Upload
lani-basrie
View
259
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Pasar Modal dan Manajemen Keuangan Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia
Ema Damayanti Khairiatul Anwar Mellani Yuliastina
Materi Sesi 12:
Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia:
1) Struktur Pasar Modal (Dasar-Dasar Hukum Pasar Modal) 2) Otoritas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) 3) Fasilitator
a. Bursa Efekb. Lembaga Kliring dan Penyelesaian “KPEI” c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian “KSEI”
4) Pelaku Pasar Modal (Emiten dan Perusahaan Publik, Pemodal, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi)
5) Lembaga Penunjang Pasar Modal (Biro Administrasi Efek, Kustodian, Wali Amanat, Pemeringkat Efek)
6) Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) 7) Profesi Penunjang Pasar Modal (Notaris, Konsultan Hukum, Penilai, Akuntan, Wali
Amanat) 8) Asosiasi-Asosiasi Pasar Modal 9) Good Corporate Governance
REFERENSI
UU No. 8 PP No. 12 Tahun 2004 / No. 45 dan 46 Tahun 1995 Keputusan Ketua Bapepam : 1. Kep-41/BL/2008 2. Kep-16/PM/2004 3. Kep-29/PM/2004 4. Kep-36/PM/2003 5. Kep-40/PM/2003 6. Kep-20/PM/2002 7. Kep-06/PM/2000
Fakultas EkonomiProgram Pendidikan Profesi AkuntanUniversitas Lambung Mangkurat2013
Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia :
Struktur Pasar Modal ( Dasar-Dasar Hukum Pasar Modal)
Struktur Pasar Modal Indonesia diatur oleh Undang-undang No. 08 tahun 1995 tentang pasar
modal yang menjelaskan bahwa kebijakan di bidang pasar modal ditetapkan oleh Menteri
Keuangan. Sedangkan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dilaksanakan
oleh BAPEPAM-LK. Secara umum, struktur pasar modal di Indonesia seperti yang terlihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
Sumber: Cetak Biru Pasar Modal Indonesia, 2005
Gambar di atas menunjukkan para pelaku pasar yang mempengaruhi perkembangan
pasar modal Indonesia, selain Menteri Keuangan dan BAPEPAM-LK. Pelaku pasar
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah investor dan emiten.
PELAKU PASAR MODAL
Banyak lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan pasar Modal. Tanpa adanya
lembaga-lembaga tersebut, mkaka pasar modal tidak dapat berkembang dan
sebaliknya tanpa pasar modal berbagai lembaga tidak akan dapat tumbuh dengan
baik. Para pelaku tersebut yaitu
1. Badan yang bertugas mengawasi pasar modal
Fungsi utama BAPEPAM adalah melakukan pe ngawasan dan pembinaan atas
pasar modal di Indonesia. Pada dasarnya BAPEPAM mempunyaio wewenang
untuk menginterpretasikan hukum dan perundang-undangan mengenai berbagai
hal dalam wilayah yuridiksinya, dan untuk membuat peraturan – peraturan dan
keputusan-keputusan independen untuk pelaksanaannya. Wewenagnya terdiri
dari mengeluarkan izin usaha berbagai pelaku pasar modal dan wewenang
memeriksadan menyidik semua pihak. BAPEPAM bertugas untuk memastikan
pemberian informasi yang memadai kepada investor sehingga tercipta
transparansi atau keterbukaan di pasar modal. Informasi yang memadai sangat
penting bagi investor sebagai landasan untuk mengadakan analisis dalam
mengambil keputusan investasi.
2. Pihak-pihak yang secara langsung terlibat dengan perdagangan efek seperti
Emiten, investor, badan pengelola bursa, dan perantara atau pedagfang efek.
a) Emiten adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal dengan
menjual sekuritas atau efek kepada masyarakat luas. Perusahaan memperoleh
dana untuk berbagai tujuan seperti mendanai perlluasan usaha, memperbaiki
struktur modal atau mem bayar hutang.
b) Investor memainkan peran sentral di pasar modal. Merekalah yang memasok
dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat tergantung
pada peran yang dipakai investor. Investor terdiri atas investor lembaga (dana
pension, asuransi, reksa dana dll) dan investor individu atau perorangan .
