16
17 Bab Tiga Metode Penelitian Lokasi Penelitian Kondisi Desa Batu Tunggal Penelitian ini dilakukan di Desa Batu Tunggal Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Adapun pertimbangan atau alasan yang mendasari pemilihan lokasi penelitian yaitu karena Desa Batu Tunggal merupakan desa yang masih eksis mempertahankan kegiatan ritus Manuba Ba Adat dan masih melakukan kegiatan ini setiap tahunnya secara rutin sampai saat ini, dan juga karena kegiatan ritus Manuba Ba Adat masih dikelola dengan baik secara adat. Sumber : Data BPS tahun 2014, Kabupaten Lamandau Dalam Angka Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Lamandau Secara geografis Desa Batu Tunggal berada di Kecamatan Bulik Timur, Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah, dengan luas 105 km². Berdasarkan data BPS tahun 2014, penduduk Desa Batu Tunggal

Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

17

Bab Tiga

Metode Penelitian

Lokasi Penelitian

Kondisi Desa Batu Tunggal

Penelitian ini dilakukan di Desa Batu Tunggal Kabupaten

Lamandau, Kalimantan Tengah. Adapun pertimbangan atau alasan

yang mendasari pemilihan lokasi penelitian yaitu karena Desa Batu

Tunggal merupakan desa yang masih eksis mempertahankan kegiatan

ritus Manuba Ba Adat dan masih melakukan kegiatan ini setiap

tahunnya secara rutin sampai saat ini, dan juga karena kegiatan ritus

Manuba Ba Adat masih dikelola dengan baik secara adat.

Sumber : Data BPS tahun 2014, Kabupaten Lamandau Dalam Angka

Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Lamandau

Secara geografis Desa Batu Tunggal berada di Kecamatan Bulik

Timur, Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah, dengan luas 105

km². Berdasarkan data BPS tahun 2014, penduduk Desa Batu Tunggal

Page 2: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

18

berjumlah 911 jiwa. Masyarakat Desa Batu Tunggal mayoritas bekerja

sebagai petani, sisanya merupakan pedagang dan PNS. Mengenai

wilayah administrasi selengkapnya dapat dilihat pada peta wilayah

administrasi Kabupaten Lamandau.

Kondisi Sungai Yang Digunakan Untuk Ritus

Nama sungai yang digunakan dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat adalah sungai Bulik yang memiliki Panjang 45 km, Lebar 30

Meter dan Kedalaman 5 Meter1. Sungai masih difungsikan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, BAB, mencuci,

minum dan sebagai jalur transportasi.

Gambar sungai yang berada di Kecamatan Bulik dan juga

melewati Desa Batu Tunggal dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan peta

sungai yang digunakan dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat, mulai

dari hulu sungai di mana air tuba dikaramkan (Nanga Koring) sampai

Desa Batu Tunggal pada Gambar 3.3.

Sumber : Data Primer 2014

Gambar 3.2. Sungai Bulik

1 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamandau. Kecamatan Dalam Angka Tahun 2014. pdf

Page 3: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

19

Sumber : Data BPS tahun 2009

Gambar 3.3. Peta Sungai Bulik

Berdasarkan gambar 3.3, maka dapat dilihat bahwa tanda

berwarna hijau menunjukkan panjang sungai yang digunakan dalam

kegiatan ritus Manuba Ba Adat. Kegiatan dimulai dari Desa Nanga

Koring sampai Desa Batu Tunggal. Dari 12 desa yang berada di

Kecamatan Bulik Timur, hanya 5 desa yang dilewati oleh akar tuba, hal

ini dikarenakan desa lainnya berada di hulu sungai.

Sumber Dan Pengumpulan Data

Sebelum penulis turun ke lapangan untuk mengumpulkan data,

penulis mencari informasi terlebih dahulu mengenai daerah-daerah

yang berada di Kabupaten Lamandau yang melakanakan ritus Manuba Ba Adat yang masih dikelola secara adat pada bulan September 2014.

Page 4: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

20

Berdasarkan beberapa informasi yang didapatkan, penulis hanya

mendapatkan informasi bahwa daerah Desa Batu Tunggal yang

melakukan kegiatan ini. Berawal dari informasi tersebut maka penulis

dibantu oleh Bapak Artemon untuk mencari informasi lebih lanjut

mengenai jadwal pelaksanaan dari ritus Manuba Ba Adat yang akan

dilakukan di desa tersebut.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif. Data-data tersebut berupa data sekunder dan data primer.

Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus

berlangsung, data hasil wawancara2 dan dokumentasi berupa foto

narasumber dan foto pelaksanaan ritus Manuba Ba Adat, sedangkan

data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan, Biro Statistik, Bappeda,

internet dan beberapa kajian literatur.

Dalam penelitian kualitatif, informan kunci menjadi sangat

penting karena dari merekalah informasi dapat diperoleh dengan baik.

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah para

tokoh adat seperti Manter Adat dan Damang. Dipilihnya tokoh adat

sebagai informan kunci dikarenakan bicara tentang segala informasi

tentang ritus dalam suatu komunitas adat, hanya bisa didapatkan secara

terperinci melalui kepala adat selaku pemimpin upacara. Penentuan

sumber informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode Snowball Sampling. Menurut Sugiyono (2001), Snowball Sampling adalah teknik pengumpulan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-

temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga jumlah

sampel semakin banyak. Untuk membatasi semakin banyaknya

informan penulis akan membatasi sampai mencapai titik jenuh dalam

mendapatkan data.

2 Proses wawancara dilakukan dua tahap, yaitu: tahap pertama, face to face ketika penulis masih berada di lapangan dan tahap kedua, menggunakan telepon genggam (Handphone) ketika penulis sudah tidak berada di lapangan. Hal ini dikarenakan ada beberapa kendala yang tidak memungkinkan penulis untuk turun ke lapangan. pada wawancara kedua penulis mewawancarai beberapa peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ritus ini.

Page 5: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

21

Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan proses

wawancara selama di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 26 – 29

September 2014, ketika Ritus Manuba Ba Adat dilaksanakan. Informan

pertama adalah Bapak Hoto. Wawancara dilakukan dirumahnya pada

tanggal 26 September 2014, sebelum berangkat ketempat di mana Ritus

Manuba Ba Adat dilaksanakan. Berdasarkan rekomendasi oleh Bapak

Hoto maka penulis mewawancarai Bapak Alexander Lauh yang

berprofesi sebagai Damang Bulik Timur. wawancara dilakukan

dirumah Bapak Hoto pada tanggal 27 September 2014. Wawancara

selanjutnya dengan Bapak Kota selaku Manter Adat yang ada di Desa

Batu Tunggal. Ketika melakukan proses wawancara penulis sudah

menjumpai data jenuh ketika mewawancarai Bapak Kota karena

informasi yang penulis dapatkan sangat terperinci dan lengkap

mengenai Ritus Manuba Ba Adat. Selanjutnya proses wawancara juga

masih dilakukan oleh penulis ketika penulis sudah tidak berada di

lapangan dan proses wawancara tersebut dilakukan dengan

menggunakan media telepon genggam (Handphone) dan masih melalui

Bapak Artemon. Proses wawancara ini dilakukan karena penulis masih

perlu mengkonfirmasi beberapa data, pelaksanaan wawancara dengan

menggunakan media telepon genggam (Handphone) dilakukan pada

bulan Mei 2015.

Untuk memperoleh data di lapangan, selain melakukan

observasi, wawancara dan dokumentasi, penulis juga menggunakan

teknik PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk membantu penulis

dalam proses pengumpulan data. Tidak semua dalam teknik PRA

penulis praktekan dalam konteks penelitian yang dilakukan di Desa

Batu Tunggal. Menurut Nemarundwe dan Richards (2002), Partici-patory rural appraisal (PRA) atau memahami desa secara partisipastif

adalah pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara

bersama-sama mengekspresikan, menganalisis rea-litas hidup dan

kondisi mereka untuk merencanakan tindakan yang harus diambil,

untuk memantau dan mengevaluasi hasil. Inti dari PRA adalah suatu

pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan

pedesaan dari, dengan dan oleh masyarakat desa (Champbers, 1996). Orientasi dari PRA adalah untuk memfasilitasi atau meningkatkan

Page 6: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

22

kesadaran masyarakat dan kemampuan mereka untuk menangkap isu

dan persoalan. Konsep PRA juga sejalan dengan konsep dasar tentang

pembangunan berkelanjutan (Mitchell dan Setiawan, 2000).

