5
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek selama dua bulan pada proyek Pembangunan Dapur Pangan Aceh, Jeulingke, Banda Aceh, penulis banyak memperoleh tambahan pengalaman dan pengetahuan lapangan secara langsung. Hal ini dapat menjadi bahan perbandingan bagi Penulis, antara pengetahuan yang didapat di lapangan dengan teori yang diperoleh dari perkuliahan maupun dari literatur-literatur. Berdasarkan analisis serta hasil pengamatan di lapangan selama mengikuti Kerja Praktek, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Papan nama proyek didirikan dengan baik di lokasi proyek. 2. Penempatan material seperti pasir dan kerikil di lapangan diletakkan di atas tanah tanpa ditutup dengan terpal serta tanpa diberi alas di bawahnya. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan PBI-1971 pasal 3.9 halaman 31 yaitu untuk penempatan material dapat digunakan bak-bak yang berlantai sehingga material tersebut tidak bercampur secara langsung dengan tanah. 71

BAB V DPA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesimpulan

Citation preview

72

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanSetelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek selama dua bulan pada proyek Pembangunan Dapur Pangan Aceh, Jeulingke, Banda Aceh, penulis banyak memperoleh tambahan pengalaman dan pengetahuan lapangan secara langsung. Hal ini dapat menjadi bahan perbandingan bagi Penulis, antara pengetahuan yang didapat di lapangan dengan teori yang diperoleh dari perkuliahan maupun dari literatur-literatur.Berdasarkan analisis serta hasil pengamatan di lapangan selama mengikuti Kerja Praktek, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:1. Papan nama proyek didirikan dengan baik di lokasi proyek.2. Penempatan material seperti pasir dan kerikil di lapangan diletakkan di atas tanah tanpa ditutup dengan terpal serta tanpa diberi alas di bawahnya. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan PBI-1971 pasal 3.9 halaman 31 yaitu untuk penempatan material dapat digunakan bak-bak yang berlantai sehingga material tersebut tidak bercampur secara langsung dengan tanah.3. Penempatan besi langsung di tanah dan di tempat terbuka tidak sesuai dengan ketentuan PBBI 1971 pasal 3.9 ayat 7 dan 8 halaman 32 yang menyebutkan bahwa batang-batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan penimbunan batang-batang tulangan.4. Penempatan semen untuk campuran beton sudah sesuai dengan ketentuan SNI03-2847-2002 pasal 5.7 ayat 1 , di mana penyimpanan semen dan agregat harus disimpan sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan, atau intrusi bahan yang mengganggu.5. Air yang dipakai pada pelaksanaan konstruksi sudah sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 5.4 ayat 1 halaman 15, di mana air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam alkali, garam, bahan organik, atau bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.6. Peralatan yang digunakan dalam proyek ini belum cukup memadai seperti tidak adanya waterpass dan vibrator. Sedangkan kondisi alat yang dipakai masih berfungsi dengan baik seperti, pemotong tulangan (bar cutter), pembengkok tulangan (bar bender), pencampur beton (concrete mixer), dan ditambah dengan alat pendukung lainnya seperti cangkul, palu, sekop, meteran dan lain-lain.7. Untuk pekerjaan urugan kembali pemadatan dilakukan secara manual dengan cara ditekan dan dipukul dengan sekop sehingga tingkat kepadatan tanah tidak sempurna.8. Untuk proses pemadatan beton tidak menggunakan alat vibrator, hal ini tidak sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 7.10 ayat 8 halaman 32. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan pemadatan dilakukan dengan cara menusuk beton cor menggunakan stick besi atau dengan memukul cetakan dari samping.9. Penggunaan diameter, jarak dan jumlah tulangan di lapangan sesuai dengan gambar rencana. 10. Proporsi adukan untuk campuran beton dalam pekerjaan pengecoran dalam pelaksanaan tidak diukur secara rinci sesuai dengan mix design, sehingga tidak ada jaminan terhadap mutu perencanaan beton.11. Tidak dibuat benda uji selama pekerjaan pengecoran. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 7.6.2.1 yaitu pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari satu contoh uji per hari, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton.12. Perawatan beton hanya dilakukan selama 3 4 hari, bahkan ada pekerjaan yang tidak dilakukan perawatan. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 7.11 ayat 1 halaman 32, yaitu harus dirawat pada suhu 10oC dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.13. Pekerjaan pembongkaran bekisting untuk kolom lantai 1 dilakukan setelah umur beton mencapai 1 hari. Sedangkan pembukaan perancah dan bekisting pada balok dan plat lantai II setelah umur beton mencapai 10 hari, hal ini sesuai dengan SNI 03-2847-2002 halaman 33.

5.2 Saran-saranDari hasil Kerja Praktek yang diikuti pada proyek Pembangunan Dapur Pangan Aceh, Jeulingke, Banda Aceh, secara keseluruhan pekerjaan dilapangan sudah cukup baik, namun masih saja terdapat kekurangan. Berdasarkan pengamatan dan kesimpulan yang diambil didapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada pengawas lapangan agar lebih ketat dan teliti dalam mengawasi tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di lapangan sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan.2. Penempatan material seperti pasir dan kerikil hendaknya diberi alas sehingga pada waktu pengambilan bahan tidak tercampur dengan tanah dibawahnya.3. Besi sebaiknya ditempatkan di tempat yang terlindung dari panas matahari dan hujan serta tidak langsung bersentuhan dengan tanah untuk mencegah timbulnya karatan yang dapat mengurangi mutu beton bertulang.4. Pemadatan tanah untuk urugan pondasi sebaiknya dilakukan dengan alat khusus agar mendapatkan hasil yang baik.5. Perawatan beton dengan cara menyiram air ke permukaan beton paling sedikit dua minggu setelah pengecoran.6. Penuangan mortar ke dalam bekisting kolom dengan ketinggian 4 m sebaiknya tidak dilakukan secara langsung karena tinggi jatuh bebas dibatasi 1,5 m dan untuk tinggi jatuh yang lebih dari 1,5 m harus digunakan talang atau jendela cor pada mal kolom.7. Memperketat pengawasan terhadap pekerja terutama pengawasan terhadap keselamatan kerja dengan memberikan jaminan keselamatan seperti helm, sarung tangan, sepatu boot, dan obat-obatan.

71