Upload
agung-prasetyo-nugroho
View
26
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PIK
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PROSES YANG OPTIMUM
Pabrik kimia/industri kimia bertugas melakukan pengolahan
bahan mentah/bahan baku/raw material menjadi hasil/produk yang
diinginkan. Dalam pengolahannya dilakukan dapat secara fisika dan
kimia.
Secara sistematis dapat digambarkan :
Proses kimia dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu: reaksi,
pemisahan, pencampuran, pemanasan, pendinginan, perubahan
tekanan, pengecilan, dan pembesaran ukuran partikel.
Dalam pengolahan bahan mentah menjadi hasil, industri
menginginkan effisiensi yang setinggi-tingginya, baik dari segi teknik
maupun sosial ekonomis. Dalam industri kimia yang diharapkan :
Hasil sebanyak-banyaknya
Waktu singkat dan biaya rendah
Berdasarkan pengolahan yang dilakukan oleh suatu pabrik, proses
produksi dapat dibagi dalam 3 unit, seperti skema di bawah ini :
1
Bahan bakuBahan mentahBahan dasarRaw material
Pabrik/industri :
Pengolahan secara fisika
dan kimia
Hasil Produksi
Tahapan Pengolahan Secara Fisik
Tahapan Pengolahan Secara FisikReaksi
Kimia
Recycle
Bahan Baku
Produk
PROSES PRODUKSI
UNIT I UNIT II UNIT III
Persiapan Bahan Baku Pengolahan/sintesis Finishing
Tugas dari masing-masing unit berbeda, namun secara keseluruhan
mempunyai beban yang sama. Apabila salah satu dari unit tidak
bekerja secara optimal, maka unit yang lain tidak dapat bekerja
secara optimal pula. Unit yang lain akan menerima akibatnya. Oleh
karena itu dalam menangani proses produksi harus selalu dipikirkan
untuk seluruh unit.
Tugas dari masing-masing unit dapat diuraikan pada bahasan
berikut :
1. UNIT I, Persiapan Bahan Baku
Unit ini mempersiapkan bahan baku agar sesuai dengan kondisi
pada unit II, yaitu unit pengolahan.
Persiapan tersebut dapat berupa :
1. Penyesuaian bentuk/fasa, misalnya besar, kecil, serbuk, cair,
gas dll.
2. Penyesuaian konsentrasi/komposisi, misalnya murni, pekat,
encer dll.
3. Penyesuain kondisi, misalnya tekanan, suhu, perbandingan
komposisi dll.
4. Transportasi bahan dasar, penampungan sementara sebelum
diolah di unit II, dll.
Alat yang digunakan pada unit I :
Alat penyesuai bentuk/fasa (crusher, melter, condenser,
evaporator, ball mill, dll), alat penyesuai suhu (heater, cooler, heat
exchanger), tekanan (kompresor, pompa, valve, dll), komposisi
(mixer, blender, tangki berpengaduk) dan alat transportasi dan
alat penampung (belt conveyor, elevator, pompa, pipa, tangki
penampung dll).
Bahan Ajar PIK I-2
Untuk alat pemisah gunanya memisahkan komponen-komponen
penyususn campuran untuk menyesuaikan kemurnian,
kepakatan/konsentrasi dari bahan baku. Alat tersebut dibedakan
berdasarkan perbedaan sifat dari komponen-komponennya. Alat
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Alat Pemisah Berdasarkan Cara Pemisahannya
No Perbedaan Sifat Nama Alat
1. Titik didih Kolom fraksinasi/distilasi, dryer
2. Titik lebur Melter
3. Kelarutan Absoreber, kristalisator
4. Ukuran butir Screen, filter
5. Fasa Filter, centrifuge, settler
6. Berat jenis Settler, centrifuge, clarifier, cyclon
7. Kekerasan Crusher, screen
8. Magnit Belt conveyor
9. Sifat kimia Reaktor
Bahan dasar itu sendiri dibedakan:
1. Bahan dasar yang dapat diperbaharui, seperti
Hasil pertanian dan perkebunan
Hasil dari binatang : peternakan dan perikanan
Air dan udara
2. Bahan dasar yang tidak dapat diperbaharui, seperti
Mianyak dan gas alam
Mineral logam-logam
Mineral bukan logam : kaolin, kapur, belerang dll.
