33
BAHAYA PAPARAN FAKTOR KIMIA DI LINGKUNGAN KERJA FIBRIANA RAHMAWATI NOVANDA DINO PAHLEVI

Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

  • Upload
    van

  • View
    11

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k3

Citation preview

Page 1: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

BAHAYA PAPARAN FAKTOR KIMIA DI LINGKUNGAN KERJAFIBRIANA RAHMAWATI

NOVANDA DINO PAHLEVI

Page 2: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Debu

Page 3: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Bahaya faktor kimia di lingkungan kerja meliputi:

1. Debu anorganik:

Debu silika

– Sumber: penghancuran granit, tambang batu bara, mineral dan batu mulia dalam tanah bersilika, pabrik yang menggunakan silika Penimbunan debu silika dalam paru mengakibatkan penyakit silicosis.

Asbestos

– Asbestos tahan panas, asam dan api, ringan, lunak dan dapat menahan berat. Sumber: industri konstruksi, renovasi atau pembongkaran bangunan. Produk asbes, dan pekerjaan memperbaiki rem dan kopling kenderaan bermotor.

– Debu asbestos menyebabkan asbestosis, bronchogenic carcinoma, mesothelioma, kanker

Pulmonary siderosis, siderosis paru disebabkan terpapar debu besi murni.

Anthracosis: debu arang batu.

Stannosis: debu timah putih.

Berryliosis: debu berrylium dalam bentuk logam, oksida, sulfat, chlorida dan fluorida.

Page 4: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

2. Debu organik

a. Byssinosis:pemaparan debu kapas, sisal dan rami.

b. Bagassosis : debu serat tebu setelah gula diekstraksi

c. Mushroom worker's lung : debu tanaman cendawan

d. Suberosis akibat debu gabus.

e. Bird breeder's lung : burung seperti ayam, beo, merpati dan

betet.

f. Paprika lung, inhalasi debu buah paprika.

Page 5: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Debu SilikaSilika adalah campuran mineral yang terdiri dari satu atom Silikon (Si) dan dua atom oksigen(O).

Seorang yang bekerja dengan debu silika dapat terserang penyakit yang disebut silikosis. Silikosis dapat dicegah namun apabila telah terserang penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan.

Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut sesuai dengan ukuran sebagai berikut :a. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas,.b. Partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah.c. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli.d. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan

Page 6: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Pekerja yang beresiko terpapar debu silika adalah untuk aktifitas sebegai berikut :

– Manufaktur :• Metal casting• Glass products• Keramik, tanah liat, dan tembikar• Material Aspal / paving• Cut stone and stone products• Produksi cat dan karet

– Konstruksi• Pengeboran, Pemecahan, pemotongan Batu Alam• Sand blasting• Demolisi concrete

Page 7: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Gejala Silikosis

– Sesak nafas

– Demam

– Kadang-kadang disertai kebiru-biruan pada telinga atau bibir

– Mudah lelah

– Kehilangan nafsu makan

– Nyeri dada

Page 8: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Jenis Silikosis Berdasarkan lama dan jumlah paparan:

– KronikGejala silikosis terlihat dalam jangka waktu > 10 tahunPekerja terpapar debu silika dalam jumlah sedikit namun frekuensinya cukup sering

– AkselerasiGejala silikosis terlihat dalam jangka waktu 5 ~ 10 tahunPekerja terpapar debu silika dalam jumlah sedang

– Akut

Gejala silikosis terlihat dalam jangka waktu < 5 tahunPekerja terpapar debu silika dalam jumlah yang cukup banyak

Page 9: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Contoh Gambar Berdasarkan lama dan paparan

Page 10: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Upaya Pencegahan Silikosis– Subtitusi

Ganti material lain yang tidak mengandung kristalin silika adalah cara terbaik untuk menghilangkan bahaya

– Dust Containment systemCara lain untuk menghilangkan bahaya adalah dengan memasang sistim penampung debu seperti bag filter, dust collector, dll.

