8
STUDI ANALISIS WACANA KRITIS AUGUST 8, 2008 ANDRE YURIS 47 COMMENTS ANALISIS WACANA KRITIS Analisis wacana yang dimaksudkan dalam penelitian ini, adalah sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui. Jadi, wacana dilihat dari bentuk hubungan kekuasaan terutama dalam pembentukan subyek dan berbagai tindakan representasi. Dalam studi analisis wacana (discourse analysis), pengungkapan seperti itu dimaksudkan dalam kategori analisis wacana kritis (critical discourse analysis-CDA). Pemahaman dasar CDA adalah wacana tidak dipahami semata-mata sebagai obyek studi bahasa. Bahasa tentu digunakan untuk menganalisis teks. Bahasa tidak dipandang dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dalam analisis wacana kritis selain pada teks juga pada konteks bahasa sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk praktik ideologi. Analisis Wacana Kritis (CDA) melihat pemakaian bahasa tutur dan tulisan sebagai praktik sosial. Praktik sosial dalam CDA dipandang menyebabkan hubungan dialektis antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, istitusi, dan struktur sosial.

BAHAN 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAHAN 1

STUDI ANALISIS WACANA KRITIS

AUGUST 8, 2008 ANDRE YURIS 47 COMMENTS

ANALISIS WACANA KRITIS

Analisis wacana yang dimaksudkan dalam penelitian ini, adalah sebagai upaya

pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan suatu

pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang

penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi

dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui. Jadi, wacana

dilihat dari bentuk hubungan kekuasaan terutama dalam pembentukan subyek dan

berbagai tindakan representasi.

Dalam studi analisis wacana (discourse analysis), pengungkapan seperti itu

dimaksudkan dalam kategori analisis wacana kritis (critical discourse analysis-CDA).

Pemahaman dasar CDA adalah wacana tidak dipahami semata-mata sebagai obyek

studi bahasa. Bahasa tentu digunakan untuk menganalisis teks. Bahasa tidak

dipandang dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dalam analisis wacana kritis

selain pada teks juga pada konteks bahasa sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan

praktik tertentu termasuk praktik ideologi.

Analisis Wacana Kritis (CDA) melihat pemakaian bahasa tutur dan tulisan sebagai

praktik sosial. Praktik sosial dalam CDA dipandang menyebabkan hubungan dialektis

antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, istitusi, dan struktur sosial.

Konsep ini di pertegas oleh Fairclough dan Wodak yang melihat praktik wacana bias

jadi menampilkan efek ideologis artinya wacana dapat memproduksi hubungan

kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok

mayoritas dan minoritas dimana perbedaan itu direpresentasikan dalam praktik sosial.

Lebih lanjut, Fairclough dan Wodak berpendapat bahwa analisis wacana kritis adalah

bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang ada bertarung dan

mengajukan ideologinya masing-masing. Berikut disajikan karakteristik penting dari

analisis kritis menurut mereka11 above:

1). Tindakan. Wacana dapat dipahami sebagai tindakan (actions) yaitu

mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Sesorang berbicara, menulis,

Page 2: BAHAN 1

menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Wacana

dalam prinsip ini, dipandang sebagai sesuatu yang betujuan apakah untuk mendebat,

mempengaruhi, membujuk, menyangga, bereaksi dan sebagainya. Selain itu wacana

dipahami sebagai sesuatu yang di ekspresikan secara sadar, terkontrol bukan sesuatu

di luar kendali atau diekspresikan secara sadar.

2). Konteks. Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti

latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Wacana dipandang diproduksi dan di mengerti dan

di analisis dalam konteks tertentu. Guy Cook menjelaskan bahwa analisis wacana

memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan

mengapa; kahalayaknya, situasi apa, melalui medium apa, bagaimana, perbedaan tipe

dan perkembangan komunikasi dan hubungan masing-masing pihak. Tiga hal

sentaralnya adalah teks (semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak

dilembar kertas, tetapi semua jenis ekspresi komunikasi). Konteks (memasukan semua

jenis situasi dan hal yang berada dilar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa,

situsai dimana teks itu diproduksi serta fungsi yang dimaksudkan). Wacana dimaknai

sebagai konteks dan teks secara bersama. Titik perhatianya adalah analisis wacana

menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses komunikasi.

