9
LBM I BARU LAHIR BELUM MENANGIS SKENARIO Seorang perempuan, umur 0 hari, lahir di RS, belum menangis saat dilahir pemeriksaan APGAR score segera setelah lahir dan didapatkan denyut jantung 40!men kulit tubuh kemerahan dengan ekstremitas kebiruan, tonus otot lemah, dan tidak bere diberi rangsangan. Ri"ayat persalinan aterm, lahir spontan, dibantu oleh dokter. #e lahir $%00 gr, plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap. Setelah dilakukan pemerik untuk AGD didapatkan kondisi hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. a. Apgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir , serta dapat diulang pada menit ke 10 – 15 . Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Appearance (warna kulit) seluruhnya biru atau pucat "arna kulit tubuh normal merah muda , tetapi kepala dan ekstermitas kebiruan &akrosianosis' "arna kulit tubuh , tangan , dan kaki normal merah muda , tidak ada sianosis Pulse (denyut jantung) tidak teraba ()00 kali!menit *)00 kali!menit Grimace (respons refleks) tidak ada respons terhadap stimulasi meringis!menangis lemah ketika di stimulasi meringis!bersin!batuk saat stimulasi saluran napas Activity (tonus otot) lemah!tidak ada sedikit gerakan bergerak akti+ Respiration (pernapasan) tidak ada emah, tidak teratur menangis kuat, pernapasan baik dan teratur b. permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 1-!0 kotiledon. c. Analisa "as #arah $A"#% merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman $p&%, jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah. 'emeriksaan ini digunakan untuk menilai (ungsi kerja paru-paru dalam

bahan sgd 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asfiksia

Citation preview

LBM IBARU LAHIR BELUM MENANGIS

SKENARIOSeorang perempuan, umur 0 hari, lahir di RS, belum menangis saat dilahirkan. Dilakukan pemeriksaan APGAR score segera setelah lahir dan didapatkan denyut jantung 40x/menit, warna kulit tubuh kemerahan dengan ekstremitas kebiruan, tonus otot lemah, dan tidak berespon saat diberi rangsangan. Riwayat persalinan aterm, lahir spontan, dibantu oleh dokter. Berat badan saat lahir 3200 gr, plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk AGD didapatkan kondisi hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis.

a. Apgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir , serta dapat diulang pada menit ke 10 15 .KriteriaNilai 0Nilai 1Nilai 2

Appearance(warna kulit)seluruhnya biru atau pucatwarna kulit tubuh normal merah muda ,tetapi kepala dan ekstermitas kebiruan (akrosianosis)warna kulit tubuh , tangan , dan kakinormal merah muda , tidak ada sianosis

Pulse(denyut jantung)tidak teraba100 kali/menit

Grimace(respons refleks)tidak ada respons terhadap stimulasimeringis/menangis lemah ketika di stimulasimeringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas

Activity(tonus otot)lemah/tidak adasedikit gerakan bergerak aktif

Respiration(pernapasan)tidak adaLemah, tidak teraturmenangis kuat, pernapasan baik dan teratur

b. permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.c. Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dalam darah. Analisa gas darah meliputi PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2.

1. Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pernafasan bayi baru lahir2. Mahasiswa dapat menjelaskan penilaian awal pada neonatus3. Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam asfiksia4. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi asfiksia pada neonatus5. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi asfiksia pada neonatus6. Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan asfiksia pada neonatus7. Mahasiswa dapat menjelaskan prognosis asfiksia pada neonatus

1. Perubahan sistem pernapasan / respirasiSelama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru.a. Perkembangan paru-paruParu-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.b. Awal adanya napasFaktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin. 4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapasUpaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.d. Dari cairan menuju udaraBayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskulerOksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. 2. Afgar3. Menurut Mochtar (1998) asfiksia dibedakan menjadi 2 macam yaitu :a. Asfiksia livida (biru)b. Asfiksia Pallida (putih)Tabel 2.2. Perbedaan antara asfiksia livida dan asfiksia pallidaPerbedaanAsfiksia lividaAsfiksia Pallida

