30
Tabel 1. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Uraian Kegiatan No . Kegiatan Nilai Dasar Uraian Kegiatan Analisis Dampak Apabila Tidak Dilakukan 1. Melakukan anamnesis kepada pasien Akuntabilitas (Tanggung jawab) Menggali informasi mengenai keluhan pasien secara lengkap, jelas dan menyeluruh yang berhubungan dengan penyakitnya. Kegiatan ini adalah bagian dari tanggung jawab seorang dokter dan merupakan salah satu kegiatan untuk mendiagnosis penyakit pasien. (Tanggung jawab) - Bila tidak dilakukan anamnesis secara lengkap, akurat, dan menyeluruh tentang masalah kesehatan yang sedang dialami pasien maka bisa terjadi kesalahan dalam mendiagnosa dan kesalahan pengobatan - Pasien tidak dapat menyampaikan masalah 12

BAB IV_Form 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB IV_Form 1

Citation preview

Page 1: BAB IV_Form 1

Tabel 1. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Uraian Kegiatan

No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian KegiatanAnalisis Dampak Apabila

Tidak Dilakukan

1. Melakukan

anamnesis kepada

pasien

Akuntabilitas

(Tanggung jawab)

Menggali informasi mengenai keluhan pasien

secara lengkap, jelas dan menyeluruh yang

berhubungan dengan penyakitnya. Kegiatan ini

adalah bagian dari tanggung jawab seorang

dokter dan merupakan salah satu kegiatan untuk

mendiagnosis penyakit pasien. (Tanggung

jawab)

- Bila tidak dilakukan

anamnesis secara lengkap,

akurat, dan menyeluruh

tentang masalah kesehatan

yang sedang dialami pasien

maka bisa terjadi kesalahan

dalam mendiagnosa dan

kesalahan pengobatan

- Pasien tidak dapat

menyampaikan masalah

kesehatan yang sedang

dialaminya

Nasionalisme

(sila ke-2 & 5)

Dalam menganamnesis pasien tidak membeda-

bedakan dan memperlakukan semua pasien

secara sama tanpa memandang status sosial

maupun ekonomi pasien baik itu mengenai

- Terjadi kesenjangan sosial

dan kecemburuan antara

pasien yang satu dengan yang

lainnya sehingga berdampak

12

Page 2: BAB IV_Form 1

status pembiayaan, jaminan kesehatan,

hubungan kerabat, agama, jenis kelamin,

pekerjaan dan diberikan kesempatan untuk

bertanya dan berhak menyampaikan

masalahnya. (sila ke-2 & 5)

pada penurunan mutu

puskesmas.

- Hak pasien untuk

menyampaikan pendapat

tidak terjamin

Etika Publik

(menjunjung tinggi

standar etika luhur)

Mengawali anamnesis dengan 5S ( senyum,

salam, sapa, sopan, santun) dan memberikan

layanan kepada publik dengan ramah. Kegiatan

ini masuk ke dalam nila dasar etika publik

(menjunjung tinggi standar etika luhur)

- Komunikasi kurang efektif,

terdapat kesenjangan antara

dokter-pasien sehingga

kepercayaan pasien kurang

terhadap dokter

- Dapat terjadi konflik karena

pasien kecewa dengan

pelayanan dokter sehingga

berdampak kepada mutu

pelayanan puskesmas yang

rendah

Komitmen Mutu

(efektifitas)

Kegiatan anamnesis merupakan 70% dari

rangkaian penegakkan diagnosis penyakit

Diagnosis kurang akurat dan

tidak sesuai dengan keadaan

13

Page 3: BAB IV_Form 1

pasien. Anamnesis yang baik, akan

mengarahkan pada pemeriksaan fisik selanjutnya

dan ketepatan diagnosis dan terapi (efektifitas),

serta dilakukan dengan menggunakan bahasa

yang mudah dipahami oleh pasien. (efektifitas).

pasien berakibat terjadinya

kesalahan diagnosa dan terapi

sehingga berdampak pada

kesembuhan pasien yang tidak

maksimal atau tidak tercapai

Antikorupsi (kejujuran) Bertanya mengenai hal- hal yang harus

ditanyakan kepada pasien dan mencatat dengan

sebenar-benarnya tanpa mengurangi ataupun

menambahi data.

