98
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Audited Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu Tlp. (021) 7806202, Fax. (021) 7800644 Jakarta 12540

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Laporan … · Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan

  • Upload
    vantu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016

Audited

Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu

Tlp. (021) 7806202, Fax. (021)

7800644

Jakarta 12540

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang

dipimpinnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah salah satu

entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu

pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan

Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan

keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan

akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk

meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk

memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Jakarta, 26 April 2017

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Dr. Muhammad Syakir NIP 195811171984031001

DAFTAR ISI

TAR ISI

Kata Pengantar x

Daftar Isi x

Pernyataan Tanggung Jawab x

Ringkasan x

I. Laporan Realisasi Anggaran x

II. Neraca x

III. Laporan Operasional x

IV. Laporan Perubahan Ekuitas x

V. Catatan atas Laporan Keuangan x

A. Penjelasan Umum x

B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran x

C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca x

D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional x

E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas x

F. Pengungkapan Penting Lainnya x

VI. Lampiran dan Daftar x

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Penggabungan Laporan Keuangan Badan Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan tingkat Eselon I selaku UAPPA-E1 yang terdiri dari: (a) Laporan

Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan

Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab

kami, sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan

Kerja merupakan tanggungjawab UAKPA.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem

pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi

pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta, 26 April 2017

Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Dr. Muhammad Syakir NIP 195811171984031001

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun

2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di

lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara

anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-

LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember

2016.

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan

Negara Bukan Pajak sebesar Rp42,327,973,014.00 atau mencapai 161%

dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp26,273,365,000.00

Realisasi Belanja Negara gpada TA 2016 adalah sebesar

Rp1,785,377,747,594.00 atau mencapai 93% dari alokasi anggaran

sebesar Rp1,925,538,138,000.00

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016. Nilai Aset per 31

Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp8,215,821,291,452.00

yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp122,193,894,525.00; Aset Tetap

sebesar Rp8,063,941,867,992.00; Piutang Jangka Panjang sebesar

Rp793,843,869.00; dan Aset Lainnya sebesar Rp28,891,685,066.00.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp1,656,039,388.00

dan Rp8,214,165,252,064.00.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan

surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp36,787,631,036.00, sedangkan jumlah beban adalah sebesar

Rp1,794,804,105,010.00 sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional

senilai (Rp1,758,016,473,974.00) Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos

Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp198,779,357,926.00 dan

Defisit Rp0.00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar

(Rp1,569,934,974,895.00).

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar

Rp7,997,208,104,049.00 ditambah Defisit-LO sebesar

(Rp1,559,237,116,048.00) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai

Aset senilai Rp0,00; Koreksi Nilai Persediaan sebesar Rp195,636,000.00;

Selisih Revaluasi Aset senilai Rp216,006,003.00 lalu ditambah dengan

koreksi-koreksi senilai Rp11,768,556,554.00 dan ditambah Transaksi

Antar Entitas sebesar Rp1,763,802,180,626.00 sehingga Ekuitas entitas

pada tanggal 31Desember 2016 adalah senilai Rp8,214,165,252,064.00.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang

penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang

disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK

adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar

Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir

sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan

berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan

Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan

dengan menggunakan basis akrual.

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan 31 Desember 2015

Anggaran Realisasi % Realisasi

PENDAPATAN

Penerimaan Negara Bukan

PajakB.1 26.273.365.000,00 42.327.973.014,00 161,11 31.182.068.831,00

Jumlah Pendapatan 26.273.365.000,00 42.327.973.014,00 161,11 31.182.068.831,00

BELANJA B.2

Belanja Operasi

Belanja Pegaw ai B.2.1 550.251.230.000,00 534.930.605.344,00 97,22 520.493.064.361,00

Belanja Barang B.2.2 1.017.364.087.000,00 915.132.118.509,00 89,95 951.743.850.879,00

Jumlah Belanja Operasi 1.567.615.317.000,00 1.450.062.723.853,00 92,50 1.472.236.915.240,00

Belanja Modal

Belanja Modal Tanah B.2.3 650.200.000,00 649.700.000,00 99,92 1.143.818.000,00

Belanja Modal Peralatan dan

MesinB.2.4 175.922.595.000,00 168.066.409.187,00 95,53 156.132.608.027,00

Belanja Modal Gedung dan

Bangunan

B.2.5 161.969.834.000,00 149.443.976.833,00 92,27 151.531.801.807,00

Belanja Modal Jalan,

Jembatan dan IrigasiB.2.6 17.025.711.000,00 14.847.187.125,00 87,20 21.499.785.114,00

Belanja Modal Lainnya B.2.7 2.354.481.000,00 2.307.750.596,00 98,02 4.131.488.090,00

Jumlah Belanja Modal 357.922.821.000,00 335.315.023.741,00 93,68 334.439.501.038,00

Jumlah Belanja 1.925.538.138.000,00 1.785.377.747.594,00 92,72 1.806.676.416.278,00

31 Desember 2016

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan

II. NERACA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

NERACA

PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015

ASET

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 29.007.389,00 54.350.000,00

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 215.045.000,00 21.708.002,00

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 1.011.794.684,00 9.890.171.376,00

Pendapatan yang Masih Harus Diterima 825.175.000,00 985.852.000,00

Piutang Bukan Pajak C.1.4 160.446.866,00 26.584.000,00

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.5 (802.234,00) (132.920,00)

Bagian Lancar Tagihan TP / TGR C.1.6 1.334.678.051,00 639.372.636,00

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lacar TP/TGR C.1.7 (268.458.646,00) (522.490.420,00)

Persediaan C.1.8 118.887.008.415,00 108.982.978.995,00

Jumlah Aset Lancar 122.193.894.525,00 120.078.393.669,00

Tanah C.2.1 6.416.726.407.738,00 6.401.052.742.360,00

Peralatan dan Mesin C.2.2 1.234.762.105.985,00 1.065.326.067.118,00

Gedung dan Bangunan C.2.3 1.373.605.987.354,00 1.188.311.031.602,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 193.371.077.869,00 172.281.884.647,00

Aset Tetap Lainnya C.2.5 38.043.926.430,00 36.526.763.070,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 15.545.322.779,00 61.432.895.574,00

Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin C.2.7 (780.368.711.724,00) (650.835.067.761,00)

Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan C.2.7 (332.994.403.252,00) (312.424.774.830,00)

Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.7 (94.542.799.437,00) (85.968.138.164,00)

Akumulasi Aset Tetap Lainnya (207.045.750,00) (286.045.750,00)

Jumlah Aset Tetap 8.063.941.867.992,00 7.875.417.357.866,00

Piutang Tagihan TP/TGR C.2.8 863.382.665,00 203.600.000,00

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – TP / TGR C.2.9 (69.538.796,00) (1.018.000,00)

Jumlah Piutang Jangka Panjang 793.843.869,00 202.582.000,00

Aset Tak Berw ujud C.3.1 30.475.212.741,00 8.386.125.879,00

Aset Lain-lain C.3.2 22.125.783.252,00 17.152.765.275,00

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya C.3.3 (23.709.310.927,00) (12.755.612.380,00)

Jumlah Aset Lainnya 28.891.685.066,00 12.783.278.774,00

Jumlah Aset 8.215.821.291.452,00 8.008.481.612.309,00

Aset Lancar

Aset Tetap

Piutang Jangka Panjang

Aset Lainnya

Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015

Utang kepada Pihak Ketiga C.4.1 866.495.760,00 11.041.534.677,00

Hibah belum disahkan - -

Utang Kelebihan pembayaran Pendapatan 1.000.000,00 -

Pendapatan Diterima Dimuka C.4.2 759.536.239,00 140.381.383,00

Uang Muka dari KPPN C.4.3 29.007.389,00 54.350.000,00

Utang Jangka Pendek Lainnya C.4.4 - 37.242.200,00

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.656.039.388,00 11.273.508.260,00

Jumlah Kewajiban 1.656.039.388,00 11.273.508.260,00

Ekuitas C.5.1 8.214.165.252.064,00 7.997.208.104.049,00

Jumlah Ekuitas 8.214.165.252.064,00 7.997.208.104.049,00

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.215.821.291.452,00 8.008.481.612.309,00

Kewajiban Jangka Pendek

Ekuitas

KEWAJIBAN

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan

III. LAPORAN OPERASIONAL

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015

KEGIATAN OPERASIONAL

Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 36.787.631.036,00 28.727.653.327,00

JUMLAH PENDAPATAN 36.787.631.036,00 28.727.653.327,00

Beban Pegaw ai D.2 534.903.801.049,00 520.309.175.484,00

Beban Persediaan D.3 315.310.848.349,00 239.603.336.848,00

Beban Barang dan Jasa D.4 379.486.381.225,00 386.598.808.913,00

Beban Pemeliharaan D.5 69.209.171.244,00 67.043.737.322,00

Beban Perjalanan Dinas D.6 263.602.078.652,00 224.773.115.510,00

Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat D.7 45.079.652.428,00 4.805.650.546,00

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 187.174.189.573,00 158.822.840.476,00

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 37.982.490,00 211.299.851,00

JUMLAH BEBAN 1.794.804.105.010,00 1.602.167.964.950,00

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL (1.758.016.473.974,00) (1.573.440.311.623,00)

KEGIATAN NON OPERASIONAL

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.9 339.356.400,00 200.710.600,00

Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.9 1.511.703.851,00 1.457.875.552,00

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.9 239.729.820.779,00 16.821.365.537,00

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.9 39.778.115.402,00 604.078.900,00

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 198.779.357.926,00 14.960.121.685,00

SURPLUS/DEFISIT - LO (1.559.237.116.048,00) (1.558.480.189.938,00)

PENDAPATAN

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan

I. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

AUDITED

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015

EKUITAS AWAL E.1 7,997,208,104,049.00 7,615,716,657,414.00

SURPLUS/DEFISIT-LO E.2 (1,559,237,116,048.00) (1,558,480,189,938.00)

PENYESUAIAN NILAI ASET E.3 - 65,452,887,963.00

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN

AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

Koreksi Nilai Persediaan E.4 195,636,000.00 (1,259,455,605.00)

Selisih Revaluasi Aset Tetap 216,006,003.00 71,806,819,542.00

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi 11,768,556,554.00 14,519,463,680.00

Lain –lain 211,884,880.00 (657,372,147.00)

Transaksi Antar Entitas E.5 1,763,802,180,626.00 1,790,109,293,140.00

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 216,957,184,015.00 381,491,446,635.00

EKUITAS AKHIR 8,214,165,288,064.00 7,997,208,104,049.00

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Dasar Hukum

Entitas dan

Rencana

Strategis

Posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) saat ini adalah sebagai leading institution dalam

pembangunan pertanian di Indonesia menuju Modern

Agriculture, yang ditandai dengan pengembangan inovasi

pertanian yang responsif terhadap dinamika iklim berbasis

biosains, bioenjinering dan aplikasi IT dengan memanfaatkan

advance techonology (teknologi nano, bioteknologi, iradiasi,

bioinformatika dan bioprosesing). Posisi ini akan semakin

strategis dalam mendukung pembangunan pertanian nasional

dengan adanya koordinasi dan dukungan intensif lintas

sektoral. Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian

menyatakan “Kementerian Pertanian tidak akan mampu

mengatasi masalah pembangunan pertanian sendirian. Ini

karena rentang kendali dan kontribusi Kementerian Pertanian

dalam pembangunan pertanian hanya sekitar 20 persen,

sisanya tergantung pada sektor lain”.

Berbagai peluang dan tantangan dalam dinamisasi lingkungan

strategis pembangunan pertanian nasional harus disikapi oleh

Balitbangtan dengan mengoptimalkan kekuatan internal dan

peluang yang ada serta mengubah tantangan yang dihadapi

menjadi peluang. Dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) dalam berbagai bidang, yang didukung oleh sistem dan

teknologi informasi yang juga berkembang sangat pesat

memberikan peluang bagi pengembanganinovasi pertanian di

masa yang akan datang. Mengacu pada batasan yang dibuat

Okyere et al (2008) pengertian inovasi pertanian meliputi

teknologi, organisasi atau kelembagaan, serta kebijakan.

Tantangan degradasi sumberdaya alam akibat sistem ekonomi

moderen, mendorong masyarakat global mengembangkan

konsep Ekonomi Biru (blue economy) sebagai jawaban

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

pembangunan ekonomi masa depan. Ekonomi Biru,

merupakan koreksi dan pengayaan terhadap Ekonomi Hijau

(green economy) dengan semboyan “Blue Sky – Blue Ocean” di

mana beberapa kondisi dapat dioptimumkan, yaitu ekonomi

tumbuh, rakyat sejahtera, namun langit dan laut tetap biru.

Prinsip utama Ekonomi Biru adalah proses produksi dari

semua bahan baku yang berasal dari alam semesta dan

mengikuti dinamika dan cara alam bekerja. Salah satu

implementasi dari konsep Ekonomi Biru tersebut pada sektor

pertanian, adalah pengembangan sisten pertanian bioindustri.

Fakta mengenai perbaikan kualitas kehidupan masyarakat

Indonesia, yang ditandai dengan peningkatan Human

Development Index (HDI) dari peringkat 124 menjadi 121

selama tahun 2012-2013, serta penambahan jumlah kelas

menengah yang diperkirakan akanmencapai 85 juta jiwa pada

tahun 2020, merupakan tantangan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat, terutama pangan. Kebutuhan pangan

tersebut diperkirakan akan terus meningkat, tidak saja dari

sisi jumlah, tetapi juga dari sisi kualitas yang semakin tinggi

dan beragam. Sementara itu, tuntutan masyarakat terhadap

produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan serta

berkembangnya energi berbasis biomassa, akan makin

memperketat persaingan dalam pemanfaatan produk-produk

pertanian.

Dari sisi pasokan pangan beberapa indikator yang merupakan

tantangan bagi Indonesia adalah adanya fragmentasi lahan

yang menyebabkan rata-rata kepemilikan lahan usahatani

petani semakin sempit, yaitu kurang dari 0,25 ha per rumah

tangga petani atau kurang 360 m2/kapita. Sementara itu,

secara nasional luas total lahan pertanian 10 tahun terakhir

relatif tetap, bahkan cenderung semakin berkurang, terutama

lahan untuk pangan. Hal tersebut terkait dengan alih fungsi

lahan semakin tidak terkendali akibat persaingan

pemanfaatan lahan untuk berbagai penggunaan.

Berdasarkan pelaku utama kegiatan pertanian, terutama

jumlah petani yang bekerja dan menggantungkan hidupnya

dari kegiatan pertanian, terjadi penurunan yang cukup tajam

dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan data

Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga pertanian

menurun sebesar 5,10 juta, yaitu dari 31,24 juta rumah

tangga tahun 2003 menjadi 26,14 juta rumah tangga pada

tahun 2013. Penurunan ini umumnya terjadi pada petani

gurem atau petani yang mengusahakan lahan kurang dari 0,5

hektar, yang berkurang 4,77 rumah tangga.

Dari sisi kebijakan yang saat ini sangat ditentukan oleh

dinamika lembaga legislatif, baik di pusat maupun daerah,

keterwakilan atau posisi rebut tawar petani untuk

menentukan politik pertanian dalam penyediaan dan

aksesibilitas sumberdaya dan dana masih lemah. Ketiadaan

organisasi petani yang kuat dan semakin sulitnya menemukan

petani yang militan dalam memperjuangkan haknya, kurang

mendukung perjuangan petani untuk mendapat dukungan

dalam kebijakan di tingkat pusat dan daerah.

Saat ini dari total Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara

(APBN), hanya sekitar 9% yang masih dapat digunakan

pemerintah untuk berbagai penggunaan termasuk untuk dana

riset, sementara 91% telah dialokasikan sebagai pengeluaran

tetap yang antara lain terdiri dari pendidikan, kesehatan dan

lainnya. Upaya penetapan besaran dana riset sebesar 1% dari

APBN belum sepenuhnya mendapat dukungan. Kerjasama

dengan berbagai pihak utamanya swasta, sudah harus

mendapat perhatian serius, sehingga porsi anggaran riset dari

pemerintah akan semakin mengecil sementara peran swasta

akan semakin dominan.

Pendekatan

Penyusunan

Laporan

Keuangan

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang

mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Laporan Keuangan

ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu

serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran

sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi

keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Tahun 2016 ini merupakan laporan konsolidasi dari

seluruh jenjang struktural di bawah Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian yang meliputi wilayah serta satuan

kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.

Jumlah entitas akuntansi di lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian adalah 66 satuan kerja. Rincian

entitas tersebut tersaji sebagai berikut:

Rekapitulasi Jumlah Entitas UAPPA-E1

No Kode

Es I Uraian Satker

Jumlah Jenis Kewenangan

Jumlah

Satker KP KD DK TP

M TM M TM M TM M TM

1 01809 Sekr. Badan Litbang

kantor Pusat

1

- - - - - - - 1

2 01809 Puslitbanghorti 1 1

3 01809 BPTP Jakarta 1 1

4 01809 Balitsa 1 1

5 01809 Biogen 1 1

6 01809 Balitpa 1 1

7 01809 BBSDL 1 1

8 01809 Veteriner 1 1

9 01809 Balitnak 1 1

10 01809 Puslitbangbun 1 1

11 01809 Balitro 1 1

12 01809 Pustaka 1 1

13 01809 Balithi 1 1

14 01809 Puslitbangtan 1 1

15 01809 Puslitbangnak 1 1

16 01809 Balitri 1 1

17 01809 PSEKP 1 1

18 01809 BPATP 1 1

19 01809 BPTP Jawa Barat 1 1

20 01809 Pascapanen 1 1

21 01809 BBP2TP 1 1

22 01809 Balittanah 1 1

23 01809 Balitklimat 1 1

24 01809 Balingtan 1 1

25 01809 BPTP Jateng 1 1

26 01809 BPTP Yogyakarta 1 1

27 01809 Balittas 1 1

28 01809 Balitkabi 1 1

29 01809 BPTP Jawa Timur 1 1

30 01809 Balitjestro 1 1

31 01809 Sapi Potong 1 1

32 01809 BPTP NAD 1 1

33 01809 BPTP Sumut 1 1

34 01809 Kambing Potong 1 1

35 01809 Balitbu 1 1

36 01809 BPTP Sumbar 1 1

37 01809 BPTP Riau 1 1

38 01809 BPTP Jambi 1 1

39 01809 BPTP Sumsel 1 1

40 01809 BPTP Lampung 1 1

41 01809 BPTP Kalbar 1 1

42 01809 BPTP Kalteng 1 1

43 01809 Balitra 1 1

44 01809 BPTP Kalsel 1 1

45 01809 BPTP Kaltim 1 1

46 01809 Balit Palma 1 1

47 01809 BPTP Sulut 1 1

48 01809 BPTP Sulteng 1 1

49 01809 Balitsereal 1 1

50 01809 BPTP Sulsel 1 1

51 01809 Loka Tungro 1 1

52 01809 BPTP Sultra 1 1

53 01809 BPTP Maluku 1 1

54 01809 BPTP Bali 1 1

55 01809 BPTP NTB 1 1

56 01809 BPTP NTT 1 1

57 01809 BPTP Papua 1 1

58 01809 BPTP Bengkulu 1 1

59 01809 BPTP Malut 1 1

60 01809 BPTP Banten 1 1

61 01809 Mektan 1 1

62 01809 BPTP Babel 1 1

63 01809 BPTP Gorontalo 1 1

64 01809 LPTP Kepri 1 1

65 01809 BPTP Papua Barat 1 1

66 01809 LPTP Sulbar 1 1

Jumlah 1 - 65 - - - - - 66

Basis

Akuntansi

A.3. Basis Akuntansi

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menerapkan

basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca,

Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis

akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh

transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan

peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau dibayarkan.

Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas untuk

disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis kas adalah

basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi

atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima

atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Dasar

Pengukuran

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk

mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan

keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam penyusunan

dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan

menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya

ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan

untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar

nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah

untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata

uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing

ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah.

Kebijakan

Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016

telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar,

konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik

spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan

akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini

adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang merupakan

entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Di samping itu,

dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan

pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan

dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian adalah sebagai berikut:

Pendapatan-

LRA

(1) Pendapatan-LRA

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada

Kas Umum Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan

azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan

bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber

pendapatan.

Pendapatan-LO

(2) Pendapatan-LO

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu

adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara

khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai

berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah

pelatihan selesai dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara

proporsional antara nilai dan periode waktu

sewa.

o Pendapatan Denda diakui pada saat

dikeluarkannya surat keputusan denda atau

dokumen lain yang dipersamakan

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan

azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan

bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber

pendapatan.

Belanja (3) Belanja

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari

KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat

pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut

disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis

belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan

organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban

(4) Beban

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban;

terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan

manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis

belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan

organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan

Aset Lainnya.

Aset Lancar

(6) Aset Lancar

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai

nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di

neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank

Indonesia pada tanggal neraca.

Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai

berikut:

o Piutang yang timbul dari Tuntutan

Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah

timbul hak yang didukung dengan Surat

Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau

telah dikeluarkannya surat keputusan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap.

o Piutang yang timbul dari perikatan diakui

apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan

hak tagih dan didukung dengan naskah

perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban

secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan

andal.

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat

direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan

dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.

Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang

yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya

penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan

penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas

Piutang

Uraian

Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan

s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang

Lancar

Satu bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan

Pertama tidak dilakukan

pelunasan

10%

Diragukan

Satu bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan

Kedua tidak dilakukan

pelunasan

50%

Macet

1. Satu bulan terhitung

sejak tanggal Surat

Tagihan Ketiga tidak

dilakukan pelunasan

100%

2. Piutang telah diserahkan

kepada Panitia Urusan

Piutang Negara/DJKN

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti

Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar

TPA/TGR.

Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi

fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh

dengan pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiri;

harga wajar atau estimasi nilai penjualannya

apabila diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap

(7) Aset Tetap

Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan

atau harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan

minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin

dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan

atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang

nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000

(sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan

nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas,

diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran

untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap

lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang

bercorak kesenian.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan

operasional pemerintah yang disebabkan antara lain

karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan

kebutuhan organisasi yang makin berkembang,

rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata

ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah

berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos

Aset Lainnya.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan

penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat

ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan di bidang

pengelolaan BMN/BMD

Penyusutan

Aset Tetap

(8) Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan

manfaat dari suatu aset tetap.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah;

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan

dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak

berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada

Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset

Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa

memperhitungkan adanya nilai residu.

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan

menggunakan metode garis lurus yaitu dengan

mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset

Tetap secara merata setiap semester selama Masa

Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan

berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam

Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset

Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum

tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik

Modern) 4 tahun

Piutang Jangka

Panjang

(9) Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang

diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka

waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal

pelaporan.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan

disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan

Aset Lainnya

(10) Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset

lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang.

Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak

berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh

tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama

dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang

dibatasi penggunaannya.

Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan aset yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta

dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan

barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan

lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai

tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah

dikurangi akumulasi amortisasi.

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas

dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa

nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat

tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan

dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan

Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat

Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara

berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah

Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah

sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat

(tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk,

Desain Industri, Rahasia Dagang,

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

10

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran,

Paten Biasa, Perlindungan Varietas

Tanaman Semusim.

20

Hak Cipta Karya Seni Terapan,

Perlindungan Varietas Tanaman

Tahunan

25

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak

Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak

Ekonomi Produser Fonogram.

50

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang

dihentikan dari penggunaan operasional entitas,

disajikan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan.

Kewajiban (11) Kewajiban

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo

dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,

Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di

Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang

Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu

lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi

berlangsung.

Ekuitas (12) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan

kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari

ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Selama periode berjalan, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh

adanya program penghematan belanja pemerintah dan

adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan

situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan

tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja

adalah sebagai berikut:

ANGGARAN ANGGARAN

AWAL SETELAH REVISI

Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan BMN 8,375,537,000 13,357,726,000

Pendapatan Jasa 8,167,869,000 12,913,139,000

Pendapatan Lain-lain 2,500,000 2,500,000

Jumlah Pendapatan 16,545,906,000 26,273,365,000

Belanja

Belanja Pegawai 547,390,329,000 550,251,230,000

Belanja Barang 1,138,787,193,000 1,017,364,087,000

Belanja Modal 367,427,991,000 357,922,821,000

Jumlah Belanja 2,053,605,513,000 1,925,538,138,000

2016

Uraian

Sedangkan apabila dilihat dari Kegiatan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian maka perubahannya adalah sebagai

berikut:

ANGGARAN ANGGARAN

AWAL SETELAH REVISIDukungan Manajemen, Fasiltasi dan

Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan

Kegiatan Litbang Pertanian298.774.492.000 247.332.866.000

Pengembangan Perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian 30.884.016.000 29.721.016.000

Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan 195.269.053.000 163.825.271.000

Penelitian dan Pengembangan

Peternakan 121.220.519.000 120.535.245.000

Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan 141.687.350.000 144.126.346.000

Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Hortikultura 107.566.958.000 118.632.221.000

Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian 40.258.836.000 38.839.352.000

Penelitian dan Perekayasaan dan

Pengembangan Mekanisasi Pertanian 44.651.579.000 40.690.156.000

Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Inovasi Teknologi Pertanian 838.890.083.000 755.780.865.000

Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Lahan Pertanian 127.372.452.000 164.252.168.000

Penelitian dan Pengembangan Pasca

Panen Pertanian 52.672.234.000 38.491.979.000

Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik

Pertanian54.357.941.000 63.310.653.000

Total Belanja 2.053.605.513.000 1.925.538.138.000

KEGIATAN

2016

Realisasi

Pendapatan

Rp42.327.973.01

4,00

B.1 PENDAPATAN

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2016 adalah sebesar Rp42.327.840.250,00 atau

mencapai 161,11 persen dari estimasi pendapatan yang

ditetapkan sebesar Rp26.273.365.000,00. Pendapatan

lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri

dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian

estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN 13.357.726.000 19.792.244.339 148,17

Pendapatan Jasa 12.913.139.000 16.969.492.271 131,41

Pendapatan Hasil

Pengembalian Uang Negara - 3.000.000 #DIV/0!

Pendapatan Iuran dan Denda - 925.814.944 #DIV/0!

Pendapatan Lain-lain 2.500.000 4.637.288.696 185.491,55

Jumlah 26.273.365.000 42.327.840.250 161,11

Uraian

2016

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap realisasi

Pendapatan Negara Bukan Pajak terdapat koreksi senilai

Rp132,674.00 akibat kurang catat terhadap Pendapatan jasa

giro yang sebelumnya dicatat pada satker Pusat Penelitian

Biologi LIPI Bogor seharusnya tercatat pada satker Balai Besar

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian sesuai surat

KPPN Bogor Nomor S-1214/WPB.13/KP.023/2017 tanggal 29

Maret 2017 (Terlampir)

Sehingga Realisasi Pendapatan Badan Litbang Pertanian per

31 Desember 2016 Audited menjadi sebesar

Rp42,327,973,014.00

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN 13.357.726.000 19.792.244.339 148,17

Pendapatan Jasa 12.913.139.000 16.969.625.035 131,41

Pendapatan Hasil Pengembalian

Uang Negara - 3.000.000 #DIV/0!

Pendapatan Iuran dan Denda - 925.814.944 #DIV/0!

Pendapatan Lain-lain 2.500.000 4.637.288.696 185.491,55

Jumlah 26.273.365.000 42.327.973.014 161,11

Uraian

Audited 2016

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Realisasi Pendapatan Jasa TA 2016 mengalami kenaikan

sebesar 35,74% persen dibandingkan TA 2015. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya pelayanan jasa yang

berhubungan dengan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Selain itu, Pendapatan Lain-lain

mengalami kenaikan sebesar 81,06% yang berasal antara lain

dari pendapatan pengembalian belanja pegawai dan belanja

lainnya yang berasal dari tahun anggaran yang lalu.

Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015

URAIAN REALISASI T.A. 2016 REALISASI T.A. 2015NAIK

(TURUN) %

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN 19.792.244.339 16.650.834.247 18,87

Pendapatan Jasa 16.969.625.035 11.534.954.559 47,11

Pendapatan Bunga - 575.321 (100,00)

Pendapatan Hasil Pengembalian

Uang Negara 3.000.000 - #DIV/0!

Pendapatan Iuran dan Denda 925.814.944 434.545.185 113,05

Pendapatan Lain-lain 4.637.288.696 2.561.159.519 81,06

Jumlah 42.327.973.014 31.182.068.831 35,74

Realisasi

Belanja

Rp1.785.377.747.5

94,00

B.2. BELANJA

Realisasi Belanja pada TA 2016 adalah sebesar

Rp1.785.281.223.047,00 atau 92,72% dari anggaran belanja

sebesar Rp1.925.472.723.000,00.1925 Rincian anggaran dan

realisasi belanja TA 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016

ANGGARAN REALISASI

Belanja Pegawai 550.251.230.000 535.527.324.814 97,32

Belanja Barang 1.017.298.672.000 915.579.966.310 90,00

Belanja Modal 357.922.821.000 335.320.722.741 93,69

Total Belanja Kotor 1.925.472.723.000 1.786.428.013.865 92,78

Pengembalian Belanja (1.146.790.818) 0,00

Total Belanja 1.925.472.723.000 1.785.281.223.047 92,72

URAIAN 2016

%

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam

grafik berikut ini:

0

200.000.000.000

400.000.000.000

600.000.000.000

800.000.000.000

1.000.000.000.000

1.200.000.000.000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Anggaran Belanja

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk

Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016

ANGGARAN REALISASI

Dukungan Manajemen, Fasiltasi dan

Instrumen Teknis Dalam

Pelaksanaan Kegiatan Litbang

Pertanian

247,332,866,000

207,909,738,758 Pengembangan Perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian29,721,016,000

28,430,138,704 Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan163,825,271,000

158,441,701,335 Penelitian dan Pengembangan

Peternakan120,535,245,000

114,025,983,345 Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Perkebunan144,126,346,000

138,196,797,575 Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Hortikultura118,566,806,000

112,930,543,478 Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian38,839,352,000

37,075,959,038 Penelitian dan Perekayasaan dan

Pengembangan Mekanisasi

Pertanian

40,690,156,000

37,653,940,690 Pengkajian dan Percepatan

Diseminasi Inovasi Teknologi

Pertanian

755,780,865,000

699,536,072,255 Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Lahan Pertanian164,252,168,000

152,873,780,629 Penelitian dan Pengembangan

Pasca Panen Pertanian38,491,979,000

37,744,145,422 Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya

Genetik Pertanian

63,310,653,000

61,609,212,636

Total Belanja Bruto 1,925,472,723,000 1,786,428,013,865

Pengembalian Belanja 1,146,790,818

Total Belanja Netto 1,925,472,723,000 1,785,281,223,047

2016

KEGIATAN

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Pagu Belanja

Barang terdapat koreksi sebesar Rp65,415,000 akibat

penambahan PAGU Hibah dan koreksi belanja Debet senilai

Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti

Sehingga Pagu Anggaran dan Realisasi Belanja Badan Litbang

Pertanian per 31 Desember 2016 Audited sebesar

Rp1,925,538,138.00 dan Rp1,785,377,747,594.00

Rincian anggaran dan realisasi belanja Audited TA 2016

adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 Audited

ANGGARAN REALISASI

Belanja Pegawai 550.251.230.000 535.527.324.814 97,32

Belanja Barang 1.017.364.087.000 915.676.490.857 90,00

Belanja Modal 357.922.821.000 335.320.722.741 93,69

Total Belanja Kotor 1.925.538.138.000 1.786.524.538.412 92,78

Pengembalian Belanja (1.146.790.818) 0,00

Total Belanja 1.925.538.138.000 1.785.377.747.594 92,72

URAIAN Audited 2016

%

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk

Tahun Anggaran 2016 Audited adalah sebagai berikut:

Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016 Audited

ANGGARAN REALISASI

Dukungan Manajemen, Fasiltasi dan

Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan

Kegiatan Litbang Pertanian247.332.866.000

207.909.738.758 Pengembangan Perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian 29.721.016.000 28.430.138.704 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan 163.825.271.000 158.441.701.335 Penelitian dan Pengembangan

Peternakan 120.535.245.000114.025.983.345

Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan 144.126.346.000 138.196.797.575 Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Hortikultura 118.632.221.000113.027.068.025

Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian 38.839.352.000 37.075.959.038 Penelitian dan Perekayasaan dan

Pengembangan Mekanisasi Pertanian 40.690.156.000 37.653.940.690 Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Inovasi Teknologi Pertanian 755.780.865.000 699.536.072.255 Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Lahan Pertanian 164.252.168.000 152.873.780.629 Penelitian dan Pengembangan Pasca

Panen Pertanian 38.491.979.00037.744.145.422

Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik

Pertanian63.310.653.000

61.609.212.636

Total Belanja Bruto 1.925.538.138.000 1.786.524.538.412

Pengembalian Belanja 1.146.790.818 Total Belanja Netto 1.925.538.138.000 1.785.377.747.594

2016

KEGIATAN

Dibandingkan dengan Tahun 2015, Realisasi Belanja TA 2016

mengalami penurunan sebesar 1,18% dibandingkan realisasi

belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara

lain:

1. Adanya Pagu Anggaran Belanja Barang yang di Blokir

2. Anggaran yang tersedia pada Tahun 2016 berkurang

dari tahun 2015 disertai dengan jumlah kegiatan yang

berkurang

3. Pada tahun 2015 adalah awal dimulainya kegiatan

pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP)

sehinmgga diperlukan dana pembangunan dan fasilitas

penunjang kegiatan TTP yang lebih besar sedangkan

pada Tahun 2016 kegiatan pembangunan gedung dan

pendukungnya telah terealisasi sehingga hanya

diperlukan pembangunan penunjang yang terdiri dari

kandang ternak ayam maupun kambing.

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31 Desember

2016

Realisasi 31

Desember 2015%

Belanja Pegawai 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76

Belanja Barang 915.579.966.310 952.434.441.149 (3,87)

Belanja Modal 335.320.722.741 334.522.490.038 0,24

Total Belanja Kotor 1.786.428.013.865 1.808.104.825.334 (1,20)

Pengembalian Belanja 1.146.790.818 1.428.409.056

Total Belanja Netto 1.785.281.223.047 1.806.676.416.278 (1,18)

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Realisasi Belanja

Barang terdapat koreksi belanja Debet senilai

Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti

Sehingga Realisasi Belanja Badan Litbang Pertanian per 31

Desember 2016 Audited sebesar Rp1,785,377,747,594.00

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 Audited dan 2015

UraianRealisasi 31 Desember

2016

Realisasi 31

Desember 2015%

Belanja Pegawai 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76

Belanja Barang 915.676.490.857 952.434.441.149 (3,86)

Belanja Modal 335.320.722.741 334.522.490.038 0,24

Total Belanja Kotor 1.786.524.538.412 1.808.104.825.334 (1,19)

Pengembalian Belanja 1.146.790.818 1.428.409.056

Total Belanja Netto 1.785.377.747.594 1.806.676.416.278 (1,18)

Belanja

Pegawai

Rp534.930.605.34

4,00

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp534.930.605.344,00 dan

Rp520,493,064,361.00. Belanja Pegawai adalah belanja atas

kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS),

dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum

berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal.

Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,77%

dari TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Kenaikan belanja pegawai pada tahun anggaran 2015

dikarenakan adanya kenaikan gaji dan tunjangan-

tunjangan, penambahan PNS yang Baru serta kenaikan

uang makan PNS.

2. Mutasi pegawai dari eselon 1 lain.

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun) %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 530.439.887.414 513.999.954.097 3,20

Belanja Lembur 5.087.437.400 7.136.660.050 (28,71)

Belanja Tun. Khusus Transito - 11.280.000 100,00

Jumlah Belanja Kotor 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76

Pengembalian Belanja Pegawai 596.719.470 654.829.786

Jumlah Belanja 534.930.605.344 520.493.064.361 2,77

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi belanja pegawai Badan Litbang Pertanian

Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah

sama

Belanja Barang

Rp915.132.118.50

9,00

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp915.035.593.962,00 dan

Rp950,311,952,565.00.

Realisasi Belanja Barang TA. 2016 mengalami penurunan

3,86% dari TA 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh

1. Adanya penurunan pagu anggaran karena pelaksanaan

penghematan dan pemotongan anggaran belanja

Kementan pada 2016 sesuai instruksi Presiden Nomor 4

Tahun 2016 mengenai penghematan anggaran belanja

Kementan.

2. Ada beberapa kegiatan di tahun anggaran 2016 yang

pelaksanaannya mundur ke akhir tahun sehingga

menyebabkan realisasi rendah.

3. Adanya revisi penghematan belanja barang kegiatan

Penelitian dan Pengkajian untuk mendukung

Swasembada Pangan melalui program Upsus Padi,

Jagung dan Kedelai.

4. Terdapat pengurangan jumlah kegiatan pengkajian

diseminasi di tahun 2016.

Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun) %

Belanja Barang Operasional 62.264.274.134 52.834.776.007 17,85

Belanja Barang Non Operasional 181.126.996.888 187.025.389.360 (3,15)

Belanja Barang Persediaan 157.180.979.906 193.584.319.666 (18,80)

Belanja Jasa 136.573.667.756 140.861.086.441 (3,04)

Belanja Pemeliharaan 59.495.052.568 57.071.642.076 4,25

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 258.184.476.602 217.224.406.605 18,86

Belanja Perjalanan Luar Negeri 5.479.831.177 7.620.654.004 (28,09)

Belanja Barang untuk diserahkan kepda Masy 55.274.687.279 95.256.207.990 (41,97)

Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan kpd Masy - 955.959.000 (100,00)

Jumlah Belanja Kotor 915.579.966.310 952.434.441.149 (3,87)

Pengembalian Belanja 544.372.348 690.590.270

Jumlah Belanja 915.035.593.962 951.743.850.879 (3,86)

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Realisasi Belanja

Barang terdapat koreksi belanja Debet senilai

Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti karena adanya

realisasi dari dana hibah yang pada saat Unaudited dana

Hibah tersebut belum disahkan.

Sehingga Realisasi Belanja Barang Badan Litbang Pertanian

per 31 Desember 2016 Audited sebesar

Rp915,035,593,962.00

Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015 Audited

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun) %

Belanja Barang Operasional 62.264.274.134 52.834.776.007 17,85

Belanja Barang Non Operasional 181.179.096.888 187.025.389.360 (3,13)

Belanja Barang Persediaan 157.180.979.906 193.584.319.666 (18,80)

Belanja Jasa 136.575.767.756 140.861.086.441 (3,04)

Belanja Pemeliharaan 59.496.652.568 57.071.642.076 4,25

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 258.225.200.339 217.224.406.605 18,87

Belanja Perjalanan Luar Negeri 5.479.831.987 7.620.654.004 (28,09)

Belanja Barang untuk diserahkan kepda Masy 55.274.687.279 95.256.207.990 (41,97)

Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan kpd Masy - 955.959.000 (100,00)

Jumlah Belanja Kotor 915.676.490.857 952.434.441.149 (3,86)

Pengembalian Belanja 544.372.348 690.590.270

Jumlah Belanja 915.132.118.509 951.743.850.879 (3,85)

Belanja Modal

Rp335.315.023.74

1,00

B.5 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp335.315.023.741,00 dan

Rp334,439,501,038.00. Belanja modal merupakan

pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode

akuntansi.

Realisasi Belanja Modal pada TA 2016 mengalami kenaikan

sebesar 0,26% dibandingkan TA 2015 disebabkan oleh

peningkatan fasilitas berupa tanah, gedung dan bangunan,

peralatan dan mesin, jalan, jaringan, irigasi serta belanja

modal lainnya.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015

URAIAN REALISASI T.A.

2016

REALISASI T.A

2015

NAIK

(TURUN)

%

Belanja Modal Tanah 649,700,000 1,143,818,000 (43.20)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 168,070,189,187 156,215,038,027 7.59

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 149,445,895,833 151,532,360,807 (1.38)

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 14,847,187,125 21,499,785,114 (30.94)

Belanja Modal Lainnya 2,307,750,596 4,131,488,090 (44.14)

Jumlah Belanja Kotor 335,320,722,741 334,522,490,038 0.24

Pengembalian 5,699,000 82,989,000 -

Jumlah Belanja 335,315,023,741 334,439,501,038 0.26

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi belanja Modal Badan Litbang Pertanian

Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah

sama

B.5.1 Belanja Modal Tanah

Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2016 dan TA 2015 adalah

masing-masing sebesar Rp649.700.000,00 dan

Rp1,143,818,000.00. Realisasi TA 2016 mengalami

penurunan sebesar 43,20 persen dibandingkan TA 2015. Hal

ini disebabkan antara lain oleh adanya sisa pekerjaan

pengurukan tanah yang belum selesai di tahun 2015 yang

dicatat pada transaksi pengembangan nilai asset yang

diperuntukkan sebagai lantai jemur pada satker Balai

Penelitian Lahan Rawa

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tanah

TA. 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun)

%

Belanja Modal Pengurukan dan

Pematangan Tanah 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)

Jumlah Belanja Kotor 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)

Pengembalian Belanja Modal - -

Jumlah Belanja 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi Belanja Modal Tanah Badan Litbang

Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember

2016 adalah sama

B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Peralatan dan Mesin TA. 2016 adalah

sebesar Rp168.066.409.187,00 mengalami kenaikan sebesar

7,64 persen bila dibandingkan dengan TA 2015 sebesar

Rp156,132,608,027.00. Hal ini disebabkan oleh :

1. Penambahan gedung baru dan renovasi gedung yang

diikuti dengan penambahan peralatan dan mesin

sebagai fasilitas gedung dan pendukung kegiatan

UPBS

2. Penambahan dan pengadaan peralatan dan mesin

sebagai fasilitas pendukung pegawai dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya

3. Transfer masuk dari Biro Keuangan dan Perlengkapan

Kementerian Pertanian berupa fasilitas pendukung

pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

4. Pengadaan Peralatan dan mesin untuk Kendaraan

5. Pembelian alat dan mesin pertanian guna mendukung

suksesnya program pemerintah untuk para petani agar

dapat membantu petani berswasembada pangan

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin

TA 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun) %

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 167.004.101.194 154.330.265.412 8,21

Belanja Modal Upah Tenaga Kerja

dan Honor Pengelola Teknis

Peralatan dan Mesin 136.410.000 77.470.000 76,08

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Peralatan dan Mesin 95.002.000 32.499.950 100,00

Belanja Modal Pemasangan

Peralatan dan Mesin - 172.697.000 (100,00)

Belanja Modal Perjalanan

Peralatan dan Mesin 350.351.493 103.352.292 238,99

Belanja Modal Penambahan Nilai

Peralatan dan Mesin 484.324.500 1.498.753.373 (67,68)

Jumlah Belanja Kotor 168.070.189.187 156.215.038.027 7,59

Pengembalian 3.780.000 82.430.000

Jumlah Belanja 168.066.409.187 156.132.608.027 7,64

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi belanja Modal Peralatan dan Mesin Badan

Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31

Desember 2016 adalah sama

B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Belanja Modal TA. 2016 dan TA. 2015 adalah

masing-masing sebesar Rp149.443.976.833,00 dan

Rp151,531,801,807.00. Realisasi Belanja Modal Gedung dan

Bangunan TA. 2015 mengalami penurunan sebesar 1,38 %

dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain :

1. Terselesaikannya beberapa pengadaan renovasi gedung

dan bangunan yang telah dianggarkan.

2. Penyelesaian pembangunan dengan KDP.

3. Revisi DIPA diawal tahun 2016 dimana semua rencana

Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang mengalami

pemotongan.

Perbandingan Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan

TA. 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015Naik

(Turun) %

Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 94.708.969.546 84.534.148.032 12,04

Belanja Modal Bahan Baku Geedung 437.094.000

Belanja Modal Upah Tenaga Kerja

dan Honor Pengelola Teknis Gedung

dan Bangunan 164.385.000 186.600.000 (11,91)

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Gedung dan Bangunan 5.120.954.649 2.749.825.427 86,23

Belanja Modal Pengosongan dan

Pembongkaran 198.114.000

Belanja Modal Perjalanan Gedung

dan Bangunan 631.789.220 408.960.903 54,49

Belanja Modal Penambahan Nilai

Gedung dan Bangunan 48.182.670.418 63.652.826.445 (24,30)

Jumlah Belanja Kotor 149.443.976.833 151.532.360.807 (1,38)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi belanja Modal Gedung dan Bangunan Badan

Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31

Desember 2016 adalah sama

B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2016

dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp14,847,187,125.00 dan Rp21,499,785,114.00 Realisasi TA

2016 mengalami penurunan sebesar 0,31 persen

dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain :

1. Tidak terdapat Pagu Anggaran belanja modal jalan irigasi

jaringan pada beberapa satker di Badan Litbang Pertanian

2. Realisasi belanja modal jalan irigasi jaringan pada

beberapa satuan kerja lingkup Badan Litbang Pertanian

tidak mencapai target.

Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA

2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun) %

Belanja Modal Jalan dan Jembatan 10.558.660.700 3.819.980.741 176,41

Belanja Modal Upah Tenaga Kerja

dan Honor Pengelola Teknis Jalan

dan Jembatan

14.950.000 - #DIV/0!

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Jalan dan Jembatan115.067.600 12.182.073 844,57

Belanja Modal Perjalanan Jalan

dan Jembatan42.393.100 - #DIV/0!

Belanja Modal Irigasi 872.497.000 4.596.661.000 (81,02)

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Irigasi19.205.000 - #DIV/0!

Belanja Modal Jaringan 1.498.772.325 5.458.180.100 (72,54)

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Jaringan31.850.400 - #DIV/0!

Belanja Modal Perjalanan Jaringan - 50.000.000 100,00

Belanja Penambahan Nilai Jalan

dan Jembatan973.951.000 1.353.310.000 (28,03)

Belanja Modal Penambahan Nilai

Irigasi368.029.000 4.540.474.000 (92)

Belanja Modal Nilai Jaringan 351.811.000 1.668.997.200 (78,92)

Jumlah Belanja Kotor 14.847.187.125 21.499.785.114 (0,31)

Pengembalian Belanja Modal - -

Jumlah Belanja 14.847.187.125 21.499.785.114 (0,31)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal

31 Desember 2016 adalah sama

B.5.5 Belanja Modal Lainnya

Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2016 dan TA 2015 adalah

masing-masing sebesar Rp2,307,750,596,00 dan

Rp4,131,488,090.00. Realisasi TA. 2016 mengalami

penurunan sebesar 44,14 persen dibandingkan TA 2015. Hal

ini disebabkan karena :

1. Tidak dianggarkannya kembali belanja modal lainnya

pada beberapa satuan kerja lingkup Badan Litbang

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya

TA 2016 dan 2015

UraianRealisasi 31

Desember 2016

Realisasi 31

Desember 2015

Naik

(Turun)

%

Belanja Modal Lainnya 2.307.750.596 4.004.088.090 (42,37)

Belanja Penambahan Nilai

Aset Tetap Lainnya dan atau

aset lainnya

- 127.400.000 (100,00)

Jumlah Belanja Kotor 2.307.750.596 4.131.488.090 (44,14)

Pengembalian Belanja Modal - -

Jumlah Belanja 2.307.750.596 4.131.488.090 (44,14)

Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,

sehingga realisasi belanja Modal Lainnya Badan Litbang

Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember

2016 adalah sama

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Kas di

Bendahara

Pengeluaran

Rp29,007,389.

00

C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2016

dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp29,007,389.00 dan

Rp54,350,000.00 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola

dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang

berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan

atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:

Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran

TA. 2016 dan 2015

Keterangan 31 Des 2016 31 Des 2015

Rekening Bank 13,489,389 -

Uang Tunai 15,518,000 54,350,000

Jumlah 29,007,389 54,350,000

Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada masing-

masing satuan kerja disajikan pada lampiran.

Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan

terhadap saldo akun Kas di Bendahara Pengeluaran, sehingga

nilai audited sama dengan nilai unaudited

Kas di

Bendahara

Penerimaan

Rp215,045,000

.00

C.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember

2016 dan 2015 adalah sebesar masing-masing

Rp215,045,000.00 dan Rp21,708,002,00. Kas di Bendahara

Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di

bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara

Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas

pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Perbandingan Rincian Kas di Bendahara Penerimaan

TA. 2016 dan 2015

Keterangan Tahun 2016 Tahun 2015

Uang Tunai 4.800.000 21.708.002

Rekening Bank 210.245.000

Jumlah 215.045.000 21.708.002

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan TA 2016 pada tabel

diatas merupakan saldo Penerimaan Negara Bukan Pajak

sampai dengan periode 31 Desember 2016 belum disetorkan ke

Kas Negara yang terdiri dari:

1. Pendapatan jasa sampel diagnostik senilai Rp4.800.000,00

(Akun Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi,

Pelatihan dan Teknologi sesuai dengan Tugas dan fungsi)

pada Satuan Kerja Balai Besar Penelitian Veteriner.

2. Pendapatan hasil jasa analisa laboratorium penelitian dan

pengembanga Senilai Rp210.245.000,00 (Akun

Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan

dan Teknologi sesuai dengan Tugas dan fungsi) pada

satuan Kerja Balai Besar Litbang Pascapanen.

Sedangkan rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada

masing-masing satuan kerja disajikan pada lampiran.

Setelah audit BPK tidak terdapat koreksi pencatatan terhadap

saldo akun Kas di Bendahara Penerimaan, sehingga nilai

audited sama dengan nilai unaudited.

Kas Lainnya

dan Setara Kas

Rp1.011.794.6

84.00

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember

2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp1,009,248,800.00

dan Rp9.890.171.376,00. Kas Lainnya dan Setara Kas

merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan

berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas

yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas

dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal

pelaporan. Rincian Sumber Kas Lainnya dan Setara Kasa dalah

sebagai berikut:

Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas

TA. 2016 dan 2015

Jenis 31-Dec-16 31-Dec-15

Dana Hibah Langsung 665,288,414 186,223,383

Dana Hibah yang Belum Disahkan 294,446,435 -

Tunjangan Kinerja yang Belum dibayarkan 39,357,781 8,170,103,053

Kelebihan Tukin 826,277 -

Kelebihan Uang Makan 2016 9,146,000 -

Dana Kerjasama - 1,513,157,968

Jasa Giro yang belum disetor ke kas negara 183,893 296,972

Belanja Barang Yang Masih Harus dibayar - 20,390,000

Jumlah 1,009,248,800 9,890,171,376

Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal pencatatan

terhadap saldo akun Kas Lainnya dan Setara Kas Debet senilai

Rp296.992.319,00 dan Kredit senilai senilai Rp294.446.435,00,

sehingga nilai Akun Kas Lainnya dan Setara Kas Audited Badan

Litbang Pertanian senilai Rp1.011.794.684,00. Selanjutnya

dapat dijelaskan Rincian Sumber Kas Lainnya dan Setara Kas

Audited adalah sebagai berikut:

Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas Audited

TA. 2016 dan 2015

Jenis 31-Des-16 31-Des-15

Dana Hibah Langsung 962.280.733 186.223.383

Tunjangan Kinerja yang Belum dibayarkan 39.357.781 8.170.103.053

Sisa Dana Tukin 826.277 -

Kelebihan Uang Makan 2016 3.146.000 -

Pengembalian Uang Honor 6.000.000

Dana Kerjasama - 1.513.157.968

Jasa Giro yang belum disetor ke kas negara 183.893 296.972

Belanja Barang Yang Masih Harus dibayar - 20.390.000

Jumlah 1.011.794.684 9.890.171.376 .

Perubahan saldo diatas merupakan usulan jurnal koreksi

internal (UJK) Eselon I pada akun Kas Lainnya di

Kementerian/Lembaga dari Hibah (Rp296.992.319) dan Kas

Lainnya di Kementerian/Lembaga dari Hibah yang Belum

Disahkan (Rp294.446.435,00).

Rincian atas Kas Lainnya dan Setara Kas Audited pada Satuan

Kerja disajikan dalam lampiran.

Piutang Bukan

Pajak

Rp160.446.866

,00

C.4 Piutang PNBP

Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2016 dan

2015 masing-masing adalah sebesar Rp734.032.141,00 dan

Rp26.584.000,00. Piutang bukan pajak merupakan hak atau

pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan

yang telah diberikan namun belum diselesaikan

pembayarannya. Rincian Piutang Bukan Pajak disajikan

sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Piutang PNBP

TA. 2016 dan 2015

Uraian 31 Des 2016 31 Des 2015

Piutang PNBP - 26,584,000

Piutang Lainnya 734,032,141 -

Jumlah 734,032,141 26,584,000

Setelah audit BPK RI terdapat koreksi pencatatan terhadap

saldo akun Piutang PNBP Debet senilai Rp160.446.866,00 dan

Kredit senilai senilai Rp734.032.141,00, sehingga nilai Akun

Piutang PNBP Audited Badan Litbang Pertanian senilai

Rp160.446.866,00. Perubahan ini terjadi akibat koreksi

internal Badan Litbang Pertanian yang terjadi pada satuan

kerja:

1. Badan Litbang Pertanian Kantor Pusat Jakarta, merupakan

koreksi akun Piutang Lainnya senilai Rp660.336.436,00

yang direklas ke akun Piutang Tagihan TP/TGR.

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,

merupakan koreksi akun Piutang Lainnya senilai

Rp63.425.705 yang direklas ke akun Piutang Tagihan

TP/TGR.

3. BPTP Sumatera Barat, merupakan penambahan pencatatan

nilai Piutang Lainnya sebesar Rp35.866.189,00. Nilai ini

adalah penerimaan dan pengembalian belanja pegawai yang

belum disetorkan ke kas Negara pada periode pelaporan

4. BPTP Jawa Tengah, merupakan penambahan pencatatan

akun Piutang Lainnya senilai Rp114.310.677,00. Nilai ini

berasal dari temuan Laporan Hasil Audit Itjen Nomor:

R.255/PW.130/G.4/11/2016 yang merupakan kelebihan

pembayaran pembangunan sarana TTP di Tegal Jawa

Tengah

Adapun Rincian Piutang Bukan Pajak Audited disajikan sebagai

berikut:

Perbandingan Rincian Piutang PNBP Audited

TA. 2016 dan 2015

Uraian 31 Des 2016 31 Des 2015

Piutang PNBP - 26.584.000

Piutang Lainnya 160.446.866 -

Jumlah 160.446.866 26.584.000

Bagian Lancar

Tagihan

TP/TGR

Rp1.334.678.0

51,00

C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31

Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar

Rp1.334.678.051,00 dan Rp639.372.636,00.

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR

yang belum diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh

tempo dalam 12 bulan atau kurang.Rincian Bagian Lancar

Tagihan TP/TGR adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR

TA. 2016 dan 2015

No Nama Tahun 2016 Tahun 2015

1 Bagian Lancar TP 355,873,641 613,977,636

2 Bagian Lancar TGR 978,804,410 25,395,000

1,334,678,051 639,372,636 Jumlah

Rincian TP/TGR untuk masing-masing kanwil disajikan pada

lampiran.

Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR per Wilayah

TA. 2016 dan 2015

No Nama 31 Des 2016 31 Des 2015

1 DKI Jakarta 92.772.880 107.241.880

2 Jawa Barat 491.324.326 417.057.011

3 Jawa Timur 445.102.020 -

4 Gorontalo 2.663.825 -

5 Riau 302.815.000

6 Sulawesi Utara - 89.678.745

7 Sumatera Utara - 2.210.000

8 Bangka Belitung - 23.185.000

1.334.678.051 639.372.636 Jumlah

Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan

terhadap saldo akun Bagian Lancar Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, sehingga nilai audited

sama dengan nilai Unaudited.

