Upload
adam-hartono
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAB IV_Form 1
Citation preview
Tabel 1. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Uraian Kegiatan
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian KegiatanAnalisis Dampak Apabila
Tidak Dilakukan
1. Melakukan
anamnesis kepada
pasien
Akuntabilitas
(Tanggung jawab)
Menggali informasi mengenai keluhan pasien
secara lengkap, jelas dan menyeluruh yang
berhubungan dengan penyakitnya. Kegiatan ini
adalah bagian dari tanggung jawab seorang
dokter dan merupakan salah satu kegiatan untuk
mendiagnosis penyakit pasien. (Tanggung
jawab)
- Bila tidak dilakukan
anamnesis secara lengkap,
akurat, dan menyeluruh
tentang masalah kesehatan
yang sedang dialami pasien
maka bisa terjadi kesalahan
dalam mendiagnosa dan
kesalahan pengobatan
- Pasien tidak dapat
menyampaikan masalah
kesehatan yang sedang
dialaminya
Nasionalisme
(sila ke-2 & 5)
Dalam menganamnesis pasien tidak membeda-
bedakan dan memperlakukan semua pasien
secara sama tanpa memandang status sosial
maupun ekonomi pasien baik itu mengenai
- Terjadi kesenjangan sosial
dan kecemburuan antara
pasien yang satu dengan yang
lainnya sehingga berdampak
12
status pembiayaan, jaminan kesehatan,
hubungan kerabat, agama, jenis kelamin,
pekerjaan dan diberikan kesempatan untuk
bertanya dan berhak menyampaikan
masalahnya. (sila ke-2 & 5)
pada penurunan mutu
puskesmas.
- Hak pasien untuk
menyampaikan pendapat
tidak terjamin
Etika Publik
(menjunjung tinggi
standar etika luhur)
Mengawali anamnesis dengan 5S ( senyum,
salam, sapa, sopan, santun) dan memberikan
layanan kepada publik dengan ramah. Kegiatan
ini masuk ke dalam nila dasar etika publik
(menjunjung tinggi standar etika luhur)
- Komunikasi kurang efektif,
terdapat kesenjangan antara
dokter-pasien sehingga
kepercayaan pasien kurang
terhadap dokter
- Dapat terjadi konflik karena
pasien kecewa dengan
pelayanan dokter sehingga
berdampak kepada mutu
pelayanan puskesmas yang
rendah
Komitmen Mutu
(efektifitas)
Kegiatan anamnesis merupakan 70% dari
rangkaian penegakkan diagnosis penyakit
Diagnosis kurang akurat dan
tidak sesuai dengan keadaan
13
pasien. Anamnesis yang baik, akan
mengarahkan pada pemeriksaan fisik selanjutnya
dan ketepatan diagnosis dan terapi (efektifitas),
serta dilakukan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh pasien. (efektifitas).
pasien berakibat terjadinya
kesalahan diagnosa dan terapi
sehingga berdampak pada
kesembuhan pasien yang tidak
maksimal atau tidak tercapai
Antikorupsi (kejujuran) Bertanya mengenai hal- hal yang harus
ditanyakan kepada pasien dan mencatat dengan
sebenar-benarnya tanpa mengurangi ataupun
menambahi data.
(kejujuran)
Hasil anamnesis tidak sesuai
dengan keadaan pasien maka
akan terjadi kesalahan dalam
diagnosa dan kurangnya
kepedulian terhadap pasien
2. Melakukan physical
examination
(pemeriksaan fisik)
kepada pasien
dengan baik dan
benar
Akuntabilitas
(tanggung jawab,
responsibilitas dan
kepercayaan)
- Setelah anamnesis dokter bertanggung jawab
melakukan pemeriksaan fisik untuk
mengarahkan pada diagnosis penyakit pasien
(Tanggung jawab)
- Meminta kerjasama kepada pasien saat
pemeriksaan fisik yang dilandasi dengan rasa
saling percaya antara pasien dan dokter,
sehingga pasien bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan fisik sesuai dengan keluhan
- Diagnosis penyakit pasien
kurang akurat sehingga
pengobatan dan kesembuhan
pasien kurang maksimal
- Ketidakpercayaan, pasien
terhadap dokter, tidak
terjalinnya hubungan yang
baik antara dokter pasien
14
(Kepercayaan)
- Melakukan pemeriksaan fisik secara teliti
disesuaikan dengan keluhan pasien,
pemeriksaan dilakukan dari kepala hingga kaki
dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi (responsibilitas)
Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan benar
kepada seluruh pasien Dokter berusaha untuk
membantu mencari dan mengobati penyakit
pasien.
