Upload
doanlien
View
244
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
177
BAB V1
RANGKAIAN RC, RL DAN LRC
Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat:
1. Menganalisis karakteristik rangkaian RC menurut analisis analitik.
2. Menganalisis karakteristik rangkaian RC menurut analisis numerik.
3. Menganalisis karakteristik rangkaian RL menurut analisis analitik.
4. Menganalisis karakteristik rangkaian RL menurut analisis numerik.
5. Menganalisis karakteristik rangkaian RLC menurut analisis analitik.
6. Menganalisis karakteristik rangkaian RLC menurut analisis numerik.
7. Menemukan pengaruh nilai increment terhadap ketelitian data numerik
dibandingkan data analitik.
Pendahuluan
Rangkaian RC merupakan rangkaian dasar yang perlu dipahami dalam
menganalisis perilaku rangkaian yang melibatkan resistor dan hambatan.
Pemahaman tentang perilaku rangkaian RC dibutuhkan sebagai dasar mempelajari
perilaku rangkaian lain seperti rangkaian RL dan RLC, selain penggunan aplikasi
rangkaian RLC yang sangat luas, pemahaman osilasi RLC diperlukan ketika akan
mempelajari gelombang elektromagnetik. Karakteristik rangkaian RC biasanya
digambarkan dalam suatu persamaan differensial sehingga pemahaman tentang
teknik solusi differensial mutlak dibutuhkan dalam menganalisis rangkaian RC.
Metode numerik dengan fasilitas tabel dan grafik memberi peluang metode
alternatif penyelesaian persamaan differensial rangkaian RC tanpa harus
memahami solusi penyelesaiannya sehingga karakteristik rangkaian RC dapat
dipahami berdasarkan nilai-nilai tabel karakteristik dan penafsiran grafiknya
178
6.1 Rangkaian RC
Analisis rangkaian arus searah DC biasanya menggunakan arus listrik
yang selalu konstan. Biasanya rangkaian DC memiliki karakteristik tertentu yaitu
arus listrik tetap mengalir pada arah yang sama, namun dengan adanya
penambahan kapasitor menyebabkan arus listrik yang berubah-ubah terhadap
waktu. Secara sederhana, rangkaian RC tersusun atas komponen sumber tegangan,
resistor dan kapasitor seperti gambar berikut.
Gambar 6.1. Rangkaian RC
Gambar 6.1 menunjukkan rangkaian RC. Pada kondisi awal biasanya diasumsikan
bahwa kapasitor belum memiliki muatan. Pada saat saklar dihubungkan ke titik b
maka tidak ada arus listrik yang mengalir. Jika pada waktu t = 0 saklar pada
posisi a maka arus listrik akan mengalir dan kapasitor mulai dimuati muatan
listrik.
6.1.1 Analisis Rangkaian RC dengan Pendekatan Analitik
6.1.1.1 Pengisian Muatan pada Kapasitor
Berdasarkan hukum Kirchhoff maka hubungan antara arus dan tegangan
dalam rangkaian dapat dinyatakan dengan persamaan
𝜀 = 𝑖𝑅 +𝑄
𝐶 …(6.1)
persamaan (6.1) dapat disusun kembali menjadi
𝜀 − 𝑖𝑅 −𝑄
𝐶= 0
berdasarkan definisi arus listrik
𝑖 =𝑑𝑄
𝑑𝑡
maka persamaan (6.1) dapat dituliskan kembali menjadi
179
𝜀 = 𝑅𝑑𝑄
𝑑𝑡+
𝑄
𝐶 …(6.2)
solusi persamaan (6.2) adalah
𝑄 = 𝐶𝜀 (1 − 𝑒−𝑡
𝑅𝐶 ) …(6.3)
apabila didefinisikan bahwa Q0 = Cε maka persamaan (6.3) dapat dituliskan
menjadi
𝑄 = 𝑄0 (1 − 𝑒−𝑡
𝑅𝐶 ) …(6.4)
Sedangkan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian selama terjadi pengisian
muatan adalah
𝐼 =𝑑𝑄
𝑑𝑡=
𝜀
𝑅𝑒−𝑡/𝑅𝐶 …(6.5)
6.1.1.2 Pengosongan Muatan pada Kapasitor
Apabila saklar terhubung dengan titik b maka ε = 0 muatan listrik tidak
lagi dipompakan dari baterai ke kapasitor, akan tetapi sebaliknya kapasitornya
membuang muatan atau terjadi pengosongan muatan. Dengan mengaplikasikan
hukum Kirchhoff, maka arus dan tegangan pada saat terjadi pengosongan muatan
dapat dinyatakan dengan persamaan
𝑖𝑅 +𝑄
𝐶= 0 …(6.6)
persamaan (6.6) dapat disusun kembali menjadi
𝑅𝑑𝑄
𝑑𝑡+
𝑄
𝐶= 0 …(6.7)
analog dengan penjelasan di atas, maka solusi umum persamaan (6.7) dapat
dinyatakan dengan persamaan
𝑄 = 𝑄0𝑒−𝑡/𝑅𝐶 …(6.8)
sedangkan arus yang mengalir dalam rangkaian selama terjadi pengosongan
muatan dapat diuraikan dengan penjelasan berikut. Berdasarkan definisi arus
listrik yang menyatakan bahwa
𝑖 =𝑑𝑄
𝑑𝑡
180
maka dengan menurunkan persamaan (6.8) terhadap t akan kita peroleh
persamaan berikut
𝑖 = −𝑄0
𝑅𝐶𝑒−𝑡/𝑅𝐶
tanda minus menunjukkan bahwa arah arus listrik pengosongan berlawanan
dengan arah arus pengisian muatan pada kapasitor. Berdasarkan definisi bahwa
Q0 = Cε, maka arus listrik selama proses pengosongan dapat pula dinyatakan
dengan persamaan
𝑖 = −𝜀
𝑅𝑒−𝑡/𝑅𝐶 …(6.9)
6.1.2 Analisis Rangkaian RC dengan Pendekatan Numerik
6.1.2.1 Pengisian Muatan pada Kapasitor
Berdasarkan hukum Kirchhoff maka hubungan antara arus dan tegangan
dalam rangkaian RC selama terjadi pengisian muatan dapat dinyatakan dengan
persamaan
𝜀 = 𝑖𝑅 +𝑄
𝐶 …(6.10)
persamaan (6.10) dapat disusun kembali menjadi
𝜀 − 𝑖𝑅 −𝑄
𝐶= 0 …(6.11)
berdasarkan definisi arus listrik
𝑖 =𝑑𝑄
𝑑𝑡
maka persamaan (6.11) dapat diuraikan menjadi
𝑑𝑄
𝑑𝑡𝑅 = 𝜀 −
𝑄
𝐶
apabila kedua ruas persamaan di atas dibagi dengan R akan diperoleh
𝑑𝑄
𝑑𝑡=
𝜀
𝑅−
𝑄
𝑅𝐶 …(6.12)
dengan menggunakan definisi turunan, maka arus listrik dapat juga dituliskan
menjadi
𝑑𝑄
𝑑𝑡≈
∆𝑄
∆𝑡
dengan demikian, secara lengkap persamaan (6.12) dapat dituliskan menjadi
181
∆𝑄
∆𝑡=
𝜀
𝑅−
𝑄
𝑅𝐶 …(6.13)
𝑄 𝑡+∆𝑡 −𝑄(𝑡)
∆𝑡=
𝜀
𝑅−
𝑄(𝑡)
𝑅𝐶
𝑄 𝑡 + ∆𝑡 = 𝑄 𝑡 +𝜀
𝑅 ∆𝑡 −
1
𝑅𝐶𝑄(𝑡)∆𝑡
𝑄 𝑡 + ∆𝑡 = 𝑄 𝑡 + ∆𝑡(𝜀
𝑅−
1
𝑅𝐶𝑄 𝑡 ) …(6.14)
jika 𝜀
𝑅= 𝐼0 dan
1
𝑅𝐶= 𝜏 maka persamaan (6.14) dapat dituliskan
𝑄𝑖+1 = 𝑄𝑖 + (𝐼𝑜 − 𝜏 𝑄𝑖)∆𝑡 …(6.15)
berdasarkan hukum Ohm, maka besarnya arus listrik yang mengalir dalam
rangkaian dinyatakan dengan persamaan
𝐼𝑖 = 𝑉𝑖− 𝜀
𝑅 …(6.16)
dengan
𝑉𝑖 = 𝑄𝑖
𝐶 …(6.17)
dimana Ii menyatakan besarnya kuat arus pada i, Vi menyatakan beda potensial
pada i dan Qi menyatakan besarnya muatan pada i.
