25
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan Dan Perancangan Judul dari perancangan ini adalah kostel yang berarti singkat kos-kosan hotel. Sebuah fenomena baru di bidang hunian di Indonesia. Kostel ini difungsikan sebagai hunian sementara untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang strategis. Dengan sasaran mahasiswa terutama mahasiswa pendatang di daerah palmerah yang ingin mendapatkan hunian yang nyaman dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, maka dalam kostel ini akan disediakan fasilitas-fasilitas penunjang yang akan membantu mempermudah aktifitas sehari-hari. Topik yang diambil dalam perancangan kostel ini adalah ”sustainable architecture” atau arsitektur berkelanjutan dengan tema ”energy efficiency” atau efisiensi energi. Pemilihan tema ini berlandaskan pada kondisi lingkungan sekitar kita yang semakin hari semakin mengkhawatirkan seperti munculnya isu global warming atau pemanasan global dimana mempengaruhi siklus kehidupan sehari- hari.. Penggunaan energi yang boros dari proses dalam kehidupan tidak terkecuali proses arsitektural menjadi perhatian utama yang harus segera dipecahkan agar kelangsungan siklus kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Dengan berpedoman pada teori-teori sustainable, bangunan ini diharapkan dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan tanggap terhadap penggunaan energi pada bangunan secara keseluruhan. 106

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V. 1. Dasar Perencanaan Dan Perancangan

Judul dari perancangan ini adalah kostel yang berarti singkat kos-kosan

hotel. Sebuah fenomena baru di bidang hunian di Indonesia. Kostel ini difungsikan

sebagai hunian sementara untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan

tempat tinggal yang strategis. Dengan sasaran mahasiswa terutama mahasiswa

pendatang di daerah palmerah yang ingin mendapatkan hunian yang nyaman dan

dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, maka dalam kostel ini akan

disediakan fasilitas-fasilitas penunjang yang akan membantu mempermudah

aktifitas sehari-hari.

Topik yang diambil dalam perancangan kostel ini adalah ”sustainable

architecture” atau arsitektur berkelanjutan dengan tema ”energy efficiency” atau

efisiensi energi. Pemilihan tema ini berlandaskan pada kondisi lingkungan sekitar

kita yang semakin hari semakin mengkhawatirkan seperti munculnya isu global

warming atau pemanasan global dimana mempengaruhi siklus kehidupan sehari-

hari.. Penggunaan energi yang boros dari proses dalam kehidupan tidak terkecuali

proses arsitektural menjadi perhatian utama yang harus segera dipecahkan agar

kelangsungan siklus kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Dengan

berpedoman pada teori-teori sustainable, bangunan ini diharapkan dapat menjadi

suatu bangunan berkelanjutan yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan

tanggap terhadap penggunaan energi pada bangunan secara keseluruhan.

106

Page 2: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V. 2. Konsep Perancangan Makro

V.2.1. Orientasi Massa Bangunan

Berdasarkan hasil analisa dari orientasi massa bangunan yang

ditentukan oleh faktor matahari, angin dan bentuk tapak dan view ke sekitar

bangunan. Maka orientasi massa bangunan adalah :

Gambar 29. Konsep orientasi massa bangunan

S

U

Massa bangunan yang utama menghadap utara-selatan dengan sisi pendek

menghadap timur-barat. Namun dikarenakan massa bangunan yang juga

berorientasi terhadap sisi jalan di sisi timur dan view ke arah timur dan barat

maka bangunan juga menghadap ke arah timur dan barat dengan

pertimbangan cahaya yang masuk lebih besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh

orientasi pada sisi pertemuan ke dua jalan utama sehingga bentuk massa ini

akan terlihat dari 2 sisi arah jalan dan mencerminkan sebagai bangunan yang

berdiri pada lahan pojok dan pada lahan persegi panjang. Pada sisi pojok ini

bangunan dimiringkan 30° dengan dasar kemiringan adalah acuan sudut

yang tidak terlalu ektrim dan panjang jalan di sisi selatan dan tinur tapak.