PRA merupakan penyempurnaan dari Rapid Rural Appraisal (RRA) atau pemahaman desa secara tepat. Berikut merupakan tabel

yang berisi tentang latarbelakang, sejarah dan prinsip dari PRA, yaitu

Tabel. 3.1. Perbandingan antara RRA dan PRA

RRA PRA

Sejarah perkembangan

Akhir 1970-an dan 1980-an

Akhir 1980an, 1990an

Awal inovasi Kampus/universitas LSM

Pengguna pertamakali

Lembaga bantuan/donor dan universitas

LSM dan lembaga lapangan pemerintahan

Sumber utama pengetahuan

Pengetahuan masyarakat lokal

Kemampuan masyarakat lokal

Inovasi utama Metode Perilaku

Bentuk dominan Elicitif, Penggalian Memfasilitasi, partisipatif

Tujuan ideal jangka panjang

Belajar melalui orang luar Pemberdayaan masyarakat lokal

Hasil jangka panjang

Perencanaan, proyek dan publikasi

Keberlanjutan aksi lokal dan kelembagaan

Sumber : Nemarundwe dan Richards (dalam Champbell, 2002).

Dalam proses PRA perlu adanya partisipasi dari masyarakat

lokal untuk untuk menangkap isu dan persoalan yang berada di

lapangan. Menurut Nemarundwe dan Richards (2002), partisipasi

dalam konteks ini dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat lokal

dalam aksi kolektif untuk menetapkan dan melaksanakan agenda

mereka tanpa adanya inisiator dan fasilitator dari luar. Dalam konteks

ritus Manuba Ba Adat, PRA digunakan sebagai cara yang dipakai oleh

penulis untuk membantu melakukan proses pengambilan data di

lapangan. Penulis selaku bagian dari komunitas masyarakat Dayak

Tomun Lamandau melakukan penelitian didalam komunitas untuk

mempelajari kondisi dan kehidupan masyarakat.

Metode penggunaan PRA, menurut Chambers (1996) dibagi

menjadi beberapa metode pengumpulan data yang dikolaborasikan

Page 7: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

23

dengan RRA. Metode di bawah ini merupakan metode PRA yang

digunakan oleh penulis selama proses penelitian lapangan, berdasarkan

metode PRA yang ditawarkan oleh Chambers, yaitu:

1. Pengumpulan data sekunder.

Berkas-berkas, laporan-laporan, peta, foto, artikel dan buku.

Dalam penelitian ini, data sekunder yang sudah dikumpulkan oleh

penulis selama melakukan proses penelitian adalah data dari Dinas

Perikanan, Biro Statistik, Data Bappeda, sumber internet dan

beberapa literatur yang mendukung.

2. Menentukan informan kunci.

Mereka yang ahli dibidang yang handak diteliti. Dalam penelitian

ini, informan kunci adalah tokoh masyarakat dan tokoh adat yang

berada di Desa Batu Tunggal.

3. Proses wawancara setengah/semi terstruktur.

Menurut Grandstaff dan Grandstaff (1987, dalam Chambers,

1996), proses wawancara semi struktur dianggap sebagai inti dari

metode RRA. Dengan menggunakan proses wawancara semi

struktur, dapat diperoleh Checklist tertulis maupun tidak tertulis,

tetapi selalu bersifat terbuka dan mengikuti hal yang tidak

diharapkan. Dalam melakukan proses wawancara, penulis

berpatok pada riset questions yang sudah disediakan sebelumnya

untuk memadu penulis dalam melakukan proses wawancara.

Akan tetapi setibanya di lapangan pertanyaan penelitian tersebut

berkembang sesuai dengan konteks di lapangan, tetapi tetap tidak

keluar dari tujuan awal.

4. Lintasan waktu

Mencari data dan mencatat kronologis kejadian yang diingat

dengan perkiraan data.

5. Analisis kecenderungan

Berisi tentang sejarah ekologis masyarakat. Perbedaan antara

kehidupan yang dahulu dengan yang sekarang.

Page 8: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

24

6. Analisis mata pencaharian

Berisi tentang jenis mata pencaharian masyarakat yang nantinya

akan digunakan untuk melihat ketergantungan serta interaksi

masyarakat dengan lingkungannya.

7. Laporan tertulis

Laporan ini dibuat selama melakukan proses pengambilan data

dan setelah melakukan pengambilan data di lapangan.

