19
85 BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan partisipasi masyarakat dalam menangani masalah stunting di Jorong Padang Lawas, bahwa bentuk pasrtisipasi masyarakat Jorong Padang Lawas dapat berbentuk pastisipasi langsung. Dalam partisipasi ini menimbulkan dampak yang positif dalam penanganan stunting, partisipasi ini terbangun dari masyarakat yang memiliki ikatan emosional dan kekeluargaan, di Jorong Padang Lawas yang merupakan Jorong dengan masyarakat mayoritas suku jawa. Pasrtisipasi masyarakat muncul tidak terlepas dari peran kader serta bidan desa serta posyandu yang sangat berpengaruh besar dalam partisipasi masyarakat Jorong Padang Lawas untuk menghindari dan menuntaskan masalah stunting. Iakatan emosional yang telah terbentuk dan terjaga dengan baik dan di dukung dengan peran besar dan aktif kader posyandu serta bidan desa ini menjadi titik awal parsipasi masyarakat Jorong Padang Lawas, kedua hal tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Bentuk partisipasi mayarakat dalam mengentaskan stuting ini dimulai dari partisipasi ibu hamil dalam kelas ibu hami, pentingnya kesehatan bayi dalam kandungan menjadi fokus dalam menghindari anak stunting, sehingga kehadiran ibu hamil dalam kelas ibu hamil sangat penting, di Jorong Padang Lawas terdapat 8 ibu hamil dengan usia kandungan berfariatif keseluruhan ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil dari awal kandungan karena jika tidak mengikuti kelas ibu hamil di karenakan alasan kesehatan dan lainnya maka bidan desa mendatangi rumah ke

BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

85

BAB VI

PENUTUP

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian serta pembahasan yang

telah dilakukan maka dapat disimpulkan partisipasi masyarakat dalam menangani

masalah stunting di Jorong Padang Lawas, bahwa bentuk pasrtisipasi masyarakat

Jorong Padang Lawas dapat berbentuk pastisipasi langsung. Dalam partisipasi ini

menimbulkan dampak yang positif dalam penanganan stunting, partisipasi ini

terbangun dari masyarakat yang memiliki ikatan emosional dan kekeluargaan, di

Jorong Padang Lawas yang merupakan Jorong dengan masyarakat mayoritas suku

jawa. Pasrtisipasi masyarakat muncul tidak terlepas dari peran kader serta bidan

desa serta posyandu yang sangat berpengaruh besar dalam partisipasi masyarakat

Jorong Padang Lawas untuk menghindari dan menuntaskan masalah stunting.

Iakatan emosional yang telah terbentuk dan terjaga dengan baik dan di dukung

dengan peran besar dan aktif kader posyandu serta bidan desa ini menjadi titik

awal parsipasi masyarakat Jorong Padang Lawas, kedua hal tersebut saling

berhubungan satu dengan lainnya.

Bentuk partisipasi mayarakat dalam mengentaskan stuting ini dimulai dari

partisipasi ibu hamil dalam kelas ibu hami, pentingnya kesehatan bayi dalam

kandungan menjadi fokus dalam menghindari anak stunting, sehingga kehadiran

ibu hamil dalam kelas ibu hamil sangat penting, di Jorong Padang Lawas terdapat

8 ibu hamil dengan usia kandungan berfariatif keseluruhan ibu hamil mengikuti

kelas ibu hamil dari awal kandungan karena jika tidak mengikuti kelas ibu hamil

di karenakan alasan kesehatan dan lainnya maka bidan desa mendatangi rumah ke

Page 2: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

86

rumah sehingga tidak ada ibu hamil yang terlewatkan dalam kelas ibu hamil.lalu

makanan yang dikondumsi ibu hamil yang sangat berpengaruh dalam Kejorongan

Padang Laweh ibu hamil telah mengkonsumsi makanan sesuai dengan saran dari

bidan desa. Kemudian partisipasi orang tua balita dalam mengikuti imunisasi

balita, partisipasi ini baik yang dilakukan masyarakat dalam menghindari stunting

dari jumlah anak yang berusia 0-2 tahun berkisar 35 balita, keseluruhannya selalu

mengikuti imunisasi dan untuk senitasi air masyarakat bersama-sama menghindari

membuang air besar dan limbah rumah tangga di irigasi dan penggunaan jamban

yang sudah baik serta pemanfaatan irigasi dengan baik serta mampu menjadi

peluang masyarakat mengkonsumsi ikan.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian maka penulis mengajukan saran-

