36
87 BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER DAN PERSEPSI TERHADAP PERKEMBANGANNYA Pada bab ini akan dibahas analisis terhadap data penelitian yang diperoleh di lapangan. Berdasarkan temuan hasil wawancara yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya analisis data bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana persepsi pemimpin, dan orang tua anak, tentang pengaruh pembinaan PPA terhadap pembentukan karakter anak. Data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa pembinaan PPA berpengaruh terhadap terbentuknya karakter anak, hal ini didasarkan pada pernyataan koordinator PPA tentang persepsinya berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada anak-anak setelah dalam rentang waktu tertentu mendapat pembinaan di PPA. Berdasarkan hasil penelitian, PPA memiliki alat evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi perkembangan anak. Walaupun sederhana namun dengan evaluasi tersebut kita dapat mengetahui apa yang menjadi target dan pencapaian yang dialami oleh setiap anak-anak binaan PPA. Berdasarkan pada indikator instrumen evaluasi anak, menunjukan bahwa perhatian terhadap karakter ada, walaupun tidak semua. Sebagai contoh bidang pengembangan kerohanian, yang memiliki tujuan utama untuk menjadikan anak salah satunya adalah untuk menjadikan alkitab sebagai landasan, hal ini menunjukan adanya perhatian terhadap pebinaan karakter anak yang besumber pada injil. Namun tidak semua hal yang menjadi target pembinaan terhadap anak dikerjakan.

BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

87

BAB IV

SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER

DAN PERSEPSI TERHADAP PERKEMBANGANNYA

Pada bab ini akan dibahas analisis terhadap data penelitian yang diperoleh

di lapangan. Berdasarkan temuan hasil wawancara yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya analisis data bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui bagaimana persepsi pemimpin, dan orang tua

anak, tentang pengaruh pembinaan PPA terhadap pembentukan karakter anak.

Data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa pembinaan PPA berpengaruh

terhadap terbentuknya karakter anak, hal ini didasarkan pada pernyataan

koordinator PPA tentang persepsinya berkaitan dengan perubahan yang terjadi

pada anak-anak setelah dalam rentang waktu tertentu mendapat pembinaan di

PPA.

Berdasarkan hasil penelitian, PPA memiliki alat evaluasi yang digunakan

untuk mengevaluasi perkembangan anak. Walaupun sederhana namun dengan

evaluasi tersebut kita dapat mengetahui apa yang menjadi target dan pencapaian

yang dialami oleh setiap anak-anak binaan PPA. Berdasarkan pada indikator

instrumen evaluasi anak, menunjukan bahwa perhatian terhadap karakter ada,

walaupun tidak semua. Sebagai contoh bidang pengembangan kerohanian, yang

memiliki tujuan utama untuk menjadikan anak salah satunya adalah untuk

menjadikan alkitab sebagai landasan, hal ini menunjukan adanya perhatian

terhadap pebinaan karakter anak yang besumber pada injil. Namun tidak semua

hal yang menjadi target pembinaan terhadap anak dikerjakan.

Page 2: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

88

4.1 Perubahan Karakter yang Dimiliki Anak Setelah Dibina PPA

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri anak di antaranya nampak

dalam sikap, performa anak, cara anak berpikir, cara mempertimbangkan

sesuatu, cara anak mengambil keputusan, kebiasaan anak, dan

bertambahnya pengetahuan.

1. Peningkatan Kesadaran Moral

Dampak pembinaan yang dilakukan PPA juga membawa anak-anak

kepada sesuatu yang amat kuat dipegang oleh anak-anak. Kerohanian

anak-anak mereka cukup baik, bila dibandingkan dengan anak-anak

lain yang tidak dibina PPA. Beberapa anak terlibat aktif dalam

pelayanan ibadah di gereja mereka1.

2. Peningkatan Perasaan Moral

Perasaan moral banyak dimiliki oleh anak-anak PPA, misal adanya

rasa bersalah, menyesal, gelisah, tidak nyaman yang dirasakan oleh

anak-anak ketika mereka melakukan kesalahan atau tidak melakukan

hal yang seharusnya mereka lakukan.2

Kerendahan hati merupakan kebaikan moral yang diabaikan

namun merupakan bagian yang esensial dari karakter yang baik. Sisi

kerendahan hati ini melindungi anak dari perbuatan negatif. Dari

pengalaman ketika diperhadapkan dengan sebuah pengalaman moral,

subjek belajar memiliki perasaan moral, namun tindakan moral untuk

tidak mengambil apa yang bukan menjadi miliknya belum dapat

dikekangnya.

1 wawancara: Sjn/pu, Sp/ol, Bs/ti, Stk/wa

2wawancara: Mo/mi, Wa/mi, Pu/mi, Ba/mi, Sa/mi, Po/mi, Ol/mi Re/mi

Page 3: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

89

3. Pengambilan Keputusan Lebih Didasarkan Pada Tanggung Jawab

Perubahan pola pikir yang terjadi pada anak adalah cara pikir anak

terhadap dunia luar dan menyelesaikan persoalan.

Dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan terhadap

suatu masalah, lebih didasarkan pada tanggung jawab. Setiap tindakan

yang diberikan ke anak akan dijelaskan alasannya sehingga mampu

menimbulkan pengertian pada anak agar tidak boleh sembarangan dalam

bertindak.

Hal ini menunjukkan bahwa di PPA ada pembinaan mengenai

nilai-nilai moral yang baik sehingga ketika anak mengambil keputusan,

akan didasarkan pada nilai moral yang telah ditanamkan ke anak. Saat

anak mengambil keputusan juga didasarkan pada nilai moral yang telah

diberikan di PPA.

Mampu memikirkan langkah yang mungkin akan diambil

seseorang yang sedang menghadapi persoalan moral disebut sebagai

keterampilan pengambilan keputusan reflektif. Pedekatan pengambilan

keputusan dengan cara mengajukan pertanyaan “apa saja pilihanku?”, “apa

saja konsekuensinya” telah diajarkan bahkan sejak usia pra TK.3

Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik.

Menolong anak kita menjadi pembuat keputusan yang bijaksana jauh

melampaui pembentukan hati nurani ( mengajarkan secara langsung apa

yang benar dan apa yang salah dan mengapa). Mengembangkan keahlian

si anak membuat keputusan berarti mengajarkan pada mereka pertanyaan-

3 Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter :Panduan lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan

baik, ( Bandung : Nusa Media ) 2014,78.

Page 4: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

90

pertanyaan atau “ujian-ujian” tertentu yang dapat mereka gunakan untuk

mengevaluasi setiap perilaku yang ada. Haruskah aku membiarkan orang

ini menjiplak PR-ku? Pergi ke pesta yang ku tahu tak disetujui orang tua

ku? Menceritakan sebagian saja dari apa yang benar-benar terjadi jika

mereka bertanya di mana aku pada waktu itu? Ikut serta menggosip

seorang anak di sekolah yang tidak disukai tamanku?

Di sini ada Sembilan ujian etis yang dapat kita ajarkan untuk

dilaksanakan anak-anak kita4:

a. Ujian Kaidah Emas (sifat timbale balik): Apakah aku

menginginkan orang lain melakukan hal ini kepadaku?

b. Ujian kejujuran: Adilkah bagi setiap orang yang mungkin

terpengaruh oleh apa yang saya katakan atau lakukan? Siapa yang

mungkin terpengaruh. Dan bagaimana?

c. Ujian bagaimana jika setiap orang melakukan ini: Apakah aku

akan menyukai jika setiap orang lain melakukan hal ini? Apakah

aku ingin menjalani kenis dunia yang begitu?

d. Ujian kebenaran: Apakah tindakan ini menggambarkan seluruh

kebenaran dan tidak ada selain kebenaran?

e. Ujian orang tua: Bagaimana perasaan orang tuaku nanti jika

mereka mendapati aku melakukan hal ini? Nasihat apa yang akan

mereka berikan jika aku memintanya seandainya aku harus

melakukan hal itu?

f. Ujian agama: Apakah hal ini akan bertentangan dengan agamaku?

