16
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PEMANJANGAN JARINGAN I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti Auksin, banyak terdapat pada ujung koleoptil. Mendorong pemanjangan batang/pucuk, merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang dan memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang). Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman. (Yoxi, 2008).

Bahan Laporan Praktikum 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahan Laporan Praktikum 2

Citation preview

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PEMANJANGAN JARINGAN

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti Auksin, banyak terdapat pada ujung koleoptil. Mendorong pemanjangan batang/pucuk, merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang dan memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang).Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman. (Yoxi, 2008).Menurut Larsen (1944) dan Abidin (1982) Indoleacetaldehyde diidentifikasikan sebagai bahan auksin yang aktif dalam tanaman. Selanjutnya Larsen (1951); Bentley dan Houstley (1952) mengemukakan bahwa zat kimia tersebut aktif dalam menstimulasi pertumbuhan kemudian berubah menjadi IAA. Perubahan tersebut menurut Gordon (1956) adalah perubahan dari Tripthopan menjadi IAA (Thimann, 1935).1.2Tujuan dan Kegunaan Tujuan praktikum pengaruh auksin terhadap perpanjangan jaringan ini yaitu untuk mempelajari Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan pada tanaman yang diamati. Kegunaan praktikum Pengaruh Auksin Terhadap Perpanjangan Jaringan ini yakni agar praktikan dapat mengetahui pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Auksin Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman. Kata Auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang berarti meningkatkan. Sebutan ini digunakan oleh Frits Went (1962) untuk senyawa yang belum dapat dicirikan tetapi diduga sebagai penyebab terjadinya pembengkokan koleoptil kearah cahaya (Yox, 2008).Peran fisiologis auksin adalah mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem, pembentukkan akar, pembungaan pada Bromeliaceae, pembentukan buah partenokarpi, pembentukkan bunga betina pada pada tanaman diocious, dominan apical, response tropisme serta menghambat pengguran daun, bunga dan buah. Peranan Auksin dalam aktifitas kultur jaringan auksin sangat dikenal sebagai hormon yang mampu berperan menginduksi terjadinya kalus, menghambat kerja sitokinin membentuk klorofil dalam kalus, mendorong proses morfogenesis kalus, membentuk akar atau tunas, mendorong proses embriogenesis, dan auksin juga dapat mempengaruhi kestabilan genetik sel tanaman (Sugihsantosa, 2009).2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi AuksinTumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme (Lakitan B, 2004).Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena itu tanaman akan lebih cepat tumbuh dan panen. Hasil penelitian F.W. Went, ahli fisiologi tumbuhan, pada tahun 1928 menunjukkan produksi auksin terhambat pada tanaman yang sering terkena sinar matahari.Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari Distribusi auksin yang tidak merata dalam batang dan akar menimbulkan pembesaran sel yang tidak sama disertai dengan pembengkokan organ (Heddy, 1996).2.3 HipokotilHipokotil adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Singkatnya, biji tidak terdorong ke atas dan tetap berada di dalam tanah. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak (Lakitan B, 2004).

2.4 Jaringan TumbuhanJaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Ada dua jaringan tumbuhan yang kita kenal yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristam adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam yaitu Jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder (Lakitan B, 2004). Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer terdapat pada titik tumbuh dan menyebabkan perpanjangan akar dan batang, sedangkan meristem sekunder terdapat pada kambium dan menyebabkan tumbuhan menjadi besar (Sugihsantosa, 2009).Jaringan dewasa adalah jaringan yang tidak meristematis. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu: jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus (Lakitan B, 2004).

III. METODOLOGI3.1 Tempat dan Waktu Praktikum Fisiologi Tumbuhan Mengenai Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan ini, bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.Praktikum Fisiologi tumbuhan mengenai Pengaruh Auksin terhadap Pemanjangan jaringan dilaksanakan pada hari Rabu, 3 November 2010, pada pukul 14.00 Wita sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada praktikum yaitu cawan petri, pisau tajam atau silet dan lup. Alat yang di gunakan merupakan alat yang cukup streil sehingga tidak mempengaruhi kinerja dari Auksin itu sendiri. Bahan-bahan yang digunakan yaitu: kecambah Kacang Hijau (Phasealus radiatus) berumur 5 hari, larutan IAA 0,01 ppm; 0,03 ppm; 0,05 pmm; 0,07 pmm; 0,09 ppm dan air sebagai kontrol.3.3 Cara KerjaPada pengamatan Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan, pertama-tama membuat potongan hipokotil dari kecambah Kacang Hijau (Phasealus radiatus) sepanjang 3 cm (melakukannya dengan tepat diatas kaca pembesar atau lup), kemudian menyiapkan larutan masing-masing 5 ml pada cawan petri dan gunakan aquades sebagai kontrol. Setelah itu memasukan masing-masing 5 potongan hipokotil pada larutan yang disediakan. Menyimpannya di tempat gelap selama 48 jam. Melakukan pengukuran kembali setelah penyimpanan dan yang terakhir membuat perbandingan dari semua perlakuan yang ada.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilBerdasarkan pengamatan yang kami lakukan di Laboratorium, maka diperoleh hasil sebagai berikut :Tabel 7 Pengaruh Auksin Terhadap Perpanjangan Jaringan

