48
Ilmu Kedokteran Keluarga (IDI) Llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983). Kedudukan Dokter Keluarga dalam SKN Dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional dokter keluarga menempati ranah pelayanan primer sedangkan dokter spesialis menempati ranah pelayanan sekunder. Pemisahan atau pemeringkatan layanan itu diperlukan agar terjadi mekanisme saling kontrol dan saling bina antara SDM di pelayanan primer dan sekunder. Dokter keluarga sebagai penyelenggara layanan primer, harus bekerja keras agar dapat menyelesaikan semua jenis masalah kesehatan yang dipunyai pasiennya tanpa memandang jenis kelamin, sistem organ, jenis penyakit, golongan usia, dan status sosialnya. Dokter keluarga terutama bertugas meningkatkan taraf kesehatan pasien, mencegah timbulnya penyakit, segera membuat diagnosis dan mengobati penyakit yang ditemukan, mencegah timbulnya cacat serta mengatasi keterbatasan akibat penyakit. Jika diperlukan sudah barang tentu harus sesegera mungkin merujuk pasien ke sejawat dokter spesialis di ranah pelayanan sekunder.

bahan tut 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bahan tut 1

Ilmu Kedokteran Keluarga (IDI)

Llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran

tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat

dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).

Kedudukan Dokter Keluarga dalam SKN

Dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional dokter keluarga menempati ranah pelayanan primer

sedangkan dokter spesialis menempati ranah pelayanan sekunder. Pemisahan atau pemeringkatan

layanan itu diperlukan agar terjadi mekanisme saling kontrol dan saling bina antara SDM di

pelayanan primer dan sekunder. Dokter keluarga sebagai penyelenggara layanan primer, harus

bekerja keras agar dapat menyelesaikan semua jenis masalah kesehatan yang dipunyai pasiennya

tanpa memandang jenis kelamin, sistem organ, jenis penyakit, golongan usia, dan status

sosialnya. Dokter keluarga terutama bertugas meningkatkan taraf kesehatan pasien, mencegah

timbulnya penyakit, segera membuat diagnosis dan mengobati penyakit yang ditemukan,

mencegah timbulnya cacat serta mengatasi keterbatasan akibat penyakit. Jika diperlukan sudah

barang tentu harus sesegera mungkin merujuk pasien ke sejawat dokter spesialis di ranah

pelayanan sekunder.

Dari tatanan yang tercantum dalam SKN tersebut jelaslah bahwa kerjasama mutualistis antara

dokter keluarga dan dokter spesialis sangat penting agar pasien merasa dilindungi dan mendapat

layanan yang benar dan baik. Dalam penerapan SPDK, seorang Dokter Keluarga (DK) yang

sejatinya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang kewenangan praktiknya sebatas pelayanan

primer harus menggunakan prinsip pelayanan dokter keluarga yang terdiri atas sembilan butir

yaitu:

1. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik

2. Menyelengarakan pelayanan yang bersinambung (kontinu)

3. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan

Page 2: bahan tut 1

4. Menyelenggarakan pelayanan yang bersifat koordinatif dan kolaboratif

5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual) sebagai bagian integral dari keluarganya

6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum

8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

Praktek Dokter Keluarga Mandiri

Praktek dokter keluarga mandiri (PDKM) akan menjadi komplemen puskesmas dengan peran

sebagai ujung tombak upaya kesehatan perorangan dengan sasaran individu / keluarga yang

berada dalam wilayah pelayanannya. Kata ”mandiri” dalam PDKM menyiratkan pengertian ”self

employed job” atau dokter yang menjalankan profesinya di PDKM bekerja untuk dirinya sendiri,

bukan PNS atau pegawai dari suatu institusi.

Berikut ketentuan PDKM:

 - menjalankan praktik dokter keluarga purnawaktu di PDKM

- lebih memilih memberikan pelayanan kepada suatu masyarakat yang jelas batasannya

(kepesertaan) dengan pembayaran secara kapitasi, ketimbang pelayanan kepada individu kepada

yang bukan peserta, bersifat episodik dan dibayar secara fee-for-service

 - berbagi kewajiban dan tanggung jawab atas asset, liability, dan pelayanan pasien

 - berbagi penerimaan dengan formula tertentu yang disepakati bersama

Wilayah pelayanan didefinisikan sebagai area geografis dari mana pengguna layanan atau mitra

PDKM biasanya datang. Wilayah pelayanan tidak harus sama dengan wilayah administratif

(kecamatan/kota). Penentuannya dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain kondisi

Page 3: bahan tut 1

geografi, kualitas jalan dan sistem transportasi, kondisi sarana kesehatan, kesehatan penduduk,

dan kegiatan bisnis/industri. Terdapat 3 model PDKM yang dapat dipilih yaitu Praktik Dokter

Keluarga (PDK), Klinik Kesehatan Keluarga (KKK), dan Jejaring.

Pelayanan di PDKM dapat dilaksanakan dengan baik bila diselenggarakan oleh suatu tim yang

dapat terdiri dari dokter keluarga, perawat, bidan, apoteker/asisten apoteker, analis laboratorium,

dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga lain seperti psikolog, nutrisionist, kader PKK, kader

posyandu, PLKB dll. Pengertian tim tidak berarti harus menjadi staf/pegawai PDKM, dapat saja

tenaga kesehatan tersebut merupakan entitas terpisah yang kemudian saling mengikatkan diri

dalam kerja sama dengan PDKM  untuk menghindari tumpang tindih dalam pelayanan kesehatan

di satu wilayah.