saran berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam penanganan stunting yang

merupakan masalah yang serius dalam kesehatan anak harus lebih fokus dan

menyeluruh serta serius, karena jika hanya mengharapkan peran aktif dari

taraf bawah seperti posyandu hanya akan mengubah dalam skala kecil,

namun kurangnya keseriusan dalam menanankan sosialisasi pentingnya

mengkonsumsi ikan hampir tidak di temukan di lapangan. Serta pendataan

yang lebih baik pada anak yang terindikasi stunting sangat penting sehingga

penanganan lebih cepat dan tepat guna.

Page 3: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

87

2. Untuk penelitian berikutnya agar mampu membedah bagaimana peran

pemerintah daerah dalam penanganan anak yang terindikasi stunting di

Kabupaten Pasaman Barat, kemudian untuk lebih melihat dampak stunting

pada pertumbuhan bagi anak serta peran lingkungan keluarga pada anak yang

terindikasi stunting dalam mengentaskan masalah stunting.

Page 4: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

88

Lampiran I

Wawancara dengan Bidan Desa Kejorongan Padang Lawas

Wawancara Dengan Ibu Hamil Di Kelas Ibu Hamil

Page 5: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

89

Wawancara Dengan Ibu Yang Memiliki Balita

Wawancara Dengan Bapak Iryanto Di DPMN

Page 6: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

90

Poster Jamban Sehat DiPosyandu Kejorongan Padang Lawas

Pengecekan Rutin Ibu Hamil Pada Kelas Ibu Hamil

Page 7: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

91

Lampiran II

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Daftar Pertanyaan

A. Wawancara Dengan Pengurus Posyandu Kejorongan Padang Laweh

1. Siapa-siapa saja anggota kader posyandu?

2. Bagaimana cara memilih anggota posyandu, apa harus dilihat dari latar

belakang pendidikannya?

3. Apa saja kontribusi yang telah posyandu lakukan dalam pengetasan

stunting?

4. Berapa kali anak dibawa imunisasi dalam satu bulan ?

5. Kapan ibu mulai berenti dalam memberikan ASI kepada anak?

6. Bagaimana upaya ibu dalam meningkatkan kualitas ASI?

7. Apa saja yang diberikan oleh posyandu setelah imunisasi?

8. Apakah ada kendala saat menjalankan imunisasi di posyandu?

9. Setelah masyarakat melakukan imunisasi, apa ada dilakukan pendataan

untuk melihat tumbuh kembang anak-anak setelah ikut rutin melakukan

imunisasi?

10. Apakah ada dari pihak posyandu memberikan bimbingan atau pemahaman

stunting pada masyarakat?

Page 8: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

92

11. Apa saja yang telah dilakukan dalam mengatasi stuntung ?

12. Apakah ada jadwal tertntu untuk melakukan sosialisasi?

13. Berapa kali mengkonsumsi ikan dalam satu minggu?

14. Bagaimana upaya posyandu apabila ada anak mulai termasuk dalam

indikator stunting?

15. Kapan pertama kali pemberdayaan masyarakat dilakukan di posyandu

kejorongan padang lawas ?

16. Apa saja program pemberdayaan yang telah dilakukan?

17. Dimana saja program pemberdayaan dilakukan dan bagaimana bentuk

partisipasi dari masyarakat?

B. Wawancara Ke Tokoh Masyarakat

1. Apa peran bapak dalam pengetasan stunting ini?

2. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk

membangun wc?

3. Bagaimana cara pengurus agar masyrakat tertarik ikut berpartisipasi?

4. Apakah bapak dilibatkan oleh dinas DPMN dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat?

5. Apa saja kegiatan bapak dalam mendukung program bebas stunting?

C. Wawancara Ke Staff Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari

1. Bagaimana partisipasi masyarakat padang laweh dalam perencanaan

program dari Dinas Pemberdayaan Masayarakata Dan Nagari (DPMN) ?

2. Apakah masyarakat padang laweh dilibatkan dalam penentuan tujuan dari

serangkaian kegiatan program dari DPMN?

Page 9: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

93

3. Berapa kali dilakukannya pemberdayaan di masyarakt dari DPMN?

4. Bagaiman upaya DPMN dalam meningkatkan pasrtisipasi masyarakat

dalam pengetasan stunting melalui pemebrdayaan?

