23
RENCANA STRATEGIS BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2020-2024 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

RENCANASTRATEGIS

BADAN KETAHANAN PANGANTAHUN 2020-2024

BADAN KETAHANAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

3Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia2 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L).

Program dan kegiatan BKP Tahun 2020-2024 akan dilaksanakan di 34 provinsi dan sekitar 450 kabupaten/kota, fokus pada: (1) Pengembangan Diversifikasi dan Industri Pangan Lokal (PIPL); (2) Penguatan Pasokan, Distribusi dan Cadangan Pangan; (3) Pengentasan Daerah Rentan Rawan Pangan dan Stunting; (4) Keamanan dan Mutu Pangan Segar; dan (5) Analisis, Kajian, dan Kebijakan Ketahanan Pangan.

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 ini diharapkan menjadi acuan dan panduan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di Pusat maupun Daerah, dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan untuk terwujudnya ketahanan pangan sampai tingkat perseorangan yang berlandaskan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan secara berkesinambungan.

Jakarta, Kepala Badan Ketahanan Pangan,

Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. EngNIP. 19610802 198903 1 011

RENCANASTRATEGISBADAN KETAHANAN PANGAN

TAHUN 2020-2024

PETA KETAHANANDAN KERENTANANPANGAN 2018

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berlandaskan pada kedaulatan pangan dan kemandirian pangan yang merupakan amanat sesuai

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 760.1/Kpts/RC.020/M/11/2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 259/Kpts/RC.020/M/05/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024, Badan Ketahanan Pangan (BKP) menindaklanjuti dengan menyusun Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 (Revisi Ke-1). Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 memuat sasaran program, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan dan pelaksanaannya dirancang selama 5 (lima) tahun.

Sesuai tugas dan fungsinya Tahun 2020 – 2024 Badan Ketahanan Pangan melaksanakan Program Peningkatan Diversif ikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. Program tersebut dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan utama, yaitu Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan, Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan, Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, serta Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.

Rencana Strategis BKP 2020-2024 (Revisi Ke-1) mengalami sedikit penyesuaian dari edisi sebelumnya, dalam rangka menindaklanjuti perubahan pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2020-2024 (Revisi 1) serta sejalan dengan dinamika perencanaan program dan anggaran. Penyesuaian tersebut untuk mempertajam kegiatan strategis dan indikator kinerja BKP dan untuk mengakomodir penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam

KATA PENGANTAR

Page 3: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

4 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 5Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

SEKILAS TENTANGBADAN KETAHANANPANGAN

Badan Ketahanan Pangan merupakan salah satu unit kerja Eselon I Kementerian Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

FUNGSI:

1. Koordinasi, pengkajian, penyusunan kebijakan, pemantauan dan pemantapan di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar.

2. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan pangan segar.

3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan pangan segar.

4. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi dan peningkatan keamanan pangan segar.

5. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan,

6. dan Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

TUGAS:

Menyelenggarakan Koordinasi, Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Peningkatan Diversifikasi dan Pemantapan Ketahanan Pangan.

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR 3SEKILAS TENTANG BADAN KETAHANAN PANGAN 4DAFTAR ISI 5DAFTAR TABEL 6DAFTAR GAMBAR 7DAFTAR LAMPIRAN 8

BAB I PENDAHULUAN1.1 Kondisi Umum 111.2 Potensi dan Permasalahan 131.2.1 Potensi 131.2.2 Tantangan Permasalahan 14

BAB II TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM BADAN KETAHANAN PANGANTAHUN 2020-20242.1 Tujuan Badan Ketahanan Pangan 172.2 Sasaran Badan Ketahanan Pangan 18

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASIDAN KERANGKA KELEMBAGAAN3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 233.2 Arah Kebijakan dan Strategi Badan Ketahanan Pangan 243.3 Program dan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan 263.4 Kerangka Regulasi 273.5 Kerangka Kelembagaan 28

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN4.1 Target Kinerja 324.2 Kerangka Pendanaan 34

BAB V PENUTUP 35

LAMPIRAN 37

Page 4: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

7Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia6 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

DAFTAR TABEL

DAFTARGAMBARGambar 1Koefisien Variasi Harga Pangan Pokok dan Strategis 2015-2019 12

Gambar 2Capaian Pemenuhan Pangan tahun 2015-2019 13

Gambar 3Peta Strategi Kementerian Pertanian tahun 2020-2024 18

Gambar 4Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan 28

Tabel 1Ketersediaan energi dan protein per kapita per hari tahun 2015-2019 11Tabel 2Konsumsi energi dan Protein serta Skor PPh tahun 2015-2019 13Tabel 3Tujuan dan Indikator tujuan Kementerian Pertanian tahun 2020-2024(terkait BKP) 17Tabel 4Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran ProgramBadan Ketahanan Pangan 19Tabel 5Kontribusi BKP terhadap Pencapaian Indikator Menteri Pertanian 20Tabel 6Pembaharuan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program BKP 21Tabel 7Arah Kebijakan, Strategi dan Langkah OperasionalBadan Ketahanan Pangan 2020-2024 25Tabel 8Penyempurnaan Program dan Sasaran Program BKP 2020-2024 26Tabel 9Program dan Sasaran Program Badan Ketahanan Pangantahun 2021-2024 27Tabel 10Bentuk Kelembagaan Ketahanan Pangan Daerah Seluruh Indonesiatahun 2020 29Tabel 11Kebutuhan tambahan ASN Badan Ketahanan Pangan tahun 2020-2024 29Tabel 12Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Fungsional BKP periode: Juni 2020 30Tabel 13Pembaharuan Indikator Kinerja Sasaran Program Badan Ketahanan PanganTahun 2020-2024 33Tabel 14Alokasi Pendanaan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 34

Page 5: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

9Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia8 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

DAFTARLAMPIRANLampiran 1Matrik KInerja dan Pendanaan Badan Ketahanan PanganTahun 2020-2024 38

Lampiran 2Sasaran Konsumsi Pangan tahun 2020-2024 40

Lampiran 3Matrik Kerangka Regulasi 41

BAB IBAB I

Page 6: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

11Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia10 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PENDAHULUAN

P eran pangan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik dasar dan mencegah kelaparan. Namun lebih jauh dari itu, pangan dengan kandungan gizi

di dalamnya berperan nyata bagi peningkatan kualitas hidup manusia untuk menghasilkan manusia yang sehat, aktif dan produktif. Oleh karena itu, ketahanan pangan menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan permintaan pangan di Indonesia secara merata dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi sumberdaya lokal dan kearifan lingkungan.

Memasuki se-abad Indonesia merdeka pada Tahun 2045, jumlah penduduk di Indonesia diperkirakan akan mencapai 318,96 juta jiwa (sumber survei penduduk antar sensus, 2015). Hal ini menjadi tantangan besar dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, termasuk: produktivitas lahan yang mengalami levelling off; konversi lahan pertanian; stabilitas harga pangan dunia yang cenderung berfluktuasi; tingginya food loss dan food waste; pergeseran pola konsumsi pangan ke arah western diet, fast food dan industrial food; serta meningkatnya jumlah masyarakat berpendapatan rendah yang cenderung mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan mutu yang rendah akibat keterbatasan daya beli.

Kebijakan pangan yang dijalankan kedepan akan sangat menentukan apakah Indonesia

mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional. Badan Ketahanan Pangan (BKP) telah menyiapkan kebijakan dan program untuk mendukung pembangunan ketahanan pangan selama periode 5 (lima) tahun yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024. Sesuai dengan dinamika perencanaan lingkup Kementerian Pertanian, telah dilakukan penyempurnaan terkait sasaran strategis yang berdampak pada penyempurnaan sasaran program dan sasaran kegiatan. Untuk itu BKP melakukan penyempurnaan melalui revisi Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1.

Renstra BKP Tahun 2020-2024 revisi ke-1 telah mengacu kepada regulasi dan aturan yang berlaku, diantaranya: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025; 3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 4) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024; serta 5) Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 259/Kpts/RC.020/M/05/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024.

1.1 KONDISI UMUMKinerja ketahanan pangan Indonesia selama periode tahun 2018-2019 semakin membaik yang ditunjukkan kenaikan peringkat Global Food Security Index (GFSI). Berdasarkan hasil kajian yang dirintis oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) yang membandingkan situasi ketahanan pangan antar negara berdasarkan aspek ketersediaan, keterjangkauan, serta kualitas dan keamanan pangan. Dilihat dari peringkat Indonesia berada pada posisi 65 pada tahun 2018 dan meningkat ke posisi dengan skor 62,6 pada tahun 2019 (sumber EIU, 2019).

Meningkatnya posisi ketahanan pangan Indonesia disebabkan karena membaiknya posisi tiga pilar yang membentuknya, yaitu: pilar ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) serta kualitas dan keamanan (quality and safety). Capaian posisi ketiga pilar tersebut adalah sebagai berikut: untuk aspek ketersediaan pangan, posisi Indonesia

naik dari 58 dengan skor 58,2 pada tahun 2018 menjadi posisi ke-48 dengan skor 61.3 pada tahun 2019; untuk aspek keterjangkauan pangan dari posisi ke-63 dengan skor 55.2 pada tahun 2018 menjadi posisi ke-58 dengan skor 70,4 pada tahun 2019. Sedangkan untuk aspek kualitas dan keamanan pangan posisi untuk tahun 2018 dan tahun 2019 adalah tetap di posisi ke-84 namun skor meningkat yaitu mencapai skor 44.5 pada tahun 2018 dan skor meningkat menjadi 47.1 pada tahun 2019.