(tanggung jawab, responsibilitas dan
kepercayaan)
Nasionalisme
(sila ke 2 dan 5)
Salah satu hak asasi manusia adalah hak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Pemeriksaan
fisik merupakan salah satu kegiatan pelayanan
kesehatan dengan tidak membedakan jaminan
kesehatan, agama, jenis kelamin, suku bangsa,
pekerjaan, dll.
(sila ke 2 dan 5)
- Hak warga negara tidak
terjamin untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik dan
terjadi kesan pilih kasih
maka akan terjadi
kesenjangan sosial
Etika Publik - Dengan sopan dan santun memeriksa pasien
satu persatu di dalam ruangan periksa dengan
- Pasien merasa tidak
15
(Menjunjung tinggi etika
luhur)
ditemani seorang asisten.
- Melakukan pemeriksaan fisik kepada setiap
pasien yang didahului inform consent
(persetujuan) pada pasien.
- Menjaga privacy pasien saat melakukan
pemeriksaan fisik. Menjaga privacy pasien
saat melakukan pemeriksaan fisik.
(Menjunjung tinggi etika luhur)
dihargai
- Pasien akan merasa malu
dan merasa tidak nyaman
atau bahkan mungkin
tersinggung dengan sikap
dokter dalam melakukan
pemeriksaan
Komitmen Mutu (efektif) - Melakukan pemeriksaan pasien dengan baik,
sesuai dengan SOP dan berdasarkan
keilmuan yang telah dipelajari dalam rangka
mengedepankan komitmen terhadap
kepuasan pasien
- Memastikan bahwa alat yang digunakan
untuk pemeriksaan fisik dapat berfungsi
dengan baik dan tidak mengalami kerusakan
(efektif)
- Pengelolaan pasien tidak
maksimal sehingga pasien
tidak merasa puas dan
terjadi penurunan mutu
pelayanan
- Pemeriksaan kurang efektif
Antikorupsi (kejujuran) - Menyampaikan hasil pemeriksaan fisik kepada
pasien dan keluarga dengan sebenar -
- Pasien dan keluarga tidak
mendapatkan informasi
16
benarnya.
- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik ke
dalam catatan medis. (kejujuran )
yang sebenarnya dari hasil
pemeriksaan
- Tidak ada bukti tertulis
tentang tindakan yang
sudah dilakukan oleh dokter
3. Memberikan terapi
medikamentosa
dengan peresepan
yang rasional
Akuntabilitas
(konsisten dan tanggung
jawab)
- Terapi medikamentosa (menggunakan obat)
ditulis dalam resep yang rasional dengan cara
menyesuaikan diagnosis penyakit pasien dan
ditulis secara jelas (Konsisten)
- Menuliskan setiap obat yang diberikan
kepada pasien dalam jumlah dan dosis yang
sesuai dengan mempertimbangkan riwayat
alergi dan efek samping obat
- Dokter menulis resep sendiri yang dibubuhi
paraf dokter (tanggung jawab)
- Pengobatan yang kurang
relevan dengan penyakit
pasien.
- Terjadi kesalahan
pengambilan dosis obat dapat
menyebabkan overdosis yang
akan menimbulkan efek
samping yang dapat merusak
organ yang lain
- Pasien mendapatkan obat-
obatan yang seharusnya tidak
diperlukan sehingga tidak
tercapainya kesembuhan
pasien
17
- Peresepan dapat dimanipulasi
oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.
Nasionalisme
(sila ke-3&5)
- Dokter berkoordinasi dengan pihak farmasi
tentang ketersediaan obat sila ke-3
- Melakukan peresepan secara obyektif tanpa
membedakan status administrasi pasien
(BPJS/ umum) sila ke-5
- Distribusi obat ke pasien
terganggu
- Pasien merasa kecewa karena
tidak mendapatkan hak yang
sama dalam pelayanan
kesehatan yang baik
Etika Publik
(Menghargai/menghormati
komunikasi, konsultasi,
kerjasama)
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya jika belum mengerti tentang cara
pemakaian obat sebagai bentuk
menghargai/menghormati komunikasi,
konsultasi, kerjasama, dan keramahan.