c) Penjamin emisi (underwriter), Perusahaan yang akan melakukan penawaran
public memerlukan jasa underwriter, mulai dari persiapannya, penentuan
harga penawaran hingga pemasarannya. Dalam persiapan penawaran publik
underwriter dapat memberikan nasehat mengenai jenis efek yang sebaiknya
ditawarkan, waktu yang tepat untuk melakukan penawaran, lokasi bursa di-
mana efek akan diperdagangkan dll
d) Perantara perdagangan efek (pialang atau broker), pedagang efek (dealer), dan
perusahaan efek. Broker adalah pihak yang membeli dan menjual efek di
bursa atas permintaan investor. Broker tidak menanggung risiko apapun den-
gan adanya perubahan harga efek. Risiko dan hak atas efek seluruhnya ada
pada pihak in vestor sendiri. Dealer melakukan jual beli efek atas namanya
sendiri. Risiko perubahan harga ditanggung oleh dealer. Sedangkan perusa-
haan efek adalah perusahaan yang aktivitasnya mencakup p;enjaminan emisi,
perantara efek, pedagang efek, dan pengelola dana investasi dipasar modal.
Perusahaan yang memiliki izin sebagai perantara dan pedagang efek tidak
tidak dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek.
e) Badan pengelola bursa. Badan inI bertangguna jawab menjalankan dan
mengoprasikan bursa. Dua badan pengelola bursa yang ada di Indonesia yaitu
BEJ dan BES yang beroprasi sebagai lembaga yang mengatur diri sendiri .
Badan ini berperan sebagai fasilitator yang menyediakan semua sarana
perdagangan dan dalam menjalannkan perannya kedua bursa tersebut
mempunyai kewenangan yang besar.
3. Pendukung kepastian, kelan caran, dan ketertiban pasar modal seperti custodian
sentral efek Indonesia (KSEI) dan kliring penjaminan efrek Indonesia (KPEI),
penanggung dan wali amanat.
Otoritas Pasar Modal (Bapepam – LK)
Otoritas dalam pasar modal yaitu dengan melihat dari visi dan misi Bapepam itu
sendiri yaitu Menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan
profesional, yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan
non bank sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing
global
a. Misi di Bidang Ekonomi
Menciptakan iklim yang kondusif bagi perusahaan dalam memperoleh
pembiayaan dan bagi pemodal dalam memilih alternatif investasi pada industri
Pasar Modal dan Jasa Keuangan Non Bank
b. Misi di Bidang Kelembagaan
Mewujudkan Bapepam-LK menjadi lembaga yang melaksanakan tugas dan
fungsinya memegang teguh pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
independensi, integritas dan senantiasa mengembangkan diri menjadi lembaga
berstandar internasional
c. Misi Sosial Budaya
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang memahami dan berorientasi pasar
modal dan jasa keuangan non bank dalam membuat keputusan investasi dan
pembiayaan
Fasilitator
Bursa Efek, Pengertian Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek antara mereka.
Tugas Bursa Efek antara lain:
1. menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.
2. menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota Bursa Efek
3. menyususn rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba Bura efek, dan
melaporkannya pada BAPEPAM-LK
4. Bursa Efek Indonesia fokus pada perdagangan saham dan obligasi.
Lembaga Kliring dan Penyelesaian “KPEI”
Pengertian Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang menyelengarakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Tugas Lembaga Kliring dan Penjaminan antara lain:
1. melaksanakan kliring dan penjaminan transaksi bursa yang teratur, wajar,
dan efisien.
2. menjamin penyerahan secara fisik baik saham maupun uang
Lembaga Penunjang Pasar Modal
Biro Administrasi Efek
Biro Administrasi Efek (BAE) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
Efek
Tugas BAE, yaitu :
a. Menyelenggarakan pendaftaran kepemilikan efek dalam buku daftar
pemegang efek emiten
b. Melakukan pembagian hak yang berkaitan dengan efek berdasarkan kontrak
yang dibuat dengan emiten.
Kustodian
Adalah pihak yang memberikan jasa penitipan kolektif dan harta lainnya yang
berkaitan dengan efek serta jasa lain termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak
lain, menyelesaikan transaksi efek, mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya. Sedangkan pihak yang dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
kustodian adalah LPP, Perusahaan Efek atau Bank Umum yang telah mendapat
persetujuan dari Bapepam.
Wali Amanat
Adalah pihak yang mewakil kepentingan Pemegang Efek bersifat utang
Tugas Wali Amanat, yaitu :
a. Menghadiri Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)
b. Mewakili kepentingan pemegang obligasi dalam hubungan dengan emiten
c. Bank Umum yang akan bertindak sebagai wali amanat wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali
Amanat
d. Wali Amanat dilarang mempunyai afiliasi dengan emiten, kecuali hubungan
afiliasi yang terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal pemerintah
e. Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang baik di
dalam maupun diluar
f. Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan kredit dengan emiten dalam
jumlah sesuai dengan ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan benturan
kepentingan antara Wali Amanat sebagai kreditur dan wakil pemegang efek
bersifat utang
g. Pengguna jasa wali amanat ditentukan dalam peraturan Bapepam
h. Emiten dan Wali Amanat wajib ditentukan membuat kontrak perwaliamanatan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam
i. Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang efek bersifat
Utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal beserta peraturan
pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan
j. Wali Amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam emisi efek
bersifat utang yang sama.
