29
BAB Sepuluh Prosedur–prosedur Metode Campuran eiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial humaniora, penelitian dengan metode campuran yakni, menerapkan kombiriasi dua pendekatan sekaligus (kualitatif dan kuantitatif) menjadi kian populer. Popularitas ini, salah satunya, disebabkan oleh kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkernbang, dan metode campuran adalah salah satu wujud dari perkembangan ini, yang memanfaatkan kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh para pakar ilmu sosial dan kesehatan begitu kornpleks sehingga menerapkan hanya satu pendekatan saja tentu tidak memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian yang terdiri dari individu-individu yang memiliki minat dan pendekatan metodologis yang beragam. Pada akhirnya, ada begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini daripada sekadar menerapkan salah satu dari keduanya secara terpisah. Salah satu manfaatnya S

BAB Sepuluh Creswell

Embed Size (px)

DESCRIPTION

creswell

Citation preview

Page 1: BAB Sepuluh Creswell

BAB Sepuluh

Prosedur–prosedur Metode Campuran

eiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu

sosial humaniora, penelitian dengan metode campuran yakni,

menerapkan kombiriasi dua pendekatan sekaligus (kualitatif dan

kuantitatif) menjadi kian populer. Popularitas ini, salah satunya, disebabkan oleh

kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkernbang, dan

metode campuran adalah salah satu wujud dari perkembangan ini, yang

memanfaatkan kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus.

Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh para pakar ilmu sosial dan

kesehatan begitu kornpleks sehingga menerapkan hanya satu pendekatan saja

tentu tidak memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner

penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian yang terdiri dari individu-

individu yang memiliki minat dan pendekatan metodologis yang beragam. Pada

akhirnya, ada begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kombinasi

penelitian kualitatif dan kuantitatif ini daripada sekadar menerapkan salah satu

dari keduanya secara terpisah. Salah satu manfaatnya adalah memberikan

pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masaiah penelitian.

S

Bab ini akan mengulas banyak hal yang telah disajikan dalam bab-bab

sebelumnya, misalnya pembahasan lebih luas mengenai pandangan dunia

pragmatis, kombinasi penerapan metode kualitatif dan kuantitatif, dan penerapan

metode-metode jamak (multiple methods) sebagaimana yang telah dijabarkan

pada Bab 1. Bab ini juga akan menjelaskan lebih lanjut tentang masalah-masalah

penelitian yang menuntut keniscayaan untuk dieksplorasi dan dijelaskan (Bab 5).

Selain itu, Bab ini juga akan menjelaskan tujuan penelitian dan rumusan

masalah dan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif (Bab 6 dan 7), dan

Page 2: BAB Sepuluh Creswell

menjelaskan alasan-alasan digunakannya strategi-strategi jamak (multiple forms)

dalam pengumpulan dan analisis data (Bab 8 dan 9).

KOMPONEN-KOMPONEN PROSEDUR METODE CAMPURAN

Saat ini, penelitian metode campuran telah berkembang menjadi

seperangkat prosedur yang dapat diterapkan para peneliti dalam mendesain

penelitian metode campuran mereka. Pada 2003, diterbitkanlah Handbook of

Mixed Methods in the Social & Behavior Sciences (Tashakkori & Teddlie, 2003),

yang untuk pertama kalinya menyajikart overview komprehensif mengenai

strategi penelitian yang satu ini. Baru-baru ini, sejumlah jurnal juga mulai fokus

pada penelitian dengan metode campuran, seperti Journal of Mixed Methods

Research; Quality and Quantity dan Field Methods. Bahkan, sejumlah jurnal lain

juga telah berusaha merumuskan penelitian ini dalam konteks disiplin ilmu

pengetahuan tertentu, seperti International Journal of Social Research

Methodology; Qualitative Health Research; Annals of Family Medicine. Selain

jurnal, beberapa penelitian sosial humaniora juga banyak yang menerapkan

penelitian metode campuran ini dalam bidang-bidang yang beragam, seperti

bidang terapi okupasional (Lysack & Krefting, 1994), komunikasi interpersonal

(Boneva, Kraut, & Frohlich, 2001), pencegahan AIDS (janz et aL, 1996),

perawatan demensia (Weitzman & Levkoff, 2000), kesehatan mental (Rogers,

Day, Randall, & Bentall, 2003), dan dalam sains sekolah menengah (Hou.tz,

1995).Buku-buku terbaru yang terbit setiap tahun pun juga. tidak sedikit yang

ditulis khusus untuk membahas penelitian metode campuran (seperti, Bryman,

2008; Creswell & Plano Clark, 2007; Greene, '2007; Plano Clark & (`reswell,

2008; Tashakkori & Teddlie, 1998). Checklist pertanyaan-pertanyaan seputar

bagaimana. Mendesain penelitian metode campuran sudah disajikan dalam Tabel

10.1. Dalam bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen penting terkait sifat-

sifat dan jenis-jeras strategi penelitian metode campuran. Selain itu, bab ini juga

akan membahas perlunya model visual dalam

Page 3: BAB Sepuluh Creswell

Tabel 10.1: Checklist Pertanyaan-Pertanyaan untuk Merancang Prosedur Metode

campuran

Apakah definisi dasar tentang metode campuran sudah disajikan?

Apakah alasan/rasionalisasi digunakannya dua pendekatan atau data ini (kuantitatif dan kualitatif) juga sudah disajikan?

Apakah pembaca merasakan manfaat potensial dari diterapkannya rancangan metode campuran ini?Apakah kriteria-kriteria dalam memilih strategi metode campuran sudah &'dentifikasi?