Kemajuan tersebut juga didukung oleh: pertama, dari sisi ketersediaan Indonesia telah lebih dari cukup dibandingkan standar kebutuhannya. Ketersediaan energi tahun 2019 sebesar 2.926 kkal/kapita/hari melebihi rekomendasi WNPG tahun 2012 sebesar 2.400 kkal/kapita/hari dan untuk ketersediaan protein tahun 2019 sebesar 72.85 gram/kapita/hari melebihi rekomendasi WNPG tahun 2012 sebesar 63,0 gram/kapita/hari (Tabel 1).

*) Sementara **) Sangat Sementara

Tabel 1. Ketersediaan energi dan protein per kapita per hari tahun 2015-2019

Sumber : Neraca Bahan Makanan

Tahun

Ketersediaan

Skor PPH KetersediaanEnergi(Kkal/kapita/hari)

Protein (gram/kapita/hari)

Nabati Hewani Total Nabati Hewani Total

2015 2.799 178 2.978 59,75 18,53 78,28 81,59

2016 2.825 192 3.016 56,25 19,55 75,79 83,27

2017 2.743 253 2.996 59,22 26,24 85,47 88,92

2018* 2.807 275 3.110 57,92 30,87 89,82 92,13

2019** 2.705 221 2.926 53,17 19,68 72,85 84,49

Page 7: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

12 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 13Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Sumber : Panel Harga Pangan (diolah BKP)

Gambar 1. Koefisien Variasi Harga Pangan Pokok dan Strategis 2015-2019

Beras

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.002015 2016 2017 2018 2019

Dg. Ayam Ras

Dg. Sapi Telur Ayam

Cabe RawitCabe MerahCV

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.002015 2016 2017 2018 2019

Bawang MerahBawang PutihCV

35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

0.002015 2016 2017 2018 2019

5.00

Kedua, harga pangan menjadi salah satu indikator keterjangkauan pangan masyarakat. Harga juga merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan dan berkontribusi terhadap inflasi. Oleh karena itu pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan agar produsen dan konsumen tidak dirugikan. Di satu sisi produsen harus mendapatkan harga yang layak untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya dan disisi lain konsumen juga harus mendapatkan harga beli yang wajar untuk mendukung daya beli dan keterjangkauan untuk dapat mengakses pangan. Secara umum pergerakan harga pangan pokok dan strategis dalam kondisi aman dan stabil.

Meskipun dinamika kenaikan dan penurunan harga pangan merupakan hal yang tidak dapat dihindari karena terbentuk dari mekanisme pasar, pemerintah tetap berkepentingan untuk menjaga agar kenaikan dan penurunan harga tersebut tetap terkendali agar tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap perekonomian dan ketahanan pangan. Dalam gambar 1, nilai CV harga beras, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng dan gula pasir berada dibawah 10%. Demikian pula dengan bawang merah dan bawang putih pada umumnya stabil yang ditandai dengan nilai CV dibawah 25%. Komoditas yang relatif fluktuatif adalah cabai merah dan cabai rawit merah dimana nilai CV kedua komoditas ini tercatat di atas 30% pada Tahun 2015, 2017 dan 2019.

Ketiga, Prevalence of Undernourishment (PoU) adalah variabel yang menggambarkan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan dan berdasarkan perhitungan BKP persentase prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan hasil perhitungan BPS menurun dari 10,73 persen pada tahun 2015 menjadi 7,66 persen pada Tahun 2019.

Secara nasional konsumsi energi dan protein penduduk telah melebihi Angka Kecukupan yang dianjurkan, yaitu konsumsi energi dan protein

per kapita per hari secara rata-rata melebihi 100 persen dari angka kecukupan gizi (AKG) (Tabel 2). Dalam kurun waktu 2015 –- 2018, total konsumsi energi dan protein, yang diperoleh dari berbagai jenis kelompok pangan, menunjukkan kecenderungan yang meningkat namun sedikit menurun pada Tahun 2019. Konsumsi protein rata-rata penduduk sudah melebihi anjuran kecukupan gizi, namun masih didominasi oleh protein nabati yang berasal dari pangan sumber karbohidrat khususnya serealia.

Pemenuhan konsumsi pangan juga harus memperhatikan keberagaman jenis (diversifikasi) dan jumlah pangan yang dikonsumsi penduduk sesuai anjuran. Kearagaman konsumsi pangan yang ditunjukkan melalui Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Pencapaian skor PPH tahun 2019 sebesar 90.8 (berdasarkan AKE 2000 kkal/kap/hari). Namun bila dilihat menurut kelompok pangan, kontribusi konsumsi kelompok umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah, serta buah/biji berminyak masih perlu ditingkatkan, sedangkan untuk konsumsi pangan kelompok padi-padian, gula, minyak dan lemak telah melebihi anjuran (Gambar 2).

Keempat, pengawasan keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan semakin diperkuat untuk menjamin pangan yang aman dan sehat

bagi masyarakat Indonesia sesuai Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). Sistem keamanan pangan segar telah terbangun melalui pendataan, pendaftaran dan sertifikasi serta pembagian kewenangan antara pusat, propinsi dan kabupaten atau kota. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat selaku konsumen dalam memilih pangan segar yang aman yaitu pangan yang memiliki nomor registrasi atau sertifikasi.

2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 2. Capaian Pemenuhan Pangan Tahun 2015-2019

Sumber Susenas 2015-2019-BPS, diolah BKP 2019*Keterangan Tahun 2019 angka sementara

Umbi-

Umbia

nPa

ngan

Hew

ani

Miny

ak da

n Lem

akBu

ah/B

iji Be

rminy

akKa

cang

-Kac

anga

n

GulaSa

yur d

an B

uah

Padi-

Padia

n

140.0120.0100.0

80.060.040.020.0

0.0

% An

juran

Kecu

kupa

n

Sumber : Susenas 2015-2019, BPS, diolah BKP*) Keterangan : Data Sementara

Uraian Konsumsi Pangan dan Protein

per Kapita per Hari

2015 2016 2017 2018 2019

Energi (kkal) 2.099 2.147 2.128 2.165 2.138

Protein (gram)

Nabati

Hewani

58,56

40,06

18,50

60,25

40,95

19,30

61,45

40,59

20,86

62,91

42,66

20,25

62,87

41,81

21,05

Skor PPH 85,2 86,0 90,4 91,3 90,8

Tabel 2. Konsumsi Energi dan Protein serta Skor PPHTahun 2015-2019

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN1.2.1 PotensiSebagai salah satu negara mega biodiversity dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) darat Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Keanekaragaman hayati Indonesia didukung oleh kondisi geografis yang beragam berupa dataran rendah dan tinggi, intensitas sinar matahari dan intensitas curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun di sebagian wilayah, keanekaragaman jenis tanah yang memungkinkan dibudidayakan aneka jenis tanaman dan ternak asli daerah tropis, serta komoditas introduksi dari daerah subtropis secara merata sepanjang tahun.

Indonesia memiliki beragam jenis komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan

Page 8: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

14 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 15Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

BAB IIpeternakan yang sudah sejak lama diusahakan masyarakat sebagai sumber pangan dan ekonomi, termasuk sumber pangan lokal alternatif yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal seperti: singkong, ubi jalar, sagu, jagung, suweg, gembili, kentang, ganyong dan lainnya yang nilai gizinya tidak kalah bahkan melebihi beras.

Penduduk Indonesia sebagian besar berada di pedesaan merupakan potensi labor supply dalam pembangunan pangan. Sampai saat ini lebih dari 35,7 juta tenaga kerja nasional atau 26,14 juta rumah tangga masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Perlu untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan penduduk pedesaan termasuk pengembangan teknologi industri, pengolahan, penyimpanan dan pasca panen serta transportasi dan komunikasi sampai ke pelosok daerah akan berdampak memperkuat aspek ketersediaan, cadangan dan distribusi, serta pemanfaatan pangan terutama untuk penanganan daerah rentan rawan pangan dan penurunan stunting.

Pembangunan pangan tidak bisa berdiri sendiri, melainkan pekerjaan yang sifatnya multisektor. Diperlukan koordinasi, integrasi, sinergitas dan sinkronisasi (vertikal dan horisontal) baik antar instansi atau antar lembaga terkait, maupun antara pemerintah dengan petani, pedagang dan peneliti.

1.2.2 Tantangan PermasalahanPembangunan pangan di Indonesia lima tahun kedepan masih menghadapi permasalahan baik dari sisi supply (penyediaan) dan sisi demand (permintaan) pangan, secara umum penjabarannya sebagai berikut:1. Supply (penyediaan), berbagai faktor yang

mempengaruhi yaitu:a. Produksi

1) Dampak perubahan iklim terhadap pola tanam, potensi produksi, serangan OPT dan ketersediaan air.

2) Skala usaha pertanian yang didominasi oleh usahatani kecil disertai laju konversi lahan yang cukup tinggi.

3) Penyediaan sarana dan prasarana pertanian yang belum merata.

4) Inovasi dan diseminasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan adaptasi tanaman belum dilaksanakan secara masif.

5) Regenerasi petani berjalan lambat. 6) Tingginya food loss and waste.

b. Distribusi1) Akses pangan yang tidak merata karena

faktor ekonomi (miskin) dan fisik (daerah terpencil).

2) Konektivitas antar wilayah yang masih lemah karena kondisi infrastruktur yang belum memadai.

3) Sebaran wilayah produksi di daerah-daerah tertentu menyebabkan arus distribusi pangan hanya searah dari produsen ke konsumen.

