayaan ini menggunakan proses take over, dimana

sisa tanggungan diambil alih oleh PT. Bank BNI Syariah. Berikut syarat yang

harus dipenuhi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan take over:

1) Mengisi formulir pembiayaan di kantor cabang BNI Syariah

2) Menyerahkan fotocopy KTP, KK (Kartu Keluarga), Surat Nikah

3) Menyerahkan Asli Surat keterangan kerja

4) Menyerahkan Slip gaji 3 bulan terakhir

5) Menyerahkan rekening korang tabungan aktif 3 bulan terakhir

6) Surat Keterangan Outstanding Pembiayaan

7) Menyerahkan copy akad pembiayaan di bank sebelumnya dan

copy rekening pinjaman 6 bulan terakhir.

8) KPR yang bisa dipindahkan minimal sudah berjalan 2-3 tahun atau

lebih.

Page 13: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

53

Prosedur pembiayaan pengalihan hutang (take over) KPR di PT. Bank

BNI Syariah diterapkan sesuai dengan yang ditetapkan oleh DSN-MUI yang

tertuang dalam fatwanya tentang pengalihan hutang nomor 31/DSN-

MUI/VI/2002. Di dalam fatwa tersebut terdapat empat alternatif akad

pengalihan hutang KPR. Keputusan BNI Syariah untuk memilih alternatif

kedua adalah pilihan yang tepat, karena dibanding dengan alternatif lain,

pihak BNI Syariah merasa alternatif ini lebih aman.3 Hal ini juga senada

dengan para ulama yang menganggap alternatif kedua ini lebih aman.

Mekanisme pengalihan hutang pada BNI Syariah adalah seperti ini,

nasabah yang berhutang rumah kepada bank konvensional, datang ke BNI

Syariah untuk meminta take over kredit rumahnya. Sebelum menyetujui

pembiayaan take over ini, BNI Syariah melakukan survei terlebih dahulu ke

bank konvensional tempat nasabah berhutang untuk memastikan benar atau

tidaknya nasabah mempunyai hutang, mencek kolektabilitas nasabah, dan

bagaimana 6 C nya (character, capital, capacity, colleteral, dan condition of

economy, dan constraints) serta hal-hal yang terkait. Jika semua jelas, maka

BNI Syariah akan membayarkan sisa hutang nasabah secara cash kepada

bank konvensional, sehingga sertifikat rumah menjadi hak milik dan sebagai

jaminan bagi BNI Syariah. Namun, dalam hal mengeluarkan sertifikat rumah,

tidak semua bank konvensional bersedia untuk secepatnya mengeluarkan

sertifikat tersebut. Hanya ada beberapa bank konvensional saja yang bisa

secepatnya mengeluarkan sertifikat walaupun sudah dilunasi oleh bank

3Agus Purwanto, Sales Asistent PT. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin, Wawancara

Pribadi, Banjarmasin, 27 April 2016.

Page 14: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

54

syariah. Adapun bank konvensional yang bisa diterima oleh BNI Syariah

dalam hal pengalihan hutang ini adalah BNI, Bank Mega, Bank Panin, dan

Bank Bukopin. BNI Syariah hanya bisa menerima pengalihan hutang dari

bank konvensional yang bisa langsung mengeluarkan sertifikat saat pihak

bank membayarkan sisa pokok hutang nasabah atau paling lambat satu hari

setelah pembayaran hutang nasabah. Hal ini atas dasar prudential (kehati-

hatian) BNI Syariah dalam mengeluarkan dana sebesar sisa hutang nasabah

untuk dibayarkan kepada bank konvensional karena tidak ada jaminan yang

dipegang bank syariah.

Dalam hal pengalihan hutang (take over) KPR ini, BNI Syariah tidak

hanya mengalihan sisa pokok hutang nasabah saja, tetapi bunga berjalan dan

pinalty di bank konvensional juga ditake over. Maka BNI Syariah

mengakumulasikan sisa pokok hutang dan besarnya bunga dan pinalty

nasabah tersebut dan akan dibayarkan kepada bank konvensional. BNI

syariah menilai hal ini sebagai akad tabarru’, menolong nasabah yang sudah

mempunyai itikad baik untuk menghindari riba dan beralih untuk melakukan

transaksi berdasarkan prinsip syariah. Tentu ini sudah menjadi pembeda

antara bank syariah dan bank konvensional. Sehingga salah jika masih ada

masyarakat yang menganggap sama antara bank syariah dan bank

konvensional.4

Setelah pelunasan sisa hutang beserta bunga dan pinalty yang

dibebankan kepada nasabah dan sertifikat rumah sudah diterima BNI Syariah

4Agus Purwanto, Sales Asistent PT. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin, Wawancara

Pribadi, Banjarmasin, 05 Mei 2016.

