14
USULAN PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KARIES PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA………………………………………………….. KOTAMADYA MAKASSAR Oleh: 1

Bahan Pengabdian Proposal Mahasiswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s

Citation preview

USULAN PROPOSALPENGABDIAN MASYARAKAT

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KARIES PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA.. KOTAMADYA MAKASSAROleh:

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HASANUDDIN

2014HALAMAN PENGESAHAN

Judul (IbM) : Pencegahan Dan Perawatan Karies Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di1. Nama Kegiatan : 2. Ketua Tim

a. Nama

: b. Alamat

: Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10

Tamalanrea

c. Telepon/Fax/E-mail : 3. Anggota Tim

a. Jumlah anggota

:

4. Lokasi Kegiatan /Mitra (1)

; 5. Wilayah Mitra

: a. Kabupaten/Kota

: Makassar

b. Propinsi

: Sulawesi Selatan

c. Jarak PT ke lokasi mitra (Km): 20 km

6. Luaran yang dihasilkan

: Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa di Sekolah SLB-..7. Jangka Waktu Pelaksanaan

: 8. Biaya Total

: Rp. ,-Makassar, 20 Desember 2013

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi,

Ketua Kegiatan Pengabdian Masyarakat

(Prof.drg.Mansjur Nasir,Ph.D)

(.)

19540625 198403 1 001

JUDUL : Pencegahan dan perawatan karies pada anak berkebutuhan khusus di SLB-C MakassarA. Analisis Situasi

Berdasarkan observasi yang kami lakukan sebelumnya sebagai peneitian pendahuluan pada anak berkebutuhan khusus di Kotamadya Makassar, penderita anak yang memiliki keterbatasan fisik dan mental cukup mengalami masalah dalam rongga mulutnya, tercatat prevalensi karies anak yang berkebutuhan khusus di kota Makassar yang cukup tinggi yaitu sebesar 82,6%. Pada awalnya diperkirakan bahwa prevalensi karies pada anak berkebutuhan khusus akan tergolong rendah dikarenakan adanya beberapa karakteristik yang berbeda dari anak lainnya, seperti kondisi rongga mulut yang hipersalivasi dan adanya anomali pada gigi berupa parsial anodonsia dan mikrodonsia yang dapat memudahkan anak ini dalam melakukan kontrol plak akibat efek self-cleansing yang ditimbulkan sehingga proses karies dapat dicegah. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan ketidaksesuaian dengan beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa Negara, seperti penelitian yang dilakukan oleh Cristina Maria Areias dkk. di Negara Portugis, yang menemukan insidensi karies cenderung rendah pada anak berkebutuhn khusus, khususnya pada anak Sindroma Down bila dibandingkan dengan anak yang bukan sindroma Down.

B. PermasalahanBerdasarkan pengamatan penelitian sebeumnya di lapangan, ada dua faktor yang cukup berpengaruh terhadap tingginya insidensi karies pada anak berkebutuhan khusus, terutama sindroma Down di kota Makassar, yaitu faktor lingkungan dan faktor psikologis anak. Lingkungan merupakan tempat yang dapat menunjang tumbuh kembang anak, tak terkecuali anak sindroma Down. Lingkungan yang dimaksud adalah keluarga anak itu sendiri. Anak sindroma Down sangat membutuhkan bantuan keluarga, khususnya orang tua dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya karena anak sindroma Down terlahir dengan segala ketidakmampuan dalam hal mengurus dirinya sendiri, tak terkecuali dalam hal pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya, mereka pun sangat bergantung pada orang tua. Di sinilah peran lingkungan dalam hal ini orang tua untuk memberikan perhatian yang khusus kepada anak mereka untuk menjaga kesehatan gigi mulutnya sejak dini, sehingga masalah karies dapat dihindari. Akan tetapi, nampaknya di kota Makassar khususnya, kebutuhan anak akan lingkungan dan perhatian yang lebih untuk anak sindroma Down tidak terpenuhi secara baik. Banyak orang tua belum paham akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut anaknya. Hal ini dapat dilihat dari insidensi karies pada anak sindroma Down yang tinggi di kota ini, padahal di beberapa Negara lain telah menunjukkan insidensi karies yang sebalinya dikarenakan kondisi lingkungan yang lebih baik dan kondisi hipersalivasi dari anak sindroma Down yang dapat mencegah terjadinya karies. Oleh karena itu, diperlukan pemberian edukasi yang lebih pada keluarga anak sindroma Down mengenai pentingnya pencegahan dini penyakit rongga mulut, terutama karies dan pentingnya kunjungan ke dokter gigi secara berkala setiap 3-4 bulan dan minimal tiap 6 bulan sekali serta jangan lupa untuk tetap membantu membersihkan gigi anak setiap hari. Selain faktor lingkungan, ada juga faktor psikologis anak yang ternyata turut member hambatan dalam berfungsinya peran lingkungan secara baik. Hal ini dikarenakan tingkat kecerdasan dan mental yang rendah serta ketidakkooperatifan anak sindroma Down. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, anak sindroma Down cenderung memiliki sifat malu dan tidak mau apabila ingin dilihat kondisi rongga mulutnya oleh keluarga maupun dokter gigi, sehingga hal ini menyulitkan segala proses pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, baik dengan cara perawatan profesional maupun perawatan harian oleh keluarga. Apabila hal ini berlanjut, penyakit karies tidak akan dapat dicegah. Oleh karena itu, dalam menanggapi dan menangani anak-anak sindroma Down dibutuhkan kesabaran dan kerja keras dari keluarga maupun pelaku kesehatan demi terciptanya kesehatan gigi dan mulut anak. Berdasarkan pengamatan selama proses penelitian di lapangan, penulis tidak mendapati adanya pengaruh faktor sosio-ekonomi terhadap cukup tingginya insidensi karies karena anak-anak sindroma Down yang mendapat pendidikan di sekoalah yang tergolong cukup elite (fasilitas lengkap) dan disiplin pun dapat dijumpai anak yang mengalami karies. Hal ini menunjukkan peran perhatian dari keluarga melebihi peran fasilitas dalam hal pencegahan karies gigi anak sindroma Down di kota Makassar.

