9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadilan dserta demokrasi yang berlaku di Indonesi akan terus mengacu pada dasar dan nilai yang terdapat dalam pancasila serta UUD 1945. Pancasila merupakam landasan utama penentu pandangan hidup bangsa Indonesia. Semua dapat tertata rapi bla menganut apa yang telah menjadi dasar dalam butir- butir pancasila. Namu dewasa ini, pancasila kini sudah terlihat nyata hanya sebuat tulisan belaka yang tidak ada artinya lagi. Sedikit demi sedikit mulai tergeser keberadaannya, karena pada kenyataannya telah banyak penyimpangan yang dilakukan dari strata atas hingga bawah. Yang sering kita lihat secara nyata adalah para rakyat yang menduduki sebuah jabatan dengan prospek pencintraan yang cukup bagus. Penyimpangan pun sudah dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang ‘bisa dilanggar’ menjadi ‘biasa dilanggar’. Didalam sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan”, terkandung butir – butir nilai antara lain (1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. (4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. (6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

Bahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangKeadilan dserta demokrasi yang berlaku di Indonesi akan terus mengacu pada dasar dan nilai yang terdapat dalam pancasila serta UUD 1945. Pancasila merupakam landasan utama penentu pandangan hidup bangsa Indonesia. Semua dapat tertata rapi bla menganut apa yang telah menjadi dasar dalam butir-butir pancasila. Namu dewasa ini, pancasila kini sudah terlihat nyata hanya sebuat tulisan belaka yang tidak ada artinya lagi. Sedikit demi sedikit mulai tergeser keberadaannya, karena pada kenyataannya telah banyak penyimpangan yang dilakukan dari strata atas hingga bawah. Yang sering kita lihat secara nyata adalah para rakyat yang menduduki sebuah jabatan dengan prospek pencintraan yang cukup bagus. Penyimpangan pun sudah dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang bisa dilanggar menjadi biasa dilanggar.Didalam sila ke-4 Pancasila yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan, terkandung butir butir nilai antara lain (1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. (4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. (6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. (6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. (8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. (9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. (10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. Namun butir nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin banyaknya partai politik yang mulai menggunakan uang pelicin bagi rakyat untuk menyuap rakyat untuk memilih suatu partai tertentu agar dapat memenangkan pemilihan pemilu.Sebagai Negara Indonesia, kita seharusnya melaksanakan segala sesuatu yang berlandaskan pancasila dan Uud 1945 sebagai acuan untuk menjadi sebagai bangsa yang baik dan tertata. B.Perumusan MasalahDalam makalah ini kami mengangkat masalah yang berkaitan dengan butir-butir pancasila terutama mengacu sila ke-4 yaitu tentang Penyimpangan Pemilihan Umum Presiden. Masalah yang akan kami bahas adalah mengenai Potret Partai Politik Menjawab Penyimpangan Nilai Pancasila Menjelang Pemilu Presiden 2014.

C.TujuanMengetahui dan memahami butir-butir pancasila dan mengaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