Penyisihan

Piutang Tak

Tertagih –

Piutang Lancar

(Rp269.260.88

0,00)

C.6 Penyisihan Piutang Tak Tertagih–Piutang Lancar

Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31

Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar

(Rp598.995.343,00) dan (Rp522.623.340,00).

Penyisihan piutang tak tertagih – piutang lancar adalah

merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar

yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur.

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang lancar pada

tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar

TA. 2016

Kualitas Piutang Nilai Piutang Jk

Pendek

%

Penyisihan Nilai Penyisihan

Piutang Bukan Pajak

Lancar 73.695.705 0,005 368.479

Kurang Lancar 0,10 -

Diragukan 660.336.436 0,50 330.168.218

Macet 1,00 -

Jumlah 734.032.141 330.536.697

Bagian Lancar TP/TGR

Lancar 1.071.577.290 0,005 5.357.885

Kurang Lancar - 0,10 -

Diragukan - 0,50 -

Macet 263.100.761 1,00 263.100.761

Jumlah 1.334.678.051 268.458.646

Jumlah Penyisihan

Piutang Tak Tertagih2.068.710.192 598.995.343

Berdasarkan tabel diatas Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih

– Piutang Lancar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Penyisihan

Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak dengan nilai

sebesar (Rp330.536.697,00) dan Penyisihan Piutang Tidak

Tertagih – Bagian Lancar Tagihan TP/TGR dengan nilai

(Rp268.458.646,00).

Setelah audit BPK terdapat koreksi pencatatan terhadap saldo

akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak

Debet senilai Rp330.485.347,00 dan kredit senilai

Rp750.884,00, sehingga nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih

– Piutang Bukan Pajak Audited senilai (Rp802.234,00).

Sedangkan untuk akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih –

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR tidak ada koreksi atau

perubahan, sehingga nilai audited sama dengan nilai

Unaudited.

Adapun Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang

lancar Audited pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar

Audited TA. 2016

Kualitas Piutang Nilai Piutang Jk

Pendek

%

Penyisihan Nilai Penyisihan

Piutang Bukan Pajak

Lancar 160.446.866 0,005 802.234

Kurang Lancar 0,10 -

Diragukan 0,50 -

Macet 1,00 -

Jumlah 160.446.866 802.234

Bagian Lancar TP/TGR

Lancar 1.071.577.290 0,005 5.357.885,00

Kurang Lancar - 0,10 -

Diragukan - 0,50 -

Macet 263.100.761 1,00 263.100.761

Jumlah 1.334.678.051 268.458.646

Jumlah Penyisihan

Piutang Tak Tertagih1.495.124.917 269.260.880

Pendapatan

yang Masih

Harus Diterima

C.7 Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 31

Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar

Rp825.175.000

,00

Rp828.475.000,00 dan Rp985.852.000,00, merupakan hak

pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum

diterima tagihannya. Rincian Pendapatan yang Masih Harus

Diterima berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima

TA. 2016 dan 2015

Jenis Tahun 2016 Tahun 2015

Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian 3.000.000 328.802.000

Pendapatan Sewa 9.675.000 -

Pendapatan Jasa 812.500.000 657.050.000

Pengembalian Belanja Pegawai TAYL 3.300.000 -

Jumlah 828.475.000 985.852.000

Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal Badan Litbang

Pertanian pencatatan terhadap saldo Pendapatan Yang Masih

Harus Diterima Debet senilai Rp0,00 dan Kredit senilai

Rp3.300.000,00, sehingga nilai akun Pendapatan Yang Masih

Harus Diterima Audited Badan Litbang Pertanian menjadi

senilai Rp825.175.000,00. Koreksi tersebut terjadi pada satker

BPTP Sumatera Barat, dimana nilai Rp3.300.000 merupakan

dana kelebihan pembayaran tunjangan jabatan fungsional

peneliti yang belum disetor ke Kas Negara pada periode

pelaporan, sehingga bukan merupakan Pendapatan yang Masih

Harus Diterima melainkan sebagai Piutang pada suatu entitas.

Adapun rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Audited berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Audited TA. 2016 dan 2015

Jenis Tahun 2016 Tahun 2015

Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian 3.000.000 328.802.000

Pendapatan Sewa 9.675.000 -

Pendapatan Jasa 812.500.000 657.050.000

Pengembalian Belanja Pegawai - -

Jumlah 825.175.000 985.852.000

Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima pada masing-

masing Satuan Kerja disajikan dalam lampiran.

Persediaan

Rp118.887.008

.415,00

C.10 Persediaan

Nilai Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-

masing adalah sebesar Rp132.254.358.100,00 dan

Rp108.982.978.995,00. Persediaan adalah aset lancar dalam

bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk

mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk

dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.

Setelah audit BPK terdapat koreksi pada :

- BPTP Sulut akun 117199 persediaan lainnya koreksi

kurang catat senilai Rp40.126.000,00

- BPTP Jabar akun 117131 bahan baku koreksi lebih catat

senilai Rp225.863.000,00

- BPTP Jawa Barat akun 117123 hewan dan tanaman untuk

dijual atau diserahkan kepada masyarakat koreksi lebih

catat senilai Rp184.006.000,00

- BPTP Jawa Timur akun 117122 tanah bangunan untuk

diserahkan ke masyarakat senilai Rp3.253.173.000,00.

Hal ini dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat

menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.

- BPTP Jawa Timur akun 117123 hewan tanaman untuk

masyarakat senilai Rp778.000.000,00. Hal ini

dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat

menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.

- BPTP Jawa Timur akun 117124 peralatan mesin untuk

masyarakat senilai Rp1.086.609.085,00. Hal ini

dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat

menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.

- BPTP Jawa Timur akun 117125 jalan irigasi jaringan

untuk masyarakat senilai Rp842.300.000,00. Hal ini

dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat

menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.

Terdapat koreksi internal pada :

- BPTP Kalimantan Timur akun 117122 tanah bangunan

untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat koreksi

kurang catat senilai Rp1.839.718.000,00

- BPTP Kalimantan Timur akun 117125 jalan irigasi

jaringan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

koreksi kurang catat senilai Rp121.500.000,00

- BPTP Kalimantan Timur akun 117128 barang persediaan

lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat koreksi

lebih catat senilai Rp327.054.500,00

- BPTP Kalimantan Timur akun 117129 persediaan untuk

dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam proses

koreksi lebih catat senilai Rp1.542.163.500,00

- BPTP Kalimantan Timur akun 117131 bahan baku koreksi

lebih catat senilai Rp92.000.000,00

- BPTP Jawa Tengah akun 117111 barang konsumsi lebih

catat senilai Rp18.380.500,00

- BPTP Jawa tengah akun 117122 tanah bangunan untuk

masyarakat lebih catat senilai Rp5.033.456.000,00. Hal

ini karena Badan Litbang Pertanian terlambat

menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Tengah.

- BPTP Jawa Tengah akun 117123 hewan tanaman untuk

masyarakat lebih catat senilai Rp232.900.000,00. Hal ini

karena Badan Litbang Pertanian terlambat menyerahkan

BAST kepada BPTP Jawa Tengah.

- BPTP Jawa Tengah akun 117124 peralatan dan mesin

untuk masyarakat lebih catat senilai Rp1.030.237.100,00.

Hal ini karena Badan Litbang Pertanian terlambat

menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Tengah.

- BPTP Jawa Tengah akun 117131 bahan baku lebih catat

senilai Rp722.551.000,00.

Sehingga nilai persediaan audited Badan Litbang Pertanian

menjadi senilai Rp118.887.008.415,00. Rincian Persediaan per

31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Persediaan

TA. 2016 dan 2015

Persediaan 31 Des 2016 Audited Koreksi31 Des 2016

Unaudited31 Des 2015

Barang Konsumsi 1,735,700,662 18,380,500 1,754,081,162 2,169,665,355

Barang untuk Pemeliharaan 299,604,175 - 299,604,175 173,662,550

Suku Cadang 324,077,096 - 324,077,096 460,885,810

Tanah bangunan untuk masyarakat 62,552,974,514 6,446,911,000 68,999,885,514 46,674,907,383

Hewan dan tanaman untuk diserahkan

kepada masyarakat 5,893,917,100 1,194,906,000 7,088,823,100 7,459,951,000

Alsin untuk diserahkan kepada masyarakat 21,337,491,254 2,116,846,185 23,454,337,439 24,013,374,117

JIJ untuk diserahkan kepada masyarakat 13,945,184,850 720,800,000 14,665,984,850 13,495,157,190

Aset lain untuk diserahkan ke masyarakat 282,734,000 - 282,734,000 296,856,750

Barang persediaan lain untuk diserahkan

kepada masyarakat 563,220,000 327,054,500 890,274,500 1,226,033,000

Persedian Lainnya untuk diserahkan kepada

Masyarakat dalam proses 2,219,736,000 1,542,163,500 3,761,899,500 -

Bahan baku 8,610,974,378 1,040,414,000 9,651,388,378 6,992,676,764

Persediaan untuk tujuan strategis 7,098,000 - 7,098,000 15,822,000

Persediaan lainnya 1,114,296,386 (40,126,000) 1,074,170,386 6,003,987,076

Jumlah 118,887,008,415 13,367,349,685 132,254,358,100 108,982,978,995

Nilai persediaan di SAIBA Rp118.887.008.415,00 sementara di

SIMAK BMN senilai Rp118.887.008.415,00 sehingga tidak

terdapat selisih pencatatan persediaan di SAIBA dengan di

SIMAK BMN. Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan

berada dalam kondisi baik. Rincian Persediaan berdasarkan

satker disajikan pada lampiran.

Tagihan

TP/TGR

Rp863.382.665

,00

C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi (TP/TGR)

Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi

(TP/TGR) per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing

sebesar Rp139.620.524,00 dan Rp203.600.000,00.

Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara

akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum

yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan

Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara

untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh

negara karena kelalaiannya. Rincian per wilayah disajikan

dalam lampiran. Rincian Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per provinsi

dan satuan kerja disajikan dalam lampiran

Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal Eselon I

pencatatan terhadap saldo Piutang Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Debet senilai

Rp723.762.141,00 dan Kredit senilai Rp,00, sehingga nilai

akun Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi Audited Badan Litbang Pertanian menjadi senilai

Rp863.382.665,00.

Rincian Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi (TP/TGR) Audited per provinsi dan satuan kerja

disajikan dalam lampiran

Penyisihan

Piutang Tak

Tertagih –

Piutang Non

Lancar

(Rp69.221.667,

00)

C.12 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Non Lancar

Saldo Penyisihan Piutang tak Tertagih- Piutang Non Lancar per

31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar

(Rp69.221.667,00) dan (Rp1.018.000). Penyisihan Piutang tak

Tertagih–Piutang Non Lancar merupakan estimasi atas

ketidaktertagihan Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dan Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing

piutang.

Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Non Lancar

TA 2016

Kualitas Piutang Nilai Piutang Jk

Panjang

%

Penyisihan

Nilai

Penyisihan Keterangan

Tagihan TP/TGR

660.336.436 Belum dilakukan penyisihan

oleh kode satker 411971

Lancar 134.178.325 0,005 670.892

Kurang Lancar 0,10 -

Diragukan 0,50 -

Macet 68.867.904 1,00 68.867.904

Jumlah 863.382.665 69.538.796

Jumlah Penyisihan

Piutang Tak Tertagih 863.382.665 69.538.796

Tanah

Rp6.416.726.407.7

38,00

C.13 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Badan Litbang

Pertanian per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp6.416.726.407.738,00 dan

Rp6.401.052.742.360,00. Mutasi Aset Tetap Tanah adalah

sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 6,401,052,742,360Rp

Mutasi tambah:

Penambahan Saldo Awal 369,444,000Rp

Transfer Masuk 19,061,996,330Rp

Reklasifikasi Masuk 122,542,300,000Rp

Pengembangan Nilai Aset 649,700,000Rp

Mutasi kurang: -Rp

Koreksi Pencatatan Nilai (2,317,293,952)Rp

Reklasifikasi Keluar (122,542,300,000)Rp

Koreksi Pencatatan (2,090,181,000)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 6,416,726,407,738Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 -Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 6,416,726,407,738Rp

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal senilai Rp369.444.000,00 di

satker BPTP Sumatera Utara berupa tanah kebun

percobaan

Transfer masuk tanah senilai Rp19.061.996.330 di

satker BPTP Riau yang berasal dari satker Disbun Riau

dan di satker BPTP Papua Barat yang berasal dari satker

STPP Manokwari.

Reklasifikasi masuk tanah senilai

Rp122.542.300.000,00 pada satker Balitro, Balitjestro

dan Balitbu.

Pengembangan nilai asset senilai Rp649.700.000,00

pada satker Balitra.

Mutasi kurang:

Koreksi pencatatan nilai/kuantitas senilai

Rp2.317.293.952,00 pada satker Balitro dan Balit

Palma.

Reklasifikasi keluar senilai Rp122.542.300.000,00 pada

satker Balitro, Balitjestro dan Balitbu.

Koreksi pencatatan senilai Rp2.090.181.000,00 pada

satker Balitnak dan BPTP Maluku.

Setelah audit BPK tidak ada koreksi atas nilai tanah, sehingga

nilai tanah audited tetap. Pencatatan Aset Tanah di Saiba

senilai Rp6.416.726.407.738,00 sementara di SIMAK BMN

senilai Rp6.416.726.407.738,00 sehingga tidak ada selisih

pencatatan.

Peralatan dan

Mesin

Rp1.234.762.105

.985,00

C.14 Peralatan dan Mesin

Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31

Desember 2016 unaudited dan 2015 adalah masing-masing

sebesar Rp1.235.014.664.912,00 dan

Rp1.065.326.067.118,00. Terdapat koreksi BPK pada peralatan

dan mesin pada satker :

- BPTP Gorontalo yang belum melakukan transfer keluar

peralatan dan mesin senilai Rp24.000.000,00 sementara

BAST antara BPTP Gorontalo dan BPTP Sulawesi Tengah

selaku penerima sesuai BAST nomor

62/PL.41/I.10.29/2/2012 Tanggal 2 Februari 2012.

- BPTP Sulawesi Tengah yang belum mencatat transfer masuk

dari BPTP Gorontalo peralatan dan mesin senilai

Rp24.000.000,00.

- BPTP Jambi yang masih mencatat peralatan dan mesin

senilai Rp150.509.000,00 sementara peralatan dan mesin

tersebut dalam kondisi rusak berat. Untuk itu peralatan dan

mesin tersebut direklas menjadi aset lain-lain.

- BPTP Sumatera Selatan yang masih mencatat peralatan dan

mesin senilai Rp208.509.760,00 sementara peralatan dan

mesin tersebut dalam kondisi rusak berat, adanya

kesalahan pencatatan dan adanya barang yang hilang.

- Badan Litbang Pertanian Kantor Pusat yang belum mencatat

pembelian asset peralatan dan mesin menggunakan mata

anggaran belanja barang senilai Rp76.250.625,00.

Terdapat koreksi internal pada satker :

- BPTP Papua yang belum mencatat transfer masuk dari Biro

Umum peralatan dan mesin senilai Rp2.850.000,00.

- BB Mektan yang belum mencatat transfer masuk peralatan

dan mesin dari Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian

senilai Rp12.213.000,00.

- BPTP Kalimantan Selatan yang belum mencatat transfer

masuk peralatan dan mesin dari Biro Umum Sekretariat

Jenderal Kementan senilai Rp15.146.208,00 sesuai dengan

BAST nomor 169/PL.130/A.8/10/2016 tanggal 20 Oktober

2016.

Sehingga nilai Peralatan dan Mesin audited Badan Litbang

Pertanian menjadi Rp1.234.762.105.985,00. Berikut tabel

Mutasi tambah/kurang nilai peralatan dan mesin sebagai

berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 1,065,326,067,118Rp

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal 1,380,699,000Rp

Pembelian 137,322,325,558Rp

Transfer masuk 40,977,136,169Rp

Penyelesaian pembangunan dengan KDP 20,508,132,799Rp

Reklasifikasi Masuk 18,407,010,500Rp

Perolehan Lainnya 53,075,000Rp

Penyelesaian pembangunan dengan langsung 68,560,000Rp

Reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 256,034,000Rp

Pengembangan nilai aset 8,716,914,330Rp

Koreksi pencatatan nilai/kualitas 2,157,995,191Rp

Pengembangan melalui KDP 66,608,000Rp

Transaksi normalisasi bmn aset tetap 22,676,420Rp

Mutasi kurang:

Penghapusan (286,345,066)Rp

Transfer Keluar (35,171,885,313)Rp

Reklasifikasi keluar (16,267,656,714)Rp

Koreksi pencatatan (788,023,720)Rp

Penghentian aset dari penggunaan (7,987,217,287)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 1,234,762,105,985Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (780,368,711,724)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 454,393,394,261Rp

Pencatatan Peralatan dan Mesin di Saiba senilai

Rp1.234.762.105.985,00 sementara di SIMAK BMN senilai

Rp1.234.762.105.985,00 sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian aset tetap

Peralatan dan Mesin serta mutasi tambah kurang disajikan

pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Gedung dan

Bangunan

Rp1.373.605.987.3

54,00

C.15 Gedung dan Bangunan

Saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2016 dan 2015

adalah Rp1.372.699.003.435,00 dan Rp1.188.311.031.602,00.

Terdapat koreksi BPK pada akun Gedung dan bangunan pada

satker :

- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian yang melakukan

pembangunan gedung dan bangunan dengan menggunakan

akun belanja barang senilai Rp758.014.919,00. Untuk asset

tersebut kemudian dicatat sebagai asset gedung dan

bangunan

Terdapat koreksi internal pada satker :

- BB Mektan yang belum melakukan pencatatan gedung dan

bangunan kantor ex-P2HP senilai Rp148.969.000,00.