2. UNIT II, Pengolahan/Sintesis
Unit ini bertugas melakukan pengolahan bahan dasar menjadi
senyawa hasil yang diinginkan. Pengolahan ini dapat berupa fisika
Bahan Ajar PIK I-3
dan kimia. Namun untuk industri kimia, pengolahan yang
dilakukan umumnya berupa pengolahan kimia.
Pada pengolahan bahan dasar diperlukan tenaga dalam bentuk
panas, listrik, cahaya maupun tenaga fisik (pukulan dan gesekan).
Sumber tenaga ini diperoleh dari pembakaran bahan bakar,
misalnya gas alam, minyak bumi, batu bara, matahari dll. Dalam
industri kimia efisiensi penggunaan tenaga sangat penting. Pada
unit pengolahan bahan baku diubah menjadi hasil/produk. Dalam
sintesa itu sering kali terjadi perubahan sifat dari bahan baku. Alat
tempat terjadinya sintesa disebut reaktor yang dilengkapi dengan
alat-alat pendukung, karena reaktor memerlukan kondisi operasi
tertentu (suhu, tekanan, perbandingan pereksi/komposisi).
Hasil dari unit pengolahan masih berupa campuran dengan sisa
bahan baku, hasil-hasil reaksi samping, inert dan lain-lain yang
masih mungkin memerlukan pemurnian atau pengolahan lanjut
yang dikerjakan oleh unit finishing/unit akhir.
3. UNIT III, Finishing
Hasil yang keluar dari unit II kemungkinan masih memerlukan
penyesuaian kualitas, dapat berupa :
Penyesuaian bentuk dan fasa
Penyesuaian komposisi dan konsentrasi
Penyesuain kondisi : suhu dan tekanan
Pengantongan, penyimpanan gudang dll.
Tugas pada unit III ini mirip dengan unit I, karena itu alat-alat yang
digunakan pada unit ini sama dengan unit I.
Apabila rangkaian alat-alat yang ada pada masing-masing unit
digambarkan disertai pula dengan kondisi operasinya yaitu suhu,
tekanan dan keterangan lain yang disebut dengan Flow Diagram
Process. Dari Flow Diagram Process dapat diketahui peristiwa yang
dialami pada bahan dasar hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
Bahan Ajar PIK I-4
Penjelasan yang panjang lebar dari proses produksi dapat dirangkum
dalam suatu diagram yang memuat simbol alat-alat.
Beberapa alat yang digunakan pada suatu jenis operasi dapat dilihat
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Unit Operasi dan Alatnya
No Jenis Operasi Nama Alat
1. Aliran fluida Pompa, tangki
2. Transfer panas HE, boiler, heat cooler, kiln, rotary kiln, furnace, condenser, burner
3. Penguapan Evaporator
4. Humidifikasi Humidifier
5. Absorpsi Absorber, absorbing tower, purifying
tower
6. Extraksi pelarut Extractor tower
7. Adsorbsi Adsorber
8. Distilasi Buble cap tower, sieve tower
9. Pengeringan Dryer, rotarya and fan dryer, steam heated
10. Pencampuran Mixer tank
11. Sendimentasi Thickener
12. Filtrasi Filter, sand filter
13. Screening Screen, vibrating screen
14. Kristalisasi Tangki, crystallizer
15. Centrifugation Centrifuge
16. Size reduction Mill, Fiber making, Ball cylinder, disk mill
17. Material handling Conveyer, pump and pipes, scraw
conveyer, special conveyer, trucks
Alat-alat yang tercantum dalam Tabel 1.2. di atas hanya beberapa
contoh saja, banyak alat-alat lain yang perlu diketahui.
Langkah-langkah dalam menemukan suatu proses yang optimum :
1. Sintesis:
Sintesis suatu proses kimia meliputi dua aktifitas yaitu:
Pemilihan tahap-tahap transformasi
Bahan Ajar PIK I-5
Tahapan-tahapan ini dihubungkan untuk menghasilkan suatu
struktur yang disebut flow sheet
2. Simulasi
Simulasi adalah model matematik proses yang berusaha
memperkirakan bagaimana proses berkelakuan untuk suatu
kondisi aliran umpan tertentu.
