Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
182
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA AIR
PROGOWATI DI KABUPATEN MAGELANG
VI.1 KONSEP PERUANGAN
VI.1.1 Konsep Kapasitas Wisata Air Progowati
Jumlah kapasitas pengunjung perhari yang ditampung pada Wisata Air Progowati
maksimal adalah 5000 orang, dengan rincian :
1. Pengunjung
Jumlah pengunjung ini akan dibagi lagi menurut kisaran umur dan kapasitas
wahana yang akan menampung.
Table VI.1 Kapasitas yang ditampung pada setiap wahana
No. Fasilitas yg menampung Dewasa, remaja Anak-anak Jumlah
1. Play ground 20 40 60 2. Plaza 100 75 175 3. Conference room 100 - 100 4. Kolam arus 300 200 500 5. Labirin 100 100 200 6. Tower slide 100 100 200 7. Walk track 100 100 200 8. Kolam renang dewasa 100 - 100 9. Kolam renang anak 50 200 250 10. Kolam ombak 300 200 500 11. Kolam air hangat 40 20 60 12. Volley air 20 - 20 13. Futsal air 40 - 40 14. Sun bathing area 100 50 150 15. Ruang bilas 200 100 300 16. Kegiatan arung jeram :
- Simulasi - Pondok santai - Berarung jeram
100 100 100
30 100 50
183
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
- Gazebo 125 75 680
17. Pondok santai 250 100 350 18. Gazebo 150 60 210 19. Flying fox 40 50 90 20. Kios cinderamata 30 20 50 21. Foodcourt 200 150 350 22. Mushola 150 50 200 Total 4785
2. Staff pengelola
Staff pengelola pada bangunan Wisata Air Progowati meliputi pelaku kegiatan
utama, pelayanan umum, penunjang dan servis. Pada pelaku kegiatan umum
terdiri dari direktur, sekretaris dan 6 divisi masing-masing memiliki 3 staff.
Dan untuk kegiatan lainnya terdiri dari 20 orang, sehingga jumlah staff
pengelola adalah 46 orang.
3. Pemberi Jasa Servis
Pemberi jasa servis ini meliputi orang-orang yang bekerja sebagai pengawas
lapangan, tim medis, pengelola foodcourt dan restoran, kesenian, kerajinan
dan lain sebagainya. Jumlah dari pemberi jasa ini 40 pada pengawas lapangan,
5 orang tim medis, 100 pada pengelola foodcourt dan restoran, kesenian
kerajinan 30 orang dan untuk lain-lain 5 orang. Sehingga jumlah totalnya ada
180 orang.
VI.1.2 Pengelompokkan Kegiatan
Dari pengelompokan, karakteristik, serta aktivitas pelaku kegiatan, diperoleh
pengelompokan kegiatan yang diwadahi Wisata Air Progowati, yaitu:
§ Kegiatan Penerimaan
Kegiatan penerimaan bertujuan mengawali segala kegiatan di tirta zone
terutama bagi pengunjung. Kelompok kegiatan ini mencakup kegiatan
informasi, administrasi, menunggu, menitipkan barang.
184
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
§ Kegiatan Rekreasi
Kegiatan ini bertujuan memberi hiburan bersifat leisure kepada pengunjung.
Kegiatan ini berupa menikmati pengalaman di alam bebas, seperti kegiatan
menyusuri sungai baik arung jeram maupun penelusuran dengan gondola, dan
menikmati semua wahana permainan yang disediakan di waterboomnya.
§ Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang bertujuan untuk melengkapi kegiatan utama (rekreasi)
meliputi kegiatan makan-minum, belanja, telekomunikasi, parkir, penjagaan,
dan sebagainya.
§ Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan pengelolaan bertujuan mengkoordinasi segala kegiatan yang
berlangsung pada Wisata Air Progowati.
VI.1.3 Kebutuhan Ruang
Rincian kebutuhan ruang yang dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang
diwadahi, yaitu :
a. Kelompok kegiatan penerimaan
Tabel VI.2 penerimaan
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Pengunjung Jalur kendaraan, pedestrian Drop off, bangunan penerima Main lobby Front desk / resepsionis ATM
Karyawan Front desk/resepsionis Lobby Main lobby
185
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
b. Kelompok kegiatan Wisata
Table VI. 3 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan wisata
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Pengunjung Water Park Permainan anak : 1. Walking track, play ground,
slide waterboom 2. Kolam arus 3. Labirin 4. Kolam renang
Permainan remaja dan dewasa :
1. Walking track, play ground, aneka slide waterboom, kolam arus, kolam air hangat
2. Lapangan futsal air 3. Kolam volley air 4. Kolam renang Pondok santai Tempat berjemur Plaza
Pengunjung arung jeram Sungai elo Area pembelajaran Kolam simulasi Pondok santai
Pengunjung arung jeram dan waterpark
Tempat start dan finish flying fox
Karyawan Ruang pengawasan Arena wahana permainan Area pelatihan arung jeram
c. Kelompok kegiatan akomodasi
Tabel VI.4 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan akomodasi
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Pengunjung Tempat makan (cafe)
186
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
r. display pada retail
kasir
retail
Kios cindera mata
Pusat informasi
Lavatory
Mushola
r. konverensi
Pengelola Pusat informasi
Kasir
R. Pengelola
Lavatory
Dapur
Ruang saji
Gudang supply
Loading dock
d. Kelompok kegiatan konservasi
Tabel VI.5 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan konservasi PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Pengelola Konservasi mata air
Konservasi sungai
e. Kelompok kegiatan pengelolalan
Tabel VI.6 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan pengelolaan PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Kegiatan utama
Direktur R. Direktur
Sekretaris R. Sekretaris
Kadiv rekreasi
Staff rekreasi
R. kadiv rekreasi
R. staff rekreasi
Kadiv arung jeram
Staff arung jeram
R. kadiv arung jeram
R. staff arung jeram
187
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Kadiv ME