Idealnya PDKM dapat menyediakan 21 jenis pelayanan dengan mutu dan standar yang sama

pada setiap mitranya, yaitu

1. Penilaian status kesehatan pribadi

2. Program proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus

3. Pendidikan kesehatan

4. Imunisasi

5. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita

6. Pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah

7. Pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi

8. Pemeliharaan kesehatan lansia

9. Pemeriksaan ante dan postnatal

10. Konsultasi dan pengobatan

11. Peresepan obat

12. Tindakan medis (tindakan bedah kecil, injeksi, resusitasi, dan persalinan normal)

13. Konseling

14. Penunjang diagnostik (laboratorium, elektrokardiografi, ultrasonografi, dll)

15. Layanan kesehatan gigi dan mulut

16. Rehabilitasi medik

17. Kunjungan rumah

Page 4: bahan tut 1

18. Perawatan di rumah

19. Kunjungan ke rumah sakit

20. Layanan mendesak/gawat darurat

21. Ambulans

PENGANTAR DOKTER KELUARGA

PENDAHULUAN

Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak tidak hanya oleh orang perorang

atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Untuk

mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan yang satu

diantaranya adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Upaya penyelenggaraan pelayanan

kesehatan diharapkan memenuhi factor 3A 2C I dan Q, yaitu available, accesible, affordable,

continue, comprehensive, integreted dan quality. Secara umum pelayanan kesehatan dibagi 2

yaitu pelayanan kesehatan personal atau pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan

masyarakat. Pelayanan kedokteran keluarga adalah termasuk dalam pelayanan kedokteran

dimana pelayanan dokter keluarga ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya

adalah keluarga.

DEFINISI

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan

pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap

pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien juga tidak

boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada

keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian

dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi

penderita atau keluarganya (IDI 1982). llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup

seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan

Page 5: bahan tut 1

individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi

dan sosial budaya (IDI 1983).

KARAKTERISTIK

a. yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai anggota satu

keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.

b. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian kepada

penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang

disampaikan.

c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal

mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.

d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi

kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.

e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan

bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Tujuan Umum

Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan Khusus

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.

b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

MANFAAT

a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan

hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan

pelayanan kesehatan.

c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama

ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu

masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.

Page 6: bahan tut 1

e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan tentang

keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan sosial dapat

dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

f. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk

faktor sosial dan psikologis.

g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih sederhana

dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan

h. Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan

biaya kesehatan.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika

disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok

yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik

cmc :

- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran

yang dikenal di masyarakat.

- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus

melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).

- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan

perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita

saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.

- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,

melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental

dan sosial (secara holistik).

2. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter

keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu

kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap

Page 7: bahan tut 1

keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang

dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

Dokter keluarga (DK) adalah dokter yang pertama kali ditemui pasien bila ia menemui masalah

kesehatan. DK memberikan pelayanan yang sinambung, tidak terbatas pada satu episode

penyakit saja, tetapi juga sinambung ditinjau dari tahap kehidupan yaitu mulai dari anak, dewasa,

sampai usia lanjut.

DK memberikan pelayanan komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif dengan penekanan yang besar agar pasiennya tetap sehat. Pelayanannya bersifat

personal dan berfokus pada pasien bukan pada penyakit pasien. Bila pasien membutuhkan

pelayanan yang berada di luar kompotensinya , DK bekerjasama dengan tenaga medis lain untuk

mengatasi masalah kesehatan pasiennya. Bila diperlukan, DK akan mendelegasikan pengelolaan

pasiennya kepada pihak lain yang memiliki kompotensi yang sesuai dengan kebutuhan medis

pasien.

DK bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan mitranya, dan ia berhubungan dengan

mitranya di kala sehat dan di kala sakit. Tanggung jawab ini mengharuskan DK menyediakan

program pemeliharaan kesehatan bagi mitranya yang sehat, dan program pengobatan/pemulihan

bagi mitranya yang sedang jatuh sakit. Hal ini dapat dipenuhi bila pola pikir dan pola tindak

mengacu pada pendekatan Medifa yang menata alur pelayanan dokter keluarga dalam 4 kegiatan

(assesment – targeting – intervention – monitoring) yang sinambung membentuk satu siklus

pelayanan yang terpadu meliputi:

Penilaian profil kesehatan pribadi (Assessment)

Penyusunan program kesehatan spesifik (targeting)

Intervensi proaktif (intervention)

Pemantauan kondisi kesehatan (monitoring)

Praktek dokter keluarga mandiri (PDKM) akan menjadi komplemen puskesmas dengan peran

sebagai ujung tombak upaya kesehatan perorangan dengan sasaran individu/keluarga yang

berada dalam wilayah pelayanannya. Kata ”mandiri” dalam PDKM menyiratkan pengertian ”self

Page 8: bahan tut 1

employed job” atau dokter yang menjalankan profesinya di PDKM bekerja untuk dirinya sendiri,

bukan PNS atau pegawai dari suatu institusi.

Berikut ketentuan PDKM:

 - menjalankan praktik dokter keluarga purnawaktu di PDKM

- lebih memilih memberikan pelayanan kepada suatu masyarakat yang jelas batasannya

(kepesertaan) dengan pembayaran secara kapitasi, ketimbang pelayanan kepada individu kepada

yang bukan peserta, bersifat episodik dan dibayar secara fee-for-service

 - berbagi kewajiban dan tanggung jawab atas asset, liability, dan pelayanan pasien

 - berbagi penerimaan dengan formula tertentu yang disepakati bersama

Wilayah pelayanan didefinisikan sebagai area geografis dari mana pengguna layanan atau mitra

PDKM biasanya datang. Wilayah pelayanan tidak harus sama dengan wilayah administratif

(kecamatan/kota). Penentuannya dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain kondisi

geografi, kualitas jalan dan sistem transportasi, kondisi sarana kesehatan, kesehatan penduduk,

dan kegiatan bisnis/industri. Terdapat 3 model PDKM yang dapat dipilih yaitu Praktik Dokter

Keluarga (PDK), Klinik Kesehatan Keluarga (KKK), dan Jejaring.

Pelayanan di PDKM dapat dilaksanakan dengan baik bila diselenggarakan oleh suatu tim yang

dapat terdiri dari dokter keluarga, perawat, bidan, apoteker/asisten apoteker, analis laboratorium,

dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga lain seperti psikolog, nutrisionist, kader PKK, kader

posyandu, PLKB dll. Pengertian tim tidak berarti harus menjadi staf/pegawai PDKM, dapat saja

tenaga kesehatan tersebut merupakan entitas terpisah yang kemudian saling mengikatkan diri

dalam kerja sama dengan PDKM  untuk menghindari tumpang tindih dalam pelayanan kesehatan

di satu wilayah.

