Bagaimana Cara Menghitung Usia Kehamilan Dan Tanggal Partus

Embed Size (px)

Citation preview

Bagaimana cara menghitung usia kehamilan dan tanggal partus ? Jawab: ; Cara menghitung usia kehamilan dengan cara melihat kalender kehamilan: Pada kasus, diketahui HPHT 24 Agustus 2011, dengan datang ke poli pada tanggal 22 Maret 2011, maka: - Agustus = 31 hari, maka 7 hari - September = 30 hari, maka 4 minggu 2 hari - Oktober = 31 hari, maka 4 minggu 3 hari - November = 30 hari, maka 4 minggu 2 hari - Desember = 31 hari, maka 4 minggu 3 hari - Januari = 31 hari, maka 4 minggu 3 hari - Februari = 28 hari, maka 4 minggu - Maret = 31 hari, maka 22 hari Jadi, usia kehamilannya = 30 minggu ; Cara menghitung perkiraan partus adalah dengan rumus Naegele, yaitu hari +7, bulan -3, tahun +1 dari HPHT, maka: [1] HPHT 24 Agustus 2010, maka perkiraan partus 31 Mei 2011.

Dinding Perut Pembesaran rahim peregangan robeknya selaput elastis di bawah kulit Striae Gravidarum Bila terjadi peregangan yang hebat (hidramnion dan gemeli) Diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya Linea nigra (warna hitam). Mammae o Perubahan dimulai pada TM I lebih besar dan sensitif puting jadi lebih besar dan gelap o Areola mamae lebih gelap dan luas kelenjar sebasea pada areola mamae (kelenjar Montgomery) hipertrofi puting dan areola lembab Setelah minggu kehamilan pembesaran payudara ductus lactiferous menjadi bercabang dengan cepat pada 3 bulan pertama

o Pembentukan lobules dan alveoli mulai memproduksi dan mensekresi cairan yang kental kekuningan Kolostrum pada TM III aliran darah didalamnya lambat dan payudara menjadi besar lagi o Pembesaran payudara perubahan titik pusat berat tubuhnya. o Dengan dilahirkannya plasenta pengaruh Estrogen, Progesteron & Somatomamotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga Prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi. o Perubahan pada organ sistem tubuh lain : Sistem gastrointestinal Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum). Kulit Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dan sebagainya. Uterus o Hormon estrogen & progesteron Uterus membesar hipertrofi otot polos uterus, serabut-serabut kolagen menjadi higroskopik uterus bisa mengikuti pertumbuhan janin o Berat uterus Normal : 30 gr. Pada akhir kehamilan (40 mgg) 1000 gr o Ukuran uterus pd kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20 cm dgn kapasitas > 4000 cc o Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus : - tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g) - kehamilan 8 minggu : telur bebek - kehamilan 12 minggu : telur angsa - kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat - kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat - kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid - kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid - kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid Faktor Resiko Sebelum Kehamilan A a b c d e Karakteristik ibu usia < 20 tahun, dan > 35 tahun berat badan kurang dari 50 kg Obesitas, menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Peristiwa pada kehamilan yang lalu - 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi dan pernah melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur. Pemeriksaan yang perlu di lakukan : a) kelainan kromosom atau hormon b) kelainan struktur rahim atau leher rahim c) penyakit jaringan ikat (misalnya lupus) d) reaksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh). - Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat: a) kelainan kromosom pada bayi b) Diabetes c) Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun d) Tekanan darah tinggi e) Penyalahgunaan obat f) Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus). - pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. - pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, kemungkinan ibu menderita diabetes. - telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:

a) kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah) b) perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah) c) persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang berat d) plasenta previa (plasenta letak rendah). - pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama. - pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun. - pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua orangtuanya. f. Kelainan struktur Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya: - kelahiran prematur - gangguan selama persalinan - kelainan letak janin - kelainan letak plasenta - keguguran berulang. g. Keadaan kesehatan - Tekanan darah tinggi menahun - Penyakit ginjal - Diabetes - Penyakit jantung yang berat - Penyakit sel sabit - Penyakit tiroid - Lupus - Kelainan pembekuan darah. h. Riwayat keluarga Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.

Bagaimana cara menghitung usia kehamilan dan tanggal partus ? Jawab: ; Cara menghitung usia kehamilan dengan cara melihat kalender kehamilan: Pada kasus, diketahui HPHT 24 Agustus 2011, dengan datang ke poli pada tanggal 22 Maret 2011, maka: - Agustus = 31 hari, maka 7 hari - September = 30 hari, maka 4 minggu 2 hari - Oktober = 31 hari, maka 4 minggu 3 hari - November = 30 hari, maka 4 minggu 2 hari - Desember = 31 hari, maka 4 minggu 3 hari - Januari = 31 hari, maka 4 minggu 3 hari - Februari = 28 hari, maka 4 minggu - Maret = 31 hari, maka 22 hari Jadi, usia kehamilannya = 30 minggu ; Cara menghitung perkiraan partus adalah dengan rumus Naegele, yaitu hari +7, bulan -3, tahun +1 dari HPHT, maka: [1] HPHT 24 Agustus 2010, maka perkiraan partus 31 Mei 2011.