4) Rantai distribusi yang panjang menyebabkan biaya perdagangan dan disparitas harga antara produsen dan konsumen yang tinggi.

2. Demand (permintaan), berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu:a. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang

cukup tinggi b. Keamanan pangan akibat penggunaan

bahan berbahaya dan/atau bahan kimia berbahaya pada makanan. Pada sisi yang lain kesadaran masyarakat untuk hidup sehat semakin meningkat.

c. Meningkatnya permintaan pangan yang mudah diolah dan praktis memerlukan olahan pangan yang inovatif.

d. Meningkatnya permintaan jaminan pangan yang halal sebagai keyakinan masyarakat atas makanan yang dikonsumsinya

e. Triple burden malnutrition yaitu masalah kekurangan gizi pada anak usia balita, kelebihan gizi (overweight dan obesitas), dan kekurangan zat gizi mikro yang masih cukup tinggi terjadi di Indonesia.

Dampak pandemi Covid-19 dan pasca pandemi mempunyai tantangan khusus terkait ketahanan pangan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 berdampak pada ketahanan pangan nasional, diantaranya: 1) terganggunya produksi pertanian akibat pembatasan pergerakan orang/tenaga kerja; 2) Terganggunya distribusi pangan akibat penetapan PSBB dan penutupan wilayah secara terbatas; dan 3) Daya beli masyarakat menurun. Penanganan dampak pandemi Covid_19 akan menjadi prioritas dalam rancangan program dan kegiatan pembangunan pangan kedepan.

Page 9: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

17Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia16 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

V isi Presiden dan Wakil Presiden Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2020-2024 adalah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”, yang akan diwujudkan melalui 9 (sembilan) misi. Misi tersebut dikenal sebagai nawacita kedua yang merupakan percepatan, pengembangan dan pemajuan nawacita pertama. Adapun sembilan misi tersebut adalah:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan

berdaya saing;3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;4. Mencapai lingkungan hidup yang

berkelanjutan;5. Kemajuan budaya yang mencerminkan

kepribadian bangsa;6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi,

bermartabat dan terpercaya;7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga;8. Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif

dan terpercaya; dan9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka

Negara Kesatuan.

Untuk mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden tersebut, maka Kementerian Pertanian menetapkan visi jangka menengah tahun 2020-2024 yakni: “Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern untuk Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Kementerian Pertanian akan mendukung misi Presiden dan Wakil Presiden yaitu: Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, melalui misi Kementerian Pertanian yaitu:1. Mewujudkan ketahanan pangan2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing

pertanian, serta3. Meningkatkan kualitas SDM dan prasarana

Kementerian Pertanian.

BKP mendukung misi Kementerian Pertanian yaitu Mewujudkan Ketahanan Pangan.

Ketahanan pangan yang akan diwujudkan melalui kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup ditinjau dari jumlah maupun mutu. Selain itu, menjamin pangan yang aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif

TUJUAN DAN SASARAN PRIORITAS PROGRAM BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2020-2024

secara berkelanjutan. Selain itu pembangunan pangan turut mendukung daya saing pertanian dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat sekaligus dalam rangka substitusi produk pesaingnya dengan nilai tambah yang dihasilkan dalam setiap kegiatan produksi dan distribusi komoditas pertanian.

2.1 TUJUANBADAN KETAHANAN PANGAN Berdasarkan tujuan dan indikator tujuan Kementerian Pertanian, kontribusi BKP pada

Tabel 3. Tujuan dan Indikator Tujuan Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 (terkait BKP)

No Tujuan Indikator TujuanTarget

2020 2024

1 Meningkatnya Pemantapan Ketahanan Pangan

1 Global Food Security Index/GFSI 64,0 69,8

2 Skor Pola Pangan Harapan 90,4 95,2

3 Angka Kecukupan Energi (AKE)(Kkal/kapita/hari) 2.100 2.100

4 Angka Kecukupan Protein (AKP)(gr/kapita/hari) 57 57

5Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/Prevalensi of Undernourishment/PoU (%)

6,2 5,0

6Prevalensi Penduduk dengan Kerawanan Pangan Sedang atau Berat(Food Insecurity Experience Scale/FIES)

5,2 4,0

7 Ketersediaan Beras (Juta ton) 39,2 46,8

8 Ketersediaan protein hewani (Juta ton) 2,50 2,90

9Akses terhadap beras biofortifikasi danfortifikasi bagi keluarga yang kurangmampu dan kurang gizi (% penerima BPNT)

10-20% 100%

10 Persentase pangan organik 5% 20%

2Terwujudnya reformasibirokrasi KementerianPertanian

1 Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian 79,96 82,96

2 Opini BPK RI WTP WTP

Tujuan ke-1 “Meningkatnya Pemantapan Ketahanan Pangan” dan Tujuan ke-3 “Terwujudnya Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian” (Tabel.3). Kedua tujuan tersebut kemudian diterjemahkan lebih detil ke dalam Sasaran Program. Lebih rinci mengenai Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan akan dijelaskan lebih lanjut.

Page 10: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

19Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia18 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Tabel 4. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan

Gambar 3. Peta Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024

STAK

EHO

LDER

SPE

RSPE

CTIV

E

MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN EKONOMI

PETANI

SS.1MENINGKATNYA KETERSEDIAAN

PANGAN STRATEGIS DALAM NEGERI

SS.2MENINGKATNYA DAYA

SAING KOMODITAS PERTANIAN NASIONAL

SS.1MENINGKATNYA KETERSEDIAAN

PANGAN STRATEGIS DALAM NEGERICU

STO

MER

SPE

RSPE

CTIV

EIN

TERN

ALPR

OCE

SSPE

RSPE

CTIV

ELE

ARN

ING

&G

ROW

THPE

RSPE

CTIV

E

BKP

SS.3TERJAMINNYA

KEAMANANDAN MUTU PANGAN

STRATEGIS NASIONAL

SS.4TERMANFAATKANNYA

INOVASI DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

SS.5TERSEDIANYA

PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

YANG SESUAI KEBUTUHAN

SS.6TERKENDALINYA

PENYEBARAN OPT DAN DPI PADA

TANAMAN SERTA PENYAKIT PADA

HEWAN

SS.7MENINGKATNYA

KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN

PERTANIAN NASIONAL

SS.8TERWUJUDNYA

BIROKRASI KEMENTERIAN

PERTANIAN YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN BERORIENTASI PADA

LAYANAN PRIMA

SS.9TERKELOLANYA

ANGGARAN KEMENTERIAN

PERTANIAN YANG AKUNTABEL DAN

BERKUALITAS

No Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator KinerjaSasaran Program

Target

2020 2024

1Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri

1

Meningkatnya Penjualan Beras Kepada Toko Tani Indonesia (TTI)

1

Persentase LembagaDistribusi Pangan Yang Mandiri Yang Melakukan Penjualan Beras kepada Toko Tani Indonesia/TTI (%)

20 20

2

Penguatan Akses Pangan Masyarakat di Daerah Rawan Pangan

2 Persentase Daerah Rentan Rawan Pangan (%) 18 10

2Terjaminnyakeamanan dan mutu pangan strategis nasional

3

Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

3

Persentase PSAT Yang Memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan (%)

85 85

4

Meningkatnya Konsumsi Sayur, Buah, Daging dan Protein Asal Ternak

4Konsumsi Sayurdan Buah(gram/kapita/hari)

260.2 316.3

5 Konsumsi Daging (kg/kapita/hari) 13.5 14.7

6Konsumsi Protein Asal Ternak(gram/kapita/hari)

10.65 11.04

3

Terselenggaranya birokrasi Kementerian Pertanian yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

5

Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif dan Efisien

7Nilai Reformasi Birokrasi Badan KetahananPangan (nilai)

23.62 24.51

4

Terkelolanyaanggaran Kementerian Pertanian yangakuntabel danberkualitas

6

Terkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas

8Nilai Kinerja Anggaran Badan KetahananPangan (nilai)

89.44 89.48

Sasaran program merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output). Perumusan sasaran program Badan Ketahanan Pangan merupakan penerjemahan dari Tujuan Badan Ketahanan Pangan dan pendelegasian dari Kementerian Pertanian.

Sasaran Strategis (SS) Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 yang disusun dengan metode Balanced ScoreCard (BSC) dan pendekatan empat perspektif yaitu stakeholders, customer, internal process dan learning and growth perspective adalah:

2.2 SASARAN PROGRAM BADAN KETAHANAN

Berdasarkan peta strategi Kementerian Pertanian di atas, kontribusi Badan Ketahanan Pangan pada Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri” dan Sasaran Strategis 3 “Terjaminnya keamanan dan mutu pangan strategis nasional”. Sasaran strategis ini berada pada customer perspective yang berkontribusi dalam mencapai Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya kesejahteraan ekonomi petani” pada stakeholders perspective. Dengan kata lain, outcome Kementerian Pertanian berupa

meningkatnya kesejahteraan ekonomi petani tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dan peran serta dari program dan kegiatan Badan Ketahanan Pangan.

Pada dokumen Renstra BKP Tahun 2020-2024 semula koridor tersebut telah dirumuskan sebanyak 6 (enam) Sasaran Program yang capaiannya diukur melalui 8 (delapan) indikator kinerja Sasaran Program pada tabel 4.

