BAB VI ADE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB VI ADE

Citation preview

BAB VI

PAGE 156

BAB VIPENUTUP6.1 Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai verba majemuk dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis verba majemuk yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy secara garis besar hanya dua jenis, yaitu verba majemuk dasar dan verba majemuk berimbuhan. a. Verba majemuk dasar dibentuk dengan mengabungkan dua morfem dasar. Proses pembentukan verba majemuk dasar yang komponen pertamanya berupa verba dasar dan komponen keduanya berupa nomina dasar adalah dengan mengabungkan kata yang berupa verba dasar pada komponen pertama dengan kata yang berupa nomina dasar pada komponen kedua. Proses pembentukan verba majemuk dasar yang komponen pertamanya berupa adjektiva dan komponen kedua berupa verba adalah dengan menggabungkan kata yang berupa adjektiva pada komponen pertama dengan kata yang berupa verba pada komponen kedua. Proses pembentukan verba majemuk dasar yang kedua komponennya berupa verba dasar adalah dengan menggabungkan kata yang berupa verba dasar pada komponen pertama dengan kata yang juga berupa verba dasar pada komponen kedua. Proses pembentukan verba majemuk dengan morfem unik adalah dengan menggabungkan kata yang berupa verba pada komponen pertama dan morfem unik pada komponen kedua. Pola verba majemuk dasar yang terdapat dalam novel tersebut adalah verba majemuk dasar yang komponen pertama berupa verba dasar dan komponen kedua berupa nomina dasar (V + N), komponen pertama berupa adjektiva dan komponen kedua berupa verba (A + V), dan kedua komponen berupa verba dasar (V + V), dan komponen pertama berupa verba dan komponen kedua berupa morfem unik (V + Mu). b. Verba majemuk berafiks dibentuk dari dua bentuk dasar yang diberi imbuhan, baik prefiks, sufiks, konfiks, maupun kombinasi afiks. Verba majemuk terikat dibentuk dari bentuk majemuk yang tidak dapat berdiri sendiri kemudian dibubuhi afiks. Verba majemuk bebas dibentuk dari bentuk majemuk yang dapat berdiri sendiri kemudian dibubuhi afiks. Verba majemuk yang salah satu komponennya telah berafiks lebih dahulu dibentuk dengan membubuhi salah satu komponenya lebih dahulu dengan afiks, kemudian digabungkan dengan komponen yang lain. Verba majemuk berafiks yang terdapat dalam novel tersebut adalah verba majemuk terikat, verba majemuk bebas, dan verba majemuk berafiks yang komponennya telah berafiks lebih dahulu. 2. Persentase frekuensi penggunaan tiap jenis verba majemuk dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah:

a. Komponen pertama berupa verba dasar dan komponen kedua berupa nomina dasar adalah 38 %. b. Komponen pertama berupa adjekt iva dan komponen kedua berupa verba adalah 3 %. c. Kedua komponen berupa verba dasar adalah 4 %. d. Verba majemuk dengan morfem unik adalah 2 % e. Verba majemuk terikat 6 %. f. Verba majemuk bebas 35 %. g. Verba majemuk berafiks yang komponennya telah berafiks lebih dahulu 3 %.

Verba majemuk yang paling sering muncul ada dua jenis, yaitu verba majemuk dasar yang komponen pertama berupa verba dan komponen kedua berupa nomina, dan verba majemuk bebas. Sedangkan verba majemuk yang paling jarang muncul juga ada dua jenis, yaitu verba majemuk dasar yang komponen pertama berupa adjektiva dan komponen kedua berupa verba, dan verba majemuk dengan morfem unik. 6.2 Saran

Kelonggaran dalam penggunaan bahasa yang berfungsi hanya sebatas sarana ujaran cenderung memberi dampak kesembarangan dalam penggunaan bahasa. Oleh karena itu, sudah selayaknya semua warga Indonesia mempelajari tata bahasa baku bahasa Indonesia untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia yang benar sebagai identitas bangsa.DAFTAR RUJUKANAlisjahbana, S. Takdir. 1974. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat. Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Angkat, Harrisson. 1996. Sistem Kata Kerja Bahasa Pakpak (skripsi). Medan: Fakultas Sastra USU. Chaer, Abdul. 1984. Kamus Idiom Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah. Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. El Shirazy, Habiburrahman. 2007. Ketika Cinta Bertasbih. Jakarta: Republika. Herwanto. 2009. Kategori Verba pada Harian Analisa (skripsi). Medan: Fakultas Sastra USU. Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Kridalaksana, Harimurti. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta: PT. GramediaMoleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya Muslich, Mansur. 1990. Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang. Muslich, Mansur. 1993. Metode Kuantitatif. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI Muslich, Mansur. 2008. Tatabentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara. Ramlan, M. 1978. Ilmu Bahasa Indonesia: Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 155