Page 15: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

55

maka terjadilah syirkah al-milk antara bank syariah dan nasabah atas rumah

tersebut. Syirkah al-milk adalah kepemilikan bersama yang keberadaannya

muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama atas

suatu kekayaan (aset). Dan untuk membeli sebagian porsi rumah milik bank

syariah, maka nasabah melakukan akad murabahah. Murabahah adalah akad

jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dan untuk menentukan

besarnya keuntungan (margin) bank syariah, disesuaikan dengan tingkat

harga cicilan barang tersebut. Akad murabahah yang terjadi di BNI Syariah

adalah dalam kurun waktu maksimal 10 tahun. Semakin tahun angsuran

nasabah semakin sedikit dan semakin sedikit pula keuntungan yang didapat

oleh BNI Syariah. Tetapi hal ini tentu sudah menjadi pertimbangan oleh

pihak bank syariah.

Sebelum nasabah membayar angsuran, BNI Syariah terlebih dahulu

menyebutkan jangka waktu angsuran, besar angsuran dan keuntungan yang

diterima bank syariah. Setelah disepakati kedua belah pihak maka terjadilah

akad murabahah atas kepemilikan rumah tersebut.

Namun, saat nasabah mulai mengangsur beberapa bulan, terjadi

kendala yaitu menunggaknya angsuran nasabah. Hal ini karena nasabah

meminta perpanjangan waktu angsuran kepada pihak bank syariah.

Sedangkan diawal akad sudah dijelaskan bahwa jangka waktu angsuran

Page 16: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

56

adalah maksimal 10 tahun.5 Dan pihak bank syariah juga tidak bisa

memperpanjang jangka waktu angsuran, karena umumnya untuk pembiayaan

KPR dengan murabahah standar waktunya adalah maksimal 10 tahun.

Karena hal ini maka pihak bank melakukan analisis terhadap

pembiayaan pengalihan hutang KPR. Adanya kendala tersebut menjadi

pertimbangan untuk kelancaran pembiayaan ini. Dan pihak bank memutuskan

untuk memberhentikan sementara skema pengalihan hutang (take over) KPR.

Sementara sampai saat ini masih ada masyarakat yang berminat untuk

mengalihkan hutang KPRnya di BNI Syariah.

B. Analisis Data

1. Analisis Mekanisme Pembiayaan Pengalihan Hutang KPR pada PT.

Bank BNI Syariah

Salah satu produk unggulan perbankan nasional adalah Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Banyak bank saling berlomba menarik minat

nasabah dengan menawarkan berbagai fasilitas dan kemudahan. Tetapi

dengan keadaan ekonomi sekarang yang tidak menentu dan berimbas pada

tingkat suku bunga yang menyebabkan besarnya angsuran tidak menentu,

maka dari itu sebagian masyarakat beralih ke produk KPR syariah yang tidak

terpengaruh unsur bunga. Nasabah yang sudah terlanjur memiliki KPR

konvensional beralih memilih KPR syariah dengan menggunakan mekanisme

take over.

5Mifathul Fajri, Sales Asistent PT. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin, wawancara

pada hari Jum’at, 17 Juni 2016.

Page 17: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

57

Hal ini sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwa pengalihan hutang nomor: 31/DSN-

MUI/VI/2002. Dalam fatwa ini ada empat alternatif yang ditawarkan. Fatwa

ini adalah hasil dari peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada Rabu,

15 Rabi’ul Akhir 1423 H/26 Juni 2002. DSN memutuskan yaitu pertama,

yang disebut pengalihan hutang adalah pemindahan utang nasabah dari

bank/lembaga keuangan konvensional ke bank/lembaga keuangan syariah.

Kedua, al-qardh adalah akad pinjaman dari LKS kepada nasabah dengan

ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang

diterimanya kepada LKS pada waktu dan dengan cara pengembalian yang

telah disepakati. Ketiga, nasabah adalah (calon) nasabah LKS yang

mempunyai kredit (utang) kepada lembaga keuangan konvensional (LKK)

untuk pembelian aset, yang ingin mengalihkan utangnya ke LKS. Keempat,

aset adalah aset nasabah yang dibelinya melalui kredit dari LKK dan belum

lunas pembayan kreditnya.6 Dalam fatwa ini terdapat 4 (empat) alternatif

yang ditawarkan, yaitu:

Alternatif pertama yaitu LKS memberikan qard kepada nasabah untuk

melunasi hutangnya pada LKK. Sehingga aset menjadi milik nasabah. Setelah

itu, nasabah menjual aset tersebut kepada LKS, dan dari hasil penjualan itu

nasabah membayar hutangnya kepada LKS. Setelah itu, LKS menjual

kembali aset tersebut kepada nasabah dan nasabah membeli secara

angsuran/cicilan.

6Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional, cet. ketiga, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012, hlm. 185.

Page 18: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

58

Alternatif kedua, LKS membeli sebagian aset nasabah sebesar hutang

nasabah kepada LKK. Sehingga nasabah dapat melunasi sisa hutang kepada

LKK. Setelah itu, sebagian aset yang menjadi milik LKS tersebut dijual

secara murabahah kepada nasabah dan nasabah membelinya secara

angsuran/cicilan.

Alternatif ketiga, dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan

penuh atas aset, nasabah dapat melakukan akad ijarah dengan LKS. Dan

apabila diperlukan LKS dapat membantu menalangi kewajiban nasabah

dengan menggunakan akad qard. Kemudian akad ijarah yang digunakan oleh

bank harus terpisah dari pemberian talangan yang berdasarkan akad qard

tersebut. Besarnya imbalan jasa ijarah tidak boleh berdasarkan pada jumlah

talangan yang diberikan LKS kepada nasabah.

Alternatif keempat, LKS memberikan qard kepada nasabah yang

kemudian digunakan oleh nasabah untuk melunasi hutang kepada LKK. Dan

dengan demikian aset yang telah dibeli nasabah menjadi miliknya secara

penuh. Kemudian nasabah menjual asetnya kepada LKS. Lalu LKS

menyewakan aset tersebut kepada nasabah dengan akad ijarah muntahiya

bittamlik.

Dari keempat alternatif tersebut, BNI Syariah menggunakan alternatif

kedua. Alternatif ini dinilai aman oleh para ulama. Karena alternatif yang lain

dikhawatirkan terjadi ba’i al-inah. Ba’i al-inah adalah akad jual beli ketika

penjual menjual asetnya kepada pembeli dengan janji untuk dibeli kembali

Page 19: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

59

(sales and buy back) dengan pihak yang sama. Pilihan untuk memilih

alternatif ini sudah sangat baik dan sesuai dengan prinsip syariah.

Sesuai dengan mekanisme yang diterapkan oleh BNI Syariah, bahwa

sebelum menyetujui pembiayaan pengalihan hutang ini, pihak bank syariah

melakukan analisis terhadap calon nasabahnya, yaitu dengan analisis 6C

(character, capital, capacity, colleteral, dan condition of economy, dan

constraints) apakah nasabah itu layak untuk mendapatkan pembiayaan dari

bank syariah. Hal ini telah sesuai dengan teori pembiayaan yang dijelaskan

oleh Veithzal Rivai dalam bukunya. Setelah dianalisis dan disetujui,

selanjutnya BNI Syariah menyeleksi dari bank konvensional mana calon

nasabahnya berhutang KPR. Hal ini juga merupakan bukti dalam pembiayaan

pengalihan hutang ini BNI Syariah menerapkan prinsip kehati-hatian

(prudential) dalam hal jaminan yaitu sertifikat rumah yang harus dipegang

oleh pihak bank syariah. Walaupun karena prinsip ini, BNI Syariah tidak bisa

menerima pengalihan hutang dari semua bank konvensional, tetapi ini

merupakan pertimbangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Karena prinsip

kehati-hatian tersebut adalah untuk menghindari adanya wanprestasi nasabah.

Setelah itu, maka bank syariah membayar sisa hutang nasabah

langsung kepada bank konvensional. Hal ini adalah untuk menghindari

terjadinya ba’i al-inah. Setelah itu terjadilah syirkah al-milk (kepemilikan

bersama) antara bank syariah dan nasabah terhadap aset tersebut. Dalam

praktiknya, BNI Syariah tidak hanya mengambilalih sisa pokok hutang saja,

tetapi denda atau pinalty yang dikenakan bank konvensional terhadap nasabah

Page 20: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

60

juga diambilalih. Hal ini membuat masyarakat awam berpikir bahwa bank

syariah tidak sepatutnya membayar bunga, karena bunga itu riba. Tetapi, jika

ditelaah lebih dalam justru bank syariah memberikan kemudahan bagi

nasabah yang mempunyai itikad baik untuk menjauhi riba. Hal ini sesuai

dengan firman Allah SWT Q.S. al-Maidah/5: 2.