Sehingga nilai gedung dan bangunan audited Badan Litbang

Pertanian menjadi Rp1.373.605.987.354,00. Berikut tabel

Mutasi tambah/kurang nilai gedung dan bangunan sebagai

berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 1,188,311,031,602Rp

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal 379,513,750Rp

Pembelian 1,609,823,125Rp

Transfer masuk 14,589,582,252Rp

Penyelesaian pembangunan dengan KDP 79,261,346,150Rp

Reklasifikasi Masuk 57,925,003,436Rp

Perolehan lainnya 114,000,000Rp

Penyelesaian pembangunan dengan langsung 2,782,169,380Rp

Reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 67,872,000Rp

Perolehan reklasifikasi dari Intra ke Ekstra 51,204,020Rp

Pengembangan nilai aset 17,783,208,116Rp

Koreksi pencatatan nilai/kualitas 3,891,331,118Rp

Koreksi nilai tim penertiban aset (70,992,000)Rp

Penerimaan aset tetap renovasi 4,801,744,598Rp

Pengembangan melalui KDP 54,633,076,192Rp

Transaksi normalisasi bmn aset tetap (5,757,653,645)Rp

Mutasi kurang:

Aset tetap yang tidak digunakan dalam ops

Transaksi normalisasi bmn aset tetap

Transfer keluar (11,702,830,202)Rp

Reklasifikasi keluar (33,599,222,238)Rp

Koreksi pencatatan (233,800,000)Rp

Penghentian aset dari penggunaan (1,230,420,300)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 1,373,605,987,354Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (332,994,403,252)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 1,040,611,584,102Rp

Pencatatan Gedung dan bangunan di Saiba senilai

Rp1.373.605.987.354,00 sementara di SIMAK BMN senilai

Rp1.373.605.987.354,00 sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian aset tetap

gedung dan bangunan serta mutasi tambah kurang disajikan

pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Jalan, Irigasi

dan Jaringan

Rp193.371.077.8

69,00

C.16 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2016 dan

2015 adalah masing-masing sebesar Rp193.287.319.869,00

dan Rp172.281.884.647,00. Terdapat koreksi BPK pada akun

jalan irigasi dan jaringan pada satker Kantor Pusat Badan

Litbang Pertanian yang melakukan pembangunan embung air

menggunakan belanja barang dan belum dicatat di BMN senilai

Rp83.758.000,00. Hal ini menyebabkan nilai jalan irigasi dan

jaringan audited Badan Litbang Pertanian menjadi

Rp193.371.077.869,00. Berikut tabel Mutasi tambah/kurang

nilai jalan irigasi dan jaringan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 172,281,884,647Rp

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal

Pembelian 1,571,492,600Rp

Transfer masuk 742,126,000Rp

Penyelesaian pembangunan dengan KDP 8,281,635,110Rp

Reklasifikasi Masuk 5,122,290,606Rp

Perolehan lainnya 83,758,000Rp

Penyelesaian pembangunan langsung 1,409,712,500Rp

Pengembangan nilai aset 2,380,640,725Rp

Penerimaan aset tetap renovasi 189,062,881Rp

Pengembangan melalui KDP 4,193,285,800Rp

Mutasi kurang:

Transaksi normalisasi bmn aset tetap (151,602,000)Rp

Transfer keluar (742,126,000)Rp

Reklasifikasi keluar (1,728,746,000)Rp

Penghentian aset dari penggunaan (262,337,000)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 193,371,077,869Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (94,542,799,437)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 98,828,278,432Rp

Pencatatan Jalan Irigasi Jaringan di Saiba senilai

Rp193.371.077.869,00 sementara di SIMAK BMN senilai

Rp193.371.077.869,00 sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN.

Rincian aset tetap Jalan Irigasi Jaringan serta mutasi tambah

kurang disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Aset Tetap

Lainnya

Rp38.043.926.

430,00

C.17 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya

per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp38.043.926.430,00

dan Rp36.526.763.070,00. Tidak ada koreksi BPK dan koreksi

internal untuk asset tetap lainnya.

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 36,526,763,070Rp

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal 2,500,000Rp

Pembelian 1,487,065,524Rp

Transfer masuk 33,738,565,819Rp

Penyelesaian pembangunan dengan KDP 35,533,347,855Rp

Penyelesaian pembangunan dengan langsung 3,335,933,600Rp

Transaksi normalisasi bmn aset tetap 4,738,188,200Rp

Mutasi kurang:

Koreksi pencatatan (6,558,295,000)Rp

Penghapusan (550,000)Rp

Transfer keluar (33,738,565,819)Rp

Reklasifikasi keluar (37,021,026,819)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 38,043,926,430Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 207,045,750Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 38,250,972,180Rp

Pencatatan Aset Tetap Lainnya di Saiba senilai

Rp38.043.926.430,00 sementara di SIMAK BMN senilai

Rp193.287.319.869,00 sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN.

Rincian aset Tetap Lainnya serta mutasi tambah kurang

disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Konstruksi

Dalam

Pengerjaan

Rp15.545.322.77

9,00

C.18 Konstruksi Dalam Pengerjaan

Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) per 31 Desember

2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp15.653.402.779,00 dan Rp61.432.895.574,00 yang

merupakan pembangunan gedung dan bangunan yang proses

pengerjaannya belum selesai sampai dengan tanggal neraca.

Terdapat koreksi internal pada satker Kantor Pusat Badan

Litbang Pertanian senilai Rp108.080.000,00 disebabkan

transfer keluar pekerjaan jasa konsultasi perencanaan

pembangunan gedung Bank Gen Pertanian ke BB Litbang

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian sesuai BAST

nomor B.1228.1/PL.310/I.1/05/2016 tanggal 16 Mei 2016. Hal

ini menyebabkan nilai audited KDP Badan Litbang Pertanian

menjadi Rp15.545.322.779,00.

Pencatatan Konstruksi dalam pengerjaan di Saiba senilai

Rp15.545.322.779,00 sementara di SIMAK BMN senilai

Rp15.545.322.779,00 sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian lebih lanjut dari

Konstruksi Dalam Pengerjaan disajikan dalam lampiran.

Akumulasi

Penyusutan

Aset Tetap

(Rp1.208.322.008.

601,00)

C.19 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016

dan 2015 adalah masing-masing (Rp1.208.322.008.601,00)

dan (Rp1.049.514.026.505,00). Akumulasi Penyusutan Aset

Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan

berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset

Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan

(KDP). Terdapat koreksi BPK untuk penyusutan asset tetap

pada satker :

- BPTP Gorontalo pada penyusutan peralatan dan mesin

senilai (Rp24.000.000,00). Penyusutan berkurang akibat

adanya transfer keluar alsin ke BPTP Sulawesi Tengah.

- BPTP Sulawesi Tengah pada penyusutan peralatan dan

mesin senilai Rp24.000.000,00. Penyusutan bertambah

akibat adanya transfer masuk dari BPTP Gorontalo.

- BPTP Jambi pada penyusutan peralatan dan mesin senilai

(Rp150.509.000,00). Penyusutan berkurang akibat

dikeluarkannya peralatan dan mesin yang telah rusak berat

dari asset tetap.

- BPTP Sumatera Selatan pada penyusutan peralatan dan

mesin senilai (Rp208.509.760,00). Penyusutan berkurang

akibat dikeluarkannya peralatan dan mesin yang telah

rusak berat dari asset tetap.

- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian pada penyusutan

peralatan dan mesin senilai Rp22.788.563,00. Penyusutan

bertambah akibat penambahan peralatan dan mesin.

- BPTP Papua pada penyusutan peralatan dan mesin senilai

Rp712.500,00. Penyusutan bertambah akibat adanya

transfer masuk peralatan mesin.

- BB Mektan pada penyusutan peralatan dan mesin senilai

Rp4.141.425,00. Penyusutan bertambah akibat adanya

transfer masuk peralatan mesin.

- BPTP Kalimantan Selatan pada penyusutan peralatan dan

mesin senilai Rp15.146.208,00. Penyusutan bertambah

akibat adanya transfer masuk peralatan dan mesin.

- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian penyusutan gedung

dan bangunan senilai Rp104.535.619,00. Penyusutan

bertambah akibat adanya penambahan gedung dan

bangunan dari belanja bahan setelah dicatat di BMN.

- BB Mektan penyusutan gedung dan bangunan senilai

Rp1.551.761,00. Penyusutan bertambah akibat adanya

transfer gedung ex P2HP.

- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian penyusutan irigasi

senilai Rp1.094.247,00. Penyusutan bertambah karena

adanya penambahan asset irigasi.

Hal ini menyebabkan nilai penyusutan asset tetap audited

Badan Litbang Pertanian menjadi Rp1.208.112.960.163,00.

Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset

Tetap per 31 Desember 2016 audited.

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

1 Peralatan dan Mesin 1,234,762,105,985 780,368,711,724 454,393,394,261

2 Gedung dan Bangunan 1,373,605,987,354 332,994,403,252 1,040,611,584,102

3 Jalan dan Jembatan 107,459,072,107 74,454,457,636 33,004,614,471

4 Irigasi 54,572,623,992 13,775,372,894 40,797,251,098

5 Jaringan 31,339,381,770 6,312,968,907 25,026,412,863

7 Aset Tetap Lainnya 38,043,926,430 207,045,750 37,836,880,680

2,839,783,097,638 1,208,112,960,163 1,631,670,137,475 Akumulasi Penyusutan

Pencatatan akumulasi penyusutan aset tetap di SAIBA senilai

Rp1.208.112.960.163,00 sementara di BMN senilai Rp

Rp1.208.112.960.163,00. Tidak terdapat selisih pencatatan

akumulasi penyusutan asset tetap di SAIBA dengan BMN.

Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada

lampiran.

Aset Tak

Berwujud

Rp30.475.212.

741,00

C.20 Aset Tak Berwujud

Nilai perolehan Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2016

dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp5.758.320.877,00

dan Rp8.386.125.879,00. Aset Tak Berwujud merupakan aset

yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi secara umum tidak

mempunyai wujud fisik. Terdapat koreksi BPK untuk asset tak

berwujud pada satker :

- BBSDLP yang belum memasukkan hasil kajian kedalam

neraca sebagai ATB senilai Rp24.710.591.864,00.

- Balitkabi yang belum memasukkan transfer paten senilai

Rp6.300.000,00 dari BPATP.

Hal ini menyebabkan nilai asset tak berwujud audited Badan

Litbang Pertanian menjadi Rp30.475.212.741,00. Rincian Aset

Tak Berwujud per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Aset Tak Berwujud TA 2016

No. Uraian Nilai

1 Hak Cipta 15,025,000

2 Paten 382,681,000

3 Sofware 5,077,455,849

4 Hasil Kajian/Penelitian 24,710,591,864

4 Aset Tak Berwujud Lainnya 289,459,028

30,475,212,741 Jumlah Nilai Perolehan per 31 Des 2016

Mutasi Aset Tak Berwujud adalah sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 8,386,125,879Rp

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal 1,720,224Rp

Pembelian 77,247,572Rp

Transfer masuk 249,445,000Rp

Perolehan lainnya 24,761,891,864Rp

Reklasifikasi dari aset tetap ke aset lainnya 343,404,972Rp

Koreksi pencatatan nilai 1,328,349Rp

Mutasi kurang:

Transfer keluar (527,965,609)Rp

Koreksi pencatatan (2,131,175,566)Rp

Penghapusan bmn (272,173,108)Rp

Penghentian aset dari penggunaan (343,404,972)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 30,546,444,605Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 4,721,263,629Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 25,825,180,976Rp

Pencatatan aset tak berwujud di Saiba senilai

Rp30.475.212.741,00 sementara di SIMAK BMN senilai

Rp30.475.212.741,00 sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian Aset Tak

Berwujud serta mutasi tambah kurang disajikan pada

Lampiran Laporan Keuangan ini.

Aset Lain-Lain

Rp22.125.783.

252,00

C.21 Aset Lain-Lain

Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah

Rp21.800.299.492,00 dan Rp17.152.765.275,00. Aset Lain-lain

merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam

kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional

serta dalam proses penghapusan dari BMN. Terdapat koreksi

BPK untuk asset lain-lain pada satker :

- BPTP Jambi yang masih mencatat peralatan dan mesin

senilai Rp150.509.000,00 sementara peralatan dan mesin

tersebut dalam kondisi rusak berat. Untuk itu peralatan dan

mesin tersebut direklas menjadi aset lain-lain.

- BPTP Sumatera Selatan yang masih mencatat peralatan dan

mesin senilai Rp174.974.760,00 sebagai asset, sementara

asset tersebut telah rusak berat.

Hal ini menyebabkan nilai asset lain-lain audited Badan Litbang

Pertanian menjadi Rp22.125.783.252,00. Adapun mutasi aset

lain-lain adalah sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 17,152,765,275Rp

Mutasi tambah:

Penggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan (323,906,000)Rp

Reklasifikasi dari aset tetap ke aset lain 9,479,974,587Rp

Mutasi kurang:

Penghapusan BMN yang sudah dihentikan (3,225,303,499)Rp

Transaksi normalisasi bmn (1,006,754,725)Rp

Usulan barang rusak ke pengguna (22,224,250)Rp

Saldo per 31 Desember 2016 22,054,551,388Rp

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (18,807,591,664)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2016 3,246,959,724Rp

Pencatatan aset lain-lain di Saiba senilai Rp22.125.783.252,00

sementara di SIMAK BMN senilai Rp22.125.783.252,00

sehingga tidak terdapat selisih pencatatan antara SAIBA

dengan BMN. Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai

perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada

lampiran.

Akumulasi

Penyusutan

dan Amortisasi

Aset Lainnya

(Rp23.709310.

927,00)

C.22 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Saldo Akumulasi Penyusutandan Amortisasi Aset Lainnya per

31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar

(Rp23.396.704.965,00) dan (Rp12.755.612.380,00). Terdapat

koreksi BPK pada satker :

- BPTP Jambi senilai Rp150.509.000,00 akibat peralatan dan

mesin yang direklas dari asset tetap ke asset lainnya dan

dilakukan penyusutan.

- BPTP Sumatera Selatan senilai Rp174.974.760,00 akibat

peralatan dan mesin yang direklas dari asset tetap ke asset

lainnya dan dilakukan penyusutan.

Terdapat koreksi internal pada satker :

- BPTP Maluku senilai Rp764.375,00 akibat adanya

penambahan amortisasi software

- BPTP Kalimantan Barat senilai Rp764.375,00 akibat adanya

penambahan amortisasi software.

- BPTP Papua senilai (Rp14.406.548,00) akibat adanya

pengurangan nilai amortisasi software.

Hal ini menyebabkan nilai amortisasi asset lainnya audited

Badan Litbang Pertanian menjadi Rp23.709.310.927,00.

Rincian akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya

adalah sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

No Aset Lainnya Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

1 Hak Cipta 15,025,000 1,046,505 13,978,495

2 Paten 382,681,000 123,885,552 258,795,448

3 Software 5,077,455,849 4,451,303,446 626,152,403

4 Hasil Kajian 24,710,591,864 - 24,710,591,864

4 ATB Lainnya 289,459,028 - 289,459,028

5Aset Tetap yang Tidak

Digunakan21,759,779,640 18,988,047,298 2,771,732,342

5ATB yang Tidak

Digunakan366,003,612 145,028,126 220,975,486

52,600,995,993 23,709,310,927 28,891,685,066 Jumlah

Pencatatan akumulasi penyusutan aset lainnya di Saiba senilai

(Rp23.709.310.927,00) sementara di SIMAK BMN senilai

(Rp23.709.310.927,00) sehingga tidak terdapat selisih

pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian Aset Lain-lain

berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai

buku tersaji pada lampiran.

Uang Muka

KPPN

Rp29.007.389,

00

C.23 Uang Muka KPPN

Saldo Uang Muka KPPN per 31 Desember 2016 dan 2015

masing-masing sebesar Rp29.007.389,00 dan

Rp54.350.000,00. Uang Muka KPPN merupakan Uang

Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang

diberikan KPPN sebagai uang muka kerja dan masih berada

pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal

pelaporan. Saldo Uang Muka KPPN ini terdapat di satker BPTP

NTT dan BB Litbang Pasca Panen masing-masing senilai

Rp13.489.000,00 dan Rp15.518.000,00

Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan

terhadap saldo akun Uang Muka KPPN, sehingga nilai audited

sama dengan nilai unaudited.

Utang kepada

Pihak Ketiga

Rp861.496.465

,00

C.24 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2016 dan

2015 masing-masing sebesar Rp861.496.465,00 dan

Rp11.041.534.677,00. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan

kewajiban yang masih harus dibayar danakan segera

diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang

dari 12 (dua belas bulan). Pada Badan Litbang Pertanian, Utang

kepada Pihak Ketiga terdiri dari honor kegiatan yang belum

dibagikan kepada pegawai, dan kekurangan gaji pegawai yang

belum dibayar, belanja barang yang tagihannya belum dilunasi

seperti tagihan rekening listrik, air, dan telepon.

Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada lingkup per tanggal

pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Saldo Utang kepada Pihak Ketiga

No Uraian Jumlah

1 Belanja Pegawai yang Masih Harus Dibayar 98.746.783

2 Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar 683.891.901

3 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya 78.857.781

861.496.465 Total

Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal pencatatan

terhadap saldo akun Utang Kepada Pihak Ketiga Debet senilai

Rp0,00 dan Kredit senilai senilai Rp4.999.295,00, sehingga

nilai Akun Utang Kepada Pihak Ketiga Audited Badan Litbang

Pertanian menjadi senilai Rp866.495.760,00. Adapun rincian

Utang Kepada Pihak Ketiga audited per tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut:

Rincian Saldo Utang kepada Pihak Ketiga Audited

No Uraian Jumlah

1 Belanja Pegawai yang Masih Harus Dibayar 56.868.411

2 Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar 730.769.568

3 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya 78.857.781

866.495.760 Total

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga di masing-masing Satuan

Kerja disajikan pada lampiran.

Hibah Yang

Belum di

Sahkan Rp0,00

C.25 Hibah Yang Belum Disahkan

Saldo Hibah yang belum disahkan per 31 Desember 2016 dan

31 Desember 2015 adalah masing-masing senilai

Rp294.446.435,00 dan Rp0,00. Hibah yang belum disahkan

adalah sisa dana hibah yang belum melalui mekanisme Revisi

DIPA serta belum dilakukan pengesagan di KPPN VI khusus

Jakarta.

Rincian wilayah dan satker yang mempunyai saldo hibah yang

belum disahkan per 31 Desember 2016

No Wil Kode Satker Nama Satker Jumlah

1 200 412038 Puslitbanghorti 294.446.435

294.446.435 Total

Setelah Audit BPK RI terdapat koreksi internal pencatatan

terhadap saldo Hibah Yang Belum Disahkan Debet senilai

Rp294.446.435,00 dan Kredit senilai senilai Rp0,00, sehingga

nilai saldo Hibah yang Audited Badan Litbang Pertanian

menjadi senilai R0,00.

Koreksi ini terjadi pada satker Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura karena mendapatkan arahan dari

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Kementerian Keuangan

untuk menghilangkan nilai Hibah Langsung yang Belum

Disahkan tersebut, sehingga satker memperbaiki dengan

melakukan revisi DIPA (revisi ke 08) dan Pengesagan Hibah

Langsung ke KPPN khusus Jakarta (SPHL Nomor:

161400000000098 tanggal 31 Desember 2016).

Pendapatan

Diterima di

Muka

Rp759.536.239

,00

C.26 Pendapatan Diterima di Muka

Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2016 dan

2015 sebesar Rp109.833.739,00 dan Rp140.381.383,00.

Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang

sudah disetor ke kas Negara, namun barang/jasa belum

diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka PNBP.