(kejujuran)

Hasil anamnesis tidak sesuai

dengan keadaan pasien maka

akan terjadi kesalahan dalam

diagnosa dan kurangnya

kepedulian terhadap pasien

2. Melakukan physical

examination

(pemeriksaan fisik)

kepada pasien

dengan baik dan

benar

Akuntabilitas

(tanggung jawab,

responsibilitas dan

kepercayaan)

- Setelah anamnesis dokter bertanggung jawab

melakukan pemeriksaan fisik untuk

mengarahkan pada diagnosis penyakit pasien

(Tanggung jawab)

- Meminta kerjasama kepada pasien saat

pemeriksaan fisik yang dilandasi dengan rasa

saling percaya antara pasien dan dokter,

sehingga pasien bersedia untuk dilakukan

pemeriksaan fisik sesuai dengan keluhan

- Diagnosis penyakit pasien

kurang akurat sehingga

pengobatan dan kesembuhan

pasien kurang maksimal

- Ketidakpercayaan, pasien

terhadap dokter, tidak

terjalinnya hubungan yang

baik antara dokter pasien

14

Page 4: BAB IV_Form 1

(Kepercayaan)

- Melakukan pemeriksaan fisik secara teliti

disesuaikan dengan keluhan pasien,

pemeriksaan dilakukan dari kepala hingga kaki

dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi (responsibilitas)

Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan benar

kepada seluruh pasien Dokter berusaha untuk

membantu mencari dan mengobati penyakit

pasien.

(tanggung jawab, responsibilitas dan

kepercayaan)

Nasionalisme

(sila ke 2 dan 5)

Salah satu hak asasi manusia adalah hak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Pemeriksaan

fisik merupakan salah satu kegiatan pelayanan

kesehatan dengan tidak membedakan jaminan

kesehatan, agama, jenis kelamin, suku bangsa,

pekerjaan, dll.

(sila ke 2 dan 5)

- Hak warga negara tidak

terjamin untuk

mendapatkan pelayanan

kesehatan yang baik dan

terjadi kesan pilih kasih

maka akan terjadi

kesenjangan sosial

Etika Publik - Dengan sopan dan santun memeriksa pasien

satu persatu di dalam ruangan periksa dengan

- Pasien merasa tidak

15

Page 5: BAB IV_Form 1

(Menjunjung tinggi etika

luhur)

ditemani seorang asisten.

- Melakukan pemeriksaan fisik kepada setiap

pasien yang didahului inform consent

(persetujuan) pada pasien.

- Menjaga privacy pasien saat melakukan

pemeriksaan fisik. Menjaga privacy pasien

saat melakukan pemeriksaan fisik.

(Menjunjung tinggi etika luhur)

dihargai

- Pasien akan merasa malu

dan merasa tidak nyaman

atau bahkan mungkin

tersinggung dengan sikap

dokter dalam melakukan

pemeriksaan

Komitmen Mutu (efektif) - Melakukan pemeriksaan pasien dengan baik,

sesuai dengan SOP dan berdasarkan

keilmuan yang telah dipelajari dalam rangka

mengedepankan komitmen terhadap

kepuasan pasien

- Memastikan bahwa alat yang digunakan

untuk pemeriksaan fisik dapat berfungsi

dengan baik dan tidak mengalami kerusakan

(efektif)

- Pengelolaan pasien tidak

maksimal sehingga pasien

tidak merasa puas dan

terjadi penurunan mutu

pelayanan

- Pemeriksaan kurang efektif

Antikorupsi (kejujuran) - Menyampaikan hasil pemeriksaan fisik kepada

pasien dan keluarga dengan sebenar -

- Pasien dan keluarga tidak

mendapatkan informasi

16

Page 6: BAB IV_Form 1

benarnya.

- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik ke

dalam catatan medis. (kejujuran )

yang sebenarnya dari hasil

pemeriksaan

- Tidak ada bukti tertulis

tentang tindakan yang

sudah dilakukan oleh dokter

3. Memberikan terapi

medikamentosa

dengan peresepan

yang rasional

Akuntabilitas

(konsisten dan tanggung

jawab)

- Terapi medikamentosa (menggunakan obat)

ditulis dalam resep yang rasional dengan cara

menyesuaikan diagnosis penyakit pasien dan

ditulis secara jelas (Konsisten)

- Menuliskan setiap obat yang diberikan

kepada pasien dalam jumlah dan dosis yang

sesuai dengan mempertimbangkan riwayat

alergi dan efek samping obat

- Dokter menulis resep sendiri yang dibubuhi

paraf dokter (tanggung jawab)

- Pengobatan yang kurang

relevan dengan penyakit

pasien.

- Terjadi kesalahan

pengambilan dosis obat dapat

menyebabkan overdosis yang

akan menimbulkan efek

samping yang dapat merusak

organ yang lain

- Pasien mendapatkan obat-

obatan yang seharusnya tidak

diperlukan sehingga tidak

tercapainya kesembuhan

pasien

17

Page 7: BAB IV_Form 1

- Peresepan dapat dimanipulasi

oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab.

Nasionalisme

(sila ke-3&5)

- Dokter berkoordinasi dengan pihak farmasi

tentang ketersediaan obat sila ke-3

- Melakukan peresepan secara obyektif tanpa

membedakan status administrasi pasien

(BPJS/ umum) sila ke-5

- Distribusi obat ke pasien

terganggu

- Pasien merasa kecewa karena

tidak mendapatkan hak yang

sama dalam pelayanan

kesehatan yang baik

Etika Publik

(Menghargai/menghormati

komunikasi, konsultasi,

kerjasama)

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk

bertanya jika belum mengerti tentang cara

pemakaian obat sebagai bentuk

menghargai/menghormati komunikasi,

konsultasi, kerjasama, dan keramahan.

Pasien tidak mengerti aturan

pemakaian obat

Komitmen mutu

(orientasi mutu, inovasi)

- Dokter menuliskan resep sesuai dengan tata

cara penulisan yang benar dengan dasar

formularium nasional orientasi mutu

- Disediakan stempel atau Perbedaan warna

kertas resep khusus pasien lansia/

kegawatdaruratan dan pasien nonlansia atau

- Penulisan resep di bawah

standar mutu

- Pasien lansia atau pasien

kegawatdaruratan

menunggu sesuai urutan

padahal kemampuan dan

18

Page 8: BAB IV_Form 1

pasien umum (inovasi) kondisi telah melemah

Antikorupsi

(kejujuran)

Dokter tidak bekerjasama dengan pabrik obat

dan tidak menerima gratifikasi dalam melakukan

peresepan. (kejujuran)

Terjadi konflik kepentingan

pada dokter.

4. Memberikan terapi

nonmedikamentosa

berupa konsultasi

internal

Akuntabititas

(Kepemimpinan, tanggung

jawab,

- Terapi nonmedikamentosa dilakukan dalam

bentuk edukasi ataupun konsultasi tentang

penyakitnya terutama penyakit kronis

(Diabetes Mellitus & Hipertensi) dengan cara

mengubah gaya hidup yang kurang baik ke

perilaku hidup yang lebih sehat

(Kepemimpinan)

- Edukasi kepada pasien merupakan bentuk

tanggung jawab dokter dalam mewujudkan

fungsi promotif dan preventif puskesmas untuk

masyarakat Tanggung jawab

- Pasien tidak mendapatkan

informasi tentang penyakit

kronisnya

- Pasien tidak paham tentang

bahaya penyakitnya dan

dapat terjadi komplikasi

- Tejadi kekambuhan atas

penyakitnya

Nasionalisme

Sila ke-4 dan ke-5)