6.1.2.2 Pengosongan Muatan Pada Kapasitor
Berdasarkan hukum Kirchhoff maka persamaan arus dan tegangan dalam
rangkaian selama terjadi pengosongan muatan dapat dituliskan
0 = 𝑖𝑅 +𝑄
𝐶
persamaan di atas dapat disusun kembali menjadi
𝑅𝑑𝑄
𝑑𝑡+
𝑄
𝐶= 0
𝑑𝑄
𝑑𝑡= −
𝑄
𝑅𝐶 …(6.18)
dengan menggunakan definisi turunan, maka persamaan (6.16) dapat dituliskan
∆𝑄
∆𝑡= −
𝑄
𝑅𝐶 …(6.19)
182
apabila diuraikan dengan teori Euler maka persamaan (6.9) dapat dinyatakan
dengan persamaan
𝑄 𝑡+∆𝑡 −𝑄(𝑡)
∆𝑡= −
𝑄(𝑡)
𝑅𝐶
𝑄𝑖+1 = 𝑄𝑖 −𝑄𝑖
𝑅𝐶 ∆𝑡 …(6.20)
berdasarkan hukum Ohm, maka besarnya arus listrik yang mengalir dalam
rangkaian dinyatakan dengan persamaan
𝐼𝑖 = −𝑉𝑖
𝑅 …(6.21)
dengan
𝑉𝑖 = 𝑄𝑖
𝐶 …(6.22)
Contoh 6.1
Suatu rangkaian RC terdiri atas resistor dengan R = 1000 Ω, C = 8μF dan gaya
gerak listrik 10 V. Analisislah proses pengisian dan pengosongan muatannya
berdasarkan pendekatan analitik dan numeriknya!
Penyelesaian
1. Proses Pengisian
Sebagai langkah awal untuk menyelesaikan soal di atas adalah dengan
mendeklarasikan variabel-variabel persamaan pengisian rangkaian RC dalam
Spreadsheet sehingga akan diperoleh tabel berikut.
Tabel 6.1. Variabel-Variabel dalam Pengisian Muatan Kapasitor
Variabel Nilai Satuan
R 1000 ohm
C 0.0008 farad
RC 0.8
τ 1.25
to 0 s
∆t 0.1
Io 0.01 ampere
ε 10 volt
Qo 0.008 C
183
Langkah selanjutnya adalah melakukan komputasi dengan Spreadsheet sehingga
akan diperoleh data-data seperti dalam tabel berikut.
Tabel 6.2. Perbandingan muatan, arus dan tegangan terhadap Waktu dalam
Pengisian Kapasitor dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
t Q_analitik Q_numerik I_analitik I_numerik V_analitik V_ numerik
0 0 0 0.01 0.01 0 0
0.1 0.00094 0.001 0.008825 0.00875 1.175031 1.25
0.2 0.0017696 0.001875 0.007788 0.00765625 2.2119922 2.34375
0.3 0.0025017 0.002640625 0.0068729 0.00669922 3.1271072 3.30078125
0.4 0.0031478 0.003310547 0.0060653 0.00586182 3.9346934 4.138183594
0.5 0.0037179 0.003896729 0.0053526 0.00512909 4.6473857 4.870910645
0.6 0.0042211 0.004409637 0.0047237 0.00448795 5.2763345 5.512046814
0.7 0.0046651 0.004858433 0.0041686 0.00392696 5.8313798 6.073040962
0.8 0.005057 0.005251129 0.0036788 0.00343609 6.3212056 6.563910842
0.9 0.0054028 0.005594738 0.0032465 0.00300658 6.7534753 6.993421987
1 0.005708 0.005895395 0.002865 0.00263076 7.134952 7.369244238
1.1 0.0059773 0.006158471 0.0025284 0.00230191 7.471604 7.698088709
1.2 0.006215 0.006388662 0.0022313 0.00201417 7.7686984 7.98582762
…. … … … … … …
Langkah berikutnya adalah membuat grafik muatan, arus dan beda potensial
kapasitor terhadap waktu dalam Spreadsheet sehingga diperoleh grafik berikut.
184
Grafik 6.1 Hubungan Muatan terhadap Waktu dalam Pengisian Kapasitor
dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
Grafik 6.2 Hubungan Arus terhadap Waktu dalam Pengisian Kapasitor
dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
0.007
0.008
0.009
0 5 10 15
Mu
atan
(C
)
Waktu (s)
Q_analitik
Q_numerik
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0 5 10
Aru
s (A
)
Waktu (s)
I_analitik
I_numerik
185
Grafik 6.3 Hubungan Tegangan terhadap Waktu dalam Pengisian
Kapasitor dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
Berdasarkan tabel 6.2 dan grafik 6.1 dapat disimpulkan bahwa untuk
proses pengisian muatan pada rangkaian RC dengan R = 1000Ω, C = 8μF dan
gaya gerak listrik 10 V dengan nilai Increment waktu ∆t = 0,1 s akan diperoleh
data berikut. Pada saat t = 0,1 s maka muatan listrik menurut solusi analitik adalah
0,00094 C sedangkan menurut solusi numerik besar muatan listriknya adalah
0,001 C dengan demikian perhitungan dengan pendekatan analisis numerik
menyebabkan kesalahan 6,4%.