Staff ME
R. Kadiv ME
R. Staff ME
Kadiv administrasi
Staff administrasi
R. Kadv administrasi
R. Staff administrasi
Kadiv operasional & Pemeliharaan
Staff operasional & Pemeliharaan
R. Kadiv operasional & Pemeliharaan
R. Staff operasional & Pemeliharaan
Kadiv pelayanan umum
Staff pelayanan umum
R. Kadiv pelayanan umum
R. Staff pelayanan umum
Kegiatan Pelayanan Umum
Pengelola R. Informasi
Lavatory
Kegiatan penunjang
Pengelola R. Rapat
R. Pertemuan
Kegiatan service
Cleaning service R. Cleaning service
Office boy R. Office boy
Pengelola R. ME
f. Kelompok kegiatan service
Tabel VI.7 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan service PELAKU KEBUTUHAN RUANG
Kegiatan service Pengelola R. Panel
R. Genset
Lavatory Kegiatan maintenance
Cleaning service R. Cleaning service Kegiatan penyelamatan Tim medis R. PPPK
188
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Pengawas Gardu Pandang T. Parkir ambulance
VI.1.4 Besaran Ruang Pada Site Utama
1) Kelompok ruang penerima
Tabel VI.8 Besaran ruang kelompok kegiatan penerima Ruang Kapasitas Luasan (m²)
Drop-off 2 buah mobil 25 m² Loket tiket 1. Tiket waterpark 2. Tiket arung jetam
Waterpark 6 loket Arung jeram = 12
40,87 m²
Front Desk/resepsionis 9 m² Main lobby 40 m² Mini market 52,5 m²
ATM 4 mesin ATM 16,8 m²
Total kelompok ruang penerima 184.17 m²
Area parkir Parkir mobil 100 mobil 1800 m² Parkir bus 30 bus 2304 m² Parkir motor 200 motor 520 m² Parkir mobil arung jeram
2 mobil 36 m²
Parkir motor karyawan 100 motor 260 m² Parkir mobilkaryawan 10 mobil 180 m²
Pedestrian
Pedestrian digunakan juga sebagai plaza 130x2x2 m² (jarak antara jalan loket tiket 30 m)
832 m²
Total Luasan area parkir dan pedestrian 5932 m²
Total Luasan kelompok ruang penerima 6116.17 m²
2) Kelompok kegiatan wisata
Tabel VI.9 Besaran ruang kelompok kegiatan wisata Ruang Kapasitas Luasan (m²)
Dry area
Ply ground Untuk 40 anak, 20 dewasa 252
189
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Plaza 150 orang 800
Total luasan dry area 1052
Area basah (wet area)
Kolam arus 200 orang 1050 m²
Labirin 75 orang 36 m²
Tower seluncur untuk : Slide waterboom (straight slide, family slide, couple slide, hole slide)
Terdiri dari 3 tower @kapasitas 75 orang
192
Walk track 200 orang 420
Kolam renang dewasa 75 orang 1.000 m²
Kolam renang anak 50 anak 150 m²
Kolam ombak + sphlash pool
1500 orang 2.350 m²
Kolam air hangat @kolam 6 orang 48 m²
Volley air - 162 m²
Futsal air ( bola keranjang ) - 840 m²
Sun bathing area 25 200 m²
Shower / r. bilas tertutup,
loker, toilet, ruang ganti
Untuk pria dan wanita
= 200@ ruang
400 m²
r. bilas terbuka @ jenis kelsmin = 10 20 m²
Total luasan Area basah (wet area) 7192 m²
Area arung jeram
Kolam simulasi dan area pembelajaran
- 300
Ruang bilas dan ruang ganti 100 orang 80
gazebo 14 gazebo 196
Total luasan Area arung jeram 576
Area santai waterpark
Tempat berjemur 15 meja payung 180
Start finish flying fox 32
Total luasan Area santai 212
Total luasan kegiatan wisata 9032
190
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
3) Kelompok kegiatan akomodasi
Tabel VI. 10 Besaran ruang kelompok kegiatan akomodasi Ruang Kapasitas Luasan (m²)
Café (foodcourt) - Waterpark - Arung jeram
Untuk 150 orang Untuk 100 orang
650
Bar / Kasir Untuk 15 kios 29.25
Dapur dan gudang supply 13 stand 78
Ruang saji 13 stand 58,5
Loading dock asumsi 10
Gudang alat asumsi 30
Ruang sampah 10
Kios cinderamata dan oleh-oleh
20,8
Pusat informasi 9
Mushola Asumsi 100
Resto depan 100 orang 340
Conference room Untuk 100 orang 65
Total luasan kegiatan akomodasi 1400,55
4) Kelompok kegiatan konservasi
Tabel V.11 Besaran ruang kelompok kegiatan konservasi
Ruang Kapasitas Luasan
(m²) Konservasi sungai 1 m dari tepi sungai
Pembuatan pembatas tinggi 120 cm berjarak 1 m dari tepi sungai dan menyusurinya
Konservasi mata air Tertutup bangunan seperti pendapa untuk menyamarkan fungsi sesungguhnya
64
5) Kelompok kegiatan pengelolaan
Tabel VI.12 Besaran ruang kelompok kegiatan pengelolaan
Ruang Kapasitas Luasan (m²)
R. Direktur Lavatory Ruang kerja direktur dan ruang tamu
19,25 m²
191
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
di jadikan satu R. Sekretaris 1 staff 7,7 m²
R. Div. Rekreasi
1 kadiv 3 staff R. Kadiv & staff dijadikan 1
19,8 m²
R. Div. Arung jeram 19,8 m²
R.Div. ME 19,8 m²
R.Div. Administrasi 19,8 m²
R.Div. Operasional &
pemeliharaan
19,8 m²
R.Div. Pelayanan umum 19,8 m²
Hall & R. Rapat Orang duduk= 1,2x0,6 m² (45 staff) 32,4m²
Total luasan kegiatan pengelolaan 178,15 m2
6) Kelompok kegiatan service
Tabel VI.13 Besaran ruang kelompok kegiatan service
Ruang Kapasitas Luasan
(m²) R. Panel 9 m2 R. Genset 150 m2 Lavatory 10 orang 120 m2 R. Cleaning service 9 m2 R. PPPK 10 orang 19m2 T. Parkir ambulance 1 mobil 22,75m2 R. pompa & filter Tiapkolam dibedakan ruang
pompa dan filternya namun disatukan dengan tendon
1. 200 2. 300 3. 500
Tertanam dibawah tanah
1000m2
Balancing tank 90m2 Gudang 10m2 Ruang persiapan kesenian 68 m2 Total luasan kegiatan service 1497,75 m2
Rekapitulasi Ruang
§ Ruang Penerima 6116,17 m2
§ Ruang wisata 9032,00 m2
192
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
§ Ruang akomodasi 1400,55 m2
§ Ruang konservasi 64 m2
§ Ruang Pengelola 178,15 m2
§ Ruang Servis 1497,75 m2
Luas total kebutuhan ruang 18.398.62 m2 (Luas bersih bangunan)
Sirkulasi 40% (asumsi ) 7359,448 m2
Luas kotor bangunan 25758,068 m2
Site yang tersedia pada lokasi adalah 52.076 m².