Pemeringkat Efek
Adalah pihak yang menerbitkan peningkat-peningkat bagi surat utaang (debt
securities), seperti obligasi dan commercial paper. Tujuan pemeringkatan adalah
untuk memberikan opini (Independent, obyektif dan jujur) mengenai resiko suatu efek
hutang.
BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)
BAPMI atau Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia didirikan atas keinginan pelaku
pasar modal Indonesia untuk memiliki sebuah lembaga penyelesaian sengketa di luar
pengadilan khusus di bidang pasar modal yang ditangani oleh orang-orang yang
memahami pasar modal, dengan proses yang cepat dan murah, keputusan yang final,
mengikat serta memenuhi rasa keadilan. Di bawah dukungan Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam), selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), PT Bursa Efek Surabaya
(BES), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) serta 17 asosiasi di lingkungan pasar modal Indonesia membuat
kesepakatan bersama untuk mendirikan sebuah lembaga Arbitrase.
Kegiatan operasional BAPMI sehari-hari dikelola oleh Manajer yang diangkat oleh
Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Manajer BAPMI memiliki
kewenangan antara lain: mewakili dan bertindak untuk dan atas nama BAPMI;
menetapkan peraturan Beracara BAPMI; mengusulkan calon Dewan Kehormatan
kepada Rapat Umum Anggota; mengangkat dan memberhentikan Arbiter / Mediator
BAPMI; memberikan Pendapat Mengikat atas permintaan para pihak yang
bersengketa; dan menunjuk Arbiter / Mediator atas permintaan para pihak yang
bersengketa.
Dewan Kehormatan BAPMI diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan
3 tahun. Dewan Kehormatan memiliki tugas antara lain: memberikan pendapat
tentang penafsiran ketentuan peraturan dan Anggaran Dasar BAPMI atas permintaan
Manajer; merumuskan Etika Perilaku ( Code of Conduct ) Arbiter / Mediator BAPMI
untuk disahkan oleh Rapat Umum Anggota; menyelenggarakan sidang atas
pengaduan pelanggaran Etika Perilaku ( Code of conduct ); dan menjatuhkan sanksi
kepada Arbiter / Mediator yang terbukti melanggar Etika Perilaku ( Code of
Conduct ). Yang dimaksud dengan "Anggota BAPMI" bukanlah dalam pengertian
"Pengguna BAPMI" karena siapapun dapat memanfaatkan layanan jasa BAPMI
sepanjang yang bersangkutan terlibat dalam persengketaan perdata di bidang pasar
modal di Indonesia meskipun yang bersangkutan bukan Anggota BAPMI. Yang
disebut sebagai Anggota BAPMI adalah pihak-pihak yang ikut menandatangani Akta
Pendirian BAPMI atau pihak-pihak lain yang disahkan menjadi Anggota oleh Rapat
Umum Anggota BAPMI. Anggota, melalui Rapat Umum Anggota, antara lain berhak
untuk: mengeluarkan suara; menetapkan besarnya iuran Anggota; mengangkat dan
memberhentikan Manajer dan Dewan Kehormatan; menerima / menolak Anggota
yang baru; mengkonfirmasi dan mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga; mengkonfirmasi Etika Perilaku ( Code of Conduct ) Arbiter / Mediator
BAPMI; menerima / menolak pertanggungjawaban Pengurus; menunjuk akuntan
yang akan mengaudit laporan keuangan BAPMI; dan membubarkan BAPMI. Pihak-
pihak yang ingin menjadi Anggota harus memenuhi persyaratan yakni badan hukum /
asosiasi / badan yang menjalankan kegiatan / profesi di bidang pasar modal; bersedia
untuk mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan yang ditetapkan oleh BAPMI;
bersedia untuk membayar iuran BAPMI; bersedia untuk mematuhi keputusan Rapat
Umum Anggota BAPMI; diterima untuk menjadi Anggota oleh Rapat Umum
Anggota BAPMI. Saat ini BAPMI memiliki 22 Anggota.