5. Mengapa dilkaukan pemberdayaan dalam mnegtasan stunting?

6. Dimana dilaksanakannya pemberdayaan?

7. Kapan pertama kali dilakukannya pemeberdayaa dalm pengetasan stunting

di padang lawas?

8. Berapa kali dalam satu bulan dilkukannya pemeberdayaan?

9. Apa tujuan dari pemberdayaan ini?

10. Siapa yang melakukan pemberdayaan ?

11. Apakah hasil akhir dari dilaksanakan nya pemberdayaan terkait stunting?

D. Wawancara Kepada Ibu Hamil

1. Apa yang ibu pahami tentang stunting?

2. Kapan biasanya jadwalnya imunisasi di kejorongan padang laweh ini?

3. Apa yang melatar belakangi ibu membawa anak imunisasi?

4. Bagaimana masyarakat bisa menghilangkan kebuasaan BAB di sungai?

5. Mengapa memilih menggukan wc?

6. Apakah ada alasan lain memilih menggukan wc selain tempt nya lebih

dekat dan membermudah ?

7. Bagaimana dengan anak yang dibantu dengan susu formula?

8. Apakah ada pengaruh setalh ibu menerapkan anjuran untuk hidup sehat

terhadap tumbuh kembang anak?

9. Kapan umur berpa anak diberi anak makanan pembantu?

Page 10: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

94

10. Bagaimana peran ayah dalam masalah stunting ini?

11. Dimanakah dilaksanakan kelas Ibu hamil?

12. Kapan dilaksanakan kelas ibu hamil?

13. Siapa yang menjadi narasumber dalam mengisi kelas ibu hamil ?

14. Apa saja yang kegiatan dilakukan dalam kelas ibu hami?

15. Mengapa dilaksanakannya kelas ibu hamil

16. Apakah ibu mengikuti kelas ibu hamil?

17. Kenapa ibu mengikuti kelas ibu hamil?

18. Dimana biasanya ibu mengikuti kelas ibu hamil?

19. Apakah ada manfaat yang ibu proleh dari kelas ibu hamil?

20. Bagaiman pola makan ibu ketika kehamilan ?

Page 11: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

95

Lampiran III

Hasil Transkip Wawanvcara

Nama informan : Ibu Renawati A.md Kep

Jabatan Informan : Bidan Desa Jorong Padang Lawas

Hari/ Tanggal : 5 Oktober 2020

Waktu : 09.05 Wib

1. Siapa-siapa saja anggota kader posyandu?

“Dari hasil wawancara bidan desa Ibu Renawati A.md Kep, jumlah kader

di posyandu Jorong Padang Lawas ini ada 5 orang, yang pertama ada ibu

Siti Nurjannah, yang kedua Ibu Sutini, yang ketiga Ibu Delsi, keempat Ibu

Musiati dan yang kelima ibu Santi, yang masing-masing dari mereka

memiliki tugasnya masing-masing yang setiap bulannya bergulir dalam

melaksanakan tugas”

2. Berapa kali anak dibawa imunisasi dalam satu bulan ?

“ Sesuai dengan jadwal imunisasi di Jorong Padang Lawas, yaitu

imunisasi dilaksanakan setiap sebulan sekali pada minggu kedua, dan

anak imunisasi hanya satu kali dalam sebulan”

3. Kapan ibu mulai berenti dalam memberikan ASI kepada anak?

“Yaitu ketika anak sudah berusia 2 tahun, karna memang dalam

mengentasan stuntimg ini ASI adalah asupan yang”

4. Bagaimana upaya ibu dalam meningkatkan kualitas ASI?

“ ya kalo untuk meningkatkan kualitas ASI ibu, si ibu harus memakan

sayur dan buah, yang lebih saya sarankan jenis sayuran hijau misalnya

brikoli atau bayam, selain itu juga perbanyak untuk meminum air puth

dan juga harus cukup istirahat jangan stress”

5. Apa saja yang diberikan oleh posyandu setelah imunisasi?

“biasanya setelah imunisasi anak-anak akan diberikan terkadang telur

ayam, bubur kacang hijau ataupun agar-agar, biasanya setiap bulannya

akan berbeda-beda yang akan diberikan kepada anak-anak”

6. Apakah ada kendala saat menjalankan imunisasi di posyandu?

”sejauh ini tidak ada kendala yang saya rasakan, karna alhamdulillahnya

masayarakat disini mau mendengar arahan baik dari saya bidan desa

Page 12: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

96

maupun dari sosialisasi dari Dinas Kesehatan ataupun memlalui

Puskesmas Ophir”

7. Setelah masyarakat melakukan imunisasi, apa ada dilakukan pendataan

untuk melihat tumbuh kembang anak-anak setelah ikut rutin melakukan

imunisasi?