Pasien tidak mengerti aturan
pemakaian obat
Komitmen mutu
(orientasi mutu, inovasi)
- Dokter menuliskan resep sesuai dengan tata
cara penulisan yang benar dengan dasar
formularium nasional orientasi mutu
- Disediakan stempel atau Perbedaan warna
kertas resep khusus pasien lansia/
kegawatdaruratan dan pasien nonlansia atau
- Penulisan resep di bawah
standar mutu
- Pasien lansia atau pasien
kegawatdaruratan
menunggu sesuai urutan
padahal kemampuan dan
18
pasien umum (inovasi) kondisi telah melemah
Antikorupsi
(kejujuran)
Dokter tidak bekerjasama dengan pabrik obat
dan tidak menerima gratifikasi dalam melakukan
peresepan. (kejujuran)
Terjadi konflik kepentingan
pada dokter.
4. Memberikan terapi
nonmedikamentosa
berupa konsultasi
internal
Akuntabititas
(Kepemimpinan, tanggung
jawab,
- Terapi nonmedikamentosa dilakukan dalam
bentuk edukasi ataupun konsultasi tentang
penyakitnya terutama penyakit kronis
(Diabetes Mellitus & Hipertensi) dengan cara
mengubah gaya hidup yang kurang baik ke
perilaku hidup yang lebih sehat
(Kepemimpinan)
- Edukasi kepada pasien merupakan bentuk
tanggung jawab dokter dalam mewujudkan
fungsi promotif dan preventif puskesmas untuk
masyarakat Tanggung jawab
- Pasien tidak mendapatkan
informasi tentang penyakit
kronisnya
- Pasien tidak paham tentang
bahaya penyakitnya dan
dapat terjadi komplikasi
- Tejadi kekambuhan atas
penyakitnya
Nasionalisme
Sila ke-4 dan ke-5)
- Memberikan kesempatan pasien
menyampaikan pertanyaandan berdiskusi
mengenai penyakit kronisnya. Hak
menyampaikan pendapat merupakan salah satu
hak warga negara. (sila ke-4)
- Pasien tidak mendapatkan
penjelasan dan solusi yang
tepat tentang penyakitnya
- Hak pasien sebagai hak
warga negara tidak terpenuhi
19
- Tidak membeda-bedakan pasien, baik pasien
umum/BPJS (sila ke-5)
Dengan demikian kegiatan tersebut dilandasi
nilai dasar nasionalisme sila ke-4 dan 5
- Terjadinya diskriminasi
terhadap pasien yang satu
dengan yang lainnya
Etika Publik
(Menghargai
komunikasi,konsultasi dan
kerjasama)
Memberikan edukasi/konseling dengan bahasa
yang sopan, ramah dan mudah dimengerti sesuai
dengan etika yaitu menghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama. Nilai dasar etika
publik yang diaktualisasikan
adalah nilai-nilai menghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama. Keramahan,
Kesopanan, komunikasi dan konsultasi
Pasien merasa tidak nyaman
dan tidak puas sehingga pasien
enggan untuk datang kontrol
lagi ke puskesmas
Komitmen Mutu
(Efektif, Inovasi)
- Menyediakan ruangan dan waktu khusus untuk
pasien yang akan berkonsultasi
- Selain dengan komunikasi langsung pasien
juga diberi kartu nama dokter yang berisi no hp
untuk keperluan konsultasi di luar jam kerja
dan pasein diberi leaflet yang berisi tentang
informasi penyakitnya (Inovasi)
- Pasien merasa kurang
nyaman dan puas dalam
berkonsultasi sehingga
permasalahannya tidak
segera teratasi
- Pasien sulit untuk
mengerti dan
mengingat edukasi
20
- Dengan menggunakan leaflet yang berisi
gambar dan tulisan (media visual), tidak hanya
dengan ucapan (audio) diharapkan dapat
membuat pasien lebih mengerti akan
penyakitnya ( Efektif)
yang disampaikan
5. Membuat catatan
rekam medis pasien
rawat inap dan rawat
jalan
Akuntabilitas
(Intregritas,
Responsibilitas)
- Catatan rekam medis yang ditulis merupakan
hasil anamnesis dan pemeriksaan yang
benar-benar dilakukan, serta menuliskan
terapi sejelas-jelasnya dalam kolom
pemberian terapi dan tindakan (integritas)
- Membuat catatan medik secara urut dan
lengkap, sebagai pertanggungjawaban
bahwa telah dilakukannya suatu tindakan.