Simulasi proses bisa dilaksanakan setelah struktur flow sheet
dibuat.
Yang dapat dilakukan pada simulasi:
1. Meramalkan laju alir, komposisi, suhu, dan tekanan aliran
produk.
2. Spesifikasi perealatan
proses
3. Menentukan bahan baku
yang digunakan
4. Menentukan kebutuhan
energi
5. Evaluasi performance
(kinerja) struktur perancangan.
Performace terdiri dari:
1. Economic performance
2. Keamanan terhadap lingkungan
Bahan Ajar PIK I-6
Aliran Umpan Aliran Produk?
Aliran Umpan Aliran ProdukProses ?
Proses
3. Kebutuhan energi
4. Kriteria kesehatan dan keselamatan kerja
5. Kemudahan dalam peng - operasian dan pengendalian
6. Fleksibilitas (kemampuan untuk beroperasi pada kondisi -
kondisi yang bervariasi sepeerti variabilitas bahan baku dan
spesifikasi produk.
7. Availability (jumlah jam operasi pertahun)
Beberapa dari kriteria ini seperti economic performance dapat
dihitung secara kuantitatif. Evaluasi faktor - faktor yang tak dapat
dikuantifisir memerlukan judgment desainer.
3.Optimisasi
Optimisasi adalah aktifitas melakukan perubahan - perubahan
untuk meningkatkan/mengoptimalkan performance.
Optimisasi ada dua macam:
1. Optimisasi struktur mencari struktur-struktur lain yang
performancenya lebih baik.
2. Optimisasi parameter tiap struktur dapat dioptimisasikan
lagi dengan merubah kondisi operasi.
1.2. HIERARCHY PERANCANGAN PROSES DAN MODEL BAWANG
Bahan Ajar PIK I-7
Reaktor
Sistim Pemisahan &
RecycleJaringan Penukar
Panas
Utilitas
Gambar 1.1. Model Bawang dalam Perancangan Proses
Industri Kimia
Pendekatan-pendekatan dalam perancangan proses industry
kimia
1) Membentuk struktur dari “kecil” ke “besar”
Perancangan dimulai dengan memilih reaktor, kemudian
menambahkan sistem pemisahan dan recycle, dst. Pada setiap
tahap, kita harus membuat keputusan berdasarkan informasi yang
tersedia pada tahap itu.
Kelemahan:
a) Keputusan-keputusan yang berbeda dimungkinkan pada tiap-
tiap tahap perancangan.
b) Penyempurnakan dan pengevaluasi banyak alternatif, tak
menjamin mempereoleh suatu perancangan yang terbaik,
karena dimungkinkannya interaksi antar peralatan-peralatan
didalam flow sheet.
Keuntungan:
Designer dapat tetap mengendalikan keputusan-keputusan dasar
dan selalu ber-interaksi dengan hasil rancangannya
2) Membentuk struktur dari “besar” ke “kecil”
Pada pendekatan ini, dibuat (dibentuk) suatu struktur yang disebut
“super structure” atau “hyperstructure”. Pada struktur ini
dimasukkan semua operasi-operasi proses yang layak dan seluruh
Bahan Ajar PIK I-8
interkoneksi-interkoneksi yang layak, dan yang merupakan calon
untuk perancangan yang optimal.
Persoalan perancangan kemudian diformulasikan sebagai
persoalan matematik yang menghasilkan persamaan-perssamaan
perancangan. Dinyatakan dalam variable-variable perancangan.
Persamaan-persamaan perancangan terdiri dari:
Persamaan model alat (unit)
Konstrain alat (unit) yang dispesifikasi
Variabel-variabel perancangan ada dua tipe:
Variabel kontinu, yang terdiri dari variabel proses
(operasi) dari pada tiap unit (flow rate, komposisi, suhu,
dan tekanan), variabel ukuran (volume, luas perpindahan
panas, dsb), dan variabel harga (biaya dan keuntungan
yang berhubungan dengan unit).