Building Coverage 50 % - 75 %
Jika building coverage 60%, maka luas tanah yang bisa ditutupi bangunan adalah
= 60 % x 52.076 m² = 31245,6
Luas tanah yang bisa dibangun adalah 31245,6 m², sedangkan total luas
kebutuhan ruang yang ada adalah 18.398.62 m² sehingga bangunan tidak harus
berupa 1 lantai namun memungkinkan jika dibuat lebih dari itu mengikuti fungsi
bangunannya.
VI.1.5 Analisis Penentuan Besaran Ruang Pada Site Penunjang
1) Kelompok ruang penerima
Tabel VI.14 Besaran ruang kelompok kegiatan penerima Ruang Kapasitas Luasan (m²)
Drop off 2 buah mobil 25 Front desk / resepsionis
0,9
Main lobby 16 Lavatory 15 orang 14,4 Total Luasan kelompok Ruang Penerima 56,3
Area parkir Kapasitas Luasan Parkir mobil 20 mobil 360 Parkir motor 40 motor 104 Total luas area parkir dan pedestrian 464
2) Kelompok kegiatan Wisata
Tabel VI.15 Besaran ruang kelompok kegiatan wisata
193
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Ruang Perhitungan Luasan m²
Ruang persiapan
arung jeram
Berada di tepi sungai, sebagian
diolah dan sebagian merupakan
badan sungai berukurann 5x20 =
100
150 m²
Pondok santai 40 orang 100 m²
gazebo 48 orang 67 m²
Total luas area kegiatan wisata 317 m²
3) Kelompok kegiatan akomodasi
Tabel VI.16 Besaran ruang kelompok kegiatan akomodasi Ruang Perhitungan Luasan m²
Café (foodcourt) Untuk 50 orang 130 m² Bar / Kasir Untuk 10 kios 19,5 m²
Kios cinderamata dan oleh-oleh
Dimensi rak barang 2x0.8 m² 2 rak = 3,2
5,12 m²
Mushola 30 orang 46 m²
Dapur asumsi 20 m²
Ruang saji asumsi 6 m²
Gudang supply asumsi 10 m²
Loading dock asumsi 10 m²
Gudang alat asumsi 20 m²
Ruang sampah asumsi 5 m²
Total luasan kegiatan akomodasi 271,62 m²
4) Kelompok Kegiatan service dan pelayanan
Tabel VI.17 Besaran ruang kelompok kegiatan service dan pelayanan
Ruang Kapasitas Flow (%) Luasan
(m2) R. Pelayanan umum 4 orang 30 23,4m2
R. Genset Asumsi 20m2
Lavatory Asumsi 10m2
Gudang Asumsi 15 m2
Total luasan kegiatan service dan pelayanan 68,4m2
Rekapitulasi Ruang
194
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
§ Ruang Penerima 520,3 m2
§ Ruang wisata 317 m2
§ Ruang akomodasi 271,62 m2
§ Ruang Pengelola dan servis 68,4 m2
Luas total kebutuhan ruang 1.177,32m2 (Luas bersih bangunan)
Sirkulasi 40% 470,928 m2
Luas kotor bangunan 1648, 248 m2
Luas site yang ada 4.165 m²
Melihat pada luasan site yang ada, site dapat digunakan mencukupi kebutuhan
besaran ruang yang dibutuhkan.
VI.2 KONSEP PENGOLAHAN TAPAK BERDASARKAN IKLIM DAN
LINGKUNGAN DI SEKITAR SITE PADA SITE UTAMA
VI.2.1 Konsep Alur Gerak Matahari pada Site
VI.2.1.1 Konsep Bentuk Massa dan Fasade
Massa dengan ketinggian mencapai 4 lantai untuk tower slide yang berupa
bangunan terbuka dan tidak berdinding menggunakan tritisan yang lebar agar
panas matahari tidak banyak masuk ke dalam. Sedangkan untuk massa utama
akan dibuat menghadap utara selatan agar pada foodcourtnya yang terbuka
tidak mendapatkan silau dari sinar matahari sore berlebihan.
Gambar VI. 1 Gubahan massa pada kawasan wisata
195
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Pada fasade bangunan yang menghadap ke timur maupun ke barat akan
diberikan tritisan yang lebih lebar untuk mengurangi radiasi yang masuk ke
dalam bangunan. Hal ini dilakukan agar bangunan tetap mendapat sinar yang
cukup.
Gambar VI. 2 Tritisan pada bangunan
Agar pada bagian tengah bangunan tetap mendapat cahaya, maka pada
bangunan yang berukuran besar akan ditambahkan sun roof dengan material
yang dapat menyerap cahaya dengan baik namun tidak menyilaukan ruang
dibawahnya.