Apakah strategi yang dipilih sudah disebutkan?

Apakah model visual yang mengilustrasikan strategi tersebut juga sudah disajikan?Apakah ada notasi yang digunakan untuk menyajikan model visual tersebut?Apakah prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data sudah dijelaskan?Apakah strategi-strategi sampling pling untuk pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif sudah dijelaskan? Apakah strategi-strategi sampling ini berkaitan erat dengan strategi penelitian yang dipilih?

Apakah prosedur-prosedur data yang spesifik sudah dijelaskan? Apakah prosedur-prosedur ini berkaitan erat dengan strategi penelitianyang dipilih?

Apakah prosedur-prosedur validasi data kualitatif dan kuantitatif sudahdijelaskan?

Apakah struktur naratif/penyajian metode campuran sudah dijelaskan,dan apakah struktur ini berkaitan dengan strategi penelitian yang dipilih?

rancangan metode campuran, prosedur-prosedur khusus dalam pengumpulan dan analisis datanya, pecan peneliti, dan struktur penyajian laporan akhir. Setelah pembahasan mengenai komponenkomponen di atas, disajikan sate contoh prosedur metode campuran yang diperoleh dari berbagai sumber.

SIFAT PENELITIAN METODE CAMPURAN

Karena penelitian metode campuran ini relatif baru di dalam ilmu sosial

humaniora peneliti perlu menyajikan definisi dasar dan deskripsi singkat dalam

Page 4: BAB Sepuluh Creswell

proposal. Berikut ini, beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan sifat

metode campuran dalam proposal penelitian:

Jelaskan secara kronologis dan singkat sejarah perkembangan metode campuran. Beberapa sumber mengidentifikasi bahwa penelitian ini bermula dari psikologi dan matriks multitraid-multimethod-nya Campbell dan Fiske (1959) yang tertarik untuk mengonvergensi dan mentriangulasi sumber-sumber data kuantitatif dan kualitatif (Jick, 1979). Namur, ada pula yang menyatakan bahwa metode campuran ini didorong oleh keinginan untuk mengembangkan metodologi yang berbeda dalam penelitian (lihat Creswell & Plano Clark, 2007; Tashakkori & Teddlie, 1998).

Definisikan penelitian metode campuran, misainya, dengan menyertakan definisi dalam Bab 1 yang fokus pada pengombinaslart dua metode (kualitatif dan kuantitatif) dalam satu penelitian (lihat, panjelasan lebih detail tentang bagaimana mendefinisikan penelitian metode campuran dalam Johnson, Onwuegbuzie, Turner, 2007). Jelaskan pula mengapa peneliti harus menggunakan rancangan metode campuran (misalnya, untuk memperluas pembahasan dengan cars menerapkan dua metode sekaligus, untuk menggunakan satu pendekatan integratif agar mampu memperoleh pemahaman yang lebih balk; atau untuk menguji hasil penelitian dari pendekatan yanor berbeda). Yang jelas, campuran dua metode ini bisa saja berada dalam satu penelitian atau berada di antara sejumlah studi dalam satu program penelitian. Selain itu, kenalilah istilah-istilah berbeda yang yang digunakan untuk menyebut penelitian ini, seperti integrasi, sintesis, metode kuantitatif dan kualitatif, multimetode, dan metodologi campuran, meski bukubuku yang terbit baru-baru ini lebih banyak menggunakan istilah metode campuran (Bryman, 2006; Tashakkori. & Teddlie, 2003).

Jelaskan secara singkat perkembangan minat terhadap penelitian metode campuran seperti yang banyak terungkap dalam buku-buku, artikel-artikel jurnal, penelit, dan proyek-proyek yang dan-penelitian akademik dan proyek-proyek yang didanai/hiba (Iihat Creswell 64 Nano Clark, 2007 untuk pembahasan mengenai inisiatif-inisiatif awal yang turut berkontribusi pada perkembangan metode campuran saat ini).

Tulislah tantangan-tantangan yang Anda hadapi ketika menerapkan penelitian metode campuran. Tantangan-tantangan ini bisa berupa sifat pengumpulan datanya yang harus ekstensif, sifat analisisnya yang begitu

Page 5: BAB Sepuluh Creswell

intensif atas data teks dan angka-angka, serta tuntutan akan pengetahuan mendalam tentang bentuk penelitian kuantitatif sekaligus kualitatif.

STRATEGI-STRATEGI PENELITIAN METODE CAMPUPLAN DAN MODEL-MODEL VISUALNYA

Ada beberapa tipologi yang bisa dimanfaatkan peneliti untuk memilih jenis strategi metode campuran yang akan digunakan dalam penelitiannya. Creswell dan Plano Clark (2007) mengidentifikasi 12 sistem klasifikasi strategi penelitian metode campuran yang didasarkan pada ranah-ranah yang berbeda, seperti evaluasi, perawatan kesehatan publik, kebijakan dan penelitian pendidikan, serta penelitian social dan behavioral. Dalam klasifikasi-klasifikasi ini, setiap strategi memiliki istilah yang berbeda-beda, meskipun ada sejumlah hat substansial yang mirip dan overlapping dalam rancangan-rancangan tersebut. Berikut ini, saya jelaskan enam strategi penelitian metode campuran yang sudah saya dan rekan-rekan saya gunakan sejak 2003 (Creswell et al., 2003).

Merencanakan Prosedur-Prosedur Metode Campuran

Sebelum membahas enam strategi ini, penting kiranya untuk mernpertimbangkan terlebih dahulu sejumlah aspek penting dalam merancang prosedur-prosedur untuk penelitian metode campuran. Aspek-aspek tersebut antara lain: timing (waktu), weighting (bobot), mixing (pencampuran), dan teorizing (teorisasi) seperti yang dapat dihhat dalam Gambar 10.1.

