Click here to load reader
Upload
nurul-fatmawati-pua-upa
View
31
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
teknologi obat herbal
Citation preview
Penetapan Kadar Sari, Penetapan Susut Pengeringan, Penetapan Kadar Tanin Peneliti : Nurul Fatmawati Pua Upa (1100123), Faiza Astiani (1100102), Nozella
Nindya (11001190), Audrey Defi (1110161), Bayu ( ) Kelompok : F-2
I. PENDAHULUAN
Penetapan Susut Pengeringan
Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai konstan, yang dinyatakan dalam
porsen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak
menguap/atsiri dan sisa pelarut organik) identik dengan kadar air, yaitu
kandungan air karena berada di atmosfer/lingkungan udara terbuka (Depkes RI,
2000).Tujuan mengetahui susut pengeringan adalah memberikan batasan
maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan.
Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil),
Minyak Esensial, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar minyak
nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap
sehingga memberikan aroma yang khas
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.Kadar minyak atsiri dapat
menunjukkan kualitas dari simplisia yang diperiksa apakah memenuhi
ketetapan yang telah berlaku atau tidak.. Kegunaan minyak atsiri, yaitu :
1. Pengobatan atau terapi aroma(misalnya : minyak kayu putih). Pada aroma terapi, minyak atsiri dilarutkan dengan minyak pembawa (minyak zaitun, Hazellnut, atau almond) dan digunakan untuk pemijatan, disebarkan ke udara menggunakan Nebulizer atau lilin aroma terapi
2. Pewangi/perancah/flavoring dalam formulasi dan parfum (contohnya : minyak rose)
Kunyit
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu,
panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Karakteristik :
Warna : Kuning orange pada bagian dalamnya,coklat muda sampai coklat tua pada bagian luarnya
Aroma : Khas wangi aromatis Rasa : mirip rempah-rempah dan agak pahit Kadar abu : 6,46% Kadar sari larut etanol : 12,08% Kadar sari larut air : 17,82% Kadar minyak atsiri : 4,83% kandungan kimia : Minyak atsiri, amylum, resin, seldosa,curcumin.
Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk pengobatan hepatitis, antioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba, anti kolesterol, anti HIV, anti tumor (menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara, menghambat ploriferasi sel tumor pada usus besar, anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik).Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, sebagai obat anti gatal, anti septik dan anti kejang serta mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut
Penetapan Kadar Sari
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk mengetahui jumlah
kandungan senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu.
Penetapan kadar sari dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : kadar sari yang larut
dalam air dan kadar sari yang larut dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada
kelarutan senyawa yang terkandung dalam simplisia.Parameter kadar sari
digunakan untuk mengetahui jumlah kandungan senyawa kimia dalam sari
simplisia. Parameter kadar sari ditetapkan sebagai parameter uji bahan baku obat
tradisional karena jumlah kandungan senyawa kimia dalam sari simplisia akan
berkaitan erat dengan reproduksibilitasnya dalam aktivitas farmakodinamik
simplisia tersebut (Depkes RI,1995).
Penetapan Kadar Tanin
Tanin adalah campuran polihidroksi benzen dan derivat karbohidrat (gula) sehingga tanin dapat diuji dengan FeCl3, yaitu memberikan warna biru kehitaman. Tanin merupakan kandungan tumbuhan yang bersifat fenol dan memiliki rasa agak pahit/kelat/sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin juga disebut asam tanat atau gallotanat.
Fungsi tanin yaitu, sebagai alat pertahanan tumbuhan dari gangguan serangga, mempengaruhi nilai gizi dari tanaman, mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim transkriptase dan DNA topoisomerase.
Kandungan kimia dalam teh
Daun teh mengandung tanin 8,16%-26,13%; kafein 1,00%-4,70%; minyak atsiri 0,54%-0,89% theobromin, teofilin, xanthin, adenin, kuersetin, narungenin, theaflavin, dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Setiap 100 gram daunteh mengandung kalori 17 kJ dan mengandung 75-80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrat 4%, kafein 2,5-4,5%, serat 27%, dan pektin 6% (Setiawan D. 1999). Pilofenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum Penetapan Kadar Sari - Menentukan persentase kadar sari dan susut pengeringan dari simplisia.
2. Tujuan praktikum Penetapan Susut Pengeringan - Menentukan jumlah total senyawa yang tersari.
3. Tujuan Praktikum Penetapan Kadar Tanin Memahami dan mengerti cara penetapan kadar tanin serta mampu menetapkan kadar tanin dalam suatu simplisia.