Gambar VI. 3 Skylight pada atap agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan
Bagian tengah bangunan dengan skylight agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan
196
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.2.1.1 Konsep Vegetasi
Pada bangunan wisata air progowati ini, untuk mereduksi sinar matahari dan
meneduhkan ruang terbukanya dipilih pohon trembesi dan akasia.
Gambar VI. 4 Beberapa pohon peneduh
Pohon trembesi akan diletakkan di sisi timur site dan beberapa menyebar
ditengah. Hal ini agar kondisi di tengah site menjadi sejuk dan pengunjuk
dapat betah menikmati wahana yang ada. Sedangkan untuk pohon akasia
sebagian akan diletakkan pada sisi barat agar dapat mereduksi glare yang
datang disore hari.
VI.2.2 Konsep Arah Pergerakan Angin pada Site
VI.2.2.1 Konsep Bentuk Massa dan Fasade
Bangunan untuk fasilitas penerima, fasilitas akomodasi dan fasilitas
pengelolaan yang berada pada bagian utara site, akan dibuat jendela terbuka
dengan penutup jalusi-jalusi agar debu tidak masuk namun angin dapat tetap
masuk ke dalam ruangan. Selain itu pada sisi timur dan baratnya pada
bukaannya akan diberi tritisan panjang agar tidak menyilaukan ruangan
didalamnya namun pergerakan angin tetap akan dapat masuk ke dalam
bangunan.
Akasia Trembesi
197
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Gambar VI. 5 Bangunan akomodasi dengan tritisan dan bukaan yang berfungsi untuk memudahkan angin masuk ke dalam ruangan
Namun mengingat pada Wisata Air Progowati yang sebagian besar fasilitas
utamanya merupakan bangunan terbuka sehingga pemanfaatan angin
dimaksimalkan untuk memberi kesejukan pada ruang-ruang out doornya.
VI.2.2.2 Konsep Arah Pergerakan Angin pada Site
Gambar VI. 6 Jenis pohon yang dapat memecah angin
Pohon cemara dan beberapa akasia akan diletakkan dibagian utara site untuk
menyaring udara yang akan masuk ke dalam bangunan penerima, selain itu
juga untuk menyejukkan dan meneduhkan pada fasilitas penerima.
Tritisan yang panjang
Jendela-jendela yang dapat terbuka sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan
Tritisan untuk menghalangi sinar matahari yang menyilaukan ke dalam ruangan
198
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.2.3 Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
VI.2.3.1 Pencapaian antar Site
VI.2.3.2 Pencapaian Site Utama
Lokasi site yang hanya memiliki 1 muka jalan sehingga main entrancenya
akan diletakkan pada sisi yang bertemu dengan jalan. Namun karena jalan
lokal yang ada hanya memiliki lebar 6 meter dan memungkinkan terjadinya
macet jika dibuat objek wisata, maka akan dibuat area penerima sebelum
masuk ke kawasan wisatanya.
Gambar VI. 7 Pencapaian antar site
199
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Gambar VI. 8 Sirkulasi menuju site
VI.2.3.3 Pencapaian Site Penunjang
Gambar VI. 9 Pencapaian pada site penunjang
VI.2.3.4 Sirkulasi, Parkir dan Vegetasi di dalam site berdasarkan ME dan SE
Sirkulasi didalam site membentuk pola melingkar dengan 1 arah dari ME yaitu
menuju ke area masuk ( kanopi ). Sedangkan untuk jalur menuju ruang servis
dibuat terpisah agar tidak mengganggu penjalan kaki pada area wisata. Lebar
jalan disesuaikan pada masing-masing area.
200
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Pintu masuk dan pintu keluar parkir dibedakan dari setiap jenis kendaraannya.
Hal ini dilakukan agar menghindari kesemrawutan didalam site dan agar
pengunjung dapat berjalan kaki menikmati kondisi site sebelum masuk ke
dalam bangunan utama penerima. Sirkulasi pada area parkir berlangsung searah
dengan lebar jalan maksimal 6-8 meter.Jarak putar kendaraan minimal 8
meter.Dengan lokasi parkir terpisah mengikuti jenis kendaraannya.
Gambar VI. 10 Pengelompokkan tempat parkir berdasarkan jenis kendaraan
Area parkir dipusatkan pada bagian tengah site, untuk karyawan berada pada
parkir paling ujung dekat dengan bangunan wisata. Tidak menggunakan
basement mengingat bangunan yang direncanakan sebagian besar berada pada
outdoor. Untuk persatuan unit kendaraan, parkir dibuat lurus memgingat lahan
yang ada cukup luas dan memudahkan kendaraan dalam menempatkan posisi
parkir sesuai dengan jalur sirkulasi pada area parkir.
Gambar VI. 11 Parkir lurus karena lahan yang luas
201
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.2.4 Konsep View
Penzoningan fasilitas dalam analisis view pada site didasarkan dari kebutuhan
fasilitas-fasilitas tersebut terhadap view ke dalam dan ke luar site. Zona-zona
seperti fasilitas penerima dan akomodasi harus diekspose secara maksimal agar
mudah dikenali. Fasilitas servis tidak memerlukan view ke dalam maupun
keluar. Sedangkan fasilitas pengelola memerlukan view ke luar karena
kegiatannya yang tidak hanya didalam bangunan saja bersifat continue namun
juga dapat mengawasi semua kegiatan pada fasilitas wisata. Fasilitas wisata
membutuhkan view ke luar dan ke dalam site. Dan fasilitas akomodasi juga
membutuhkan view ke luar dan kedalam site, namun juga membutuh view
kearah wisata disalam site.
Gambar VI. 12 Zona berdasarkan view pada site
VI.2.5 Konsep Massa Bangunan
Bentuk massa bangunan disesuaikan orientasi bangunannya, yaitu membuat
bentuk massa bangunan penerima yang menekuk kebawah agar terkesan
mengarahkan ke pintu utama waterpark. Massa bangunan utama sengaja
diletakkan masuk ke dalam site agar pengunjung yang datang dapat terlebih
dahulu menikmati kondisi alam disepanjang jalan menuju massa utama.