Variabel integer, yang berhubungan dengan keputusan
mengenai struktur dari pada flow sheet.
Menyelesaikan persoalan matematik ini melalui penerapan
algoritma optimisasi. Dalam hal ini potensial ekonomis
dimaksimumkan atau beaya diminimumkan dalam suatu
optimisasi struktur & parameter.
1.3. PRODUKSI BERSIH
Isu lingkungan menjadi meluas dan perlu penanganan
menyeluruh dalam perkembangan pembangunan baik di negara maju
maupun di negara berkembang.
Usaha telah dilakukan tetapi belum memenuhi keinginan, karena:
Produksi limbah terus meningkat
Karakteristik limbah semakin rumit
Biaya pengolahan semakin mahal, dll
Perlu perubahan strategi pengendalian dampak lingkungan dari pola
reaktif (end pipe treatment) secara proaktif (prevention
treatment)dengan jalan, diantaranya:
Bahan Ajar PIK I-9
Pencegahan
pencemaran
Pengendalian
pencemaran
Remediasi
pencemaran
Upaya pencegahan pencemaran secara sistimatis (preventif, terpadu
dan berkelanjutan) untuk menghasilkan program produksi bersih
(cleaner production).
Teknik produksi bersih
1. Pengurangan sumber pencemar
Pengubahan produk
Pengubahan bahan/ umpan
Perubahan teknologi
Perbaikan tata cara operasi
2. Daur ulang
Penggunaan kembali
Reklamasi (upaya pendaur ulangan limbah menjadi bahan
lain)
Manfaat produksi bersih
1. Mengurangi dampak lingkungan
2. Meningkatkan keselamatan kerja
3. Pentaatan thd peraturan
4. Mengurangi beaya operasi
5. Memperbaiki hubungan dengan masyarakat
6. Meningkatkan tanggung jawab lingkungan (liabilities)
Elemen kunci program produksi bersih
1. Buat prioritas tujuan
2. Buat audit permulaan untuk pengurangan limbah
3. Identifikasi dan prioritaskan aliran limbah untuk diminimalisir
4. Dukungan top managemen
5. Buat evaluasi lapangan secara periodik
6. Melibatkan, memotivasi dan melatih semua karyawan
Bahan Ajar PIK I-10
7. Rencana dan evaluasi program aksi
8. Testing program aksi terpilih
9. Dapatkan dana
10. Perbaiki metoda penghitungan dan distribusi
11. Perbaiki prosedur operasi dan distribusi
12. Laksanakan aksi minimasi limbah
13. Evaluasi dan tindak lanjut program
Pilihan dan prioritas minimasi limbah
1. Minimasi material B3
Substitusi
Pengendalian
Pembersihan bahan baku
Mengembangkan sop baru
Jadwal produksi
Penggunaan kembali, pertukaran atau penjualan
kemnbali material B3
Efisiensi
Rumah tangga yang lebih baik
Pemeliharaan dan pemantauan peralatan yang lebih baik
Memperbaiki penelusuran keseimbangan masa dan
konservasi produk
Merubah proses
2. Reduksi limbah B3
Daur ulang, memperbaiki dan menggunakan kembali
(reuse)
Memperbaiki penelusuran limbah
Limbah sebagai bahan bakar dan material konstruksi
Pengolahan
Pelaksanaan produksi bersih perlu dukungan:
1. Pemerintah, dengan:
Memasukkan konsep produksi bersih ke dalam uu, peraturan
dan kebijakan nasional
Bahan Ajar PIK I-11
Menerapkan dan melaksanakan kebijakan yang akrab
lingkungan
Penegakan hukum pidana dan perdata
Proses mediasi dalam menyelesaikan konflik antara
perusahaan dan masyarakat sekitar
Pembinaan teknis dibidang pengendalian dampak
lingkungan, dll
2. Sektor swasta, sebagai bagian dari sistem manajemen lingkungan
3. Konsumen, dengan penggunaan barang/ jasa yang akrab
lingkungan
Bahan Ajar PIK I-12