“ada, mulainya imunisasi biasanya mulai dari jam 08.00 sampai jam

13.00 an, jadi nanti akan ada tugas kader yang melakukan pendataan

seperti dalam daftar kehadiran, bagaimana perkembangan si anak dari

bulan sebelumnya dengan bulan yang sekarang, semuanya akan di catatat

oleh kader posyandu”

8. Apakah ada dari pihak posyandu memberikan bimbingan atau pemahaman

stunting pada masyarakat?

“ada, saya juga biasanya terkadang memarahi ibu hamil yang suka malas

untuk melakukan gerak badan atau tidak hanya tidur-tiduran saja, tetapi

setidaknya melakukan aktifitas lainnya selain tidur, karna tidak baik untuk

ibu yang sedang hamil kerjanya hanya tiduran tanpa melakukan banyak

gerak badan, dan selain itu juga tidak baik bagi ibu hamil hal ini juga

tidak baik untuk perkembangan bayi yang dikandungnya, maka dari itu

saya terus-menerus memarahi mereka”

9. Apa saja yang telah dilakukan dalam mengatasi stuntung ?

“sebanarnya untuk pengentasan stunting ini sebaiknya dilakukan sedini

mungkin yaitu yang dimaksud sedini mungkin adalah semenjak ibu hamil,

dari ibu hamil dan dengan rutin mengikuti kelas ibu hamil inilah bisa

membantu dalam pengentasan stunting, karna ibu hamillah kita dapat

mengatasi stunting, yaitu dengan mereka rajin untuk mengikuti kelas ibu

hamil, maka mereka akan banyak mengetahui apa-apa saja yang baik

untuk dimakan ibu hamil, selain di saat kelas ibu hamil lah mereka bisa

saling berbagi informasi, seperti sharing satu sama lain apa-apa saja

keluhan yang mereka alami saat hamil”

10. Apakah ada jadwal tertentu untuk melakukan sosialisasi?

“bisa dibilang tidak ada, karna setiap bulannya akan di beri sosialisasi

baik itu dari staf gizi yang ada di puskesmas maupun yang dari

11. Berapa kali mengkonsumsi ikan dalam satu minggu?

“ dari kebanyakan jika mereka tidak ada ikan maka mereka akan ganti

dengan telur ayam, tetapi memang iya mereka akan memakan ikan

setidaknya untuk sekali seminggu”

12. Bagaimana bentuk partisipasi dari masyarakat?

Page 13: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

97

“bentuk partisipasi masyarakat yang terlihat, mereka antusian untuk

memberikan yang tebaik untuk anaknya agar anaknya tidak termasuk

dalam kategori stunting yaitu dengan mereka rutin datang ke posyandu

dan untuk ibu hamil juga sama seperti itu mereka rutin mengikuti kelas

ibu hamil”

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Bapak Sudarman (65 tahun)

Jabatan Informan : Tokoh Masyarakat Jorong Padang Lawas

Hari/ Tanggal : 4 Oktober 2020

Waktu : 15.05 Wib

“saya selaku yang diberikan kepercayaan dari masyarakat sebagai tokoh

masyarakay yang bisa dibilang yang dituakan di kampung ini, ya alhamdulillah,

lek seumpomone nang mriki ono masalah, opopun iku masalah e, sempun

rampung nang masyarakat iki sak dewe, dadi raso kekeluargaan ne luweh gede,

mergane rasa ne koyok dolor, enek yo di pangan bareng, ora enek yo di golek

bareng, mangan ora mangan seng penting ngumpul, dadi misal e pun enek

masalah itu pasti masyarakat nang kene pasti dilibatke, lek masyarakat ora

dilibatke se apik e program pemerintah pun gak akan mlaku”

Lak misal e aku di takakoni tentang masalah gizi yo aku mesti ne ora tek

paham koyok buk bidan karo ibuk ibuk iki, namun lek masalah seng nyangkot

tentang masyarakat iki tentu ne yo aku pasti paham buk, nang kabeh kan timbal

balek yo buk lak aku mikir e ngene buk, lek misal e pemerintah gawe peraturan

tapi wong pemerintah e ora paham masyarakat yo deieengge opo buk, sak kabeh

kabeh ekan yo enek timbal balik e buk., dadi napo harus lewat seng tuek ngene

buk, ben nyapo yo ben berjalan lancar bukk.