BAPMI memberikan jasa penyelesaian sengketa apabila diminta oleh pihak-pihak
yang bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar pengadilan ( out-of-court
dispute settlement ). Namun tidak semua sengketa dapat diselesaikan melalui
BAPMI. Adapun sengketa yang bisa diselesaikan oleh BAPMI harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Hanyalah sengketa perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan
dengan kegiatan di bidang pasar modal;
b. Ada kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa persengketaan
akan diselesaikan melalui BAPMI;
c. Ada permohonan tertulis dari pihak-pihak yang bersengketa ke BAPMI;
d. Persengketaan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi,
seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan / pencabutan izin
usaha.
BAPMI menawarkan 3 jenis penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dapat
dipilih oleh para pihak yang bersengketa, yaitu: Pendapat Mengikat , Mediasi , dan
Arbitrase Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga alternatif penyelesaian
sengketa, BAPMI menjamin netralitas dan independensinya. Hal ini dapat dilihat
bahwa tidak seorangpun diperkenankan oleh BAPMI untuk bertindak sebagai
Arbiter / Mediator pada suatu persengketaan saat yang bersangkutan memiliki
hubungan afiliasi atau benturan kepentingan dengan kasus yang ditangani atau
dengan salah satu pihak yang bersengketa. Jika hubungan afiliasi atau benturan
kepentingan baru diketahui kemudian, maka Arbiter / Mediator itu akan diganti
dengan orang lain yang lebih netral dan independen. BAPMI adalah organisasi yang
bersifat swasta murni dan nir laba. Dalam menjalankan kegiatannya BAPMI
independen, bebas dari pengaruh dan kontrol pihak lain. Sumber pendanaan untuk
operasional BAPMI dipenuhi dari: iuran Anggota BAPMI; imbalan / komisi dari jasa
yang diberikan BAPMI (imbalan / komisi untuk pemberian Pendapat Mengikat serta
pemeliharaan Mediasi dan Arbitrase); sumbangan atau bantuan dari pihak ketiga yang
tidak mengikat; dan pendapatan dari sumber lain yang sah.
Setiap tahun Manajer BAPMI menyampaikan laporan tahunan kepada Rapat Umum
Anggota BAPMI. Laporan tahunan terdiri dari laporan mengenai jalannya organisasi
beserta laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
BAPMI mengenal 2 jenis Arbiter, yakni Arbiter tetap (Arbiter BAPMI) dan Arbiter
tidak tetap (ad Hoc). Arbiter BAPMI diseleksi dan diangkat oleh Manajer BAPMI
berdasarkan integritas dan kompetensi di bidang pasar modal. Mereka dapat ditunjuk
oleh para pihak yang bersengketa untuk menjadi Arbiter pada sengketa-sengketa yang
diajukan ke BAPMI, dan mereka juga dapat serta layak ditunjuk sebagai Mediator
dalam proses Mediasi di BAPMI. Peraturan BAPMI juga membuka kemungkinan
kepada Manajer BAPMI untuk mengangkat Arbiter ad Hoc dengan pembatasan
sebagai berikut:
a. Pengangkatan Arbiter ad Hoc hanya untuk satu kasus tertentu dan akan
berakhir setelah proses Arbitrase atas kasus yang bersangkutan selesai;
b. Arbiter ad Hoc tidak dapat ditunjuk untuk posisi sebagai Arbiter
Tunggal atau Ketua Majelis Arbitrase.
Arbiter BAPMI terikat dengan Etika Perilaku ( Code of Conduct ) selama
menyandang status sebagai Arbiter BAPMI dan menjalankan tugas selaku Arbiter
yang ditunjuk dalam suatu kasus tertentu. Peraturan BAPMI tentang Pedoman
Benturan Kepentingan dan Hubungan Afiliasi Arbiter / Mediator BAPMI menyatakan
bahwa yang mempengaruhi independensi seorang Arbiter / Mediator adalah adanya
hubungan afiliasi dengan salah satu pihak yang bersengketa atau benturan
kepentingan dengan masalah yang menjadi sengketa, seperti: hubungan keluarga;
hubungan pekerjaan; hubungan penanganan usaha; memiliki kepentingan ekonomis
terhadap permasalahan yang sedang menjadi sengketa. Arbitrase BAPMI adalah cara
penyelesaian sengketa dengan cara menyerahkan kewenangan kepada pihak ketiga
yang netral dan independen yang disebut Arbiter, untuk memeriksa dan mengadili
perkara pada tingkat pertama dan terakhir. Hasil yang dijatuhkan oleh Arbiter tersebut
bersifat final dan mengikat bagi para pihak, tidak dapat diajukan banding.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Arbitrase BAPMI pada
hakekatnya mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter dalam proses Arbitrase adalah
layaknya hakim pada proses litigasi, yang membedakannya adalah: Arbitrase
merupakan pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa; proses Arbitrase
baru dapat dilaksanakan setelah ada permohonan dari pihak yang bersengketa ke
