16
25 Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dimana dalam hal ini, metode penelitian kualitatif tidak ada proses mengubah situasi ataupun kondisi di lapangan, seluruh data tersaji nyata ( real), apa adanya, dan dikonsepkan dalam bentuk narasi atau deskripsi kasus. Penelitan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010, hlm.6). Begitu pula Creswell (1995) menyatakan bahwa penelitian kualitatif digunakan sebagai alat untuk memahami kondisi atau situasi sosial manusia dengan menciptakan gambaran secara holistik (menyeluruh) yang disajikan dalam bentuk kata-kata, melaporkan pandangan yang diperoleh dari berbagai sumber serta dilakukan dalam setting alamiah. Keberadaan peneliti pun sangat penting karena ia merupakan instrument kunci, peneliti akan terlibat langsung dan ikut merasakan kehidupan subjek yang diteliti (Sugiyono, 2005). B. Desain Penelitian Fokus dalam penelitian ini mengenai persepsi lingkungan terhadap anak penyandang ADHD tipe gabungan. Peneliti memilih desain penelitian berupa studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang mengeksplorasi kehidupan nyata seseorang, dengan batasan kasus tertentu, melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi dan melaporkannya secara deskriptif sesuai tema kasus tertentu (Creswell, 2014, hlm. 135).

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

25 Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dimana dalam hal ini,

metode penelitian kualitatif tidak ada proses mengubah situasi ataupun kondisi di

lapangan, seluruh data tersaji nyata (real), apa adanya, dan dikonsepkan dalam

bentuk narasi atau deskripsi kasus.

Penelitan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010, hlm.6).

Begitu pula Creswell (1995) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

digunakan sebagai alat untuk memahami kondisi atau situasi sosial manusia

dengan menciptakan gambaran secara holistik (menyeluruh) yang disajikan dalam

bentuk kata-kata, melaporkan pandangan yang diperoleh dari berbagai sumber

serta dilakukan dalam setting alamiah.

Keberadaan peneliti pun sangat penting karena ia merupakan instrument

kunci, peneliti akan terlibat langsung dan ikut merasakan kehidupan subjek yang

diteliti (Sugiyono, 2005).

B. Desain Penelitian

Fokus dalam penelitian ini mengenai persepsi lingkungan terhadap anak

penyandang ADHD tipe gabungan. Peneliti memilih desain penelitian berupa

studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang

mengeksplorasi kehidupan nyata seseorang, dengan batasan kasus tertentu,

melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam

sumber informasi dan melaporkannya secara deskriptif sesuai tema kasus tertentu

(Creswell, 2014, hlm. 135).

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

26

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian

kualitatif yang bersifat komprehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih

diarahkan sebagai usaha untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang

bersifat kontemporer (berbatas waktu).

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat peneliti melakukan penelitian adalah di TK Baiturrahman

komplek Pusdikku TNI AD Jln. Sindang Sirna no.6, Kecamatan Sukasari,

Kelurahan Gegerkalong Girang, Kota Bandung. Selain itu, lokasi lain yang

peneliti gunakan sebagai tempat penelitian yakni rumah tempat tinggal subjek

penelitian dan beberapa tempat umum.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini memilih subjek penelitian antara lain seorang anak laki-laki

berusia 7 tahun yang menyandang ADHD tipe gabungan, ibu kandung dari anak

tersebut, nenek, tiga orang dewasa terdekat anak, guru kelas dan enam orang tua

teman sebaya.

Peneliti menjamin kerahasiaan bagi subjek penelitian dengan memberikan

nama samaran dan inisial. Pemberian nama samaran ditujukkan kepada anak

(Budi), ibu (Muna), nenek (Bu Wina), guru kelas (Bu Eno). Pemberian inisial

ditujukan kepada enam orang tua teman sebaya yakni MM, HF, IT, YL, SGT,

MMA dan tiga orang dewasa terdekat anak yakni NVL, NDO, dan NG. Hal ini

dilakukan untuk menjamin kerahasiaan yang merupakan hak subjek penelitian dan

demi kenyamanan bersama, serta hal ini pun sesuai dengan permintaan dari

masing-masing pihak (Creswell, 2014).

Adapun Gandes (nama samaran untuk Ayah) dan Mawar (nama samaran

untuk adik dari ibu) tidak peneliti masukkan ke dalam subjek penelitian karena

terbatasnya alat komunikasi, domisili yang bersangkutan di luar negeri sehingga

sulit dijangkau oleh peneliti, dan terbatasnya waktu peneliti melakukan proses

penelitian ini.