Menurut solusi dengan analisis analitik kapasitor mulai penuh pada saat t
= 7,8 s dengan nilai muatan listrik sebesar 0,008 C sedangkan menurut analisis
numerik kapasitor mulai penuh pada saat t = 7,3 s dengan besar muatan listrik
0,008 C. Pada t= 7,8 s muatan listrik menurut analisia analitik adalah 0,008 C
sedangkan pada saat ini menurut analisis analitik kapasitor baru menyebabkan
muatan 0,007991 C dengan demikian perhitungan dengan analisis numerik
memiliki kesalahan sebesar 0,005%. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa semakin lama kesalahan dalam perhitungan analisis numerik semakin kecil
dan pada saat kapasitor penuh kesalahannya adalah sekitar 0% sehingga seiring
0
2
4
6
8
10
12
0 5 10
Tega
nga
n (
V)
Waktu (s)
V_analitik
V_ numerik
186
bertambahnya waktu dapat dikatakan bahwa data-data analisis numerik semakin
konvergen.
Berdasarkan tabel 6.2 dan grafik 6.2 dapat dijelaskan juga bahwa untuk
proses pengisian muatan pada rangkaian RC dengan R = 1000Ω, C = 8μF dan
gaya gerak listrik 10 V dengan nilai Increment waktu ∆t = 0,1 s akan diperoleh
data berikut. Pada saat t = 0,1 s kuat arus listrik menurut solusi analitik adalah
0.008825 A sedangkan menurut solusi numerik besar kuat arus listriknya adalah
0.00875 A dengan demikian perhitungan dengan pendekatan analisis numerik
menyebabkan kesalahan 0,85%. Menurut solusi dengan analisis numerik
kapasitor mulai penuh pada saat t = 7,3 s dengan nilai kuat arus listrik sebesar
1.089E-06 A sedangkan pada saat ini menurut analisis numerik besar kuat arus
listrik juga telah mencapai 5.8424E-07 A dengan demikian perhitungan dengan
analisis numerik kesalahannya adalah 46% akan tetapi apabila dilihat berdasarkan
analisis analitik kapasitor mulai penuh pada saat t = 7,8 s dengan besar kuat arus
listrik 2.9966E-07 A sedangkan pada saat ini menurut analisis analitik kapasitor
baru menyebabkan muatan 5.829E-07 A dengan demikian perhitungan dengan
analisis numerik memiliki kesalahan sebesar 48,5%. Berdasarkan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa semakin lama kesalahan dalam perhitungan analisis numerik
semakin besar karena seiring bertambahnya waktu dapat data-data analisis
numerik semakin divergen.
Berdasarkan tabel 6.2 dan grafik 6.3 dapat dijelaskan bahwa untuk proses
pengisian muatan pada rangkaian RC dengan R = 1000Ω, C = 8μF dan gaya gerak
listrik 10 V dengan nilai increment waktu ∆t = 0,1 s diperoleh data-data sebagai
berikut. Pada saat t = 0,1 s maka besarnya potensial listrik menurut solusi analitik
adalah 1.175031 V sedangkan menurut solusi numerik besar potensial listrik
adalah 1.25 V dengan demikian perhitungan dengan pendekatan analisis numerik
menyebabkan kesalahan 6,4%. Menurut solusi dengan analisis numerik kapasitor
mulai penuh pada saat t = 7,3 s dengan nilai potensial listrik sebesar 9.9989109 V
sedangkan pada saat ini menurut analisis analitik besar potensial listrik adalah
9.99941576 V dengan demikian perhitungan dengan analisis numerik
menyebabkan kesalahannya adalah 0,005% akan tetapi apabila dilihat berdasarkan
187
analisis analitik kapasitor mulai penuh pada saat t = 7,8 s dengan besar potensial
listrik sebesar 9.9994171 V sedangkan pada saat ini menurut analisis numerik
kapasitor memiliki potensial listrik sebesar 9.99970034 V dengan demikian
perhitungan dengan analisis numerik memiliki kesalahan sebesar 0,003%.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama kesalahan dalam
perhitungan analisis numerik semakin kecil karena seiring bertambahnya waktu
dapat data-data analisis numerik semakin konvergen.
Pertanyaan 6.1
Berdasarkan contoh 6.1 jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Bagaimanakah pengaruh nilai increment waktu (∆t) terhadap grafik numerik
(muatan, arus dan tegangan terhadap waktu) jika dibandingkan dengan grafik
analitiknya?
2. Analog dengan soal di atas, jika nilai ∆t divariasikan pada nilai 0,01 s, 0,1 s
dan 3s pada nilai increment (∆t) berapakah grafik numeriknya (muatan, arus
dan tegangan terhadap waktu) menunjukkan bentuk yang hampir sama
dengan grafik dengan pendekatan analitik?
3. Bagaimanakah hubungan nilai increment (∆t) terhadap ketelitian data yang
diperoleh dengan pendekatan numerik?
4. Dengan menggunakan analisis analitik dan numerik selidikilah apakah waktu
yang dibutuhkan kapasitor dalam rangkaian RC mencapai nilai
kesetimbangan tergantung pada nilai ε yang digunakan?
5. Mengapa pada saat saklar dihubungkan dengan a pada t = 0 besar arusnya
adalah ε/R? Bandingkan jawaban Anda dengan menggunakan pendekatan
analitik dan numerik!
6. Mengapa pada saat saklar dihubungkan dengan a pada t = 0 besar muatannya
saat itu juga tidak naik ke Q = Cε? Bandingkan jawaban Anda dengan
menggunakan pendekatan analitik dan numerik!
188
7. Dengan menggunakan analisis analitik dan numerik selidikilah faktor apakah
yang mempengaruhi cepat/lambatnya penurunan arus atau tegangan dalam
proses pengisian muatan?
8. Jika C dibuat tetap, dengan menggunakan analisis analitik dan numerik
selidikilah bagaimanakah pengaruh nilai R terhadap cepat/lambatnya
penurunan arus atau tegangan dalam proses pengisian muatan? Apakah
jawaban dengan pendekatan analitik sesuai dengan pendekatan numerik?
Jelaskan!
2. Proses Pengosongan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan
proses pengosongan muatan dalam kapasitor adalah menentukan variabel-variabel
dalam persamaan pengosongan kapasitor seperti tabel berikut.
Tabel 6.3. Varibel-Variabel dalam Persamaan Pengosongan Kapasitor
Variabel Nilai Satuan
R 1000 Ω
C 0.0008 F
RC 0.8 s
to 0 s
∆t 0.1
Qo 0.008 C
Langkah selanjutnya adalah mengadakan komputasi dalam Spreadsheet untuk
menghitung muatan, tegangan dan kuat arus dalam rangkaian pengosongan seperti
tabel berikut.
