28
KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG Oleh: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. dan Tim PA 4 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNS

KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

BANGUNAN GEDUNG

Oleh:

Dr. Ir. Musyawaroh, MT.

dan Tim PA 4

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNS

Page 2: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

PROSES PERANCANGAN BANGUNAN

Klien/ pemilik

TOR Arsitek Programming/

konsep

perencanaan &

perancangan

Survey Lapangan/ searching internet

EPH

- Standard-standard

- Literatur

Transformasi

desain

Desain

Page 3: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Pemilihan Tempat memilih lokasi yang tepat.

Kelayakan & pembiayaan menguji kemungkinan penerimaan proyek oleh masyarakat, prediksi pembiayaan teknis, operasional bangunan, pemasaran, tunjangan keuntungan.

Pemasaran berusaha menarik penyewa/pembeli dengan menekankan pada pemilihan lokasi & bentang alam yang strategis serta desain bangunan yang menarik.

Desain & Konstruksi dipilih/dibuat alternatif rancangan yang paling mempunyai daya hidup.

Operasional Bangunan masa panjang pemakaian bangunan.

Pemilihan

tempat Kelayakan &

pembiayaan Pemasaran Desain &

Konstruksi Operasional

Bangunan

PROSES PEMBANGUNAN (pengembangan dari Snyder, 1985: 156-159)

Page 4: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

DEFINISI KONSEP PERANCANGAN (PROGRAMMING)

Konsep Perancangan (menurut William Pena, 1977) adalah:

• Suatu proses pernyataan masalah-masalah arsitektur dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam mengusulkan pemecahannya.

• Pemrosesan data mentah menjadi informasi yang berguna.

KONSEP

PERANCANGAN

TRANSFORMASI

DESAIN DESAIN

Analisa Pencarian masalah

Sintesa

Pemecahan masalah Sketsa ide

Pernyataan masalah (menurut Manuel Marti, Jr) adalah: pernyataan

sasaran yang jelas menggambarkan langkah, operasi/prosedur untuk

dipakai memecahkan masalah, menentukan sumber fakta bagi jawaban

dan pengembangan target.

Page 5: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

KONSEP PERANCANGAN atau PROGRAMMING Menurut Pena, 1977:

• Programming adalah suatu proses pernyataan masalah arsitektur dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam mengusulkan pemecahannya.

• Dilakukan dengan pencarian mendalam diperoleh informasi untuk menjernihkan, memahami, mendefinisikan masalah pemecahan desain lebih sempurna.

• Programming adalah pencarian masalah (problem seeking), desain adalah pemecahan masalah (problem solving).

• Proses desain mencakup dua (2) babak: programming (analisis /pendekatan dan desain (sintesa/usaha kreatif).

• Programming menetapkan pertimbangan-pertimbangan/keterbatasan-keterbatasan dan kemungkinan-kemungkinan masalah desain kreativitas dapat berkembang baik bila batas-batas sebuah masalah telah diketahui.

Page 6: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Menurut Snyder, 1985:

Konsep : gagasan-gagasan yg memadukan

berbagai unsur ke dalam keseluruhan

Unsur-unsur:

-Gagasan-gagasan

-Pendapat

-Pengamatan

-Syarat-syarat suatu

rencana

-Konteks.

-Keyakinan-keyakinan

dalam Arsitektur

Page 7: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

• Pengumpulan dan pengaturan informasi yang diperlukan untuk perancangan bangunan

• Usul untuk bangunan merupakan suatu bentuk penelitian bersifat penjelajahan, untuk memperoleh informasi dari klien

Lingkup pekerjaan arsitek:

PROGRAMMING, menurut John W. Wade

dalam Snyder (1985):

Pemrograman Perencanaan Pengembangan rancangan

Page 8: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

PROSES LIMA LANGKAH DALAM KONSEP PERANCANGAN (Pena, 1995)

• Tentukan goal.

Apa yang ingin dicapai klien/pemilik dan mengapa?