PENERIMAAN
WISATA
AKOMODASI
PENGELOLAA
SERVICE
202
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Gambar VI. 13 Massa bangunan utama yang mengarahkan ke pintu utama
Massa yang berada pada area yang memiliki ekspose tinggi ditepi jalan timur dan
barat komposisi dibuat sederhana mengingat nilai ekspose disisi tersebut rendah.
Untuk massa yang memiliki view keluar yang memiliki kualitas tinggi, bukaan
dibuat maksimal kearah view keluar. Sebagian bangunan malah dibuat terbuka
dengan dinding tidak penuh dan berupa pendapa. Hal ini agar kesan terbuka ke
view yang ada menjadi lebih lega.
VI.2.6 Konsep Zona Fasilitas Pada Site
Perletakan zona fasilitas akhir pada site yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Gambar VI. 14 Perletakan zona fasilitas pada site
WISATA PENERIMAAN
AKOMODASI
PENGELOLAAN SERVICE
KONSERVASI
203
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Sirkulasi internal yang terjadi diantara fasilitas yang ada adalah :
Gambar VI. 15 Skema sirkulasi internal didalam site
VI.2.7 Konsep Zona Perletakkan Wahana
Gambar VI. 16 Pembagian jenis jenis wahana pada waterpark
WISATA PENERIMAAN
AKOMODASI
PENGELOLAAN SERVICE
KONSERVASI
204
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.3 KONSEP SITE PENUNJANG
VI.3.1 Konsep Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE)
Gambar VI. 17 Perletakkan main entrance pada site penunjang
V.3.2 Konsep Penzoningan fasilitas pada site penunjang
Berdasarkan dari kondisi tapak yang yang ada, untuk mempermudah
menentukan penataan bangunan. Maka dihasilkan penzoningan fasilitas
sebagai berikut :
Keterangan :
1. Fasilitas akomodasi
2. Fasilitas servis
3. Tempat parkir
4. kantor pelayanan dan statf
5. Kolam renang dewasa
6. Futsal dan voli air
7. Play ground
8. Kolam renang anak
9. Pondok santai
10. Tower finish gondola dan slides
11. Kolam air hangat
12. Kolam ombak
13. Start dan finish flying fox
14. Labirin
15. Kolam simulasi
16. Fasilitas penunjang arung jeram
17. konservasi air
18. Finish arung jeram
19. Kolam arus
20. Walking track
21. Sun bathing area
22. Plaza
205
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Gambar VI. 18 Penzoningan fasilitas pada site penunjang
VI.4 KONSEP SITE DERMAGA
Tapak yang ada biasanya digunakan bersama sehingga yang akan dilakukan pada
tapak hanya akan membuat ulang saung-saung lama menjadi lebih representatif dari
sebelumnya namun tetap menggunakan material setempat yang alami. Mengingat
lokasi ini digunakan oleh berbagai penyedia jasa arung jeram yang ada di kabupaten
magelang.
Gambar VI.19 Alternatif bentuk saung yang memanfaatkan material alam
VI.5 KONSEP KONTEKSTUAL ARSITEKTUR PADA TAMPILAN
BANGUNAN
VI.5.1 Penampilan Bangunan
Bentuk bangunan yang ingin mempertahankan ke khasan daerah magelang
dengan Candi Borobudurnya ditampilkan pada bangunan utama penerimanya
WISATA
PENERIMAAN
AKOMODASI
SERVICE
206
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
yang berbentuk seperti stupa. Selain pada bentuk, penggunaan material
setempat berupa bebatuan dan bambu diharapkan dapat menguatkan konsep
kontekstualnya.
Gambar VI. 20 Massa bangunan utama mengikuti bentuk stupa candi Borobudur
Tekstur, warna material alam dan landscape diimbangi dengan tampilan yang
natural dan menyatu dengan alam merupakan pilihan tampilan alami pada
Wisata Air Progowati. Aspek ekologi iklim tercermin pada tampilan atap,
pemberian teritisan yang lebar dan bentuk-bentuk yang mengadopsi dari
lingkungan sekitar yang dianggap berhasil menanggapi iklim setempat.
Gambar V. 53 Bentuk-bentuk atap yang mengadopsi kondisi di sekitar site
Gambar VI. 21 Bentuk-bentuk atap yang mengadopsi kondisi di sekitar site
Nilai keterbukaan ditampilkan pada banyaknya pelubangan dinding dan
beberapa ruang terbuka seperti pendopo . Penggunaan material kaca difungsikan
207
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
untuk mereduksi kecepatan angin dan memudahkan sinar matahari masuk ke
dalam bangunan.
Gambar VI. 22 Keterbukaan yang ditampilkan pada bangunan-bangunan yang
ingin mengoptimalkan view ke luar
VI.5.2 Material Bangunan
Untuk memberi kesan alami pada Wisata Air Progowati yang direncanakan
maka bahan untuk penutup atap dipilih atap pelana dan limasan dipadu dengan
atap datar pada bangunan-bangunan utama, pengelola dan servisnya.
Sedangkan untuk gazebo-gazebo peristirahatannya menggunakan ijuk pada
atapnya. Atap transparan juga dipakai sebagai tambahan untuk memperoleh
pencahayaan alami pada area foodcourt.
Gambar VI. 23 Penggunaan atap pelana, limasan dan datar pada bangunan di
Wisata Air Progowati
Pohon yang terpaksa ditebang untuk perencanaan Wisata Air Progowati yang
telah cukup usia dapat dimanfaatkan sebagai material bangunan. Pemanfaatan
itu antara lain untuk lantai, perencanaan deck, serta kolom yang sengaja
diekspos dengan menampilkan tekstur kayu.
208
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.6 KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
a. Pondasi
Untuk bangunan satu lantai menggunakan pondasi menerus.