(Responsibilitas)
- Pencatatan status pasien merupakan
kewajiban seorang dokter, sebagai bukti
pertanggungjawaban yang telah dilakukan
- Catatan rekam medis tidak
relevan dengan kondisi
penyakit sebenarnya. Hal
ini berakibat pada tindakan
pengobatan yang tidak tepat
sasaran
- Apabila tidak terdapat
catatan rekam medis maka
berpotensi ketidaksesuaian
antara perintah dokter dan
tindakan di lapangan
sehingga proses pengobatan
akan terhambat
- Riwayat kesehatan pasien
21
tidak dapat diketahui dengan
jelas
Nasionalisme
(Sila ke-5)
- Melakukan pencatatan rekam medis untuk
semua pasien, baik jamkesmas, BPJS, umum,
dilakukan pencatatan secara lengkap, jelas
dan sistematis (sila ke-5)
- Catatan di rekam medis tidak
jelas dan membingungkan
- Terjadi diskriminasi antara
pasien yang satu dengan yang
lainnya
Etika Publik
(Kode etik)
Menjaga privasi pasien dengan cara tidak
mengedarkan rekam medis keluar dari lingkup
puskesmas karena rekam medis bersifat rahasia
yang hanya boleh diketahui oleh tenaga medis
dalam rangka proses pengobatan seorang
pasien.
Dengan demikian kegiatan tersebut dilandasi
nilai dasar kode etik
pasien akan diketahui oleh orang lain yang
mungkin akan menimbulkan kesenjangan sosial
dalam kehidupan bermasyarakat
Rahasia medis seorang pasien
akan diketahui oleh orang lain
yang mungkin akan
menimbulkan kesenjangan
sosial dalam kehidupan
bermasyarakat
Komitmen Mutu Dengan adanya pencatatan yang Riwayat kesehatan pasien tidak
22
(orientasi mutu) berkesinambungan tentang kondisi kesehatan
pasien serta pengobatan yang telah diberikan,
maka akan menjamin mutu pelayanan kesehatan
terhadap pasien (orientasi mutu)
dapat diketahui dengan jelas
6. Melakukan visite
pasien di Rawat Inap
Akuntabilitas
(Tanggung jawab)
Bertanggungjawab memantau kondisi pasien
untuk mengevaluasi penyakit yang diderita
pasien dengan cara
- Mengunjungi satu per satu pasien secara
bergantian.
- Memeriksa kondisi pasien dengan teliti dan
sistematis
- Memberikan keterangan yang jelas kepada
pasien dan keluarga mengenai penyakit yang
diderita pasien
- Pasien merasa tidak puas
karena tidak dikunjungi
dokter yang
bertanggungjawab atas
pengobatan penyakitnya
- Pasien tidak mendapatkan
informasi yang jelas tentang
kondisinya
Nasionalisme
(sila ke-2 dan ke-3)
- Memberikan hak yang sama kepada seluruh
pasien untuk mendapatkan pelayanan medis
yang layak selama dirawat di ruang rawat
inap dan tidak memandang pasien dari status
- Terjadi kesenjangan sosial
dan kecemburuan antara
pasien yang satu dengan
23
pembiayaannya (umum/BPJS) sila ke-2
- Bekerja sama dengan tenaga medis lainnya
dalam merawat dan memantau kondisi
pasien (sila ke-3)
yang lainnya
- Pasien merasa tidak
diperhatikan dan tidak
mendapatkan pelayanan
yang prima selama dirawat
Etika Publik
(menghargai komunikasi
dan menjunjung tinggi
etika luhur)
- Memperkenalkan diri sebelum memulai
memeriksa pasien, menjalin komuikasi yang
baik dengan cara menyapa pasien serta
keluarganya dengan ramah
- Melakukan pemeriksaan fisik dengan sopan
dan tidak melanggar area privasi pasien
- pasien akan merasa bingung
dengan identitas petugas
yang masuk ke kamar, mana
yang dokter mana yang
paramedis.