• Kumpulkan analisis dan fakta.

Mengenai apa semua itu?

• Gali dan uji konsep-konsep.

Bagaimana klien ingin mencapai goal itu?

• Pastikan keperluan-keperluan.

Berapa banyak memerlukan biaya, ruang, dan kualitasnya?

• Nyatakan masalah.

Apa kondisi yang penting dan petunjuk umum yang harus diperhatikan desain bangunan?

Page 9: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Ketiga langkah pertama pencarian untuk memperoleh informasi yang berhubungan langsung.

Yang ke empat pengujian kelayakan.

Yang ke lima menyarikan apa yang telah didapat.

Goal, konsep dan pernyataan masalah bersifat kualitatif (tak terukur dengan jelas).

Fakta dan keperluan bersifat kuantitatif (terukur dengan jelas).

Interview dilakukan untuk mengumpulkan data pada tiga langkah pertama.

PENJELASAN:

Page 10: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Untuk menemukan masalah yang akan dirancang secara keseluruhan, ke lima

langkah

tersebut di atas perlu diidentifikasi berdasarkan:

• Fungsi.

Kegiatan utama yg berlangsung dalam bangunan orang, aktivitas, hubungan-

hubungan.

• Bentuk.

Data existing tapak kondisi tapak, lingkungan, kualitas & potensi.

• Ekonomi.

Berkaitan dengan pendanaan anggaran permulaan, biaya operasional dan

perputaran biaya.

• Waktu.

Meliputi keterkaitannya dengan kesejarahan, kondisi saat ini dan prediksi untuk

masa depan waktu yang lalu, saat ini dan masa depan.

Supaya hasil rancangan bisa sempurna, seorang Programmer harus mengetahui

aspirasi, keperluan, kondisi, dan ide klien dilakukan dengan jalan interview

hasilnya mempengaruhi desain bangunan.

Page 11: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

KETERKAITAN EVALUASI PURNA HUNI (EPH) DENGAN PEMROGRAMAN

Evaluasi Purna Huni adalah: • Suatu evaluasi atau langkah diagnostik guna memonitor mutu/kinerja suatu

bangunan (menurut Harvey Z. Rabinowitz, 1985) meliputi teknis, fungsional dan perilaku.

• Studi atas elemen-elemen penting dari operasional suatu bangunan dan perhubungannya untuk menemukan karakteristik istimewa dan persyaratan ruangnya (menurut Manuel Marti, 1980).

Pemrograman/proses perancangan adalah: • Proses yang secara efektif menentukan pengaturan fisik sebagai

pemecahan kebutuhan ruang dan persyaratannya, seluruh elemen dinyatakan sebagai unsur-unsur yang digabungkan ke dalam pemecahan akhir untuk kelengkapannya harus berlandaskan pada prosedur analitik di atas.

• Alat yang digunakan perancang untuk membuat pemecahan-pemecahan EPH diperlukan untuk membuat pemecahan yang lebih baik berdasarkan pemecahan yang telah dibuat saat ini.

Page 12: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

SISTEMATIKA PENULISAN KONSEP PA 4

BAB I. PENDAHULUAN

A. Esensi Judul

B. Latar Belakang Masalah

C. Permasalahan/Isu

D. Tujuan Perancangan

E. Sasaran Perancangan

F. Metode Perancangan

G. Sistematika Pembahasan

BAB II. TINJAUAN TEORI/PUSTAKA

A. Bangunan Hotel/Apartemen/Pusat Perbelanjaan/Kampus, dsb

B. Preseden

C. Kesimpulan

BAB III.TINJAUAN TERHADAP KOTA

A. Tinjauan Kota (tempat objek dirancang)

B. Fasilitas lain terkait objek rancangan pada kota ybs.

BAB IV. ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Analisis Perencanaan

Pengertian Judul/Fungsi

Visi, misi, dan tujuan (wadah)

Kelembagaan/organisasi

Penentuan Lokasi/Site

Spesifikasi Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Kesimpulan

B. Analisis Perancangan

Analisis Peruangan

a. Besaran dan Persyaratan ruang

b. Hubungan dan Organisasi Ruang

Analisis Tapak

Analisis Bentuk/gubahan massa dan Tampilan Bangunan

Analisis Struktur & Konstruksi

Analisis Utilitas

BAB V. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Alasan mengapa bangunan tersebut layak untuk dibuat di wilayah/kota setempat. Kriteria kelayakan

(Snyder,1985:157): harus ada artinya dari segi ekonomis, pasar & teknis.