189
Tabel 6.4 Perbandingan Muatan, Arus dan Tegangan terhadap Waktu dalam
Pengosongan Muatan Kapasitor dengan Pendekatan Analitik dan
Numerik
t Q_analitik Q_numerik I_analitik I_numerik V_analitik V_numerik
0 0.008 0.008 0.01 0.01 10 10
0.1 0.00705998 0.007 0.008825 0.00875 8.824969026 8.75
0.2 0.00623041 0.006125 0.007788 0.00765625 7.788007831 7.65625
0.3 0.00549831 0.00535938 0.006873 0.006699219 6.872892788 6.69921875
0.4 0.00485225 0.00468945 0.006065 0.005861816 6.065306597 5.861816406
0.5 0.00428209 0.00410327 0.005353 0.005129089 5.352614285 5.129089355
0.6 0.00377893 0.00359036 0.004724 0.004487953 4.723665527 4.487953186
0.7 0.0033349 0.00314157 0.004169 0.003926959 4.168620197 3.926959038
0.8 0.00294304 0.00274887 0.003679 0.003436089 3.678794412 3.436089158
0.9 0.00259722 0.00240526 0.003247 0.003006578 3.246524674 3.006578013
1 0.00229204 0.0021046 0.002865 0.002630756 2.865047969 2.630755762
1.1 0.00202272 0.00184153 0.002528 0.002301911 2.528395958 2.301911291
1.2 0.00178504 0.00161134 0.002231 0.002014172 2.231301601 2.01417238
1.3 0.00157529 0.00140992 0.001969 0.001762401 1.969116752 1.762400833
1.4 0.00139019 0.00123368 0.001738 0.001542101 1.737739435 1.542100728
1.5 0.00122684 0.00107947 0.001534 0.001349338 1.533549668 1.349338137
1.6 0.00108268 0.00094454 0.001353 0.001180671 1.353352832 1.18067087
1.7 0.00095546 0.00082647 0.001194 0.001033087 1.194329683 1.033087011
1.8 0.00084319 0.00072316 0.001054 0.000903951 1.053992246 0.903951135
1.9 0.00074412 0.00063277 0.00093 0.000790957 0.930144892 0.790957243
2 0.00065668 0.00055367 0.000821 0.000692088 0.820849986 0.692087588
2.1 0.00057952 0.00048446 0.000724 0.000605577 0.72439757 0.605576639
2.2 0.00051142 0.0004239 0.000639 0.00052988 0.639278612 0.529879559
2.3 0.00045133 0.00037092 0.000564 0.000463645 0.564161395 0.463644614
2.4 0.0003983 0.00032455 0.000498 0.000405689 0.497870684 0.405689038
2.5 0.0003515 0.00028398 0.000439 0.000354978 0.439369336 0.354977908
2.6 0.00031019 0.00024848 0.000388 0.000310606 0.387742078 0.310605669
2.7 0.00027374 0.00021742 0.000342 0.00027178 0.342181183 0.271779961
2.8 0.00024158 0.00019025 0.000302 0.000237807 0.301973834 0.237807466
2.9 0.00021319 0.00016647 0.000266 0.000208082 0.266490973 0.208081532
3 0.00018814 0.00014566 0.000235 0.000182071 0.235177459 0.182071341
… … … … … … …
190
Langkah terakhir membuat grafik sehingga diperoleh grafik seperti berikut:
Grafik 6.4 Hubungan Muatan Terhadap Waktu dalam Pengosongan
Kapasitor dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
Grafik 6.5 Hubungan Arus Terhadap Waktu dalam Pengosongan
Kapasitor dengan dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0 5 10
Mu
atan
(C
)
Waktu (s)
Q_analitik
Q_numerik
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0 5 10
Aru
s (A
)
Waktu (s)
I_analitik
I_numerik
191
Grafik 6.6 Hubungan Tegangan terhadap Waktu dalam Pengosongan Kapasitor
dengan Pendekatan Analitik dan Numerik
Berdasarkan tabel 6.4 dan grafik 6.4 dapat dijelaskan bahwa untuk proses
pengosongan muatan pada rangkaian RC dengan R = 1000Ω, C = 8μF dan gaya
gerak listrik 10 V dengan nilai increment waktu ∆t = 0,1 s diperoleh data-data
sebagai berikut. pada saat t = 0,1 s maka muatan listrik menurut solusi analitik
adalah 0.00705 C sedangkan menurut solusi numerik besar muatan listriknya
adalah 0.007 C dengan demikian perhitungan dengan pendekatan analisis numerik
menyebabkan kesalahan 0,85%. Menurut solusi dengan analisis analitik kapasitor
muatannya menjadi sangat kecil pada saat t = 3,6 s dengan nilai muatan listrik
sebesar 8.8872E-05 C sedangkan pada saat ini menurut analisis numerik besar
muatan yang tersimpan juga telah mencapai 6.537E-05 C dengan demikian
perhitungan dengan analisis numerik kesalahannya adalah 26,4% akan tetapi
apabila dilihat berdasarkan analisis numerik kapasitor mulai penuh pada saat t =
3,3 s dengan besar muatan listrik 9.7579E-05 C sedangkan pada saat ini menurut
analisis analitik kapasitor baru memiliki muatan 0.00012931 C dengan demikian
perhitungan dengan analisis numerik menyebabkan kesalahan sebesar 24,5%.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama kesalahan dalam
0
2
4
6
8
10
12
0 2 4 6 8
Tega
nga
n (
V)
Waktu (s)
V_analitik
V_numerik
192
perhitungan analisis numerik semakin kecil karena data-data analisis numerik
semakin konvergen.
Berdasarkan tabel 6.6 dan grafik 6.5 dapat dijelaskan bahwa untuk proses
pengisian muatan pada rangkaian RC dengan R = 1000Ω, C = 8μF dan gaya gerak
listrik 10 V dengan nilai Increment waktu ∆t = 0,1 s pada saat t = 0,1 s maka arus
listrik menurut solusi analitik adalah 0.008825 A sedangkan menurut solusi
numerik besar arus listriknya adalah 0.00875 A dengan demikian perhitungan
dengan pendekatan analisis numerik menyebabkan kesalahan -0,85%. Menurut
solusi dengan analisis numerik kapasitor mulai penuh pada saat t = 7,3 s dengan
nilai kuat arus listrik sebesar 1.089E-06 A sedangkan pada saat ini menurut
analisis numerik besar kuat arus listrik juga telah mencapai 5.8424E-07 A dengan
demikian perhitungan dengan analisis numerik kesalahannya adalah -46% akan
tetapi apabila dilihat berdasarkan analisis analitik kapasitor mulai penuh pada saat
t = 7,8 s dengan besar kuat arus listrik 2.9966E-07 A sedangkan pada saat ini
menurut analisis analitik kapasitor baru menyebabkan muatan 5.829E-07 A
dengan demikian perhitungan dengan analisis numerik memiliki kesalahan
sebesar 48,5%. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama
kesalahan dalam perhitungan analisis numerik semakin besar karena seiring
bertambahnya waktu dapat data-data analisis numerik semakin divergen.
Pada t = 0,1 s maka potensial listrik menurut solusi analitik adalah 8,75 V
sedangkan menurut solusi numerik besar potensial listriknya adalah 8.82496 V
dengan demikian perhitungan dengan pendekatan analisis numerik menyebabkan
kesalahan 0,85%. Menurut solusi dengan analisis numerik kapasitor mulai
kosong pada saat t = 3,3 s dengan nilai potensial listrik sebesar 0.121973574 V
sedangkan pada saat ini menurut analisis numerik besar kuat arus listrik juga telah
mencapai 0.161634946 V dengan demikian perhitungan dengan analisis numerik
kesalahannya adalah 24,5% akan tetapi apabila dilihat berdasarkan analisis
analitik kapasitor mulai penuh pada saat t = 3,6 s dengan potensial listrik
0.111089965 V sedangkan pada saat ini menurut analisis numerik kapasitor baru
menyebabkan muatan 0.081712765 V dengan demikian perhitungan dengan
analisis numerik memiliki kesalahan sebesar 26,4%. Berdasarkan hasil ini dapat
193
disimpulkan bahwa semakin lama kesalahan dalam perhitungan analisis numerik
semakin besar karena seiring bertambahnya waktu dapat data-data analisis
numerik semakin divergen.