Selain itu, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Dimana

purposive sampling merupakan teknik pengambilan data melalui orang-orang atau

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

27

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instansi tertentu dengan mempertimbangkan tujuan dari penelitian tersebut

(Sugiyono, 2012, hlm.216). Pertimbangan tertentu disini misalnya orang tersebut

dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan dari penelitian ini sehingga

besar harapan dapat membantu mempermudah jalannya penelitian.

D. Penjelasan Istilah

Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap penelitian yang akan

dilakukan dan juga untuk memperjelas arah dari penelitian ini, maka ada beberapa

istilah yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Persepsi Lingkungan

Persepsi lingkungan adalah proses memaknai dan mengorganisasikan pola

rangsangan yang datang dari lingkungan anak (Atkinson dan Hilgard dalam Syam

1991, hlm.201).

2. ADHD Tipe Gabungan

Anak penyandang ADHD adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan

perhatian atau dapat dikatakan sebagai gangguan hiperkinetik, yaitu suatu

gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan sebelum usia 7 tahun,

dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian (inatentif), hiperaktif dan

impulsive (Buitelaar & Paternotte, 2010). ADHD tipe gabungan itu sendiri sesuai

dengan DSM IV adalah yang memiliki keseluruhan simtom dari masing-masing

kategori sub tipe, dari tipe pertama yakni inattention (kurang mampu memusatkan

perhatian) dan tipe kedua yakni hiperaktif dan impulsive dan terjadi selama enam

bulan berturut-turut (Sugiarmin, 2007).

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi (pengamatan) dan studi dokumentasi.

Berikut daftar tabel teknik dan alat pengumpulan data penelitian ini:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

28

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Tabel Teknik dan Alat Pengumpulan Data

No Teknik

Pengumpulan

Data

Aspek yang Dicapai Alat Pengumpulan

Data

Sumber

Informasi yang

akan Dicapai

1. Observasi 1. Respon Ibu

2. Respon ang tua

teman sebaya

3. Respon guru

1. Catatan

lapangan

2. Catatan

lapangan

3. Catatan

lapangan

1. Ibu

2. Orang tua

teman

sebaya

3. Guru

2. Wawancara

semi

terstruktur

1. Respons orang tua

teman sebaya

2. Respons guru

3. Respon Ibu

4. Respon Nenek

5. Respons orang

dewasa terdekat

anak

1. Pedoman

wawancara

2. Pedoman

wawancara

3. Pedoman

wawancara

4. Pedoman

wawancara

1. Orang tua

teman

sebaya

2. Guru

3. Ibu

4. nenek

5. Orang

dewasa

terdekat

anak

Berdasarkan daftar tabel teknik dan alat pengumpulan data di atas, dapat

dilihat penjelasannya sebagai berikut ini:

1. Observasi (Pengamatan)

Menurut Creswell (2014, hlm. 231), pengamatan merupakan salah satu alat

yang penting dalam mengumpulkan data untuk melihat, memperhatikan kejadian

apa saja yang terjadi di lapangan melalui kelima indera peneliti, namun sering kali

dengan bantuan instrument atau perangkat, dan merekamnya dalam tujuan ilmiah.

Creswell (2014, hlm.232) membagi pengamatan menjadi beberapa jenis:

a. Partisipan sempurna

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

29

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti terlibat secara penuh membaur dengan masyarakat yang sedang

diamatinya. Hal ini berguna untuk membangun hubungan yang lebih erat

dengan masyarakat yang sedang diamati.

b. Partisipan sebagai pengamat

Peneliti berpartisipasi dalam aktivitas di tempat penelitian. Hal ini dapat

membantu peneliti untuk memperoleh pandangan insider dan data

subjektif.

c. Nonpartisipan / pengamat sebagai partisipan

Peneliti merupakan outsider dari kelompok yang sedang diteliti,

menyaksikan dan membuat catatan lapangan dari kejauhan. Ia dapat

merekam data tanpa terlibat langsung dengan aktivitas atau masyarakat.

d. Pengamat sempurna

Peneliti tidak terlihat sedang meneliti dan mengamati masyarakat yang

sedang ditelitinya.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih mengubah perannya selama proses

pengamatan dengan melakukan keempat jenis pengamatan (observasi) tadi yakni

peneliti adakalanya berperan sebagai partisipan sempurna, partisipan sebagai

pengamat, nonpartisipan (pengamat sebagai partisipan), dan pengamat sempurna

dengan tujuan agar mendapatkan data yang berimbang dari seluruh sudut

pandang, tidak hanya sebagai insider melainan outsider juga (Creswell (2014,

hlm.232).