Permasalahan

Merancang bangunan yang dapat mewadahi semua kegiatan yang ada di dalamnya.

Tujuan & Sasaran

Tujuan : idealnya.

Sasaran : yang dikerjakan/dibuat konsepnya.

Lingkup Pembahasan

Secara arsitektural, disiplin lain sebagai pelengkap.

Metode Pembahasan

- Pengumpulan data primer (field survey), sekunder (literatur)

- Analisis : data diolah berdasarkan standard (literatur).

- Kesimpulan : pemecahan permasalahan sebagai konsep perancangan

Page 14: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

(CONTOH KASUS ORB)

TINJAUAN PUSTAKA APARTEMEN

1. Definisi Apartemen

2. Jenis apartemen

3. Fungsi apartemen

4. Syarat, kriteria, regulasi apartemen

5. Fasilitas dan standard apartemen

6. Preseden

Pengertian

Struktur Organisasi

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan ruang

Page 15: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

TINJAUAN TERHADAP KOTA

- Kondisi geografis

- Demografi.

- RT/RW Kota (Rencana Tata Guna Lahan,

ketinggian bangunan, BC atau FAR dll.).

- Simpul-simpul kegiatan kota yang berkaitan

(Bandara,Terminal, Stasiun, Keraton dll.)

- Radius pelayanan pemasaran kegiatan/bangunan

kepada pemakai/pengguna berskala/lingkup

kota (lingkungan permukiman, pasar, sekolahan,

kawasan Perdagangan, Bank dan lain-lain)

Page 16: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

ANALISIS & PENDEKATAN NON FISIK

Pelaku, Jenis & Pengelompokan Kegiatan:

Tabulasikan jenis kegiatan yang terjadi dalam. bangunan, siapa yg

melakukannya, dan kelompokkan menurut tingkat kepentingan/tingkat privasi

(contoh: kegiatan karyawan, kegiatan tamu, kegiatan pelayanan dan lain-

lain).

Proses Kegiatan: aliran sirkulasi kegiatan yang terjadi dalam bangunan mulai

masuk sampai keluar (contoh: aliran sirkulasi barang, aliran sirkulasi

pengunjung, aliran sirkulasi karyawan dan lain-lain).

Kebutuhan & Program Ruang: jenis dan dimensi ruang yang dibutuhkan

berdasarkan jenis aktivitas, jumlah pemakai, jenis alat yang diwadahi.

Organisasi Ruang: aliran seluruh kegiatan yang terjadi di dalam bangunan,

mulai dari basement, lantai 1 s/d lantai 4, mulai dari masuk s/d keluar dari

arah manapun.

Page 17: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

FISIK Kriteria Pemilihan Lokasi (Snyder, 1985 : 156): - Pewilayahan sesuai dengan peruntukannya (tata guna tanah, tinggi bangunan,

BC atau FAR, garis sempadan jalan dan lain-lain.

- Utilitas tersedia jaringan listrik, air bersih, telpon, saluran pembuangan.

- Faktor teknis jenis/daya dukung tanah, topografi, akustik, mikro-iklim.

- Lokasi tersedia pasar pengguna, terlihat, mudah dimasuki, banyaknya lalu lintas yang melalui tempat tersebut.

- Estetika pemandangan indah, bentang alam.

- Komunitas sesuai untuk/dengan masyarakat setempat.

- Pelayanan kota pelayanan keamanan/kebakaaran dari kota.