- pasien merasa risih dan tidak
nyaman apabila kita
melakukan pemeriksaan
dengan tidak
mepertimbangkan nilai-nilai
etika.
Komitmen Mutu
(Efektif & Efisien)
Mengacu pada orientasi hasil perawatan pasien
di rawat inap maka dilakukan penentuan terapi
& tindakan medis yang tepat serta sesuai
sehingga akan mengoptimalkan kesembuhan
- Pasien akan terlalu lama
dirawat karena lambatnya
proses penyembuhan yang
disebabkan ketidaktepatan
24
pasien (efektif dan efisien) dalam tindakan medis dan
pengobatan.
- Biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan juga lebih
mahal
7. Melakukan
penyuluhan
kesehatan
Akuntabilitas
(Bertanggungjawab)
Melakukan kegiatan penyuluhan pada remaja
yang dilakukan di sekolah dalam upaya promosi
kesehatan untuk menambah pengetahuan pelajar
mengenai kesadaran akan nilai kesehatan
sehingga akan mengubah perilakunya menjadi
perilaku hidup sehat. Dengan kegiatan ini maka
dokter bertanggungjawab dalam menyehatkan
anak bangsa
- Peserta tidak mendapatkan
informasi kesehatan yang
menyebabkan rendahnya
pengetahuan tentang
kesehatannnya
- angka kesakitan meningkat
Nasionalisme
(Sila ke-1 dan ke-4)
- Berdoa sebelum melakukan kegiatan
(sila ke 1)
- Melakukan sesi tanya jawab dengan
memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya dan berdiskusi menjawab
- Peserta tidak mendapatkan
solusi tentang pemasalahan
kesehatannya
- Hak peserta untuk
mendapatkan informasi dan
25
pertanyaan dari seluruh peserta (sila ke-4) mengemukemakan
pendapat tidak terjamin
Etika Publik
(Menghargai komunikasi
dan kerjasama)
- Melakukan penyuluhan dengan tetap
mempertahankan 5S. (Kesopanan)
- Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
agar peserta bisa menerima materi
- peserta merasa digurui dan
tidak merasa nyaman
- peserta tidak paham dengan
materi yang disampaikan
Komitmen Mutu
(efektif & orientasi mutu)
- Melakukan pre test terlebih dahulu sebelum
kegiatan dilakukan agar mengetahui
pemahaman awal peserta dan melakukan post
test setelah materi disampaikan agar dapat
mengetahui indikator yang berorientasi pada
hasil akhir yaitu mengevaluasi pemahaman
peserta tentang materi (efektif)
- Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dalam
upaya melaksanakan fungsi Puskesmas yaitu
promotif dan preventif (orientasi mutu)
- Tidak mempunyai
gambaran dan indikator
seberapa besar peserta
memahami materi
penyuluhan yang diberikan
- Visi misi puskemas tidak
tercapai
8. Melakukan
kunjungan
Akuntabilitas
(Tanggung jawab,
- Kunjungan ke Pustu/ Posyandu/ PKD
merupakan salah satu tanggungjawab
Jika nilai dasar dari
Akuntabilitas
26
ke Pustu/ Posyandu/
PKD
kepemimpinan) seorang dokter untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat lapisan bawah untuk
berobat di Pustu/ Posyandu/ PKD dan
diharapkan dapat meningkatkan kunjungan
pasien. Dalam kegiatan ini dokter juga akan
memberikan edukasi permasalahan penyakit
pasien (Tanggung jawab dan
kepemimpinan)
tidak dilaksanakan tidak akan
tercapai visi misi Puskesmas
Nasionalisme
(Sila ke-2)
Pelayanan kesehatan termasuk salah satu bentuk
hak asasi manusia
(Sila Ke-2)
Terjadinya diskriminasi yang
mengganggu pembangunan
dan pemerataan kesehatan
Komitmen mutu
(efektifitas)
Untuk meningkatkan pelayanan di Puskesmas
tidak hanya terfokus didalam/ di induk saja tapi
seorang dokter paling tidak harus mempunyai
jadwal untuk kunjungan ke Pustu/ Posyandu/
PKD untuk meningkatkan pelayanan di
Puskesmas dan meningkatkan jumlah kunjungan
di Pustu/ Posling/ Posyandu/ PKD.