4. Tujuan Praktikum Penetapan Kadar Minyak Atsiri - Mempraktekkan cara penyulingan dan menetapkan kadar minyak atsiri - Untuk menetapkan minyak atsiri dalam suatu simplisia yaitu lada hitam
II. METODE PRAKTIKUM
Alat: 1. Timbangan analitik 11. Filler 2. Labu bersumbat 12. Krus tang 3. Labu ukur 13. Botol timbang 4. Cawan porselen 14. Eksikator 5. Corong gelas 15. Erlenmeyer 6. Kertas saring 16. Buret 7. Pengaduk gelas 17. Beaker glass 8. Pipet volume 18. Pipet & papan tetes 9. Waterbath 19. Alat destilasi Stahl 10. Oven 20. Krus porselin
Bahan:
1. Serbuk temulawak 8. FeCl3 2. Aquadem 9. HCl encer 3. Kloroform 10. Xylene 4. Etanol 95% 11. Eter P 5. Serbuk dauh teh 12. Rimpang Kunyit 6. KMnO4 0,1 N 7. Asam indigo sulfonat LP
Penetapan Susut Pengeringan
Dipanaskan kurs pada suhu penetapan selama 30’ dan ditara
Timbang seksama 1-2 g serbuk simplisia “Rimpang temulawak”
Ratakan zat dalam botol ad lapisan setebal 5-10 mm
Masukkan oven ( 1050C),Masukkan ke dalam eksikator, ditimbang
keringkan lagi pada suhu penetapan 1050C ad bobot tetap
Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Pasang alat destilasi Stahl
Cuci buret dengan etanol,
bebas lemakkan dengan HCl, bilas dengan air hingga bebas asam, bilas dengan sedikit air, kemudian isi 0,12 ml Xilena P, lamjutkan pengisian air,
Timbang bahan yang akan diperiksa(a gram) “serbuk Rimpang Kunyit”, masukkan dalam labu
Ditambahkan 300 ml air
(metode 2)
Diisi buret dengan air penuh
Dipanaskan dengan tangas udara selama 6 jam
Setelah penyulingan selesai, dibiarkan selama 15’
Dicatat volume minyak atsiri pada buret ( b ml). Kemudian dihitung kadar minyak atsiri dalam % v/b
Penetapan Kadar sari
Keringkan serbuk simplisia di udara
Timbang 5,0 g serbuk
Maserasi selama 24 jam dengan Etanol 95% menggunakan labu bersumbat
Kocok berkali-kali selama 6 jam pertama, kemudian biarkan selama 18 jam
Saring ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan etanol ad 100 ml, diambil filtratnya
Uapkan 20 ml filtrat ad kering dalam cawan porselen yang telah ditara
Panaskan sisa pada suhu 1050C hingga bobot tetap
Dihitung kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol, percobaan diulangi minimal 3 kali
Penetapan Kadar Tanin
Ditimbang 2 g serbuk simplisia “Daun Teh”
Panaskan dengan 50 ml air mendidih di atas tangas air selama 15’ sambil diaduk
tuangkan melalui kertas saring ke dalam Erlenmeyer
Residu di ekstrak kembali dengan air mendidih, saring larutan ke dalam Erlenmeyer yang sama. setelah dingin baru di pindahkan ke labu ukur 250 ml
Ulangi penyaringan beberapa kali ad larutan
bila di+ besi (III) ammonium sulfat tidak menimbulkan warna biru kehitaman
Dinginkan cairan, tambahkan air ad 250 ml
Ditimbang asam oksalat 0,1 N sebanyak 630 mg, larutkan dalam air ad 100 ml,di pipet larutan asam oksalat 10,0 ml + H2SO4 4 N dipanaskan hingga suhu 500C.dititrasi asam oksalat dengan larutan KMnO4 dari tidak berwarna sampai merah muda pucat. Dicatat
vol. titran yang di butuhkan,percobaan di ulang 3x.kemudian dihitung N baku sekunder
Dipipet 25 ml hasil ekstrak simplisia ke dalam erlenmeyer 1000 ml
Ditambahkan 750 ml air dan 25 ml asam indigo sulfonat LP
Dititrasi dengan KMnO4 hingga terjadi perubahan warna dari biru tua hingga kuning emas.Dicatat vol. titran yang di butuhkan,percobaan di ulang 3x
Dilakukan percobaan blanko.kemudian dihitung % kadar tannin
III. HASIL PRAKTIKUM
Penetapan Kadar Sari
Data penimbangan:
Serbuk simplisia kunyit (a) = 5,0129 g
Cawan I Cawan II Cawan III Cawan kosong (b) 63,7441 g 77,2904 g 62,8097 g
Oven I 0,1534 g 0,1477 g 0,1389 g Oven II 0,1442 g 0,1401 g 0,1330 g
∆ 0,0092 0,0076 0,0059
1. � × �
�× 100% =
�,���� × �
�,��� � × 100% = 14,3829% ��1
2. � × �
�× 100% =
�,���� × �
�,��� � × 100% = 13,9739% ��2
3. � �
� × 100% =
�,���� �
�,��� � × 100% = 13,2657% ��3
Rata – rata : 13,8741%
Rentang : 14,4394% - 13,3089%
SD : 0,5652%
Rata – rata baru : 14,1784%