“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”

Prinsip tabarru’ (tolong-menolong) sendiri adalah hubungan antara

kedua belah pihak yang saling berkerjasama dan saling menguntungkan. Dan

prinsip ini merupakan salah satu dari unsur pembiayaan bank syariah.

Setelah terjadi syirkah al-milk antara BNI Syariah dan nasabah, maka

terjadilah akad murabahah untuk pelunasan porsi rumah yang masih menjadi

milik bank syariah. Namun dalam praktiknya, ada nasabah yang meminta

untuk diperpanjang jangka waktu angsurannya. Sedangkan pihak bank tidak

bisa mengikuti kehendak nasabah karena pada umumnya pembiayaan dengan

murabahah jangka waktu maksimalnya adalah 10 tahun. Dengan jangka

waktu tersebut maka menyulitkan nasabah dalam mengangsur KPRnya dan

meminta untuk diperpanjang waktu angsurannya. Pembiayaan murabahah

mirip dengan kredit modal kerja yang biasanya diberikan oleh bank-bank

konvensional dan karenanya pembiayaan murabahah mempunyai jangka

waktu pendek (short run financing).7

7Karnaen Perwatatmadja, MPA dan H. Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana

Bank Islam, (Yogyakarta: PT. DANA BHAKTI PRIMA YASA, 1992), hlm. 25.

Page 21: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

61

Pihak bank mencari solusi atas masalah ini, untuk beralih ke alternatif

yang lain pun akan terjadi bai’ al-inah yang jelas dilarang oleh syariah.

Sehingga rasanya perlu dicari akad baru setelah terjadi pengalihan hutang dan

terjadi syirkah al-milk antara nasabah dan bank syariah.

Selain keempat alternatif akad yang telah disahkan oleh DSN-MUI,

dalam hal pembiayaan pengalihan hutang (take over), terdapat akad yang

dirasa lebih sesuai untuk KPR di bank syariah, yaitu akad musyarakah

mutanaqisah.

2. Desain Pembiayaan Pengalihan Hutang yang Lebih Sesuai Syariah

Musyarakah atau syirkah adalah kerjasama antara modal dan profit

dari dua pihak, baik perusahaan maupun kelompok. Sementara mutanaqisah

berasal dari kata; yatanaqishu-tanaqish-tanaqishan-mutanaqishun, yang

berarti mengurangi secara bertahap. Musyarakah mutanaqisah adalah

musyarakah atau syirkah yang kepemilikan asset atau barang atau modal dari

salah satu pihak berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak

lain.8 Teknik musyarakah dipergunakan dalam proyek investasi jangka

panjang.9 Penerapan akad ini di perbankan syariah biasanya berkenaan

dengan pembelian barang secara bersama (syirkah) antara bank dan nasabah.

Barang ini tentunya akan dimiliki secara bersama pula, dengan porsi sesuai

8http://ilmugali.blogspot.co.id/2012/11/musyarakah-mutanaqisah-solusi.html. (21 Juni

2016).

9Mervyn K. Lewis dan Latifah M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan

Prospek, (Jakarta: PT. SERAMBI ILMU SEMESTA, 2007), hlm. 71.

Page 22: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

62

dengan modal yang dikeluarkan di awal. Kepemilikan bank akan barang

tersebut berkurang seiring dengan jumlah angsuran yang akan dibayarkan

oleh nasabah kepada bank syariah dengan porsi yang telah ditentukan di awal.

Selain jumlah angsuran bulanan yang tetap, nasabah pun membayar sewa

kepada bank syariah dengan jumlah yang telah ditentukan. Pembayaran sewa

oleh nasabah kepada bank syariah ini dianggap sebagai perolehan keuntungan

bagi pihak perbankan syariah atas fasilitas dan layanan yang telah diberikan.

International Islamic Bank for Investment and Development (IIBID)

menjelaskan bahwa musyarakah merupakan salah satu cara pembiayaan yang

terbaik yang dimiliki bank-bank Islam.10

Di dalam akad ini terdapat unsur syirkah (kerja sama) dan ijarah

(sewa). Kerjasama dilakukan dalam hal penyertaan modal dan kepemilikan

akan barang. Sementara sewa adalah kemudahan yang diberikan salah satu

pihak kepada pihak lain. Ketentuan pokok dalam musyarakah mutanaqisah

merupakan gabungan ketentuan pokok kedua akad tersebut.