- Memberikan kesempatan pasien

menyampaikan pertanyaandan berdiskusi

mengenai penyakit kronisnya. Hak

menyampaikan pendapat merupakan salah satu

hak warga negara. (sila ke-4)

- Pasien tidak mendapatkan

penjelasan dan solusi yang

tepat tentang penyakitnya

- Hak pasien sebagai hak

warga negara tidak terpenuhi

19

Page 9: BAB IV_Form 1

- Tidak membeda-bedakan pasien, baik pasien

umum/BPJS (sila ke-5)

Dengan demikian kegiatan tersebut dilandasi

nilai dasar nasionalisme sila ke-4 dan 5

- Terjadinya diskriminasi

terhadap pasien yang satu

dengan yang lainnya

Etika Publik

(Menghargai

komunikasi,konsultasi dan

kerjasama)

Memberikan edukasi/konseling dengan bahasa

yang sopan, ramah dan mudah dimengerti sesuai

dengan etika yaitu menghargai komunikasi,

konsultasi dan kerjasama. Nilai dasar etika

publik yang diaktualisasikan

adalah nilai-nilai menghargai komunikasi,

konsultasi dan kerjasama. Keramahan,

Kesopanan, komunikasi dan konsultasi

Pasien merasa tidak nyaman

dan tidak puas sehingga pasien

enggan untuk datang kontrol

lagi ke puskesmas

Komitmen Mutu

(Efektif, Inovasi)

- Menyediakan ruangan dan waktu khusus untuk

pasien yang akan berkonsultasi

- Selain dengan komunikasi langsung pasien

juga diberi kartu nama dokter yang berisi no hp

untuk keperluan konsultasi di luar jam kerja

dan pasein diberi leaflet yang berisi tentang

informasi penyakitnya (Inovasi)

- Pasien merasa kurang

nyaman dan puas dalam

berkonsultasi sehingga

permasalahannya tidak

segera teratasi

- Pasien sulit untuk

mengerti dan

mengingat edukasi

20

Page 10: BAB IV_Form 1

- Dengan menggunakan leaflet yang berisi

gambar dan tulisan (media visual), tidak hanya

dengan ucapan (audio) diharapkan dapat

membuat pasien lebih mengerti akan

penyakitnya ( Efektif)

yang disampaikan

5. Membuat catatan

rekam medis pasien

rawat inap dan rawat

jalan

Akuntabilitas

(Intregritas,

Responsibilitas)

- Catatan rekam medis yang ditulis merupakan

hasil anamnesis dan pemeriksaan yang

benar-benar dilakukan, serta menuliskan

terapi sejelas-jelasnya dalam kolom

pemberian terapi dan tindakan (integritas)

- Membuat catatan medik secara urut dan

lengkap, sebagai pertanggungjawaban

bahwa telah dilakukannya suatu tindakan.

(Responsibilitas)

- Pencatatan status pasien merupakan

kewajiban seorang dokter, sebagai bukti

pertanggungjawaban yang telah dilakukan

- Catatan rekam medis tidak

relevan dengan kondisi

penyakit sebenarnya. Hal

ini berakibat pada tindakan

pengobatan yang tidak tepat

sasaran

- Apabila tidak terdapat

catatan rekam medis maka

berpotensi ketidaksesuaian

antara perintah dokter dan

tindakan di lapangan

sehingga proses pengobatan

akan terhambat

- Riwayat kesehatan pasien

21

Page 11: BAB IV_Form 1

tidak dapat diketahui dengan

jelas

Nasionalisme

(Sila ke-5)

- Melakukan pencatatan rekam medis untuk

semua pasien, baik jamkesmas, BPJS, umum,

dilakukan pencatatan secara lengkap, jelas

dan sistematis (sila ke-5)

- Catatan di rekam medis tidak

jelas dan membingungkan

- Terjadi diskriminasi antara

pasien yang satu dengan yang

lainnya

Etika Publik

(Kode etik)

Menjaga privasi pasien dengan cara tidak

mengedarkan rekam medis keluar dari lingkup

puskesmas karena rekam medis bersifat rahasia

yang hanya boleh diketahui oleh tenaga medis

dalam rangka proses pengobatan seorang

pasien.