- Biaya hasil penjualan/sewa bangunan harus bisa menutup biaya untuk

pembelian tanah, bahkan bisa segera memberikan keuntungan yang berlebih.

Kriteria Pemilihan Tapak (idem pemilihan lokasi) ditambah: • Terletak di tepi jalan besar/raya.

• Mudah dilihat dan dicapai.

• Posisinya menarik, dapat dikreasikan.

• Luasannya memenuhi.

• Bukan tapak bangunan Umum yang penting/vital

Page 18: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Beri penilaian terhadap beberapa alternatif lokasi yang diajukan

supaya lebih valid/terjaga keabsahannya.

Kriteria pemilihan bentuk ruang & bangunan:

- Bentuk ruang

- Bentuk bangunan tradisional, indis, modern, art deco dan

lain-lain.

Falsafah bentuk Mangunwijaya, 1988.

Kriteria pemilihan struktur, modul & utilitas:

- Struktur : atap baja, beton, kayu, shell

badan bangunan dinding, kolom, balok

Pondasi sumuran, tiang pancang

- Modul: vertikal sistem penghawaan/ducting, pembalokan

dan lain-lain.

horisontal mebelair & kegiatan yang diwadahi.

- Utilitas skema-skema AC, air bersih/kotor, listrik/genset.

Konstruksi Bangunan Frick, H, 1980.

Modul Ernst Neufert, Arcitects Data.

Page 19: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

• Perhitungan besaran bangunan dan tapak.

Berdasarkan lahan yang tersedia, tentukan ruang-

ruang yang harus diletakkan di lantai I, II, III dan VI

berdasarkan kontinuitas hubungan dengan publik,

kemudahan pencapaian, tingkat privasi, jenis

peralatan yang diwadahi dan lain-lain.

Dari besaran ruang yang diletakkan di lantai I sebagai dasar untuk perhitungan BC nya.

• Kriteria persyaratan bangunan pencahayaan,

penghawaan, aksesibilitas & persyaratan khusus

lainnya (keamaanan, kebersihan/steril dan lain-lain).

Page 20: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

CARA MENCARI JUMLAH LANTAI

Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan

jarak terluar bangunan terhadap ruas jalan. Kita dilarang

membangun melibihi batas GSB yang sudah ditentukan.

Besarnya GSB ini tergantung dari besar jalan yang ada di

depannya. Jalan yang lebar mempunyai GSB yang lebih

besar dibandingkan jalan yang mempunyai lebar yang lebih

kecil. Biasanya jarak GSB ini adalah 3 s/d 5 m untuk kelas

jalan perumahan), dan bisa jauh lebih lebar tergantung

kelas (lebar) jalannya. Untuk lebih pastinya tanya/cari ke

tata kota setempat.

Page 21: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)/ Building Coverage (BC)

KDB adalah prosentase perbandingan luas lantai dasar dengan luas kavling. Jika

kita mempunyai lahan 300 m2 dan KDB yang ditentukan 60% maka areal yang

dapat kita bangun (maximal) 60% x 300 m2 = 180 m2. Kalau lebih dari itu artinya

kita melebihi KDB yang ditentukan. Kurangi lagi ruang yang dianggap tidak terlalu

perlu. Sisa lahan digunakan untuk ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area

resapan air. Pada bangunan mall (bangunan komersial) yang terletak di jalan besar

dan ada trotoirnya, KDB bisa mencapai 100%, tergantung peraturan daerahnya.

Contoh: Ambarrukmo Plaza, di Yogyakarta.

Page 22: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Koefisien Luas Bangunan (KLB)/ Floor Area Ratio (FAR)

Kalau KDB hanya melibatkan luas lantai dasar, maka KLB melibatkan seluruh lantai yang kita

desain termasuk lantai dasar itu sendiri. Cara perhitungannya sama yaitu membandingkan

luasan seluruh lantai dengan luas kavling yang ada.