Observasi awal pun dilakukan selama tiga bulan lebih yang dimulai dari

pertengahan September hingga Desember tahun 2015. Alat yang digunakan untuk

melakukan observasi ini berupa field notes (catatan lapangan) sesuai dengan

pendapat Bogdan & Biklen (2007) bahwa field notes (catatan lapangan)

merupakan catatan tertulis berupa tulisan-tulisan tentang apa saja yang didengar,

dilihat, dialami, dan juga yang dipikirkan peneliti selama kegiatan pengumpulan

data berlangsung serta merefleksikan data tersebut ke dalam sebuah kajian

penelitiannya. Peneliti nantinya akan mendeskrpsikan tentang orang-orang, objek,

tempat, kejadian, aktivitas, dan percakapan sebagai komponen dari pengolahan

data yang ada (Satori & Komariah, 2009, hlm.180).

Ada pun terdapat bentuk format catatan lapangan yang dianjurkan oleh

Spradley (2007, hlm.104), yakni:

a. Laporan ringkas

Seluruh catatan yang dilakukan selama proses wawancara atau observasi

lapangan berlangsung menunjukkan adanya suatu tipe ringkasan atas hal-hal yang

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

30

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesungguhnya terjadi. Dilihat dari sudut pandang peneliti sebagai manusia, tidak

memungkinkan apabila peneliti berhasil mencatat segala sesuatu yang

berlangsung atau segala sesuatu yang dikatakan informan. Catatan ringkas ini

dicatat dengan cepat agar tidak ada satu hal pun yang terlewati dan dicatat berupa

poin-poin penting yang menjadi ikon dalam sebuah observasi. Laporan ringkas ini

akan terlihat lebih komprehensif ketika telah diperluas dan selesai melakukan

tahap observasi juga wawancara. Dalam membuat laporan ringkas, peneliti

menggunakan buku dan pulpen agar mudah dibawa kemana saja saat melakukan

observasi.

Tabel 3.2

Contoh laporan ringkas.

b. Laporan yang diperluas

Catatan ini merupakan hasil dari kegiatan peneliti yang memperluas laporan

ringkas di atas tadi. Setelah melakukan pertemuan dengan subjek penelitian yang

dimintai informasi, peneliti sesegera mungkin menuliskannya atau

mentranskripnya secara detail dan mengingat kembali berbagai hal yang tidak

tercatat secara cepat saat proses observasi dan wawancara berlangsung. Pemilihan

kata kunci berperan sebagai pengingat yang bermanfaat dalam melakukan proses

perluasan laporan ini. Berikut contoh laporan yang diperluas:

Jumat, 6 nov 2015.

Guru bersiap “menangkap” budi. Ada yg ancang-

ancang, memegang, nenek jalan di belakang saya.

Dokter tanya kabar, budi tdk jawab, gelisah, dktr beri

tugas ngebuat lingkaran, kertas pulpen, tdk ada

perhatian budi, dkter ngasih pulpen, budi ambil trus

dilempar, terus ketawa kencang, diminta lagi ngebuat

dan lebih kenceng ketawanya sambil joget muter2,

psklog kasih arah disuruh lanjut

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

31

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumat, 6 November 2015

Dan tibalah urutan Budi. Guru-guru sudah ramai “menangkap” Budi, ada

yang bertugas berlari menghampiri ada juga yang memegangi gerak Budi karena

ukuan tubuh Budi yang tinggi besar di usianya. Setelah itu, nenek Budi hanya

mengikuti dari belakang, sementara Saya mendampingi Budi masuk ke tahapan

pertama dengan kondisi Budi yang terus memberontak.

“Budi, haii... bahagia gak hari ini? Happy today?” tanya salah seorang

dokter yang menjaga pos pertama untuk mengecek koordinasi tangan dan mata.

Budi tidak menjawab, ia terus gelisah. Dokter memberikan perintah dengan

membuat lingkaran menggunakan pulpen dan kertas HVS, Budi sama sekali tidak

memperhatikan apa yang dokter itu katakana. Ketika Budi disodorkan pulpen

kearahnya, ia mengambil pulpen itu lalu melemparnya dengan diiringi gelak tawa

khas milik Budi, masih diminta lagi melakukan hal yang sama oleh dokter yang

lain dan Budi masih melakukan hal yang sama juga bahkan kali ini ia tertawa

lebih keras sambil memutar-mutarkan badannya, sementara psikolog memberikan

arahan untuk lanjut ke pos berikutnya yakni tes kekuatan anggota gerak dengan

melompati tali.