4 Ibid

Page 5: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

91

g. Ujian hati nurani: Apakah hal ini bertentangan dengan hati

nuraniku? Akankah saya merasa bersalah melakukannya?

h. Ujian konsekuensi: Mungkinkah hal ini membawa akibat buruk

seperti membahayakan hubungan atau hilangnya harga diri,

sekarang atau di masa depan? Mungkinkah saya akan menyesal

melakukan hal ini?

i. Ujian halaman-depan: Bagaimana perasaanku jika tindakanku

diberitakan di halaman depan Koran kotaku?

Tentu saja anak-anak tidak menerapkan semua ujian ini kepada

setiap keputusan moral yang mereka buat. Tetapi meskipun mereka

menerapkan sebagian darinya, mereka akan membuat keputusan yang

lebih baik dari pada jika mereka bertindak berdasarkan dorongan hati

belaka atau tanpa pertimbangan yang dipikirkan masak-masak. Bahkan

mengajukan salah satu dari pertanyaan-pertanyaan di atas tentang akibat-

akibat, misalnya dapat menghalangi perilaku yang akan membahayakan

dirinya sendiri dan orang lain.

Selain sembilan tes etis itu, masih ada suatu proses pemecahan

masalah yang dapat kita ajarkan untuk digunakan anak-anak kita ketika

mereka berhadapan dengan dilemma moral di mana rangkaian tindakan

belum terlihat dengan jelas. Misalnya, beberapa anak di sekolah sedang

mengusik anak-anak lain, tetapi Anda tahu bahwa jika Anda

memberitahukan pada orang dewasa, masalahnya mungkin menjadi lebih

buruk bagi sang anak dan mungkin akan berbalik kepada Anda. Atau Anda

telah diterima ke dalam kumpulan yang populer di sekolah, tetapi mereka

tidak menyukai gadis yang merupakan teman terbaik anda dan hal itu

Page 6: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

92

membuat terlihat dengan jelas bahwa anda harus memilih di antara

kumpulan itu dengan si gadis. Dengan hal-hal ini atau segala tantangan

moral lainnya yang sulit, langkah-langkah berikut dapat membimbing

dalam membuat keputusan5:

a. Mempertimbangkan berbagai alternatif: Cara-cara berbeda apa

yang bisa saya coba untuk memecahkan masalah ini?

b. Menimbang konsekuensi-konsekuensi: Hasil-hasil yang baik dan

buruk apa yang mungkin terjadi dari alternatif-alternatif berbeda

bagi orang yang terpengaruh, termasuk diri sendiri.

c. Mengenali nilai-nilai: Nilai-nilai moral apa yang terlibat? Mana

yang paling penting?

d. Mencari nasihat: Orang seperti apa, misalnya orang tua, guru, atau

saudara kandung yang lebih tua, yang dapat kumintai bantuan

dalam memutuskan apa yang kulakukan dalam situasi ini?

e. Membuat suatu keputusan: Rangkaian tindakan apa yang terbaik

yang menghargai nilai-nilai penting dan mencapai kebaikan

terbesar dan paling sedikit membahayakan orang-orang yang

terkena dampaknya?

Mencari nasihat sangat penting ditekankan pada anak kita. Mereka

harus tahu bahwa orang-orang dewasa pun, jika mereka bijaksana, tidak

membuat keputusan penting khususnya tentang masalah yang berat tanpa

mencari berbagai nasihat setidaknya dari satu orang yang

pertimbangannya mereka hargai.

5 Ibid

Page 7: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

93

Akhirnya, pendidik harus mengajarkan kepada anak-anak bahwa

keputusan penting memerlukan pikiran yang terang dan keadaan

emosional yang tenang. Keputusan jangan dibuat saat kita lelah, stress,

marah, atau bingung dalam bentuk apa pun. Dan keputusan jangan dibuat

secara terburu-buru, kita hampir tak pernah menyesal mengambil waktu

yang le bih banyak untuk membuat keputusan yang penting. Kita mungkin

sangat menyesal jika tidak mengambil waktu yang cukup banyak.6

4. Penerimaan Terhadap Diri Sendiri

Rasa minder yang banyak dialami oleh anak-anak, khususnya bila

berhadapan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan

ekonomi. Perasaan minder memang mengganggu, tetapi mereka dapat

menyikapi dan mengatasi dengan cara yang kreatif. Sikap ini nampak

dalam perasaan moral/rendah hati mau menerima apa adanya

Ketabahan merupakan salah satu gambaran terhadap penerimaan

diri. Ketabahan merupakan salah satu nilai kebajikan pokok yang

dapat mendasari adanya perbuatan baik. ketabahan memungkinkan

kita melakukan yang benar dalam menghadapi kesukaran7. Nilai

ketabahan yang nampak dalam diri anak binaan nampak ketika mereka

dihadapkan dengan situasi lingkungan pergaulan mereka, yang sering

membuat mereka minder.

Ketabahan, seperti diamati pendidik James Stenson, adalah batin

yang memampukan kita mengatasi atau menahan kesukaran,

kekalahan, kesusahan, dan derita. keberanian kegembiraan, kesabaran

6 Ibid, 58.

7 Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter, ( Bantul : Kreasi Wacana, 2012),10.

Page 8: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

94

kegigihan, daya tahan dan percaya diri yang sehat, semua ini adalah

aspek-aspek dari ketabahan.8 Kekuatan dari nilai ketabahan ini

nampak dari sikap anak-anak ketika mereka dihadapkan dengan

keadaan yang kurang menguntungkan, namun mereka tetap bertahan,

dan dalam kepercayaan diri mereka menemukan banyak solusi atas

persoalan yang mereka hadapi.

5. Tumbuhnya Rasa Mencintai Hal Yang Baik

Memiliki moralitas keinginan, bukan hanya moral tugas.

Kemampuan ini merupakan bagian dari potensi moral orang biasa,

bahkan anak-anak. Potensi-potensi tersebut dikembangkan, melalui

program-program, seperti pendampingan orang, teman sebaya dan

pelayanan masyarakat, pada sekolah di seluruh negara. Hal ini pula

yang sedang dilakukan PPA dalam rangka melakukan pembinaan

terhadap anak-anak. Program Pear conselor merupakan salah satu

program yang mencoba memberikan fasilitas pembimbingan kepada

anak-anak binaan secara intensif dengan melibatkan teman-teman

sebaya sebagai pendamping yang terlatih.

6. Etika

Etika berhubungan dengan sikap. Berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil peneneltian menunjukkan bahwa anak

mengalami perubahan sikap. Menurut G.W. Allport, sikap adalah

keadaan mental dan taraf dari kesiapan, yang diatur melalui

pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik dan terarah

terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang

8 Ibid.

Page 9: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

95

berkaitan dengannya. L. I. Thurstone menyatakan sikap sebagai

tingkat kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan objek psikologi (simbol, kata-kata, slogan,

orang, lembaga, ide, dan sebagainya). Zimbardo dan Ebessen

menyatakan sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah

terpengaruh) terhadap seseorang, ide/objek yang berisi komponen-

komponen kognitif, afektif, dan behavior. Menurut D Krech and

Rs. Crutchfield, sikap adalah organisasi yang tetap dari proses

persepsi, emosi, dan motivasi atau pengamatan atas suatu aspek

dari kehidupan individu.9

Perubahan sikap anak PPA nampak dalam hubungan

mereka dengan teman, orang tua, dan hubungan dengan orang lain

di lingkungannya. Sikap anak juga nampak dalam tindakan mereka

saat dihadapkan dengan suatu situasi tertentu.