Artinya

alhamdulillah, kalau misalkan disini ada masalah, masalah apapun itusudah

mampu diselesaikan sendiri oleh masyarakat, itu sendiri adapun faktornya

masyarakat disini keseluruhannya merupakan orang Jawa, sehingga rasa

kekeluargaanya tinggi, jika ada makanan di makan bersama jika tidak dicari

bersama, makan gak makan yang penting ngumpul, jadi misalnya ada masalah

masyarakat selalu dilibatkan, jika masyarakat tidak dilibatkan sebagus apapun

sebuah program dari pemerintah tidak akan berjalan

Kalau misalkan aku di tanya tentang stuntung atau masalah gizi tentu

saya tidak paham , tentu yang lebih paham ibu bidan sama ibu-ibu ini, namun

kalau masalah yang menyangkut tentang masyarakat ini tentunya aku lebih

paham buk, semuanya itu kan timbal balik, saya mikirnya begini buk, kalau

misalnya pemerintah buat peraturan tetapi pemerintah tidak memahi masyaraka,

yaa buat apa, semuanya itu hubungannya sangat erat satu sama lainnya, jadi

kenapa harus orang tua seperti saya buk, agar semuanya dapat berjalan lancar.

Page 14: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

98

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Bapak Iryanto, S.H

Jabatan Informan : Staff DPMN

Hari/ Tanggal : 10 Oktober 2020

Waktu : 10.00 Wib

Dalam penangann stunting kami terdapat beberapa strategi dalam

menanganinya, dianataranya adalah bekerjasama dengan dinas keseahatan, dinans

kesehatan tentu lebih tau terkait keseahatan masayarakat, dalam bentuk dampak-

dampak stunting pada kesahatan anak dan keluarga, dinas kesehatan juga di bekali

dengan berbagai latar pendidikan kesehatan, sehingga ini sangat penting, namun

dinas kesehatan tidak mampu jika berjalan sendirian, begitun dengan dinas ini,

dinas kesehatan bekerja sama dalam menangani kasus stunting di masyarakat,

kerjasama ini semata-mata hanya untuk keperluan penenentasan stunting di

masyarakat sehingga masyarakat mampu berjalan dengan baik dan ank-anak sehat

tana terkecuali satu pun. Dalam hal ini dinas pemeberdayaan ini, melakukan

sosialisasi dalam penanganan stunting, dengan cara menunjuk dua orang per

nagari untuk melakukan pemberdayaan dalam masyarakat itu sendiri. Dalam hal

ini kami langsung menuju pada puskesmas, sehingga puskesmaslah yang

melakukan pembimbingan ke posyandu, dan posyandu kemudian

mensosialisasikan kemasyarakat luas, masyarakat dilakukan kelas ibu hamil dan

lain sebagainya.

Page 15: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

99

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Ibu Yulianti (ibu hamil)

Jabatan Informan : Ibu Hamil Jorong Padang Lawas

Hari/ Tanggal : 7 Oktober 2020

Waktu : 10.00 Wib

Saya mengikuti kelas ibu hamil ini sejak kandungan saya memasuki bulan

kedua atau ketiga saya tidak mengikutinya dari awal karena memang diawal

kandungan saya tidak bisa meninggalkan rumah, ya kemudian bidan datang

kerumah sejak saat awal kandungan, sampai saya bisa bisa pergi ke posyandu

sendiiri, kandungan saya sekarang memasuki usia empat bulan, namanya juga ibu

hamil, jadikadang manja banget pengen ini tu pengen disayang sama suami, yaah

namanya juga hamilkan, ini anak kedua saya, bukan anak pertama, tapi kalau

hamil anak pertama kemaren itu saya baik-baik saja, tidak manja seperti sekarang,

mungkin juga kemaren anaknya laki-laki kalau sekarang semuga anaknya

peerempuan, jadi senang kan kalau sepasang.