Timing Bobot/Prioritas Pencampuran Teorlsasl

Konkuren / Tidak Sekuensial

SeimbangMenggabungkan

(integrating) Eksplisit

Tahap Pertama Kualitatif-Sekuen- sial

KualitatifMenghubungkan

(Connecting)

ImplisitTahap PertamaKuantitatif-Se-kuensial

KuantitatifMenancapkan(Embedding)

Gambar 10.1. Aspek-aspek yang perlu dipertibangkan dalam merancang penelitian metode campuran.

Page 6: BAB Sepuluh Creswell

Sumber: Diaptasi dari Creswell et al. (2003).

Timing (Waktu)

Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatifnya: apakah data akan dikumpulkan. secara bertahap (sekuensial) atau langsung dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren). Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan data apa saja yang akan dikumpulkan terlebih dahulu: apakah data kuantitatif atau data kualitatif. Hal ini bergantung pada tujuan awal peneliti. Ketika data kualitatif yang terlebih dahulu dikumpulkan, berarti tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik penelitian dengan cara mengamati para partisipan di lokasi penelitian. Setelah itu, peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, kuantitatif, yang di dalamnya data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (yang biasanya dianggap sebagai sampel penelitian). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kualitatif maupun data kuantitatif sama-sama dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu, dan pelaksanaannya berlangsung serempak. Dalam beberapa proyek penelitian, terkadang memang tidak efektif mengumpulkan data secara bertahap dalam jangka waktu yang lama (misalnya, dalarn ilmu kesehatan para dokter tidak punya banyak waktu untuk mengumpulkan data di lapangan). Dalam hal ini, ketika peneliti berada dalam lokasi penelitian, mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu waktu sering kali lebih efektif ketimbang mengumpulkannya secara bertahap.

Weighting (Bobot)

Faktor kedua yang perlu diperhatikan dalarn merancang prosedur-prosedur metode campuran adalah bobot atau prioritas yang diberikan antara metode kuantiatif dan kualitatif. Dalam beberapa penelitian, bobot ini bisa saja seimbang, namun dalam beberapa penelitian lain, bobot tersebut bisa lebih berat ke satu metode dari pada metode yang lain. Prioritas pada satu metode bergantung pada minat peneliti, keinginan pembaca (seperti, pihak fakultas, organisasi profesional), dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praksis, bobot dalarn penelitian metode carnpuran ini bisa dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif atau data kuantitatif yang akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari dua jenis data tersebut, atau apakah pendekatan induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif) atau pendekatan deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan. Terkadang, peneliti memang sengaja lebih

Page 7: BAB Sepuluh Creswell

memprioritaskan satu jenis data untuk penelitian tertentu, seperti dalam percobaan-percobaan eksperimen (lihat Rogers et al., 2003).

Mixing (Pencampuran)

Mencampur data (atau dalarn pengertian yang lebih luas, mencampur rumusan masalah, filosofi, dan interpretasi penelitian) bukanlah pekerjaan yang mudah mengingat data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar, sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka. Ada dua pertanyaan yang perlu diajukan dalarn hal ini: Kapan peneliti harus rnelakukan pencampuran (mixing) dalam penelitian metode campuran? Dan bagaimana proses pencampuran ini? Pertanyaan pertama lebih mudah dijawab ketimbang pertanyaan kedua. pencampuran dua jenis data bisa saja dilakukan dalarn beberapa tahap: tahap pengumpulan data, tahap analisis data, tahap interpretasi, atau bahkan dalam ketiga tahap ini sekaligus. Bagi para pembuat proposal yang menggunakan metode campuran ini, mereka perlu menjelaskan dan menyajikan dalam proposalnya kapan proses pencampuran tersebut terjadi.

Bagaimana data campuran? Ini menjadi salah satu perhatian utama di kalartgan para pakar rnetodologi penelitian baru-baru ini (Creswell & Plano Clark,. 2007). Mencampur (Waxing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar dileburkan. dalarn satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalarn end of continuum yang lain, atau dikombinasikan dengan beberapa cara yang lain. Dua data ini bisa saja ditulis secara terpisah, namun keduanya tetap dihubungkan satu sama lain secara implisit. Misalnya, dalam proyek dua-tahap yang diawali oleh tahap kuantitatif, analisis data dan hasilnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi para partisipan yang dikumpulkan pada tahap selanjutnya, yakni pada tahap pengumpulan data kualitatif. Dalarn situasi ini, baik data kuantitatif maupun data kualitatif, saling dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. Keterhubungan ini tergambar dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang terhubung selama analisis data pada tahap pertarna dan pengumpulan data pada tahap kedua.

Dalam proyek yang lain, peneliti bisa saja mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransfomiasikan tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan mernbandingkan hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini, pencampuran berarti menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data kualitatif.

Page 8: BAB Sepuluh Creswell

Dalam skenario proyek terakhir, peneliti bisa saja lebih cenderung untuk mengumpulkan satu jenis data (katakanlah kuantitatif) yang didukung oleh jenis data lain (katakanlah kualitatif) yang sudah di miliki sebelumnya. Dalam hal ini, dua jenis data yang berbeda dan tidak pula menghubungkan dua tahap penelitian yang berbeda. Sebaliknya, ia justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database sekunder memainkan peran pendukung dalam penelitian ini.

