BAB V.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB VPEMBAHASAN

5.1 Keterbatasan Penelitian

5.1.1 Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan one group pre test-post test kepada responden yang telah diberikan penyuluhan dan tidak ada kelompok pembanding (kontrol) sehingga tidak diketahui apakah perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku benar karena pengaruh adanya penyuluhan tentang vitamin A itu sendiri atau karena sebab lain. Namun paling tidak telah dilakukan observasi pertama (pre test) yang memungkinkan peneliti dapat melihat perubahan nilai yang terjadi setelah adanya penyuluhan. Desain penelitian ini bersifat cross sectional yang mempunyai kelemahan yaitu memungkinkan kesalahan interpretasi karena hasil yang didapatkan ditentukan secara bersamaan.

5.1.2. Instrumen Penelitian

Dalam mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden, penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori-teori yang didapat dari berbagai kepustakaan. Hal ini dilakukan karena belum tersedianya kuesioner yang baku mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai manfaat dan bahaya kekurangan vitamin A, sehingga pertanyaan-pertanyaan tergantung pada materi yang diberikan pada saat penyuluhan.

5.1.3 Responden Dalam Penelitian

Responden penelitian juga hanya terbatas ibu-ibu di Posyandu Jelita dan Seroja, Kecamatan Kota Manna, maka penelitian ini tidak dapat menggambarkan seluruh ibu di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan

Berdasarkan hasil mini project yang telah dibahas di bab sebelumnya, ditemukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 17% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 83% sebelum diberikan penyuluhan tentang vitamin A. Namun, setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan responden yang sangat meningkat menjadi 87%. Menurut Brunner (1975), bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab responden yang memiliki pengetahuan kurang sebelum diberikan penyuluhan, salah satunya adalah kurangnya informasi yang diterima responden sebelumnya, namun setelah diberikan penyuluhan mengenai vitamin A, pengetahuan responden meningkat menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan pengetahuan tersebut juga dibantu dengan metode dan alat bantu yang digunakan dalam penyuluhan. Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab yang memungkinkan responden secara aktif berinteraksi dua arah, sehingga mendapat informasi yang lebih baik. Alat bantu yang digunakan adalah poster dan leaflet dalam menyampaikan materi. Alat bantu ini berguna dalam menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Kurang lebih 75%-85% dari pengetahuan manusia diperoleh melalui mata sedangkan 13%-25% tersalur melalui indera yang lain. Penggunaan alat bantu penglihatan secara tidak langsung dapat menegakkan pengetahuan yang diterima oleh manusia sehingga apa yang diterima akan lebih lama disimpan dalam ingatan.11

5.2.2 Sikap

Dari hasil mini project yang telah dibahas di bab sebelumnya didapatkan bahwa sikap responden sudah cukup baik (100%) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang vitamin A. Melalui sikap yang baik ini, diharapkan diikuti dengan perilaku yang baik pula. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Setelah seseorang mengetahui stimulus, ia akan melakukan penilaian terhadap apa yang diketahui, kemudian ia akan melaksanakan apa yang diketahuinya atau disikapinya.

5.2.3 Perilaku

Dari hasil penelitian yang telah dibahas di bab sebelumnya, perilaku responden yang cukup sebanyak 90% dan yang kurang sebanyak 10%, sebelum diberikan penyuluhan tentang vitamin A. Setelah diberikan penyuluhan tentang vitamin A, perilaku cukup yang meningkat menjadi 97% responden. Margono S (1998) mengemukakan bahwa perilaku terdiri dari tiga domain yaitu domain perilaku pengetahuan (knowing behavior), domain perilaku sikap (feeling behavior) dan domain perilaku keterampilan (doing behavior). Pengertian perilaku yang disederhanakan menjadi 2 unsur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Proses perubahan perilaku atau penerimaan ide baru adalah hasil dari suatu proses yang kompleks yang biasanya memerlukan waktu yang lama. Individu mencari dukungan dari orang lain di sekitarnya terhadap keputusan yang telah dibuatnya.11 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang memiliki keinginan untuk berperilaku baik setelah diberikan penyuluhan.80