Untuk sisi barat diberikan pemecahan terhadap radiasi panas pada sore hari

dengan perletakan ruang servis atau koridor.

107

Page 3: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V.2.2. Pencapaian Menuju Tapak

Pencapaian menuju tapak yang direncanakan meliputi entrance

masuk kendaraan, akses keluar kendaraan, side entrance untuk kendaraan

servis dan entrance pedestrian untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut :

Gambar 30. Konsep pencapaian menuju tapak

Pintu masuk motor

Pintu masuk kendaraan

Pintu keluar kendaraan

Side Entrance (kendaraan servis)

3

2

1

Pedestrian pejalan kaki

Entrance yang direncanakan adalah melalui jalan utama yaitu jalan Rawa

belong (jalan nomor 1) yang merupakan 2 jalur mobil. Entrance diletakkan

jauh dari pertigaan sehingga tidak berpotensi menimbulkan kemacetan

sementara untuk akses keluar kendaraan berada di bagian selatan tapak yang

langsung keluar ke jalan Kebon Jeruk Raya (jalan nomor 2). Selain itu, akses

servis melalui side entrance yang terletak di jalan di bagian selatan tapak

yang dapat diakses namun tidak mengganggu sirkulasi utama. Lalu lintas

servis yang tidak padat cocok dengan jalan tersebut karena hanya dapat

108

Page 4: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

dilewati oleh 1 kendaraan. Untuk pejalan kaki, entrance pedestrian

diletakkan di bagian utara tapak karena dapat membantu dalam mengurangi

kemacetan di bagian pertigaan dimana tempat angkutan umum berhenti.

V.2.3. Sirkulasi Dalam Tapak

Berdasarkan konsep pencapaian, konsep sirkulasi dalam tapak

menggunakan pola liniear untuk kendaraan satu garis lurus dari arah timur

tapak ke selatan tapak sehingga drop in kendaraan berada di sisi kanan

bangunan. Hal ini tidak akan menganggu sirkulasi antara kendaraan dan

pedestrian. Sementara untuk pejalan kaki menggunakan pola linier dimana

mendapatkan akses langsung masuk ke bangunan dari jalan utama dengan

melewati ruang publik

Gambar 31. Konsep sirkulasi dalam tapak

Publik

Sirkulasi pejalan kaki

Sirkulasi kendaraan

109

Page 5: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V.2.4. Tata Ruang Luar

Konsep untuk tata ruang luar dibagi berdasarkan fungsinya yaitu

ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Konsep tata ruang luar dibuat terpusat

dengan ruang luar sebagai vocal point yang dapat mengikat antara massa

bangunan dan mudah diakses oleh pengguna bangunan. Untuk ruang luar

aktif di di bangunan kostel terdapat :

• Plasa, yang berfungsi sebagai hall penerima untuk pejalan

kaki dimana akan digunakan sebagai public space untuk yang

menjadi perantara ruang-ruang di dalam bangunan dengan

lingkungan sekitarnya.

• Ruang komunal pada bangunan ini diletakkan di antara massa

bangunan. Fungsinya sebagai tempat berkumpul dan

bersosialisasi yang lebih privasi dibandingkan plasa. Ruang

komunal ini dapat berbentuk taman yang dilengkapi dengan

pepohonan peneduh dan kursi taman.

Elemen-elemen yang dapat mendukung konsep tata ruang luar

bangunan kostel tersebut adalah :

• Elemen lunak, yang terdiri dari pohon sebagai peneduh dari

sinar matahari dan penghasil oksigen bagi manusia, pohon

juga dapat digunakan sebagai sound barrier bagi bising yang

akan masuk ke dalam tapak. Untuk rumput dapat digunakan

sebagai perkerasan untuk pejalan kaki di taman.

110

Page 6: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

• Elemen keras, yang terdiri kanopi untuk pedestrian agar

pejalan kaki dapat terlindungi dari panas matahari dan hujan,

kursi untuk tempat duduk bagi penghuni dan fasilitas

pembuangan sampah sebagai wujud peduli lingkungan.

Untuk perkerasan kendaraan menggunakan grass block dan

aspal serta pejalan kaki menggunakan batu alam atau cone

block.