C. Target LuaranDiharapkan setelah diadakan kegiatan ini :.1. Meningkatkan upaya kesehatan rongga mulut anak yang berkebutuhan khusus.

2. Tercapainya derajat kesehatan gigi bagi anak berkebutuhan khusus secara maksimal di Kotamadya Makassar

3. Diharapkan dengan usaha pemberian edukasi dan pemahaman mengenai kesehatan rongga mulut, anak, orang tua dan guru dapat lebih memahami tentang bagaimana cara menjaga kesehatan rongga mulut anak berkebutuhan khusus dengan baik.

4. Mengurangi angka kejadian karies pada anak berkebutuhan khusus dan dapat meningkatkan oral hygine dan perbaikan kesehatan rongga mulut secara umum.

D. Kelayakan Perguruan Tinggia. Waktu dan tempat pelaksanaanPelaksanaan akan dilaksanakan Di SLB -C .Peserta

: 250 anak sekolahb. Tahapan pelaksanaanTahap persiapan

Pengumpulan data

Standarisasi pemeriksa dan operator

Pembuatan status

Tahap pelaksanaan

Pemeriksaan tingkat kesehatan gigi dan mulut, dengan kuisener, form isian

Penyuluhan dengan media video, interaktif berupa role play, pembagian leaflet, poster di ruang kelas, kantin dll. Tindakan pencabutan, penambalan GIC (Glass Ionomer Cement) serta Topikal Aplokasi Fluor pada 100 anak, Evaluasi I berupa pemeriksaan Oral Higiene Indeks pada bulan ke 4

Penguatan penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut pada bulan ke 4Tahap akhir

Evaluasi pada bulan ke 4 yaitu pemeriksaan karies dan tingkat kesehatan gigi dan mulut anak secra umum. Penyusunan laporan pelaksanaan

Penyusunan rencana tindak lanjutc. Jadwal kegiatanNoKegiatanBulan Ke

123456

1.Pengumpulan data dasar

2.Standarisasi pemeriksa dan operator

3.Pembuatan status pasien

4.Pemeriksaan tingkat kesehatan Kesehatan gig dan mulut, kuisener, form isian

5.Penyuluhan dengan media video, interaktiv berupa role play, pembagian leaflet, poster di kelas, kantin dll.

6.Penanganan pasien pada siswa SLB.

7.Evaluasi I, yaitu : Pemeriksaan tingkat kesehatan gigi dan mulut, dengan disclosing solution

8.Penguatan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

9.Evaluasi 2 bulan kemudian dilakukan pemeriksaan tingkat kesehatan gigi dan mulut

10.Penyusunan laporan hasil pelaksanaan

11.Seminar hasil pelaksanaan

E. Biaya kegiatanA. Honor

NoHonorHonor/jamWaktu (jam/minggu)mingguHonor total (Rp)

1Ketua

2Anggota 1

3Anggota 2

4Anggota 3

5Anggota 4

6Anggota 5

Sub total (Rp)

B. Bahan dan Alat

NoBahan /AlatUnitHarga Satuan (Rp)Biaya (Rp)

1Tang Anak3 unit1.500.0004.500.000

2.Tambalan sementara5 set70.000350.000

3.Diagnostic set10 set80.000800.000

4.Nier bekken10 bh30.000300.000

5.Betadine1 ltr100.000100.000

6.Alcohol3 ltr20.00060.000

7.Disclosing solution5 tube30.000150.000

8.Kasa1 roll90.00090.000

9.Kapas1 kg100.000100.000

10.Sikat gigi230 bh2.100483.000

11.Pasta gigi230 bh2.500575.000

12.Gelas kumur 20 lusin10.000200.000

13.Handuk morning2 lusin30.00060.000

14.Ember 10 bh8.00080.000

15.Baskom4 bh5.00020.000

16.Cd penyuluhan2 bh10.00020.000

17.Model peraga6 bh70.000420.000

18.Poster penyuluhan30 lbr90.0002.700.000

19Masker6 dos25.000150.000

20Handschoen6 dos50.000300.000

21Alat tulis4 paket15.00060.000

22Sabun cuci tangan2 botol10.00020.000

23Tissue4 dos5.00020.000

24Cloroetyl10 buah70.000700.000

Jumlah11.082.000

C. Perjalanan

NoKegiatanvolumePesertahargaBiaya

1.Transportasi bulan pertama

2Transportasi bulan keempat

Jumlah

D. Laporan :

NoKomponenBanyaknyaHarga SatuanBiaya (Rp)

1.Penggandaan

2.Olah Data

3.Seminar

4.Publikasi

Jumlah

E. Rekapitulasi Anggaran

NoKomponen BiayaJumlah

AHonor

BBahan dan Alat

CPerjalanan

DLaporan

1