Teorisasi dan Perspektif-Perspektif Transformasi

Faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan seorang peneliti dalam merancang prosedur metode campuran adalah perspektif teoretis apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses/ tahap penelitian. perspektif ini bisa berupa teori yang berasal dari ilmu-ilmu social (seperti, teori adopsi, teori kepemimpinan, teori atribusi) atau perspektif-perspektif teoretis lain yang lebih luas, semacam advokasi/partisipatoris (misalnya, gender, ras, kelas) (lihat Bab 3). Semua peneliti membawa teori-teori ke dalam penelitian mereka, dan teori-teori ini dapat ditulis secara eksplisit dalam penelitian metode campuran, tetapi bisa juga ditulis secara implisit, bahkan tidak disebutkan sama sekali.

Di sini, kita akan fokus pada penggunaan teori-teori yang eksplisit. Dalam penelitian metode campuran, teori biasanya muncul di bagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan, dan implikasi-implikasi yang diharapkan dari penelitian (biasanya demi perubahan dan advokasi). Setiap teori pada umumnya menyediakan perspektif utuh yang bisa diterapkan dalam semua strategi penelitian metode campuran (akan dibahas sebentar lagi). Mertens (2003), misalnya. la menyajikan pembahasan yang menarik tentang bagaimana perspektif transformasi membentuk tahap-tahap penelitian metode campuran.

Lanjut Nuna RISA....

Strategi-Strategi Penelitian Metode Campuran dan Model-Model Visuainya

Empat faktor ini —waktu, bobot, pencampuran, dan teorisasidapat membantu peneliti untuk merancang prosedur-prosedur penelitian metode campuran. Meski demikian, keempat faktor tersebut tidak menutup kemungkinan-kemungkinan yang lain. Masih ada enam strategi penting yang bisa dipilih oleh peneliti dalam merancang prosedur-prosedur penelitiannya. Keenam strategi ini diadaptasi dari Creswell et al. (2003). Sebuah proposal seharusnya berisi deskripsi tentang strategi penelitian dan model visualnya, serta prosedur-prosedur dasar

Page 9: BAB Sepuluh Creswell

yang akan digunakan peneliti daiam menerapkan strategi tersebut Gambar 10.2 dan 10.3 mendeskripsikan dan mengilustrasikan secara singkat masing-masing strategi ini. Kata kualitatif dan hmititatiFdalam dua gambar tersebut disingkat dengan kata "qual" dan "quan" (pembahasan detailnya akan disajikan lebih lanjut).

Masing-masing strategi metode campuran ini dapat dideskripsikan dengan notasi yang sudah lazim digunakan dalam ranch metode campuran. Notasi metode campuran nierupakan label-label dan simbol-simbol sirigkatan yang mencerminkan aspek-aspek penting dalam. penelitian metode campuran, yang bisa digunakan oleh para peneliti untuk mengomunikasika.n prosedur-prosedur metode campuran mereka dengan mudah. Berikut ini adalah notasi yang diadaptasi dari Morse (1991), Tashakkori dan Teddlie (1998), dan Creswell dan Plano Clark (2007):

Simbol "+" mengindikasika.n strategi pengumpulan data secara konkuren dan simultan, dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu.

Simbol "--+" mengindikasikan strategi pengumpulan data sekuensial, dengan satu jenis data (misalnya, data kualitatif) yang mendukuno, jenis data yang lain (misalnya, data kuantitatif).

Pengapitalan ("KUAN" atau "KUAL") m.engindikasikan suatu bobot atau prioritas yang diberikan pada data, analisis, dan interpretasi kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian metode campuran, data kualitatif dan kuantitatif dapat diprioritaskan

Sirategi Eksplanatoris Sekuensial (a)

IKUAN I I

KUAN KUAN kual kual InterpretasiPengumpula Analisis Pengumpulan Analisis KeseluruhanData Data Data pData

Strategi Eksploratoris Sektiensial (b)

KUAL I

KUAL KUAL kuan kuan Interpretasi

Pengumpulan ------- trAnalisis Pengumpulan Analisis 0 Keseluruhan

Data Data Data Data Analisis

Page 10: BAB Sepuluh Creswell

Strategi Transformatif Sektiensial (c)

KUAL 0- kuan kual

KUANKUAN0 kual

Gambar 10.2 Strategi-Strategi Sekuensial I

Sumber: Diadaptasi dari Creswell et al. (2003)

secara seimbang, atau salah satu data dapat diutamakan ketimbang data yang lain. Pengapitalan ini mengindikasikan adanya satu pendekatan atau metode yang lebih diprioritaskan.

"Kuan" dan "Kual" merupakan kependekan dari kuantitatif dan kualiatif. Keduanya menggunakan jumlah kata yang sama untuk menunjukkan keseimbangan antara dua jenis data.

Notasi KUAN/kual mengindikasikan bahwa " metode kualitatif ditancapkan ke dalam rancangan kuantitatif.

Kotak-kotak mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

Selain notasi di atas, yang juga perlu dimasukkan ke dalam setiap gambar adalah prosedur-prosedur spesifik da.lam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data untuk membantu pembaca me-

Strategi Transformatif Konkuren (c)

Gambar 10.3 Strategi-Strategi Konkuren

Sumber. Diadaptasi dari Creswell et al. (2003).

RESEARCH DESIGN: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran315-

Page 11: BAB Sepuluh Creswell

KUAN + KUALTeori ilmu sosial, teori kualitatif,pandangan-dunia advokasi

kual

KUANTeori ilmu sosial, teori kualitatif,pandangan-dunia advokasi

Memahami prosedur-prosedur spesifik yang digunakan. Dalam hal ini, sebuah gambar setidaknya harus terdiri dari dua elemen: prosedur umum dalam metode campuran yang digunakan clan prosedur-prosedur yang lebih spesifik dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data.