V.2.5. Parkir

Konsep parkir yang akan digunakan dalam proyek kostel ini adalah

parkir 90°. Parkir ini akan ditujukan tamu dan pengelola. Parkir terdiri dari

parkir mobil, motor dan kendaraan servis. Alasan penggunaan parkir 90°

adalah sirkulasi parkir yang mudah dan jumlah parkir lebih banyak.

Gambar 32. Konsep parkir 90°

Untuk mengaplikasikan konsep hemat energi, penggunaan parkir

hanya untuk tamu dan pengelola agar membatasi penggunaan kendaraan

pribadi oleh mahasiswa dan secara tidak langsung mendukung penghematan

energi terutama dalam penggunaan energi untuk transportasi.

111

Page 7: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V.2.6. Zoning Dalam Tapak

Gambar 33. Konsep zoning dalam tapak

Private

Servis

Semi Private

Publik

Konsep penzoningan pada tapak dilakukan setelah melakukan 3 alternatif

dari penyusunan zoning. Hal tersebut juga mempertimbangkan analisa dari

pencapaian menuju tapak dan sirkulasi. Zoning dibagi menjadi 4 zona yaitu

zona private, semi publik, publik, dan servis. Zona private diletakkan

disamping dan belakang agar terhindar dari kebisingan sementara servis

dibagian belakang agar tidak menggangu sirkulasi utama. Zona semi publik

diletakkan di depan agar mudah diakses baik dari dalam bangunan oleh

penghuni dan dari luar bangunan oleh masyarakat umum. Zona publik

diletakkan di depan sebagai pintu masuk pelaku kegiatan.

112

Page 8: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Gambar 34. Konsep zoning vertikal

Servis

Publik

Semi Publik Private

Konsep penzoningan bangunan pada tapak secara vertikal adalah pada lantai

dasar digunakan sebagai zona publik, servis dan semi private. Didalamnya

akan digunakan sebagai fasilitas umum dan penunjang. Untuk lantai dua dan

tipikal ke atas digunakan sebagai zona private yang terdiri dari hunian –

hunian yang diakses melalui transportasi vertikal.

V. 3. Konsep Perancangan Mikro

V.3.1. Pelaku Kegiatan Kostel

Berdasarkan hasil analisa kegiatan di dalam kostel, maka pelaku

kegiatan kostel adalah sebagai berikut :

1. Penghuni Kostel

• Mahasiswa pria dan wanita

2. Karyawan Kostel

• Karyawan Bagian Pengelola.

• Karyawan Bagian Pelayanan / Servis.

113

Page 9: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

3. Tamu Penghuni Kostel

• Tamu mahasiswa (keluarga atau kerabat)

• Calon penyewa

Mahasiswa yang akan ditampung dalam kostel ini adalah mahasiswa

dari luar Jakarta yang membutuhkan tempat tinggal selama masa studinya

dan mereka tidak punya tempat tinggal di jakarta. Dikarenakan pemilik dari

kostel ini adalah Universitas Bina Nusantara yang merupakan suatu instansi

pendidikan maka untuk mencerminkan perilaku dari mahasiswa dibuat

pemisahan massa bangunan antara mahsiswa pria dan wanita sehingga tidak

saling mencampur antara keduanya. Konsep dari sasaran proyek ini adalah

untuk mahasiswa baik nanti akan menempati secara individu atau secara

kelompok. Untuk yang individu akan menempati tipe studio untuk 1 orang

sementara yang berkelompok dapat menempati unit-unit yang berkapasitas

untutk 2, 4 dan 6 orang. Penempatan unit ini juga harus berdasarkan jenis

kelamin yang sama dan dihindari adanya pencampuran lain jenis agar dapat

terhindar dari situasi yang tidak dikehendaki. Kostel ini disewwakan per

bulan dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang layaknya hotel

bintang 3 yang dapat digunakan tidak hanya oleh penghuni namun dapat

dikomersilkan kepada mahasiswa binus lainnya dan masyarakat umum

sekitarnya.