Page 11: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

20 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 21Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Dinamika perencanaan pembangunan pangan sepanjang tahun 2020 perlu mengakomodir situasi terkini untuk ketersediaan pangan dalam penanganan pandemi Covid_19 serta penguatan diversifikasi pangan sumber karbohidrat non beras yang bersumber dari pangan lokal. Situasi dan kondisi yang perlu mendapat penyesuaian adalah:

Dukungan BKP dalam pencapaian indikator Menteri Pertanian untuk:a. SS1: Meningkatnya Ketersediaan Pangan Strategis

Dalam Negeri dengan indikator Peningkatan Ketersediaan Pangan Strategis Dalam Negeri, sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 404/KPTS/OT.050/M/6/2020 tanggal 24 Juni 2020 tentang: Satuan Tugas Diversifikasi Sumber Karbohidrat Pangan Lokal Non Beras dimana

d. Pembaharuan sasaran dan indikator BKP dirumuskan menjadi 8 (delapan) Sasaran Program

Kepala BKP selaku ketua satgas, BKP akan berkontribusi untuk mendorong Diversifikasi Pangan Lokal melalui peningkatan produksi ubi kayu, sagu, kentang, pisang dan talas sebagai substitusi beras untuk peningkatan ketersediaan pangan strategis dalam negeri.

b. SS3: Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Strategis Nasional dengan indikator Persentase Pangan Segar Yang Memenuhi Syarat Keamanan Pangan.

c. SS8: Terwujudnya Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efisien, efektif dan Berorientasi pada Layanan Prima dan SS9: Terkelolanya Anggaran Kementerian Pertanian Yang Akuntabel dan Berkualitas.

Target untuk indikator diatas sesuai tabel 5 berikut:

Sasaran Strategis Indikator KinerjaSasaran Stretgis Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

1

Meningkatnya Ketersediaan Pangan Strategis Dalam Negeri

Peningkatan Ketersediaan Pangan Strategis Dalam Negeri

Peningkatan Produksi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras (Ubi Kayu, Sagu, Kentang dan Pisang)

% 6.88 18.13 18.13 18.13 18.13

2

Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Startegis Nasional

Persentase Pangan Segar Yang Memenuhi Syarat Keamanan Pangan

Persentase PSAT yang memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan

% 85 85 85 85 85

3

Terwujudnya Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima

Nilai PMPRB Kementerian Pertanian

Nilai PMPRB Badan Ketahanan Pangan Nilai 34.07 34.32 34.58 34.84 35.12

4

Terkelolanya Anggaran Kementerian Pertanian Yang Akuntabel dan Berkualitas

Nilai Kinerja Anggaran Kementerian Pertanian

Nilai Kinerja Anggaran Badan Ketahanan Pangan Nilai 89.44 89.45 89.46 89.47 89.48

No Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Target

2020 2024

1.Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri

1. Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan 1.

Peningkatan Volume Bahan Pangan Yang Didistribusikan/disalurkan melalui PMT/TTIC dan TMT/TTI (Ton)

39.912 44.500

2. Penguatan Cadangan Pangan 2.

Peningkatan Jumlah Pemda Penyelenggara Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD)Kab/Kota (%)

10 10

3.

Meningkatnya Ketersediaan Pangan Lokal Sumber KarbohidratNon Beras

3.

Peningkatan Produksi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras (Ubi Kayu, Sagu, Kentang dan Pisang) (%)

6,88 18,13

4.MenurunnyaDaerah RentanRawan Pangan

4. Persentase daerah Rentan Rawan Pangan (%) 18 10

2.

Terjaminnya keamanan dan mutu pangan strategis nasional

5.

Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

5.Persentase PSAT Yang Memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan (%)

85 85

6.Meningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan

6. Konsumsi Sayur dan Buah(gram/kapita/hari) 260,2 316,30

7. Konsumsi Daging(kg/kapita/tahun) 13,50 14,70

8. Konsumsi Protein Asal Ternak (gram/kapita/hari) 10,65 11,04

3

Terwujudnya Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima

7.

Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima

9. Nilai PMPRB Badan Ketahanan Pangan (nilai) 34,07 35,12

4

Terkelolanya anggaran Kementerian Pertanian yang akuntabel dan berkualitas

8.

Terkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas

10. Nilai Kinerja Anggaran Badan Ketahanan Pangan (nilai) 89,44 89,48

Tabel 5. Kontribusi BKP Terhadap Pencapaian Indikator Menteri Pertanian

Indikator kinerja sasaran program di atas merupakan alat ukur yang mengindikasikan pencapaian sasaran program Badan Ketahanan Pangan dengan targetnya dijelaskan dalam Target Kinerja (Bab IV) Renstra Badan Ketahanan Pangan 2020-2024 revisi ke_1. Indikator Kinerja Sasaran Program sebagai rumusan dari sasaran

(SP) dan 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Sasaran Program dengan perubahan sebagaimana tabel 6.

Tabel 6. Pembaharuan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program BKP

pembangunan yang ada dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Pertanian 2020-2024 revisi ke_1 sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan diturunkan menjadi Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (secara lengkap ditampilkan di dalam lampiran Renstra).

Page 12: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

23Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia22 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

BAB III

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERTANIAN

P ertanian maju, mandiri dan modern diarahkan kepada kondisi bangsa yang mampu memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan. Berdasarkan

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pencapaian ketahanan pangan dilakukan dengan meningkatkan produksi komoditas pertanian untuk pangan yang beranekaragam dengan menerapkan prinsip keunggulan komparatif dan kompetitif, efisiensi dan berdaya saing. Ketahanan pangan yang ingin diwujudkan juga memperhatikan kualitas pangan yang beragam, bergizi dan berimbang. Kebijakan untuk pangan diarahkan kepada menyediakan pangan yang cukup, bergizi, sehat, beragam, halal, ramah lingkungan dan bercita rasa bagi semua.

Pembangunan pertanian pada Tahun 2020-2024 diarahkan untuk mendukung ketahanan

pangan, pertumbuhan ekonomi termasuk memperhatikan kesejahteraan keluarga petani dan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya pertanian. Untuk itu telah ditetapkan 5 (lima) arah kebijakan sebagai berikut:1. Terjaganya ketahanan pangan nasional2. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing

pertanian3. Menjaga keberlanjutan sumber daya

pertanian serta tersedianya prasarana dan sarana pertanian

4. Meningkatnya kualitas SDM pertanian5. Terwujudnya reformasi birokrasi dan tata

kelola pemerintah yang berorientasi pada layanan prima.

Arah kebijakan tersebut dijelaskan melalui strategi dan upaya-upaya pelaksanaan melalui program yang sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian. Badan Ketahanan Pangan berkontribusi pada arah kebijakan 1 “Terjaganya ketahanan pangan nasional”.

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASIDAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Page 13: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

24 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 25Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Arah Kebijakan Strategi Langkah Operasional

Pemantapan Ketahanan Pangan, meliputi aspek: ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan

1. Memprioritaskan pelaksanaan kegiatan di daerah rentan rawan pangan

2. Stabilisasi pasokan, harga dan akses masyarakat terhadap pangan

3. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) Kabupaten/Kota

4. Percepatan diversifikasi sumber karbohidrat pangan lokal non beras

5. Pengawasan kualitas dan keamanan pangan segar asal tumbuhan

6. Pelaksanaan reformasi birokrasi

1. Pemberdayaan masyarakat di daerah rentan rawan pangan melalui kegiatan aksi Badan Ketahanan Pangan

2. Penajaman analisis ketersediaan, kebutuhan komoditas pangan strategis nasional dan indeks keterjangkauan fisik dan ekonomi

3. Advokasi peningkatan jumah pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pengalokasian CPPD

4. Analisis pasokan dan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen

5. Mendorong ketersediaan pangan lokal melalui peningkatan produksi Ubi Kayu, Sagu, Kentang, Pisang dan Talas.

6. Promosi dan kampanye sumber karbohidrat pangan lokal non beras sebagai sumber pangan alternatif.

7. Analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan

8. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)

9. Penguatan kelembagaan keamanan pangan segar asal tumbuhan

10. Penguatan Birokrasi Institusi Badan Ketahanan Pangan yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.

Penjabaran dari arah kebijakan diatas telah ditentukan strategi Kementerian Pertanian yang memuat langkah-langkah sebagai dasar menentukan program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode 2020-2024. Kondisi yang ingin dicapai dalam terjaganya ketahanan pangan nasional adalah stabilnya pasokan pangan, akses pangan mudah dan murah serta distribusi pangan yang lancar.

Adapun strategi yang dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan diantaranya:1. Peningkatan produksi dan produktivitas

sektor pertanian2. Peningkatan ketersediaan pangan strategis

nasional3. Peningkatan keterjangkauan dan

pemanfaatan pangan

Pengarusutamaan dan Proyek Prioritas sektor pertanian terkait pembangunan pangan diantaranya Pertanian Keluarga (Family Farming) sebagai komitmen Indonesia pada tahun 2019-2028 sebagai dekade PBB untuk pertanian keluarga. Untuk itu program dan kegiatan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan yang mendukung pertanian keluarga diarahkan untuk:a. Mengembangkan lingkungan kebijakan

yang memungkinkan untuk memperkuat pertanian keluarga;

b. Keberlanjutan generasi pertanian keluarga;c. Memperkuat organisasi keluarga petani

dan kapasitas mereka untuk menghasilkan pengetahuan, mewakili kepentingan petani dan menyediakan layanan inklusif di daerah pedesaan;

d. Meningkatkan inklusi sosial-ekonomi, ketahanan dan kesejahteraan petani keluarga, rumah tangga pedesaan dan masyarakat;

e. Mempromosikan keberlanjutan pertanian keluarga untuk sistem pangan yang tahan terhadap perubahan iklim;

f. Memperkuat multidimensionalitas pertanian keluarga untuk mempromosikan inovasi sosial

yang berkontribusi pada pengembangan wilayah dan sistem pangan yang melindungi keanekaragaman hayati, lingkungan dan budaya.