– Metode BasahUntuk pekerjaan pemotongan brick / batu tahan api yang dapat menimbulkan debu silika gunakan dengan metode basah, basahi cutting wheel dan media yang dipotong dengan air untuk mengurangi paparan debu di area kerja.

– Personal HigieneSebagai upaya pencegahan silicosis yang masuk melalui mulut dan kulit, cuci tangan dengan bersih sebelum makan dan minum, jangan merokok di area yang terdapat paparan debu silika.

Page 11: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Lanjutan..– Pengukuran Area Kerja

Pengukuran area kerja adalah metode untuk mengevaluasi paparan debu di area kerja yang dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan tindak lanjut perbaikan yang harus dilakukan, termasuk pemeriksaan kesehatan pada pekerja yang terpapar

– Pemerikasaan Kesehatan BerkalaLakukan pemerikasaan kesehatan berkala khusus untuk pekerja yang terpapar debu di area kerjanya, apabila ada indikasi silicosis rotasi pekerja tersebut di area kerja yang mengandung debu silika sebagai upaya pencegahan penyakit akibat kerja.

– SosialisasiLakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada karyawan tentang bahaya silika dan upaya pencegahannya, sesuai yang tertera pada MSDS.

– Alat Pelindung DiriAlat pelindung diri seperti respirator, sebenarnya tidak menghilangkan bahaya tetapi hanya melindungi pekerja dari paparan debu silika, pastikan APD yang digunakan sudah seusuai dengan paparan debu silika yang ada serta cara menggunakannya harus sesuai petunjuk pemasangannya.

Page 12: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Logam

Page 13: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Berilium

Penyakit yang di akibatkan oleh Berilium adalah Beryliosis, yaitu suatu peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup debu atau asap yang mengandung berilium. Dulu berillium biasa digali dan disuling untuk digunakan dalam industri elektronik dan kimia dan dalam pembuatan bola lampu pijar.Sekarang berillium terutama digunakan untuk industri pesawat ruang angkasa.Selain pekerja industri tersebut, orang-orang yang tinggal di sekitar tempat penyulingan juga bisa terkena beriliosis.

Page 14: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Manfaat Berilium

• Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium. (Be dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig (logam). • Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.• Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.• Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas jam tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan kestabilan dimensi.• Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu floresens, tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang terpapar terancam bahaya beriliosis.

Page 15: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Pengaruh Kesehatan

Berilium sangat berbahaya jika terhirup. Keefektivannya tergantung kepada kandungan yang dipaparkan dan jangka waktu pemaparan.

Penyakit ini dapat menyebabkan rasa lemah dan keletihan, dan juga sasak napas. CBD dapat menyebabkan anoreksia, penyusutan berat badan, dan dapat juga menyebabkan pembesaran bagian kanan jantung dan penyakit jantung dalam kasus-kasus peringkat lanjut.

Page 16: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Cara untuk mengetahui adanya Berilium

Berilium dapat diukur dalam air kencing atau darah. Kandungan berilium dalam darah atau air kencing dapat memberi petunjuk kepada berapa banyak atau berapa lama seseorang telah terpapar. Tingkat kandungan berilium juga dapat diukur dari sampel paru-paru dan kulit. Satu lagi ujian darah, yaitu beryllium lymphocyte proliferation test (BeLPT), mengukur pasti kesensitifan terhadap berilium dan memberikan jangkaan terhadap CBD.

Page 17: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Cara Pencegahan

1.      Gunakan APD saat menangani Berilium 2.      Cuci tangan dengan bersih setelah kontak dengan Be 3.      Simpan di tempat kering.

Page 18: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Merkuri (Hg)

Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Selain itu, berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini.

Page 19: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Merkuri di bagi menjadi 3 yaitu:

1.    Merkuri elemental (Hg)–          Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan–          Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal.–          Intravena dapat menyebabkan emboli paru.Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk merkuri (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.