Menurut Gerungan perubahan sikap seseorang dipengaruhi

oleh faktor intern (daya pilih seseorang untuk menerima dan

mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar) dan faktor

ekstern (interaksi sosial di luar kelompok; contoh: interaksi antara

manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya

melalui alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, radio, tv, majalah,

dsb)10

Perubahan sikap ini juga dirasakan oleh anak walaupun

perubahan tersebut tidak direncanakan. Hal tersebut tampak dalam

pemahaman mereka terhadap karakter. Hampir semua anak tidak

9Ginintasasi, Rinin. Sikap ( http://file.upi.edu, No Date)

10 Ibid

Page 10: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

96

memiliki pemahaman yang baik tentang karakter. Namun tanpa

mereka sadari, mereka sering melakukan nilai-nilai moral seperti

kejujuran, toleransi, tanggung jawab, keadilan, menghargai orang

lain dan mandiri yang mana nilai-nilai tersebut dapat

diklasifikasikan dala komponen karakter yang baik (the good)

menurut Thomas Lickona.

Perubahan sikap anak merupakan dampak dari pembinaan

yang dilakukan PPA terhadap anak. Perubahan sikap didominasi

oleh adanya perubahan anak dalam inisiatif mengambil tindakan

saat dihadapkan dalam sebuah situasi.

Kontributor terbesar dalam terwujudnya perubahan sikap

anak adalah kegiatan pembinaan PPA dalam bidang sosio-emosi

dan fisik. Pembinaan sosio-emosi yang dilakukan mentor dengan

cara memberikan kegiatan yang membentuk anak secara khusus

agar mereka mampu bersosialisasi dengan orang lain, kemudian

mendidik anak supaya mereka memiliki tenggang rasa, bisa

menghindari perbuatan-perbuatan yang kurang baik, bisa

mengutamakan hal-hal yang baik, dan kegiatan-kegiatan tentang

melatih anak bagaimana anak bertanggung jawab terhadap dirinya

sendiri, kemudian saat mereka tambah besar mereka bisa menjadi

pribadi yang mandiri. Pembinaan aspek sosio-emosi juga

melibatkan praktik lapangan kepada anak.

Etika yang muncul juga bertalian erat dengan pengendalian diri.

Pengendalian diri yang mulai bertumbuh dikalangan anak seiring

berjalannya waktu mereka dapatkan dari nilai-nilai positif yang

Page 11: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

97

ditanamkan di PPA. Kendali diri berkaitan dengan menahan diri agar

tidak memanjakan diri sendiri, nampak dari kemandirian yang

diperlihatkan yaitu dengan tidak menyerah pada keadaan dan

keterbatasan yang mereka miliki tetapi berusaha mencari alternatif lain

untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dengan cara yang benar.

Etika yang terbentuk, terlihat dari ..

7. Kemandirian

Nilai kemandirian cukup mendominasi tampilan perubahan pada diri

anak binaan PPA. Kemandirian yang muncul pada anak-anak

didominasi oleh kemandirian secara ekonomi, walaupun belum

sepenuhnya mandiri. Kemandirian tersebut nampak dari kemampuan

anak-anak untuk memanfaatkan ketrampilan mereka untuk

mendapatkan uang. Menjual hasil karya mereka merupakan salah satu

cara yang paling umum dilakukan anak-anak PPA dan beberapa anak

PPA menggunakan kemampuan yang mereka miliki untuk

memperoleh uang (lihat lampiran).

Bisa menabung, menghargai orang lain, melakukan hal yang

positif, bisa bekerja sama dengan teman-teman, mandiri, misalnya saya

bisa mencoba bisnis kecil-kecilan.

8. Berkembangnya potensi

Berkembangnya potensi anak binaan terlihat pada:

a. Prestasi nilai

b. Keaktifan/keberanian berpendapat

c. Bertambahnya pengetahuan/wawasan

Page 12: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

98

Penelitian ini menemukan bahwa dengan adanya

pengetahuan mengenai nilai-nilai moral maka karakter baik dapat

dibentuk. Dengan mengikuti nilai-nilai moral yang berlaku,

karakter seseorang dianggap memenuhi suatu komponen karakter

yang baik. Jika seseorang tidak mengetahui nilai-nilai moral, maka

pembentukan karakter baik tidak dapat berjalan. Peranan

pendidikan moral sangat penting di sini. Pendidikan moral

sebetulnya adalah “menerjemaahkan” membantu anak-anak dan

remaja menerjemahkan nilai-nilai abstrak yang terkandung dalam

sikap hormat dan bertanggung jawab ke dalam prilaku moral

konkret dalam hubungan pribadi mereka.11

Dengan adanya pengetahuan mengenai nilai moral, maka

pembimbing atau pendidik hanya perlu membantu menerjemahkan

nilai abstrak tersebut. Mengetahui sebuah nilai moral berarti

memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi. Apa

artinya tanggung jawab ketika Anda melihat seseorang merusak

barang milik sekolah atau mengambil sesuatu yang bukan milik

mereka?12

Narasumber mendapat pengetahuan mengenai nilai moral

dari para mentor yang mendidik sejak kecil. Di dalam kurikulum

PPA memang tidak dicantumkan materi pendidikan karakter secara

eksplisit, namun nilai-nilai moral yang mengindikasikan karakter

yang baik tercantum dan diajarkan kepada anak-anak di PPA. Hal

ini nampak dari pernyataan para narasumber yang menyatakan

11

Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan

Baik. (Bandung: Nusa Media, 2014). 77. 12

Ibid

Page 13: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

99

bahwa nilai-nilai moral paling banyak mereka dapat di PPA.

Pernyataan mentor pun demikian, mereka mengajarkan kepada

anak untuk berbuat hal-hal baik dari kecil.

4.2 Nilai-Nilai Yang Ditanamkan

Nilai-nilai moral yang mengindikasikan karakter yang baik juga diajarkan

di PPA. Menurut koordinator PPA, yang diajarkan adalah nilai

bersosialisasi dengan orang lain, tenggang rasa, tanggung jawab, mandiri.

Menurut responden, nilai-nilai yang sering mereka lakukan adalah,

toleransi, kemandirian, memberi, menolong, sopan, tanggung jawab,

kejujuran, keadilan, menghargai orang lain, dan disiplin. Sementara

kerendahan hati kurang diterapkan.

4.3 Cara Penanaman Nilai Yang Dilakukan PPA

1. Lewat Pembiasaan

Pelaksanaan tindakan moral memperoleh manfaat dari kebiasaan.

Dalam banyak situasi, kebiasaan merupakan faktor pembentuk

perilaku moral. William Bennett mengatakan bahwa “orang-orang

yang memiliki karakter yang baik bertindak dengan sungguh-sungguh,

loyal, berani, berbudi, dan adil tanpa banyak tergoda oleh hal-hal

sebaliknya.” Mereka bahkan sering kali menentukan “ pilihan yang

bernar” secara tidak sadar. Mereka melakukan hal yang benar karena

kebiasaan.13

13

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter :Panduan lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan

baik, ( Bandung : Nusa Media ) 2014, 86.

Page 14: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

100

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat gambaran

adanya kebiasaan yang muncul dalam diri anak-anak. Hampir semua anak

menyatakan bahwa nilai-nilai kebaikan mereka lakukan kapan saja dan

dimana saja. Hal ini menunjukan bahwa telah tumbuh “kebiasaan” dalam

diri anak-anak untuk melakukan nilai-nilai kebaikan.

Beberapa anak menentukan pilihan mereka dengan benar, tanpa

sadar telah melakukannya, dan hal ini diperjelas lagi dengan tidak adanya

alasan yang jelas yang mendasari aktivitas kebaikan mereka. Hal ini

nampak dari pernyataan narasumber de,pu,wa,bu,mo,sa, “ mereka merasa

tidak tenang saat mereka melakukan kesalahan, dan perasaan tenang

tersebut muncul karena adanya ketidak sesuaian antara nilai yang baik

yang diikuti oleh keinginan melakukannya dan bertentangan dengan apa

yang terjadi.