114

Page 10: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V.3.2. Konsep Program Ruang Kostel

Tabel 27. Konsep program ruang kostel

Kelompok ruang Jenis ruangan Luasan

Hunian Hunian single (1 orang)

Hunian double (2 orang)

Hunian deluxe (4 orang)

Hunian family (6 orang)

21 m2

25 m2

63 m2

74 m2

Ruang Pengelola Ruang administrasi 35 m2

Ruang pemasaran 35 m2

Ruang tunggu 16 m2

Toilet pria 14 m2

Toilet wanita 14 m2

Ruang Servis Ruang Karyawan 35 m2

Janitor 132 m2

Laundry 49 m2

Toilet pria 14 m2

Toilet wanita 14 m2

Ruang Utilitas Ruang genset 35 m2

Ruang M&E 30 m2

Ruang reservoir 35 m2

Ruang STP 15 m2

115

Page 11: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Ruang sampah 25 m2

R.bongkar muat 27,5 m2

Fasilitas Penunjang Lobby 100 m2

Restoran 278 m2

Mini market 70 m2

Ruang fitness 147 m2

Ruang locker 49 m2

Toilet pria 14 m2

Toilet wanita 14 m2

Salon 35 m2

ATM Center 25 m2

Ruang Bilas 15 m2

Kolam renang 233 m2

Lapangan basket 336 m2

Ruang Luar Parkir mobil 250 m2

Parkir motor 80 m2

V.3.3. Bentuk Massa Bangunan

Bentuk massa bangunan yang akan diterapkan pada perancangan

kostel ini adalah massa majemuk. Pertimbangan dalam menentukan massa

majemuk adalah :

116

Page 12: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

• Pengelompokan kegiatan di dalam kostel dimana terdapat 2

jenis pelaku yaitu mahasiswa pria dan wanita sehingga

terdapat 2 massa bangunan. Massa bangunan terdiri dari

massa bangunan pria dan wanita. Massa wanita ditempatkan

di depan dengan pertimbangan mudah dicapai dan pria

ditempatkan di belakang agar tidak mengganggu sirkulasi

utama dikarenakan perilaku pria yang sering memiliki

kegiatan yang tidak tetap.

• Pemaksimalan pengudaraan alami tanpa memasukkan faktor

angin terlalu banyak ke dalam bangunan namun angin dapat

bergerak di antara bangunan.

• Pemaksimalan pencahayaan alami karena dengan massa

majemuk dapat dihindari adanya ruang di dalam ruang

sehingga seluruh ruang mendapatkan pencahayaan alami.

Untuk bentuk bangunan, menggunakan bentuk dasar persegi dengan

pertimbangan bentuk tersebut cocok dengan bentuk tapak sehingga

menyesuaikan dengan lingkungan sekitar dan pengaturan ruang dalam

bentuk ini lebih mudah dan lebih efisien karena tidak membuang ruang.

Pola organisasi massa bangunan yaitu menggunakan pola massa

bangunan terpusat dengan ruang luar berada di antara massa – massa

bangunan dan menjadi pengikat massa bangunan tersebut sehingga menjadi

kesatuan dalam satu tapak.

117

Page 13: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Gambar 35. Konsep bentuk massa bangunan

Ruang Luar

V.3.4. Sirkulasi Dalam Bangunan

Konsep sistem sirkulasi untuk bangunan kostel adalah untuk

sirkulasi horisontal didalam bangunan menggunakan sistem linier dengan

menggunakan koridor jenis single loaded dan double loaded :

• Pencahayaan dan pengudaraan alami pada unit hunian dapat

secara maksimal.

• Koridor menjadi terang dan tidak memerlukan cahaya.

• Sirkulasi udara baik dan selalu berputar-putar.

• Untuk double loaded dapat menampung jumlah unit lebih

banyak dan dalam pembangunan menjadi lebih praktis dan

menghemat di biaya,waktu dan penggunaan bahan.

118

Page 14: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Untuk pola sirkulasi manusia dalam bangunan menggunakan pola

linier melurus agar mengarahkan pelaku kegiatan didalamnya untuk lebih

jelas dan terarah dengan 1 jalur utama berupa koridor dan didistribusikan ke

unit-unit hunian.