Rentang baru : 13,892% - 14,4676%
SD baru : 0,2892%
RSD : �,����
��,���� × 100% = 3,98%
Penetapan Susut Pengeringan
Cawan kurs Berat kurs kosong (g)
Berat sampel Oven I
Berat sampel Oven II
∆
1 36,4214 g 1,3527 g 1,3371 g 0,0156 2 33,0421 g 1,3053 g 1,3014 g 0,0039 3 28,7005 g 1,4869 g 1,4515 g 0,0354
1. (���)
�× 100% =
(�,������,����)
�,����× 100% = 11,70% ��1
2. (���)
�× 100% =
(�,������,����)
�,����× 100% = 14,22% ��2
3. (���)
�× 100% =
(�,������,����)
�,����× 100% = 4,44% ��3
Rata – rata : 10,12%
Rentang : 5,0421% - 15,1978%
SD : 5,0778%
Rata – rata baru : 12,96%
Rentang baru : 11,7809% - 14,7419%
SD baru : 1,7819
RSD : �,����
��,��× 100% = 15,73%
Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Kunyit yang ditimbang (a) = 6 g
Volume minyak atsiri yang didapat = volume total – volume xylena awal
= 0,25ml – 0,12ml
= 0,13ml
Lama destilasi : 50’
Perhitungan hasil :
Kadar minyak atsiri = �
� � 100%
= �,����
��× 100% = 2,16% �/�
IV. PEMBAHASAN
Penetapan Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguapkan suatu zat. Metode
yang digunakan adalah metode susut pengeringan untuk menegaskan bagian
kadar yang menguap dalam suatu zat. Suhu yang digunakan 150ºC karena ini
merupakan suhu penetapan dan jika digunakan suhu yang terlalu tinggi
dikhawatirkan senyawa aktif akan rusak. Samahalnya dengan penetapan kadar
sari, untuk menghilangkan zat tertentu dilakukan pada suhu ±5ºC di atas titik
didih zat tersebut. simplisia perlu dikeringkan dan di hitung % susutpengeringan
agar jumlah kandungan air dalam simplisia sedikit, karena air merupakan media
reaksi bagi sebagian enzim yang mengakibatkan tidak terjadinya dekomposisi.
Hasil rata – rata susut pengeringan yang kami peroleh saat melakukan
praktikum ini adalah 50,1%. Guna dari menghitung susut pengeringan adalah
untuk mengetahui tingkat kemurnian suatu simplisia. Semakin kecil % susut
pengeringan, maka simplisia semakin murni karena uap air atau senyawa lain
yang mudah menguap didalam simplisia tersebut sudah habis teruapkan. Hasil
percobaan ini belum memenuhi bobot tetap yaitu dengan 2X penimbangan
berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg/gram sisa yang ditimbang.
Penimbangan dilakukan setelah zat dikeringkan lagi selama 1 jam. Hal ini
kemungkinan terjadi karena suhu penetapan yang tidak konstan disebabkan oven
sering dibuka dan di tutup, sehingga suhu turun dan pengeringan tidak maksimal.
Krus yang digunakan tidak dalam kondisi kering, keterbatasan waktu, waktu
pengeringan pada praktikum ini hanya 15 menit yang seharusnya untuk
memperoleh bobot tetap pengeringan dilakukan selama 1 jam.
Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Cara penyulingan yang kami gunakan adalah cara penyulingan air dengan
menggunakan serangkaian alat Destilasi Stahl, dimana simplisia yang akan
disuling berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling
kemungkinan mengambang atau mengapung di atas air atau terendam
seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses.
Kadar minyak atsiri yang kami peroleh dalam percobaan adalah sebesar
2,16% v/b. Sedangkan dari data yang kami peroleh dari MMI(Materia Medika
Indonesia) I menyatakan bahwa kadar minyak atsiri yang terkandung dalam
rimpang kunyit adalah tidak kurang dari 5% v/b. Maka kadar minyak atsiri dalam
rimpang kunyit yang kami peroleh tidak sesuai dengan data acuan. Hal ini
kemungkinan besar terjadi karena kurangnya waktu dalam proses penyulingan
(biasanya penyulingan ini membutuhkan waktu 6 jam), penimbangan bahan
yang kurang tepat, pencucian buret yang kurang bersih, serta pemasangan alat
yang kurang tepat.
Minyak atsiri mengandung senyawa yang mudah menguap dan peka
terhadap panas. Dari hasil percobaan kelompok kami, kadar yang diperbolehkan
kurang dari kadar seharusnya. Hal ini dikarenakan adanya penguapan minyak
atsiri yang terjadi dimana api bunsen yang terlalu besar.