BAB IIISI DAN PEMBAHASAN1. Apakah partai politik?Politik berasal dari kata Politics yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem itu. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, diperlukan adanya kebijakan umum atau public policies. Kebijakan tersebut dapat terlaksana jika terdapat kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang nantinya akan membina kerja sama serta menyelesaikan masalah konflik. Politik menyangkut tujuan-tujuan, seluruh masyarakat bukan sebuah tujuan pribadi seseorang. Politik selain menyangkut kepentingan kelompok, juga menyangkut kepentingan partai politik. Jika berdasarkan pengertian politik secara sempit, maka partai politik seperti hanya mencakup untuk politik pelaksanaan pemerintahan negara. Hal ini mencakup keikutsertakan rakyat baik sebagai individu maupun suatu lembaga dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan UU Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Secara umum, Parpol adalah suatu organisasi yang disusun secara rapi dan stabil yang dibentuk oleh sekelompok orang secara sukarela dan mempunyai kesamaan kehendak, cita-cita, dan persamaan ideologi tertentu dan berusaha untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan umum untuk mewujudkan alternatif kebijakan atau program-program yang telah mereka susun. Suatu batasan perilaku setiap partai politik dibutuhkan dalam interaksi politik. Etika politik sebagai landasan filsafat partai politik yang mencakup seluruh masyarakat. Etika politik tidak lepas dari subjek manusia sehingga sangat erat kaitannya dengan nilai moral. Walaupun dalam hubungannya mengarah kepada bangsa dan negara, etika politik juga tetap mendasarkan manusia sebagai manusia. Dasar ini meneguhkan akar etika politik bahwa didasarakan hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya. Suatu individu yang berperilaku tidak sesuai dengan hukum yang berlaku, dianggap tidak baik menurut negaranya walaupun memiliki moral yang baik. Oleh karenanya, aktualisasi etika politik seharusnya mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia.

2. Apakah gejolak partai politik yang sering terjadi menjelang Pemilu Presiden?

3. Bagaimana korelasi antara gejolak partai terhadap nilai-nilai Pancasila?

Kasus-kasus mengenai korupsi dalam partai politik yang digunakan sebagai senjata untuk saling menjatuhkan antar parpol menjelang pemilu 2014. Menggambarkan pelanggaran pada 45 butir-butir pancasila. Pelanggaran pertama yaitu mengenai pelanggaran sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa butir kesatu dan kedua yang berbunyi:1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya pada Tuhan YME.2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME. Sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut kemanusiaan yang adil dan beradab.Hal ini tercermin dari kasus korupsi yang merupakan pelanggaran dari norma agama. Sifat saling menjatuhkan yang dicerminkan dalam kasus tersebut sudah termasuk dalam pelanggaran dalam konteks kemanusiaan yang adil dan berab. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jabatan dan kemenangan di hati masyarakat, untuk menduduki kursi DPR, mentri, serta badan legislative lainnya. Korupsi ini bisa dijadikan suatu yang dibesar-besarkan agar masyarakat menjadi apatis, serta untuk menutupi korupsi yang dilakukannya sendiri. Pelanggaran sila yang selanjutnya adalah sila ke dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam kasus korupsi ini, jelas sekali bahwa orang yang korupsi dan yang saling menjatuhkan antar partai politik dengan berbagai cara tersebut merupakan suatu bentuk tindakan yang tidak berperikemanusiaan, karena mengambil uang rakyat. Namun sebenarnya dalam sila ke dua butir ke delapan, berani membela kebenaran dan keadilan, mencerminkan suatu yang patut untuk dipuji, tetapi kernyataannya berbeda karena korupsi yang dikuak dilakukan untuk menutupi kesalahannya sendiri, sehingga masyarakat akan memberikan sorotan lebih kepada yang korupsi.Begitu juga sila ke empat. Butir sila yang dilanggar yaitu poin ke sembilan, Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran, dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama, dan butir ke sepuluh, memberikan kepercayaan kepada wakil wakil rakyat yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan. Korupsi dimasukkan dalam pelanggaran poin butir pancasila ini dikarenakan orang-orang yang duduk dalam partai politik harusnya melaksanakan apa yang diamanatkan oleh rakyat, sehingga cerminan korupsi dan saling menjatuhkan anatar parpol merupakan bentuk bentuk pelanggaran sila ini.Pelanggaran butir-butir pancasila poin ke tujuh, tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah, dan poin ke delapan, yaitu tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Sangat jelas sekali korupsi melanggar sila ini. Perebutan kekuasaan dengan saling menjatuhkan dengan cara yang tidak sehat, hanya untuk mendapatkan kekuasaan yang nantinya digunakan untuk kepentingan pribadinya, dan sangat merugikan kepentingan umum.

BAB IIIPENUTUP

DAFTAR PUSTAKA