Idealnya PDKM dapat menyediakan 21 jenis pelayanan dengan mutu dan standar yang sama

pada setiap mitranya, yaitu

1. penilaian status kesehatan pribadi

Page 9: bahan tut 1

2. program proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus

3. pendidikan kesehatan

4. imunisasi

5. pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita

6. pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah

7. pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi

8. pemeliharaan kesehatan lansia

9. pemeriksaan ante dan postnatal

10. konsultasi dan pengobatan

11. peresepan obat

12. tindakan medis (tindakan bedah kecil, injeksi, resusitasi, dan persalinan normal)

13. konseling

14. penunjang diagnostik (laboratorium, elektrokardiografi, ultrasonografi, dll)

15. layanan kesehatan gigi dan mulut

16. rehabilitasi medik

17. kunjungan rumah

18. perawatan di rumah

19. kunjungan ke rumah sakit

20. layanan mendesak/gawat darurat

21. ambulans

DOKTER KELUARGA DI INDONESIA

Konsep dokter keluarga di Indonesia pertama diajukan oleh IDI pada tahun 1980 sebagai hasil

Muktamar ke –17 dengan latar belakang sebagai berikut:

1.DK sebagai alternatif pengembangan karier dokter disamping karir spesialis

2.DK untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang termaksud pada SKN pada waktu itu.

Masalah mutu pada waktu itu masih belum menjadi sorotan benar

Page 10: bahan tut 1

3.DK untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan dengan menerapkan sistem pelayanan

kesehatan terkendali

4.DK untuk menahan dampak negatif spesialisasi

Dalam Mukernya yang ke-18 IDI menetapkan definisi DK sebagai berikut:

Dokter Keluarga adalah dokter yang memberi pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas

dengan titik berat pada keluarga sehingga ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu

yang sakit tapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak anya menanti secara pasif tetapi bila

perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya Dengan definisi demikian IDI

menggambarkan ciri pelayanan DK sebagai berikut:

1.DK melayani penderita tidak hanya sebagai individu tetapi sebagai anggota satu keluarga

bakan anggota masyarakatnya

2.DK memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan memberikan perhatian kepada

penderitanya secara lengkap dan sempurna,jauh melebihi apa yang dikeluhkannya

3.Dk memberikan pelayanan kesehatan dengan tujuan utama meningkatkan derajat kesehatan,

mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobatinya penyekit sedini mungkin

4.DK mengutamakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan berusaha

memenuhi kebutuhan itu sebaik-baiknya

5.DK menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan tingkat pertama dan ikut bertanggung

jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan

Akan tetapi setelah sekian lama, kedudukan DK dalam sistem pelayanan kesehatan kita masih

belum jelas. Untuk peningkatan pengembangan DK disadari bahwa perlu tekad politis (political

will) dari Pemerintah, profesi dan masyarakat untuk mengukuhkan kedudukan DK dalam sistem

pelayanan kesehatan kita. Tekad politis pihak profesi hendaknya dipertegas dengan menyadari

bawa pelayanan DK baru dapat dijalankan kalau pelaksananya menguasai Kedokteran Keluarga

(Family Medicine) sebagai body of knowledge yang digunakannya dalam memberikan

Page 11: bahan tut 1

pelayanan kedokteran. Upaya sinergisme dalam rangka pengembangan DK di Indonesia itu telah

dilakukan dalam suatu wadah kerjasama tripartit pengembangan DK di Indonesia yang terdiri

dari Depkes, KDKI/IDI dan Fakultas Kedokteran.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DOKTER KELUARGA DI INDONESIA

Dalam rencana Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan dasar-dasar

Pembangunan Kesehatan yakni: (1) Perikemanusiaan, (2) Pemberdayaan dan Kemandirian, (3)

Adil dan Merata serta, (4) Pengutamaan dan manfaat. Sedangkan strategi pembangunan

kesehatan tersebut adalah (1) Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan, (2)

Profesionalisme, (3) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, (4) Desentralisasi. Dari

strategi pembangunan kesehatan tersebut diatas, strategi no (2) dan strategi no (3) merupakan

keterkaitan erat pembangunan kesehatan dengan pentingnya pengembangan pelayanan tingkat

primer dengan pelayanan dokter keluarga.

Sejalan dengan pentingnya pengembangan DK sebagaimana ditekankan WHO dan WONCA,

Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan institusi pendidikan serta masyarakat

professional seyogyanya menggerakkan pengembangan DK di Indonesia, dengan mengupayakan

proporsi tenaga kesehatan yang tepat. Untuk mendukung upaya pengadaan dokter keluarga,

kebijakan nasional di bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan merupakan

acuan mutlak agar perubahan kearah sistem yang lebih baik berlangsung berkesinambungan tapi

tidak merugikan sistim pendidikan kedokteran secara keseluruhan

Kebijakan di bidang pendidikan tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter, pada dasarnya mengacu

pada prinsip bahwa praktek kedokteran harus senantiasa ditingkatkan mutunya melalui registrasi,

sertifikasi,pendidikan, dan pelatihan yang sinambung serta pemantauan terhadap kinerja dokter

dalam meyelenggarakan prakteknya. Sementara ini, tuntutan global mengharuskan Fakultas

Kedokteran di seluruh dunia mulai mempertimbangkan perannya dalam pembangunan kesehatan

dan menjalin kemitraan dengan institusi dan kelompok lain di sektor kesehatan dan sosial.

Mereka dituntut untuk menghasilkan dokter yang menjalankan 5 fungsi dasar (“5 stars doctor ;

Care Provider, Decision maker, Communicator, Community Leader, Manager”) yang pada

dasarnya adalah fungsi dokter keluarga.