Strategi Eksplanatoris Sekuensial

Strategi eksplanatoris sekuensial merupakan strategi yang cukup populer dalam penelitian metode campuran dan sering kali digunakan oleh para peneliti yang lebih condong pada proses kuantitatif. Strategi ini diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Bobot/prioritas lebih diberikan pada data kuantitatif. Proses pencampuran (mixing) data dalam strategi ini terjadi ketika hasil awal kuantitatif meiigbiformasikaii proses pengumpulan data kualitatif. Untuk itulah, dua jenis data ini terpisah, namun tetap berhubungan. Teori yang eksplisit bisa saja disajikan, tetapi bisa juga tidak, dalam membentuk keseluruhan prosedur. Langkah-langkah dari strategi ini sudah didustrasikan dalam Gambar 10.2a.

Rancangan eksplanatoris sekuensial biasanya digunakan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan hasil-hasil kuantitatif berdasarkan basil pengumpulan dan analisis data kualitatif. Rancangan ini secara khusus berguna ketika muncul basil-hasil yang tidak diharapkan dari penelitian kuantitatif (Morse, 1991). Artinya, pengumpulan data kualitatif yang dilakukan sesudahnya dapat diterapkan untuk menguji hasil-hasil yang mengejutkan ini dengan lebih detail. Strategi ini bisa saja memiliki atau tidak memiliki perspektif teoretis tertentu. Sifat keterusterangan (straightforward) dari rancangan ini merupakan salah satu kekuatan utamanya. Rancangan ini juga mudah dideskripsikan dan dilaporkan. Kelemahan utama rancangan ini terletak pada lamanya waktu dalam pengumpulan data karena hares melewati dua tahap secara terpisah. Selain itu, strategi ini akan

Page 12: BAB Sepuluh Creswell

lemah ketika dua tahap pengumpulan data diberikan prioritas yang seimbmig.

Strategi Eksploratoris Sekuensial

Strategi ini mirip dengan strategi sebelumnya, hanya tahap pengumpulan dan analisis datanya saja yang dibalik. Strategi eksploratoris sekuensial melibatkan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil.-hasil tahap pertama. Bobot/prioritas lebih cenderung pada tahap pertama, dan proses pencampuran (mixing) antarkedua metode ini terjadi ketika peneliti menghubimgkai,, antara analisis data kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif. Strategi eksploratoris sekuensial bisa, atau tidak bisa, diimplimentasikan berdasarkan perspektif teoretis tertentu (lihat Gambar 10.2b).

Pada level yang paling dasar, tujuan dari strategi ini adalah menggunakan data dan hasil-hasil kuantitatif untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. Tidak seperti strategi. eksplanatoris sekuensial, yang lebih cocok untuk menjelaskandan menginterpretasi hubungan-hubungan, fokus utama dalam strategi eksploratoris sekuensial adalah mengeksplorasi suatu fenomena. Morgan (1998) menyatakan bahwa strategi ini cocok digunakan untuk menguji elemen-elemen dari suatu teori yang dihasilkan dari tahap kualitatif. Lebih dari itu, strategi ini juga dapat digunakan untuk melakukan generalisasi atas penernuien-penernuan kualitatif pada sampel-sampel yang berbeda. Begitu pula, Morse (1991) menyatakan bahwa salah satu tujuan dipilihnya strategi ini adalah untuk menentukan distribusi suatu, fenomena dalam populasi yang dipilih. Pada akhirnya, strategi eksploratoris sekuensial sering kah dipilih sebagai prosedur penelitian ketika peneliti perlu membuat suatu instrumen disebabkan instrumen yang ada tidak layak atau tidak tersedia. Untuk membuat instrumen ini, peneliti perlu melewati tiga tahap: pertama-tama, mengurnpulkan data kualitatif dan menganalisisnya (Tahap 1), lalu menggunakan analisis tersebut untuk mem- I.)LIat St,lilttl instrun-lon (Tihop 2), yaii},, kciinnhaji dialui- iiiilijk kc-perklill't sampel populasi ('lilhap 3) (Creswell & Plum Clark, 2007).Strategi eksploratoris sekuensial memiliki banyak keunggulansebagaimana strategi sebelumnya. Pendekatan dua-tahap ini (pene-litian kualitatif yang diikuti oleh penelitian kuantitatif) membuatstrategi ini mudah diwujudkan, dideskripsikan, dan dilaporkan. Strategi ini tepat digunakan oleh peneliti yang ingin mengeksplorasi suatu fenomena, tetapi juga ingin. memperluas penemuan-penemuan kualitatifnya. Selain itu, strategi ini dapat membuat penelitian kualitatif yang sangat lugs menjadi nyaman dibaca oleh pembimbing, panitia, atau komunitas penelitian yang terbiasa dengan penelitian

Page 13: BAB Sepuluh Creswell

kuantitatif. Seperti halnya strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial juga mengharuskan peneliti untuk melewati waktu yang relatif lama dalarn menyelesaikan tahap-tahap pengumpulan data, yang tentu saja lemah untuk beberapa situasi penelitian tertentu. Selain itu, peneliti juga harus membuat keputusan penting tentang penemuart-penemuan awal kualitatif apa saja yang akan difokuskan dalam tahap kuantitatif berikutnya (seperti, satu terra, perbandingan antarkelompok, tema-tema ganda).