BAPMI; para pihak berhak menentukan apakah Arbiter akan berjumlah satu (Arbiter
Tunggal) atau lebih (Majelis Arbitrase); para pihak bebas menentukan tempat
Arbitrase; para pihak berhak memilih Arbiter; Arbiter dipilih berdasarkan
keahliannya; proses konferensi dilangsungkan menurut peraturan BAPMI ; konferensi
Arbitrase bertahan tertutup untuk umum; putusan Arbitrase tidak mengenal preseden
atau yurisprudensi; Arbiter dapat mengambil keputusan atas dasar keadilan dan
kepatutan ( ex aequo et bono ), tidak semata-mata atas dasar ketentuan hukum; dan
putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding. Ada beberapa alasan mengapa para
pihak yang bersengketa memilih Arbitrase BAPMI untuk menyelesaikan
sengketanya:
a. Para pihak yang bersengketa sudah tidak dapat lagi melanjutkan perundingan;
b. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara penyelesaian yang lebih
mempertimbangkan benar-salah menurut hukum ( right based procedure /
approach );
c. Para pihak yang bersengketa menginginkan putusan yang final dan mengikat,
namun tidak ingin menempuh jalur litigasi karena akan memakan waktu yang
lama dan biaya yang besar;
d. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara yang lebih mudah, lebih cepat
dan lebih efisien;
e. Para pihak yang bersengketa ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang
akan memberikan putusan atas sengketa (Arbiter) benar-benar memahami pasar
modal dan memiliki keahlian berarbitrase;
f. Para pihak yang bersengketa ingin menyelesaikan sengketa melalui forum
yang tertutup untuk umum.
Persengketaan yang dapat diajukan ke Arbitrase BAPMI harus memenuhi 4 unsur:
1. Hanyalah sengketa perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan
dengan kegiatan di bidang pasar modal;
2. Ada kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa persengketaan
akan diselesaikan melalui Arbitrase BAPMI;
3. Ada permohonan tertulis dari salah satu pihak yang bersengketa ke BAPMI;
4. Persengketaan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi,
seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan / pencabutan izin
usaha.
Untuk berproses di arbitrase, ditempuh proses pendaftaran dengan mengisi
permohonan, verifikasi permohonan oleh Manajer BAPMI, dan Penunjukan Arbiter.
Setelah Arbiter ditunjuk, Arbiter akan menyampaikan panggilan sidang kepada
Pemohon dan Termohon dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila Pemohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah,
maka klaim Pemohon dinyatakan gugur;
b. Bila Termohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, Arbiter
akan menyampaikan kembali panggilan; jika Termohon tetap tidak hadir tanpa
alasan yang sah, maka sidang tetap dilanjutkan walaupun tanpa kehadiran
Termohon;
c. Pada sidang pertama yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, Arbiter akan
menawarkan perdamaian; jika perdamaian tidak tercapai, konferensi Arbitrase
dilanjutkan kembali.
Proses Arbitrase BAPMI mirip dengan proses Pengadilan, dan dalam kondisi tertentu
para pihak dapat meminta putusan sela ke Arbiter dan pihak Termohon mengajukan
tuntutan balik kepada Pemohon. Secara umum tahapan pemeriksaan dalam Arbitrase
BAPMI adalah sebagai berikut: sidang pertama dan upaya damai; sidang
membacakan atau mendengarkan jawaban Termohon; sidang membacakan atau
mendengarkan tanggapan Pemohon atas jawaban Termohon; sidang pemeriksaan
bukti; sidang mendengarkan keterangan saksi dan saksi ahli; sidang membacakan atau
mendengarkan kesimpulan akhir para pihak; sidang pembacaan putusan.
Konferensi Arbitrase BAPMI bertahan di tempat yang ditetapkan oleh BAPMI atau
tempat lain yang ditentukan oleh Pemohon dan Termohon. Bahasa yang dipergunakan
selama konferensi adalah Bahasa Indonesia, kecuali disepakati lain oleh Pemohon,
Termohon dan Arbiter. Dalam konferensi para pihak memiliki hak yang sama dalam
mengajukan dan mempertahankan pendapat serta kepentingannya. Pemeriksaan
dalam proses Arbitrase BAPMI akan bertahan paling lama 180 hari kerja terhitung
sejak Arbiter Tunggal / Majelis Arbitrase terbentuk. Arbiter dapat memperpanjang
jangka waktu tersebut dengan persetujuan Pemohon dan Termohon. Apabila
pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaan segera ditutup dan Arbiter
menetapkan hari sidang untuk mengucapkan Putusan Arbitrase. Putusan Arbitrase
akan diucapkan dalam sidang yang tertutup untuk umum dalam waktu paling lama 30
hari kerja setelah pemeriksaan ditutup, dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak
yang bersengketa.
Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat
para pihak. Dengan demikian terhadap Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan
banding, kasasi atau peninjauan kembali. Dalam waktu paling lama 30 hari kalender
sejak tanggal diucapkan, lembar asli / salinan otentik Putusan Arbitrase diserahkan
dan didaftarkan oleh BAPMI kepada Panitera Pengadilan Negeri. Daftar ini
merupakan faktor terpenting di dalam pelaksanaan Putusan Arbitrase, tanpa registrasi
akan berakibat putusan tidak dapat dilaksanakan. Dalam proses pendaftaran dan
permohonan perintah eksekusi, Ketua Pengadilan Negeri tidak memeriksa kembali
alasan atau pertimbangan dari Putusan Arbitrase. Hal ini merupakan perlindungan dan
jaminan yang diberikan oleh Undang-undang agar Putusan Arbitrase tersebut benar-
benar mandiri, final dan mengikat.
Mediasi BAPMI adalah cara solusi masalah melalui perundingan di antara para pihak
yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan independen yang
disebut Mediator. Mediator tidak memberikan keputusan atas masalah, ia hanya
fasilitator pertemuan guna membantu masing-masing pihak memahami perspektif,
posisi dan kepentingan pihak lain sehubungan dengan permasalahan yang tengah
dihadapi dan bersama-sama mencari solusi penyelesaiannya. Tujuan dari Mediasi
adalah dicapainya perdamaian di antara para pihak yang bermasalah. Mediasi dapat
digunakan kapan saja pada setiap tahapan penyelesaian sengketa, yakni pada saat:
setelah musyawarah mufakat gagal; di tengah-tengah proses Arbitrase; sebelum
Hakim Pengadilan memulai sidang pemeriksaan perkara - Peraturan Mahkamah
Agung No. 2 tahun 2003 mengatur bahwa pada sidang pertama yang dihadiri oleh
para pihak, Hakim mewajibkan para pihak terlebih dahulu menempuh Mediasi
( Court-Annexed Mediation ). Permasalahan yang dapat diajukan kepada Mediasi
BAPMI harus memenuhi 4 unsur: hanyalah permasalahan perdata yang timbul di
antara para pihak sehubungan dengan kegiatan di bidang pasar modal; terdapat
kesepakatan di antara para pihak bahwa permasalahan akan diselesaikan melalui
Mediasi BAPMI; ada permohonan tertulis dari para pihak ke BAPMI; permasalahan
tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi, seperti manipulasi pasar,
insider trading, dan pembekuan / pencabutan izin usaha.
Secara garis besar tahapan dalam proses Mediasi adalah sebagai berikut:
a. Penunjukan Mediator;
b. Pertemuan muka untuk menyepakati aturan main / prosedur Mediasi dan jadwal
pertemuan dan target dari masing-masing pertemuan;
c. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengumpulkan informasi dan
mengidentifkasi masalah;
d. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengeksplorasi perspektif, posisi dan
kepentingan para pihak;
e. Pertemuan (hearing) dalam rangka menginventarisir dan mengembangkan opsi-
opsi solusi;
f. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengevaluasi opsi-opsi solusi;
g. Pertemuan (hearing) dalam rangka menyimpulkan;
h. Pertemuan terakhir (final hearing) dalam rangka membuat kesepakatan
perdamaian.
Perdamaian yang dicapai oleh para pihak melalui proses Mediasi BAPMI akan
dituangkan ke dalam akta perdamaian yang berbentuk Berita Acara Solusi
Sengketa dan ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan yang dicapai oleh
para pihak dalam proses Mediasi bersifat final dan mengikat. Akta perdamaian
harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat paling lambat 30 hari setelah
ditandatangani, dan harus segera dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari
sejak didaftarkan. Bila kesepakatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu
tersebut di atas, maka:
a. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian;
b. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada manajer
dari asosiasi / organisasi dimana ia menjadi anggota;
c. Asosiasi / organisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat
menyampaikan pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan asosiasi /
organisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perdamaian
menjadi anggota.