2. Wawancara

Menurut Esterberg (Satori & Komariah, 2009, hlm.30) wawancara merupakan

suatu kondisi dimana terjadinya pertemuan antara dua orang untuk bertukar

informasi ataupun ide melalui proses tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

sebuah makna dalam suatu topik tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik

wawancara mendalam depth interview berupa wawancara semi terstruktur. Mc

Milan & Schumacher (Satori & Komariah, 2009, hlm.130) menjelaskan bahwa

wawancara yang mendalam yang berbentuk proses tanya jawab bersifat terbuka

untuk memperoleh data mengenai maksud hati partisipan, bagaimana

mengambarkan isi pemikiran mereka dan bagaimana mereka menjelaskan atau

menyataakan perasaannya tentang kejadian-kejadian penting dalam hidupnya.

Sedangkan, wawancara semi terstruktur menurut Sugiyono (2012, hlm. 73-74)

didalam pelaksanaannya bersifat lebih bebas (fleksibel) dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini agar menemukan permasalahan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

32

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara lebih terbuka, dimana pihak yang diminta untuk melakukan wawancara

dapat mengeluarkan pendapat dan ide-idenya secara lebih rileks.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan bantuan pedoman

wawancara untuk memudahkan dan memfokuskan pertanyaan yang akan

diutarakan. Peneliti juga membawa alat catat berupa pulpen, buku dan alat

perekam untuk membantu peneliti dalam melakukan wawancara, kemudian

melakukan proses verbatim setelah wawancara usai, dan hal ini dilakukan terus-

menerus hingga data berubah atau dianggap jenuh oleh peneliti.

Pada penelitian ini pertanyaan-pertanyaan yang diajukan telah dipersiapkan

yang mengacu pada proses mencaritahu bagaimana persepsi dari beragam

informan penelitian dalam menginterpretasikan cara pandangnya terhadap anak

penyandang ADHD tipe gabungan, namun dalam pelaksanaannya tidak terfokus

pada hal itu saja dan pertanyaan dibuat sangat fleksibel sehingga jika ada

informasi lain yang perlu ditanyakan pada saat wawancara berlangsung itu dapat

terjadi. Peneliti pun bersikap terbuka dalam merespon dan memberikan kebebasan

dalam menjawab serta mengungkapkan pendapat di luar pertanyaan yang telah

dipersiapkan. Daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dijadikan patokan

ataupun kontrol dalam alur wawancara agar wawancara tetap terarah kepada tema

yang diteliti.

Adapun selama penelitian ini berlangsung, peneliti mendapat banyak

mendapat informasi langsung tanpa peneliti harus bertanya terlebih dahulu. Ada

anggapan bahwa informasi terbaik adalah informasi yang justru tidak diminta dan

dilakukan ketika tidak ditanyai lebih dulu dan tidak ada orang lain selain peneliti

serta informan itu sendiri (Ratna, 2010, hlm.225).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri (key instrument). Peneliti

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan,

namun tidak terfokus pada hal-hal itu saja, peneliti tidak menutup informasi lain

yang datang dan fleksibel jika ada informasi lain yang perlu ditanyakan pada saat

wawancara berlangsung. Penelitian ini pun mempersiapkan pedoman wawancara

antara lain beberapa alat tulis dan alat perekam. Di samping itu, key instrument

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

33

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan peneliti sendiri dengan bantuan

orang lain yang menjadi alat pengumpul data (Basrowi & Suwandi, 2008,

hlm.26). Posisi peneliti merupakan inti atau kunci dari penelitian ini yang harus

mengeksplorasi banyak informasi, bukan hanya sebagai key instrument tetapi

dapat diartikan sebagai human instrument. Fungsi dari human instrument ini

menurut Sugiyono (2012, hlm.222) sebagai “alat” penetap fokus permasalahan

penelitian, pemilih subjek sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan

atas temuan yang diperolehnya.

Selain fungsi tersebut, ada kelebihan lain dari human instrument yang

disampaikan oleh Nasution (Satori & Komariah, 2009, hlm.63) bahwa hanya

manusia sebagai alat atau instrument yang dapat memahami makna interaksi antar

manusia, membaca gerak wajah, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung

dalam ucapan atau perbuatan subjek penelitian.