Kalau makanan sendiri saya kadang suka bingung ya, amkanan yang

dimasak dirumah sendiri saya tidak mau maka, tapi makanan di rumah tetangga

suka sekali, kadang-kadang sya membawa bahan makanan kerumah tetangga dan

tenangga saya yang memasakkan untuk sata, jadi makanannya masih bisa

terkontrol sama saya dan masih tetap bergizi. Saya ikut kelas ibu hamil ini senang

sekali karenan ya memang bisa bercerita dnegn teman-taman, bisa ngumpul

barang kayak gini kan lebih seru, jadi hiburan juga, hiburan yang memiliki

manfaatnya, truskan di sini enggak cuma ngomong-ngomong aja, kami juga

saling memberikan informasi tentang kehamilan masing-masing, keluhan-keluhan

juga, kadang yang mengerti dan memahami tentang kandungan ini ya orang yang

hamil, kadang cerita sama suami soal kandungan kurang nyambung aja gitu, dia

gak ngerasain apa yang aku rasasin jadi kurag klop aja gitu.

Nah kalo di kelas bu hamil ini kan, pertamanya kita periksa kehamilan

kan, mulai dari berat badan ibu, dan lingkar lengan kita, trus tekanan darah, jadi

pas liat perkembangannya normal ddan baik, itu bisa buat dada lebih plong aja

gitu loh,jadi lebih tenang aja kalo tau bayi baik-baik aja, apalagi di tanya gimana

perkembangan bayi, makanan bayi, wiih senagnya buka main pokoknya, di kelas

ibu hamil ini kita di sosialisasi pentingnya makanan yang sehat buat anak biar

anak gak gizi buruk bukk, jadi kayak lebih mantap aja mau jadi ibu baru bagi

banyinya buk.

Page 16: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

100

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Ibu Elpina (ibu hamil)

Jabatan Informan : Ibu Hamil Jorong Padang Lawas

Hari/ Tanggal : 7 Oktober 2020

Waktu : 10.00 Wib

Saya kan kehamilannya udah besar ya buk, saya rajin ke kelas ibu hamil

sama ke posyandu ini dari awal kehamilan bulan pertama, karena saya baru

pindah kesinikan ikut suami ini juga anak pertama jadi kayak lebih luarbiasa

nyambutnya buk, apalagi kami pasangan muda buk, saya yang baru 22 tahun dan

suami yang masih 20 tahun, jadi banyak ke khawatiran tentang kehamilan ini buk,

kehamilan saya ini meruopakan cucu yang di nantikan buk, jadi harus benar-benar

di perhatikan segalanya, ada kelas ibu hamil ini sangat membantu saya, kalo saya

di rumah terlalu banyak pantangan dari orang kampung, tapi nyatanya setelah ke

sini banyak makanan yang menjadi pabntangan itu malah sangat di anjurkan bagi

ibu hamil, makannya saya senang sekali ada kelas ibu hamil ini.

Alhamdullihanya selain punya teman baru karena saya baru pindah disini,

teman juga baru sedikit tapi kerana adanya teman disin jadi lebih senang aja

disini, kehamilan saya kan sudah besar sudah mau mempersipakna kelahiran, jadi

saya disini terbentu sekali dengan kelas ibu hamil, kelas ibu hamil memberikan

manfaat yang banyak, mulai dari kualitas makanan bayi, dan kesehatan ibu, dan

pas pemeriksaan yang terakhir ini saya dan bayi saya sehat, malah dari hasil usg

bayi saya sehat banger dan jenis kelaminnya laki-laki. Dulu pas saya pertama ikut

kelas ibu hamil akyak mikirnya itu kelas ibu hamil yaa cuma unuk cerita-cerita

aja, trus dari sini ternyata saya jadi tau kalo ada stunting pada anak, apalag anak

yang stunting itu bahaya loh, misalnya nih anak kita stunting tu kan,

pertumbuhannya juga lambat belum lagi kalo ketemu orang-orangkan anak kamu

kurang gizi too, wehh isin lah nanti tu, jadi bagaimanapun ya usaha buat anak gak

stanting kan.Setiap kelas ibu hamil tu yang dingatkan buat ibu jangan stress, ibu

jangan lupa bahaya stunting, ibu jangan lupa makannan yang sehat bukk, dan

yang paling diingat tu disini lingkar lengan tekanan darah sama berat badan ibu

harus stabil, dan mengapa saya rajin ya karena memang manfaatnya banyk,

mislnya hari ini buk elpina jangan lupa makanan sayurnya di tambahin yaa, sama

kurangin nasinya ya bukk, ini sangat membantu kalo gak gitu aman tau kita apa

yang dibutuhin kan.