Gambar 36. Konsep single loaded

Hunian Hunian Hunian Hunian

Koridor

Gambar 37. Konsep double loaded

Hunian Hunian Hunian Hunian

Koridor

Hunian Hunian Hunian Hunian

Untuk sirkulasi vertikal yang akan digunakan dalam perancangan kostel ini

adalah menggunakan tangga sebagai akses utama dan tangga darurat sebagai

proteksi dari kebakaran. Tangga dipilih karena lebih hemat dalam

119

Page 15: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

penggunaan energi sementara penggunaan lift hanya dikhususkan untuk

orang cacat dan barang sehingga hanya ada 1 lift.

V.3.5. Sistem Struktur

• Struktur Bawah

Jenis pondasi yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah

pondasi bored pile. Alasan pemilihan pondasi ini adalah pengerjaannya

yang tidak mengganggu lingkungan sekitarnya yang banyak terdiri dari

hunian penduduk karena dalam pengerjaanya tidak menimbulkan

getaran. Keuntungan lain dari pondasi bored pile adalah diameter lebih

besar sehingga daya dukung tiang lebih besar dan tumpuan menjadi

lebih kecil. Pondasi ini cocok untuk segala jenis tanah.

• Struktur Atas

Jenis sistem struktur atas yang digunakan dalam perancangan kostel ini

adalah sistem plat, balok dan kolom

Keuntungan dari sistem plat, balok dan kolom :

• Space antar balok dapat digunakan sebagai tempat ducting.

• Beban dapat disalurkan ke dalam balok dan kolom sehingga

beban yang dipikul lantai tidak besar.

• Pelaksanaanya mudah.

120

Page 16: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V.3.6. Bahan Material Bangunan

• Bahan material dinding yang akan digunakan dalam perancangan kostel

adalah batu bata bakar karena batu bata mudah didapat dan murah.

• Bahan material penutup eksterior yang akan digunakan dalam

perancangan kostel adalah kaca karena dapat memasukkan pencahayaan

alami secara maksimal, mudah dipasang dan dirawat.

• Bahan material atap yang akan digunakan dalam perancangan kostel

adalah genteng karena mudah didapat, mudah dalam pemasangan, tahan

lama dan perawatannya mudah.

• Bahan material kusen yang akan digunakan dalam perancangan kostel

adalah kayu karena mudah didapat, kuat dibandingkan kusen dari bahan

alumunium.

• Bahan material plafon yang akan digunakan dalam perancangan kostel

adalah plafon gypsum board karena memiliki kelebihan yaitu mudah

dipasang, awet dan tahan lama, fleksibel dan memiliki isolasi terhadap

suara yang baik.

• Bahan material penutup lantai yang akan digunakan dalam perancangan

kostel adalah adalah keramik karena bahan mudah didapat, cocok

dengan iklim tropis dan tahan lama. Untuk penggunaan keramik di

dalam kostel, unit hunian menggunakan keramik 30 cm × 30 cm, kamar

mandi 20 cm × 20 cm dan area publik menggunakan keramik 60 cm ×

60 cm.

121

Page 17: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

V.3.7. Sistem Utilitas

• Sistem Instalasi Listrik

Sistem listrik untuk kostel ini berasal dari pembangkit tenaga listrik dari

PLN. Daya yang diberikan adalah sebesar 220 volt untuk menunjang

kegiatan di dalam kostel. Untuk sumber listrik cadangan menggunakan

genset yang diaktifkan apabila listrik utama dari PLN mengalami

gangguan dan tidak dapat dialirkan ke bangunan.

• Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan yang digunakan dalam perancangan kostel ini

dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

o Pada bangunan hemat energi, digunakan secara maksimal

pencahayaan alami dengan memberikan bukaan-bukaan pada sisi

bangunan yang menghadap timur. Bukaan sebesar 30 % dari luasan

dinding. Penggunaan shading atau material batu bata sebagai

penanggulangan terhadap radiasi panas yang masuk.

o Pencahayaan buatan menggunakan lampu TL atau lampu flouresen

yang memiliki efficiency yang baik sehingga menghemat

penggunaan energi. Untuk ruang luar menggunakan lampu metal

halida. Pencahayaan buatan digunakan pada ruang-ruang sirkulasi

yang diatur agar aktif hanya pada malam hari dengan teknologi

fotosel.

122

Page 18: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Tabel 28. Prioritas pencahayaan pada ruangan

Nama Ruangan Pencahayaan Alami Pencahayaan Buatan

Hunian : Ruang tidur

Ruang belajar

Ruang duduk

Ruang makan

Pantry

Kamar mandi

Koridor

Tangga

Lobby

Kantor pengelola

Ruang servis

Ruang utilitas

Restoran

Minimarket

Ruang fitness

Ruang locker

Salon dan ATM center

Lapangan outdoor

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

• Sistem Pengudaraan

Sistem pengudaraan dalam perancangan kostel ini dibagi menjadi 2 yaitu

pengudaraan alami dan pengudaraan buatan. Sesuai dengan tema

efisiensi energi maka pengudaraan alami menjadi salah satu faktor utama

yang digunakan. Konsep dari pengudaraan alami :

123

Page 19: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

o Pengudaraan alami menggunakan ventilasi silang terutama pada

ruang-ruang sirkulasi dan fasilitas umum.

o Alternatif untuk ventilasi silang menggunakan ventilasi silang

dimana lubang masuk lebih besar daripada lubang keluar sehingga

udara yang masuk tidak seluruhnya keluar dan masih dapat dirasakan

di dalam ruangan.

Gambar 38. Konsep ventilasi silang

o Penggunaan teras atau beranda pada unit-unit hunian dan kisi-kisi

pada bagian atas bukaan dan pintu unit-unit hunian agar dapat

mengalirkan udara ke dalam ruang unit.

o Pengudaraan buatan menggunakan AC. AC yang digunakan adalah

AC split diletakkan di unit-unit hunian, ruang administrasi dan

pemasaran, ruang fitness dan mini market. AC yang digunakan

adalah AC split agar pengudaraan dapat diatur secara manual

sehingga energi listrik tidak digunakan secara terus-menerus seperti

pada penggunaan AC window atau AC sentral.

124

Page 20: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

• Sistem Komunikasi

Untuk sistem komunikasi yang digunakan adalah jaringan telepon di

setiap lantainya yang dihubungkan melalui operator. Jaringan LAN

digunakan untuk koneksi ke internet dimana jaringan ini disediakan di

setiap unitnya.

• Sistem Keamanan

Sistem keamanan yang digunakan adalah pos keamanan yang diletakkan

di area entrance dan lobby utama sebagai gerbang masuk ke dalam

bangunan. Setiap penghuni akan dipantau sirkulasinya selama 24 jam

dengan sistem shift untuk petugas keamanannya.

• Sistem Proteksi Kebakaran

Untuk sistem proteksi terhadap kebakaran menggunakan 2 jenis yaitu :

o Penanggulangan secara pasif dengan menggunakan interior

bangunan yang nudah terbakar, penggunaan alat peringatan dini

seperti heat & smoke detector dan alarm kebakaran di setiap

ruangan

o Penanggulangan aktif dengan menggunakan peralatan pemadam

kebakaran seperti hidrant, sprinkler, bubuk CO dan penggunaan

tangga darurat sebagai jalur evakuasi orang bila terjadi

kebakaran.

125

Page 21: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

• Sistem Air Bersih

Untuk sistem air bersih yang digunakan dalam perancangan kostel

adalah sistem tangki atas. Air yang diperoleh dari PAM melalui meteran

ditampung didalam ground water tank untuk kemudian di pompa ke

reservoir atas dan dialirkan ke hunian secara gravitasi.

Meteran

PAM

Pompa

Reservoir Atas

Ground Water Tank

Hidrant dan Sprinkler

Hunian ( Toilet, Pantry,

Wastafel,

• Sistem Air Kotor

Sistem air kotor diperuntukan untuk air kotor cair dan air kotor padat.