Gambar VI. 24 Pondasi menerus pada bangunan satu lantai
Pada beberapa bangunan pendukung seperti gazebo dan saung peristirahatan
menggunakan struktur panggung / umpak dengan penahan cor dan bambu.
Gambar VI. 25 Pondasi umpak
Untuk bangunan yang berlantai banyak (2-4) menggunakan pondasi footplat
dan tiang pancang.
Gambar VI. 26 Pondasi Footplat untuk bangunan 2-4 lantai
209
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Dan untuk kebutuhan menopang berbagai wahan waterslide menggunakan
struktur rangga dari baja. Agar terkesan alami nantinya akan dicat warna kayu.
Gambar VI. 27 Struktur rangka baja penopang waterslides
b. Dinding
Dinding eksterior akan menggunakan pasangan batu bata. Pada beberapa
dinding luar akan menggunakan partisi dari material batu alam dan beberapa
juga akan menggunakan kaca dan air. Untuk interior digunakan partisi dari
material alam maupun material ringan seperti gypsum.
Gambar VI. 28 Pengaplikasian batubata ekspose
c. Balok dan lantai
Untuk balok dan lantai yang sesuai dengan bentang 8 meter yaitu dipilih
lantai plat dengan balok (waffle plate) dipertimbangkan terhadap:
§ Pelaksanaan mudah dan sering digunakan di Indonesia (umum dipakai).
§ Tinggi balok 1/10 – 1/12 jarak bentang.
§ Tebal plat ± 12 centimeter.
210
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
d. Atap
Untuk bentang bangunan yang lebar akan menggunakan space frame.
Sedangkan untuk bangunan lainnya menggunakan atap datar, limasan atau
pelana mengikuti kebutuhan bangunan.
Gambar VI. 29 Struktur atap limasan
VI.7 KONSEP SISTEM UTILITAS BANGUNAN
VI.7.1 Jaringan Air Bersih
a. Sumber air
Penyediaan air bersih diperoleh dari dua sumber yang dapat dimanfaatkan,
yaitu sumber mata air di dalam site dan PDAM.
b. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih pada Wisata Air Progowati adalah untuk :
1. Toilet, lavatory, ruang bilas
Air bersih yang digunakan pada kegiatan ini adalah portable water yaitu
air bersih yang dapat diminum. Berasal dari sumber mata air atau
PDAM yang dididistribusikan melalui pipa-pipa kemudian ditampung
pada bak penampung ( roof tank ) yang disediakan pada setiap
bangunan.
2. Bebagai wahana ( kolam arus, kolam ombak dls )
Kualitas air pada kolam renang sudah ditentukan parameternya oleh
pemerintah yaitu terdiri dari parameter fisika meliputi bau, ada tidaknya
benda terapung, dan kejernihan. Parameter kimiawi meliputi kadar
211
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
aluminium, CaSO3, oksigen, pH, sisa klor, dan tembaga. Parameter
biologik meliputi kolioform total dan jumlah kuman.
Pokok-pokok dalam pengolahan air kolam renang meliputi proses
penjernihan air dan desinfeksi. Proses penjernihan bertujuan untuk
mengikat kotoran yang berupa zat organik yang ada dalam air kolam
menjadi keeping yang lebih besar agar dapat lebih mudah diambil atau
disaring. Proses ini dilakukan dengan menambahkan koagulan seperti
tawas (Al2(SO4)3) dan soda ash (Na2Co3). Proses yang kedua disebut
proses desinfeksi. Proses desinfeksi perlu dilakukan untuk membunuh
bakteri yang ada dalam kolam renang.
3. Menyiram tanaman
Air yang digunakan untuk menyiram tanaman ini menggunakan air
dengan jenis non portable water. Yaitu air yang diperoleh dari
pengolahan air kotor yang berasal dari kamar mandi, kolam renang dan
cafetaria/pantry yang ditreatment kemudian ditampung pada sebuah
kolam yang selanjutnya akan didistribusikan ke pipa-pipa untuk
menyiram tanaman didalam site.
c. Sistem Pendistribusian air bersih
Pendistribusian pada area wahana wisata air progowati secara garis besar
adalah :
212
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Skema VI.1 Sistem pendistribusian air bersih secara umum pada area wisata
air progowati
Kemudian dari sistem tersebut pendistribusian air bersih dibagi berdasarkan
kebutuhan air yang ada meliputi:
1. Toilet, lavatory, ruang bilas
Untuk pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan
sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur (mata air)
disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water
treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju
ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi
bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala
apabila air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air
mencapai batas maksimal.
Skema VI. 2 Sistem down feed distribution. Sumber: analisa penulis
Pompa
Roof tank
Mata air
Ground tank
Pompa
Distribusi
Distribusi
Distribusi
213
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Perhitungan pemakaian air rata-rata perorang setiap hari:
1. Untuk bangunan food court dan resto : ±2500 x 30 liter = 75000 lt
Jadi besarnya roof tank yang dibutuhkan agar dapat menampung
semua kebutuhan air bersih pada cafe adalah 75 m³, kemudian untuk
area lainnya seperti kantor, retail, mempunyai roof tank yang lebih
kecil masing-masing bagian besarnya 15 m³.
2. Untuk toilet & kamar mandi :
Untuk bangunan kamar mandi : ± 3000 orang x 50 liter = 150000 lt
Sehingga roof tank untuk kamar mandi masing-masing besarnya 150
m³.
Perletakan roof tank terbagi pada lokasi dekat kamar mandi, dekat
kantor, dekat cafe & dekat retail). Hal tersebut dilakukan agar pipa
yang digunakan tidak terlalu panjang yang biasanya dapat
menimbulkan kebocoran. Serta lokasi disesuaikan dengan kebutuhan
air paling banyak.
2. Bebagai wahana ( kolam arus, kolam ombak dls )
Sistem pendistribusian air bersih pada wahana yang diperoleh dari bagan
V.1 kemudian terjadi perputaran air sebagai berikut :
Skema VI.3 Sistem perputaran air pada wahana wisata air
214
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Air bersih berasal dari mata air didalam site yang ditampung pada
ground tank khusus untuk menampung air dari berbagai wahana wisata
air yang ada (kolam renang, kolam arus, dls).