Teknik Analisa Data

Proses menganalisis suatu data merupakan bagian yang amat

penting dalam sebuah metode penelitian ilmiah. Analisis data

merupakan bagian yang amat penting dalam metode penelitian ilmiah

dan alamiah, yaitu dengan menjawab tujuan dan permasalahan di atas

karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

berguna memecahkan masalah penelitian. Dengan demikian menurut

Singarimbun dan Effendi, (1989), analisis data adalah proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Sedangkan menurut Miles dan Huberman (1992

dalam Sugiyono 2009) dalam penelitian kualitatif, data yang ada

dianalisis dan disusun dalam wujud kata-kata ke dalam teks yang

diperluas. Ada tiga alur kegiatan analisis data yang terjadi secara

bersamaan (Miles dan Huberman, dalam Silalahi, 2010), yaitu:

Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data dapat

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan melakukan

reduksi data dilakukan secara terus menerus selama masa pengumpulan

data.

Page 9: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

25

Penyajian Data

Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dalam berbagai jenis seperti matrik data, grafik, jaringan dan

bagan.

Menarik Kesimpulan Dan Verifikasi

Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dapat

dilakukan berdasarkan catatan laporan di lapangan, setelah kesimpulan

didapat maka yang akan dilakukan kemudian adalah verifikasi.

Verifikasi adalah makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji

kebenarannya dan kecocokannya.

Setelah melalui proses penelitian, maka akan diperoleh

berbagai macam informasi data dari berbagai kumpulan data tersebut

kemudian dilakukan sebuah tahapan ilmiah lainnya yaitu proses

analisis. Sebagaimana model penelitian kualitatif secara umum, akan

melalui berbagai macam proses, antara lain, pertama data-data yang

telah terhimpun dari lapangan, dibuat dalam bentuk transkrip. Dalam

pengalaman peneliti, untuk membuat transkrip ini dibutuhkan waktu

kurang lebih satu minggu.

Dalam konteks penelitian ini, tahapan teknik analisa data yang

dipakai oleh penulis, berdasarkan hasil temuan di lapangan adalah;

tahapan pertama, setelah selesai melakukan wawancara maka penulis

membuat transkrip hasil wawancara. Dalam membuat transkrip

wawancara, penulis membutuhkan waktu seminggu. Hal ini

dikarenakan keterbatasan penulis terhadap bahasa setempat, sehingga

penulis membutuhkan bantuan Bapak Artemon untuk

menterjemahkan hasil wawancara tersebut dari bahasa Dayak Tomun

Lamandau yang berada di Desa Batu Tunggal ke dalam Bahasa

Indonesia. Setelah penulis selesai mengerjakan transkrip wawancara

maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks data. Matriks data

ini membantu penulis untuk melihat isu-isu strategis yang sesuai

dengan rumusan masalah penelitian, agar penulis bisa fokus dan sesuai

Page 10: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

26

dengan tujuan awal. Tahapan ketiga, setelah penulis mendapatkan isu-

isu strategis maka langkah selanjutnya adalah melakukan penulisan dan

bimbingan.

Unit Amatan Dan Unit Analisa

Untuk mendukung penelitian ini, fokus penelitian diarahkan

untuk melihat unit amatan (unit of observation) dan unit analisa (unit of analysis). Unit amatan adalah unit di mana informasi dikumpulkan.

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada unit amatan (unit of observation) pada masyarakat di Desa Batu Tunggal yang mengikuti

kegiatan Ritus Manuba Ba Adat.Masyarakat di Desa Batu Tunggal juga

merupakan bagian dari Masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang

tinggal di sepanjang Sungai Bulik.

Unit analisa adalah unit di mana kesimpulan akan digunakan.

Unit analisa dalam penelitian ini adalah peran modal sosial dan praktik

merawat lingkungan dalam ritus Manuba Ba Adat.