Pertanyaan 6.2
Berdasarkan contoh 6.2, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah angka desimal yang digunakan terhadap
ketelitian perhitungan dengan analisis numerik apabila dibandingkan dengan
perhitungan dengan analisis analitik?
2. Dengan menggunakan analisis analitik dan numerik selidikilah apakah waktu
yang dibutuhkan kapasitor dalam rangkaian RC untuk membuang muatannya
tergantung pada nilai arus dan tegangannya?
3. Dengan menggunakan analisis analitik dan numerik selidikilah faktor apakah
yang mempengaruhi cepat/lambatnya penurunan arus atau tegangan dalam
proses pembuangan muatan?
4. Jika C dibuat tetap, dengan menggunakan analisis analitik dan numerik
selidikilah bagaimanakah pengaruh nilai R terhadap cepat/lambatnya
penurunan arus atau tegangan dalam proses pembuangan muatan? Apakah
jawaban dengan pendekatan analitik sesuai dengan pendekatan numerik?
Jelaskan!
5. Dengan asumsi bahwa R, C dan є sama selidikilah apakah waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi muatan dalam kapasitor sama dengan waktu untuk
mengosongkan muatan dalam kapasitor?
194
6.2 Rangkaian RL
Rangkaian RL merupakan rangkaian yang terdiri atas resisitor (R) dan
induktor (L) seperti disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 6.3 Rangkaian RL
Berdasarkan gambar 6.3 apabila saklar ditutup maka arus yang yang mengalir
dalam hambatan R akan naik. Akan tetapi karena di dalam rangkaian terdapat
induktor (L) maka arus tidak akan naik secara cepat menuju nilai 𝜀/𝑅 karena
induktansi dari induktor. Demikian juga, jika pada suatu saat terjadi penurunan
arus listrik, maka karena pengaruh adanya induktor menyebabkan arus listrik tidak
turun secara cepat.
6.2.1 Analisis Rangkaian RL dengan Pendekatan Analitik
Berdasarkan gambar 6.3 apabila saklar ditutup (pada posisi a) maka
elektron akan mengalir dari kutub negatif sumber tegangan melewati saklar
menuju induktor dan resistor kemudian kembali melewati kutub positif sumber
tegangan. Berdasarkan hukum Kirchoff maka hubungan tegangan dalam
rangkaian dapat kita nyatakan dalam persamaan
𝜀 − 𝑖𝑅 − 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡= 0 …(6.23)
𝜀 = 𝑖𝑅 + 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡 …(6.24)
solusi analitik dari persamaan (6.24) dapat kita tentukan dengan cara berikut.
Misalkan kita definisikan y = (𝜀/𝑅) − 𝑖 sehingga 𝑑𝑥 = −𝑑𝑖. Berdasarkan definisi
ini, maka persamaan (6.23) dapat kita tuliskan menjadi
𝑦 +𝐿
𝑅
𝑑𝑦
𝑑𝑡= 0
b a
195
𝑑𝑦
𝑦= −
𝑅
𝐿𝑑𝑡
dengan mengintegralkan persamaan di atas akan diperoleh
ln𝑦
𝑦0= −
𝑅
𝐿𝑑𝑡
jika pada t = 0 nilai y = y0 maka persamaan di atas dapat dituliskan menjadi
𝑦 = 𝑦0𝑒−𝑅𝑡
𝐿
dengan mengingat bahwa pada t = 0, i = 0 maka berdasarkan definsi y maka dapat
pula dituliskan 𝑦0 = 𝜀/𝑅 sehingga berlaku
𝜀
𝑅− 𝐼 =
𝜀
𝑅 𝑒−𝑅𝑡/𝐿
atau
i =ε
R 1 − e−Rt /L …(6.25)
apabila saklar kemudian dihubungkan ke titik b maka 𝜀 = 0 sehingga persamaan
tegangan dalam rangkaian dapat kita nyatakan dengan persamaan
𝑖𝑅 + 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡= 0 …(6.26)
solusi analitik dari persamaan (6.26) adalah
𝑖 =𝜀
𝑅𝑒−𝑅𝑡/𝐿 …(6.27)
6.2.2 Analisis Rangkaian RL dengan Pendekatan Numerik
Pada saat saklar dihubungkan ke titik a, maka berdasarkan hukum
Kirchhoff persamaan tegangan dalam rangkaian dapat dinyatakan dengan
𝜀 = 𝑖𝑅 + 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡
𝑑𝑖
𝑑𝑡=
𝜀
𝐿−
𝑖𝑅
𝐿 …(6.28)
apabila kita menggunakan metode Euler maka persamaan (6.28) dapat disusun
menjadi
196
𝑖 𝑡+∆𝑡 −𝑖(𝑡)
∆𝑡=
𝜀
𝐿−
𝑖 𝑡 𝑅
𝐿
𝑖 𝑡 + ∆𝑡 = 𝑖 𝑡 + 𝜀
𝐿−
𝑖 𝑡 𝑅
𝐿 ∆𝑡 …(6.29)
secara umum persamaan (6.29) dapat dinyatakan sebagai
𝑖𝑖+1 = 𝑖𝑖 + 𝜀
𝐿−
𝑖𝑖𝑅
𝐿 ∆𝑡 …(6.30)
pada saat saklar dihubungkan ke titik b maka akan terjadi peluruhan arus listrik
sehingga persamaan tegangan dalam rangkaian adalah
𝑖𝑅 + 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡= 0
𝑑𝑖
𝑑𝑡= −
𝑖𝑅
𝐿 …(6.31)
dengan menggunakan teori Euler maka persamaan (6.31) dapat dinyatakan dengan
𝑖 𝑡+∆𝑡 −𝑖(𝑡)
∆𝑡= −
𝑖 𝑡 𝑅
𝐿
𝑖 𝑡 + ∆𝑡 = 𝑖 𝑡 −𝑖 𝑡 𝑅
𝐿∆𝑡 …(6.32)
secara umum persamaan (6.32) dapat dinyatakan dengan persamaan
𝑖𝑖+1 = 𝑖𝑖 −𝑖𝑖𝑅
𝐿∆𝑡 …(6.33)
dengan:
𝑖𝑖+1 = arus yang mengalir pada saat t = t+∆t
𝑖𝑖 = arus yang mengalir pada saat t = t
∆𝑡 = Increment waktu (s)
Contoh 6.3
Suatu rangkaian RL tersusun atas resistor dengan resistansi 2000 ohm dan
induktor dengan induktasi 4 H dihubungankan dengan sumber tegangan 10 V.
analisislah arus yang mengalir pada saat saklar ditutup dan dibuka dengan
menggunakan analisis analitik dan numerik. Gunakan Δ𝑡 = 0,01 ms
197
Penyelesaian
1. Proses Kenaikan Arus Listrik
Sebagai langkah awal dalam menyelesaikan soal tersebut adalah dengan
mendeklarasikan variabel-variabel persamaan rangkaiannya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.