Dalam setiap sub ground tank terdapat beberapa tandon air sebagai
penyimpan air, filter, pompa, blower yang kemudian di alirkan ke tiap
kolam. Perlengkapan ini digunakan untuk menyaring air kolam agar air
kolam dapat digunakan tahan lama dan air kolam dapat terjaga
kebersihannya.
Untuk menjaga air kolam tetap pada level yang sama maka digunakan
Balancing tank. Diletakkan antara kolam dewasa, anak-anak dan kamar
mandi, dengan kapasitas 5x dari total air pada kedua kolam tersebut.
Balancing tank ini digabung dengan ruang pompa dan filter dengan cara
disusun ke atas dengan pertimbangan efisiensi lahan.
Skema VI. 4 Penempatan ruang pompa, filter, tandon dan balancing tank
Untuk filter, setiap hari ada 3 x perputaran air (turn over) yaitu setiap 6
jam-8 jam. Setiap 6 jam untuk kolam anak-anak karena anak-anak
membutuhkan air yang lebih bersih. 8 jam untuk kolam dewasa.
Kapasitas filter = volume air (m³) / turn over
Pompa Filter
Balancing tank Tandon Air bersih
Ke kolam
Over flow
Menjadi satu ruang
215
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Filter yang tersedia dipasaran bila dibedakan dari medianya ada dua
macam yaitu:
1. Single media : 60 cm- 70 cm berisi pasir
2. Multi media : berisi coalsite 2-3 ml dengan berat jenis yang ringan,
garnet coalsite 0-4 – 0,5 ml dengan berat jenis yang lebih berat.
Dari segi harga multi media jauh lebih mahal, tetapi kualitasnya 8-
9x lebih bagus daripada single media.
Pompa yang digunakan besar dayanya menyesuaikan dengan banyak air.
3. Menyiram tanaman
Sistem pendistribusian air untuk penyiraman tanaman dengan
menampung air buangan baik dari dapur maupun air hujan keludian
dilakukan filtrasi. Setelah itu air yang sudah layak untukmenyiram
tanaman ditampung pada sebuah groundtank kemudian dipompa dan
dialirkan ke beberapa kran penyiram tanaman.
Berikut adalah bagan pendistribusian air bersih pada Wisata Air Progowati :
VI.7.2 Jaringan Air Kotor dan Air Hujan
Air kotor dibedakan menjadi dua, yaitu limbah padat dan cair. Air kotor berasal
dari:
216
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
§ Air hujan
§ Air limbah dapur
§ Air limbahkm/wc
§ Air limbah kolam renang
§ Air limbah kolam taman
Sistem pengolahan dan pembuangan air kotor yaitu :
1. Air hujan
Air hujan yang turun pada kawasan wisata air progowati ada yang akan
dimanfaatkan kembali dan dan dibuang keluar site untuk menghindari
adanya genangan air. Dimanfaatkan kembali berarti akan ada tempat
penampungan dan penyaringan air hujan yang akan digunakan sebagai
cadangan air bersih atau untuk menyiram tanaman. Sedangkan untuk yang
dialirkan ke luar site ini dimaksudkkan agar kondisi tempat wisata
menjadi tidak menggenang.
Proses mengalirkan air hujan ini dilakukan dengan membuat saluran-
saluran peresapan primer, sekunder, tersier hingga kemudian dibuang dan
ditampung. Saluran-saluran ini akan ditutupi dengan ijuk, rumput atau
batu alam sehingga tidak akan nampak adanya saluran namun air dapat
dengan leluasa meresap ke dalam saluran. Seletah air hujan pada tiap
saluran terkumpul maka sebagian akan ditampung dan sebagian akan
dibuang ke sungai Elo melalui pipa-pipa pada tepi sungai diantara sela-
sela pondasi yang adadi tepi sungai.
Dibawah ini adalah bagan aliran air hujan pada kawasan wisata air :
217
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
2. Air limbah dapur dan limbah km/wc
Air limbah yang berasal cuci piring pada foodcourt, kegiatan mandi, bilas
dan sebagainya. Akan diolah secara biologis kemudian dirembeskan ke
saluran air hujan yang kemudian akan dikembalikan ke sungai. Sedangkan
untuk limbah yang mengandung sabun akan dibuang ke saluran selokan
terbuka yang dilanjutkan ke riol kota.
Skema VI. 5 Sistem sanitasi bangunan sumber: analisa penulis
3. Air limbah kolam wahana ( kolam renang,kolam arus )
Air kotor pada kolam renang yang sudah beberapa minggu terpakai baru
akan dibuang ke sungai. Namun sebelum di alirkan ke sungai air akan di
filtrasi dahulu agar air tidak merusak ekosistem yang ada di sungai.
Sedangkan proses yang terjadi sebelum air kolam renang dibuang, setelah
air kolam kotor atau sebagian tumpah pada pinggiran kolam (over flow)
218
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
air akan diproses agar air menjadi bersih kembali. Selain dilakukan
penyaringan akan diberi bahan kimia dan desinfektan untuk membunuh
bakteri dan membersihkan air sehingga dapat digunakan kembali.
Besrikut skema pembuangan air ke sungai (backwash) dan pengolahan air
agar dapat digunakan kembali :
Skema VI.6 Pembuangan air ke sungai (backwash)
Skema VI.7 Overflow air kotor pada kolam wahana
4. Air limbah taman
Air limbah taman akan dialirkan ke dalam saluran resapan air hujan
sehinngga dapaat diresapkan dan sebagian dialirkan ke sungai.