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini peneliti masih melakukan penelitian sebelumnya selama tiga

bulan terhadap seorang anak penyandang ADHD tipe gabungan, dilanjut dengan

pencarian literatur sebagai penunjang sementara bagi peneliti. Kemudian meminta

surat izin atau membuat surat pengantar untuk penelitian, meminta izin kepada

kepala sekolah untuk melakukan penelitian mengenai persepsi lingkungan

terhadap anak penyandang ADHD tipe gabungan dan meminta izin kepada pihak

keluarga anak tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti beradaptasi dengan subjek penelitian,

mulai dari memperkenalkan diri, menjelaskan maksud apa yang akan dilakukan,

berkomunikasi, dan menjalin hubungan dengan baik agar terbentuk sebuah

kepercayaan serta kenyamanan dari informan terhadap peneliti.

Berbekal data dari observasi awal, peneliti mulai melakukan observasi

kembali, melihat bagaimana interaksi di lapangan baik di rumah maupun sekolah

temapat subjek berada. Selain observasi, wawancara juga dilakukan kepada para

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

34

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informan yang telah peneliti tentukan untuk memperkaya data hasil lapangan,

wawancara ini ditujukan kepada kepala ibu, nenek, tiga orang dewasa terdekat

anak, guru kelas, dan enam orang tua teman sebaya.

Selanjutnya, kegiatan-kegiatan sealam proses pengumpulan data berlangsung,

nantinya data akan dicatat dan dikumpulkan dari catatan lapangan serta hasil

wawancara, kemudian diverbatimkan setiap harinya setelah terjadi pertemuan

dengan informan hingga data dianggap jenuh oleh peneliti. Setelah data dianggap

jenuh, peneliti melakukan proses menganalisis data, memaknai data yang telah

diolah menjadi suatu kesatuan informasi yang utuh sesuai harapan dari tujuan

penelitian ini.

3. Tahap Analisis Data

a. Analisis Data Grounded Theory

Seperti yang diungkapkan dalam prosedur penelitian kualitatif bahwa analisis

data dilakukan bukan setelah semua data lapangan terkumpul melainkan pada saat

penelitian itu dilakukan, setiap hari setelah peneliti melakukan pertemuan dengan

subjek dan objek. Analisis data disini merupakan sebuah proses yang

berkelanjutan, simultan, yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data,

memaknai data, kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

analitis, dan menulis catatan ringkas selama penelitian berlangsung (Creswell,

2010, hlm.274).

Di dalam metode analisis penelitian kualitatiaf ini, peneliti menggunakan

format desain kualitatif – grounded research. Strategi analisis grounded research

dipengaruhi oleh pandangan bahwa peneliti kualiatif tidak membutuhkan teori

tentang subjek penelitian untuk menjaga ke-steril-an subjektivitas peneliti

terhadap subjek penelitian di kasus ini, maka format desain grounded research

dikonstruksikan agar memudahkan peneliti untuk mengembangkan pengetahuan

dan teorinya setelah mengetahui permasalahan di lapangan (Bungin, 2010,

hlm.146).

b. Langkah-Langkah Analisis

Masuk ke dalam proses menganalisis data dengan strategi analisis data

grounded theory berarti menciptakan sendiri kode-kode dari kasus yang diteliti,

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

35

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian dimaknai apa yang dilihat pada kata demi kata (Charmaz dalam Smith,

2009, hlm.181). Kumpulan dari kode tersebut akan terbetuk dari pengamatan

dengan akurat pada data yang telah diperoleh, dan proses seseorang menciptakan

kode ini disebut dengan coding.

Charmaz (Smith, 2009, hlm.181) mengatakan aktivitas atau kegiatan

mengcoding dilakukan minimal dua tahap. Tahap pertama adalah fase awal

berupa pemberian nama terhadap masing-masing baris data. Tahap kedua adalah

fase selektif terfokus, menggunakan kode-kode awal yang paling sering muncul

atau paling signifikan.

Berikut merupakan langkah pertama dalam mengkoding:

Tabel 3.3

Tabel contoh mengkoding

“Dasar nakal! Uuuuh!” salah seorang

murid laki-laki kelas B mendorong

Budi.