Pengalaman Penelitian

Dalam proses penelitian ada banyak pengalaman yang tidak

terlupakan oleh penulis, Pengalaman-pengalaman itu antara lain,

sebagai berikut: pertama, pengalaman pertama peneliti untuk menaiki

perahu bermesin atau dalam bahasa daerah disebut perahu kelotok,

merupakan pengalaman yang sangat mendebarkan. Kedua, pengalaman

tidur di atas batu sungai yang sudah surut dan pada saat prosesi ritual

adat penulis sempat disuruh menari Nganjan bersama beberapa peserta

Manuba Ba Adat. Pengalaman menari Nganjan merupakan pengalaman

yang tidak akan pernah penulis lupakan karena keterbatasan penulis

terhadap gerakan tari tersebut yang membuat penulis akhirnya menari

dengan gaya bebas. Ketiga, meneliti sambil mencari ikan merupakan

pengalaman penelitian yang membuat penulis terpesona karena ketika

ada masyarakat yang mendapatkan ikan mereka akan memekik

sehingga sungai menjadi ramai karena banyaknya suara pekikan.

Page 11: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

27

Untuk sampai pada tahapan turun lapangan, peneliti

membutuhkan waktu selama dua minggu untuk mencari informasi

mengenai desa yang akan melaksanakan kegiatan Manuba karena yang

akan penulis teliti adalah kegiatan Manuba Ba Adat yang dilakukan

berdasarkan kearifan lokal masyarakat serta dalam proses

pelaksanaannya ada aturan dan norma adat yang berlaku.

Berdasarkan fakta di lapangan, ada dua jenis kegiatan manuba

yang penulis bagi beradasarkan motif masyarakat yang melaku-kannya,

yaitu: Manuba Ba Adat, kegiatan tahunan yang dilakukan dengan motif

meminta hujan dan dalam proses pelaksanaannya kegiatan ritus ini

diatur oleh hukum adat. Kegiatan Manuba Ba Adat ini dilakukan oleh

komunitas adat. Manuba Ilegal, merupakan kegiatan meracun ikan

dengan motif hanya ingin mendapatkan ikan dan kegiatan ini hanya

dilakukan oleh 4-8 orang.

Dua minggu kemudian akhirnya penulis mendapatkan

informasi dari Bapak Artemon3 jika akan diadakan kegiatan Ritus

Manuba Ba Adat di Desa Batu Tunggal. Akhirnya pada tanggal 25

September 2014, penulis beserta Bapak Artemon menuju ke Desa Batu

Tunggal. Perjalanan menuju Desa tersebut dari rumah penulis melalui

jalan darat ±1,5 jam. Di Desa Batu Tunggal penulis tinggal dirumah

keluarga Bapak Hoto yang masih merupakan keluarga dari penulis.

Segala akomodasi, transportasi dan konsumsi selama penulis mengikuti

Ritus Manuba Ba Adat ditanggung oleh keluarga Bapak Hoto. Ritus

Manuba Ba Adat dilakukan selama tiga hari dua malam, yang dimulai

pada tanggal 26 – 29 September 2014.

Dalam melakukan penelitian penulis dihadapkan pada

beberapa kendala yang penulis alami di lapangan selama melakukan

penelitian di Desa Batu Tunggal, antara lain adalah kendala bahasa.

Penulis kesulitan ketika melakukan proses wawancara karena penulis

tidak menguasai bahasa daerah tersebut dan banyak istilah daerah yang

tidak dipahami penulis. Ketika hendak membuat hasil transkrip

3Merupakan penerjemah bahasa dan yang menemani penulis selama proses pengambilan data. Bapak Artemon memperoleh informasi tentang akan dilaksanakannya ritus Manuba Ba Adat dari Bapak Hoto.

Page 12: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

28

wawancara, penulis juga mengalami kesulitan untuk menuliskan

bahasa daerah tersebut karena logat bahasa sangat susah bagi ditulis.

Strategi penulis untuk mengatasi kendala tersebut adalah

meminta Bapak Artemon sebagai penterjemah selama penulis

melakukan proses penelitian sampai membuat hasil transkrip

wawancara. Alasan penulis meminta bantuan beliau karena beliau

sangat memahami bahasa daerah, baik bahasa daerah yang diucapkan

maupun bahasa daerah yang ditulis.

Originalitas Penelitian

Originalitas penelitian berisi tentang topik penelitian yang

akan dilaksanakan benar-benar asli dan tidak merupakan hasil jiplakan

dari naskah atau karya penelitian orang lain, meskipun dalam beberapa

hal mempunyai kesamaan terutama yang berhubungan dengan metode

tetapi ada hal-hal lain dalam penelitian yang berbeda. Hal yang

berbeda inilah yang akan menunjukkan keaslian penelitian.