Dengan demikian kegiatan tersebut dilandasi

nilai dasar kode etik

pasien akan diketahui oleh orang lain yang

mungkin akan menimbulkan kesenjangan sosial

dalam kehidupan bermasyarakat

Rahasia medis seorang pasien

akan diketahui oleh orang lain

yang mungkin akan

menimbulkan kesenjangan

sosial dalam kehidupan

bermasyarakat

Komitmen Mutu Dengan adanya pencatatan yang Riwayat kesehatan pasien tidak

22

Page 12: BAB IV_Form 1

(orientasi mutu) berkesinambungan tentang kondisi kesehatan

pasien serta pengobatan yang telah diberikan,

maka akan menjamin mutu pelayanan kesehatan

terhadap pasien (orientasi mutu)

dapat diketahui dengan jelas

6. Melakukan visite

pasien di Rawat Inap

Akuntabilitas

(Tanggung jawab)

Bertanggungjawab memantau kondisi pasien

untuk mengevaluasi penyakit yang diderita

pasien dengan cara

- Mengunjungi satu per satu pasien secara

bergantian.

- Memeriksa kondisi pasien dengan teliti dan

sistematis

- Memberikan keterangan yang jelas kepada

pasien dan keluarga mengenai penyakit yang

diderita pasien

- Pasien merasa tidak puas

karena tidak dikunjungi

dokter yang

bertanggungjawab atas

pengobatan penyakitnya

- Pasien tidak mendapatkan

informasi yang jelas tentang

kondisinya

Nasionalisme

(sila ke-2 dan ke-3)

- Memberikan hak yang sama kepada seluruh

pasien untuk mendapatkan pelayanan medis

yang layak selama dirawat di ruang rawat

inap dan tidak memandang pasien dari status

- Terjadi kesenjangan sosial

dan kecemburuan antara

pasien yang satu dengan

23

Page 13: BAB IV_Form 1

pembiayaannya (umum/BPJS) sila ke-2

- Bekerja sama dengan tenaga medis lainnya

dalam merawat dan memantau kondisi

pasien (sila ke-3)

yang lainnya

- Pasien merasa tidak

diperhatikan dan tidak

mendapatkan pelayanan

yang prima selama dirawat

Etika Publik

(menghargai komunikasi

dan menjunjung tinggi

etika luhur)

- Memperkenalkan diri sebelum memulai

memeriksa pasien, menjalin komuikasi yang

baik dengan cara menyapa pasien serta

keluarganya dengan ramah

- Melakukan pemeriksaan fisik dengan sopan

dan tidak melanggar area privasi pasien

- pasien akan merasa bingung

dengan identitas petugas

yang masuk ke kamar, mana

yang dokter mana yang

paramedis.

- pasien merasa risih dan tidak

nyaman apabila kita

melakukan pemeriksaan

dengan tidak

mepertimbangkan nilai-nilai

etika.

Komitmen Mutu

(Efektif & Efisien)

Mengacu pada orientasi hasil perawatan pasien

di rawat inap maka dilakukan penentuan terapi

& tindakan medis yang tepat serta sesuai

sehingga akan mengoptimalkan kesembuhan

- Pasien akan terlalu lama

dirawat karena lambatnya

proses penyembuhan yang

disebabkan ketidaktepatan

24

Page 14: BAB IV_Form 1

pasien (efektif dan efisien) dalam tindakan medis dan

pengobatan.