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BADAN KETAHANAN PANGANUndang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.

Searah dengan kebijakan pangan serta memperhatikan kondisi ketahanan pangan masyarakat selama periode 5 (lima) tahun terakhir, maka arah kebijakan Badan Ketahanan Pangan tahun 2020-2024 adalah: Pemantapan Ketahanan Pangan, yang meliputi aspek ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan.

Kebijakan ketahanan pangan pada aspek ketersediaan difokuskan pada: (a) peningkatan ketersediaan pangan berbasis pangan lokal; (b) penanganan akses pangan secara fisik dan ekonomi; dan (c) penanganan daerah rentan rawan pangan.

Dalam aspek keterjangkauan pangan, difokuskan pada: (a) stabilisasi pasokan dan harga pangan; dan (b) penguatan cadangan pangan.

Sedangkan pada aspek pemanfaatan pangan, difokuskan pada: (a) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, dan (b) pengawasan keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan.

Strategi yang akan dilakukan untuk mendukung arah kebijakan Badan Ketahanan Pangan untuk pemantapan ketahanan pangan dijelaskan pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Arah Kebijakan, Strategi dan Langkah Operasional Badan Ketahanan Pangan 2020-2024

Page 14: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

27Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia26 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN Berdasarkan Kerangka Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pertanian yang telah ditetapkan, maka program Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 sesuai dengan tugas dan fungsi adalah “Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat”. Program tersebut diwujudkan melalui koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan penyiapan program, partisipasi pemangku kepentingan dan masyarakat, identifikasi dan intervensi pangan dan gizi, serta pengembangan model kebijakan guna dalam rangka pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan.

Untuk pelaksanaannya termasuk untuk percepatan diversifikasi pangan, BKP mendapat mandat khusus untuk mengkoordinasikan beberapa hal berikut:

a. Identifikasi potensi komoditas sumber karbohidrat pangan lokal non beras;

b. Pengembangan sumber karbohidrat pangan lokal non beras dari hulu hingga hilir;

c. Penyusunan rencana aksi pengembangan sumber karbohidrat pangan lokal non beras jangka pendek, menengah dan panjang;

d. Pengembangan UMKM pangan lokal non beras melalui pola kemitraan;

e. Promosi dan kampanye sumber karbohidrat pangan lokal non beras sebagai sumber pangan alternatif;

f. Penyusunan anggaran untuk mendukung pelaksanaan diversifikasi sumber karbohidrat pangan lokal non beras.

Program dan Sasaran Program BKP Tahun 2020-2024 telah mendapat penyesuaian sesuai hasil reviu dan Renstra Kementerian Pertanian 2020-2024 revisi ke_1 dengan penyempurnaan pada tabel 8.

Tabel 8. Penyempurnaan Program dan Sasaran Program BKP Tahun 2020-2024

No Program Sasaran Program Kegiatan

1 Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

Stablisasi Pasokan dan Harga Pangan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga PanganPenguatan Cadangan Pangan

Meningkatnya Ketersediaan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras Pengembangan Ketersediaan dan

Penanganan Rawan PanganMenurunnya Daerah Rentan Rawan Pangan

Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Pengembangan Penganekaragaman

Konsumsi dan Keamanan PanganMeningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan

Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya Badan Ketahanan PanganTerkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas

Perancangan kembali (redesign) penyederhanaan program di masing-masing Kementerian/Lembaga, melalui sistem penganggaran dan Program Indikatif Kementerian Pertanian pada tahun 2021-2024 akan berubah yang semula 12 program menjadi 5 program, yaitu:1. Nilai Tambah dan Daya Saing Industri2. Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan

Berkualitas3. Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi4. Pendidikan dan Pelatihan Vokasi5. Dukungan Manajemen

Badan Ketahanan Pangan mendukung pada Program 2 “Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas” dan Program 5 “Dukungan Manajemen”

No Program Sasaran Program Kegiatan

1.Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas

Meningkatnya Lembaga Distribusi Pangan yang mandiri

Pemantapan Sistem Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan

Meningkatnya Penanganan Kerawanan Pangan

Pemantapan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Meningkatnya Pengawasan Pangan Segar yang beredar

Pemantapan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

2. Dukungan Manajemen

Terwujudnya Birokrasi yang Efektif dan Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya Badan Ketahanan PanganTerkelolanya Anggaran yang Akuntabel dan Berkualitas

Perubahan program ini akan berdampak dalam perubahan susunan sasaran program, kegiatan dan indikatornya dalam matriks target kinerja 2021-2024 terlampir.

3.4 KERANGKA REGULASIRegulasi yang mendukung pembangunan pangan adalah: Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan

Tabel 9. Program dan Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan Tahun 2021-2024

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi; Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Ketahanan Pangan dan Gizi; Peraturan Presiden Nomor: 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024; Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 259/Kpts/RC.020/M/05/2020 Pertanggal 04 Mei 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09 Tahun 2020 Pertanggal 6 Maret 2020 tentang Komando Strategis Penggilingan Padi; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis Pembangunan Pertanian; Permentan tentang

Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan; Permentan tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian; SK Kepala BKP tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Program; serta SK Kepala BKP tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Melalui Bantuan Pemerintah.

Setiap sasaran program dan kegiatan memiliki indikator kinerja (key performance indicator) yang melekat dalam setiap sasaran

program dan kegiatannya. Kegiatan dan indikatornya tersaji secara lengkap dalam lampiran.

Page 15: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

29Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia28 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Gambar 3. Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan

BADAN KETAHANAN PANGAN

PUSAT DISTRIBUSI DANCADANGAN PANGAN

SEKRETARIAT BADAN

PUSAT PENGANEKARAGAMANKONSUMSI DAN KEAMANAN

PANGAN

PUSAT KETERSEDIAAN DANKERAWANAN PANGAN

3.5 KERANGKA KELEMBAGAANKerangka kelembagaan merupakan perangkat kementerian/lembaga (struktur organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan aparatur sipil negara), yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan. Sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian untuk

membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Badan Ketahanan Pangan merupakan salah satu organisasi dalam Kementerian Pertanian. Berdasarkan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang peningkatan diversifikasi dan pemantapan ketahanan pangan.

Badan Ketahanan Pangan menerapkan tata kelola manajemen yang baik (good governance) mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan yang berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang berisikan rancangan induk arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional untuk kurun waktu 2010-2025.

Pembaruan dan perubahan pelaksanaan pembangunan pangan ke depan dimulai dari lingkungan strategis, baik domestik maupun internasional yang dinamis. Untuk itu dituntut kinerja kelembagaan ketahanan pangan yang handal baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kelembagaan pangan daerah masih sangat beragam, seperti terlihat pada Tabel 10.

Sumber : BKP (31 Desember 2019), Kementan

No Nama Lembaga Provinsi Kabupaten/ Kota Jumlah

1 Dinas Pangan/ Ketahanan Pangan 22 283 305

2 Dinas Pangan/ Ketahanan Pangan bergabung dengan Dinas Urusan Pertanian 12 141 154

3 Dinas Pangan/ Ketahanan Pangan bergabung dengan Dinas Urusan Lainnya - 87 87

4 Belum Terdata 9 9

Tabel 10. Bentuk Kelembagaan Ketahanan Pangan Daerah Seluruh Indonesia Tahun 2020

Era desentralisasi dan otonomi daerah, hubungan kerja antara pusat dengan daerah adalah hubungan fungsional dalam pembangunan pangan. Untuk memperkuat koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan program perlu memperkuat Dewan Ketahanan Pangan (DKP) yang dibentuk secara berjenjang dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Peran serta masyarakat dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan (stake holders) dalam mendukung pencapaian target pembangunan pangan juga perlu diperkuat.

Penyederhanaan birokrasi sesuai pidato pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 menjadi 2 (dua) level eselonisasi di Badan

Ketahanan Pangan, akan dilakukan penyetaraan 43 (empat puluh tiga) jabatan eselon III dan IV menjadi jabatan fungsional. Penyederhanaan ini ditujukan untuk mewujudkan birokrasi yang dinamis, lincah dan profesional sebagai upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi guna mendukung kinerja organisasi.

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian didukung oleh 282 orang. Kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut sesuai peta jabatan yang ideal berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja pada aplikasi e-formasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB untuk kebutuhan pegawai di Badan Ketahanan Pangan tahun 2020-2024 seperti pada Tabel 11.

Catatan : Belum terdata/belum ada Perda (Kab Asmat, Deiyai, Mimika, Pegunungan Bintang, Maybrat, Puncak, Membramo Tengah).

2020 2021 2022 2023 2024Keterangan

(orang)

144 162 187 208 - Data e-formasi kebutuhan pegawaiper tahun

Tabel 11. Kebutuhan Tambahan ASN Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024

Page 16: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

30 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Dalam rangka meningkatkan pelayanan ASN telah dilakukan: 1) pembinaan, evaluasi dan pengembangan pelaksanaan budaya kerja; 2) penyusunan, evaluasi dan penyempurnaan ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi, 3) penyusunan rencana kebutuhan pegawai, 4) perencanaan

Tabel 12. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Fungsional BKP periode: Juni 2020

No Jabatan Fungsional Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Pustakawan 0 1 1

2 Pranata Komputer 1 1 2

3 Arsiparis 2 5 7

4 Statistisi 1 3 4

5 Analis Kepegawaian 0 3 3

6 Perencana 0 1 1

7Perancang Peraturan PerUndang-Undangan

0 1 1

8 Pranata Humas 2 2 4

9Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP)

3 7 10

10 Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) 3 7 10

11 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa 1 0 1

12 Analis Ketahanan Pangan 13 26 39

Jumlah 26 57 83

pengembangan pegawai, 5) pembinaan disiplin pegawai, 6) evaluasi kinerja pegawai, dan 7) pelaksanaan urusan mutasi pegawai.