Perasaan tidak tenang tersebut dapat juga disebut sebagai wujud

kecemasan. Dalam diri anak-anak terjadi mekanisme penyangkalan,

menurut Gerald Corey pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup

mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu menolak

sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan kecemasan14

.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasa tidak tenang, dan

kecemasan yang dirasakan oleh anak-anak ketika mereka tidak melakukan

sesuatu yang baik, merupakan dampak dari bentuk penolakan terhadap

kenyataan dari kebiasaan anak tersebut untuk berbuat baik.

14

Corey, Gerald, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung : Eresco), 1997, 18.

Page 15: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

101

2. Kegiatan-Kegiatan Yang Dirancang

Berdasarkan data yang deperoleh dari penelitian di lapangan,

menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada karakter anak PPA, salah

satunya adalah bersumber dari pembinaan yang dilakukan oleh pihak PPA

kepada anak-anak.

2.1. Kegiatan Pembinaan Sosio-emosi

Dalam penelitian ini didapat gambaran bagaimana anak-anak

dalam proses pembinaan yang dilakukan oleh PPA, dilibatkan dalam suatu

komunitas kelas bersama15

. Melibatkan dan menempatkan anak pada

sebuah komunitas sosial yang kompleks ternyata dapat membentuk

karakter mereka. Keberadaan mereka dalam komunitas sosial tersebut

menjadi ajang mempraktikan setiap nilai-nilai yang pernah mereka

dapatkan dari kegiatan pembinaan lainnya (lihat lampiran).

Seperti Simmel, Coser mengakui bahwa semua hubungan sosial

pasti memiliki tingkat antagonisme tertentu, ketegangan, atau perasaan-

perasaan negatif. Tidak terelakkannya ketegangan dan perasaan-perasaan

negatif merupakan hasil dari keinginan individu untuk meningkatkan

kesejahteraannya, kekuasaan, prestise, dukungan sosial, atau penghargaan-

penghargaan lainnya16

. Karena banyak dari penghargaan-penghargaan

yang dikejar itu adalah langka, suatu tingkat kompetisi tertentu tidak dapat

dielakkan. Juga untuk penghargaan seperti dukungan sosial yang tidak

sama jenis kelangkaannya dengan penghargaan materiil, masih akan ada

keinginan kompetitif untuk memperbaiki posisi seseorang dibandingkan

dengan yang lainnya, pun dalam suatu kelompok-dalam yang sangat

15

Hasil wawancara Ru/mo 16

Paul Johnson, Doyle, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta;Gramedia) 1990, 199

Page 16: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

102

kompak. Tambahan pula, ketegangan yang pasti ada dalam semua

hubungan sosial hanyalah karena individu-individu berbeda satu sama lain

dalam kebutuhannya, tujuan pribadi, keterampilan, kemampuan, dan

seterusnya. 17

Dengan demikian keterlibatan anak dalam sebuah komunitas sosial

akan melatih mereka menemukan jawaban atau keputusan dalam bertindak

sebagai anggota kelompok sosial tersebut. Pembinaa dalam kelas dengan

agenda pendiskusian norma, nilai, yang berlaku dalam masyarakat, secara

tidak langsung menjadi media pengenalan nilai-nilai moral kepada anak

PPA (lihat lampiran). Hal ini sesuai dengan pernyataan Simmel yang

menyatakan bahwa konflik salah satu bentuk interaksi sosial yang dasar

dan bahwa proses konflik dihubungkan dengan bentuk-bentuk alternatif

seperti kerjasama, dalam berbagai cara yang tak terhitung jumlahnya dan

bersifat kompleks.18

Pembinaan dengan metode pendiskusian suatu masalah, membuat

anak-anak berpikir kembali dan mencoba memunculkan kemungkinan-

kemungkinan yang mungkin dapat terjadi selama proses pengambilan

keputusan moral. Dalam hal ini konflik yang dimunculkan adalah konflik

pemikiran-pemikiran tentang hal yang baik dan yang tidak baik.

Mendiskusikan fenomena faktual yang terjadi disekitar mereka

memberi kontribusi positif bagi anak-anak PPA dalam proses pengambilan

keputusan ketika mereka dihadapkan dengan pilihan moral. Dari diskusi

tersebut anak akan menemukan langkah-langkah berpikir dalam rangka

mempertimbangkan keputusan tindakan yang akan diambil.

17

Ibid 18

Ibid 195

Page 17: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

103

Kunjungan ke salah satu objek layanan sosial masyarakat menjadi

sarana pembuka wawasan anak dalam mempertimbangkan pelaksanaan

nila-nilai kebaikan. Seperti halnya yang dilakukan oleh PPA dengan

mengajak anak mengunjungi lembaga sosial seperti panti asuhan, panti

jompo, pusat rehabilitasi. Von Glasersfeld dalam kutipan Sardiman

menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah tiruan dari kenyataan.

Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada. tetapi

pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif

kenyataan melalui kegiatan seseorang.19

Dalam kunjungan tersebut anak

akan menemukan suatu gambaran tentang situasi atau keadaan, yang dapat

digunakan sebagai alasan proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat

membantu anak dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan tindakan

mereka.

2.2 Pembinaan Fisik

Pembinaan terhadap aspek fisik anak PPA, cukup mendominasi

pembentukan karakter anak, khususnya anak-anak pria. Kegiatan olah raga

seperti futsal, sepak bola, gerak jalan, memberikan pengaruh yang besar

terhadap karakter mereka. Nilai-nilai seperti sportivitas, kepemimpinan,

inisiatif, kepercayaan diri, kerjasama anak muncul dalam kegiatan ini

(lihat lampiran).

Anak akan melakukan atau menerapkan nilai kedisplinan dalam

diri mereka sendiri ketika mereka merasa ada manfaat langsung yang

dapat mereka peroleh dari pandangannya diwaktu yang genting atau

mendesak. Gambaran situasi tersebut nampak dalam pernyataan mentor

19

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta; Rajagrafindo 2008), 37.

Page 18: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

104

“anak akan disiplin mengatur pola makan mereka ketika mereka sudah

bermasalah dengan berat badan mereka”, “anak akan rajin menggosok gigi

dan membersihkan mulut, karena tidak ingin merasakan kembali rasanya

sakit gigi yang pernah mereka alami”

Menciptakan kebermaknaan yang didasarkan pada kebutuhan anak,

dapat membantu membentuk karakter mereka. Hal ini sesuai dengan teori

konstruktivisme menurut Paul Suparno yang menyatakan bahwa belajar

berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh seseorang dari apa yang

mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Belajar bukanlah kegiatan

mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan, pemikiran dengan

membuat pemikiran yang baru. 20

2.3. Pembinaan Kerohanian

Bentuk-bentuk pembinaan kerohanian anak seperti ibadah padang,

retreat, pembinaan kerohanian dalam kelas terbukti menjadi salah satu cara

yang efektif dalam membentuk karakter anak-anak PPA (lihat lampiran).

Tetapi bagi sebagian besar orang, agama memberikan makna

kehidupan yang lebih tinggi dan alasan terahir untuk menjalani kehidupan

yang bermoral: Tuhan mengharapkannya21

. Religion is the key to any

culture. A people finds its meaning in being part of larger context, owes its

legitimacy to being part of an overall design, measures its wisdom and

mores against some ultimate yardstick, explains its purposes in term of the

laws of nature, the movement of history, or the will of the gods.22

20

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta;Rajagrafindo, 2008) 38 21

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter, ( Bantul : Kreasi Wacana, 2012), 71. 22

Marstin, Ronald. Beyond our tribal gods, (New York: Orbis Books, 1979), 73.

Page 19: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

105

Apa yang dilakukan oleh anak-anak PPA selama ini menunjukan

bahwa nilai-nilai kebaikan yang mereka lakukan merupakan refleksi dari

apa yang mereka dapatkan dalam pembinaan kerohanian di PPA.