Perlawanan balik teman sebaya

1. Open coding

Peneliti membuka dan mengolah seluruh data yang didapatkan dari beragam

sumber, lalu segera memberikan kode pada tiap baris per baris data (line-by-line),

karena bagi peneliti kode masih sulit ditemukan jika dilakukan word-by-word

(Charmaz, 2006, hlm.65). Kode yang peneliti munculkan terkonstruksi dari dasar

kasus yang didapatkan di lapangan. Di tahap ini, peneliti memunculkan kode

bersifat spontan, langsung, dan bentuk kode data pun masih banyak.

2. Focus coding

Kemudian tahap kedua setelah open coding yakni focus coding. Kode yang

ada di tahap ini merupakan kode data yang ditarik dari baris per baris dan

terseleksi (Glaser dalam Charmaz, 2006, hlm.72), kemudian dari data yang

banyak tadi dijadikan lebih signifikan dan mengerucut, hingga peneliti perlahan

mulai memahami alur masalah yang sebenarnya terjadi di dalam penelitian ini.

Koding yang dihasilkan sebanyak 144 kode.

3. Axial coding

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

36

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aksial koding merupakan tahap ketiga sekaligus akhir dari proses koding. Di

tahap ini, peneliti akan mengelaborasikan antar kode menjadi subtema-subtema

dan teman besar penelitian yang dituangkan ke dalam bentuk pembahasan. Ada

pun tema besar yang muncul di dalam penelitian ini terdiri atas 4 buah dan

subtema sebanyak 12 buah.

Validasi dan Realibilitas

Validasi data kualitatif dilakukan sebagai cara pemeriksaan terhadap

keakurasian hasil penelitian dengan melakukan prosedur-prosedur tertentu,

sementara realibilitas kualitatif mengidentifikasi bahwa pendekatan yang

digunakan peneliti bersifat konsisten jika diterapkan oleh peneliti lain (Creswell,

1998, hlm.144). Ada pun strategi validasi dan realibilitas yang digunakan dalam

penelitian ini yakni triangulasi data dan refleksivitas:

a. Triangulasi Data

Triangulasi dilakukan untuk mengukuhkan derajat kepercayaan dalam

penelitian kualitatif studi kasus ini, serta bermanfaat mengecek status kebenaran

data dengan membandingkan data dari beragam sumber mengenai persepsi

lingkungan terhadap anak penyandang ADHD tipe gabungan selama peneliti di

lapangan (Lincoln & Guba, 1985). Triangulasi yang dilakukan oleh peneliti

merupakan triangulasi sumber data dengan melakukan perbandingan untuk

mengecek informasi yang telah diperoleh melalui cara, waktu, dan informan yang

berbeda. Terdapat empat cara untuk menguji validitas data, yaitu a)

membandingkan hasil wawancara, observasi serta catatan lapangan yang telah

diperoleh di lapangan dengan berbagai teori pendukung perihal tema yang diteliti

yaitu persepsi lingkungan terhadap anak penyandang ADHD tipe gabungan, b)

membandingkan pengakuan informan secara pribadi dengan pernyataan di depan

umum, c) membandingkan pendapat pada saat penelitian (sinkronis) dengan

situasi yang terjadi sebelumnya (diakronis), d) membandingkan pendapat antara

orang biasa dengan orang yang memahami tentang anak penyandang ADHD.

“dia itu apa yaa sukanya, mmmmm apa ya... gatau deh bu anis, saya juga gak

ngerti apa kesukaannya. Minatnya Budi saya gak tau, padahal semuanya udah

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

37

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saya kasih, tapi seperti gak ada ketertarikan sama belajar gitu loh. Paling

sukanya ya ituuuu lari-lariii terus... hahahaaaaa.”

(Pendapat dari Nenek)

“Hhhmm...... gatau ya, tapi saya gak pernah liat Budi belajar, gak pernah

denger juga. Alphabet aja masih gatau. Dia itu umurnya kan udah lumayan ngerti

yaaaa harusnya, bahkan harusnya tahun ini Budi masuk SD, tapi gatau deh

diterima atau ngga di SD. Selama yang saya tau, Budi itu mirip kayak anak umur

3 tahun, bagi saya loh.. pup juga kan masih belum bisa ke toilet sendiri, mandi

harus terus dimandidin, dipakein seragam.... kayak anak kecil lah pokokna”

(Pendapat dari orang dewasa terdekat anak yang tinggal serumah)

“Ya iya atuh.. pertama, dia masuk sekolah aja jarang banget. Trus gak

pernah mau belajar, malah ngisengin temen-temennya terus. Diminta

mengerjakan ini itu, gak pernah mau. Ngedengerin saya ngomong aja ngga. Ikut

baris, senam, malah mukulin temen-temennya. Raportnya juga kan gak

dikembaliin ke kami, jadi gimana kami mau isi perkembangan Budi?”