1

Etiologi dan mekanisme demam dan perdarahan vagina pada Nn. Dora Perdarahan pervaginam pada seorang wanita adalah suatu yang fisiologis (disebut menstruasi). Namun pada kondisi-kondisi tertentu, khususnya kehamilan, perdarahan ini menjadi tanda suatu patologis, diantaranya : ; Sebab-sebab organik ; ; ; Serviks : Polipus servisiso uteri, erosion porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisisi uteri Korpus uteri : Polip endometrium, abortus, mola hidatidosa, kariokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarcoma uteri, mioma uteri Tuba fallopii : KET, radang tuba, tumor tuba.

; ; ;

Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium. Metropatia hemoragika : perdarahan karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibatnya, terjadilah hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus-menerus.

Sebab-sebab fungsional

; ; ;

Insufisiensi korpus luteum : kurangnya produksi progesterone akibat gangguan LH releasing factor Apopleksia uteri : pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus. (tereksklusi oleh pemeriksaan BP pasien yg normal) Persisten korpus luteum : menyebabkan pelepasan endometrium yang tidak regular (irregular bleeding)

Mekanisme

terjadinya

demam

dan

perdarahan

vagina

pada

Nn.

Dora

*Usia yang tepat untuk hamil : 20-30 tahun, resiko meningkat jika usia 35 tahun. Mekanisme perdarahan vagina Berawal dari fertilisasi ovum oleh sperma adanya hambatan yang mengganggu perjalanan blastokista ke endometrium implantasi di dalam tuba fallopii trofoblast dan villus

korialis pada dinding tuba menembus lapisan pseudokapsularis perdarahan dalam lumen tuba perdarahan terus-menerus berlangsung pembesaran tuba (hematosalping) darah dapat mengalir ke rongga peritoneum melalui ostium tuba abdominal berkumpul di kavum dauglas hematokele retrouterina abortus tuba perdarahan vagina Jadi, perdarahan yang terjadi ini karena pembuluh-pembuluh darah oleh villi korialis pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Hubungan multipara, penggunaan kontrasepsi hormonal dan jarak kelahiran dengan keluhan kehamilan ektopik: Paritas Paritas merupakan jumlah persalinan yang dialami ibu sebelum persalinan atau kehamilan sekarang. Menurut Chapman (1999) paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu dengan mencapai viabilitas. Ditinjau dari tingkatannya paritas dikelompokkan menjadi tiga antara lain: 1) Paritas rendah atau primipara Paritas rendah meliputi nullipara ( jumlah anak 0) dan primipara ( jumlah anak 2) 2) Paritas sedang atau multipara Paritas sedang atau multipara digolongkan pada hamil dan bersalin dua sampai empat kali. Pada paritas sedang ini, sudah masuk kategori rawan terutama pada kasus-kasus obstetric yang jelek, serta interval kehamilan yang terlalu dekat kurang dari 2 tahun 3) Paritas tinggi

Kehamilan dan persalinan pada paritas tinggi atau grandemulti, adalah ibu hamil dan melahirkan di atas 5 kali. Paritas tinggi merupakan paritas rawan oleh karena paritas tinggi banyak kejadian-kejadian obstetri patologi yang bersumber pada paritas tinggi, antara lain : plasenta praevia, perdarahan postpartum, dan lebih memungkinkan lagi terjadinya atonia uteri. Pada paritas tinggi bisa terjadi pre eklamsi ringan oleh karena paritas tinggi banyak terjadi pada ibu usia lebih 35 tahun. Sedangkan menurut Manuaba (1999) paritas adalah wanita yang pernah melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah : a b c Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali. Adapula sumber yang didapat dari wikipedia terdapat beberapa istilah tentang paritas yaitu : a b Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali atau melahirkan untuk pertama kali Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu kali Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal (Winkjosastro, 2002). Primipara dan gravida pada usia di atas 35 tahun merupakan kelompok risiko tinggi untuk toksemia gravidarum. Kematian maternal akan meningkat tinggi jika sudah menjadi eklamsi (Winkjosastro, 2002). Pada umunya BBLR meningkat sesuai dengan meningkatnya paritas ibu. Resiko untuk terjadinya BBLR tinggi pada paritas 1 kemudian menurun pada paritas 2 atau 3, selanjutnya kembali pada paritas 4 (Manuaba, 1998). Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu golongan paritas tinggi akan mempengaruhi perkembangan janin yang dikandungnya. Hal ini disebabkan adanya gangguan plasenta dan sirkulasi darah ke janin, sehingga pertumbuhan janin terhambat. Jika keadaan ini berlangsung lama akan mempengaruhi berat badan lahir bayi dan kemungkinan besar terjadi BBLR (Wibowo, 1992).