Saat ini Badan Ketahanan Pangan didukung oleh 83 pejabat fungsional sebagaimana tabel 12.

BAB IV

Page 17: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

33Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia32 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

TARGET KINERJADAN KERANGKA PENDANAAN

Sesuai dengan dinamika dalam pembangunan pangan telah dilakukan penyesuaian indikator kinerja yang selanjutnya diturunkan (cascading) ke dalam kegiatan-kegiatan dan indikatornya. Untuk lebih merinci lagi, penyempurnaan sasaran program dan indikator kinerja sasaran program Badan Ketahanan Pangan secara rinci disajikan pada Tabel 13, sedangkan setiap indikator sasaran kegiatan tertuang dalam matrik target kinerja pada lampiran Renstra ini.

4.1. TARGET KINERJA

Target kinerja Badan Ketahanan Pangan 2020-2024 adalah tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dalam periode tahun 2020-2024. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja tersebut maka setiap sasaran program memilliki indikator kinerja yang menjadi indiktor kinerja sasaran program Badan Ketahanan Pangan.

Tabel 13. Pembaharuan Indikator Kinerja Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024

NO Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program

Target

2020 2021 2022 2023 2024

1. Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

Peningkatan Volume Bahan Pangan Yang Didistribusikan/disalurkan melalui PMT/TTIC dan TMT/TTI (Ton)

39.912 40.000 41.500 43.000 44.500

2. Penguatan Cadangan Pangan

Peningkatan Jumlah Pemda Penyelenggara Cadangan Pangan Pemerintah daerah (CPPD) Kab/Kota (%)

10 10 10 10 10

3.

Meningkatnya Ketersediaan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras

Peningkatan Produksi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras (Ubi Kayu, Sagu, Kentang dan Pisang) (%)

6,88 18,13 18,13 18,13 18,13

4. Menurunnya Daerah Rentan Rawan Pangan

Persentase Daerah Rentan Rawan Pangan (%) 18 16 14 12 10

5.Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

Persentase PSAT Yang Memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan (%)

85 85 85 85 85

6. Meningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan

Konsumsi Sayur dan Buah (gram/kapita/hari) 260,2 273,20 286,90 301,30 316,30

Konsumsi Daging (kg/kapita/tahun) 13,50 13,80 14,10 14,40 14,70

Konsumsi Protein Asal Ternak (gram/kapita/hari) 10,65 10,75 10,85 10,94 11,04

7.

Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima

Nilai PMPRB Badan Ketahanan Pangan (nilai) 34,07 34,32 34,58 34,84 35,12

8.

Terkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas

Nilai Kinerja Anggaran Badan Ketahanan Pangan (nilai)

89,44 89,45 89,46 89,47 89,48

Page 18: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

35Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia34 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Tabel 14. Alokasi Pendanaan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024.

4.2. KERANGKA PENDANAAN

Untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional, maka Badan Ketahanan Pangan membutuhkan pendanaan yang sangat besar untuk pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan. Sumber pendanaan yang sangat besar tersebut perlu ditunjang dari sumber pendanaan lain diluar APBN, diantaranya Pemerintah Daerah melalui APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan APBD Kota, keterlibatan swasta/BUMN/BUMD serta dari swadaya masyarakat. Selain itu, tidak menutup kemungkinan terhadap pendanaan yang bersumber dari kerjasama

dengan internasional. Dukungan anggaran tersebut akan digunakan untuk mewujudkan ketahanan pangan khususnya ketahanan pangan masyarakat pada daerah rentan rawan pangan dan daerah stunting. Secara terinci kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan tersaji dalam lampiran.

Secara lengkap target dan anggaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat 2020-2024 ditampilkan pada Lampiran Matrik Kinerja dan Pendanaan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024.

BAB V

No KegiatanAlokasi (dalam juta rupiah)

2020 2021 2022 2023 2024

1 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan 134.130 84.400 424.315 542.796 654.716

2 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan 42.879 118.539 129.683 129.455 182.997

3Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

206.870 450.394 406.755 445.354 544.660

4 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan 92.022 113.666 118.619 124.545 130.777

Total 475.903 767.001 1.079.372 1.295.697 1.566.555

Page 19: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

37Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia36 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

U ntuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional tidaklah mudah, apalagi di era otonomi daerah, globalisasi, dan perdagangan

bebas serta dampak dari pandemi covid_19 yang melanda dunia sampai waktu yang tidak terprediksi. Oleh karena itu, semangat kedaulatan pangan dan kemandirian pangan harus tertanam dengan kokoh di setiap pelaku pembangunan agar diperoleh hasil yang optimal. Sebagai bentuk komitmen yang kuat dari pemerintah baik di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, dan adanya partisipasi masyarakat telah disempurnakan dengan pengimplementasian dalam bentuk program dan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka terwujudnya ketahanan pangan nasional dilakukan dengan responsif gender.

Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1 disusun dengan memperhatikan

dinamika kebijakan, permasalahan, dan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan ketahanan pangan. Dokumen ini merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 revisi ke-1 serta Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024.

Dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1 dapat dijadikan acuan untuk penyusunan perencanaan program dan kegiatan ketahanan pangan dan gizi serta monitoring dan evaluasi atas pelaksanaannya.

Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana semestinya.

PENUTUP

LAMPIRAN

Page 20: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

38 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 39Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

LAM

PIR

AN

1M

ATR

IK K

INE

RJA

DA

N P

EN

DA

NA

AN

KIN

ER

JA B

AD

AN

KE

TAH

AN

AN

PA

NG

AN

TA

HU

N 2

020

-20

24

Prog

ram

/ Keg

iata

n/

Out

put/

Sub

Out

put

Sasa

ran

Prog

ram

(Out

com

e)/

Sasa

ran

Kegi

atan

(Out

put)

/ Ind

ikat

or

Out

com

e/O

utpu

t/Su

b O

utpu

tSa

tuan 

Bas

elin

e Lo

kasi 

Targ

etA

loka

si (d

alam

juta

rupi

ah)

Uni

t Org

anis

asi

Pela

ksan

a20

2020

2120

2220

2320

2420

2020

2120

2220

2320

24

PRO

GRA

M P

ENIN

GKA

TAN

DIV

ERSI

FIKA

SI D

AN

KETA

HA

NA

N P

AN

GA

N M

ASY

ARA

KAT

  

  

 47

5.90

3,21

676

7.00

1,246

1.079

.372

,000

1.295

.697

,000

1.566

.555

,000

BA

DA

N K

ETA

HA

NA

N

PAN

GA

N (B

KP)

SP1

Stab

ilisa

si p

asok

an d

an h

arga

pan

gan

  

  

  

  

  

  

  

 Pe

ning

kata

n vo

lum

e ba

han

pang

an

yang

did

istr

ibus

ikan

/dis

alur

kan

mel

alui

PM

T/TT

IC d

an T

MT/

TTI

Ton

  

39.

912

40.

000

41.5

00

43.

000

44.

500

  

  

  

SP2

Peng

uata

n ca

dang

an p

anga

n  

  

  

  

  

  

  

 

 Pe

ning

kata

n ju

mla

h Pe

mda

pe

nyel

engg

ara

Cada

ngan

Pan

gan

Pem

erin

tah

Dae

rah

(CPP

D) K

ab/K

ota

 10

1010

1010

  

  

  

SP3

Men

ingk

atny

a Ke

ters

edia

an P

anga

n Lo

kal S

umbe

r Ka

rboh

idra

t Non

Ber

as 

  

  

  

  

  

  

 

 Pe

ning

kata

n Pr

oduk

si P

anga

n Lo

kal

Sum

ber K

arbo

hidr

at N

on B

eras

(Ubi

Ka

yu, S

agu,

Ken

tang

, Pis

ang)

 6,

8818

,1318

,1318

,1318

,13 

  

  

 

SP4

Men

urun

nya

daer

ah re

ntan

raw

an p

anga

  

  

  

  

  

  

 

 Pe

rsen

tase

dae

rah

rent

an ra

wan

pa

ngan

 18

1614

1210

  

  

  

SP5

Terja

min

nya

Keam

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

Seg

ar

Asa

l Tum

buha

n (P

SAT)

  

  

  

  

  

  

  

 Pe

rsen

tase

PSA

T ya

ng m

emen

uhi

Syar

at K

eam

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

 85

8585

8585

  

  

  

SP6

Men

ingk

atny

a ku

alita

s ko

nsum

si p

anga

  

  

  

  

  

  

  

Kons

umsi

Say

ur d

an B

uah

gr/k

apita

/har

i24

4,3 

 26

0,20

273,

2028

6,90

301,3

031

6,30

  

  

  

 Ko

nsum

i dag

ing

kg/k

apita

/ta

hun

13,2

 13

,50

13,8

014

,1014

,40

14,7

  

  

  

Kons

umsi

pro

tein

asa

l ter

nak

gr/k

apita

/har

i10

,9 

10,6

510

,75

10,8

510

,94

11,04

  

  

  

SP7

Terw

ujud

nya

Biro

kras

i Bad

an K

etah

anan

Pan

gan

yang

Efe

ktif,

Efi

sien

, dan

Ber

orie

ntas

i pad

a La

yana

n Pr

ima

  

  

  

  

  

  

  

 N

ilai P

MPR

B B

adan

Ket

ahan

an

Pang

anN

ilai

 23,

18 

34,0

734

,32

34,5

834

,84

35,12

  

  

  

SP8

Terk

elol

anya

Ang

gara

n B

adan

Ket

ahan

an y

ang

Aku

ntab

el d

an B

erku

alita

  

  

  

  

  

  

 

 N

ilai K

iner

ja A

ngga

ran

Bad

an

Keta

hana

n Pa

ngan

Nila

i89

,43

 89

,44

89,4

589

,46

89,4

789

,48

  

  

  

Peng

emba

ngan

Sis

tem

Dis

trib

usi d

an S

tabi

litas

Har

ga

Pang

an 

  

  

  

 13

4.13

0,43

884

.400

,000

424.