Page 12: bahan tut 1

Beberapa masalah hasil analisis kecenderungan memberi gambaran beberapa hal yakni :

a.Belum terlalu jelasnya kedudukan, peran, wewenang dan prospek DK dalam konteks Sistem

Kesehatan Nasional yang ada sekarang secara keseluruhan

b.Penjenjangan pelayanan kesehatan dan sistem pembiayaan kesehatan belum tertata baik untuk

berkembangnya pelayanan DK

c.Perlunya cukup banyak dokter di tingkat primer dalam 10 tahun ke depan sebagai bagian dari

suatu jenjang pelayanan

d.Kompetensi pada dokter di tingkat pelayanan primer sangat beragam, begitupun mutu

pelayanan kesehatan

e.Masih belum terlalu jelas institusi yang yang bertanggung jawab atas pembinaan para dokter

dari kelompok yang berada di masyarakat

f.Sumber daya tenaga kependidikan yang tidak sesuai dengan pengadaan dokter keluarga

g.Penghasilan penduduk yang rendah. Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan jaminan dan

asuransi masih rendah dan masyarakat belum bisa menyisihkan uang untuk membeli resiko yang

tak pasti

Akan tetapi beberapa keadan memberi peluang pengembangan dokter keluarga itu yaitu:

a.Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan momentum yang tepat

dalam pengembangan DK

b.Perkembangan di Komisi Disiplin Ilmu Kesehatan- Dewan Pendidikan Tinggi (KDIK-DPT)

membuka peluang untuk mengadakan DK sejauh Kolegium Dokter Umum dapat didorong

menyusun kriteria mutu yang sesuai

c.Kesadaran masyarakat akan haknya untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan

bertanggung jawab

Page 13: bahan tut 1

d.Perkembangan DK di dunia merupakan peluang untuk mendapatkan dukungan internasional

dalam pengadaan DK

e.Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan DK cenderung dikelola berdasarkan prinsip

manajemen yang mantap (“sound management principles”)

f.Perkembangan teknologi informasi merupakan peluang untuk memperluas cakupan, mutu dan

efisiensi pelayanan

g.Perhatian dan program prioritas yang telah dicanangkan oleh IDI dalam program kerjanya

h.Arah kebijakan nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional dimana Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan merupakan salah satu komponen dengan pendekatan Asuransi Kesehatan Sosial serta

bentuk asuransi ainnya.

i.Desentralisasi memungkinkan pengadaan DK yang lebih merata apabila Pemerintah Daerah

memberi perhatian.

PERAN DOKTER KELUARGA DALAM SISTEM JAMINAN PEMELIHARAAN

KESEHATAN

Tugas Dokter Keluarga dalam system Jaminan Pemeliharaan Kesehatan :

Memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada peserta dan keluarganya, dalam rangka

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat guna mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal

Fungsi Dokter Keluarga :

a.Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, efektif dan efisien, sesuai ketentuan yang berlaku

b.Meningkatkan peranserta keluarga dan masyarakat peserta agar berperilaku hidup sehat

c.Menjalin kerjasama dengan semua fasilitas kesehatan dalam rangka rujukan

Page 14: bahan tut 1

d.Menjaga agar sumberdaya yang terbatas digunakan seefisien mungkin

e.Menjaga hubungan baik dan terbuka dengan para pelaku jaminan pemeliharaan kesehatan

masyarakat lainnya

Hak Dan Tanggung Jawab Dokter Keluarga dalam Sistem jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Hak Dokter Keluarga :

a.Menerima pembayaran pra-upaya dengan sistim kapitasi

b.Memperoleh bonus atau insentif lain atas prestasi kerjanya

c.Menolak pemeliharaan kesehatan kepada peserta yang tidak mematuhi ketentuan JPKM

d.Menolak pemeliharaan kesehatan kepada peserta bila tidak tercakup dalam kontrak antara PPK

dengan Bapel

e.Memutuskan kontrak kerja dengan bapel bila kesepakatan tak dipatuhi

Tanggung Jawab Dokter Keluarga

a.Bertanggung jawab atas kesehatan peserta

b.Bertanggung jawab atas pengaturan pemanfaatan sarana kesehatan untuk keluarga peserta

c.Bertanggungjawab menyampaikan laporan utilisasi pelayanan kesehatan kepada Badan

Penyelenggara jaminan

d.Bersama-sama dengan instansi kesehatan setempat, bertanggungjawab atas pelayanan

kesehatan peserta bila terjadi kasus KLB

Mekanisme Kerja Dokter Keluarga Dalam Sistem jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat :

Sistim Komunikasi antara sesama PPK, antara PPK dengan peserta dan Bapel serta pihak terkait

lainnya perlu senantasa dipelihara guna menjaga pelayanan PPK tetap bermutu (cost-effective,

Page 15: bahan tut 1

memuaskan peserta) dan terkendali biayanya. Untuk peningkatan mutu, dikembangkan

komunikasi yang memungkinkan Bapel membuat profil PPK masing-masing sebagai berikut :

a.Untuk rawat jalan tingkat pertama :

1.persentase angka kunjungan (contact rate)

2.Persentase angka rujukan (referral rate)

3.Unit cost perkunjungan

4.Unit cost obat per-kunjungan

5.Angka keluhan (grievance rate)

b.Untuk rawat jalan lanjutan/spesialis :

1.Persentase angka kunjungan (contact rate)

2.Unit cost per-kunjungan

3.Unit cost obat per-kunjungan

4.Persentase rujukan rawat inap

c.Untuk rawat inap rumah sakit :

1.Rata-rata lamanya rawat inap (length of stay)

2.Unit cost rawat inap

3.Angka kematian

4.Resume medis kasus

Page 16: bahan tut 1

Beberapa prinsip atau jurus dalam system jaminan untuk kendali biaya, kendali mutu dan kendali

pemenuhan kebutuhan medis peserta, dapat menimbulkan permasalahan bagi Dokter Keluarga,

sebagai berikut :

a.Pembayaran jasa pra-upaya yang terlalu rendah

b.Kebutuhan peserta akan pelayanan kesehatan diluar yang ditentukan

c.Terkumpulnya peserta berisiko dalam jumlah besar

d.Ketidak pastian dalam diagnose

e.Beban administrasi JPKM

f.Penundaan pembayaran jasa PPK

Pembayaran pra-upaya/kapitasi yang terlalu rendah :

Dokter harus dilibatkan dalam penentuan besarnya kapitasi. Untuk menekan biaya, dokter harus

mengurangi kebutuhan berlebih-lebihan dari peserta dan mengatasi kecenderungan peningkatan

pengeluaran kesehatan.