3). Historis, menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu dan tidak dapat

dimengerti tanpa menyertakan konteks.

4). Kekuasaan. Analisis wacana kritis mempertimbangkan elemen kekuasaan. Wacana

dalam bentuk teks, percakapan atau apa pun tidak di pandang sebagai sesuatu yang

alamiah wajar dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep

kekuasaan yang dimaksudkan adalah salah satu kunci hubungan anatara wacana dan

masyarakat.

Ideologi adalah salah satu konsep sentral dalam analisis wacana kritis karena setiap

bentuk teks, percakapan dan sebaginya adalah paraktik ideologi atau pancaran ideologi

tertentu.

Wacana bagi ideologi adalah meduim melalui mana kelompok dominan mempersuasai

dan mengkomunikasikan kepada khalayak kekuasaan yang mereka miliki sehingga

absah dan benar.

Page 3: BAHAN 1

Semua karakteristik penting dari analsis wacana kritis tentunya membutuhkan pola

pendekatan analisis. Hal ini diperlukan untuk memberi penjelasan bagaimana wacana

di kembangkan maupun mempengaruhi khalayak. Michael Foucault adalah salah satu

pemikir yang mengembangkan teori wacana. Dalam studinya, Ia memperlihatkan

bahwa manusia muncul karena susunan kata-kata dan benda yang diubah-ubah2.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa, sepenggal masa yang disebut modernitas ini

menghasilkan susunan yang memberi tempat istimewa pada diri manusia yang sadar

diri. Susunan yang dimaksudkan Foucault adalah keretakan hubungan subyek (kata-

kata) dan obyek (benda-benda) yang karena suatu hal diutuhkan kembali. Suatu hal

yang membuat keretakan hubungan subyek dan obyek di utuhkan kembali adalah

kekuasaan dan kekuasaan itu diproduksi oleh wacana. Bagaimana wacana diproduksi,

siapa yang memproduksi dan apa efek produksi wacana?.

Yang bisa menjawab pertanyaan diatas adalah konsep wacana Michael Foucaault.

Dalam konsepnya Foucault tidak memandang wacana sebagai serangkaian kata atau

preposisi dalam teks tetapi memproduksi yang lain (sebuah gagasan, konsep atau

efek)3. Wacana secara sistematis dalam ide, opini, konsep dan pandangan hidup di

bentuk dalam konteks tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak.

Salah satu konsep radikal Foucault adalah tentang hubungan pengetahuan dan

kekuasaan. Tesis keras yang disampaikanya adalah bahwa ilmu-ilmu kemanusiaan

merupakan perpaduan yang tidak terpisahkan dari pengtahuan dan kekuasaan. Dalam

buku Dicipline and Punish (1976) “ dia memperlihatkan bagaimana jaman klasik dan

moderen. Kelahiran penjara modern adalah penampilan kedaulatan negara

memonopoli kekerasan atas warganya untuk melangengkan kekuasaan4.

Pengetahuan adalah mesin kekuasaan dan di sebutnya sebagai “bio power” untuk

membentuk individu-individu menjadi subyek-subyek yang menghasilkan pengetahuan

untuk memantau diri atau disebut “teknik kehadiran” (techniques of self) dan

manipulasi. Melalui wacana individu bukan hanya memantau dirinya tetapi juga

dibentuk, dikontrol dan didisiplinkan. Misalnya pembagian kerja dalam rumah tangga.

Pertanyaan selanjutnya yang penting untuk di jawab dalam CDA adalah bagaimana

terbentuknya bangunan wacana? Studi analisis wacana seperti yang dijelaskan

sebelumnya bukan sekedar mengenai pernyataan, tetapi juga struktur dan tata aturan

Page 4: BAHAN 1

wacana. Struktur analisis wacana tentunya tidak terlepas dari keterkaitan atau

hubungan antara wacana dengan kenyataan. Kenyataan atau realitas dipahami sebagai

seperangkat konstruksi sosial yang dibentuk melalui wacana. Dalam CDA, khususnya

teori wacana Foucault hal ini disebut struktur diskursif.