Ada kalanya para pihak dalam suatu perjanjian berbeda pendapat mengenai suatu
persoalan berkenaan dengan perjanjian, misalnya mengenai penafsiran ketentuan
yang kurang jelas atau perubahan pada pelaksanaan perjanjian sehubungan dengan
timbulnya kondisi baru. Secara material pada fase ini belum timbul sengketa, namun
untuk menghindari permasalahan menjadi semakin membesar, para pihak meminta
kepada pihak ketiga yang dianggap netral dan ahli untuk memberikan pendapatnya
atas persoalan itu agar tidak ada lagi penafsiran lain. Berdasarkan penjelasan itu,
Pendapat Mengikat BAPMI adalah pendapat yang diberikan oleh BAPMI atas
permintaan para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang jelas di
dalam perjanjian agar di antara para pihak tidak terjadi lagi perbedaan penafsiran
yang bisa membuka perselisihan lebih jauh. Sesuai dengan namanya, pendapat ini
bersifat final dan mengikat kepada para pihak. Setiap tindakan yang bertentangan
dengan Pendapat Mengikat dianggap sebagai pelanggaran perjanjian. Berbeda dengan
Mediasi dan Arbitrase yang dilakukan oleh Mediator / Arbiter BAPMI, pemberian
Pendapat Mengikat dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai institusi, yang dalam hal
ini diwakili oleh Manajer BAPMI secara kolektif. Oleh karena itu di dalam proses
Pendapat Mengikat di BAPMI tidak mengenal penunjukan pihak ketiga yang
dianggap netral dan ahli oleh para pihak, melainkan dengan sendirinya pihak ketiga
yang dimaksud adalah Manajer BAPMI.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Pendapat Mengikat BAPMI untuk
menyelesaikan beda pendapat yang dihadapinya:
a. Para pihak tidak ingin beda pendapat yang muncul berkembang menjadi
sengketa yang lebih serius lagi;
b. Para pihak masih ingin mempertahankan perjanjian;
c. Para pihak menginginkan penafsiran yang paling benar terhadap ketentuan
yang kurang jelas dan penafsiran tersebut mengikat dan final;
d. Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang diminta untuk
memberikan Pendapat Mengikat benar-benar memahami bidang pasar modal;
e. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat dengan cara yang lebih mudah,
lebih cepat dan efisien;
f. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat melalui forum yang tertutup
untuk umum.
Beda pendapat yang dapat diajukan ke Pendapat Mengikat BAPMI harus memenuhi 4
unsur:
1. Hanyalah permasalahan perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan
dengan kegiatan di bidang pasar modal;
2. Ada kesepakatan di antara para pihak bahwa beda pendapat akan diselesaikan
melalui Pendapat Mengikat BAPMI;
3. Ada permohonan tertulis dari para pihak ke BAPMI;
4. Permasalahan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi,
seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan / pencabutan izin
usaha.
Setelah permohonan Pendapat Mengikat diterima oleh BAPMI, Manajer BAPMI
mulai melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan perjanjian yang telah
disampaikan oleh para pihak. Bila dipandang perlu, Manajer BAPMI dapat:
1. Meminta masing-masing pihak untuk melengkapi dokumen;
2. Meminta masing-masing pihak untuk hadir memberikan penjelasan; dan
3. Menghadirkan ahli untuk memberikan penjelasan.
Peraturan dan Acara BAPMI mengatur bahwa pemeriksaan dalam proses Pendapat
Mengikat bertahan paling lama 30 hari kerja dan bersifat tertutup untuk umum.
BAPMI memberikan Pendapat Mengikat secara tertulis dan ditandatangani oleh
Ketua BAPMI selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari kerja setelah dimulainya
pemeriksaan. Pendapat Mengikat disampaikan kepada semua pihak yang mengalami
beda pendapat melalui surat tercatat, tidak dalam suatu forum pertemuan. Pendapat
Mengikat yang diberikan oleh BAPMI bersifat final dan mengikat para pihak yang
memintanya, tidak dapat diajukan perlawanan atau bantahan. Pendapat Mengikat itu
harus segera dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak diterbitkan. Setiap tindakan
yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat merupakan pelanggaran perjanjian.
Bila Pendapat Mengikat tidak dilaksanakan, maka: tindakan tersebut dianggap sebagai
pelanggaran perjanjian; pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan
kepada manajer dari asosiasi / organisasi dimana ia menjadi anggota; asosiasi /
organisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan
pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan asosiasi / organisasi dimana
pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perdamaian menjadi anggota.
Profesi Penunjang Pasar Modal
a. Notaris
Adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta anggaran dasar dan akta
perubahan anggaran dasar termasuk pembuatan perjanjian emisi efek, perjanjian
antar penjamin emisi efek dan perjanjian agen penjual, menyiapkan kontrak
investasi kolektif (KIK) reksa dana serta perubahannya, serta membuat berita
acara RUPS
Notaris yang melakukan kegiatan dibidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjan g Pasar Modal untuk Notaris.
b. Konsultan Hukum
Konsultan hukum bertugas melakukan pemeriksaaan secara menyeluruh dari
segi hukum (legal audit), memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion)
terhadap emiten dan perusahaan publik.