Konsentrasi IAA(ppm)Panjang Awal(cm)Panjang Akhir(cm)Selisih(cm)

0.0133.10,1

0.0333,40,4

0.0532,9-0,1

0.0733,30,3

0.0933,60,6

Air320,1

4.2 PembahasanPada pengamatan hipokotil Kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang diberi perlakuan laruatan auksin (IAA) diketahui bahwa panjang hipokotil kacang hijau sebelum diberi larutan auksin masing-masing panjangnya 3 cm, setelah diberi larutan IAA dengan konsentrasi 0,01 ppm, 0,03 ppm, 0,07 ppm, dan 0,09 ppm panjangnya berubah. Hal ini berarti menandakan bahwa setiap larutan sangat berpengaruh terhadap setiap hipokotil. Setiap larutan IAA akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pemanjangan jaringan pada konsentrasi tertentu, IAA akan bekerja aktif pada konsentrasi optimal yaitu konsentrasi yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Perlakuan kontrol (air) memberikan pengaruh terhadap pemanjangan jaringan dengan berkurangnya ukuran pnjang awalnya 3 cm ke 2 cm hal ini karena terjadi perubahan pada hipokotil Kacang Hijau (Phasealus radiatus) yang diberi perlakuan air.Pada percobaan dengan menggunakan perlakuan auksin diketahui bahwa jumlah larutan yang ada di dalam sel meningkat, karena auksin dapat meningkatkan difusi masuknya air ke dalam sel sehingga terjadi pemanjangan jaringan yang diikuti bertambah panjangnya hipokotil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).Auksin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang mendorong elongasi daripada jaringan koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan avena atau tanaman lainnya. Auksin berfungsi dalam proses pembesaran sel (perpanjangan koleoptil atau batang), menghambat mata tunas samping, berperan dalam pengguguran daun, aktivitas daripada kambium, dan berperan dalam pertumbuhan akar (Lakitan B, 2004). Asam Idole Acetik Acid (IAA) merupakan larutan auksin endogen atau auksin yang terdapat pada tanaman. Larutan ini berperan dalam berbagai aspek perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Fungsi dari larutan ini yaitu mendorong pembelahan sel, penyebaran IAA yang tidak sama pada tanaman akan mengakibatkan pembesaran sel yang tidak merata dan terjadi pembengkokan dari koleoptil atau organ tanaman (geotropism dan fototropisme), IAA pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pembesaran sel-sel akar. IAA juga dapat mengendalikan absisi daun dan dapat menghambatpertumbuhan tunas lateralKonsentrasi suatu auksin di dalam tanaman, mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman, semakin tinggi konsentrasi suatu auksin di dalam tanaman maka akan semakin mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Hal-hal yang mempengaruhi konsentrasi IAA di dalam tanaman yaitu sintesis auksin, pemecahan auksin, dan inaktifnya IAA sebagai akibat proses pemecahan molekul.IAA adalah endogenous auksin yang terbentuk dari Tryptophan yang merupakan suatu senyawa dengan inti Indole dan selalu terdapat dalam jaringan tanaman. Di dalam proses biosintesis, Tryptophan berubah menjadi IAA dengan membentuk Indole pyruvic acid dan Indole-3-acetaldehyde (Lakitan B, 2004). Auksin dapat menaikkkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, yang menyebabkan pengurangan tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel Pada dosis tinggi auksin dapat merangsang produksi etilen, kelebihan pada etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputansi) dan bahkan membuat tanaman mati. Beberapa auksin sintesis antara lain seperti 2,4-D dan 2,4,5-asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida, tanaman berdaun luas (dikotil) jauh lebih rentan terkena auksin dari pada daun tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintesis ini adalah agen aktif dalam Agen Oranye yaitu defoliant (Yoxi, 2008).

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Bahwa jumlah larutan yang ada di dalam sel meningkat, karena auksin dapat meningkatkan difusi masuknya air ke dalam sel sehingga terjadi pemanjangan jaringan yang diikuti bertambah panjangnya hipokotil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).2. Auksin, banyak terdapat pada ujung koleoptil. Mendorong pemanjangan batang/pucuk, merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang dan memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang).3. -3-asetat asam indol, juga dikenal sebagai IAA, adalah senyawa heterosiklik yang merupakan phytohormone dari auksin. IAA diproduksi dalam sel-sel di puncak (tunas) dan daun muda dari tanaman.

5.2 SaranAdapun saran yang dapat saya berikan pada kesempatan ini yaitu agar pada saat praktikum setiap asisten membimbing dan mengamati pratikan supaya dalam melaksanakan pratikum tidak banyak kesalahan yang terjadi sehingga praktikum lebuh efisien dan efektif.

DAFTAR PUSTAKAHeddy dan Abidin, 1996. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. FMIPA UM, Malang.Lakitan, B., 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.Rayle dan Purves, 1976 dalam Abidin, 1982. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, ITB Press, Bandung.Silvia. A, 2008. Laporan Praktikum Biologi. http://www.anwar.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 4 november 2010.Sugihsantosa, 2009. Zat Pengatur tumbuh. http://sugihsantosa.atspace.com. Diakses Senin, 17 Mei 2009.Thimann,1999. Sains. http://fisiologi.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 5 november 2010. Yox, 2008. Zat Pengatur Tumbuh. http://www.eno.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 november 2010.