Struktur diskursif merupakan pandangan kita tentang suatu obyek yang dibentuk dalam

batas-batas yang telah ditentukan. Batasan tersebut dicirikan oleh obyek, definisi dari

prespektif yang paling dipercaya da dianggap benar. Presepsi kita terhadap suatu

obyek dibentuk dan dibatasi oleh paraktik diskursif atau dibatasi oleh pandangan yang

mendefinisikan sesuatu yang ini benar dan yang lainya salah. Konsekuensinya adalah

bahwa pandangan tertentu membatasi pandangan khalayak dan mengarahkan pada

jalan pikiran tertentu dan menghayati itu sebagi sesuatu yang benar5.

Ciri lain yang tidak kala penting dalam pembacaan wacana Foucault adalah cirri utama

wacana ialah kemampuanya untuk menjadi satu himpunan yang berfungsi membentuk

dan melestarikan hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu masyarakat. Dalam

suatu masyarakat biasanya terdapat berbagai macam wacana yang berbeda satu sama

lain, namun kekuasaan memilih dan mendukung wacana tertentu sehingga wacana

tersebut manjadi dominan , sedangkan wacana lain “terpinggirkan” (marginalized) atau

“terpendam” (submerged) 6.

Ada dua konsekuensi dari wacana dominant : pertama, wacana dominan memberikan

arahan bagaimana subyek harus dibaca dan dipahami. Pandangan lebih luas menjadi

terhalang karena yang diberikan adalah pilihan yang sudah paten dan siap pakai.

Kedua, struktur diskursif yang tercipta atas suatu obyek tidak berarti kebenaran.

Batasan yang tercipta tersebut hanya membatasi pandangan kita, tetapi juga

menyebabkan wacana lain menjadi tidak domianan dan terpinggirkan.

Proses terpingirkannya wacana membawa implikasi: pertama, khalayak tidak diberi

kesempatan untuk mendapatkan informasi yang beragam dan berbagai sudut

mengenai suatu peristiwa. Kedua, bisa jadi peminggiran wacana menunjukan praktik

ideologi. Acap kali sesorang, kelompok, gagasan, tindakan, kegiatan terpinggirkan

menjadi marjinal melalaui penciptaan wacana-wacana tertentu7.

Teori wacana kritis yang kemukakan Foucault, secara metodologi analisis banyak di

adopsi oleh Sara Mills. Mills menjadikan teori wacana Foucault sebagai ground teori

Page 5: BAHAN 1

untuk analisis wacana kritis. P endekatan wacana yang mengguanakan teori Foucault

sebgai grounded disebut sebagai Analsis Wacana Pendekatan Prancis ( French

Discourse Analysis). Sara Mills merupakan salah satu penganut dari teori ini. Walaupun

lebih dikenal sebagai seorang feminis, metode anlisisnya sangat cocok untuk

menggambarkan realasi kekuasaan dan ideologi yang dibahas dalam penelitian ini.

Konsep dasar pemikiran Mills lebih melihat pada bagaimana aktor ditampilkan dalam

teks. Posisi –posisi ini dalam arti siapa yang menjadi subyek penceritaan dan siapa

yang menjadi obyek penceritaan akan manentukan bagaimana struktur teks dan

bagaimana makna diperlakuakan dalam teks secara keseluruhan. Selain itu juga

diperhatikan bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks. Bagaimana

pembaca mengidentifikasikan dirinya dalam penceritaan teks.

Ada dua konsep dasar yang di perhatikan8:Posisi Subyek – Obyek, menempatkan

representasi sebagai bagian terpenting. Bagaimana satu pihak, kelompok, orang,

gagasan,dan peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana dan

mempengaruhi pemaknaan khalayak.

Penekananya adalah bagaimana poisisi dari aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa

ditempatkan dalam teks.

Posisi pembaca dalam teks, menurut Mills sangat penting dan diperhitungkan karena

pemabaca bukan semata-mata pihak yang hanya menerima teks, tetapi juga ikut

melaksanakan transaksi sebagaimana akan terlibat dalam teks.

([email protected]/ www: andreyuris.wordpress.com)