Tabel 6.5 Variabel-Variabel dalam Rangkaian RL
Variabel Nilai Satuan
R 2000 Ohm
L 4 H
є 10 V
to 0 s
∆t 0.00001 s
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai arus yang mengalir dengan
menggunakan Spreadsheet seperti tabel berikut.
Tabel 6.6 Perbandingan Besarnya Arus Listrik Menurut Analisis Analitik dan
Numerik
waktu I_Analitik I_Numerik
0 0.0000000 0.0000000
0.00001 0.0000249 0.0000250
0.00002 0.0000498 0.0000499
0.00003 0.0000744 0.0000746
0.00004 0.0000990 0.0000993
0.00005 0.0001235 0.0001238
0.00006 0.0001478 0.0001481
0.00007 0.0001720 0.0001724
0.00008 0.0000249 0.0001965
0.00009 0.0000249 0.0002206
0.0001 0.0000249 0.0002444
0.00011 0.0002676 0.0002682
0.00012 0.0002912 0.0002919
0.00013 0.0003147 0.0003154
0.00014 0.0003380 0.0003388
198
0.00015 0.0003613 0.0003622
0.00016 0.0003844 0.0003853
0.00017 0.0004074 0.0004084
0.00018 0.0004303 0.0004314
0.00019 0.0004531 0.0004542
0.0002 0.0004758 0.0004769
0.00021 0.0004984 0.0004996
0.00022 0.0005208 0.0005221
0.00023 0.0005432 0.0005445
0.00024 0.0005654 0.0005667
0.00025 0.0005875 0.0005889
0.00026 0.0006095 0.0006110
0.00027 0.0006314 0.0006329
0.00028 0.0006532 0.0006547
0.00029 0.0006749 0.0006765
0.0003 0.0006965 0.0006981
0.00031 0.0007179 0.0007196
0.00032 0.0007393 0.0007410
0.00033 0.0007605 0.0007623
0.00034 0.0007817 0.0007835
0.00035 0.0008027 0.0008046
… … …
Langkah selanjutnya adalah dengan membuat grafik arus terhadap waktu seperti
grafik berikut.
0.0000000
0.0010000
0.0020000
0.0030000
0.0040000
0.0050000
0.0060000
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Ku
at A
rus
(A)
Waktu (s)
I_Analitik I_Numerik
199
Grafik 6.7 Hubungan Kuat arus Terhadap Waktu Saat Induktor Diberikan Arus
Listrik
2. Proses Penurunan Arus Listrik
Sebagai langkah awal dalam menyelesaikan soal tersebut adalah dengan
mendeklarasikan variabel-variabel persamaan rangkaiannya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.
Tabel 6.7 Variabel-Variabel dalam Rangkaian RL
Variabel Nilai Satuan
R 2000 Ohm
L 4 H
є 10 V
to 0 s
∆t 0.00001 s
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai arus yang mengalir dengan
menggunakan Spreadsheet seperti tabel berikut.
Tabel 6.8 Perbandingan Besarnya Arus Listrik Menurut Analisis Analitik dan
Numerik
waktu I_Analitik I_Numerik
0 0.005 0.005
0.00001 0.004975 0.004975
0.00002 0.00495 0.0049501
0.00003 0.004926 0.0049254
0.00004 0.004901 0.0049007
0.00005 0.004877 0.0048762
0.00006 0.004852 0.0048519
0.00007 0.004828 0.0048276
0.00008 0.004804 0.0048035
0.00009 0.00478 0.0047794
0.0001 0.004756 0.0047556
0.00011 0.004732 0.0047318
0.00012 0.004709 0.0047081
0.00013 0.004685 0.0046846
200
0.00014 0.004662 0.0046612
0.00015 0.004639 0.0046378
0.00016 0.004616 0.0046147
0.00017 0.004593 0.0045916
0.00018 0.00457 0.0045686
0.00019 0.004547 0.0045458
0.0002 0.004524 0.0045231
0.00021 0.004502 0.0045004
0.00022 0.004479 0.0044779
0.00023 0.004457 0.0044555
0.00024 0.004435 0.0044333
0.00025 0.004412 0.0044111
0.00026 0.00439 0.004389
0.00027 0.004369 0.0043671
0.00028 0.004347 0.0043453
0.00029 0.004325 0.0043235
0.0003 0.004304 0.0043019
0.00031 0.004282 0.0042804
0.00032 0.004261 0.004259
0.00033 0.004239 0.0042377
0.00034 0.004218 0.0042165
0.00035 0.004197 0.0041954
… … …
Langkah selanjutnya adalah dengan membuat grafik arus terhadap waktu seperti
grafik berikut.
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
0 0.005 0.01 0.015
Ku
at A
rus
List
rik
(A)
Waktu (s)
I_Analitik
I_Numerik
201
Grafik 6.8 Hubungan Kuat arus Terhadap Waktu Saat Induktor Diberikan Arus
Listrik
Pertanyaan 6.3
1. Dengan menggunakan analisis analitik dan numerik selidikilah apakah waktu
yang dibutuhkan inductor dalam rangkaian RL mencapai nilai kesetimbangan
tergantung pada nilai ε yang digunakan?
2. Apakah waktu yang dibutuhkan agar arus mencapai kesetimbangan dalam
proses pengisian arus sama saat arus meluruh?
3. Dengan menggunakan analisis analitik dan numerik selidikilah faktor apakah
yang mempengaruhi cepat/lambatnya penurunan arus atau tegangan dalam
proses peluruhan arus listriknya?
4. Jika L dibuat tetap, dengan menggunakan analisis analitik dan numerik
selidikilah bagaimanakah pengaruh nilai R terhadap grafik hubungan arus
terhadap waktu dalam proses peluruhan arusnya?
6.3 Analisis Rangkaian RLC
6.3.1 Analisis Rangkaian RLC dengan Pendekatan analisis Analitik
Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang tersusun atas hambaran (R), sumber
tegangan dan inductor (L) seperti gambar berikut.
Gambar 6.4 Rangkaian RLC
Perhatikan rangkaian RLC di atas, misalkan saklar ditutup sehingga menyambung
dengan titik a untuk waktu yang cukup lama kemudian saklar kita buka
(dihubungkan ke titik b). Pada saklar dibuka maka akan timbul perubahan arus
a
202
listrik yang besar sehingga beda potensial pada induktor menjadi sedemikian
besar akibatnya sering timbul percikan api dari induktor. Tentu saja keluarnya
percikan api dari induktor tidaklah kita kehendaki. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menghindari keluarnya percikan api dari induktor adalah dengan
memasang kapasitor pada rangkaian. Dengan demikian apabila saklar dibuka
maka arus tidak akan mengalir secara drastis dalam rangkaian, keberadaan
kapasitor akan menyimpan muatan yang mengalir dalam rangkaian sehingga arus
yang mengalir dalam rangkaian dapat menjadi konstan.