2.4. Pembinaan Kognitif

Dari hasil penelitian di temukan anak-anak PPA telah mengalami

kedewasaan kehidupan sosial mereka. Hal ini nampak dalam sikap saling

menghargai, saling tenggang rasa, saling tolong menolong, yang dimiliki

anak-anak tersebut membuat mereka termasuk dalam kategori memiliki

kedewasaan secara sosial. Kedewasaan seseorang juga ditandai dengan

perkembangan rasa tanggung jawab. Apabila sifat atau ciri-ciri tersebut

sudah dimiliki dan diterapkan secara baik tanpa merugikan orang lain,

boleh dikatakan orang itu sudah memiliki rasa tanggung jawab. 23

Rasa tanggung jawab yang dimiliki anak dipakai sebagai alasan

dalam pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu, haruslah

tanggung jawab yang susila. Kriteria kedewasaan seseorang yang dilihat

dari dimensi kematangan rasa tanggung jawab, haruslah tanggung jawab

yang susila. 24

Selama ini kegiatan pembinaan anak yang dilakukan dalam rangka

pembentukan karakter anak dalam hal tanggung jawab diarahkan kepada

rasa tanggung jawab yang susila. Dalam hal ini rasa tanggung jawab

tersebut didasarkan pada pertimbangan norma susila dalam masyarakat.

Ikatan-ikatan antara anak dan pembina PPA dan teladan karakter

menurut Gloria Shields, dalam tulisan Lickona dalam bukunya pendidikan

23

Ibid 131 24

Ibid 132

Page 20: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

106

karakter dikemukakan bahwa dalam proses pembentukan karakter perlu

diperhatikan bagaimana hubungan antara anak-anak dan guru, diantaranya:

a. Ajarkan pentingnya hubungan

b. Gunakan kekuatan jabat tangan

c. Kenali murid sebagai individu

d. Gunakan ikatan untuk memperbaiki perilaku

e. Gunakan kekuatan contoh

f. Gunakan inventarisasi-sendiri untuk berfokus pada peneladanan

peran

g. Undanglah pembicara tamu yang merupakan model peran positif25

Selama ini kegiatan-kegiatan pembinaan di PPA menerapkan hal-

hal tersebut dalam aktivitas pembinaan dalam kelas

Kegiatan pembinaan dalam kelas cukup mendukung terlaksanaya

pembinaan karakter anak PPA. Hal tersebut nampak dari gambaran

kegiatan-kegiatan pembinaan dalam kelas yang cukup berkesan bagi anak.

Hal ini sesuai dengan Kebajikan-kebajikan karakter yang perlu ditawarkan

kepada anak, yang diyakini Holly Salls perlu digunakan menjadi dasar

beraktivitas dalam kelas, agar pendidikan karakter berlangsung baik:

a. Tanggung jawab terhadap pekerjaan mu

b. Ketelitian

c. Pengaturan dan kerapian

d. Ketepatan waktu

e. Pengendalian diri dan kemauan keras

f. Kejujuran

25

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter, ( Bantul: Kreasi Wacana, 2012), 140-146

Page 21: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

107

g. Bekerja dengan tenang untuk menghargai orang lain

h. Manajemen waktu

i. Melakukan persiapan

j. Memberikan usaha terbaik mu

k. Konsentrasi

l. Ketekunan

m. Mampu menerima kekecewaan

n. Bersabar terhadap hal-hal yang tidak kamu sukai26

Beberapa nilai di atas nampaknya telah diterapkan dalam proses

pembinaan di PPA. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa apa yang

membuat anak-anak mengalami perubahan yang baik dalam karakter

mereka, merupakan salah satu kontribusi PPA kepada anak.

4.4 . Target Kegiatan Pengembangan Anak PPA

Konsentrasi pembinaan yang dilakukan pihak Pusat Pengembangan Anak

(PPA) dalam kegiatannya didasarkan pada pola pembinaan holistik yang meliputi

aspek rohani, jasmani, kognitif, dan Sosio-Emosional. Adapun bentuk pembinaan

yang dilakukan disesuaikan dengan hasil ahir yang akan dicapai. Pembinaan

berdasarkan target hasil ahir yang akan dicapai ini diantaranya27

;

4.4.1. Hasil Akhir Pengembangan Rohani

Pengembangan rohani dimulai dengan pengetahuan akan Firman Tuhan

dan pemahaman tentang siapa Allah itu, Dia yang telah menciptakan setiap anak,

tentang tujuan-tujuan-Nya, dan tentang pesan dasar Injil. Setiap anak atau remaja

perlu untuk mendapatkan pemahaman pribadi akan pesan keselamatan dan

26

Ibid, 153 27

wawancara: Ywn/Ko

Page 22: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

108

membuat keputusan untuk menerima Kristus sebagai Juru selamat. Setelah

mengenal Kristus sebagai Juru selamat, setiap anak perlu untuk terus bertumbuh

di dalam Kristus melalui pengetahuan tentang Alkitab dan melalui proses yang

Allah lakukan melalui Roh Kudus dalam praktek disiplin rohani. Setiap hal

tersebut sebaiknya mendukung untuk menjadikan Kristus sebagai Tuhan dalam

hidup anak28

.

4.4.2 Hasil Akhir Pengembangan Jasmani

Pengembangan jasmani melibatkan pengembangan karakteristik-

karakteristik yang memberikan seorang anak manfaat yang penuh dari kapasitas

jasmani mereka, seperti ketrampilan-ketrampilan motorik dan kenikmatan dari

kesehatan yang baik. Kesehatan adalah bebas dari penyakit atau luka jasmani dan

adanya sikap dan cara hidup yang sesuai untuk menjaga kesehatan tubuh.

Kegiatan-kegiatan pengembangan jasmani formal dan non-formal dari program

Compassion berusaha untuk mencapai hasil-hasil berikut ini dalam hidup anak-

anak selama mereka ikut serta dalam program29

:

3.4.3. Hasil Akhir Pengembangan Kognitif

Pengembangan kognitif “mengacu pada bagaimana seseorang melihat,

berpikir, dan memperoleh pengertian mengenai dunianya melalui interaksi,

pengaruh genetik dan perilaku yang dipelajari.” Ini juga diartikan sebagai

kemampuan individu untuk mendapatkan pengetahuan yang mengembangkan

keahlianya30

.

3.4.4. Hasil Akhir Pengembangan Sosio-emosi

Pengembangan sosio-emosional mencakup ekspresi perasaan;

kemampuan untuk berinteraksi timbal-balik dengan sesama; mengetahui dan

28

wawancara :Ywn/Ko 29

wawancara: Ywn/ko 30

Buku Pedoman Kemitraan Compassion

Page 23: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

109

memperhatikan diri sendiri, orang lain dan sekitar; membuat keputusan yang

alkitabiah dan bertanggung jawab, dan menjadi tangguh. Harga diri, kesehatan

jasmani, pengembangan rohani, pembelajaran akademis, kewarganegaraan dan

motivasi keseluruhan untuk mencapai semuanya bergantung pada pengembangan

sosio-emosional yang sehat. Situasi ini memungkinkan anak untuk beradaptasi

dengan baik di sekolah, gereja, dan komunitas; bekerja dengan kooperatif, dengan

percaya diri dan saling bergantung; dan bersikap sesuai dengan budaya mereka31

.

4.5. Evaluasi Hasil Pembinaan PPA

Kegiatan di PPA didasarkan pada 4 aspek pengembangan diri yaitu aspek

kognitif, sosio-emosional, fisik dan kerohanian. Pembinaan di PPA dievaluasi

setiap ahir periode pelaksanaan oleh mentor pelaksana pembinaan. Bidang-bidang

yang di evaluasi diantaranya kerohanian anak, fisik anak, kognitif anak, dan

keadaan sosoi-emosi anak binaan. Beberapa indikator evaluasi telah ditetapkan

sebagai target dan digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana perubahan

yang dicapai oleh anak-anak binaan di ahir tahun fiskal pelaksanaan pembinaan.