(Pendapat dari guru kelas)

Peneliti membandingkan beberapa pendapat dari setiap subjek penelitian yang

berbeda yang memiliki kekerabatan dekat dengan objek, di setting lingkungan

yang berbeda, latar pendidikan serta status dan usia yang berbeda juga.

.

b. Refleksivitas

Refleksitas bagi peneliti kualitatif dalam penelitian ini jauh lebih terbuka dan

fleksibel, peneliti bukan lagi sosok “Tuhan” yang mahatahu, seperti yang ditulis

oleh Laurel Richardson bahwa peneliti kualitatif tidak perlu menjadi seorang

narator yang serba tahu dan memiliki pengetahuan umum yang mumpuni dalam

merespon setiap perubahan situasi di lapangan bersama subjek dan objek. Lebih

lanjut lagi bahwa ulisan yang baik dan jujur itu adalah tulisan yang mengakui

ketidakpastiannya. Creswell (2014) menyatakan bahwa refleksivitas itu cara

peneliti bagaimana membumikan bahasanya terhadap pembaca dan seolah-olah

memosisikan dirinya dalam tulisannya, berusaha memerikan pendapat dari sudut

pandang penulis apa adanya. Seluruh perasaan dan situasi yang tidak terduga,

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

38

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti merasakan rasa letih, sedih, kesal, senang, bahagia, terharu, lucu, bahkan

mungkin jengkel terhadap subjek penelitiannya, semuanya diutarakan.

Refleksivitas yang dilakukan dalam penelitian ini berbentuk gagasan peneliti

terhadap apa yang dipikirkannya, dirasakannya, yang berisikan pendapat-pendapat

yang diinterpretasikan serta dipengaruhi oleh latar belakang subjek, objek dan

peneiliti seperti hubungan dengan subjek penelitian dan kebiasaan-kebiasaannya

(Bogdan & Biklen, 2007 dan Creswell, 2010 hlm.287). Karena itulah refleksivitas

dianggap sebagai salah satu kunci dalam penelitian kualitatif.

a. Adaptasi keluarga “istimewa”

Pada awalnya peneliti tidak menyadari bahwa ketidaksengajaan ini membawa

peneliti menggarap penelitian tentang anak penyandang ADHD. Ketidaksengajaan

yang peneliti maksud adalah ketika tidak ada satu rekan yang mampu menangani

seorang anak “istimewa” ketika PPL berlangsung selain peneliti, kemudian pihak

sekolah pun menyarankan kepada peneliti untuk melakukan penelitian terhadap

anak tersebut. Banyak informasi yang datang begitu saja ke telinga peneliti,

meyakinkan dan meminta bantuan peneliti untuk memberikan lebih banyak waktu

serta tenaga untuk “memegang” anak tersebut.

Tidak butuh waktu lama, peneliti sudah dapat masuk ke dalam lingkungan

keluarganya, meskipun banyak deal dengan mereka terlebih dahulu atas dasar

menjaga privasi. Adapun dua persyaratan yang diajukan antara lain: (1) peneliti

diperbolehkan mengambil foto atau rekaman video tetapi hanya boleh ditunjukkan

kepada dosen pembimbing pertama, tidak ke yang lain sekalipun dosen

pembimbing dua, (2) tidak mencantumkan nama (inisial diperbolehkan) dan foto

baik pihak keluarga maupun informan yang lain di dalam penelitian (jadi hanya

cukup dosen pembimbing pertama yang tahu tentang mereka), sehingga demi

terciptanya perasaan nyaman selama proses pengambilan data berlangsung maka

peneliti mengiyakan kedua persyaratan tersebut walaupun berat.

Keluarga tersebut berkomunikasi satu dengan lainnya menggunakan bahasa

Inggris, bahkan anak itu lebih fasih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa

Indonesia. Kemampuan berbahasa Inggris peneliti serasa diuji oleh anak tersebut

(Budi), tetapi hal ini yang membuat peneliti merasa tertantang untuk terus aktif

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

39

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali terbiasa berbincang dengan bahasa Inggris. Belum sampai di sana peneliti

ditakjubkan oleh latar belakang keluarga tersebut, yang ternyata orang tua anak

istimewa ini adalah seorang public figure, sang ayah berprofesi sebagai chef dan

menjadi juri tamu di acara program lomba masak terkenal di salah satu stasiun

televisi bergengsi di tanah air dan memiliki banyak bisnis cafe di pulau Jawa dan