Contoh Cara Mencari KDB, KLB dan Jumlah Lantai:

Diketahui:

Luas Lahan = 10.000 m2

KDB = 30%

KLB = 7

Tanya:

Berapa luas lahan yang boleh dibangun ? (Luas lantai dasar )

Berapa luas lantai yang boleh dibangun ?

Berapa JL (Jumlah Lantai) ?

Page 23: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Jawab:

Luas lahan yg boleh dibangun = Luas Lahan x KDB

(Luas lantai dasar) = 10.000 m2 x 30%

= 3.000 m2

Luas lantai yang boleh dibangun = KLB x Luas Lahan

= 7 x 10.000 m2

= 70.000 m2

Jumlah Lantai = Luas lantai yang boleh dibangun = 70.000 = 23.33333

-------------------------------------------- -------------

Luas lantai dasar 3.000

= 23 Lantai

Page 24: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Koefisien Dasar Hijau (KDH)

Tuntutan terhadap fasilitas penunjang

Catatan:

KDB = Luas lantai dasar : luas tapak/lahan perencanaan. (dalam %)

Misal: KDB = 50 %.

KLB = Luas lantai total bangunan : luas tapak/lahan perencanaan.

Misal: KLB = 3

KDH = Luas daerah hijau/terbuka : luas tapak perencanaan. (dalam %)

Misal: KDH 15 %

Ketinggian Bangunan = Tinggi maksimum yang diperkenankan (tanpa satuan)

Misal: Ketinggian bangunan = 8

Page 25: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Fasilitas penunjang/parkir:

- Kantor: 1 Parkir untuk 100 m2 lantai bruto

- Pusat perbelanjaan: 1 parkir untuk 60 m2 lantai bruto

- Hotel:

a.Bintang 4 & 5: 1 Pakir untuk setiap 5 kamar/room

b.Bintang 2 & 3: 1 Parkir untuk setiap 7 kamar/room

c.Bintang 1: 1 Parkir untuk setiap 10 kamar/room

- Apartemen:

a.Unit dengan luas > 90 m2: 1 Parkir untuk 1 unit

b.Unit dengan luas 70-90 m2: 1 Parkir untuk 2 unit

c.Unit dengan luas <70 m2: 1 Parkir untuk 5 unit

Page 26: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

Misal Total luas bangunan = 2.700 m2

Perhitungan kebutuhan tapak

Misal di BWK VI

KDB = 50 %

KLB = 3

Luas tapak perencanaan = luas bangunan : KLB

= 2.700 : 3

= 900 m2

Luas lantai dasar = luas tapak x KDB

= 900 x 0.50 = 450 m2

Luas open space = luas tapak – luas lantai dasar

= 900 m2 – 450 m2 = 450 m2

Page 27: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

RTRW = Rencana Tata Ruang Wilayah: untuk mencari tata guna lahan

KDB merupakan bagian dari intensitas pemanfaatan ruang

KLB merupakan ratio luas lantai terhadap luas persil/tanah/lahan

Contoh:

KLB = 1 artinya luas lantai = luas lahan, tetapi ketinggian bangunan bisa

berapa saja tidak terpengaruh KLB. Ketinggian dan jumlah lantai diatur

menurut zonasi/daerah masing-masing.

Ada juga Buliding Envelopes/selubung bangunan (tata bangunan), aturan

mengenai batasan fisik bangunan (mengatur jarak, tinggi bangunan, dan lain-

lain).

Page 28: KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN

DAFTAR PUSTAKA

• Mangunwijaya, 1988, YB, Wastu Citra, Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur Sendi-sendi Filsafatnya Beserta Contoh-contoh Praktis, Gramedia, Jakarta.

• Pena, William, 1995, Penyelusuran Masalah, terjemahan, Intermatra, Bandung.

• Snyder, JC, 1985, Pengantar Arsitektur, Erlangga, Jkt.

• Frick, H, 1980, Ilmu Konstruksi Bangunan I & II, Yayasan Kanisius, Yk.

• Ernst Neufert, 1970, Arcitects Data, Crosby Lockwood & Son Ltd., London