(efektif )
Kurangnya kunjungan dokter
akan menyebabkan
menurunnya pelayanan
puskesmas terhadap
masyarakat
27
9. Melakukan uji
kesehatan sesuai
indikasi
Nasionalisme
(Sila ke-4)
Dalam melakukan uji kesehatan sesuai dengan
indikasi, dokter menjelaskan tentang pentingnya
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosa, dan pasien berhak menerima atau
menolak rekomendasi pemeriksaan penunjang
tersebut. Tidak melakukan pemaksaan kehendak
terhadap orang lain termasuk perwujudan fari
sila ke-4
Pasien akan merasa tidak
dihargai karena keputusan
diambil dari sebelah pihak
Komitmen Mutu
(efektif dan efisien)
Memberikan surat pengantar pemeriksaan
laboratorium yang sudah diisi dengan daftar
pemeriksaan penunjang yang diperlukan yang
mengarah kepada diagnosis banding pasien
tersebut (efektif dan efisien)
Jika tidak diaplikasikan pada
kegiatan ini maka bisa terjadi
pemeriksaan laboratorium yang
tidak diperlukan dan tidak
berhubungan dengan diagnosa
banding. Akibatnya biaya
yang dikeluarkan pasien akan
semakin banyak dan terjadi
pemborosan.
Antikorupsi
(Jujur, peduli)
- Menyampaikan informasi tentang biaya
pemeriksaan penunjang yang diperlukan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
Bisa terjadi celah untuk
melakukan pungutan liar
kepada pasien yang jelas-jelas
melanggar peraturan yang 28
ada (Jujur)
- Pemeriksaan penunjang yang disarankan
adalah pemeriksaan yang benar-benar
dibutuhkan oleh pasien (peduli)
berlaku
10. Melakukan rujukan
pasien ke fasilitas
kesehatan tingkat
lanjut sesuai indikasi
Akuntabilitas
(tanggung jawab)
Melakukan prosedur rujukan pasien di IGD /
rawat inap ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
apabila ranah kasus yang dihadapi bukan ranah
kompetensi fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Melakukan rujukan sesuai dengan indikasi
bukan karna permintaan dari pasien (tanggung
jawab)
Jika nilai akuntabilitas tidak
kita
aplikasikan maka pasien akan
terlantar di IGD dan tidak
segera
mendapatkan perawatan lebih
lanjut di tempat dengan
peralatan
yang lebih lengkap
Etika Publik
(Memberikan layanan
kepada publik secara
Cepat,tanggap, dan akurat)
Memberitahukan kepada RS tujuan bahwa akan
ada kiriman pasien serta mencarikan kamar dan
fasilitas yang dibutuhkan pasien di fasilitas
kesehatan tempat kita akan merujuk sebelum
pasien diberangkatkan dengan ambulans. Hal ini
merupakan contoh nilai dasar etika dengan
memberikan layanan kepada publik secara
Salah satu etika dalam
prosedur merujuk pasien
adalah dengan menelepon RS
tujuan terlebih dahulu supaya
RS tujuan bisa mempersiapkan
diri dalam menerima pasien.
Jika nilai etika publik ini tidak
29
Cepat,tanggap, dan akurat diaplikasikan maka
penanganan pasien di tempat
rujukan akan lambat dan
prosedur rujukan tidak akan
optimal.
Komitmen Mutu
(orientasi mutu)
Memberikan pertolongan pertama dan
pertolongan kegawatan, melakukan resusitasi
dan stabilisasi pasien sebelum dirujuk sesuai
dengan kompetensi dokter umum di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (orientasi mutu)
Jika kita tidak berkomitmen
dalam menjaga kualitas mutu,
maka pasien akan terlantar di
IGD Puskesmas tanpa
penanganan awal terlebih
dahulu. Akibatnya tingkat
mortalitas dan morbiditas
secara otomatis akan semakin
tinggi dan proses rujukan yang
telah dibangun akan menjadi
sia-sia.
30