Strategi Transformatif Sekuensial

Strategi ini terdiri dari dua tahap pengumpulan data yang berbeda, satu tahap mengikuti tahap yang lain, seperti halnya dua strategi sekuensial, sebelumnya (lihat Gambar 10.2c). Strategi transformatif sekuensial merupakan proyek dua-tahap dengan perspektif teoretis tertentu (seperti, gender, ras, teori ilmu sosial) yang turut membentuk prosedur-prosedur di dalamnva. Strategi ini terdiri dari tahap pertama (baik itu kuantitatif ataupun kualitatif) yang diikuti oleh tahap kedua (baik itu kuantitatif maupun kualitatif). Perspektif teoretis diperkenalkan di bagian pendahuluan. Perspektif ini dapat membentuk rumusan masalah yang akan dieksplorasi (seperti, ketidaksetaraan, diskriminasi 'ketidakadilan), menciptakan sensitivitas pengumpulan data dari kelompok-kelompok marginal, dan diakhiri dengan ajakan akan perubahan. Dalam strategi ini, peneliti dapat menggunakan It situ dari dua nietodCLfil 1. 1111 L111,111 pertama,di I I I bobotnya dapat diberikan pada salah satu dari keduanya atau didis-tribusikan secara merata pada masirig-masing tahap. Dalam strategi transformatif sekuensial ini, proses pencampuran (-,nixing) terjadi ketika peneliti menggabungkan antardua metode penelitian, seperti yang dilakukan dalam strategi-strategi. sekuensial sebelumnya. Meski demikian, tidak seperti strategi eksploratoris dan eksplanatoris sekuensial sebelumnya, dalam strategi transformatif sekuensial ini, peneliti harus menggunakan perspektif teoretis tertentu untuk memandu penelitiannya. Pada dasarnya, perspektif teoretis ini, apakah itu berupa kerangka konseptual atau ideologi tertentu, atau sejenis advokasi, lebih bertujuan untuk mernbimbi-ng penelitian ketimbang untuk diterapkan sebagai metode tersendiri.

Tujuan dari strategi transformatif sekuensial adalah untuk menerapkan perspektif teoretis si peneliti. Dengan diterapkannya penelitian dua-tahap dalam strategi ini., peneliti diharapkan dapat menyuarakan perspektif-perspektif yang berbeda, memberl.kart. advokasi yang lebih baik kepada partisipan, atau memahami suatu fenomena dengan lebih baik.

Strategi transformatif sekuensial juga memiliki kekuatan dan kelemahan metodologis tersendiri dibandingkan dengan dua strategi sekuensial sebelumnya.

Page 14: BAB Sepuluh Creswell

Tahap-tahap yang berbeda dalarn strategi ini memudahkan peneliti untuk menerapkan, mendeskripsi, dan melaporkan basil penelitiannya meskipun strategi ini juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam menyelesaikan dua tahap pengumpulan data. Yang lebih penting, strategi ini telah menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif: sesuatu yang tidak dilakukan d.alam dua strategi sebelumnya. Maka dari itu, strategi ini bisa jadi lebih menarik dan acceptable bagi para peneliti yang pernah menggunakan kerangka transformatif dalam satu metodologi tertentu, misalnya daiarn penelitian kualitatif. Sayangnya, salah satu kelemahan strategi ini adalah sedikitnya buku yang ditulis tentangnya, terutama tentang bagaimana visi transformatif tersebut digunakan untuk memandu metode penelitian. Begitu juga, seperti halnya strategi-strategi sekuensial lain, peneliti masih perlti inemulwkaii tenting lia,-;ikliasil aip., p.141.1 tahap pef-1,111m yang akin dijadi,kanfokus untuk ditindakiiiiiiii I i pada tahap kedua.

Strategi Triangulasi Konkuren

Strategi triangulasi konkuren mungkin menjadi satu-satunya strategi dari enam strategi metode campuran yang paling populer saat ini (lihat gambar 1.0.3a). Dalam strategi triangulasi konkuren, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi. Sebagian penuhs menyebut perbandingan ini dengan istilah koiifirwiasi, diskorifirmasi, limas-validasi, atau corroboration (Greene, Caracelli, & Graham, 1989; Morgan, 1998; Steckler, McLeroy, Goodman, Bird, & McCormick, 1992). Strategi ini pada uniunmya menerapkan metode kuantitatif dan kualitatif secara terpisah untuk menutupi / Imenyeimbangkan kelemahan-kelemahan satu metode dengan kekuatan-kekutan metode yang lain (atau sebal.iknya, kekuatan satu metode menambah kekuatan metode yang lain). Dalam strategi ini, pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara bersamaan (konkuren) dalam satu tahap penelitian. Idealnya, bobot antara dua metode ini setara/seimbang, tetapi dalam praktiknya, sering kah ada prioritas yang lebih dibebankan pada satu metode ketimbang pada metode yang lain.

Dalam strategi ini, pencampuran (mixing) terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pericampuran tersebut dilakukan dengan meleburkan dua data penelitian menjadi satu (seperti, mentransformasi satu jenis data menjadi jenis data lain sehingga keduanya dapat mudah diperbandingkan) atau dengan mengintegrasikan atau mengomparasikan hasil-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan. Integrasi berdampingan ini (side-by-side integration) banyak dijumpai dalam penelitian-penelitian metode

Page 15: BAB Sepuluh Creswell

campuran terpublikasi yang bagian pembahasan di dalan-Lnva selalu menyajikan hasil-hasil statistik (kuantitatif) terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh kuota-kuota kualitatif yang mendukung atau menolak hasil-hasil tersebut.

