Upload
yossiehuang
View
230
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Willms JL, Schneiderman H, Algranati PS. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis dan fungsi di bangsal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005. Widjaja AC, editor. H. 166-8.
Pemeriksaan secara luas tiroid lebih memerlukan perhatian tambahan dan pengulangan daripada lebih banyak manuver. Arti dari inspeksi memerlukan penekanan kembali. Banyak goter dan nodulus yang terlihat juga teraba. Cahaya silang yang kuat mutlak diperlukan. Lampu senter yang diarahkan dengan baik dapat menampakkan tanda-tanda utama dan benjolan-benjolan dengan frekuensi yang mengejutkan. Utnuk tiap pembengkakan yang terlihat pada saat istirahat, tidak terlihat adanya elevasi pada penelanan biasanya menyingkirkan penyebab yang berasal dari tiroid. Ha ini membebaskan pemeriksa dari keharusan untuk menekankan ke dalam jari-jarinya yang melakukan palpasi dalam usaha untuk menemukan kelenjar, goiter atau nodul.
Bising ini terjadi pada hiperplasi toksik difusa dari tiroid (penyakit Grave). Aliran darah yang cepat ke kelenjar endokrin menerangkan bagaimana organ yang sekecil itu dapat menghasilkan suara arteri. Jika terdengar suara dengan nada rendah, periksalah apakah timbul ketika diberikan tekanan pada bagian bell stetoskop. Tekanan mengubah kulit menjadi sebuah diafragma, menyaring frekuensi bernada rendah dan hanya menyisakan nada yang tinggi. Jika demikian halnya, letakkan stetoskop di atas arteri karotis dan turun ke dasar jantung. Jika diperlukan lakukan auskultasi ulang pada lobus setelah menutup aliran vena jugularis eksterna dengan tekanan jari yang ringan tepat di atas klavikula.
Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006. H. 274-5.
Pemeriksaan penunjang
Tes fungsi tiroid: peningkatan T4 dan T3, penurunan TSH (hipertiroidisme primer). Autoantibody tiroid: peroksidase tiroid dan antibody anti-tiroglobulin mengindikasikan etiologi
autoimun. Pencitraan: scan ambilan tiroid akan membedakan penyakit Grave (ambilan meningkat secara
difus) dari adenoma toksik (hot spot tunggal) dan stuma multinodular (hot spot multiple).
Pemeriksaan penunjang d an penatalaksaan penting
Stuma toksik secara klinis: scan 123I
Adenoma tunggal Struma multinodular
Biasanya difus = penyakit Gravde
Terapi medikamentosa sampai cutiroid
Medikamentosa: obat antitiroid,: karbimazol (ES: leucopenia), propanolol, iodium radioakti
Lobektomif
Tiroidektomi subtotal diindikasikan pada: respons buruk atau KI terhadap terapi medikamentosa, kosmetis, gejala penekanan
Nodul soliter: FNAC
Sel folikular (adenoma atau karsinoma)