Page 20: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

2.    Merkuri inorganikSering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis.

Merkuri Inorganik Digunakan untuk: thermometer, barometer, lampu merkuri dan batteri, amalgam untuk penambal gigi, membentuk perhiasan, pengawet, pigmen, katalis dan minyak pelumas.Efek gangguan terhadap sistem syaraf pusat dan ginjal, iritasi pada mukosa dan kulit.

Page 21: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

3.    Merkuri organikTerutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.

Merkuri Organik digunakan untuk : Pelapis benih (untuk mencegah benih dari serangan parasit) dan pestisida. Efek merkuri organik sistem syaraf pusat. Kasus awal ditandai sakit kepala, lelah, daya ingat dan konsentrasi berkurang. Dapat juga tremor, ataxia, dysarthria, gangguan penglihatan dan kepribadian jelek dan kecerdasan menurun, bahkan kematian.

Page 22: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

– Plumbum (Pb)

Pb organik:

Tetra-ethyl lead (TEL) atau tetra methyl-lead (TML) bahan antiknock dalam minyak bensin. efek klinis sistem syaraf pusat Paparan kronik Pb konsentrasi rendah gangguan berfikir, halusinasi, daya ingat kurang, insomnia dan kepribadian jelek.

Pb anorganik:

Paparan Pb inorganik pada tambang dan peleburan Pb, industri cet sebagai undercoat (resisten karat), pekerjaan konstruksi sangat potensial (pengelasan, pemotongan, pada permukaan cet), pabrik batteri, pembuatan tembikar, radiator, pabrik kaca dan pabrik plastik, Efek Pb inorganik merusak sistem syaraf, pencernaan, ginjal, reproduksi dan darah

Page 23: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Next...– Mangan (Mn)

Efek mangan terhadap sistem saraf (gangguan kapasitas mental, intoksikasi manganase dapat menimbulkan sindrome Parkinson's dan psikosis). 

– Kadmium (Cd)

Kadmium jenis logam putih kebiru-biruan yang resisten terhadap karat. pelapis elektroda pengelasan dan pematrian logam, elektroda baterai alkalin, amalgam pada kedokteran gigi dan dalam pabrik lampu fluoresens, fotosel dan semikonduktor. Senyawa-senyawa kadmium dipergunakan sebagai pigmen dan cat, pestisida, sebagai katalis dan dalam fotografi. Pada paparan akut, gangguan gastrointestinal dan pneumonitis kimia dapat terjadi. Sedangkan pada pemaparan kronis, efek utama kerusakan ginjal dan emphisema paru.

Page 24: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

– Fosfor

Fosfor inorganik , membuat pentul korek api dan racun api. Sejak awal abad ke 20, fosfor putih telah digantikan oleh fosfor merah dan fosfor sequisulfida yang kurang toksis. Senyawa fosfor organik umumnya digunakan sebagai pestisida.

– Arsen (Ar)

Efek akut terhadap penghirupan arsen menyebabkan iritasi mata, kulit, hidung, larinks dan bronchi. Paparan arsen dapat menimbulkan kerusakan hati dan ginjal, Senyawa-senyawa arsen dapat menimbulkan kanker kulit atau paru-paru.

Page 25: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Pestisida

Page 26: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Insektisida dan Fungisida

BerPyrethrum dan Pyrethrin. pestisida ini secara alami berasal dari substansi tanaman. Dan umumnya relatif tidak berbahaya bagi manusia akan tetapi dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan atau alergi kulit biasaanya digunakan sbg Obat nyamuk bakar.

– Senyawa-senyawa Organoklorin. DDT, dieldrin dan aldrin yang mudah diabsorbsi dan berakumulasi dalam lemak tubuh. efek toksik dapat terjadi melebihi konsentrasi kritis yang dicapai dan karena biodegradasi senyawa-senyawa ini sangat lambat terjadi sehingga menimbulkan persistensi dalam lingkungan, maka pestisida organoklorin tidak digunakan lagi .

– Senyawa-senyawa Organofosfat. menginaktivasi enzim cholinesterase yang menguraikan asetil cholin dalam tubuh. Asetilcholin akan merangsang aktifitas saraf parasimpatik. Gejala-gejala ringan meliputi kurangnya selera makan, sakit kepala, malas, lemas dan konstriksi pupil.