Strategi transformatif konkuren ini memiliki banyak manfaat selain karena sudah populer di kalangan peneliti, strategi ini juga dapat menghasilkan penemuan yang substantif dan benar-benar tervalidasi. Saya sering menjumpai bahwa para peneliti yang ingin melakukan penelitian metode campuran hampir selalu menggunakan strategi ini dalam mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif, dan membandingkan kedua data tersebut. Apalagi, pengumpulan data konkuren membutuhkan jangka waktu pengumpulan data yang relatif sebentar jika dibandingkan dengan pengumpulan data sekuensial. Hal ini disebabkan data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu di lokasi penelitian.

Meski demikian, strategi ini juga memiliki sejumlah keterbatasan. Salah satunya adalah karena strategi ini membutuhkan usaha keras dan keahlian khusus dari peneliti untuk mengkaji fenomena dengan dua metode yang berbeda. Kerumitan strategi ini juga terletak pada keharusan untuk membandingkan hasil-hasil dari dua analisis dengan du a data yang berbeda. Selain itu, peneliti bisa sajabingung bagaimana mengatasi ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang sering kali muncul ketika membandingkan basil.-basil penelitian, meskipun cara-cara mengatasi masalah ini sudah banyak dibahas dalam literatur, seperti mengumpulkan data tambahan untuk memecahkan ketidaksesuaian, memeriksa kembali database asli, memperoleh gagasan baru dari ketidaksamaan data, atau membuat proyek baru yang membahas ketidaksesuaian tersebut (Creswell & Plano Clark, 2007).

Strategi Embedded Konkuren

seperti halnya strategi triangulasi konkuren, strategi embedded konkuren juga dapat dicirikan sebagai strategi metode campuran Yang menerapkan satu-tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu (lihat Gambar 10.3b). Meski demikian, Yang membedakan strategi ini dengan. strategi konkuren sebelun-Lnya adalah bahwa strategi embedded konkuren memiliki metode primer yang memandu proyek dart database sekunder yang memainkan peran pendukung dalam prosedur-prost-dui- pcii(-1111.111. Mck)(It. sekunder yang kurangdiprioritaskiiii(kuatitit.iit,il',iiiaii kualitatif) (1i tancapkan (,embedded) atau disarangkan (nestcd) ke dalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif). Penancapan ini dapat berarti bahwa metode sekunder menjabarkan rumusan masalah yang berbeda dari metode primer (seperti, dalam penelitian eksperimen, data kuantitatif menjelaskan outcome yang diharapkan dari proses

Page 16: BAB Sepuluh Creswell

treatment, sementara data kualitatif mengeksplorasi proses-proses yang dialami oleh masing-masing individu dalam kelornpok treatment) atau mencari informasi dalam tingkatan analisis yang berbeda (seperti, analogi dalam analisis hierarkis kualitatif sangat membantu dalam mengkonseptualisasi level-level hierarki ini) Qihat'Rashakkori den Teddlie, 1998).

Dalam strategi ini, pencampuran (mixing) dua data terjadi ketika peneliti mengomparasikan satu sumber data dengan sumber data yang lain, biasanya pencampuran ini banyak muncul dalam bagian pembahasan penelitian. Meski demikian, dua data tersebut bisa saja tidak dikomparasikan, tetapi dideskripsikan secara berdampingan sebagai dua gambaran berbeda yang merepresentasikan penilaian gabungan terha.dap suatu masalah. Hal ini akan terjadi jika peneliti menggunakan strategi ini untuk mengevaluasi dua rumusan masalah yang berbeda (antara kualitatif dan kuantitatif) atau meneliti level-level yang berbeda dalam suatu organisasi. Mirip dengan strategi konkuren sebelurTmva, strategi ini juga menerapkan perspektif teoretis tertentu untuk menjelaskan metode primer.

Strategi embedded konkuren dapat digunakan untuk beragam tujuan. Strategi ini kerap kali digunakan agar peneliti dapat memperoleh perspektif-perspektif yang lebih luas karma mereka tidak hanya menggunakan metode yang dominan saja, melainkan juga menggunakan dua metode yang berbeda. Morse (1991) misalnya, menyatakan bahwa strategi kualitatif pads umumnya dapat d.itancapkan (embedded) ke dalam data kuantitatif untuk mernperkaya deskripsi tentang para partisipan yang menjadi sampel penelitian. Lebih lanjut, Morse mendeskripsikan bagaiman data kualitatif juga dapat diguna untuk mendeskripsikan aspek penelitian kuantitatif yang tidak dapat dihitung.

Selain itu, strategi embedded konkuren ini berguna ketika peneliti lebih memilih menggunakan metode-metode yang berbeda untuk meneliti kelompok-kelompok atau level-level yang berbeda pula. Misalnya, jika yang diteliti adalah suatu organisasi, peneliti dapat meneliti para pegawainya secara kuantitatif, mewawancarai manajernya secara kualitatif, menganalisis seluruh divisi di dalan-Lnya berdasarkan data kuantitatif, dan seterusnya. Tashakkori dan Teddlie (1998) menyebut strategi ini sebagai rancangan multilevel (multilevel design). Pada akhirnya, dalam strategi ini, satu metode dapat digunakan dalam kerangka metode yang lain. Misalnya, jika peneliti merancang dan melakukan penelitian eksperimen untuk menguji hasilhasil. treatment, dia, bisa menggunakan metodologi studi kasus untu,k meneliti bagaimana partisipan dalam penelitian tersebut menjalani prosedur-prosedur treatment.

Strategi embedded konkuren ini, untuk sejumlah alasan tertentu, meman- atraktif. Peneliti mampu mengumpulkan dua jenis data secara serempak dalam

Page 17: BAB Sepuluh Creswell

satu tahap pengumpulan data saja. Strategi ini menampilkan suatu penelitian yang same-same memanfaatkan kelebihan-kelebihan dari data kualitatif dan kuantitatif. Apalagi, dengan digunakannya dua metode yang berbeda sekaligus, peneliti dapat memperoleh perspektif-perspektif yang lebih luas dari jenisjenis data yang berbeda dalam satu penelitian.

