13
PENGARUH HORMON AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR PADA TANAMAN MAWAR PENGARUH HORMON AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR PADA TANAMAN MAWAR I. Tanggal Praktikum Rabu, November 2010 II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh hormone auksin terhadap pertumbuhan akar pada tanaman mawar. III. Landasan Teori Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain. Hormon tanaman dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing- masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak

bahan laporan praktikum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan laporan praktikum

Citation preview

PENGARUH HORMON AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR PADA TANAMAN MAWAR PENGARUH HORMON AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR PADA TANAMAN MAWAR

I. Tanggal Praktikum Rabu, November 2010

II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh hormone auksin terhadap pertumbuhan akar pada tanaman mawar.

III. Landasan TeoriZat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain. Hormon tanaman dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing-masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam pertumbuhan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa ada interaksi antar hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Auksin adalah zat tumbuhanyang di temukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Auksin salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman.Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Auksin

Auksin (auxin) berasal dari bahasa yunani yang artinya tumbuh. Adanya sesuatu zat yang dapat mengatur pertumbuhan ini awal mulanya diamati oleh Darwin dalam tahun 1897 dengan percobaan pengaruh penyinaran terhadap coleoptile (pucuk tanaman). Ketika penyinaran dilakukan pada ujung coleoptile, ujung coleoptile ini tumbuh mengikuti datangnya sinar. Hal ini menunjukkan bahwa adanya suatu zat atau senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman mengikuti datangnya arah sinar. Pada tahun 1919 Paal melakukan percobaan dengan menggunakan potongan pucuk coleoptile yang membentuk kurvatur. Pertumbuhan tanaman yang melengkung ini menunjukkan adanya sesuatu yang mengatur pertumbuhan tanaman yang dihasilkan dari ujung coleoptile. Tahun 1928 Went menemukan sesuatu zat yang berperan dalam pertumbuhan tanaman akibat phototropisme dan pertumbuhan lainnya. Went kemudian mengatakan ungkapan yang kemudian sangat terkenal: ohne wuchsstoff, kein wachtum. Hasil penemuan berikutnya adalah ditemukannya indole acetic acid (IAA) oleh Kogl dan Konstermans (1934) dan Thymann (1935). Auksin yang ditemukan Went diketahui sebagai asam indolasetat (IAA). Selanjutnya nama auksin digunakan untuk nama kelompok hormon dan zat pengatur tumbuh yang menimbulkan respon khas IAA. Tumbuhan sendiri mengandung 3 senyawa lain yang mirip dengan IAA baik struktur maupun respon yang diakibatkannya dan digolongkan sebagai auksin alami contohnya adalah Asam 4-kloroindolasetat (4-kloroIAA) yang banyak ditemukan pada biji muda kacang-kacangan, Asam phenilasetat (PAA) terdapat pada kebanyakan tanaman, dan Asam indolbutirat (IBA) ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis dikotil. Adapun zat pengatur tumbuh (ZPT) ada yang tergolong sebagai auksin sintesis karena kemampuannya menimbulkan banyak respon fisiologis seperti yang ditimbulkan IAA, yaitu : asam a-naftalenasetat (NAA), asam 2,4-diklorophenoksiasetat (2,4-D), asam 2-metil-4klorophenoksiasetat (MCPA) , asam 2-naftalosiasetat (NOA), asam 4-klorophenoksiasetat (4-CPA), asam p-klorophenoksiasetat (PCPA), asam 2,4,5-triklorophenoksiasetat (2,4,5-T), asam 3,6-dikloroanisik (dikamba), dan asam 4-amino-3,5,6-triklorophikolinik (pikloram).

Peran fisiologis auksin adalah mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xile dan floem, pembentukkan akar, pembungaan pada bromeliaceae, pembentukan buah partenokarpi, pembentukkan bunga betina pada pada tanaman diocious, dominan apical, response tropisme serta menghambat pengguran daun, bunga dan buah. Peranan Auksin dalam aktifitas kultur jaringan auksin sangat dikenal sebagai hormon yang mampu berperan menginduksi terjadinya kalus, menghambat kerja sitokinin membentuk klorofil dalam kalus, mendorong proses morfogenesis kalus, membentuk akar atau tunas, mendorong proses embriogenesis, dan auksin juga dapat mempengaruhi kestabilan genetik sel tanaman.

Efek paling penting auksin adalah

1. Pembesaran sel, dengan cara membuat dinding selulosa menjadi kenyal, meningkatkan potensi osmotic cairan sel, anyaman dinding fibril selulosa yang menyusun kerangka dinding sel menjadi kendor, memacu penambahan fibril selulosa.