Tuntutan kebutuhan peserta :

Peserta umumnya kurang menyadari adanya pembatasan pelayanan dalam paket pemeliharaan

kesehatan yang diberikan dan menuntut pelayanan yang tidak tersedia dalam paket. Penting

dilakukan penyadaran akan hal-hal ini.

Terkumpulnya peserta berisiko dalam jumlah besar :

Bila peserta yang berpenyakit berat sedikit, biaya pemeliharaan kesehatannya dapat diatasi dari

kapitasi yang dibayarkan. Bila jumlahnya besar, diperlukan biaya ekstra yang harus disediakan

dari suatu cadangan dan atau untuk sementara bagi yang berisiko tinggi ini, pembayaran

dilakukan pasca pelayanan.

Page 17: bahan tut 1

Ketidak pastian dalam diagnose:

Pada kasus-kasus meragukan, seringkali diperlukan test tambahan. JPKM perlu

mengakomodasikan hal ini, agar para dokter tidak tersendat dalam pelayanan profesionalnya.

Diperlukan pemantauan untuk mencegah penyalah gunaan dan pengamatan terhadap tindakan

para dokter.

Beban Administrasi :

Administrasi tidak dapat ditiadakan, namun penting sekali bagi Bapel JPKM untuk mengurangi

beban administrasi ini agar dokter tidak terperangkap dengan tugas adminstrasi yang mengurangi

enersinya untuk melayani peserta memadai

Penundaan pembayaran :

Penundaan pembayaran dapat terjadi bila untuk pelayanaan tertentu tidak ada kepastian dapat

dibayar atau tidak, karena situasi khusus. Diperlukan pedoman tentang bentuk pelayanan yang

tak dicakup dalam JPKM, sehingga dapat mengurangi beban administrasi dan mencegah

penundaan pembayaran

PROGRAM PENGEMBANGAN DOKTER KELUARGA

Program pengembangan Dokter Keluarga dalam rumusan Pokok-pokok Rancangan Akselerasi

Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 2003 – 2010 yang disusun secara kolaborasi dan

sinergisme semua pihak terkait telah merumuskan beberapa pokok program.

Visi dari pengembangan DK ini adalah :

Tersedianya DK bermutu dan merata guna mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Misinya adalah

a.Menetapkan peraturan perundangan yang memantapkan kedudukan dokter keluarga sebagai

dokter pelayanan tingkat pertama

Page 18: bahan tut 1

b.Menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan yang kondusif untuk berkembangnya dasar

moral penyelenggaraan pelayanan kesehatan

c.Menyusun perencanaan DK dengan melibatkan masyarakat dengan memperhatkan

perkembangan global

d.Meningkatkan efisiensi pendayagunaan Dk dan karier Dk

e.Menetapkan kebijakan dalam pendidikan kedokteran termasuk pendidikan kedokteran

berkelanjutan (CME) untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan DK yang kompeten dalam

menjalankan fungsinya

Berdasarkan pada analisa situasi dan kecenderungan serta kebijakan diatas, berbagai program

berikut ini merupakan hal yang dilakukan untuk pengembangan (akselerasi) DK yakni :

1. Program pengembangan kebijakan dan manajemen yang mencakup :

a.Pengembangan kebijakan pelayanan dokter keluarga, termasuk penyusunan peraturan

perundangan

b.Penyusunan berbagai pedoman dan “management tools” pelayanan dokter keluarga dan sistim

pembiayaan

c.Pelaksanaan regulasi

d.Pengembangan sistem informasi

e.Pengawasan, pengendalian dan penilaian

2. Program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan peran serta masyarakat terdiri dari:

a.Penyuluhan bagi individu, keluarga dan masyarakat

b.Penyuluhan bagi organisasi kemasyarakatan dan profesi

c.Penyuluhan bagi aparatur Pemerintah

Page 19: bahan tut 1

3. Program pengembangan pelayanan dokter keluarga secara garis besar meliputi:

a.Kebijakan dan perencanaan dokter keluarga

b.Pendayagunaan DK

c.Pendidikan dan Pelatihn DK

4. Program penelitian dan pengembangan yang antara lain meliputi :

a.Pelaksanaan dan sub sistem pembiayaan

b.Sistim manajemen, termasuk manajmen infomasi

c.Sistim pengawasan, pengendalian dan evaluasi

PENUTUP

Akselerasi pengembangan pelayanan kedokteran keluarga sudah menjadi tuntutan yang perlu

disikapi dengan kolaborasi dan sinergisme semua stakeholders dalam suatu rumusan program

yang tepat dan terarah. Akselerasi ini akan berhasil bila semua stakeholder (Pemerintah,

Provider, Profesi,Badan Penyelenggara sistim jaminan sosial atau asuransi,dan masyarakat),

memberi kontribusi yang positif. Beberapa pendekatan strategis perlu dilakukan untuk

pengembangan ini yakni Departemen Kesehatan selaku regulator perlu melaksanakan regulasi

kedudukan DK dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), pemantapan standarisasi, penataan

sistem pembiayaan melalui pra-bayar. Fakultas Kedokteran diharapkan kedepan dapat

melaksanakan penyelenggaraan pendidikan DK (university based ), serta pemanfaatan DK harus

didukung oleh sarana pelayanan DK yang memenuhi standar dan mengkuti program akreditasi.

Pembinaan karier DK seyogyanya diarahkan menuju “the five stars Doctor” sebagai “agent of

change”.

Optimalisasi peran DK dalam sistem pelayanan kesehatan terkendali (Managed Care) harus

dilakukan dalam suatu sitem yang terintegrasi dengan mengutamakan pra-bayar, dan masyarakat

Page 20: bahan tut 1

perlu diberi informasi tentang peran DK untuk memelihara dan menyelesaikan masalah

kesehatan sesuai kebutuhannya.

1. Dokter Keluarga

Definisi

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan

pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan,

koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya

dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan.

Syarat-syarat Dokter Keluarga

Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer

yang berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar

dokter yang memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer

mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan dan menjaga

kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar mampu dan mau

menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan

pelayanan kesehatan di Indonesia.

Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik

diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan

kegiatan profesional dokter tersebut. Jadi program konversi tidak dapat diikuti

oleh dokter yang tidak praktik atau praktik kurang dari 5 tahun.

Landasan Hukum Dokter Keluarga

Tugas-tugas Dokter Keluarga

Page 21: bahan tut 1

1) Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan

bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

2) Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat

3) Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat

sehat dan sakit

4) Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya

5) Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan

taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi

6) Menangani penyakit akut dan kronik,

7) Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,

8) Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis

atau dirawat di RS

9) Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan

10) Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

11) Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

12) Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

13) Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum

dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

2. Pelatihan Dokter Keluarga

Pelatihan dokter keluarga adalah upaya mendapatkan kompetensi (pengetahuan

dan ketrampilan) sesuai standar kompetensi dokter keluarga. Sampai saat ini pelatihan

dimaksud terdiri atas 4 paket yaitu Paket A,B,C dan D

Apa saja 4 paketnya?

Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan

dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu:

o Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,

o Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga

o Paket C: ketrampilan klinik praktis

o Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

Page 22: bahan tut 1

Apa tujuannya?

Agar dokter umum lulusan fakultas kedokteran ataupun dokter umum yang saat ini sudah

ada di masyarakat bisa mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluarga yang

bersertifikat dan diakui.

Apakah bila telah mengikuti pelatihan, seorang dokter wajib praktik sebagai dokter

keluarga?

Untuk praktik sebagai dokter keluarga, seorang dokter umum wajib mengikuti prosedur

dengan pendekatan Public Private Participation

1. Apa saja kompetensi DK dan abagaiman alur mendapatkan kompetensi tersebut?

Dokter keluarga diharapkan agar dapat memenuhi 7 kompetensi sebagai berikut:

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan

epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.

d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga,ataupun

masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan

bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.

f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat.

g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.

Untuk mendapatkan kompetensi di atas, dokter keluarga harus menjalani serangkaian proses

yang digambarkan dalam alur di bawah ini:

__________________________________________________________________________

Page 23: bahan tut 1

Gambar 1. Diagram Alur Kronologis Mendapatkan Sertifikasi Kompetensi Penuh

Diagram alur yang pertama menggambarkan proses seorang lulusan FK dengan kurikulum

lama yang menjalani proses untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi penuh sebagai dokter

praktek umum. Sedangkan diagram yang kedua merupakan proses yang dilaului oleh seorang

lulusan FK dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter

untuk menjalankan praktik kedokteran diseluruh Indonesia setelah lulus ujian kompetensi.

Sertifikat kompetensi untuk dokter spesialis ditetapkan oleh Kolegium terkait, sedangkan untuk

dokter praktek umum ( DPU ) ditetapkan oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia

(KDDKI).

DPU bisa memperoleh sertifikat ini dengan cara mengikuti Program Pengembangan

Pendidikan Keprofesian Kedokteran Berkelanjutan (P2KB). Hal ini sesuai dengan pernytaan UU

RI no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yaitu bahwa dokter yang praktik wajib

mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan yang diselenggarakan oleh

organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi.

Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh KDDKI/kolegium terkait bersama dengan STR

yang dikeluarkan oleh KKI dan rekomendasi IDI merupakan persyaratan untuk mengurus

perpanjangan SIP.

Surat edaran IDI nomor 2342/PB/A3/11/2008 tentang dokter keluarga menjelaskan

bahwa:

“DPU yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan menjalankan praktik dengan menerapkan

pendekatan keluarga serta kompetensinya diakui oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga

Indonesia (KDDKI), setelah setara dengan kompetensi dokter keluarga selanjutnya mendapat gelar

Page 24: bahan tut 1

profesi sebagai dokter keluarga (DK). Para DPU yang ingin diakui kompetensinya atau mendapat

gelar profesional DK dapat mengikuti program konversi PDKI (secara sukarela). Para DK ini dalam

sistem pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur menjalankan praktiknya di starta pertama.”

Sementara itu, keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 juga

mengatur peraturan praktek dokter umum dan dokter gigi yang diarahkan ke konsep dokter

keluarga.

Dari dua peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa peralihan fungsi DPU menjadi DK

merupakan suatu pilihan, bukan suatu kewajiban. Namun, jika dilihat dari isi Peraturan

Menteri Kesehatan No 131/MENKES/SK/II/2004 mengenai Sistem Kesehatan Nasional

(SKN) pada Bab IV tentang subsistem upaya kesehatan bagian E poin 2A:

“…untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan naisonal telah berkembang,

pemerintah tidak lagi menyelenggarakan unit kesehatan perorangan (UKP) strata pertama melalui

Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta

dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih

dipadukan dengan pelayanan Puskesmas.”

Terkesan bahwa dokter keluarga cenderung merupakan sebuah anjuran daripada pilihan.

Kesimpulannya, setiap dokter umum yang ingin memperpanjang SIP tidak harus beralih

fungsi menjadi DK. Alih fungsi menjadi DK cenderung merupakan suatu anjuran.

eranan dan tanggung jawab Dokter Keluarga

Dalam pelayanan kedokteran seperti yang diuraikan di atas, seorang dokter keluarga dituntut untuk menjalankan fungsinya sebagai seorang“The Five-star Doctor” yang memperlihatkan lima peranan di bawah ini:

1.   Pemberi layanan (Care provider)      Sebagai pemberi layanan, dokter keluarga mempertimbangkan kebutuhan pasien

secara total (fisik,  mental, dan sosial) baik sebagai individu maupun sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga dan komunitasnya. Seorang dokter keluarga memberikan pelayanan dengan komitmen yang kuat terhadap mutu. Karena pelayanannya bersifat pribadi (personal) maka ia memandang pasien dan keluarganya sebagai mitra dalam upayanya memelihara kesehatan pasiennya.

2.   Pengambil keputusan (Decision maker)Dokter dalam sistem pelayanan dokter keluarga ini bertindak sebagai mitra bagi pasiennya dalam mengambil keputusan medis dengan memilih dan  menggunakan teknologi kedokteran dan kesehatan yang tepat secara rasional, beretika, dan sadar biaya. Dengan demikian sumberdaya pasien dan komunitas yang dilayaninya dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besar manfaat individu dan komunitasnya.