Meski demikian, ada pula kelemahan-kelemahan yang perlu dipertimbangkan ketika men-dlih strategi ini. Peneliti terlebih dahulu harus mentransformasikan data dari dua metode ini ke dalam beberapa kategori agar data tersebut dapat digabungkan dalam tahap analisis. Selain itu, jika dua database ini dikomparasikan, bisa saja muncul ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang tentu saja perlu di.- tuntaskan sesegera mungkin. Karma prioritas pads dua metode ini tidak seimbang, strategi triangulasi konkuren tidak jarang menghasilkan bukti-bukti yang juga tidak setara dalam penelitian, yang mungkin akan merugikan peneliti ketika menginterpretasi hasil akhir.

Strategi Transformatif Konkuren

Seperti. halwya strategi transformatif sekitensild, s1rategi transformatif konkuren ini diterapkan dengan rnengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara serernpak serta didasarkan pada perspektif teoretis tertentu (lihat Gambar 10.3c). Perspektif ini bisa. berorientasi pada ideologi-ideologi seperti teori kritis, advokasi, penelitian partisipatoris, atau pada. kerangka konseptual tertentu. Perspektif ini biasanya direfleksikan dalam tujuan penelitian atau rumusan masalah. Bahkan, perspektif inflah yang akan menjadi kekuatan utam- a dalam mendefinisikan masalah, mengidentifikasi rancangan dan sumber-sumber data, menganalisis, menginterpretasi, clan melaporkan basil penelitian.

Tidak.hanya itu, strategi transformatif ini juga. bisa diterapkan dalarn. konteks strategi-strategi konkuren lain, seperti triangulasi clan embedded, untuk menfasilitasi perspektif teoretis yang dibawanya. ,Misalnya, seorang peneliti bisa. saja menancapkan (embedding) satu metode ke dalam metode yang lain agar suara. partisipan dapat tersampaikan demi perubahan proses suatu organisasi. la. juga bisa mentriangulasi (triangulating) data kuantitatif dan kualitatif untukrnen-onvergensi informasi-informasi demi membuktikan adanya ketid.aksetaraan dalam kebijakan-kebijakan orgardsasi tersebut.

Untuk itulah, strategi transformatif konkuren bisa saja diterapkan clalarn. kerangka strategi konkuren yang lain, baik itu. triangulasi maupun embedded (dua. jenis data dikumpulkan seka.ligus dalam satu uhap penelitian, atau ditancapkan berdasarkan prioritas yang diberikan pada-keduanya). Proses pencampuran (mixing) dalam strategi ini terja,di ketika. peneliti meleburkan

Page 18: BAB Sepuluh Creswell

(meraing), menghubungkan (connecting), atau rnenancap6n (embedding) dua. data yang berbeda. Karena. strategi transformatif konkuren ird saling berbagi fitur dengan strategi embedded dan triangulaSi Maka ketiga strategi ini pun -juga saling berbagi kelemahan dan kelebihannya. masing-masing. Akan tetapi, strategi transformatif ini memiliki nilai plus karena —tidak seperti dua strategi konkuren sebelumnya— telah menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif, yang membuatnva tampak menar;k bagi para peneliti yang memang ingin menggunakan fransformatif L111luk meniandU 1)(11clitiallnya.

Memilih Strategi Metode Campuran

Para peneliti metode campuran perlu memilih strategi spesifik dalam pengumpulan data. Lebih jauh, mereka. juga perlu menampilkan garnbar visual yang dapat merepresentasikan prosedur-prosedur pengumpulan data yang akan mereka. terapkan. Gambar 10.2 dan 10.3 menampilkan strategi-strategi metocie campuran yang bisa dipertimbangkan, clan berikut ini. beberapa tips penelitian tentang cara-cara bagaimana. memilih strategi metode campUran:

Gunakanlah inform.asi dalam Gambar 10.1 u.n.1tuk mengevaluasi prosedur-prosedur yang ingin Anda terapkan, lalu identifikasilab salah satu dari enam strategi yang telah dibahas dalam ba'b ini sebagai strategi utama vang akan Anda. gunakan untuk pen.elitian Anda. Dalam proposal, sajikan satu definisi untuk strategi tersebut beserta model visual dan rasionalisasinva: mengapa strategi tersebut Anda. anggap paling layak untuk digunakan.

Pertimbangkan batas waktu yang Anda miliki dalam meng-Limpulkan data. Strategi-strategi konkuren tidak terlalu time consuming karena. data kualitatif dan kuantitatii clikumpulkan sekaligus da lam satu waktu di lokasi penelitian.

Ingatlah bahwa pengumpulan dan anatisis data kuantitatif dan kualitatif merupakan proses rigorus yang benar-benar memakar, waktu. Ketika waktu menjadi masalah, saya selalu memberikan pertimbangan kepada. para. mahasiswa untuk menogunakan strategi embedded konkuren. Strategi ini menerapkan satu teknik primer (seperti, survei) dan teknik sekunder (seperti, sedikit mewawancarai beberapa partisipan yang sudah mengisi instrurnen survei) dalam pengumpulan data. Apalagi, strategi embedded konkuren memberikan bobot tidak setara pada dua bentuk data yang memiliki besaran dan kerumitan yang '-)erbeda :_;ehingga memungkinkan peneliti untuk membatasi ruang lingkup penelitiannya dan mengatur waktu dan sumber-sumber yang tersedia.

Page 19: BAB Sepuluh Creswell