2. Dominansi apical , bila kuncup ujung dibuang, maka akan merangsang mata tunas samping untuk tumbuh.

3. Auksin terlibat dalam berbagai tahapan reproduksi seperti serbuk sari, buah dan biji. Tanaman bisa menghaslkan buah tanpa biji.

Peranan auksin Pengembangan Sel, adanya pertumbuhan yg cepat, meningkatkan permeabilitas sel (kehadiran auksin meningkatkan masuknya difusi air), fase pertumbuhan ada dua yaitu fase pembelahan dan vase pelebaran (ada pada fase vakualisasi. Pada fase pelebran sel selain mengalami keregangan juga mengalami penebalan dalam pembentukkan material-amaterial dd sel baru, auksin menghalangi ion Ca2+ dalam pengerasan dd sel/ pektinase, sehingga dinding sel menjadi lunak. fototropisme, sel yang tdk tersinari kandungan auksinnya lebih tinggi, maka akan terjadi pembengkokan menuju arah sinar. apabila bag koleoptil disinari. Geotropisme, transportasi auksin kearah bawah akibat pengaruh geotropisme.yang diletakkkan mendatar, bagian bawahnya mengandung auksin lebih tinggi. Apical dominant. Apabila pucuk daun dibuang, maka akan mendorong pertumbuhan tunas lateral/ samping Perpanjangan akar. Apabila akar di bang tidak akan mempengaruhi pertumbuhan akar. Pemberian auksin yang tinggi akan menghambat pemanjangan akar, tetapi meningkatkan jumlah akar. Pertumbuhan batang (stem growth), Bila ujung koleoptil di buang, opertumbuhan berhenti, kandungan auksin tertinggi di pucuk. Partenocarpy (pembnetukan buah tanpa biji). Pertumbuhan ddg ovary dapat dirangsang dengan adanya auksin. Pertumbuhan buah, Pemberian auksin dapat memperbesar ukuran buah, pertumbuahan buah bisa lebih cepat. Merangsang produksi etilen pada konsentrasi tinggi Merangsang perpanjangan sel Merangsang pembelahan sel di kambium dan, dalam kombinasi dengan sitokinin dalam kultur jaringan. Merangsang diferensiasi floem dan xilem Memacu inisiasi akar pada stek batang dan akar lateral dalam pengembangan kultur jaringan Perantara dalam respon tropistic lentur dalam menanggapi gravitasi dan cahaya Pasokan auksin dari tunas apikal menekan pertumbuhan tunas lateral Penundaan penuaan daun Dapat menghambat atau merangsang (melalui stimulasi etilena) daun dan pematangan buah Dapat menginduksi pengaturan buah dan pertumbuhan pada beberapa tanaman Terlibat dalam mengasimilasi gerakan menuju auksin yang kemungkinan disebabkan efek transportasi pada floem Penundaan pematangan buah Mempromosikan berbunga di bromeliad

IV. Alat dan Bahana) Alatv Beker glassv Pisau v Poliback

b) Bahanv Batang mawar yangv di stek 20cmv Auksin 0 ppm;0,1 ppm;10 ppm.v Media tanam (tanah, pupuk, sekam)v Air

V. Cara Kerja1) Menimbang auksin 0,1 ppm;1 ppm; 10ppm.2) Melarutkan masing-masing auksin dalam 5ml alcohol 70%3) Mencampurkan larutan auksin dan alcohol dengan aquades hingga 1000ml4) Merendam batang mawar yang sudah dibersihkan ke dalam masing-masing larutan auksin selama 3jam.5) Menanam batang pada poliback, selama 3 minggu.6) Mengamati pertumbuhan akar

VI. Data Hasil PengamatanAuksinPertumbuhan AkarPertumbuhan Tunas

Minggu ke-1Minggu ke-2Minggu ke-3Minggu ke-1Minggu ke-2Minggu ke-3

0,1 ppm------

1 ppm--Tumbuh 2 akar yang panjangnya 3 cm-Tumbuh tunas kecilTumbuh 2tunas

10 ppm--Tumbuh 4akar yang panjangnya 1, 1,5, 2, dan 4cmTumbuh 2tunasTumbuh 3tunasTumbuh 3tangkai dengan jumlah daun 15 lembar