VI.7.3 Elektrikal
Kebutuhan listrik pada Wisata Air Progowati saat siang hari seluruh bangunan
menggunakan pencahayaan alami, baik pada ruang pengelola, foodcourt dan
seluruh bangunan. Sedangkan pada malam hari pencahayaan buatan digunakan
pada :
1. Operasional bangunan seperti penerangan semua bangunan yang ada baik
bangunan akomodasi, wisata, servis dan pelayanan.
2. Penerangan pada landscape outdoor fasilitas wisata, pedestrian dan area
parkir.
3. elemen dekorasi, keamanan, alat komunikasi, proteksi seperti telepon dan
alarm kebakaran, kebutuhan dapur dan ruang pendingin
Pompa Filter Ground tank Outlet Over flow
Kolam renang Blower
Sungai Air kotor Filter Over flow Backwash
219
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
Selain untuk penerangan, daya listrik digunakan pada siang hari untuk
menghidupkan pompa air untuk mengalirkan air pada semua wahana yang ada.
Pompa air digunakan untuk mengalirkan air pada water slides, kolam arus dan
membuat ombak pada kolam ombak.
Sistem penerangan yang digunakan, pada area outdoor seperti pada landscape,
kolam menggunakan lampu spot dan beberapa menggunakan downlight.
Dalam memenuhi kebutuhan listrik pada tapak maka dalam distribusi listriknya
digunakan sistem listrik PLN dan Genset ( berfungsi bila listrik dari PLN mati,
merupakan cadangan penuh/pengganti). Peletakan ruang genset dipisah dengan
bangunan lain tetapi tetap mudah dicapai dengan kendaraan service dan
mempunyai dinding yang masif untuk meredam kebisingan yang ditimbulkan.
VI.7.4 Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran
Karena pola massa yang menyebar dan sebagian besar fasilitas berada pada
outdoor, maka pada setiap bangunan disediakan beberapa portable extinguisher.
Siamis diletakkan dibagian tapak yang berada pada daerah yang paling berpotensi
terjadi kebakaran dan masih bisa dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran dan
sumber air.
VI.7.5 Sistem Penangkal Petir
Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang
setinggi 50 cm, dengan jarak antar tiang kurang lebih 20 m. Selain itu lokasi tapak
yang terbuka dan luas maka tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau
atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang
tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian
dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk
memperbesar penghantaran listrik ke tanah.
220
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI. 7.6 Konsep Pendekatan Sistem Telekomunikasi
Sistem komunikasi pada tapak menggunakan sistem komunikasi intern yang
direncanalkan:
· Telepon
Sistem PABX untuk komunikasi di dalam site. Sistem PBX untuk
komunikasi keluar & masuk site. Akan diletakkan pada ruang pelayanan dan
· Intercome
Digunakan untuk keperluan staff dan pengelola yang berada di ruang staff
dan pelayanan
· Paging
Digunakan untuk memberikan pengumuman di luar ruang siaran dan di
dalam site, juga berfungsi sebagai hiburan pemutar musik. Untuk hiburan
musik akan diletakkan di area play ground dan pondok santai sehingga akan
menambah keceriaan bagi pengunjung yang datang. Akan diletakkan di
pusat informasi untuk memberi pengumuman dan di ruang staff untuk
mengatur pemutaran musik pada wahana wisata.
VI.7.7 Sistem Deteksi Keamanan (CCTV)
CCTV ini akan diletakkan di beberapa titik yang membutuhkan pengamanan,
seperti kolam start dan finish water slide, kolam arus, tower water slides dls.
VI.7.8 Konsep Sistem Pembuangan Sampah
Untuk menghindari sampah yang menumpuk maka tidak dibuatkan tempat
sampah umum bagi pengunjung. Tempat sampah hanya disediakan untuk
pengelola foodcourt maupun fasilitas akomodasi sehingga para pengunjung tidak
membuang sembarangan pada tempat wisata dan kebersihan tempat wisata tetap
terjaga.
221
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.8 ANALISIS PENDEKATAN SISTEM BAHAN FINISHING
Konsep bangunan yang dihadirkan adalah kontekstual dengan lingkungan yang ada.
Sehingga nuansa yang dihadirkan adalah dekat dengan alam, memanfaatkan banyak
material lokal dan alami. Selain itu akan ada beraneka vegetasi yang menghijaukan
kawasan wisata sehingga nampak hijau dan asri.
VI.8.1 Bahan Finishing Lantai
Untuk wahana wisata air sebagian besar akan memanfaatkan bebatuan alam yang
bertekstur agar tidak licin saat dilewati. Selain bebatuan akan digunakan juga
paving blok untuk menutup area parkir. Sedangkan untuk bangunan-bangunan
indoor akan menggunakan parquete dan beberapa dibuat kasar menggunakan
adukan pasir semen agar lebih terlihat natural.
VI.8 .2 Bahan Finishing Dinding
Dinding yang direncanakan menggunakan material :
1. Batu bata ekspose
Batu bata sangat mudah dicari di daerah ini, karena di desa sekitar tebing
Sungai elo pada sisi barat banyak penduduk yang memproduksi batubata.
2. Batu alam
batu alam mudah diperolehdari penambangan batu di lereng merapi juga
disekitar site, sedangkan batu kali bisa diperoleh dari Sungai Elo sendiri.
memilihmenggunakan batu alam karena mampu membuat tampilan ruangan
menjadi alami dari bentuk, tekstur, dan motifnya.
3. Rangkaian bambu yang ditata dengan apik.
Dan untuk bambunya sangat mudah diperoleh di sepanjang tepi sungai elo.
Jadi kontekstual yang diambil terkait dari materialnya adalah penggunaan
material setempat yang banyak diperoleh pada sekitar site.
222
BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”
VI.8.3 Bahan Finishing Atap
Material yang akan digunakan pada penuyup atap adalah bahan genteng pada
beberapa bangunan wisata sepert water tower, fasilitas servis. Untuk gazebo akan
menggunakan jeram sedangkan untuk bangunan utama akomodasi akan
menggunakan atap cor dan material yang dapat memasukkan cahaya ke dalam
ruangan seperti kaca atau fiberglass.