Page 27: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Lanjutan... Herbicide– Herbisida arsenik. Herbisida ini sangat toksik – Herbisida dinitrofenol, merangsang metabolisme tubuh memproduksi sindrom seperti

thyrotoksik tetapi tanpa pembesaran atau pembengkakan kelenjar tiroid. Kelelahan berlebih, haus dan keringat dapat terjadi.

– Paraquat, diquat dan herbisida bipiridyl lainnya. Iritasi kulit, selaput mukosa mata dan kerongkongan, mual, dyspnoea, dan edema paru, fibrosis hati dan paru, dan kerusakan ginjal.

Rodentisida dan Fumigan– Kalsium sianida. fumigan dipergunakan membasmi hewan pengerat dan serangga. – Metil bromida. Substansi ini sangat mengiritasi dan gas toxic yang dapat menyebabkan

kerusakan otak.– Fosfin. Gas ini sangat toksik dihasilkan melalui kontak aluminium fosfid dengan air di udara.

Substansi ini memiliki aroma bawang putih dan ikan busuk Dapat menyebabkan oedema paru.– AntikoagulanRodentisida memperlambat proses koagulasi dan meningkatkan waktu protrombin

yang dapat dipergunakan untuk memantau.

Page 28: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Senyawa Karbon

Page 29: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

– Pelarut Organik Sebagian besar senyawa karbon organik sebagai substansi (bahan) pelarut dan digunakan

bukan pelarut saja melainkan juga sebagai pelumas dan gas-gas anestesi. sehingga terjadi polusi udara. Senyawa ini banyak terdapat dalam cet, lem dan pelapisan dan juga dipergunakan dalam pabrik polimer, farmasi dan pencelupan.. Sistem syaraf merupakan efek pelarut organik. akan menyebabkan penyempitan bagian-bagian terminal neuron pada sistem saraf pusat dan perifer.

Kelompok kimia senyawa karbon:– Senyawa Non substitusi :

– Senyawa alifatik: metil alkohol, tetraklorethan, karbon tetraklorida, trikloretilen,– Senyawa aromatik: benzen, toluen, xylen, N-heksan dan nitrobenzen.

– Senyawa subsitusi :– Dengan oksigen: alkohol, aldehid, keton, eter, asam-asam karboksil dan ester.– Dengan sulfur: analog alkohol, oksigen.– Dengan nitrogen: senyawa nitro, amina, nitril dan amida.– Dengan halogen: senyawa fluoro, cloro, bromo dan iodo.

Page 30: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Gas

Page 31: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Efek Biologis Gas

1. Gas inert Efeknya perpindahan oksigen. Sifat-sifat klinis mengakibatkan kurangnya

oksigen. tanpa toksisitas instrinsik. Contohnya metana. 2. Gas-gas iritan (pemerih) Bereaksi terutama pada saluran pernafasan, organ-organ yang mengalami

kontak pertama (kulit). Baik hidung, trakhea, bronkhi, bronkhiola dan alveoli dapat pula terlibat. Biasanya ada efek iritan bersamaan terhadap mukosa mata, mulut dan kerongkongan. Contoh: Klorin, Amonia, Sulfur dioksida, Ozon

Page 32: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Upaya Pengendalian Faktor Kimia

 

1. Lingkungan kerja dipelihara dalam keadaan bersih.

2. Perlengkapan teknik pengendalian di tempat kerja

3. Proses produksi diatur agar kemungkinan inhalasi, kontak, termakan/terminum racun dapat dicegah semaksimal mungkin.

4. Tenaga kerja diberitahu, waspada dan terampil dalam menghadapi bahaya keracunan.

5. Alat pelindung diri yang memadai harus tersedia dan dipakai semestinya.

6. Higiene personal dipelihara

7. Pemeriksaan kesehatan.

Page 33: Bahan Kimia Lingkungan Kerja (Fibrivanda)

Terimakasih....