Metode yang digunakan adalah metode 2 menggunakan xilena.
Pada praktikum ini, buret pertama dibilas dengan etanol karena merupakan
pelarut yang dapat melarutkan banyak senyawa. Kemudian dilanjutkan dengan
eter yang bertujuan untuk menghilangkan minyak atsiri yang tersisa pada alat
waktu destilasi kelompok lain. Kemudian buret dicuci dengan HCl yang
bertujuan untuk menghilangkan lemak. Terakhir pembilasan dengan aquadest
yang bertujuan untuk menghilangkan asam ( dilakukan sebanyak 2 x
pembilasan). Pada metode 2 di minta agar campur bahan yang diperiksa dalam
labu dengan cairan penyuling, pasang alat. Isi 0,12 ml xilena P. Isi buret dengan
air hingga penuh, panaskan dengan penangas udara, sehingga penyulingan
berlangsung dengan lambat tapi teratur. Setelah penyulingan selesai, biarkan
tidak kurang dari 15 menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar
minyak atsiri. Dimana untuk simplisia yang berasal dari biji, kulit, rimpang,
akar, dan batang untuk menghancurkan sel dalam kelenjar minyak yang
menghasilkan minyak atsiri.
Penetapan Kadar Sari
Penetapan kadar sari adalah merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah total senyawa dalam suatu tanaman obat yang dapat
terekstraksi dengan pelarut tertentu. Sebelumnya serbuk simplisia dimaserasi
selama 24 jam. Ini dilakukan supaya senyawa aktif yang terkandung dalam
simplisia tersebut dapat terlarut sempurna sehingga yang belum terlarut dapat
terlarut sempurna. Pada metode ini digunakan etanol secukupnya hingga
mencapai 100 ml. Maserasi bertujuan untuk mendapatkan sari simplisia dari
perendaman cairan penyari etanol pada suhu biasa.
Hasil maserasi disaring lalu diambil filtratnya, lalu filtrate tersebut
dikeringkan pada cawan porselin yang telah dipanaskan hingga bobot tetap.
Bobot tetap sendiri yaitu hingga 2 kali penimbangan berturut-turut tidak lebih
dari 0,5 mg/g sisa yang ditimbang. Pemanasan dilakukan pada suhu 105ºC yang
bertujuan untuk menghilangkan air sedangkan untuk menghilangkan zat tertentu
dilakukan pada suhu ±5ºC di atas titik didih zat tersebut. suhu pemanasan
sebaiknya tidak terlalu tinggi ( >105ºC ) karena dikhawatirkan senyawa aktif
akan rusak.
Pada penetapan kadar sari didapatkan rata-rata kadarsari yang larut dalam
etanol adalah 3,98%. Dimana data yang kami tidak sesuai dengan hasil yang
didapatkan. Dari data acuan yang kami dapatkan kadar sari yang larut dalam
etanol tidak kurang dari 10%. Hal ini terjadi salah satunya karena kurang
ketepatan dalam menimbang simplisia.
Penetapan Kadar Tanin
Belum dilakukan
V. KESIMPULAN
Penetapan susut pegeringan
Hasil rata – rata susut pengeringan yang kami peroleh saat melakukan praktikum ini adalah 50,1%.
Hasil percobaan ini belum memenuhi bobot tetap yaitu dengan 2X penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg/gram sisa yang ditimbang.
Penetapan kadar Minyak Atsiri Kadar minyak atsiri yang kami peroleh dalam percobaan adalah sebesar 2,16% v/b. Sedangkan dari data yang kami peroleh dari MMI(Materia Medika Indonesia) I menyatakan bahwa kadar minyak atsiri yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah tidak kurang dari 5% v/b. Maka kadar minyak atsiri dalam rimpang kunyit yang kami peroleh tidak sesuai dengan data acuan.
Penetapan kadar sari
Pada penetapan kadar sari didapatkan rata-rata kadarsari yang larut dalam etanol adalah 3,98%. Dimana data yang kami tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan. Dari data acuan yang kami dapatkan kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 10%. Hal ini terjadi salah satunya karena kurang ketepatan dalam menimbang simplisia.
Penetapan kadar Tanin Belum dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I dan IV.
Hariana H Arief. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, seri II dan seri III.
Jakarta : Penebar swadaya.
Tanaman obat Keluarga. Jakarta. PT.Intisari Mediatama. 1999
Darwis SN 1991. Tumbuhan Obat Famili Zingiberaceae. Bogor : Puslitbang
tanaman industri
Dalimartha Setiawan. Altas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus
Agriwidya 1999
Farmakope Indonesia Edisi I dan III