3.   Komunikator (Communicator)

Page 25: bahan tut 1

Untuk dapat menjalankan kelima perannya dalam sistem pelayanan dokter keluarga seorang dokter dituntut mampu berkomunikasi penuh empati karena hanya degan cara itu ia dapat memberdayakan individu maupun kelompok untuk meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui perilaku hidup sehat. Seorang dokter keluarga harus dapat menyampaikan pesan kesehatan dengan keteladanan dan penjelasan yang rasional.

4.  Pemimpin kelompok (Community leader)Dokter keluarga merupakan orang yang memperoleh kepercayaan dari masyarakat di wilayah kerjanya sehingga ia harus mampu menggalang peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.

5.  ManagerSebagai koordinator dalam pemeliharaan kesehatan bagi pasien dan keluarganya, dokter keluarga seyogianya dapat bekerja sama secara harmonis dengan setiap individu dan institusi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan.

GAMBARAN DOKTER KELUARGA (DK) DALAM MEWUJUDKAN VISI INDONESIA SEHAT  2010

1.    DK berperan sebagai ujung tombak  dalam sistim pelayanan kesehatan nasional yang berhadapan langsung  dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama

2.    DK memiliki kemampuan dan karakter “ Five Star Doctor “ yaitu  : care provider, decision maker, communicator, community leader dan manager

3.    DK bergabung dengan beberapa dokter untuk membangun dan ikut memiliki klinik keluarga  atau klinik multispesialis yang dikelolaberdasarkan prinsip manajemen yang mantap. Klinik ini harus memenuhi standar perizinan dan dapat menjadi  bagian dari jejaring pelayanan rujukan.

4.    DK melayanai pasien yang sebagian besar sudah terdaftar sebagaipeserta, baik yang datang langsung kepadanya atau yang melalui jaringan pelayanan kesehatan maupun asuransi kesehatan

5.    DK menerima pembayaran secara kapitasi dari pasien yang sudah menjadi peserta (kapitasi perbulan per peserta)

6.    DK menjalankan profesinya minimum 40 jam/ minggu di satu klinik dan sebagai imbalannya DK mendapat  penghasilan yang layak  untuk menghidupi keluarganya, termasuk  perlindungan asuransi  profesi dan tabungan hari tua

7.    DK menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi  kompetensi dokter keluarga  di klinik yang dirancang sesuai dengan prinsip dokter keluarga dan dilengkapi  fasilitasi teknologi informasi yang tepat guna

Page 26: bahan tut 1

8.    DK secara teratur  mengikuti program CME  melalui jurnal, website, seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh profesinya

9.    Klinik DK  mengikuti akreditasi yang menjadi syarat menentukan kelayakan menjalankan praktek dokter keluarga

10. DK mendapat penghargaan  (recognition) dari profesinya atas jerih payahnya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik dan bDKya terjangkau bagi pasiennya dan atas usahanya memajukan profesi dokter keluarga

11. DK dapat menjalankan profesinya di rumah sakit yang menerapkan prinsip dokter keluarga dengan berperan sebagai triage

12. DK diberi wewenang untuk merawat pasiennya di rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Page 27: bahan tut 1

Seorang dokter boleh saja membuka praktek UKP diluar dinasnya, namun tidak boleh

mengabaikan tugas utamanya sebagai dokter puskesmas. Tidak ada yang melarang kalau dokter

membuka praktek diluar dinasnya tetapi waktu pelayanan dapat diatur sebaik-baiknya sehungga

tidak mengganggu waktu dinas. Bisa saja dokter melayani pasien di puskesmas baru menuju

praktek atau sebaliknya selesai memberikan pelayanan di tempat prakteknya langsung melayani

pasien di puskesmas.

Nilai kelayakan untuk memperoleh kredit profesi

Melayani peserta SJSN

Starter kit PDKM

Kredit profesi

SIP

• Kuota peserta (cakupan awal) SJSN

• Rekomendasi

• Sertifikasi Kompetensi• Surat Tanda Registrasi

Praktik Dokter Keluarga

Koperasi IDI

Bank

Dinkes

BPJS

IDI

Dokter Baru

Page 28: bahan tut 1

Tambahan bahan no 7:

Upaya kesehatan

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan,

dan pemulihan. Subsistem upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yakni upaya kesehatan

masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (U KP).

UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta

swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,

pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian

penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi

masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif.

UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta

swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya upaya promosi

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan

dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam U KP juga termasuk

pengobatan tradisional dan alternative serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.

Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan Berbagai upaya

kesehatan penunjang. Upaya penunjang untuk UKM antara lain adalah pelayanan laboratorium

kesehatan masyarakat dan pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

lainnya. Sedangkan upaya penunjang untuk UKP antara lain adalah layanan laboratorium klinik,

apotek, optik, dan toko obat.

Penyelenggaraan sub sistem upaya Kesehatan mengacu pada prinsip prinsip sebagai

berikut :

1. UKM terutama diselenggarakan oleh pemerintah dengan peran aktif masyarakat dan

swasta.

2. UKP diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan pemerintah.

3. Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh swasta harus memperhatikan fungsi social.

4. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terpadu, berkelanjutan ,

terjangkau, berjenjang, profesional, dan bermutu.

Page 29: bahan tut 1

5. Penyelenggaraan upaya kesehatan, termasuk pengobatan t adisional dan alternatif,

harus tidak bertentangan dengan kaidah ilmiah.

6. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus sesuai dengan nilai dan norma sosial budaya,

moral, dan etika profesi

1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

a. UKM strata pertama

UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu

pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat. Ujung

tombak penyelenggara U KM strata pertama adalah puskesmas yang didukung secara

lintas sector dan didirikan

sekurang-kurangnya satu di setiap kecamatan. puskesmas bertanggung jawab atas

masalah kesehatan di wilayah kerjanya.