Berkaitan dengan syirkah, keberadaan pihak, dan modal sebagai

obyek akad syirkah, serta ucapan perjanjian antara keduanya (sighat),

merupakan ketentuan yang harus dipenuhi. Syarat syirkah yang utama adalah

kedua pihak harus sepakat dan rela untuk saling bekerja sama tanpa

keterpaksaan. Selain itu, kedua belah pihak harus mempercayai satu sama lain

terkait kesepakatan tersebut. Pencampuran modal, merupakan pencampuran

hak masing-masing dalam kepemilikan objek akad.

10

Abdullah Saaed, Bank Islam Dan Bunga, (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2004),

hlm. 112.

Page 23: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

63

Berkaitan dengan unsur sewa, yang harus terpenuhi adalah adanya

penyewa (musta’jir) dan yang menyewakan (mu’jir), sighat antara keduanya,

dan ujrah (upah sewa) serta barang yang disewakan. Besaran sewa harus jelas

dan dapat diketahui kedua pihak. Ketentuan batasan waktu pembayaran

menjadi syarat yang juga harus jelas. Besar kecilnya harga sewa, dapat

berubah sesuai kesepakatan.

Skema Pembiayaan

Musyarakah mutanaqisah

Keterangan:

3. Negosiasi angsuran dan sewa

4. Akad/kontrak kerjasama

5. Beli barang (bank atau nasabah)

6. Mendapat berkas dan dokumen

7. Nasabah membayar angsuran dan sewa

8. Bank syariah menyerahkan hak dan kepemilikannya

Bank syariah Nasabah

1

Developer

2

2

3 3

4 4

5

6

Page 24: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

64

Landasan hukum musyarakah mutanaqisah dapat disandarkan pada

dalil yang mendasari akad syirkah dan ijarah, karena musyarakah mutanaisah

adalah akad gabungan antara kedua akad tersebut, yaitu dalam Q.S. Shad /38:

24.

“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu

sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat

sedikitlah mereka ini"

Untuk membandingkan akad yang lebih sesuai antara murabahah dan

musyarakah mutanaqisah dapat dilihat dalam tabel berikut.

Murabahah dan Musyarakah mutanaqisah

Murabahah Musyarakah Mutanaqisah

a) Pada skim konvensional

dan murabahah, tingkat

harga cicilan barang-lah

yang menentukan tingkat

keuntungan bank.

b) Pada akad murabahah,

pihak bank lebih suka jika

waktu pelunasan di bawah

10 tahun dari pada lebih

dari 10 tahun.

a) Skim ini cocok untuk waktu

pembiayaan yang panjang, melebihi 10

tahun.

b) Keuntungan bank bukan ditentukan

oleh besarnya cicilan tapi oleh besaran

sewa

c) Dengan waktu yang panjang, besaran

cicilan akan rendah, sedangkan besaran

sewa bisa disesuaikan untuk kurun

waktu tertentu

Page 25: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Dataidr.uin-antasari.ac.id/5851/7/BAB IV.pdf · bank umum untuk membuka layanan syariah. diawali dengan pembentukan tim Bank Syariah

65

Musyarakah mutanaqisah adalah akad yang cocok untuk dijadikan

solusi alternatif pada pembiayaan KPRS di perbankan syariah. Pembiayaan

yang panjang lebih dari tempo waktu 10 tahun misalnya. Pembayaran

angsuran yang tetap (flat), tidak terpengaruh oleh fluktuasi bunga pasar,

sebagaimana yang terjadi pada bank-bank konvensional.11

Jika perolehan yang diterima oleh bank syariah pada akad murabahah

berdasarkan besar cicilan nasabah, maka hal ini akan menyulitkan nasabah

untuk mendapatkan pembiayaan dengan tempo yang panjang, melebihi 10

tahun. Karena cicilan akan semakin rendah nominalnya jika tempo

pembiayaan semakin panjang.

Dengan skim pembiayaan musyarakah mutanaqisah, perolehan bank

tidak berdasarkan besaran cicilan yang dibayarkan nasabah. Namun,

berdasarkan nilai sewa yang telah ditentukan di awal berdasarkan tempo

pembiayaan tertentu. Besaran ini dapat disepakati ulang jika disetujui kedua

pihak merujuk pada harga pasar.

Musyarakah mutanaqisah juga memberikan jangka waktu yang lebih

panjang daripada murabahah. Sehingga hal ini dapat meringankan nasabah

untuk mengangsur KPRnya. Meskipun semua itu kembali kepada kebijakan

bank syariah masing-masing.

11

http://ilmugali.blogspot.co.id/2012/11/musyarakah-mutanaqisah-solusi.html. (21 Juni

2016).