- Biaya yang dikeluarkan

untuk perawatan juga lebih

mahal

7. Melakukan

penyuluhan

kesehatan

Akuntabilitas

(Bertanggungjawab)

Melakukan kegiatan penyuluhan pada remaja

yang dilakukan di sekolah dalam upaya promosi

kesehatan untuk menambah pengetahuan pelajar

mengenai kesadaran akan nilai kesehatan

sehingga akan mengubah perilakunya menjadi

perilaku hidup sehat. Dengan kegiatan ini maka

dokter bertanggungjawab dalam menyehatkan

anak bangsa

- Peserta tidak mendapatkan

informasi kesehatan yang

menyebabkan rendahnya

pengetahuan tentang

kesehatannnya

- angka kesakitan meningkat

Nasionalisme

(Sila ke-1 dan ke-4)

- Berdoa sebelum melakukan kegiatan

(sila ke 1)

- Melakukan sesi tanya jawab dengan

memberi kesempatan kepada peserta untuk

bertanya dan berdiskusi menjawab

- Peserta tidak mendapatkan

solusi tentang pemasalahan

kesehatannya

- Hak peserta untuk

mendapatkan informasi dan

25

Page 15: BAB IV_Form 1

pertanyaan dari seluruh peserta (sila ke-4) mengemukemakan

pendapat tidak terjamin

Etika Publik

(Menghargai komunikasi

dan kerjasama)

- Melakukan penyuluhan dengan tetap

mempertahankan 5S. (Kesopanan)

- Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

agar peserta bisa menerima materi

- peserta merasa digurui dan

tidak merasa nyaman

- peserta tidak paham dengan

materi yang disampaikan

Komitmen Mutu

(efektif & orientasi mutu)

- Melakukan pre test terlebih dahulu sebelum

kegiatan dilakukan agar mengetahui

pemahaman awal peserta dan melakukan post

test setelah materi disampaikan agar dapat

mengetahui indikator yang berorientasi pada

hasil akhir yaitu mengevaluasi pemahaman

peserta tentang materi (efektif)

- Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dalam

upaya melaksanakan fungsi Puskesmas yaitu

promotif dan preventif (orientasi mutu)

- Tidak mempunyai

gambaran dan indikator

seberapa besar peserta

memahami materi

penyuluhan yang diberikan

- Visi misi puskemas tidak

tercapai

8. Melakukan

kunjungan

Akuntabilitas

(Tanggung jawab,

- Kunjungan ke Pustu/ Posyandu/ PKD

merupakan salah satu tanggungjawab

Jika nilai dasar dari

Akuntabilitas

26

Page 16: BAB IV_Form 1

ke Pustu/ Posyandu/

PKD

kepemimpinan) seorang dokter untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat lapisan bawah untuk

berobat di Pustu/ Posyandu/ PKD dan

diharapkan dapat meningkatkan kunjungan

pasien. Dalam kegiatan ini dokter juga akan

memberikan edukasi permasalahan penyakit

pasien (Tanggung jawab dan

kepemimpinan)

tidak dilaksanakan tidak akan

tercapai visi misi Puskesmas

Nasionalisme

(Sila ke-2)

Pelayanan kesehatan termasuk salah satu bentuk

hak asasi manusia

(Sila Ke-2)

Terjadinya diskriminasi yang

mengganggu pembangunan

dan pemerataan kesehatan

Komitmen mutu

(efektifitas)

Untuk meningkatkan pelayanan di Puskesmas

tidak hanya terfokus didalam/ di induk saja tapi

seorang dokter paling tidak harus mempunyai

jadwal untuk kunjungan ke Pustu/ Posyandu/

PKD untuk meningkatkan pelayanan di

Puskesmas dan meningkatkan jumlah kunjungan

di Pustu/ Posling/ Posyandu/ PKD.