Indikator-indikator yang memiliki kecocokan dengan dimensi karakter

diantaranya indikator pengembangan bidang kerohanian, indikator pengembangan

bidang sosio-emosi, dan indikator pengembangan bidang kognitif.

Indikator pengembangan bidang kognitif yang memiliki kesesuaian

dengan dimensi karakter diantaranya adalah target pencapaian yang menyatakan

bahwa anak remaja bisa mempraktekan kemampuan mengelola waktu dengan

baik, “anak remaja terbiasa membuat perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan

pelaporan keuangan”, dan target pencapaian yang menyatakan “anak remaja

31

ibid

Page 24: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

110

terbiasa mempraktekan bakat dan minatnya untuk membantu orang lain.” Kedua

target pencapaian tersebut memiliki kesesuaian dengan dimensi karakter yaitu

berkaitan dengan nilai “disiplin”, “kerja keras” dan “kasih”

Indikator pengembangan bidang sosio-emosi yang menjadi bagian dalam

dimensi karakter diantaranya adalah pengembangan dan penerapan nilai tanggung

jawab, dan sikap positif yang dinyatakan dengan target, “anak remaja bisa

mengembangkan kekuatan pribadi dan kekuatan lainnya yang menjadi aset bagi

kelompoknya.” Kedua target pencapaian tersebut sesuai dengan nilai-nilai

kebajikan pembentuk karakter yang kuat, dan nilai ini dapat dikategorikan dalam

nilai tanggung jawab dan sikap positif.

Dari sisi fisik, indikator evaluasi yang menjadi acuan pencapaian

diantaranya:

a. Anak remaja bisa mengajarkan praktek pola hidup sehat kepada orang lain.

b. Anak remaja bisa mengajarkan bagaimana melakukan pertolongan

pertama terhadap suatu kasus penyakit atau kecelakaan.

c. Anak remaja bisa mempraktekan dan mengkampanyekan lingkungan yang

aman, bersih dan sehat minimal di lingkungan komunitasnya.

d. Anak remaja memiliki tubuh fisik yang sehat dan kuat sehingga menjadi

teadan untuk lingkungan sekitarnya.

e. Anak remaja bisa melakukan tindakan dan kampanye pencegahan

kekurangan gizi agar tidak mengalami kekurangan gizi

f. Anak remaja memiliki kualitas hidup yang lebih baik, dengan belajar

mengelola kondisi dan kendala dalam keterbatasan baik lingkungan

maupun fisiknya.

Page 25: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

111

g. Anak remaja bisa mengajarkan dan melakukan nilai-nilai alkitab dalam

kehidupan seksualitasnya.

h. Anak remaja bisa menjadi pendamping dalam program perlindungan anak

dan wanita.

Delapan dari dua belas indikator evaluasi bidang pengambangan fisik ini

dapat dikatakan bahwa pengembangan aspek ini menuntut tercapainya nilai kasih

dan kepedulian anak terhadap sesama dan lingkungannya. Tuntutan untuk

tercapainya kemampuan anak untuk menjadi teladan dan mengajarkan sesuatu

kepada orang lain, menjadikan anak tersebut akan memiliki kepedulian, sikap

patriotisme, dan pengabdian. Menurut Lickona kasih melampaui keadilan; ia

memberikan lebih daripada persyaratan keadilan. kasih adalah kesediaan

berkorban demi orang lain. segenap pokok kebajikan manusia yang penting,

empati, belas kasih, kebaikan, kemurahan hati, pengabdian, kesetiaan, patriotisme,

dan kesediaan memaafkan merupakan kebajikan dari kasih32

.

Nilai kebijaksanaan juga menjadi salah satu prioritas pencapaian bidang

pengembangan fisik, hal ini nampak dalam target pengembangan yang yang

menekankan bahwa anak diharapkan dapat memiliki kualitas hidup yang lebih

baik, dengan belajar mengelola kondisi dan kendala dalam keterbatasan baik

lingkungan maupun fisiknya. Terget tersebut akan tercapai jika disertai dengan

kebijaksanaan, karena menurut Lickona kebijaksanaan akan memungkinkan kita

memilah-milah dengan tepat, melihat apa yang benar-benar penting di dalam

kehidupan, dan menetapkan prioritas-prioritas33

.

Indikator pengembangan bidang kerohanian diantaranya, anak remaja

aktif berkontribusi dalam pengembangan pelayanan di gereja lokal. Nilai yang

32

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter, ( Bantul: Kreasi Wacana, 2012),11 33

Ibid, 10.

Page 26: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

112

terkandung dalam terget pencapaian tersebut termasuk dalam kebajikan pokok

yang turut membentuk karakter kuat, kebajikan pokok yang sesuai dengan taraf

pencapaian tersebut adalah “kasih”. Dalam rangka mencapai perkembangan

sampai kepada tingkatan tersebut, anak-anak dilibatkan secara aktif dalam

pelayanan di gereja lokal tempat anak-anak tersebut terdaftar sebagai anggota

jemaat. Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka mewujudkan pencapaian

tersebut adalah dengan melibatkan anak secara aktif dalam aktivitas pelayanan ke

desa-desa. Kegiatan pembinaan dalam kelas seperti diskusi bersama anak, juga

dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian target bidang pengembangan

kerohanian.

Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi anak-anak

selama ini sebenarnya menunjukan adanya perhatian terhadap dimensi karakter,

walaupun dalam hal ini tidak semua instrumen menunjukan adannya perhatian

tersebut. Pelaksanaan program pembinaan dan evaluasi pencapaian pelaksanaan

pembinaan, menunjukan adanya beberapa konsep karakter yang tersentuh oleh

pembinaan PPA selama ini.

4.6. Persepsi Orang Tua Anak Binaan Pusat Pengembangan Anak (PPA)

Hasil penelitian menunjukan adanya informasi yang beragam

berkaitan dengan persepsi antara orang tua, guru, dan anak binaan PPA.

Keberagaman persepsi ini terjadi karena sudut pandang dari ketiga pihak

yang menjadi objek penelitian. Keberagaman tersebut memiliki garis besar

yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan tentang

pengaruh pembinaan PPA terhadap pembentukan karakter anak didiknya.

Page 27: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

113

Hasil wawancara dengan orang tua anak didapati bahwa mereka

melihat adanya perubahan pada anak-anak mereka, perubahan tersebut

semakin nampak jelas ketika dibandingkan dengan tampilan anak-anak lain

yang bukan anak binaan PPA. Awalnya mereka merasa kesulitan

mendeskripsikan perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada anak

mereka. Intensitas pertemuan orang tua dan anak menjadi salah satu alasan

keterbatasan sudut pandang orang tua dalam mengamati perubahan pada

anak-anak mereka.

Aktivitas orang tua yang padat dan tempat bekerja orang tua yang

jauh dari tempat tinggal, membuat hubungan anak dan orang tua kurang

intensif. Beberapa orang tua anak, bekerja di luar kota dan pulang kerumah

seminggu sekali. Situasi ini yang menyebabkan wawasan orang tua terhadap

karakter anak menjadi terbatas. Keterbatasan hubungan orang tua dan anak-

anak mereka, sebenarnya mengurangi pengaruh orang tua terhadap karakter

anak mereka. Dengan kata lain terbatasnya hubungan orang tua dan anak-

anak mereka mengindikasikan kecilnya pengaruh dan perhatian keluarga

terhadap pembentukan karakter anak-anak mereka.

Persepsi orang tua terhadap karakter anak-anak mereka menyatakan

bahwa, anak-anak mereka benar-benar mengalami banyak perubahan ketika

meeka berperilaku di rumah, dan ketika mereka bergaul dengan teman-teman

mereka. Beberapa anak dinilai memiliki tanggung jawab yang baik ketika

mereka ditinggal bekerja oleh orang tua mereka. Beberapa anak mampu

mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tanpa harus dipaksa oleh orang tua.