Konsultan hukum yang melakukan kegiatan dibidang pasar modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal untuk Konsultan Hukum
c. Penilai
Adalah pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan,
kemudian menerbitkan dan menandatangani laporan penilai, yaitu pendapat atas
nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaaan menurut keahlian
penilai.
Penilai Pasar Modal ada 2, yaitu :
a. Penilai fixed assets yang memberikan penilaian atas kewajaran nilai dari
asset-asset yang dimiliki oleh perusahaan
b. Penilai usaha uang melakukan penilaian atas kewajaran bisnis perusahaan.
Biasanya dilakukan terhadap perusahaan yang akan melakukan corporate
action. Misalnya : Merger, Akuisisi
Penilai yang melakukan kegiatan dibidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal untuk Penilai.
d. Akuntan
Adalah pihak yang memberikan pendapat atas kewajaran dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansu yang berlaku umum, memberi petunjuk pelaksanaan cara-
cara pembukuan yang baik (jika diperlukan).
Akuntan yang melakukan kegiatan dibidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal untuk Akuntan
Good Corporate Governance
Adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders
pada umumnya (Cadburry Report ,1992). dimaksudkan pengaturan kewenangan
Direktur, manajer, pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan
perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu. diartikan sebagai tata kelola
perusahaan. “GCG” didefinisikan sebagai suatu pola hubungan, sistem, dan
proses yang digunakan oleh organ perusahaan (BOD, BOC, RUPS) guna
memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan
dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Good Corporate Governance merupakan Suatu struktur yang mengatur pola
hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham
dan Para Stakeholder lainnya. Good Corporate Governance merupakan Suatu
sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan
yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan
penyalahgunaan aset perusahaan. Good Corporate Governance merupakan Suatu
proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut
pengukuran kinerjanya.
Aspek penting Good Corporate Governance
Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan di antaranya
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris, dan direksi. Keseimbangan
ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme
operasional ketiga organ perusahaan tersebut (keseimbangan internal)
Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam
masyarakat kepada seluruh stakeholder. Meliputi hal-hal yang terkait dengan
pengaturan hubungan antara perusahaan dengan stakeholders (keseimbangan
eksternal). Misalnya : pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dan
stakeholders lainnya.
Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat dan benar
pada waktu yang diperlukan mengenai perusahaan. Kemudian hak berperan serta
dalam pengambilan keputusan mengenai perkembangan strategis dan perubahan
mendasar atas perusahaan serta ikut menikmati keuntungan yang diperoleh
perusahaan dalam pertumbuhannya.
Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing melalui keterbukaan informasi yang
material dan relevan serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri
yang bisa menguntungkan orang dalam (insider information for insider trading).
Pada perusahaan besar dan modern, kepemilikan perusahaan biasanya dipisahkan
dari pengelolaan perusahaan. Dengan pemisahan ini kegiatan pengelolaan
diharapkan lebih fokus dengan ditangani oleh pihak yang profesional. Meskipun
memberikan banyak manfaat, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan dapat menimbulkan masalah yang dikenal sebagai principal-agent
problem. Principal-agent problemadalah masalah yang muncul karena perbedaan
informasi (asymmetric information) antara pemegang saham (principal) sebagai
pihak yang memberikan amanat dengan manajemen (agent) sebagai pihak yang
menerima amanat untuk mengelola perusahaan. Salah satu masalah
dalam principal-agent problem adalah perbedaan kepentingan antara pemegang
saham dengan manajemen. Sebagai contoh, untuk meningkatkan bonus maka
manajemen mungkin akan memoles laporan keuangannya sehingga kinerja
perusahaan tampak lebih baik dari yang sebenarnya. Apabila laporan
keuangan tidak akurat maka keputusan investasi yang diambil pemegang saham
menjadi tidak tepat. Pada akhirnya hal ini menyebabkan keinginan pemegang
saham untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu menjadi tidak tercapai.
Berkaitan dengan principal-agent problem dimaksud,untuk
melindungi kepentingan pemegang saham harus terdapat suatu struktur dan proses
yang mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan secara menyeluruh untuk
kepentingan pemegang saham dan dengan memperhatikan kepentingan pemangku
kepentingan lain. Struktur dan proses inilah yang disebut dengan Good Corporate
Governance. Secara umum, Good Corporate Governance dapat dijabarkan menjadi
beberapa prinsip yaitu Transparency, Accountability, Responsibility,
Independence, dan Fairness (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).