Misalkan pada saat t = 0 saklar kita buka, berdasarkan hukum Kirchhoff
maka persamaan beda potensial dalam rangkaian kita tuliskan sebagai
−𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡−
𝑞
𝐶− 𝑖𝑅 = 0 …(6.34)
Pada saat t = 0 maka q = 0 kemudian apabila saklar dibuka maka muatan listrik
akan segera mengisi kapasitor. Berdasarkan definisi bahwa 𝑖 =𝑑𝑞
𝑑𝑡 maka turunan i
terhadap t dapat dinyatakan dengan persamaan
𝑑𝑖
𝑑𝑡=
𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2 …(6.35)
dengan demikian persamaan (6.34) dapat pula dinyatakan dengan persamaan
−𝐿𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2 −𝑞
𝐶−
𝑑𝑞
𝑑𝑡𝑅 = 0 …(6.36)
dengan mengalikan dengan (-) kemudian membaginya dengan L maka persamaan
(6.36) dapat dituliskan sebagai
𝐿𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2 +𝑞
𝐶+
𝑑𝑞
𝑑𝑡𝑅 = 0
𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2 +𝑑𝑞
𝑑𝑡
𝑅
𝐿+
𝑞
𝐿𝐶= 0 …(6.37)
dengan demikian maka solusi umum persamaan (6.37) adalah
𝑞 = 𝑞0𝑒−𝑅𝑡/2𝐿cos(𝜔′𝑡 + 𝜙) …(6.38)
dimana
203
𝜔′ = 1
𝐿𝐶−
𝑅
2𝐿
2
…(6.39)
arus listrik yang mengalir dalam rangkaian adalah
𝑖(𝑡) =𝑑
𝑑𝑡𝑞0𝑒
−𝑅𝑡
2𝐿 cos 𝜔′𝑡 + 𝜙
jika 𝜙 = 0 maka berlaku
𝑖(𝑡) =𝑑
𝑑𝑡𝑞0𝑒
−𝑅𝑡/2𝐿cos(𝜔′𝑡) …(6.40)
𝑖 𝑡 = 𝑞0 −𝑅
2𝐿𝑒−𝑅𝑡/2𝐿 cos 𝜔′𝑡 − 𝜔′𝑒−𝑅𝑡/2𝐿 sin(𝜔′𝑡) …(6.41)
dengan mengeluarkan 𝑒−𝑅𝑡/2𝐿 maka persamaan (6.41) dapat disederhanakan
menjadi
𝑖 𝑡 = 𝑞0 𝑒−𝑅𝑡/2𝐿 −
𝑅
2𝐿cos 𝜔′𝑡 − 𝜔′ sin(𝜔′𝑡) …(6.42)
dengan:
𝑞 = muatan pada kapasitor (C )
𝑞0 = muatan maksimum ( C )
L = induktansi (H)
R = hambatan resistor ( ohm )
𝜔′ = frekuensi sudut (rad/s)
𝑖 𝑡 = arus listrik pada waktu t
6.3.2 Analisis Rangkaian RLC dengan Pendekatan Analisis Numerik
Pada kesempatan ini kita akan menganalisis rangkaian RLC menggunakan
pendekatan analisis numeric. Untuk menganalisis soal tersebut akan digunakan
metode Euler-Cromer dengan uraian sebagai berikut. Persamaan (6.37) kita
uraikan sebagai berikut
𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2=
−𝑅
𝐿
𝑑𝑞
𝑑𝑡−
1
𝐿𝐶𝑞 …(6.43)
204
Berdasarkan definisi bahwa 𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2 =𝑑𝑖
𝑑𝑡 maka persamaan ( 6.43) dapat dituliskan
𝑑𝑖
𝑑𝑡=
−𝑅
𝐿
𝑑𝑞
𝑑𝑡−
1
𝐿𝐶𝑞 …(6.44)
𝑑𝑞
𝑑𝑡= 𝑖 …(6.45)
Untuk memecahkan persamaan (6.44) dan (6.45) digunakan metode Euler-
Cromer sehingga diperoleh persamaan
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 −𝑅
𝐿 𝐼𝑖 Δ𝑡 −
1
𝐿𝐶𝑞𝑖 Δ𝑡 …(6.46)
dan
𝑞𝑖+1 = 𝑞𝑖 + 𝐼𝑖+1 Δ𝑡 …(6.47)
Berdasarkan persamaan (6.46) dan (6.47) jelas dapat disimpulkan bahwa solusi
dengan analisis numerik lebih mudah dibandingkan solusi eksaknya.
Contoh 6.4
Suatu rangkaian RLC tersusun atas resisitor dengan resistansi 5 ohm, induktasi
induktor 1 mH, kapasitas kapasitor 1 µF dan dihubungkan dengan sumber
tegangan 10 V. Mula-mula sumber tegangan dirangkai pada rangkaian kemudian
sesaat kemudian diputus. Analisislah karakteristik arus dan muatan yang mengalir
dalam rangkaian dengan menggunakan analisis numerik. Gunakan ∆t = 0,1 µs.
Penyelesaian:
Sebagai langkah awal dalam menyelesaikan soal tersebut adalah dengan
mendeklarasikan variable-variabel persamaan rangkaiannya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.
Tabel 6.9 Variabel-Variabel dalam Rangkaian RLC
Variabel Nilai Satuan
R 5 ohm
L 0.001 H
C 0.000001 F
to 0 s
205
∆t 0.0000005 s
є 10 V
ω' 0.031523801 rad/s
qo 0.00001 C
Langkah selanjutnya adalah mengadakan komputasi tentang nilai muatan dan arus
dalam rangkaian berdasarkan pendekatan numerik sehingga diperoleh hasil seperti
tabel berikut.
Tabel 6.10 Nilai Muatan dan Arus Listrik dalam Rangkaian RLC
Waktu q_numerik I-numerik
0 0.00001 0
0.0000005 9.9975E-06 -0.005
0.000001 9.9925E-06 -0.0099863
0.0000015 9.985E-06 -0.0149575
0.000002 9.9751E-06 -0.0199127
0.0000025 9.9626E-06 -0.0248504
0.000003 9.9478E-06 -0.0297696
0.0000035 9.9304E-06 -0.0346691
0.000004 9.9107E-06 -0.0395476
0.0000045 9.8885E-06 -0.0444041
0.000005 9.8638E-06 -0.0492373
0.0000055 9.8368E-06 -0.0540461
0.000006 9.8074E-06 -0.0588294
0.0000065 9.7756E-06 -0.063586
0.000007 9.7414E-06 -0.0683149
0.0000075 9.7049E-06 -0.0730148
0.000008 9.6661E-06 -0.0776847
0.0000085 9.6249E-06 -0.0823236
0.000009 9.5815E-06 -0.0869302
0.0000095 9.5357E-06 -0.0915036
0.00001 9.4877E-06 -0.0960427
0.0000105 9.4374E-06 -0.1005465
0.000011 9.3849E-06 -0.1050138
0.0000115 9.3302E-06 -0.1094437
0.000012 9.2733E-06 -0.1138352
0.0000125 9.2142E-06 -0.1181873
206
0.000013 9.1529E-06 -0.1224989
0.0000135 9.0895E-06 -0.1267691
0.000014 9.024E-06 -0.130997
0.0000145 8.9565E-06 -0.1351815
0.000015 8.8868E-06 -0.1393218
0.0000155 8.8151E-06 -0.1434169
0.000016 8.7414E-06 -0.1474659
0.0000165 8.6656E-06 -0.1514679
0.000017 8.5879E-06 -0.155422
0.0000175 8.5082E-06 -0.1593274
0.000018 8.4267E-06 -0.1631832
… … …
Langkah selanjutnya adalah menggambarkan grafik hubungan antara muatan dan
arus listrik terhadap waktu seperti grafik berikut.