315,

000

542.

796,

000

654.

716,

000

Pus

at D

istr

ibus

i dan

Ca

dang

an P

anga

n

SK1

   

Stab

ilisa

si p

asok

an d

an h

arga

pan

gan

  

Pusa

  

  

  

  

  

 Pe

ning

kata

n vo

lum

e ba

han

pang

an

yang

did

istr

ibus

ikan

/dis

alur

kan

mel

alui

PM

T/TT

IC d

an T

MT/

TTI

Ton

  

39.

912

40.

000

41.5

00

43.

000

44.

500

  

  

  

 Ti

ngka

t kep

uasa

n pe

nggu

na

terh

adap

dat

a/in

form

asi p

asok

an

dan

harg

a pa

ngan

Skal

a Li

kert

(1-

4) 

 3

3,1

3,2

3,3

3,4

0,22

%3,

61%

3,49

%3,

37%

  

SK2  

Peng

uata

n ca

dang

an p

anga

n  

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

 Pe

ning

kata

n ju

mla

h Pe

mda

pe

nyel

engg

ara

Cada

ngan

Pan

gan

Pem

erin

tah

Dae

rah

(CPP

D) K

ab/K

ota

 10

1010

1010

  

  

  

Stab

ilita

s pa

soka

n da

n ha

rga

pang

an   

Uni

Dae

rah

1157

00

00

  

  

  

  

Terb

inan

ya le

mba

ga d

istr

ibus

i pa

ngan

Uni

 85

70

00

  

  

 

  

Terb

inan

ya lu

mbu

ng p

anga

n m

asya

raka

tU

nit

  

300

00

00

  

  

  

- Pen

gem

bang

an U

saha

Pan

gan

Mas

yara

kat

Uni

Dae

rah

857

00

00

  

  

  

- Lum

bung

Pan

gan

Mas

yara

kat

Uni

Dae

rah

300

00

00

  

  

  

Laya

nan

Stab

ilisa

si H

arga

kom

odita

s pa

ngan

str

ateg

is d

i tin

gkat

Pro

duse

n da

n Ko

nsum

enLo

kasi

 Pu

sat,

Dae

rah

3535

3535

  

  

 

  

Ters

edia

nya

info

rmas

i dis

trib

usi,

harg

a da

n ca

dang

an p

anga

nLo

kasi

  

3535

3535

  

  

 

Peng

emba

ngan

Ket

erse

diaa

n da

n Pe

nang

anan

Raw

an

Pang

an 

  

  

  

 42

.879

,809

118.

539,

544

129.

683,

000

129.

455,

000

182.

997,

000

Pus

at K

eter

sedi

aan

dan

Kera

wan

an P

anga

n

SK1

 

Men

ingk

atny

a Ke

ters

edia

an P

anga

n Lo

kal S

umbe

r Ka

rboh

idra

t Non

Ber

as 

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

 Pe

ning

kata

n Pr

oduk

si P

anga

n Lo

kal

Sum

ber K

arbo

hidr

at N

on B

eras

(Ubi

Ka

yu, S

agu,

Ken

tang

, Pis

ang)

 6,

8818

,1318

,1318

,1318

,13 

  

  

 

SK2  

Men

urun

nya

daer

ah re

ntan

raw

an p

anga

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

 Pe

rsen

tase

dae

rah

rent

an ra

wan

pa

ngan

 18

1614

1210

  

  

  

SK3  

Men

urun

nya

jum

lah

wila

yah

deng

an a

kses

pan

gan

rend

ah 

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

 Pe

nuru

nan

jum

lah

wila

yah

deng

an

akse

s pa

ngan

rend

ah%

  

11

11

  

  

 

Peng

emba

ngan

Kor

pora

si U

saha

tani

Loka

si 

Pusa

t, D

aera

h22

874

974

974

974

  

  

  

 Te

rben

tukn

ya k

orpo

rasi

usa

ha ta

niLo

kasi

  

130

00

  

  

  

 Te

rbin

anya

per

tani

an k

elua

rga

Loka

si 

 80

200

200

200

200

  

  

  

  

Ters

edia

nya

Peta

Ket

ahan

an d

an

Kere

ntan

an P

anga

nLo

kasi

  

135

549

549

549

549

  

  

  

- Pen

gem

bang

an K

orpo

rasi

Usa

hata

niLo

kasi

 D

aera

h93

200

200

200

200

  

  

  

- Ana

lisis

Ket

erse

diaa

n Pa

ngan

Wila

yah

Loka

si 

Pusa

t, D

aera

h13

554

954

954

954

  

  

 

Pem

anta

uan

stok

, aks

es d

an k

eraw

anan

pan

gan

Loka

si 

Pusa

t, D

aera

h35

3535

3535

  

  

  

  

Terla

ksan

anya

Pem

anta

uan

stok

, ak

ses

dan

kera

wan

an p

anga

nLo

kasi

  

Pusa

t, D

aera

h35

3535

35 

  

  

 

Peng

emba

ngan

Pen

gane

kara

gam

an K

onsu

msi

dan

Ke

aman

an P

anga

  

  

  

 20

6.87

0,67

045

0.39

4,98

540

6.75

5,00

044

5.35

4,00

054

4.66

0,00

0 P

usat

Pen

gane

kara

gam

an

Kons

umsi

dan

Kea

man

an

Pang

an

SK1

 

Terja

min

nya

Keam

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

Seg

ar

Asa

l Tum

buha

n (P

SAT)

  

Pusa

  

  

  

  

  

 Pe

rsen

tase

PSA

T ya

ng m

emen

uhi

Syar

at K

eam

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

 85

8585

8585

  

  

  

SK2      

Men

ingk

atny

a ku

alita

s ko

nsum

si p

anga

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

 Ko

nsum

si S

ayur

dan

Bua

hgr

/kap

ita/h

ari

244,

3  

260,

227

3,2

286,

930

1,331

6,3

  

  

  

 Ko

nsum

i dag

ing

kg/k

apita

/ta

hun

13,2

 13

,513

,814

,114

,414

,7 

  

  

 

 Ko

nsum

si p

rote

in a

sal t

erna

kgr

/kap

ita/h

ari

10,9

 10

,65

10,7

510

,85

10,9

411,

04 

  

  

 

Pem

anta

pan

Keta

hana

n Pa

ngan

Rum

ah T

angg

aKe

lom

pok

 D

aera

h39

6145

0045

0045

0045

00 

  

  

 

  

Terb

inan

ya k

elom

pok

pem

anfa

atan

pe

kara

ngan

Kelo

mpo

 39

6145

0045

0045

00 

  

  

  

- Pem

anfa

atan

Pek

aran

gan 

Kelo

mpo

Dae

rah

3961

4500

4500

4500

4500

  

  

  

Peni

ngka

tan

Div

ersi

fikas

i dan

Kua

litas

Kon

sum

si P

anga

nLo

kasi

 D

aera

h34

3434

3434

  

  

  

  

Jum

lah

loka

si p

enge

mba

ngan

di

vers

ifika

si p

anga

nLo

kasi

 D

aera

h34

3434

3434

  

  

  

- Pen

gem

bang

an In

dust

ri Pa

ngan

Lok

alLo

kasi

 D

aera

h34

3434

3434

  

  

  

Pen

gaw

asan

Kea

man

an d

an M

utu

Pang

an S

egar

Loka

si 

Pusa

t, D

aera

h35

3535

3535

  

  

  

  

Jum

lah

loka

si p

enga

was

an

keam

anan

dan

mut

u pa

ngan

seg

arLo

kasi

  

3535

3535

35 

  

  

 

- Pen

guat

an K

eam

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

Seg

arLo

kasi

 Pu

sat,

Dae

rah

3535

3535

35 

  

  

 

Perc

epat

an p

enga

neka

raga

man

kon

sum

si p

anga

nLo

kasi

 Pu

sat,

Dae

rah

3535

3535

35 

  

  

 

  

Terc

ipta

nya

pola

kon

sum

si p

anga

n m

asya

raka

t yan

g B

2SA

Loka

si 

 35

3535

3535

  

  

  

Duk

unga

n M

anaj

emen

dan

Tek

nis

Lain

nya

Bad

an

Keta

hana

n Pa

ngan

  

  

  

  