Untuk sistem air kotor cair dan air kotor padat menggunakan STP.

• Sistem Air Hujan

Sistem air hujan direncanakan dimana air hujan yang turun akan

dialirkan melalui pipa vertikal, kemudian akan ditampung pada

penampungan air hujan dengan tujuan air akan meresap ke dalam tanah

atau dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

126

Page 22: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Air Hujan

Keterangan :

Air kotor air :

Air kotor padat :

Kloset

Wastafel, Tempat cuci piring, Air

bekas mandi, Laundry

Riol Kota

Menyiram tanaman

Bak Penampungan

STP

Air hujan :

Sistem plumbing untuk unit yang tidak segaris, maka sistem

plumbingnya akan digabungkan dengan plumbing di unit di depan ruang

komunal di lantai yang tidak terdapat unit hunian.

Unih Hunian

Unih Hunian

Unih Hunian

Unih Hunian

Unih Hunian

R.Komunal

127

Page 23: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

• Sistem Pembuangan Sampah

Sistem untuk pembuangan sampah yang digunakan adalah penyediaan

tempat sampah di setiap lantai. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan

dan dimasukkan ke shaft sampah untuk di dalurkan ke bak penampungan

di lantai dasar dan kemudian diangkut oleh petugas kebersihan untuk

dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah.

V.3.8. Konsep Facade Bangunan

Gambar 39. Konsep bukaan untuk pencahayaan alami

Gambar 40. Konsep bukaan untuk pengudaraan alami

128

Page 24: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Dari analisa yang dilakukan, facade bangunan akan menggunakan

banyak bukaan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan pengudaraan

alami. Facade sisi timur dan barat dibuat berbeda karena pertimbangan

radiasi panas matahari dan sisi utara dan sisi selatan dibuat berbeda dengan

pertimbangan letak lokasi secara global.

Bukaan pada facade bangunan juga berorientasi pada best view.

Bukaan yang besar pada sisi selatan dan utara akan mendapatkan view yang

baik. Bukaan pengudaraan menggunakan konsep kisi-kisi untuk tetap

menggunakan pengudaraan alami namun memperkecil kemungkinan

kecepatan angin yang besar sehingga udara yang masuk tetap nyaman. Pada

facade bangunan menggunakan material alami seperti kayu untuk

menghilangkan radiasi panas dan penggunaan bahan-bahan lokal yang

mudah didapat dan hemat energi.

V. 4. Penekanan Khusus

Penekanan khusus proyek ini terletak pada hunian kostel yang dapat

menampung kegiatan dari mahasiswa selama mereka tinggal di temapt tersebut.

Penekanan khusus juga pada efisiensi energi terutama pada aspek pencahayaan dan

pengudaraan alami sebagai pengganti penggunaan pencahayaan dan pengudaraan

buatan yang boros. Penekanan khusus juga pada penggunaan identitas binus karena

proyek ini merupakan dibawah instansi dan milik dari Universitas Bina Nusantara

sehingga pada proyek ini akan menggunakan elemen-elemen yang berorientasi pada

Binus seperti warna dan bentuk.

129

Page 25: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00062-AR bab 5.pdf · BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan

Gambar 41. Konsep warna pada Bina Nusantara

Penggunaan warna orange dan abu-abu sebagai aplikasi dari identitas Bina

Nusantara. Bentuk standar persegi dan kotak juga digunakan sebagai penekanan

khusus dari BINUS dan menjadi konsep dari facade bangunan.

V. 5. Tuntutan Rancangan

Tuntutan dari perancangan ini adalah desain bangunan kostel yang sesuai

dengan fungsi dan sasaran dari perancangan dimana kostel ini dapat memenuhi

kebutuhan dari pengguna bangunan secara keseluruhan. Kostel ini juga didesain

menjadi bangunan hemat energi yang dapat membantu dalam pelestarian

lingkungan sekitarnya dan menjadi bangunan yang dapat medukung kehidupan

yang akan datang sesuai dengan tuntutan arsitektur berkelanjutan.

130