Bali, sedangkan sang ibu merupakan dosen muda di perguruan tinggi pariwisata

terkenal di kota Bandung. Sang nenek dan kakeknya pun adalah pensiunan dosen

di perguruan tinggi pariwisata yang sama. Dapat dikatakan anak istimewa itu

tumbuh di dalam keluarga yang cukup berpendidikan dan berada. Tetapi di

sanalah tantangan bagi peneliti untuk dapat bertemu secara lengkap dengan orang

tua anak tersebut karena padatnya kesibukan mereka. Sempat beberapa kali

peneliti merasa putus asa karena harus bernegosiasi dengan sang ibu yang

terkesan sangat menutup diri karena alasan privasi. Namun, setiap masalah selalu

satu paket dengan solusi, dan bersyukur sang ibu bersedia berpartisipasi bersama

peneliti untuk membantu menyelesaikan penelitian ini.

b. Pandangan Peneliti sebagai Seorang Muslim

Selama ini peneliti hanya mengetahui beberapa cerita mengenai alasan

seseorang berpindah agama atau bahkan tidak lagi percaya pada Tuhan lewat

cerita teman atau dari berbagai buku, dapat dikatakan pasif, peneliti tahu dan

dengar secara tidak langsung. Namun ketika peneliti melakukan proses

wawancara, peneliti mendapatkan kesempatan itu.

Awalnya peneliti terkejut mendengar pengakuan ibu yang secara gamblang

mengatakan bahwa ia adalah seorang agnostik, seseorang yang ragu terhadap

keberadaan Tuhan dan akhirat. Ibu pun mengakui bahwa ia memilih living

together daripada menikah, karena bagi ibu pernikahan hanyalah suatu pelegalan

hubungan sepasang kekasih dan hanya merupakan aturan dalam sebuah agama.

Ketika mendengar pengakuan tersebut, peneliti mengakui dan merasakan

kekhawatiran jika terjadi suatu kesalahan ucap atau reaksi berlebihan selama

proses wawancara berlangsung. Peneliti berusaha mengimbangi pembicaraan

bersama subjek ibu walaupun di dalam hati merasa ada yang bersebrangan.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/25854/6/S_PAUD_1202360_Chapter3.pdf · Masih menurut Creswell (2010, hlm.20) studi kasus adalah model penelitian kualitatif

40

Annisa Adzaningtias, 2016 PERSEPSI LINGKUNGAN TERHADAP ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVITY DISORDER) TIPE GABUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai seorang muslim, peneliti meyakini bahwa segala hal yang ada di

muka bumi ini tidak tiba-tiba terjadi begitu saja, tentu ada satu Zat yang Maha Esa

dan Kuasa yang menciptakan semua ini. Pun dengan aturan hidup, peneliti

percaya adanya “buku pedoman” dalam menjalani kehidupan di dunia ini agar

tidak keliru memilih keputusan hidup dan tidak asal bertindak, yakni Al-Qur’an.

Akan tetapi balik lagi kepada hal semula, peneliti menghargai setiap perbedaan

yang ada, peneliti menyadari bahwa setiap manusia selalu memiliki kesempatan

untuk berubah, dan Allah SWT Yang Maha Pembolak-balik hati setiap hambanya.

c. Subjektifitas sebagai mahasiswa PGPAUD

Berdiri dengan kedua kaki sebagai mahasiswa PGPAUD yang belajar

mengenai segala hal tentang anak, mulai psikologisnya hingga peraturan-

peraturan di masyarakat yang melindungi keberadaan seorang anak, menjamin

hak dan kewajiban seorang anak, maka peneliti tergerak untuk mengambil tema

pemabahasan penelitian mengenai anak ADHD. Peneliti meyakini bahwa anak itu

adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya keluarga saja, bahkan Negara pun

ikut bertanggung jawab atas kehidupan seorang anak yang diatur dalam Undang-

Undang Perlindungan Hak Anak.

Peneliti pun meyakini teori Bronfenbrenner dengan teori ekologi

perkembangan anak bahwa setiap setting lingkungan yang anak lalui semasa

hidupnya, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, tetangga, masyarakat hingga

negara, melalui mikrosistem, mesosistem, eksositem, makrosistem dan

kronosistem anak berinteraksi, merasa diterima atau ditolak, sedikit banyak

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawa dari lingkungannya dan berdampak pada

tumbuh kembangnya sebagai manusia.