Tugas-tugas seperti membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, bukanlah

Page 28: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

114

hal asing bagi sebagian besar anak. kesediaan untuk melakukan suatu tugas,

bagi anak-anak merupakan salah satu bentuk sikap mandiri atau dapat juga

disebut sebagai tanggung jawab pribadi.

Sikap lain yang menurut orang tua menjadi tampilan perubahan

anak-anak mereka adalah kemandirian. Kemandirian nampak pada anak-anak

mereka ketika beberapa anak mreka masuk ke jenjang pendidikan tinggi, dan

mereka menjalani hidup sebagai anak kos di luar kota. Awalnya beberapa

orang tua merasa tidak yakin akan keputusan anak-anak mereka, namun

setelah beberapa waktu, nampak bahwa anak-anak mereka adalah anak-anak

yang mampu hidup mandiri, dan beeraa orang tua mendapati bahwa anak

mereka adalah seorang pekerja keras.

Beberapa anak yang menjalani kuliah juga menjadi karyawan di

beberapa toko dan rumah makan. Kesibukan kuliah mereka bukanlah

halangan bagi anak-anak tersebut untuk berkarya ditempat lain dengan tujuan

untuk memperoleh tambahan penghasilan. Anak-anak yang bekerja sambil

kuliah memiliki jadwal yang padat. Selain itu menurut pengamatan peneliti,

mereka harus pandai mengatur waktu.bagi anak-anak pada masa

perkembangannya, pada umumnya akan berusaha menghindari jadwal

kegiatan yang padat untuk mencari kesenangan mereka. Namun berbeda

halnya dengan beberapa anak binaan PPA ini. Menurut orang tua mereka ,

beberapa anak mampu mengatur diri mereka sendiri dan menghindari

kegiatan-kegiatan yang tidak berguna.

Menurut lickona, kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri

merupakan perwujudan dari pengendalian diri. Pengendalian diri merupakan

Page 29: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

115

salah satu kebajikan pokok pembentuk karakter yang kuat. Pengendalian diri

memampukan kita mengendalikan tabiat kita, mengatur nafsu birahi dan

hasrat kita, dan mengerjar kesenangan yang masuk akal dengan tidak

berlebih-lebihan34

.

PPA memberikan pengaruh positif terhadap karakter anak-anak

mereka. Pengaruh positif ini nampak ketika anak terlibat aktif dalam

kegiatan-kegiatan yang ada di PPA. Kedekatan anak dengan mentor mereka,

menurut orang tua membuat anak mereka cepat berubah.

Alasan orang tua memasukkan anaknya ke PPA menjadi salah satu

indikator bagaimana pengaruh kegiatan pembinaan PPA terhadap anak-anak.

Mulai dari tingkat pendidikan orang tua yang relatif rendah dan penghasilan

yang relatif kecil ikut mempengaruhi pendidikan anak. Keberadaan rumah

tempat tinggal yang jauh dari kriteria rumah sehat, rupanya mempengaruhi

kenyamanan anak dalam belajar.

Ketidakmampuan untuk menanggung biaya pendidikan anak,

menjadi salah satu faktor yang mendorong orang tua untuk memasukkan

anak-anak mereka ke PPA35

. Kepercayaan orang tua terhadap PPA tumbuh,

hal ini nampak dari pernyataan beberapa orang tua anak menyatakan bahwa

anak yang mereka ikut sertakan di PPA lebih dari satu anak, dalam satu

keluarga36

. dari delapan nara sumber yang diwawancarai, semua orang tua

menyatakan bahwa lebih dari satu anak mereka terdaftar di PPA.

34

Ibid. 10 35

wawancara: Stk/wa, Bs/ti, Sp/ol, Dk/ti, Mld/lu 36

wawancara: Stk/wa, Bs/ti, Sp/ol, Bbm/po, Mly/ba

Page 30: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

116

Sisi pengetahuan: Anak-anak mengalami banyak perubahan selama

mereka dibina di PPA. Banyak hal yang diceritakan anak-anak mereka, dan

cerita yang disampaikan anak-anak beberapa diantaranya merupakan hal yang

baru bagi orang tua.

Karakter sikap yang terbentuk pada anak-anak cukup baik menurut

pandangan orang tua. Anak-anak mau menerima nasehat dari orang tua.

Perilaku sehari-hari anak selama di rumah sangat baik, hal ini nampak bila

dibandingkan dengan teman-teman sebaya anak yang tidak dibina PPA (anak

tetangga).

Penilaian orang tua terhadap anak-anak mereka, didasarkan pada

pemahaman mereka ketika mereka membandingkan antara perilaku anak

mereka yang dibina PPA dengan perilaku anak-anak lainnya yang bukan

binaan PPA37

. Anak-anak memiliki bahasa komunikasi yang baik menurut

pemahaman orang tua. Anak-anak juga memiliki bahasa yang baik ketika

mereka bersama teman-teman. Bahasa komunikasi yang digunakan anak-anak

dapat menjadi tolok ukur dari karakter mereka.

Pembinaan yang dilakukan PPA cukup berpengaruh terhadap anak-

anak dan orang tua. Karena selain anak-anak dibina di PPA, orang tua juga

mendapat pembinaan sebulan sekali. Ibadah yang diperuntukan bagi orang

tua anak, dan berbagai macam seminar pernah diikuti oleh narasumber.

berbagai kegiatan yang dilakukan PPA dalam rangka melakukan pembinaan

terhadap orang tua turut mempengaruhi pembangunan karakter anak mereka.

Perubahan ini dapat terjadi karena terdapat proses sosialisali oleh pihak PPA

37

wawancara: Sp/ol

Page 31: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

117

kepada orang tua, sehingga terdapat keseragaman proses pembentukan

karakter baik yang diterima anak kerika berada di PPA dan ketika mereka

berada di rumah.

Contoh kasus pembinaan PPA ini dapat dikatakan sebagai suatu

usaha yang belum maksimal dalam memberikan perhatian berkaitan dengan

karakter. Perhatian terhadap karakter sebenarnya merupakan hal yang penting

untuk dilakukan, karena apa artinya anak yang mengalami pencapaian sesuai

tujuan pembinaan dan ahirnya menerima Tuhan, percaya kepada Tuhan,

namun karakternya tidak terbangun ketika anak tersebut masuk dalam

lingkungan masyarakat. Dalam menjalani kehidupan sebagai orang kristen

dalam sebuah masyarakat, karakter itulah yang menunjukan tampilan khas

yang dimiliki orang tersebut, hingga dapat dibedakan dengan orang lainnya.

Sebagai contoh dari “kasihnya” kita dapat mengenali seseorang.

4.7. Kegiatan Pembinaan Yang Berkesan Bagi Anak

Kegiatan outbond, live in, retreat, merupakan sumber inspirasi perubahan

sikap anak. Hal ini nampak dalam pernyataan narasumber .

S: “Live in di desa Selo.”

P: “ Kenapa?”