Terdapat tiga fungsi utama Puskesmas, yakni sebagai (1)pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan,(2) pusat pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan, dan (3) pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar.Sekurang-kurangnya ada

enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan ol eh Puskesmas yakni

promosi kesehatan;kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana; perbaikan gizi ;

kesehatan lingkungan ; pemberantasan penyakit menular ; dan pengobatan dasar.

b. UKM strata kedua

Yang dimaksud dengan UKM strata kedua adalah UKM tingkat lanjutan, yaitu yang

mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan

kepada masyarakat. Penanggung jawab UKM strata kedua adalah Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang didukung secara lintas sektor. D inas Kesehatan Kabupaten/Kota

mempunyai dua f ungsi utama yakni fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.

Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta

pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

kabupaten/kota.'

Fungsi teknis kesehatan mencangkup penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat

tingkat lanjutan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan Puskesmas. Untuk

dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota

Page 30: bahan tut 1

dilengkapi dengan berbagai unit pelaksana teknis seperti unit pencegahan dan

pemberantasan penyakit ; promosi kesehatan ; pelayanan kefarmasian ; kesehatan

lingkungan ; perbaikan gizi ; dan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. Unit-unit

tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu Puskesmas dalam

bentuk pelayanan rujukan kesehatan masyarakat.

c. UKM strata ketiga

UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu

pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.

Penanggung jawab UKM strata ketiga adalah Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen

kesehatan yang didukung secara lintas sektor. Dinas Kesehatan provinsi dan Departemen

kesehatan mempunyai dua f ungsi, yakni fungsi manajerial dan f ungsi teknis kesehatan.

Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta

pengawasan dan pertanggung-jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

provinsi/nasional. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat unggulan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan dari

kabupaten/kota dan provinsi. Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, dinas

Kesehatan Provinsi dan Departemen kesehatan perlu didukung oleh berbagai pusat

unggulan yang dikelola oleh sector kesehatan dan sektor pembangunan lainnya. Contoh

pusat unggulan yang dimaksud adalah Institut gizi Nasional,institut penyakit Infeksi

Nasional, Institut Kesehatan Jiwa Nasional, Institut Ketergantungan Obat Nasional,

Institut promosi Kesehatan Nasional, Institut Kesehatan Kerja Nasional, dan pusat

Laboratorium Nasional, Institut survailans dan Teknologi penyakit dan Kesehatan

Lingkungan.

2) UKP strata Pertama

Yang dimaksud dengan UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yang

mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada

perorangan. Penyelenggara UKP strata pertama adalah pemerintah, masyarakat,dan

swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti praktik

bidan, praktik perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan,

praktik dokter/klinik 24 iam, praktik bersama, dan rumah bersalin.

Page 31: bahan tut 1

UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh puskesmas. Dengan

demikian puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan, yakni pelayanan kesehatan

masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Untuk meningkatkan cakupan,

Puskesmas dilengkapi dengan Puskesmas Pembantu, puskesmas Keliling, pondok

Bersalin Desa, dan Pos Obat Desa. Pondok Bersalin Desa, dan Pos Obat Desa termasuk

dalam sarana kesehatan bersumber masyarakat.

Dalam UKP strata pertama juga termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan

alternatif, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika. Pelayanan pengobatan

tradisional dan alternative yang diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah terbukti

keamanan dan khasiatnya'.

Untuk masa mendatang, apabila system jaminan kesehatan nasional telah berkembang,

pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP strata pertama melalui Puskesmas.

Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta

dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil

masih dipadukan dengan pelayanan puskesmas.

Standar Kompetensi Dokter Keluarga (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia, 2006)

1. Kompetensi Dasar

a. Keterampilan Komunikasi Efektif

b. Katerampilan Klinis Dasar

c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu perilaku, dan

epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat

dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinasi, dan bekerja

sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.

f. Mawas diri dan pengembangan diri/ belajar sepanjang hayat.

g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Pimer Cabang Ilmu Utama

a. Bedah

Page 32: bahan tut 1

b. Penyakit Dalam

c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan

d. Kesehatan Anak

e. THT

f. Mata

g. Kulit dan Kelamin

h. Psikiatri

i. Saraf

j. Kedokteran Komunitas

3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut

a. Keterampilan melakukan “health screening”

b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut

c. Membaca hasil EKG

d. Membaca hasil USG

e. BTLS, BCLS, dan BPLS

4. Keterampilan Pendukung

a. Riset

b. Mengajar Kedokteran Keluarga

5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap

a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya

b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif

6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis

Manajemen klinik dokter keluarga

Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik

a. Standar Pelayanan Paripurna

b. Standar Pelayanan Medis

c. Standar Pelayanan Menyeluruh

Page 33: bahan tut 1

d. Standar Pelayanan Terpadu

e. Standar Pelayanan Berkesinambungan

2. Standar Perilaku dalam Praktik

a. Standar Perilaku terhadap Pasien

b. Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik

c. Standar Perilaku dengan Sejawat

d. Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik

e. Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang Kesehatan

3. Standar Pengelolaan Praktik

a. Standar Sumber Daya Manusia

b. Standar Manajemen Keuangan

c. Standar Manajemen Klinik

4. Standar Sarana dan Prasarana

a. Standar Fasilitas Praktik

b. Standar Peralataan Klinik

c. Standar Proses-proses Penunjang Praktik

Bagaimana cara seorang dokter umum bisa menjadi doga? Apa syarat-syarat doga?

Dokter praktik umum (DPU) yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan

menjalankan praktik dengan menerapkan pendekatan keluarga serta kompetensinya diakui

oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia (KDDKI), setelah setara dengan

kompetensi dokter keluarga selanjutnya mendapat gelar profesi sebagai Dokter Keluarga

(DK). Para DPU yang ingin diakui kompetensinya atau mendapat gelar professional DK

dapat mengikuti program konversi PDKI. Para DK ini dalam sistem pelayanan kedokteran

terpadu atau terstruktur menjalankan praktiknya di strata pertama.

Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang berminat

menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang memiliki

komitmen menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen tersebut

dengan meningkatkan dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-

benar mampu dan mau menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di

lini terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Page 34: bahan tut 1

Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik diri (self

assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan profesional

dokter tersebut. Jadi, program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak praktik

atau praktik kurang dari 5 tahun.