Grafik 6.9 Hubungan Antara Muatan Terhadap Waktu
-0.00001
-0.00000
-0.00000
-0.00000
-0.00000
0
0.000002
0.000004
0.000006
0.000008
0.00001
0.000012
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012Mu
atan
(C
)
Waktu (s)
207
Grafik 6.10 Hubungan Antara Arus Listrik Terhadap Waktu
Berdasarkan grafik 6.9 dan 6.10 dapat kita simpulkan bahwa untuk rangkaian
RLC tersusun atas resisitor dengan resistansi 5 ohm, induktasi induktor 1 mH,
kapasitas kapasitor 1 µF dan dihubungkan dengan sumber tegangan 10 V setelah
sumber tegangan dihilangkan maka akan muatan dan arus listriknya akan
mengalami redaman kurang. Redaman kritis atau redaman lebih dapat kita peroleh
dengan memvariasikan nilai R, L dan C.
Kesimpulan
1. Persamaan diferensial untuk rangkaian RC pada proses pengisian muatan
adalah
𝜀 = 𝑅𝑑𝑄
𝑑𝑡+
𝑄
𝐶
2. Solusi analitik persamaan differensial untuk rangkaian RC pada proses
pengisian muatan adalah
𝑄 = 𝑄0 (1 − 𝑒−𝑡
𝑅𝐶 )
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012A
rus
List
rik
(A )
Waktu (s)
208
𝐼 =𝑑𝑄
𝑑𝑡=
𝜀
𝑅𝑒−𝑡/𝑅𝐶
3. Solusi numeric persamaan differensial untuk rangkaian RC pada proses
pengisian muatan adalah
𝑄𝑖+1 = 𝑄𝑖 + (𝐼𝑜 − 𝜏 𝑄𝑖)∆𝑡
𝐼𝑖 = 𝑣𝑖− 𝜀
𝑅
𝑉𝑖 = 𝑄𝑖
𝐶
4. Persamaan diferensial untuk rangkaian RC pada proses pengosongan
muatan adalah
𝑅𝑑𝑄
𝑑𝑡+
𝑄
𝐶= 0
5. Solusi analitik persamaan differensial untuk rangkaian RC pada proses
pengisian muatan adalah
𝑄 = 𝑄0𝑒−
𝑡
𝑅𝐶
𝑖 = −𝜀
𝑅𝑒−
𝑡
𝑅𝐶
6. Solusi numerik persamaan differensial untuk rangkaian RC pada proses
pengosongan muatan adalah
𝑄𝑖+1 = 𝑄𝑖 −𝑄𝑖
𝑅𝐶 ∆𝑡
𝐼𝑖 = 𝑣𝑖
𝑅
𝑉𝑖 = 𝑄𝑖
𝐶
5. Persamaan diferensial untuk rangkaian RL adalah
𝜀 = 𝑖𝑅 + 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡
𝑖𝑅 + 𝐿𝑑𝑖
𝑑𝑡= 0
6. Solusi analitik persamaan differensial untuk rangkaian RL adalah
i =ε
R 1 − e−Rt /L untuk proses pemberian muatan
𝑖 =𝜀
𝑅𝑒−𝑅𝑡/𝐿 untuk proses peluruhan arus
7. Solusi numerik persamaan differensial untuk rangkaian RL adalah
𝑖𝑖+1 = 𝑖𝑖 + 𝜀
𝐿−
𝑖𝑖𝑅
𝐿 ∆𝑡
209
𝑖𝑖+1 = 𝑖𝑖 −𝑖𝑖𝑅
𝐿∆𝑡
8. Persamaan diferensial untuk rangkaian RLC adalah 𝑑2𝑞
𝑑𝑡 2 +𝑑𝑞
𝑑𝑡
𝑅
𝐿+
𝑞
𝐿𝐶= 0
9. Solusi analitik persamaan differensial untuk rangkaian RLC adalah
𝑞 = 𝑞0𝑒−𝑅𝑡/2𝐿cos(𝜔′𝑡 + 𝜙)
𝜔′ = 1
𝐿𝐶−
𝑅
2𝐿
2
𝑖 𝑡 = 𝑞0 𝑒−𝑅𝑡/2𝐿 −
𝑅
2𝐿cos 𝜔′𝑡 − 𝜔′ sin(𝜔′𝑡)
10. Solusi numeric persamaan differensial untuk rangkaian RLC adalah
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 −𝑅
𝐿 𝐼𝑖 Δ𝑡 −
1
𝐿𝐶𝑞𝑖 Δ𝑡
𝑞𝑖+1 = 𝑞𝑖 + 𝐼𝑖+1 Δ𝑡
Soal:
1. Suatu rangkaian RL tersusun atas resistor dengan resistansi 500 ohm dan
inductor dengan induktasi 4 mH dihubungankan dengan sumber tegangan
10 V. analisislah arus yang mengalir pada saat saklar ditutup dan dibuka
dengan menggunakan analisis analitik dan numeric. Gunakan Δ𝑡 = 0,01 ms
Tentukan besarnya beda potensial pada resistor dan beda potensial pada
inductor! Tunjukkanlah dengan grafik bahwa besarnya gaya gerak listrik
sama dengan penjumlahan antara beda potensial pada resistor dan beda
potensial pada inductor!
2. Suatu rangkaian RLC tersusun atas resisitor dengan resistansi 5 ohm,
induktasi inductor 1 mH, kapasitas kapasitor 1 µF dan dihubungkan
dengan sumber tegangan 10 V. Mula-mula sumber tegangan dirangkai
pada rangkaian kemudian sesaat kemudian diputus. Analisislah
karakteristik arus dan muatan yang mengalir dalam rangkaian dengan
menggunakan analisis analitik. Gunakan ∆t = 0,1 µs! Apakah hasilnya
210
menunjukkan hasil yang sama jika dibandingkan dengan contoh 6.4?
Jelaskan!
3. Suatu rangkaian RLC tersusun atas resisitor dengan resistansi yang bisa
diubah-ubah. Jika resistansi awal 5 ohm, induktasi induktor 1 mH,
kapasitas kapasitor 1 µF dan dihubungkan dengan sumber tegangan 10 V.
Mula-mula sumber tegangan dirangkai pada rangkaian kemudian sesaat
kemudian diputus. Analisislah karakteristik arus dan muatan yang
mengalir dalam rangkaian dengan menggunakan analisis analitik. Gunakan
∆t = 0,1 µs!. Tunjukkan pada nilai R berapakah akan terjadi:
a) Teredam lebih
b) Teredam kritis
c) Teredam biasa