(efektif )

Kurangnya kunjungan dokter

akan menyebabkan

menurunnya pelayanan

puskesmas terhadap

masyarakat

27

Page 17: BAB IV_Form 1

9. Melakukan uji

kesehatan sesuai

indikasi

Nasionalisme

(Sila ke-4)

Dalam melakukan uji kesehatan sesuai dengan

indikasi, dokter menjelaskan tentang pentingnya

pemeriksaan penunjang untuk menegakkan

diagnosa, dan pasien berhak menerima atau

menolak rekomendasi pemeriksaan penunjang

tersebut. Tidak melakukan pemaksaan kehendak

terhadap orang lain termasuk perwujudan fari

sila ke-4

Pasien akan merasa tidak

dihargai karena keputusan

diambil dari sebelah pihak

Komitmen Mutu

(efektif dan efisien)

Memberikan surat pengantar pemeriksaan

laboratorium yang sudah diisi dengan daftar

pemeriksaan penunjang yang diperlukan yang

mengarah kepada diagnosis banding pasien

tersebut (efektif dan efisien)

Jika tidak diaplikasikan pada

kegiatan ini maka bisa terjadi

pemeriksaan laboratorium yang

tidak diperlukan dan tidak

berhubungan dengan diagnosa

banding. Akibatnya biaya

yang dikeluarkan pasien akan

semakin banyak dan terjadi

pemborosan.

Antikorupsi

(Jujur, peduli)

- Menyampaikan informasi tentang biaya

pemeriksaan penunjang yang diperlukan

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang

Bisa terjadi celah untuk

melakukan pungutan liar

kepada pasien yang jelas-jelas

melanggar peraturan yang 28

Page 18: BAB IV_Form 1

ada (Jujur)

- Pemeriksaan penunjang yang disarankan

adalah pemeriksaan yang benar-benar

dibutuhkan oleh pasien (peduli)

berlaku

10. Melakukan rujukan

pasien ke fasilitas

kesehatan tingkat

lanjut sesuai indikasi

Akuntabilitas

(tanggung jawab)

Melakukan prosedur rujukan pasien di IGD /

rawat inap ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut

apabila ranah kasus yang dihadapi bukan ranah

kompetensi fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Melakukan rujukan sesuai dengan indikasi

bukan karna permintaan dari pasien (tanggung

jawab)

Jika nilai akuntabilitas tidak

kita

aplikasikan maka pasien akan

terlantar di IGD dan tidak

segera

mendapatkan perawatan lebih

lanjut di tempat dengan

peralatan

yang lebih lengkap

Etika Publik

(Memberikan layanan

kepada publik secara

Cepat,tanggap, dan akurat)

Memberitahukan kepada RS tujuan bahwa akan

ada kiriman pasien serta mencarikan kamar dan

fasilitas yang dibutuhkan pasien di fasilitas

kesehatan tempat kita akan merujuk sebelum

pasien diberangkatkan dengan ambulans. Hal ini

merupakan contoh nilai dasar etika dengan

memberikan layanan kepada publik secara

Salah satu etika dalam

prosedur merujuk pasien

adalah dengan menelepon RS

tujuan terlebih dahulu supaya

RS tujuan bisa mempersiapkan

diri dalam menerima pasien.

Jika nilai etika publik ini tidak

29

Page 19: BAB IV_Form 1

Cepat,tanggap, dan akurat diaplikasikan maka

penanganan pasien di tempat

rujukan akan lambat dan

prosedur rujukan tidak akan

optimal.

Komitmen Mutu

(orientasi mutu)

Memberikan pertolongan pertama dan

pertolongan kegawatan, melakukan resusitasi

dan stabilisasi pasien sebelum dirujuk sesuai

dengan kompetensi dokter umum di fasilitas

kesehatan tingkat pertama (orientasi mutu)

Jika kita tidak berkomitmen

dalam menjaga kualitas mutu,

maka pasien akan terlantar di

IGD Puskesmas tanpa

penanganan awal terlebih

dahulu. Akibatnya tingkat

mortalitas dan morbiditas

secara otomatis akan semakin

tinggi dan proses rujukan yang

telah dibangun akan menjadi

sia-sia.

30