S: “ Yang pertama, di sana itu tempatnya pelosok, kemana-mana susah, dari uang

juga nggak gampang. Itu membuat kita menghargai orang tua dalam

Page 32: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

118

mencari uang, jadi kita tidak menyia-nyiakan. Kita serius dalam belajar dan

sekolah.”38

Narasumber lain juga menyebutkan “Yang paling saya sukai adalah

outbond dan kegiatan retreat. Karena dari situ pengetahuan saya bertambah,

pengalaman saya bertambah, dan di situ saya dibina sehingga saya punya

keberanian, saya bisa bekerja sama dengan teman-teman, bisa makin kompak,

diajarkan bagaimana cara memimpin kelompok, saya juga bisa terlaih untuk

disipli dan di situ saya merasa dibentuk menjadi orang yang punya mental kuat.”39

Narasumber lain mengatakan bahwa outbond itu menantang dan bisa merubah

menjadi orang yang kuat.40

berkumpul dalam komunitas iman, merupakan aktivitas yang berkesan

bagi anak-anak. perubahan sikap anak juga dibenarkan oleh pernyataan mentor-

mentor yang membina mereka. Perubahan sikap didominasi oleh adanya

perubahan anak dalam inisiatif mengambil tindakan saat dihadapkan dalam

sebuah situasi. Hal ini tampak dalam penyataan narasumber yang menyebutkan,

“misalnya , saat mereka bermain, tiba-tiba ada salah satu anak yang keceplosan

mengucapkan kata makian kasar, maka secara spontan teman-teman yang lain

akan saling mengingatkan, atau kadang malah teman lainnya melakukan semacam

peringatan.”41

. mentor lain mengatakan, “Saya melihat ada banyak keberhasilan-

keberhasilan yang didapatkan, di antaranya mereka rajin sekolah minggi, karakter

mereka yang kemarin masih banyak berbicara kotor dengan pembimbingan di sini

38

Ba/mi 39

Pu/mi 40

Mo/mi, Re/mi 41

Pj/mo

Page 33: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

119

mereka semakin berubah mengurangi kata-kata itu sendiri, lebih menghormati

orang yang lebih dewasa.”42

Kontributor terbesar dalam terwujudnya perubahan sikap anak adalah

kegiatan pembinaan PPA dalam bidang sosio-emosi dan fisik. Pembinaan

sosioemosi yang dilakukan mentor dengan cara memberikan kegiatan yang

membentuk anak secara khusus agar mereka mampu bersosialisasi dengan orang

lain, kemudian mendidik anak supaya mereka memiliki tenggang rasa, bisa

menghindari perbuatan-perbuatan yang kurang baik, bisa mengutamakan hal-hal

yang baik, dan kegiatan-kegiatan tentang melatih anak bagaimana anak

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, kemudian saat mereka tambah besar

mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri.

Pembinaan aspek sosio-emosi juga melibatkan praktik lapangan kepada

anak. Menurut anak, “kadang saya juga dilibatkan dalam kepanitiaan kecil-

kecilan”. Koordinator juga menyatakan bahwa “ mereka mampu terlibat aktif

alam kepengurusan, kepanitiaan, dll.”

Menurut teori memberikan peluang/menciptakan suasana yang

mendukung bagi anak untuk menerapkan pengetahuan mereka, merupakan salah

satu strategi terbaik dalam membentuk karakter.

Kunjungan ke suatu objek layanan sosial masyarakat menjadi sarana

pembuka wawasan anak dalam mempertimbangkan pelaksanaan nila-nilai

kebaikan. Seperti halnya yang dilakukan oleh PPA dengan mengajak anak

mengunjungi lembaga sosial seperti panti asuhan, panti jompo, pusat rehabilitasi.

Von Glasersfeld dalam kutipan Sardiman menegaskan bahwa pengetahuan

42

Ru/mo

Page 34: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

120

bukanlah tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia

kenyataan yang ada. tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu

konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.43

Dalam kunjungan

tersebut anak akan menemukan suatu gambaran tentang situasi atau keadaan, yang

dapat digunakan sebagai alasan proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat

membantu anak dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan tindakan mereka.

Pembinaan yang dilakukan oleh PPA IO-805 merupakan pembinaan

yang unik, karena anak-anak binaan PPA IO-805 memiliki latar belakang keluarga

yang unik pula. Latar belakang ekonomi keluarga yang berada pada tingkat yang

rendah telah menciptakan suasana yang kurang harmonis antara anak dengan

orang tua mereka. Banyak orang tua yang tidak dapat mendampingi anak mereka

dalam kehidupan sehari-hari karena orang tua harus bekerja, bahkan bekerja di

luar kota. Selama ini PPA telah menjadi rumah kedua bagi anak-anak tersebut

dimana kebutuhan mereka terhadap kehadiran orang tua mereka yang bertugas

untuk menasehati, mendidik, menemani masa pertumbuhan mereka, telah terbantu

oleh kehadiran pembinaan yang dilakukan oleh PPA.

Tanggung jawab pembinaan orang tua telah digantikan oleh PPA

ketika PPA menempatkan diri sebagai rumah kedua bagi anak-anak binaan.

Anak-anak tersebut mendapat media untuk mempraktekkan apa yang

seharusnya mereka lakukan dirumah, seperti membantu orang tua, menerima

nasihat, menerima pembinaan, menerima arahan yang membangun dari orang

tua mereka di PPA.

Peran penting PPA tersebut didukung oleh pernyataan orang tua yang

menyatakan bahwa, orang tua memiliki paradigma yang terbatas ketika mereka

43

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta; Rajagrafindo 2008), 37.

Page 35: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

121

harus menilai bagaimana keadaan anak-anak mereka secara obyektif, karena

mereka tidak selalu berada di samping anak mereka karena kesibukan aktifitas

mereka yang membuat mereka tidak dapat memantau perilaku anak mereka

secara menyeluruh. Apa yang dapat mereka sampaikan hanya didasarkan apa

yang mereka lihat dirumah saja. Namun yang dilakukan oleh anak-anak

mereka ketika mereka berada di luar rumah tidak dapat mereka ketahui.

Keadaan inilah yang menjadi dasar dari salah satu kesimpulan bahwa

pembinaan yang dilakukan oleh PPA IO-805 terhadap anak binaannya

memiliki kontribusi positif terhadap karakter anak-anak binaan. Walaupun

anak-anak tersebut tidak mendapat pembinaan dari orang tua, namun anak-

anak tersebut dapat memiliki kualitas karakter yang baik seperti anak-anak lain

yang mendapatkan perhatian lebih dari orang tua mereka.

Hal-hal yang tidak dapat mereka dapatkan di rumah, telah diberikan

oleh PPA. Jika kita melihat pada apa yang anak-anak cita-citakan, dan

bagaimana keadaan ekonomi dari orang tua mereka, dapat dikatakan bahwa

peluang pencapaian cita-cita anak adalah tidak mungkin tercapai. Namun

dengan hadirnya PPA sebagai rumah kedua bagi anak-anak tersebut, PPA telah

mengubah paradigma anak, yang awalnya mereka pesimis dengan keadaan

mereka, PPA mengubah paradigma anak-anak binaan menjadi lebih optimis

dalam proses pencapaian cita-cita mereka. Anak dibuat menjadi percaya diri

oleh PPA ketika mereka merasakan kehadiran PPA telah membantu mengisi

banyak hal yang tidak mereka dapatkan dari keluarga mereka dan tidak mereka

dapatkan dari sekolah mereka juga.

PPA merupakan kegiatan yang disponsori oleh Compassion, memang

tujuan awalnya didasarkan pada basis ekonomi, dan pelayanan yang PPA

Page 36: BAB IV SUATU TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12410/4/T2_752014701_BAB IV... · Pertimbangan yang baik adalah bagian dari karakter yang baik

122

lakukan ditujukan bagi keluarga dengan latar belakang ekonomi lemah.

Compassion melalui PPA berusaha untuk membantu anak-anak mencapai

mimpi-mimpi mereka, untuk menjadi orang yang berhasil, berguna dan peduli

kepada sesama yang membutuhkan. PPA selama ini tidak menyadari bahwa

sebetulnya apa yang selama ini telah mereka lakukan, telah membangun

karakter anak-anak binaan mereka. Kondisi tersebut ditandai dengan

keberadaan orang-orang yang melakukan pembinaan baik itu mentor dan tutor

yang melakukan pembinaan selama ini tidak menyadari bahwa mereka

melakukan semua ini dalam rangka pembangunan karakter.

PPA belum menjalankan fungsinya dengan baik, karena orang-orang

yang dilibatkan dalam pembinaan kebanyakan adalah orang-orang vounlentier,

yang selama ini para pembina tidak dipersiapkan dan diberi sosialisasi bahwa

mereka sedang dilibatkan dalam suatu proyek yang besar dengan suport yang

besar pula oleh compassion dalam rangka pembangunan karakter anak.