Pendapatan Diterima di Muka pada Badan Litbang Pertanian

merupakan pendapatan sewa gedung dan bangunan pada

beberapa instansi. Rincian Pendapatan Diterima di Muka dari

pihak ketiga disajikan sebagai berikut:

Rincian Pendapatan Diterima di Muka TA 2016

No Uraian Jumlah

1 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 108,518,539

2Pendapatan Bukan Pajak Lainnya Diterima

Dimuka1,315,200

109,833,739 Total

Setelah Audit BPK RI terdapat koreksi BPK dan internal

pencatatan terhadap saldo Pendapatan Diterima Dimuka Debet

senilai Rp13.029.750,00 dan Kredit senilai senilai

Rp662.732.250,00, sehingga nilai saldo Pendapatan Diterima

Dimuka Badan Litbang Pertanian menjadi senilai

Rp759.536.239,00. Koreksi BPK terdapat pada satker Balitnak

yang belum mengakui saldo Pendapatan Sewa Diterima

Dimuka saat Laporan Keuangan Unaudited senilai

Rp662.732.250,00.

Sedangkan Koreksi Internal terdapat pada satker BPTP Jawa

Tengah yang disebabkan lebih pencatatan senilai

Rp13.029.750,00 (Saldo Unaudited Rp78.178.500,00). Hal

tersebut dikarenakan adanya salah perhitungan jangka waktu

sewa lahan, dimana awal perhitungan 36 bulan dikurangi 9

bulan dikalikan senilai Rp2.895.500,00, namun seharusnya

dihitung hanya 24 bulan dikurangi dengan jangka waktu 9

bulan dengan dikalikan nilai perbulannya sebesar

Rp4.343.250,00, sehingga saldo nilai Pendapatan Diterima

Dimuka BPTP Jawa Tengah pada akhir 2016 Audited senilai

Rp65.148.750,00. Adapun rincian Pendapatan Diterima di

Muka Audited dari pihak ketiga disajikan tabel sebagai berikut:

Rincian Pendapatan Diterima di Muka Audited TA 2016

No Uraian Jumlah

1 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 758.221.039

2 Pendapatan Bukan Pajak Lainnya Diterima Dimuka 1.315.200

759.536.239 Total

Rincian Pendapatan Diterima di Muka per wilayah dan satker

disajikan pada lampiran.

Beban yang

Masih harus

Dibayar

Rp1.000.000,0

0

C.27 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan

Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per 31 Desember

2016 dan 2015 sebesar Rp1.000.000,00 dan Rp,00, merupakan

kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal

pelaporan kelebihan pembayaran pendapatan Penerimaan

Negara Bukan Pajak, dengan rincian sebagai berikut.

Perbandingan Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar

TA 2016 dan TA 2015

Keterangan TH 2016 TH 2015

Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 1.000.000 -

Jumlah 1.000.000 -

Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan pada tabel diatas

muncul di neraca eselon I Badan Litbang Pertanian berasal dari

wilayah Sulawesi Utara pada satker Balai Penelitian Tanaman

Palma Manado. Saldo tersebut merupakan kelebihan setor

PNBP berupa hasil samping (kelapa konsumsi) yang

seharusnya disetor sebesar Rp29,232,000.00 tetapi disetor

senilai Rp30,232,000.00 sehingga terdapat kelebihan setor

senilai Rp1,000,000.00

Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan

terhadap saldo Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan,

sehingga nilai audited sama dengan nilai unaudited.

Ekuitas

Rp8.214.165.2

52.064,00

C.28 Ekuitas

Ekuitas per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp8.201.845.095.933,00 dan

Rp7.997.208.104.049,00. Ekuitas adalah merupakan kekayaan

bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan

kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam

Laporan Perubahan Ekuitas.

Setelah audit BPK RI terdapat koreksi pencatatan terhadap

saldo Ekuitas Kredit senilai Rp12.320.156.131,00, sehingga

nilai saldo Ekuitas Badan Litbang Pertanian menjadi senilai

Rp8.214.165.252.064,00

D.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

Pendapatan

PNBP

Rp36,787,631,0

36.00

D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk

periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 Unaudited dan

2015 adalah sebesar Rp38,097,537,208.00 dan

Rp28,727,653,327.00.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Pendapatan LO pada

31 Desember 2016 terkoreksi menjadi Rp36,787,631,036.00.

Koreksi terdiri dari :

1. Satker Balitnak lebih catat sebesar Rp662.732.250,00

akun 423141, merupakan sewa lahan diterima dimuka

yang semula diakui sebagai pendapatan tahun 2016.

2. Satker BPTP Jawa Tengah kurang catat sebesar

Rp13.029.750,00 akun 423141, merupakan sewa lahan

yang diakui sebanyak 9 bulan pada tahun 2016 karena

kesalahan hitung jumlah bulan semula 36 bulan

(Rp2.895.500,00 per bulan) seharusnya 24 bulan

(Rp4.343.250,00 per bulan).

3. Satker BB Biogen kurang catat sebesar Rp132.764,00

akun 423221, merupakan pendapatan jasa giro yang

belum disetor ke Kas Negara.

4. Satker Balitbangtan Kantor Pusat sebesar

Rp118.335.800,00 akun 423752, merupakan salah akun

yang seharusnya akun Pendapatan Penyelesaian TGR Non

Bendahara (423921).

5. Satker Balitbangtan Kantor Pusat sebesar

Rp542.000.636,00 akun 423999, merupakan salah akun

yang seharusnya akun Pendapatan Penyelesaian TGR Non

Bendahara (423921).

Rincian Pendapatan terdiri dari:

Perbandingan Rincian Pendapatan

TA. 2016 dan TA. 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik

(Turun)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Pendapatan PNBP Lainnya

Pendapatan dari Pengelolaan BMN

Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian 15.483.373.654 - - 15.483.373.654 13.258.148.308 16,78

Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan 1.455.064.523 - - 1.455.064.523 1.944.011.920 (25,15)

Pendapatan Penjualan Informasi, Pemetaan dan Hasil

Cetakan Lainnya 50.327.250 - - 50.327.250 294.109.250 (82,89)

Pendapatan Penjualan Lainnya 2.714.500 - - 2.714.500 7.708.837 (64,79)

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 2.134.682.006 662.732.250 13.029.750 1.484.979.506 1.236.556.712 20,09

Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin 33.792.750 - - 33.792.750 2.350.000 1.337,99

Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya - - - - 16.988.000 (100,00)

Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN 19.159.954.683 662.732.250 13.029.750 18.510.252.183 16.759.873.027 10,44

Pendapatan Jasa

Pendapatan Hak dan Perijinan 3.146.034.391 - - 3.146.034.391 785.029.074 300,75

Pendapatan Sensor, Pengawasan/Pemeriksaan 36.600.000 - - 36.600.000 1.000.000 3.560,00

Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi,

Pelatihan dan Teknologi Sesuai Tusi 12.113.489.661 - - 12.113.489.661 8.440.553.327 43,52

Pendapatan Jasa Giro 2.037.602 - 132.764 2.170.366 30.579.832 (92,90)

Pendapatan Jasa Lainnya 1.991.246.535 - 1.991.246.535 2.215.313.763 (10,11)

Pendapatan Bunga Lainnya - - - - 575.321 (100,00)

Jumlah Pendapatan Jasa 17.289.408.189 - 132.764 17.289.540.953 11.473.051.317 50,70

Pendapatan Iuran dan Denda

Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 3.000.000 - - 3.000.000 - 0

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah 1.044.150.744 118.335.800 - 925.814.944 434.545.185 113,05

Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda 1.047.150.744 118.335.800 - 928.814.944 434.545.185 113,74

Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 6.297.000 - - 6.297.000 4.629.996 36,00

Pendapatan Anggaran Lain-lain 594.726.592 542.000.636 - 52.725.956 55.553.802 (5,09)

Jumlah Pendapatan Lain-Lain 601.023.592 542.000.636 - 59.022.956 60.183.798 (1,93)

38.097.537.208 1.323.068.686 13.162.514 36.787.631.036 28.727.653.327 28,06 Jumlah

URAIANKOREKSI

Beban

Pegawai

Rp534,903,801,

049.00

D.2 Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2016 Unaudited dan

Tahun 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp534,892,540,649.00 dan Rp520,309,175,484.00. Beban

Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk

uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara,

Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan

oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan

atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan

yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Pegawai LO

pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp534,903,801,049.00.

Perbandingan Rincian Beban Pegawai

TA. 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Beban Gaji Pokok PNS 354.901.693.624 776.700 - 354.902.470.324 330.983.042.889 7,23

Beban Pembulatan Gaji PNS 4.668.759 - - 4.668.759 4.871.112 (4,15)

Beban Tunj. Suami/Isteri PNS 24.736.159.703 - - 24.736.159.703 24.861.204.745 (0,50)

Beban Tunj. Anak PNS 7.019.184.471 - - 7.019.184.471 7.164.493.537 (2,03)

Beban Tunj. Struktural PNS 1.757.515.000 - - 1.757.515.000 1.878.275.000 (6,43)

Beban Tunj. Fungsional PNS 60.835.137.301 10.455.000 - 60.845.592.301 59.782.561.003 1,78

Beban Tunj. PPh PNS 8.451.695.293 28.700 - 8.451.723.993 12.153.848.772 (30,46)

Beban Tunj. Beras PNS 18.293.587.397 - - 18.293.587.397 19.161.562.400 (4,53)

Beban Uang Makan PNS 43.400.069.008 - - 43.400.069.008 46.113.713.850 (5,88)

Beban Tunj. Daerah Terpencil PNS 2.700.000 - - 2.700.000 2.700.000 -

Beban Tunj. Khusus Papua PNS 483.615.000 - - 483.615.000 515.850.000 (6,25)

Beban Tunj. Lain-lain Termasuk Uang

Duka PNS - - - - 231.281.700 (100,00)

Beban Tunj. Umum PNS 9.919.077.693 - - 9.919.077.693 10.381.682.420 (4,46)

Beban Tunj. Fungsional PNS - - - - 2.042.606 (100,00)

Beban Uang Lembur 5.087.437.400 - - 5.087.437.400 7.060.765.450 (27,95)

Beban Pegawai Transito - - - - 11.280.000 (100,00)

Jumlah 534.892.540.649 11.260.400 - 534.903.801.049 520.309.175.484 2,80

URAIAN JENIS BEBANKOREKSI

Beban

Persediaan

Rp315,310,848,

349.00

D.3 Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2016 Unaudited dan

Tahun 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp315,832,775,399.00 dan Rp239,603,336,848.00.

Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat

konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk

barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun

tidak dipasarkan.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Persediaan LO

pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp315,310,848,349.00.

Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2016 dan 2015

adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Persediaan

TA. 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Beban Persediaan Konsumsi 106.673.951.288 8.759.000 - 106.682.710.288 106.152.918.057 0,50 Beban Persediaan Pita Cukai,

Materai dan Leges6.023.000 - - 6.023.000 7.125.000 (15,47)

Beban Persediaan Bahan Baku 196.901.581.514 207.125.000 729.118.550 196.379.587.964 114.630.334.606 71,32 Beban Persediaan untuk Tujuan

Strategis/ Berjaga-jaga- - - - 2.011.938.374 (100,00)

Beban Persediaan Lainnya 12.251.219.597 - 8.692.500 12.242.527.097 16.801.020.811 (27,13)

Jumlah Beban Persediaan 315.832.775.399 215.884.000 737.811.050 315.310.848.349 239.603.336.848 31,60

URAIAN JENIS BEBAN KOREKSI

Beban Barang

dan Jasa

Rp379,486,381,

225.00

D.4 Beban Barang dan Jasa

Beban Barang dan Jasa Tahun 2016 Unaudited dan Tahun

2015 adalah masing-masing sebesar Rp379,427,922,330.00

dan Rp386,598,808,913.00.

Beban Barang dan Jasa terdiri dari beban barang dan jasa

berupa konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan entitas, serta beban lain-lain

berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja

modal yang tidak menghasilkan aset tetap.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Barang dan

Jasa LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp379,486,381,225.00

Rincian Beban Barang dan Jasa untuk Tahun 2016 dan

2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa

TA. 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Beban Keperluan Perkantoran 46.828.200.609 105.000 - 46.828.305.609 41.734.004.855 12,21

Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 2.434.755.650 - - 2.434.755.650 2.078.971.853 17,11

Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 411.146.950 - - 411.146.950 413.715.127 (0,62)

Beban Honor Operasional Satuan Kerja 9.133.101.000 - - 9.133.101.000 8.368.720.000 9,13

Beban Barang Operasional Lainnya 3.439.082.972 - - 3.439.082.972 3.192.569.971 7,72

Beban Bahan 38.886.306.367 - - 38.886.306.367 47.501.167.814 (18,14)

Beban Honor Output Kegiatan 39.687.372.870 53.700.000 - 39.741.072.870 67.081.336.525 (40,76)

Beban Barang Non Operasional Lainnya 102.452.841.251 - - 102.452.841.251 73.427.966.636 39,53

Beban Langganan Listrik 25.009.883.064 1.340.495 - 25.011.223.559 24.884.480.226 0,51

Beban Langganan Telepon 1.603.245.872 - - 1.603.245.872 1.660.725.772 (3,46)

Beban Langganan Air 1.577.258.458 1.213.400 - 1.578.471.858 1.669.364.112 (5,44)

Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 7.781.790.060 - - 7.781.790.060 7.257.222.448 7,23

Beban Jasa Pos dan Giro 12.998.936 - - 12.998.936 15.443.900 (15,83)

Beban Jasa Konsultan 2.127.794.000 - - 2.127.794.000 1.772.512.000 20,04

Beban Sewa 9.582.564.700 - - 9.582.564.700 10.378.027.100 (7,66)

Beban Jasa Profesi 11.198.639.100 2.100.000 - 11.200.739.100 11.081.171.750 1,08

Beban Jasa Lainnya 77.099.525.471 - - 77.099.525.471 81.890.037.250 (5,85)

Beban Barang - - - - - -

Beban Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin 5.430.000 - - 5.430.000 64.783.574 (91,62)

Beban Aset Ekstrakomtabel Gedung dan Bangunan 4.485.000 - - 4.485.000 28.687.000 (84,37)

Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tetap Lainnya 151.500.000 - - 151.500.000 1.442.901.000 (89,50)

Beban Aset Ekstrakomtabel Konstruksi Dalam Pengerjaan - - - - 655.000.000 (100,00)

Jumlah 379.427.922.330 58.458.895 - 379.486.381.225 386.598.808.913 (1,84)

URAIANKOREKSI

Beban

Pemeliharaan

Rp69,209,171,2

44.00

D.5 Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan Tahun 2016 Unaudited dan 2015 adalah

masing-masing sebesar Rp69,265,080,512.00 dan

Rp67,043,737,322.00. Beban pemeliharaan merupakan

beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap

atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Pemeliharaan

LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp69,209,171,244.00

Rincian beban pemeliharan untuk Tahun 2016 dan 2015

adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan

TA. 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

23.243.650.755 - - 23.243.650.755 21.704.941.574 7,09

1.249.193.800 - - 1.249.193.800 1.210.794.728 3,17

31.905.797.749 1.350.000 - 31.907.147.749 30.362.964.230 5,09

Beban Bahan Bakar Minyak dan Pelumas 195.804.000 195.804.000 151.706.250 29,07

530.628.911 530.628.911 501.492.000 5,81

424.694.339 424.694.339 300.420.473 41,37

928.332.547 928.332.547 960.569.861 (3,36)

3.996.832.711 15.000 46.116.900 3.950.730.811 5.352.160.170 (26,18)

6.790.145.700 - 11.157.368 6.778.988.332 6.498.688.036 4,31

69.265.080.512 1.365.000 57.274.268 69.209.171.244 67.043.737.322 3,23

KOREKSI

Jumlah

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

Lainnya

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

Beban Persediaan Suku Cadang

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya

Beban Pemeliharaan Jaringan

Beban Pemeliharaan Lainnya

Beban Persediaan Bahan untuk Pemeliharaan

URAIAN

Beban

Perjalanan

Dinas

Rp263,602,078,

652.00

D.6 Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 Unaudited dan 2015

adalah masing-masing sebesar Rp263,561,354,105.00 dan

Rp224,773,115,510.00. Beban tersebut adalah merupakan

beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka

pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Perjalanan

Dinas LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp263,602,078,652.00

Rincian Beban perjalanan Dinas untuk Tahun 2016 dan

2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas

TA. 2016 dan 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Beban Perjalanan Biasa 217.487.104.949 40.223.737 - 217.527.328.686 183.394.120.355 18,61

Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 3.645.551.620 - - 3.645.551.620 2.783.109.014 30,99

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 6.831.478.431 - - 6.831.478.431 4.452.394.269 53,43

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 30.117.387.928 500.000 - 30.117.887.928 26.522.837.868 13,55

Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 31.913.190 810 - 31.914.000 240.402.718 (86,72)

Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 5.447.917.987 - - 5.447.917.987 7.380.251.286 (26,18)

Jumlah 263.561.354.105 40.724.547 - 263.602.078.652 224.773.115.510 17,27

URAIAN JENIS BEBAN KOREKSI

Beban Barang

untuk

Diserahkan

kepada

Masyarakat

Rp45,079,652,4

28.00

D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun

2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp32,294,880,343.00 dan Rp4,805,650,546.00.

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa

kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan

entitas. Dalam hal ini, Badan Litbang Pertanian bertujuan

untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai

akuntansi berbasis akrual yang sudah mulai diterapkan pada

tahun 2015.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Barang untuk

Diserahkan Kepada Masyarakat LO pada 31 Desember 2016

terkoreksi menjadi Rp45,079,652,428.00

Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

TA 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Beban Tanah untuk Diserahkan Kepada

Masyarakat/Pemda13.875.381.000 8.286.629.000 - 22.162.010.000 120.000 18.468.241,67

Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan

kepada Masyarakat/Pemda9.380.538.253 2.202.679.085 - 11.583.217.338 624.929.159 1.753,52

Beban Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk Diserahkan

Kepada Masyarakat/Pemda5.106.190.340 842.300.000 - 5.948.490.340 11.251.000 52.770,77

Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan

Kepada Masyarakat/Pemda2.679.955.000 1.453.164.000 - 4.133.119.000 2.593.205.600 59,38

Beban Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda1.252.815.750 - - 1.252.815.750 1.572.460.887 (20,33)

Beban Persediaan Hewan dan Tanaman untuk

Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda- - - - 3.683.900 (100,00)

Jumlah 32.294.880.343 12.784.772.085 - 45.079.652.428 4.805.650.546 838,06

URAIAN JENIS BEBAN KOREKSI

Beban

Bantuan Sosial

Rp0.00

D.8 Beban Bantuan Sosial

Beban Bantuan Sosial Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp0.00 dan Rp0.00. Beban bantuan sosial

merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang

atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang sifatnya tidak

terus-menerus dan selektif. Rincian Beban bantuan sosial

untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Bantuan Sosial

TA. 2016 dan TA 2015

TH 2016 TH 2015% Naik

(TURUN)#DIV/0!