Banyak studi literatur yang membahas tentang kearifan lokal

yang ada di beberapa daerah Indonesia, di mana kearifan lokal tersebut

membantu masyarakat dalam mengelola alam sekitarnya, berikut

merupakan beberapa studi literatur yang digunakan oleh penulis

sebagai originalitas penelitian:

Yayasan Riak Bumi, dalam Buletin Suara Bekakak (Taman

Nasional Danau Sentarum edisi II April – Juni 2001)4, dalam buletin ini

diinformasikan bahwa sistem mencari ikan dengan menggunakan akar

tuba juga dilakukan oleh masyarakat Dayak Iban sebagai bagian dari

kebudayaan mereka. Kegiatan mencari ikan tersebut merupakan

kegiatan tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Iban sebelum mulai

berladang (Bumai) terutama pada musim kemarau. Masyarakat percaya

dengan Menuba akan menghalau segala macam hama penyakit

tanaman perusak padi dan tanaman lainnya yang berada di ladang.

4 http://www.riakbumi.or.id/download/sbedisi2.pdf, November 2014

Page 13: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

29

Selama bertahun-tahun kegiatan Menuba dilakukan, tidak ada masalah

terhadap pola mencari ikan dengan sistem ini. Akan tetapi pada tahun

1997 ada masalah yang dihadapi oleh masyarakat Iban dalam hal

Menuba, banyak ikan yang mati karena ada yang meracun ikan dengan

menggunakan tuba yang dicampur dengan bahan kimia lainnya. Hal

ini menyebabkan kerusakan habitat ikan.

Riwut (2003), dalam tulisannya hanya memberikan informasi

dan tidak membahas mengenai Ritus Menuba secara rinci. Mursidin

(2012), mendeskripsikan tentang kearifan lokal masyarakat suku Bajo

di Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe

Selatan, seperti pengetahuan tentang gejala-gejala alam, pengetahuan

tentang perairan laut, keterampilan mengolah ikan, keterampilan

menganyam, pengetahuan tentang teknologi tradisional yaitu cara dan

alat yang digunakan untuk menangkap ikan. Salah satunya adalah

Mattuba yakni meracun ikan dengan menggunakan akar tuba.

Menurut orang Bajo racun tuba tidak membahayakan karena yang mati

hanya ikan yang berada dipermukaan saja. Hasil penelitian yang sudah

dilakukan oleh Mursidin, suku Bajo memiliki seperangkat kearifan

lokal baik sosial, maupun lingkungan. Bentuk-bentuk kearifan lokal

tersebut berupa Indigenous Knowledge, yakni pengetahuan dan

keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun yang dapat

dijadikan modal untuk bertahan hidup. Suku Bajo juga memiliki etos

kerja yang tinggi dan mempunyai pengetahuan untuk merawat

lingkungan. Alasan penulis juga memasukan tentang kearifan lokal

masyarakat suku Bajo dikarenakan masyarakat Bajo mempunyai

pengetahuan yang sama dengan masyarakat Dayak mengenai cara

menangkap ikan dengan menggunakan akar tuba, walaupun sangat

disadari oleh penulis bahwa habitus yang dimiliki oleh masyarakat

suku Bajo sangat berbeda dengan habitus yang dimiliki oleh

masyarakat Dayak Tomun Lamandau.

Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Renjaan dkk (2013), di Desa Ngilngof yang berada di Maluku Tenggara

tentang budaya Sasi Kelapa dan merupakan bagian dari kearifan lokal

mengenai konsep konservasi. Sasi merupakan sistem “larangan” yang

Page 14: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

30

bersifat melindungi sesuatu atau hasil tertentu dalam batas waktu

tertentu dan diberlakukan dengan tanda tertentu dan mempunyai sifat

atau ketentuan hukum yang berlaku untuk umum. Sasi kelapa adalah

salah satu bagian dari sasi darat yang dilakukan pada sumberdaya alam

di darat. Sasi dimaksudkan untuk mengatur perilaku masyarakat dalam

memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar mereka. Berdasarkan

temuan di lapangan oleh Renjaan dkk, budaya sasi dapat berjalan

dengan baik karena adanya partisipasi dan kesadaran masyarakat lokal

terhadap hubungan harmonis mereka terhadap alam, selain itu adanya

sanksi adat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh masyarakat walaupun

hukum yang berlaku masih merupakan hukum lisan.