0 ppm------

VII. PembahasanDari hasil praktikum yang sudah saya lakukan yaitu mengamati pengaruh hormone auksin terhadap pertumbuhan akar mawar pada tanaman mawar, yaitu dengan cara merendam 4batang mawar yang sudah dibersihkan pada masing-masing larutan (auksin + 5ml alcohol 70% + aquades 1000ml), masing-masing larutan dengan auksin 0ppm, 0,1ppm, 1 ppm, 10ppm. Batang direndam selama kurang lebih 3jam. Setelah itu menanam batang mawar kedalam poliback, dengan tanah dan kompos. Pengamatan dilakukan selama tiga minggu, pada minggu pertama hasilnya adalah dari keempat poliback yang berbeda ukuran auksinnya yaitu auksin dengan ukuran 0ppm, 0,1ppm, 1ppm, dan 10ppm belum ada batang mawar satupun yang tumbuh akarnya, akan tetapi dari pengamatan pada minggu pertama ini sudah dapat diamati pada batang mawar dengan ukuran auksin yang paling banyak yaitu 10ppm sudah menunjukkan atau sudah tumbuh 2tunas pada batangnya. Dapat dilihat pada akar belum ada yang tumbuh akan tetapi sudah tumbuh 2tunas pada batangnya. Hal ini kemungkinan karena pada saat memotong batang, sudah ada persiapan untuk tumbuh tunas pada batang tersebut. Pengamatan pada minggu kedua juga hampir sama halnya dengan minggu pertama. Batang mawar belum ada yang berakar sama sekali, akan tetapi pada batang yang direndam pada larutan auksin 10ppm yang pada minggu pertama sudah tumbuh 2tunas pada minggu kedua ini menjadi tumbuh 3tunas dan pada batang mawar yang awalnya direndam dalam larutan dengan auksin 1ppm sudah tumbuh tunas kecil. Pada minssu kedua ini hanya pada batang yang awalnya direndam dengan auksin 1ppm dan 10ppm yang sudah terlihat mengalami pertumbuhan tunasnya, sedangkan pada batang yang awalnya direndam dengan auksin 0,1 ppm dan oppm belum terlihat mengalami pertumbuhan.Pengamatan pada minggu ketiga dapat dijelaskan keempat batang mawar pada poliback yang awalnya direndam dengan larutan dengan auksin masing-masing 0,1ppm 1ppm, 10ppm, dan 0ppm yang sudah terlihat mengalami pertumbuhan akar hanyalah batang pada poliback yang awalnya direndam dengan larutan auksin 1ppm dan 10ppm yaitu pada batang yang awalnya direndam dengan larutan auksin 1ppm tumbuh 2akar yang panjangnya 3cm. Sedangkan batang yang awalnya direndam dengan larutan auksin 10ppm sudah mengalami pertumbuhan 4akar yang panjangnya 1cm, 1,5cm, 2cm, dan 4 cm. Pengamatan pada pertumbuhan tunasnya pada batang dengan auksin 1ppm yang awalnya pada minggu kedua hanya tumbuh 1tunas kecil pada minggu ketiga ini sudah tumbuh 2tunas. Sedangkan pengamatan tunas pada batang mawar yang awalnya direndam dengan larutan auksin 10ppm sudah tumbuh 3tangkai dengan jimlah daun 15lembar.Dari hasil penelitian dari minggu pertama sampai dengan minggu ketiga ini dapat diketahui bahwa batang mawar yang awalnya direndam dalam larutan dengan auksin 0ppm dan 0,1 ppm belum mengalami suatu pertumbuhan sama sekali, hanya batang mawar yang direndam dalam larutan dengan auksin 1ppm dan 10ppm saja yang sudah mengalami pertumbauhan tunas dan juga pertumbuhan akarnya. Hal ini terlihat jelas tanaman sebelum ditanam atau direndam dalam larutan auksin dengan auksin yang ukurannya lebih banyak dapat tumbuh lebih cepat daripada tanaman yang sebelum ditanam direndam dahulu dalam larutan dengan auksin yang lebih sedikit. Karena telah diketahui bahwa auksin memiliki fungsi yaitu mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem, pembentukkan akar, pengembangan Sel, adanya pertumbuhan yangg cepat, meningkatkan permeabilitas sel (kehadiran auksin meningkatkan masuknya difusi air) serta Apical dominant, apabila pucuk daun dibuang, maka akan mendorong pertumbuhan tunas lateral/ samping sehingga batang yang direndam auksin yang lebih banyak yang cepat mengalami pertumbuhan.

VIII. KesimpulanDari hasil praktikum dapat saya simpulkan bahwa auksin, hormon tanaman seperti indolasetat berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Telah diketahui bahwa peran fisiologis auksin adalah mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem, pembentukkan akar, pembungaan pada bromeliaceae, sehingga dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa batang mawar yang sebelum ditanam pada poliback direndam dahulu dalam larutan dengan auksin 1 ppm dan 10 ppm bisa tumbuh lebih cepat dari pada batang mawar yang sebelum ditanam dalam poliback direndam dahulu dalam larutan dengan auksin lebih sedikit yaitu 0 ppm dan 0,1ppm.

Daftar Pustaka Hartadiyati,Eny.2010.Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Semarang: IKIP PGRI SEMARANG. Salisbury,Frank B and Ross,Cleon W.1995.Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Bandung. (http://www.plant-hormones.info/auxins.htm)

http://www.plant-hormones.info dan Wikipedia.