#DIV/0!

- - #DIV/0!

URAIAN

Jumlah

Beban

Penyusutan dan

Amortisasi

Rp187,174,189,

573.00

D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun

2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp187,147,892,241.00 dan Rp158,822,840,476.00. Beban

penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi

sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan

(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang

bersangkutan.

Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat

alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak

berwujud.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Penyusutan

dan Amortisasi LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp187,174,189,573.00

Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun

2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi

TA. 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 127.989.694.558 8.269.350 - 127.997.963.908 106.696.504.051 19,96

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 46.601.682.996 16.933.735 - 46.618.616.731 31.306.017.136 48,86

Beban Penyusutan Jalan dan Jembatan 5.803.166.983 - - 5.803.166.983 3.788.568.269 53,18

Beban Penyusutan Irigasi 2.029.807.220 1.094.247 - 2.030.901.467 3.915.854.188 (48,16)

Beban Penyusutan Jaringan 1.126.092.924 - - 1.126.092.924 1.100.694.783 2,31

Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya - - - - 10.134.292.545 (100,00)

2.424.502.434 - - 2.424.502.434 1.880.909.504 28,90

Jumlah Penyusutan 185.974.947.115 26.297.332 - 186.001.244.447 158.822.840.476 17,10

Beban Amortisasi Hak Cipta 204.370 - - 204.370 - -

Beban Amortisasi Paten 32.535.902 - - 32.535.902 - -

Beban Amortisasi Software 1.138.403.604 - - 1.138.403.604 - -

1.801.250 - - 1.801.250 - -

Jumlah Amortisasi 1.172.945.126 - - 1.172.945.126 - -

Beban Penyusutan Aset Lain-lain - - - - - -

187.147.892.241 26.297.332 - 187.174.189.573 158.822.840.476 17,83

KOREKSI

Jumlah

Beban Penyusutan Aset Tetap yang Tidak

Digunakan Dalam Operasional Pemerintah

Beban Amortisasi ATB yang tidak digunakan

dalam Operasional Pemerintahan

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN

AMORTISASI

Beban

Penyisihan

Piutang Tak

Tertagih

Rp37,982,490.0

0

D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban

untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam

suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

untuk Tahun 2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-

masing sebesar Rp367,399,824.00 dan Rp211,299,851.00

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Penyisihan

Piutang Tak Tertagih LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi

menjadi Rp37,982,490.00

Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun

2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

TA 2016 dan TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

(132.920) - - (132.920) (562.201) (76,36)

330.536.697 750.884 330.168.218 1.119.363 - -

(31.207.620) - - (31.207.620) 210.954.784 (114,79)

68.203.667 - - 68.203.667 907.268 7.417,48

367.399.824 750.884 330.168.218 37.982.490 211.299.851 73,88

KOREKSI

Jumlah

Beban Penyisihan Piutang PNBP

Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka

Penjang - Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi

Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian

Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan

Beban Penyisihan Piutang Lainnya

URAIAN JENIS BEBAN

Surplus dari

Kegiatan Non

Operasional

Rp174,757,33

3,300.00

D.11 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL

Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari

pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan

merupakan tugas pokok dan fungsi entitas.

Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2016

dan 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp174,757,333,300.00 dan 14,960,121,685.00

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Surplus Dari Kegiatan

Non Operasional pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp198,779,357,926.00

Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2016

dan 2015 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional TA 2016 dan

TA 2015

31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK

(TURUN)

Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 339.356.400 - - 339.356.400 200.710.600 69,08

Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung dan

Bangunan986.400 - - 986.400 6.648.200 (85,16)

Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin - - - - 5.355.000 (100,00)

Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 338.370.000 - - 338.370.000 188.707.400 79,31

Beban Kerugiaan Pelepasan Aset 769.318.231 742.385.620 - 1.511.703.851 1.457.875.552 (47,23)

Jumlah Surplus/(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar (429.961.831) (742.385.620) - (1.172.347.451) (1.257.164.952) (65,80)

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 210.679.584.165 787.319.123 29.837.555.737 239.729.820.779 16.821.365.537 1.152,45

Pendapatan Penyelesaian TGR Non Bendahara 1.552.913.875 - 723.762.141 2.276.676.016 110.222.830 1.308,89

Pendapatan Penyelesaian Tuntutan

Perbendaharaan1.800.215.347 63.425.705 9.916.698 1.746.706.340 1.211.285.259 48,62

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 534.056.351 - 42.836.189 576.892.540 642.017.682 (16,82)

Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 1.378.765.463 - - 1.378.765.463 354.285.331 289,17

Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 254.668.804 114.310.677 368.979.481 231.620.215 9,95

Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL - - - - 758.700 (100,00)

Pendapatan Perolehan Aset Lainnya 8.819.253.101 491.652.000 25.001.550.864 33.329.151.965 14.271.175.520 (38,20)

Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan *) 196.339.711.224 232.241.418 3.945.179.168 200.052.648.974 - -

Kerugian Persediaan Rusak/Usang 354.740.500 - - 354.740.500 604.078.900 (41,28)

Beban Penyesuaian Nilai Persediaan *) 35.137.548.534 4.285.826.368 - 39.423.374.902 - -

175.187.295.131 (3.498.507.245) 29.837.555.737 199.951.705.377 16.217.286.637 980,25

174.757.333.300 (4.240.892.865) 29.837.555.737 198.779.357.926 14.960.121.685 1.068,15 Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional

Jumlah Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional

Lainnya

URAIANKOREKSI

*) Pendapatan/Beban Penyesuaian Nilai Persediaan timbul karena kebijakan

penilaian persediaan menggunakan metode Harga Perolehan Terakhir. Akun ini

tidak akan muncul ketika penilaian persediaan menggunakan metode First In

First Out (FIFO) mulai tahun 2017

Pos-Pos Luar

Biasa Rp0.00

D.12 POS-POS LUAR BIASA

Pos Defisit dari Pos Luar Biasa terdiri dari pendapatan dan

beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas

pokok dan fungsi serta di luar kendali entitas. Rincian Pos-Pos

Luar Biasa untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai

berikut:

Perbandingan Rincian Pos-pos Luar Biasa

TA. 2016 dan TA 2015

URAIAN TH 2016 TH 2015

NAIK

(TURUN)

%

#DIV/0!

#DIV/0!

Defisit Pos Luar Biasa 0 0 #DIV/0!

Pendapatan PNBP berasal dari penjualan peralatan dan mesin

yang rusak pasca bencana di Papua dan Sumatera Utara.

Sedangkan Beban Perjalanan Dinas dan Beban Persediaan

adalah merupakan beban-beban yang digunakan secara

langsung dalam masa tanggap darurat bencana.

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN

EKUITAS

Ekuitas Awal

Rp7,997,208,10

4,049.00

E.1 Ekuitas Awal

Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2016 dan 2015 adalah

masing-masing sebesar Rp7,997,208,104,049.00 dan

Rp7,615,716,657,414.00.

Defisit LO

(Rp1,559,237,1

16,048.00)

E.2 Defisit LO

Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah defisit sebesar

(Rp1,569,934,974,895.00) dan (Rp1,558,480,189,938.00).

Surplus (Defisit) LO merupakan penjumlahan selisih antara

surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non

operasional, dan kejadian luar biasa.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Defisit LO pada 31

Desember 2016 terkoreksi menjadi (Rp1,559,237,116,048.00)

Dampak

Kumulatif

Perubahan

Kebijakan

Akuntansi/Kesa

lahan Mendasar

Rp0,00

E.3.1 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar

Transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir

pada 31 Desember 2016 sebesar Rp0,00.

Penyesuaian

Nilai Aset

(Rp0.00)

E.3.2 Penyesuaian Nilai Aset

Nilai Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada

31 Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah sebesar

(Rp605,460,700.00) dan Rp65,452,887,963.00. Penyesuaian

Nilai Aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan

akibat penerapan kebijakan harga perolehan terakhir.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Penyesuaian Nilai Aset

pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi Rp0.00

Koreksi Nilai

Persediaan

Rp195,636,000.

00

E.3.3 Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai

persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam

penilaian persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya.

Koreksi tambah atas nilai persediaan untuk tahun 2016 dan

2015 adalah masing-masing sebesar Rp195,636,000.00 dan

(Rp1,259,455,605.00).

Rincian Koreksi Nilai Persediaan untuk tahun 2016 adalah

sebagai berikut:

Rincian Koreksi Nilai Persediaan

Beban Barang Lainnya untuk

Diserahkan Kepada Masyarakat 195.636.000 BPTP Sumut

Jumlah 195.636.000

KoreksiJenis Persediaan Satker

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Koreksi Nilai

Persediaan pada 31 Desember 2016 tidak terkoreksi.

Selisih

Revaluasi Aset

Rp216,006,003.

00

E.3.4 Selisih Revaluasi Aset

Selisih Revaluasi Aset merupakan selisih yang muncul pada

saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi

Aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016

Unaudited dan 2015 adalah masing-masing sebesar

Rp216,006,003.00 dan Rp71,806,819,542.00. Selisih

Revaluasi Aset berasal dari Satker BPTP Gorontalo dan Balai

PATP.

Rincian Selisih Revaluasi Aset

BPTP Gorontalo - 8.874.000

BPTP Gorontalo 70.992.000 -

Balai PATP - 278.124.003

Jumlah 70.992.000 286.998.003

Saldo 216.006.003

DebitSatker Kredit

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Selisih Revaluasi Aset

pada 31 Desember 2016 tidak terkoreksi.

Koreksi Nilai

Aset Non

Revaluasi

Rp11,768,556,5

54.00

E.3.5 Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi

Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi untuk periode yang berakhir

pada 31 Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah sebesar

Rp11,208,728,722.00 dan Rp14,519,463,680.00. Koreksi ini

berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya

yang bukan karena revaluasi nilai.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Koreksi Nilai Aset Non

Revaluasi pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp11,768,556,554.00

Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Satker Tahun

2016 disajikan pada Lampiran.

Koreksi Lain-

lain

Rp221,801,57

8.00

E.3.6 Koreksi Lain-lain

Koreksi Lain-Lain untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp221,801,578.00

dan (Rp657,372,147.00). Koreksi ini merupakan koreksi

selain yang terkait Barang Milik Negara, antara lain koreksi

atas pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas hibah,

piutang dan utang. Koreksi lain-lain terdiri dari:

Rincian Koreksi Lain-Lain

Debit Kredit

Akumulasi Penyusutan Aset

Tetap yang Tidak Digunakan 1 - BB Veteriner

Koreksi untuk menyesuaikan nilai

akum. Penyusutan/amortisasi aset

lainnya pada SIMAK BMN akibat

update Aplikasi SIMAK BMN

Belanja Barang yang masih harus

dibayar - 91.937.000 Balitnak

Tagihan Listrik dan Telepon 2015

yang dibayarkan 2015

Beban Tunjangan Fungsional

PNS - 2.042.606 Balittra

Koreksi lainnya terhadap salah catat

pada audited 2015 di jurnal akun

511174 yang seharusnya 511124 dan

dibayarkan melalui sP2D 511124

yang mengakibatkan beban 511174

ada di posisi kredit

Beban Langganan Daya dan

Jasa Lainnya - 162.475.532 Balittra

koreksi lainnya terhadap beban

langganan daya jasa di audited yang

seharusnya di jurnal beban listrik, air

dan telepon yang mengakibatkan

pada semester 1 2016 beban ada

diposisi kredit

Utang Kepada Pihak Ketiga

Lainnya - 429.743 BPTP Jabar Koreksi Saldo Awal

Aset Lainnya yang Belum

Diregister 45.000.000 -

BPTP

Lampung

Koreksi pencatatan aset

ekstrakomtable yang tidak hilang

akibat pengiriman dari Simak-BMN

Jumlah 45.000.001 256.884.881

Saldo 211.884.880

Jenis Beban SatkerJumlah Koreksi

Keterangan

Transaksi Antar

Entitas

Rp1,763,802,18

0,626.00

E.4 Transaksi Antar Entitas

Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31

Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-masing

sebesar Rp1,763,335,255,176.00 dan

Rp1,790,109,293,140.00. Transaksi antar Entitas adalah

transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas yang

berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN maupun KL

dengan BUN.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Transaksi Antar

Entitas pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi

Rp1,763,802,180,626.00

Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas

Nilai Nilai

Unaudited DEBIT KREDIT Audited

Diterima dari Entitas Lain (42.327.840.250) 132.764 - (42.327.973.014)

Ditagihkan ke Entitas Lain 1.779.160.938.309 - - 1.779.160.938.309

Transfer Masuk 103.568.983.824 356.250 167.571.050 103.736.198.624

Transfer Keluar (83.666.176.476) 108.080.000 14.406.548 (83.759.849.928)

Pengesahan Hibah Langsung 6.599.510.131 - 393.516.866 6.993.026.997

Pengesahan Pengembalian

Hibah Langsung (160.362) - - (160.362)

Jumlah 1.763.335.255.176 108.569.014 575.494.464 1.763.802.180.626

Transaksi Antar EntitasKOREKSI

Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:

E.4.1 Diterima dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan ke

Entitas Lain (DKEL)

Diterima dari Entitas Lain/Ditagihkan ke Entitas Lain

merupakan transaksi antar entitas atas pendapatan dan

belanja pada KL yang melibatkan kas negara (BUN). Pada

periode hingga 31 Desember 2016, DDEL sebesar

(Rp42,327,840,250.00) sedangkan DKEL sebesar

Rp1,779,160,938,309.00

E.4.2 Transfer Masuk/Transfer Keluar

Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan

aset/kewajiban dari satu entitas ke entitas lain pada internal

KL, antar KL dan antara KL dengan BA-BUN.

Transfer Masuk sampai dengan tanggal 31 Desember 2016

sebesar Rp103,736,198,624.00 terdiri dari:

Rincian Transfer Masuk per Satker

NO SATKER DEBIT KREDIT

1 BALITSA - 5.080.345.934

2 BB BIOGEN - 6.086.100.671

3 BB PADI - 419.428.300

4 BBSDLP - 771.062.293

5 BB VETERINER - 98.029.777

6 BALITNAK - 14.500.000

7 PUSLITBANGBUN - 657.217.239

8 BALITTRO - 1.069.923.766

9 PUSTAKA 2.483.103.360 -

10 BALINGTAN - 31.113.250

11 BALITTAS - 81.495.216

12 BALITTRA - 9.193.633.449

13 BALITPALMA - 14.920.758.865

14 BALITSEREAL - 43.915.000

15 LPTP KEPRI - 48.739.000

16 BALITBANG KANTOR PUSAT - 1.312.063.433

17 BALITHI - 81.330.000

18 BALITKABI - 20.800.000

19 PUSLITBANGTAN - 23.952.050

20 PUSLITBANGNAK - 30.511.810

21 BALITTRI - 44.762.500

22 PUSLITBANGHORT - 23.952.050

23 PSEKP - 1.811.596.443

24 BALITBU TROPIKA - 2.793.665.951

25 BPTP BANTEN - 58.191.050

26 BPTP BABEL - 48.739.000

27 BPTP GORONTALO - 48.739.000

28 BPTP MALUKU UTARA - 24.974.000

29 BPTP PAPUA BARAT - 21.117.094.421

30 BALAI PATP - 23.952.050

31 LPTP SULBAR - 4.780.400.912

32 BB MEKTAN - 3.895.420.576

33 BPTP JAWA BARAT - 208.339.000

34 BPTP JAWA TENGAH - 148.489.000

35 BPTP JAWA TIMUR - 248.239.000

36 BPTP ACEH - 160.459.000

37 BPTP SUMATERA UTARA - 48.739.000

38 BPTP SUMATERA BARAT - 3.535.527.360

39 BPTP RIAU - 7.608.739.000

40 BPTP SUMATERA SELATAN - 325.753.062

41 BPTP LAMPUNG - 48.739.000

42 BPTP KALIMANTAN BARAT - 572.398.686

43 BPTP KALIMANTAN TENGAH - 224.979.625

44 BPTP KALIMANTAN TIMUR - 48.739.000

45 BPTP SULAWESI TENGAH - 48.739.000

46 BPTP SULAWESI TENGGARA - 48.739.000

47 BPTP MALUKU - 48.739.000

48 BPTP NTT - 160.459.000

49 BPTP PAPUA - 48.382.750

50 BPTP DKI JAKARTA - 24.974.000

51 BPTP YOGYAKARTA - 148.489.000

52 BPTP BALI - 50.579.000

53 BPTP BENGKULU - 48.739.000

54 BPTP JAMBI - 48.739.000

55 BPTP KALIMANTAN SELATAN - 248.239.000

56 BPTP SULAWESI UTARA - 6.191.051.669

57 BPTP SULAWESI SELATAN - 14.587.785.116

58 BPTP NTB - 48.739.000

59 BB PASCAPANEN 3.507.190.590 -

60 BBP2TP - 23.952.050

61 BALITTANAH - 29.598.250

62 BALITKLIMAT - 14.500.000

63 LOLITTUNGRO - 14.500.000

64 BALITJESTRO - 27.000.000

65 LOLITSAPI - 14.500.000

66 LOLITKAMBING - 14.500.000

JUMLAH 5.990.293.950 109.726.492.574

SALDO 103.736.198.624

Sedangkan Transfer Keluar sampai dengan tanggal 31

Desember 2016 sebesar (Rp83,666,176,476.00)

Rincian Transfer Keluar per Satker

NILAI Nilai

Unaudited DEBIT KREDIT Audited

1 BB Biogen 1.768.556.046 - - 1.768.556.046

2 BBSDLP 922.344.150 - - 922.344.150

3 Puslitbangbun 2.307.940.481 - - 2.307.940.481

4 Balittro 614.065.186 - - 614.065.186

5 Pustaka 2.351.110.243 - - 2.351.110.243

6 Balitbangtan Kantor Pusat 67.654.990.486 108.080.000 - 67.763.070.486

7 Balittri 649.000.184 - - 649.000.184

8 Puslitbanghort 1.191.727.072 - - 1.191.727.072

9 PSEKP 25.758.513 - - 25.758.513

10 Balai PATP 51.300.000 - - 51.300.000

11 BB Mektan 1.280.838.747 - - 1.280.838.747

12 BPTP Jawa Barat 5.558.573 - - 5.558.573

13 BPTP Papua 14.406.548 - 14.406.548 -

14 BPTP Sulsel 4.731.661.910 - - 4.731.661.910

15 BBP2TP 83.742.858 - - 83.742.858

16 Balittanah 13.175.479 - - 13.175.479

83.666.176.476 108.080.000 14.406.548 83.759.849.928

SatkerNo

Jumlah

KOREKSI

E.4.3 Pengesahan Hibah Langsung dan Pengembalian

Pengesahan Hibah Langsung

Pengesahan Hibah Langsung merupakan transaksi atas

pencatatan hibah langsung KL dalam bentuk kas, barang

maupun jasa sedangkan pencatatan pendapatan hibah

dilakukan oleh BA-BUN. Pengesahan Hibah Langsung sampai

dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar

Rp6.993.026.997,00.

Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung merupakan

transaksi atas pencatatan pengembalian hibah langsung

entitas. Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung sampai

dengan tanggal 31 Desember 2016 adalah (Rp160.362,00).

Rincian pengesahan Hibah untuk tahun 2016 adalah sebagai

berikut:

Nilai Pengesahan Nilai Pengesahan

Unaudited Debit Kredit Audited

1 Balitsa Uang 1.520.245.831 - - 1.520.245.831

2 BB Biogen Uang 1.453.084.937 - - 1.453.084.937

3 BB Padi Uang 39.112.500 - - 39.112.500

4 BBSDLP Uang 419.816.000 - - 419.816.000

5 Balingtan Uang 140.959.000 - - 140.959.000

6 Balittas Uang 134.498.000 - - 134.498.000

7 Puslitbangnak Uang 321.080.000 - - 321.080.000

8 Puslitbanghort Uang 580.193.670 - 393.516.866 973.710.536

9 BPTP Aceh Uang 1.007.855.801 - - 1.007.855.801

10 BPTP NTT Uang 622.664.392 - - 622.664.392

11 Baliitanah Uang 360.000.000 - - 360.000.000

6.599.510.131 6.993.026.997

160.362 - - 160.362

6.599.349.769 6.992.866.635

KOREKSI

Jumlah

No Penerima

Hibah

Bentuk

Hibah

Total Pengesahan

Pengesahan Pengembalian Hibah

Rincian Penerimaan Hibah Langsung per Satker Tahun 2016

disajikan pada Lampiran.

Ekuitas Akhir

Rp8,214,165,25

2,064.00

E.5 Ekuitas Akhir

Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 Unaudited dan

2015 adalah masing-masing sebesar Rp8,201,845,095,933.00

dan Rp7,997,208,104,049.00.

Setelah audit BPK dan koreksi internal, Ekuitas Akhir pada 31

Desember 2016 terkoreksi menjadi Rp8,214,165,252,064.00

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL

NERACA

Pada Periode 31 Desember 2015 lingkup Badan Litbang

Pertanian terdapat 8 kali perubahan Surat Keputusan Menteri

Pertanian tentang penunjukkan KPA, Bendahara Pengeluaran

dan Bendahara Penerimaan dan sampai dengan 31 Desember

2016 terdapat penambahan 15 kali perubahan, dengan rincian

sebagai berikut:

SK TANGGAL KETERANGAN91/Kpts/KU.010/2/2016 09 Februari 2016 Perubahan Pada KPA BPTP Jambi dan

KPA BPTP Papua

105/Kpts/KU.010/2/2016 11 Februari 2016 Perubahan Bendahara pada satker

Baliitas dan Balitri

106/Kpts/KU.010/2/2016 11 Februari 2016 Perubahan KPA BB Biogen dan BB

Pascapanen

149/Kpts/KU.010/3/2016 02 Maret 2016 Perubahan KPA Balitsa, Balitnak,

Balittas, Balitpalma, Balitri, BPTP Jabar,

BPTP Sumut, BPTP Jambi, BPTP

Kalteng, BPTP Kalsel, BPTP Sulteng,

BPTP Sulsel, LPTP Sulbar, BPTP NTB,

BPTP Papua dan BPTP Malut

277/Kpts/KU.010/4/2016 21 April 2016 Perubahan KPA Puslitbangtan, BB Padi,

Puslitbanghorti, PSEKP dan BBP2TP

449/Kpts/KU.610/7/2016 12 Juli 2016 Perubahan pada Bendahara BPTP NTT

576/Kpts/KU.010/8/2016 19-Agu-16 Perubahan pada KPA BPTP

Yogyakarta dan BPTP Jawa Timur

628/Kpts/KU.010/9/2016 14-Sep-16 Perubahan pada KPA Balai Besar

Pengkajian

642/Kpts/KU.010/9/2016 27-Sep-16 Perubahan pada KPA BPATP, BB

Sukamandi, Puslitbanghortikultura,

Balitklimat, BB Pengkajian, BPTP

Jawa Tengah, BPTP Sumbar serta

bendahara pengeluaran BB Mektan

679/Kpts/KU.010/10/2016 13-Okt-16 Perubahan pada KPA BB Veteriner

705/Kpts/KU.010/10/2016 19-Okt-16 Perubahan pada KPA Balitro dan BB

Mektan

766/Kpts/KU.010/11/2016 11-Nov-16 Perubahan pada KPA BPATP, Balitro,

Balitklimat, Balittanah, Balingtan,

BPTP Jateng, BPTP Sumbar, BPTP

Riau, BPTP Sumsel, BPTP Babel, BPTP

Sulut, BPTP Sulsel, LPTP Sulbar, BPTP

Maluku, BPTP Pabar

801/Kpts/KU.010/11/2016 29-Nov-16 Perubahan pada Bendahara

Penerimaan Loka Penelitian Sapi

Potong Grati

864/Kpts/KU.410/12/2016 28-Des-16 Perubahan pada KPA Puslitbangtan,

Puslitbangnak dan BB Veteriner

Dengan demikian sejak SK Menteri Pertanian Nomor

5118/Kpts/KU.410/12/2013 tentang Penetapan Pejabat

Pengelola Keuangan lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian yang

ditetapkan tanggal 23 Desember 2013 telah terjadi dua puluh

sembilan kali perubahan

F.2 REKENING PEMERINTAH

Pada Laporan Keuangan Audited 2015 rekening satker lingkup

Badan Litbang Pertanian sebanyak 108 rekening yang terdiri

dari:

- Pengeluaran 66 rekening

- Penerimaan 17 rekening

- Rekening Lainnya 25 rekening

Sedangkan per 31 Desember 2016 rekening Satker lingkup

Badan Litbang sebanyak 105 rekening yang terdiri dari :

- Rekening Pengeluaran 66

- Rekening penerimaan 19

- Rekening Lainnya 26

F.3 HIBAH

Pada periode penyusunan Laporan Keuangan TA 2015 Audited

ada 29 judul proyek hibah pada 17 Satker lingkup Badan

Litbang Pertanian. 21 hibah merupakan lanjutan dari tahun

sebelumnya, sedangkan 8 hibah merupakan hibah baru. Total

pendapatan senilai Rp10.031.896.736,00, belanja senilai

Rp9.191.150.422,00, disetor ke Kas Negara senilai

Rp10.366.181,00 sehingga saldo akhir hibah senilai

Rp830.380.133,00.

Pada periode 31 Desember 2016 terdapat 20 proyek hibah pada

13 satker lingkup Badan Litbang Pertanian dan sampai dengan

akhir periode tersebut terdapat dana hibah yang belum

disyahkan sebesar Rp294,446,435.00 pada satker

Puslitbanghorti dengan judul proyek Improving market

integration for high value fruit and vegetable production systems

in Indonesia dari ACIAR yang merupakan proyek lanjutan dari

tahun sebelumnya. sisa dana hibah dari TA 2015 sebesar

Rp110,831,772.00 (dari kegiatan ACIAR) dana ini dilanjutkan

utk kegiatan TA 2016, selanjutnya masuk ke dalam DIPA TA

2016 kemudian dana hibah yang ditransfer di tahun 2016

sebesar Rp580,193,760.00 (ini juga sudah masuk dalam DIPA

2016) sudah disahkan sebagaimana terdapat pada SP2HL dan

SPHL. Total dana hibah ACIAR TA 2016 yang sudah disahkan

(masuk dalam DIPA TA 2016) sebesar Rp110,831,772.00

ditambah Rp580,193,760.00 total seluruhnya

Rp691,025,442.00. Belanja yg digunakan selama TA 2016 total

Rp659,915,453.00 jadi sisa dana hibah TA 2016 senilai

Rp31,109,989.00. Pada akhir Desember 2016, ACIAR

melakukan transfer dana kembali sebesar Rp294.446.435.00

untuk kegiatan di tahun 2017. Jadi total uang yg ada di

rekening hibah Rp31,109,989.00 (sisa dana yg masuk dalam

DIPA 2016) ditambah Rp294,446,435.00 (belum masuk dalam

DIPA 2016 karena ditransfer pada akhir tahun anggaran

sehingga akan digunakan pada tahun berikutnya dan belum

disahkan karena akan digunakan untuk kegiatan Tahun 2017

dan dimasukkan ke dalam DIPA 2017 dan sampai saat ini

belum ada pengajuan untuk pengesahannya.

Setelah dilakukan Koreksi internal dan arahan dari Direktorat

Akuntansi dan Pelaporan Kementerian Keuangan untuk

menghilangkan nilai Hibah Langsung yang Belum Disahkan

tersebut, Puslitbanghorti telah melakukan revisi DIPA (revisi ke

08) dan Pengesagan Hibah Langsung ke KPPN khusus Jakarta

(SPHL Nomor: 161400000000098 tanggal 31 Desember 2016)

senilai Rp294,446,435.00

Dari 20 proyek hibah tersebut terdapat 2 proyek hibah yang

tidak masuk di DIPA 2016 karena dana baru rencana masuk

pada TA 2017 yaitu :

- Satker BBSDLP dengan judul Proyek Analysis and Mapping

of Impacts under Climate Change for Adaptation and Food

Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC) dari

FAO

- Satker PSEKP dengan judul Proyek Analysis and Mapping

of Impacts under Climate Change for Adaptation and Food

Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC) dari

FAO

dan untuk 1 Proyek Hibah satker BBSDLP dengan judul proyek

Reducing disaster risks caused by changing climate in Nusa

Tenggara Timur (NTT) and Nusa Tenggara Barat (NTB) Provinces

in Indonesia juga tidak masuk DIPA 2016 karena tidak ada dana

masuk dikarenakan BBSDLP hanya sebagai Tim Pengarah atau

monev dan semua dibiayai langsung dari FAO .

Total pendapatan senilai Rp6,599,510,281,00, belanja senilai

Rp6,107,391,457,00, Saldo Bruto senilai Rp1,187,012,874.00

disetor ke Kas Negara senilai Rp880,00 sehingga saldo akhir

hibah senilai Rp1,187,011,994,00.

F.4 PERKEMBANGAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA

Pada periode 31 Desember 2016 total piutang pada satker

lingkup Badan Litbang Pertanian senilai Rp2,567,913,168.38,

Temuan BPK-RI ber-SKTM senilai Rp753,109,316,00,

sedangkan Non SKTM senilai Rp130,642,474.51 Temuan Itjen

ber-SKTM senilai Rp1,444,951,400.47, sedangkan Non SKTM

senilai Rp239,209,977.40,00. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa total piutang yang ber-SKTM senilai

Rp2,198,060,716.47 dan Non SKTM senilai Rp369,852,451.91.

Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Total Penyelesaian

Piutang Negara Temuan Itjen terdapat koreksi senilai

Rp41,928,731.03 yang belum dicatat pada satker BPTP Jawa

tengah yang merupakan pembayaran Kelebihan pembayaran

sarana TTP (PT intan Pesona) senilai Rp23,678,458.03 dengan

NTPN B12981JBSKDM0AQ1 Tanggal 23 November 2016 dan

kemahalan harga pengadaan pesawat drone (CV. Global Survey

Indonesia) senilai Rp18,250,273.00 dengan NTPN

27F954R7R8VDDONH Tanggal 30 Desember 2016

Sehingga total piutang periode 31 Desember 2016 Audited

senilai Rp2,682,223,845.38, Temuan BPK – RI per- SKTM dan

Non SKTJM adalah sama dengan nilai pada saat Unaudited,

Temuan Itjen ber- SKTJM senilai Rp1,559,262,077.47

sedangkan Non SKTJM adalah sama dengan nilai pada saat

Unaudited. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa total

piutang ber- SKTJM senilai Rp2,312,371,393.47 dan Non SKTM

senilai Rp369,852,451.91.

Rincian Daftar Piutang Negara ber-SKTJM dan Non SKTJM

disajikan pada lampiran Laporan Keuangan ini.

F.5 PENJELASAN PERSEDIAAN 526

Penyelesaian serah terima barang persediaan hasil pengadaan

melalui MAK 526 kepada Pemda sesuai instruksi Kepala Badan

Litbang Pertanian melalui surat nomor 972/PL.230/I/04/2016

tanggal 13 April 2016 (fotokopi surat terlampir) sebagai berikut:

1. Agar segera mengidentifikasi satker yang akan menerima

barang persediaan hasil pengadaan MAK 526

2. Aset tersebut dapat segera diserahkan kepada satker

daerah, namun aset dimaksud masih dalam pengawasan

Badan Litbang Pertanian sampai program TTP selesai yang

diperkirakan selama 3 tahun

Proses serah terima barang kepada Pemerintah Daerah dengan

pola hibah berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan

nomor 96/PMK.06/2007 dan ketentuan lain yang berlaku.

Pada pencatatan di SIMAK BMN, terdapat 25 satker yang

mempunyai belanja 526 sampai dengan 31 Desember 2016,

sebanyak 10 satker sudah terbit BASTnya diantaranya adalah :

No BAST Tanggal BAST

B-944.1/PL.130/H/09/2016 30-Sep-16

B-927.2/PL.130/H.1/09/2016 27-Sep-16

B-926.1/PL.310/H/09/2016 27-Sep-16

315.1/PL.310/I/04/2016 14-Apr-16

2 BPATP B-1146/PL.130/H/11/2016 07-Nov-16

3 BPTP ACEH B-1047/PL.130/H/10/2016 26-Okt-16

4 BPTP Sumsel B-974.1/PL.130/H/10/2016 07-Okt-16

5 BPTP Yogyakarta B-1043/PL.130/H/10/2016 25-Okt-16

6 BPTP Jatim B-1265/PL.130/H/12/2016 05-Des-16

7 BPTP NTT B-1336/PL.130/H/12/2016 29-Des-16

8 BPTP Kalteng B-1289.2/PL.130/H/12/2016 13-Des-16

9 BPTP Kalsel B-1141.1/PL.130/H/10/2016 03-Nov-16

B-1316.1/PL.130/H/12/2016 22-Des-16

B-1316.2/PL.130/H/12/2016 22-Des-16

B-1317.1/PL.130/H/12/2016 22-Des-16

B-1317.2/PL.130/H/12/2016 22-Des-16

B-187/PL.130/H/1/2017 23-Jan-17

B-1133/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16

B-1136/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16

B-1134/PL.130/H/11/2016 30-Nov-16

B-1135/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16

B-1137/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16

NO SatkerPermentan No 70 Tahun 2016 (Satker/Poktan/Eselon I)

1 Puslitbanghorti

10 BB Pascapanen

F.6 HAMBATAN DAN KENDALA

Hambatan dan kendala lainnya dalam pelaksanaan SAP dan

penyusunan Laporan Keuangan Semester II TA 2016 sebagai

berikut :

a. Mulai diterapkannya e-rekon untuk aplikasi SAIBA. Hal ini

menyebabkan terjadinya perbedaan angka hasil verifikasi

satker di eselon 1 dengan hasil e-rekon.

b. Terjadinya perbedaan nilai tersebut karena satker tidak

melaporkan kembali perubahan-perubahan yang terjadi

pasca berlangsungnya workshop penyusunan laporan

keuangan semester 1.

c. Selain itu tidak diberlakukannya Aplikasi SAIBA Eselon 1

menyebabkan Eselon 1 tidak memiliki data yang akurat

untuk melakukan verifikasi ditingkat satker.

d. Petugas kurang memahami akuntansi akrual, walaupun

sudah diadakan beberapa kali pelatihan SAIBA.

e. Satker terlambat dalam mengirimkan laporan keuangan tiap

bulan

f. Terdapat beberapa satker yang belum melakukan Jurnal

Penyesuaian terhadap akun – akun neraca di tahun 2016

g. Penggunaan akun yang tidak sesuai dengan tupoksi

h. Terdapat kesalahan dalam klasifikasi belanja atas realisasi

pengeluaran yang dilakukan (perlu koord pelaksana dg

petugas SAIBA/SIMAK BMN)

i. CaLK Satker belum memberikan informasi yang cukup,

sehingga menyulitkan saat digabungkan di Eselon I.

j. Adanya Selisih realisasi belanja modal antara SAIBA dan

SIMAK BMN.

k. Kedisiplinan para petugas/penyelenggara akuntansi tingkat

UAKPA/B tentang kaidah-kaidah akuntansi kurang. Hal ini

terlihat dari saldo awal UAKPA tidak sama dengan saldo awal

UAPPAE-1. Penyebabnya adalah perubahan yang dilakukan

Satker tidak dilaporkan ke Eselon I.

l. Koordinasi antara operator SAIBA dan SIMAK-BMN belum

efektif, sehingga proses kapitalisasi antara aset dengan uang

tidak dapat berjalan dengan baik.

m. Operator SIMAK-BMN agak sulit mendapatkan dokumen

sumber sebagai bahan perekaman data, antara lain dokumen

kontrak, BAST barang, SPM dan SP2D serta dokumen

lainnya yang dapat menggambarkan spesifikasi barang,

sehingga perekaman data SIMAK-BMN tahun berjalan tidak

dapat berjalan dengan sempurna.

n. Pemahaman para penanggung jawab di UAKPA/B terhadap

substansi akuntansi juga masih kurang, sehingga masih

terjadi kesalahan-kesalahan atas laporan yang dicetak.

o. Fungsi Bagan Akun Standar dan Kaidah Akuntansi belum

dipahami betul oleh insan akuntasi, sehingga terjadi

kesalahan pembebanan di DIPA, kesalahan penyetoran

pengembalian belanja, dan temuan aparat pemeriksa.

p. Panjangnya proses birokrasi hibah dari tahapan register,

proses pengurusan rekening lainya (untuk menampung dana

hibah), revisi DIPA dan pertanggungjawaban realisasi

(penerbitan SPHL) ke KPPN VI Jakarta untuk hibah luar

negeri sangat menyulitkan, karena proses tersebut hanya

dilakukan terpusat di Jakarta tidak dapat dilakukan di KPPN

setempat dengan waktu yang terbatas dan minimnya

informasi, sedangkan UK/UPT lingkup Badan Litbang

Pertanian penerima hibah luar negeri tersebar di seluruh

Indonesia dan dana hibah yang diterima juga terbatas untuk

penelitian.

q. Proses revisi DIPA hibah harus menunggu proses revisi DIPA

APBN murni.