Sama dengan budaya sasi, berdasarkan penelitian Da Costa

(2010), masyarakat Timor Leste yang berada di Suco Lauhata Distrik

Liquica juga mempunyai kearifan lokal dalam mengelola lingkungan,

khususnya pengelolaan hutan. Kearifan lokal ini dikenal dengan

sebutan Tara Bandu, kearifan lokal Tara Bandu memberikan kontribusi

pada perbaikan lingkungan di daerah Suco Lauhata yaitu berkurangnya

kegiatan illegal logging. Dalam pelaksanaannya Tara Bandu memiliki

norma, larangan dan sangsi yang berlaku. Larangan tersebut berupa

perlunya menjaga hewan ternak dengan cara membuat kandang supaya

tidak merusak lingkungan sekitar, dan kebun serta ladang masyarakat

harus memiliki pagar, larangan menebang hutan sembarangan dan

sangsi yang diberikan berupa denda ringan dan denda berat tergantung

dari pelanggaran yang dilakukan. Dalam pelaksanaannya peran aktor

yaitu para tokoh adat, kabuleha (polisi hutan tradisional) dan

pemerintah, serta partisipasi dan komitmen masyarakat memberikan

kontribusi yang sangat berarti dalam berlangsungnya Tara Bandu. Tara

Bandu dapat dipahami sebagai hukum tradisional lingkungan yang

mengatur tentang interaksi antara manusia dengan sesama, manusia

dengan alam dan manusia dengan leluhur, sehingga revitalisasi

lingkungan dapat berjalan dengan baik di daerah Suco Lauhata.

Page 15: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

31

Kerangka Pikir Penelitian

Masyarakat adat khususnya masyarakat Dayak Tomun

Lamandau yang berada di Desa Batu Tunggal, sejak dahulu mempunyai

hubungan timbal balik dengan alam, di mana alam menyediakan

kebutuhan masyarakat dan sebagai gantinya masyarakat akan

mengelola alam sehingga hubungan yang terjadi merupakan hubungan

yang saling menguntungkan. Menurut Syafa’at dkk (2008), pengalaman

berinteraksi dan beradaptasi secara erat dengan alam telah memberikan

pengetahuan yang mendalam bagi kelompok-kelompok masyarakat

adat dalam pengelolaan sumber daya alam lokalnya. Demikian halnya

dengan pengetahuan masyarakat adat Dayak mengenai pengelolaan

alam juga sudah tertuang dalam setiap kegiatan sehari-hari yang

mereka lakukan, seperti adanya sistem larangan/ pamali, adanya suatu

tempat yang dikeramatkan, memberikan sesaji dalam setiap kegiatan

adat yang dilakukan. Kesadaran dan pengetahuan lokal masyarakat

adat yang berada di Desa Batu Tunggal dalam mengelola lingkungan

juga tertuang dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat, di mana didukung

oleh modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat sehingga sampai saat

ini ritus Manuba Ba Adat dapat berjalan dan dikelola dengan baik.

Keberlanjutan dan eksistensi kegiatan ritus Manuba Ba Adat yang berada di Desa Batu Tunggal terlihat dalam masih dilaksana-

kannya kegiatan ini secara rutin setiap tahun. Hal ini berbeda dengan

beberapa daerah di Kabupaten Lamandau khususnya, di mana kegiatan

ritus Manuba Ba Adat sudah tidak berjalan dengan baik. Sehingga

berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melihat modal

sosial yang ada didalam komunitas ini sehingga kegiatan ritus bisa

berjalan dan dikelola dengan baik sampai saat ini dan mendeskripsikan

kontribusi dari kegiatan ritus Manuba Ba Adat terhadap pembangunan

berkelanjutan khususnya keberlanjutan ikan yang berada di Desa Batu

Tunggal. Kerangka pikir penelitian ini disajikan dalam bentuk bagan

yang dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Page 16: Bab Tiga Metode Penelitian - UKSW · 2017. 10. 26. · Kondisi Sungai Yang Di. gunakan Untuk Ritus ... Data primer diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan ritus berlangsung,

32

Gambar 3.4. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Sumber Daya Alam Masyarakat Dayak Tomun Lamandau

Ritus Manuba Ba Adat

Mendukung Keberlanjutan Ekologi

Modal Sosial