Kasus Ukuran uterus lebih kecil daripada usia kehamilan (mengalami sedikit pembesaran yang tidak sesuai dengan usia kehamilan)

Interpretasi Tidak terdapatnya kantung kehamilan tempat tumbuhnya janin di dalam uterustidak ada embrio di dalam uterus, melainkan di luar rahim. Bekuan darah atau silinder desidua kadangkala memberikan gambaran seperti suatu kantung intrauterus kecil. Uterus tampak mengalami sedikit pembesaran yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, karena endometrium menebal ekogenik akibat reaksi desidua. Kavum uteri sering berisi cairan eksudat yang diproduksi oleh sel-sel desidua. Pada kehamilan ektopik, uterus juga mengalami pertumbuhan aktif karena pengaruh hormon plasenta, akan tetapi dapat tumbuh selama 3 bulan pertama.

; Tidak ada kantung kehamilan di dalam uterus

; Tanda-tanda kehamilan ektopik dengan uji kehamilan positif, yang dalam hal ini embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri akibatnya embtio akan tumbuh di luar rongga rahim. ; Menandakan bahwa sudah terjadi gangguan (ruptur) pada kantung kehamilan. ; Mungkin terlihat kantung kehamilan yang masih utuh dan berisi mudigah, atau hanya berupa massa ekogenik dengan batas ireguler, ataupun massa kompleks yang terdiri atas sebagian ekogenik dan anekoik. ; Berarti sudah terjadi abortus tuba, dimana ovum untuk sebagian atau seluruhnya ikut memesuki lumen tuba dan keluar dari ostium tuba abdominalis dan darah yang keluar kemudian masuk ke rongga peritoneum yang biasanya tidak terlalu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba. ; Pada kehamilan ektopik, terdapat cairan bebas di dalam pelvis

; Terdapat massa hypoechoic pada adneksa kanan dengan diameter 25 mm, pulsasi fetus (+)

; Terdapat cairan minimal intraperitoneal

1.a Apa saja penyebab perdarahan pervaginam pada saat hamil? Jawaban : Perdarahan pervaginam adalah proses keluarnya darah melalui vagina, kehamilan dengan perdarahan dibagi menjadi 3 trimester : 1 Trimester I : Perdarahan pada kehamilan muda pada kehamilan 1,2,3 bulan (sampai 12 minggu) yaitu abortus dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) ; Abortus : Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan atau Abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gramatau usia kehamilan < 20 minggu (terakhir, WHO/FIGO 1998 :22 minggu) Penyebabnya meliputi : Genetik, kelainan kongenital uterus (penyebab anatomik), autoimun, defek fase luteal (hormonal), hematologik, faktor lingkungan. ; KET : Ialah kehamilan dengan ovum yangdibuahi, berimplantasi, dan tumbuhtidak di tempat yang normal yaitudalam endometrium cavum uteri. Penyebabnya meliputi : Faktor tuba ( peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen pada tuba menyempit), factor abnormalitas dari zigot (tumbuh terlalu cepat atau terlalu besar), Faktor ovarium, dan faktor hormonal. 2 Trimester II : Perdarahan pada usia kehamilan 4,5,6 bulan (13-27 minggu) Berupa mola hidatidosa (hamil anggur). ; Mola Hidatidosa : adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam rahim yang terjadi pada awal kehamilan / kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin. Mola hidatifosa berasal dari plasenta dan/atau jaringan janin sehingga hanya mungkin terjadi pada awal kehamilan. Massa biasanya terdiri dari bahan-bahan plasenta yang tumbuh tak terkendali. Sering tidak ditemukan janin sama sekali. Penyebab terjadinya mola belum sepenuhnya dimengerti. Penyebab

yang paling mungkin adalah kelainan pada sel telur, rahim dan/atau kekurangan gizi. 3 Trimester III : Perdarahan pada kehamilan lanjut pada usia kehamilan 7,8,9 (28-42 minggu) berupa plasenta previa dan solutio plasenta. ; Plasenta previa : Adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada SBR sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Penyebabnya : Berkaitan dengan berkurangnya vaskularisasi atau perubahan atrofi pada desidua dengan faktor resiko : Meningkatnya usia ibu dan paritas, Riwayat seksio sesaria, dll ; Solutio Plasenta : Pelepasan plasenta yang prematur pada implantasi yang normal, dengan penyebab primer belum diketahui namun faktor risiko: Peningkatan umur dan paritas, Preeklampsia, Hipertensi kronis , KPSW, Merokok, Penggunaan socaim, Prior Abruption, Leimioma Uteri. Pada kasus ini solusio plasenta yang menyebabkan perdarahn pervaginam pada saat hamil.