92.0

22,2

9911

3.66

6,71

711

8.61

9,00

012

4.54

5,00

013

0.77

7,00

0 S

ekre

taria

t Bad

an

Keta

hana

n Pa

ngan

 Te

rwuj

udny

a B

irokr

asi B

adan

Ket

ahan

an P

anga

n ya

ng E

fekt

if, E

fisi

en, d

an B

eror

ient

asi p

ada

Laya

nan

Prim

a  

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

  

Nila

i PM

PRB

Bad

an K

etah

anan

Pa

ngan

Nila

i 2

3,18

 34

,07

34,3

234

,58

34,8

435

,12 

  

  

 

 Te

rkel

olan

ya A

ngga

ran

Bad

an K

etah

anan

yan

g A

kunt

abel

dan

Ber

kual

itas

  

Pusa

  

  

  

  

  

  

Nila

i Kin

erja

Ang

gara

n B

adan

Ke

taha

nan

Pang

anN

ilai

89,4

89,4

489

,45

89,4

689

,47

89,4

  

  

 

 M

enin

gkat

nya

kual

itas

laya

nan

Sekr

etar

iat B

adan

Ke

taha

nan

Pang

an 

 Pu

sat

  

  

  

  

  

 

  

Ting

kat k

epua

san

unit

kerja

ese

lon

II,III

dan

IV te

rhad

ap la

yana

n Se

kret

aria

t Bad

an K

etah

anan

Pa

ngan

Skal

a Li

kert

(1-

4) 

 3,

013,

023,

033,

043,

05 

  

  

 

Laya

nan

Duk

unga

n M

anaj

emen

Ese

lon

ILa

yana

Pusa

t, D

aera

h1

11

11

  

  

  

  

Inde

ks k

epua

san

peng

guna

laya

nan

kese

kret

aria

tan

Esel

on I

Inde

ks 

 4

44

44

  

  

  

Lay

anan

Sar

ana

dan

Pras

aran

a In

tern

alLa

yana

Pusa

t1

11

11

  

  

  

  

Jum

lah

Peng

adaa

n ke

ndar

aan

berm

otor

= x

x un

itU

nit

  

33

33

  

  

 

  

Jum

lah

Peng

adaa

n pe

rang

kat

peng

olah

dat

a da

n ko

mun

ikas

i =

xx u

nit

Uni

 13

1313

1313

  

  

  

  

Luas

Pem

bang

unan

/ ren

ovas

i ge

dung

dan

ban

guna

n =

xx m

2M

 10

310

310

310

310

  

  

 

Laya

nan

Perk

anto

ran

Laya

nan

 Pu

sat

11

11

  

  

 

  

Real

isas

i pem

baya

ran

Gaj

i dan

Tu

njan

gan

= xx

%%

  

9090

9090

90 

  

  

 

  

Real

isas

i pen

yedi

aan

laya

nan

oper

asio

nal d

an p

emel

ihar

aan

kant

or =

xx%

 90

9090

9090

  

  

  

Page 21: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

41Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia40 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

KelompokPangan

Gram/Kapita/Hari Kg/Kapita/Tahun Ton/Tahun

2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

PADI-PADIAN

Beras 256.4 249.0 241.8 234.6 227.4 93.6 90.9 88.2 85.6 83.0 25,363,826 24,903,788 24,427,378 23,934,899 23,426,645

Jagung 6.0 7.4 8.5 9.9 11.2 2.2 2.7 3.1 3.6 4.1 596,346 739,758 858,149 1,006,479 1,157,211

Terigu 48.0 46.7 45.3 44.0 42.6 17.5 17.0 16.5 16.0 15.6 4,753,338 4,667,124 4,577,842 4,485,548 4,390,298

UMBI-UMBIAN

Singkong 28.2 32.4 36.7 40.8 45.0 10.3 11.8 13.4 14.9 16.4 2,792,124 3,245,118 3,703,782 4,167,745 4,636,612

Ubi Jalar 11.3 13.0 14.7 16.4 18.1eee 4.1 4.8 5.4 6.0 6.6 1,119,995 1,301,702 1,485,685 1,671,792 1,859,867

Kentang 9.4 10.8 12.2 13.6 15.0 3.4 3.9 4.5 5.0 5.5 928,976 1,079,693 1,232,297 1,386,664 1,542,662

Sagu 1.9 3.0 4.1 5.2 6.3 0.7 1.1 1.5 1.9 2.3 189,746 301,383 415,233 531,197 649,167

Umbi Lainnya 1.9 2.2 2.4 2.7 3.0 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 185,489 215,583 246,054 276,876 308,024

PANGAN HEWANI

Daging ruminansia 10.6 10.6 10.6 10.7 10.7 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 1,045,983 1,060,429 1,074,696 1,088,769 1,102,632

Daging unggas 20.9 20.9 21.0 21.1 21.1 7.6 7.6 7.7 7.7 7.7 2,065,296 2,093,819 2,121,989 2,149,776 2,177,149

Telur 20.0 20.1 20.1 20.2 20.3 7.3 7.3 7.4 7.4 7.4 1,980,666 2,008,021 2,035,037 2,061,685 2,087,936

Susu 8.2 8.3 8.3 8.3 8.3 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 815,414 826,676 837,798 848,769 859,576

Ikan 59.6 59.8 59.9 60.1 60.3 21.7 21.8 21.9 21.9 22.0 5,894,132 5,975,536 6,055,930 6,135,231 6,213,350

MINYAK DAN LEMAK

Minyak Kelapa 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.6 185,931 184,718 183,417 182,028 180,553

Minyak Sawit 24.1 23.7 23.3 22.9 22.5 8.8 8.6 8.5 8.3 8.2 2,384,258 2,368,704 2,352,022 2,334,219 2,315,297

Minyak Lainnya 1.0 1.0 0.9 0.9 0.9 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 95,939 95,314 94,642 93,926 93,165

BUAH/BIJI BERMINYAK

Kelapa 4.0 4.8 5.5 6.3 7.1 1.5 1.7 2.0 2.3 2.6 397,532 478,568 560,657 643,732 727,724

Kemiri 0.8 0.9 1.1 1.2 1.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 75,938 91,418 107,099 122,969 139,013

KACANG-KACANGAN

Kedele 26.4 28.6 30.8 33.0 35.2 9.6 10.5 11.3 12.1 12.9 2,614,714 2,864,400 3,116,808 3,371,729 3,628,941

Kacang Tanah 1.0 1.1 1.2 1.2 1.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 97,510 106,821 116,234 125,741 135,333

Kacang Hijau 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6 129,645 142,025 154,540 167,180 179,933

Kacang lainnya 0.7 0.7 0.8 0.9 0.9 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 67,369 73,802 80,305 86,873 93,500

GULA

Gula Pasir 19.8 20.6 21.4 22.2 23.0 7.2 7.5 7.8 8.1 8.4 1,954,692 2,057,217 2,160,527 2,264,535 2,369,147

Gula Merah 1.8 1.9 1.9 2.0 2.1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 177,618 186,934 196,321 205,772 215,278

SAYUR DAN BUAH

Sayur 155.0 157.4 159.7 162.1 164.5 56.6 57.4 58.3 59.2 60.0 15,334,031 15,736,593 16,139,356 16,541,957 16,943,997

Buah 96.7 98.2 99.7 101.2 102.7 35.3 35.8 36.4 36.9 37.5 9,570,687 9,821,944 10,073,328 10,324,610 10,575,542

LAIN-LAIN

Minuman 104.2 103.9 103.6 103.3 103.1 38.0 37.9 37.8 37.7 37.6 10,314,033 10,393,842 10,470,954 10,545,276 10,616,702

Bumbu 9.5 9.5 9.4 9.4 9.4 3.5 3.5 3.4 3.4 3.4 939,295 946,563 953,585 960,354 966,858

Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa) 271,066,400 273,984,400 276,822,300 279,577,400 282,246,600

Keterangan :1. Proyeksi dengan baseline tahun 2019 (86.4) dan capaian skor PPH per tahun 2020 (90.4); tahun 2021 (91.6); tahun 2022 (92.8); tahun 2023 (94.0) dan tahun 2024 (95.2) sesuai target pada RPJMN 2020-20242. Proyeksi Jumlah Penduduk berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS dan Bappenas (2013)

LAMPIRAN 2SASARAN KONSUMSI PANGAN TAHUN 2020-2024

Kebutuhan Regulasi

Urgensi PembentukanBerdasarkan Evaluasi Regulasi

Unit Penanggung Jawab

Unit Terkait/ TargetPenyelesaianInstitusi

Perpres tentang Strategi

KetahananPangan dan Gizi

Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi (KSPG),

Peraturan Presiden tersebut berlaku untuk jangka waktu tahun 2017-2019

dan selanjutnya KSPG ditetapkan oleh Dewan Ketahanan Pangan untuk

jangka waktu setiap 5 (lima) tahun dan Keputusan Presiden Nomor 5 tentang

Program Penyusunan Peraturan Presiden Tahun 2020 mengamanatkan untuk menyusun Rancangan Peraturan

Presiden tentang Strategi KetahananPangan dan Gizi

BadanKetahanan

Pangan

KementerianSekretariat Negara,

KementerianKoordinator Bidang Perekonomian, dan

Kementerian Hukum dan HAM

2020

LAMPIRAN 3MATRIK KERANGKA REGULASI

Page 22: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

42 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 43Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Page 23: BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN …

44 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia

BADAN KETAHANAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIANREPUBLIK INDONESIA

Jalan Harsono RM No. 3,Ragunan, Pasar Minggu 12550Phone : (021) 7805035, 7805641Fax : (021) 78846536Website : bkp.pertanian.go.id