Page 17: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

101

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Ibu Nova (ibu balita)

Jabatan Informan : Ibu yang memiliki balita Jorong Padang Lawas

Hari/ Tanggal : 7 Oktober 2020

Waktu : 10.00 Wib

Imunisasi emangkan semua anak disini di imunisasi, ya masak anak kita

sendiri gak di imunisasi kan kasian juga anaknya, malu juga kalo gak diimunisasi,

nanti dibilangnya si nopa tu ha, anaknya gak di imunisasi ya malukan, pantesan

anaknya kurus gitu, paling ya kurang gizi, kadang imuniasi emang kepentingan

buat anak sepenuhnya, tapi gak semua itu juga, kadang kayak lebh ajang pamer

anak sih, misal ya pas imunisasi anaknya sehat jadi kayak ibunya bisa sombong

sama teman, iniloh anak ku sehat gak kurang gizi gitu. Jadi kadang ibu ini yang

nyemangati buat kasih makanan yang bergizi ya itu dia untuk kesahatan anak

pastinya tapi imbalan yang lainnya buat ibunya ya anaknya jadi pusat perhatian

gitu.

Disini namanya juga desa, orang gosip banyakkan gosipnya jadinya

pengaruh besar ngonokan, imuniasi si adel ini paling sebulan sekali kadang hari

rabu kadang ya kamis ngono, biasanya mulainya tu jam 8 selesai paling lama ya

jam-jam 12 an lah, yang harus di bawa pastinya ya anak nya kan, karena

emangkan imunisasi buat si anak bukan ibunya, trus ada juga buku imuniasi KIA,

trus pas sampai sana kan ada orang yang bertugas di posyandu itu, biasanya

orang-orang sini aja itu, trus anaknya di bawa kesana, nyerahin buku ke petugas

buat di catat kan, trus tinggal nunggu namanya di panggilkan, pas di panggil ya

anaknya di timbang, dikasih obat cacing 6 bulan sekali, trus vitamin dan suntik.

Adel kan baru umurnya setahuanan gitu jadi perkembanganyya sangat diprhatikan

dari mamkanan juga, biar anaknya tumbuh baik gitu biar gak gzi buruk, kalo

masalah stunting ini kan saya ngertinya cuma yaa gizi buruk aja gitu,

Makanana ada juga disediain sama orang posyandu kayak bubur, bubur

kacang hijau, kadang ya telur rebus, itu setiap anak dapat satu jatahnya, misalnya

anak kita udah mulai besar biasanya cuma dapat obat cacing aja, gak ada vitamin

sama suntik lagi sama nimbang berat badan gitukan, soalnya keponakan udah 2

tahn jadi cuma dapat obat cacing gitu aja sih, nah kalo adel nih masih umur

setahun jadi masih dapat paket komplit gitu, dan makanan yang di larang biasanya

mie makanan cepat saji makanan yang terlalu manis, amkanan banyak bahan

kimia buatan kayak makanan dengan manis buatan, minuman instan gitu sih.

Page 18: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

102

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Kak Anggi (staff Puskesmas Ophir)

Jabatan Informan : staff Puskesmas Ophir

Hari/ Tanggal : 5 juli 2020

Waktu : 10.00 Wib

Kalau mau liat stunting yang paling sedikit tu ya di padang laweh, padang

laweh tu hampir gak ada stuntingnya sama sekali, masyarakat sana emang benar-

benar peduli dengan stunting yang ada, pada tahun 2020 ini gak ada stunting di

Padang Laweh, jika anna mau liat stunting sama partsiapasi masyarakatnya kakak

saranin ke padang laweh dulu, dulu ada juga yang nanya soal ini tapi kakak lupa,

kalo data di puskesmas nanti anna bisa minta ke kakak ya na, karena corona ni

data emang sulitkan, apalagi puskesmas di ophir ini ada yang positifkan corona

kan, jadi pelayanan kayak di berhentikan sementara minggu depan, jadi kalo ada

urusan emang harus di tunda dulu, kalo data-data yang kurang atau yang mau di

tanya bisa aja anna. Puskesmas emang menangani masalah stunting ini kerjasama

dengan dinas kesehatan, kalau dulu programnya kayak lebih ke program-program

dari pemerintah atau makanan penunjang kehamilan kayak gitu aja, tapi kalo

sekarang kayak lebih ke pemberdayaan masyarakatnya sendiri, lebih

mengandalkan keampuan masyarakat sendiri.