Warna kulitTonus ototReaksi rangsanganBunyi jantungPrognosisKebiru-biruanMasih baikPositifMasih teraturLebih baikPucatSudah kurangNegatifTidak teraturjelek

Asfiksia livida lebih baik dari pada asfiksia pallida, prognosis tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus di pikirkan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan bodoh pada masa mendatang.4. Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sehagian asfiksia bayi baru lahir menyebabkan kecacatan pada janin, karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:1. Faktor Ibua. Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.b. Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada : Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan. Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.2. Faktor plasentaPertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.3. Faktor fetusKompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.4. Faktor NeonatusDepresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karenaa. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.b. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.

5. Patofisiologi Setiap bayi baru lahir selalu mengalami keadaan hipoksia, dan karena hipoksia itu akan merangsang bayi untuk berusaha bernapas. Tetapi bila bayi tidak menunjukkan usaha bernapas hipoksia itu berlanjut sampai ke keadaan yang parah. Hipoksia janin itu sendiri dipengaruhi oleh faktor ibu, fetus, plasenta, neonatus, dan resiko.Hipoksia pada ibu akan mengakibatkan gangguan aliran plasenta sehingga terjadi penurunan aliran O2 ke janin sehingga janin akan mengalami hipoksia. Untuk faktor fetus hipoksia janin terjadi akibat kompresi tali pusat sehingga terjadi gangguan aliran darah umbilikus pada janin. Sedangkan untuk faktor plasenta terjadi insufisiensi plasenta yang menyebabkan penurunan aliran O2 ke janin. Anastesi yang diberikan secara berlebihan pada waktu proses persalinan dan trauma yang dialami bayi sewaktu persalinan (partus lama dan partus tindakan) akan mengakibatkan depresi susunan saraf pusat pada janin. Sehingga akan terjadi kekacauan pada SSP dalam memberikan impuls kepada organ pernapasan dan berakibat gangguan fungsi organ pernapasan. Udara yang dihirup akan mengandung bakteri, virus maupun benda-benda asing yang semestinya tidak ikut masuk ke organ pernapasan untuk itu organ-organ pernapasan atas akan melakukan kompensasi dengan mengeluarkan lendir atau mukus, tetapi karena terjadinya kerusakan organ-organ pernapasan terjadilah produksi lendir yang berlebih sehingga akan mengakibatkan penumpukan mukus atau lendir. Hal ini akan menurunkan kadar O2 yang seharusnya diterima janin secara normal (terjadilah hipoksia janin). Untuk faktor resiko diakibatkan karena gizi buruk pada ibu sehingga mempengaruhi penurunan kadar Hb dalam darah ibu. Karena Hb yang berfungsi mengikat O2 menurun mengakibatkan O2 dalam darah ibu berkurang, hal ini mengakibatkan sirkulasi O2 dan nutrisi dari ibu ke janin terganggu, pada akhirnya terjadi penurunan IVGR dan hipoksia janin. Dalam hal ini terjadi pula kematuran paru yang mengakibatkan ekspansi paru belum maksimal sehingga terjadi kelemahan-kelemahan otot pernapasan yang berakibat hipoksia janin.Hipoksia janin mengakibatkan perfusi jaringan yang berakhir pada kematian jaringan. Selain itu hipoksia janin mengakibatkan metabolisme anaerob sehingga terjadi akumulasi asam laktat, hal itu akan membuat bayi mengalami asidosis yang akan berakibat pada asfiksia. Hipoksia janin juga akan menstimulasi nevus vagus saraf simpatis yang akan mengaktifkan kontraksi otot polos kolon. Sehingga janin mengalami defakasi intrauterin yang akan membuat air ketuban berwarna hijau. Pada saat janin melakukan aspirasi intrapartum air ketuban yang terkontaminasi oleh tinja tersebut akan ikut masuk ke dalam sistem pernapasan janin yang berakibat janin mengalami asfiksia.Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnoe I disertai penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan menujukkan usaha nafas, dan kemudian diikuti pernapasan teratur. Pada asfiksia sedang dan berat, usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada pada periode apnoe yang ke II. Apabila perawatan yang dilakukan berhasil bayi akan menunjukkan usaha bernapas, tetapi jika tidak bayi akan mati.

6. PenatalaksanaanPenatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai berikut :A. Tindakan umum1) Pengawasan suhuBayi baru lahir secara relatif kehilangan panas yang diikuti oleh penurunan suhu tubuh, sehingga dapat mempertinggi metabolisme sel jaringan sehingga kebutuhan oksigen meningkat, perlu diperhatikan untuk menjaga kehangatan suhu BBL dengan :a) Mengeringkan bayi dari cairan ketuban dan lemak.b) Menggunakan sinar lampu untuk pemanasan luar.c) Bungkus bayi dengan kain kering.2) Pembersihan jalan nafasSaluran nafas bagian atas segera dibersihkan dari lendir dan cairan amnion, kepala bayi harus posisi lebih rendah sehingga memudahkan keluarnya lendir.3) Rangsangan untuk menimbulkan pernafasanRangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan dengan memukul kedua telapak kaki bayi, menekan tendon achilles atau memberikan suntikan vitamin K. Hal ini berfungsi memperbaiki ventilasi.B. Tindakan khusus1) Asfiksia berat (nilai apgar 0-3)Resusitasi aktif dalam hal ini harus segera dilakukan yaitu dengan : Memperbaiki ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara langsung dan berulang atau dengan melakukan intubasi endotracheal dan O2 dimasukkan dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml. Hal ini mencegah terjadinya iritasi paru berlebihan sehingga dapat terjadi ruptur aveoli. Tekanan positif ini dilakukan dengan meniupkan udara ke dalam kateter dari mulut ke pipa atau ventilasi kantong ke pipa. Memberikan natrikus bikarbonat dengan dosis 2-4 mEQ/kg BB Masase jantung dikerjakan dengan melakukan penekanan diatas tulang dada secara teratur 80-100 x/mnt. Tindakan ini berselingan dengan nafas buatan, yaitu setiap 5 x masase diikuti 1x pemberian nafas. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan timbulnya komplikasi pneumotoracks jika tindakan ini dilakukan bersamaan. Memberikan obat-obatan 1/10.000 andrelin dengan dosis 0,5- 1 cc secara intravena (sebegai obat inotropik) dan kalsium glukonat 50-100 mm/kg BB secara intravena, untuk meningkatkan frekuensi jantung.2) Asfiksia sedang (Nilai Apgar 4-6)Dilakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernafasan dengan :a) Melakukan rangsangan 30-60 detik setelah penilaian APGAR 1 menit.b) Melakukan nafas buatan dengan memasukkan pipa ke dalam hidung, O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter/menit. Bayi diletakkan dengan kepala dalam dorsofleksi, dilakukan dengan membuka dan menutup lubang hidung dan mulut disertai dengan menggerakkan dagu ke atas dan kebawah dalam frekuensi 20 x/ menit.c) Melakukan pernafasan mulut ke mulut yag seharusnya dalam mulut bayi dimasukkan pharingeal airway yang berfungsi mendorong pangkal lidah ke depan, sebelum mulut penolong diisi O2 sebelum peniupan, peniupan dilakukan secara teratur dengan frekuensi 20-30 x/menit.C. Tindakan lain dalam resusitasi Pengisapan cairan lambung dilakukan pada bayi-bayi tertentu yaitu pada bayi prematur, sebelumnya bayi mengalami gawat janin, pada ibu yang mendapatkan anastesia dalam persalinan. Penggunaan obat Nalorphin diberikan pada bayi yang disebabkan oleh penekanan pernafasan akibat morfin atau petidin yang diberikan selama proses persalinan.7.