Program dari pemerintah yang kerjasama sama puskesmas ophir ini salah

satu nya ya itu sosialisasi melalui kelas ibu hamil dan sosialisasi ketika imunisasi

tentang stunting dan bahaya stunting, biasanya kami datang langsung di posyandu

dan memberikan motivasi dan pendataan serta sosialisasi kepada ibu hamil, di

kelas ibu hamil biasanya materinya lebih kayak mencegah stunting dengan

memahami kebutuhan bayi dalam kandungan dari nutri yang ibu konsumsi selama

hamil. Sedangkan untuk imunisasi sendiri kami kayak lebih ke penyuluhan,

pertama kami melakukan pendataan untuk bebrapa data terkait dengan berat

badan bayi, kondisi kandungan ibu hamilnya,

Page 19: BAB VI PENUTUP 5.2 Kesimpulan

103

Hasil Transkip Wawancara

Nama informan : Tomblok

Jabatan Informan : Masyarakat

Hari/ Tanggal : 10 November 2020

Waktu : 10.00

Saya umurnya sudah tua, jadi kalau buang air jauh kebelakang susah, pas

kebetulan kemaren ini saya mau bangun wc kan, saya di kasih tau kalau ada

bantuan wc, katanya kemaren saya termasuk pada keluarga kurang mampu, jadi

saya di kasih bantuan wc oleh orang jorong dan bidan disini, trus wc ini bisa di

gunkan untuk tiga kepala keluarga, karena saya disini tinggal berdua dengan anak

saya yang cacat, dan rumah anak saya yang lainnya juga di sebelah-sebelah ini

jadi lebih mudah kalau mau pakai wc, bisa gabung dengan anak saya.pas dapat

bantuan ini saya dapat wc, pasir sama semen saja, untuk biaya lainnya di pakai

uang pribadi, dan kami membangunnya bersama anak-anak ini gotong royong.

Trus ananti pas wc nya sudah selesai saya di kunjungi lagi oleh pihak

jorong sama bidan untuk di lihat wcnya, trus dikasih tau kalau wc itu penting bagi

kesehatan katanya, dan emang kalo ada wc gini kan lebih mudah saya kalau mau

buang air malam hari, gak payah-payah kalo mau ke kebelakang, kalau dulu kami

buang airnya di seejenis wc juga tapi terbuat dari kayu gitu dan di berikan lubang

langsung di bawahnya, kalau kami mau baung air harus bawa air pakai ember

gitu, biasanya kami nyebutnya disini itu jumbleng, kalau dari dudlu disini emang

gak ada yang bauang air di sungai, pertama sungainya gak ada, adanya cuma parit,

irigasi kecil gitu, nanti ya gak hanyut taiknya dan emang disini juga gak boleh

buang air di irigasi.

Kalo bahaya buang air disungai buat kesehatan ibu taunya pas dikasih tau

sama bidan dulu mungkin itu udah lama kali, pas itu ada rame-rame gitu dibilang

jangan ada yang buang air di wc ya ibuk-ibuk, jadi sejak itu ibu jadi tau kalau

emang gak baik buang air ke sungai misalnya nanti bisa diaere atau mencret karna

airnya kan gak bersih kan yaaa, jadi kalo ditanya kapan mulai pakai wc ibu udah

pakai dari dulu kali wcnya, tapi kalau di sungai ibu belum pernah. Ibu pakai

airnya gak PDAM ini air sumur, hampir semua dari dulu disini pakai air sumur

sendiri nak, belum ada sampe sekarang disini air PDAM itu, ntah karena mungkin

airnya belum masuk kesini atau emang agak ad yang minat pakai air PDAM, air

minum juga pakai air rebusan sendiri gak ada pakai air galon atau air aqua disini

nak, disini desa jadi hampir semuanya masih murni dari apa adanya alam nakk