9
BAB I PENDAHULUAN MANUSIA DAN KEINDAHAN 1. LATAR BELAKANG Keindahan berasal dari kata indah.Keindahan berarti sesuatu yang baik,menyenangkan,ilmu yang indah ,kebajikan yang indah atau sebagai bentuk yang indah .Keindahan sangat berhubungan era dengan manusia,seni,keserasian,kehalusan.Kata orang tanpa ada keindahan adalah manusia yang mati sebelum waktunya.Bisa jadi,karena keindahan adalah pelengkap hidup manusia. Maka bila manusia yang hidup tanpa keindahan pada hakikatnya dia sudah mati. Keindahan bisa membuat kita gembira, bersyukur, dan lain-lain. Orang yang hidup tanpa keindahan pada realita maka dia akan cenderung kurang bersemangat. Oleh karena itu, dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam manusia dan keindahan. 2. TUJUAN PENULISAN

bahan1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bahan1.docx

 BAB I

    PENDAHULUAN

                                     MANUSIA DAN KEINDAHAN

1.      LATAR BELAKANG

Keindahan berasal dari kata indah.Keindahan berarti sesuatu yang

baik,menyenangkan,ilmu yang indah ,kebajikan yang indah atau sebagai bentuk

yang indah .Keindahan sangat berhubungan era dengan

manusia,seni,keserasian,kehalusan.Kata orang tanpa ada keindahan adalah manusia

yang mati sebelum waktunya.Bisa jadi,karena keindahan adalah pelengkap hidup

manusia.

 Maka bila manusia yang hidup tanpa keindahan pada hakikatnya dia sudah

mati. Keindahan bisa membuat kita gembira, bersyukur, dan lain-lain. Orang yang

hidup tanpa keindahan pada realita maka dia akan cenderung kurang bersemangat.

Oleh karena itu, dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam manusia dan

keindahan.

2.      TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan ini dibuat adalah untuk memberikan informasi atau

pembelajaran kepada pembaca umum agar mengetahui sejarah dari pengertian

manusia dan keindahan.

3.      RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup penulisan ini adalah   :

Page 2: bahan1.docx

a.       Pengertian Keindahan

b.      Keindahan dalam arti estetik murni

c.       Nilai Intrinsik Dan Nilai Entristik

d.      Kontemplasi dan Ekstansi

                                                            BAB II

                                                   PEMBAHASAN

                                        MANUSIA DAN KEINDAHAN

A.Pengertian Keindahan

            Keindahan berasal dari kata indah ,yang artinya adalah

bagus,permai,cantik,elok,molek dan sebagainya.Benda yang mempunyai sifat

indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni

indah ,pemandangan alam(pantai,pegunungan,danau,bunga-

bunga),manusia(wjah,mata,bibir,hidung,rambut,kaki,tubuh,)Keindahan adalah

identik dengan kebenaran atau kenyataan.

Page 3: bahan1.docx

            Menurut The Liang Gie dalam bukunya ‘Garis Besar Estetik’(Filsafat

Keindahan) dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata

“beautiful”Perancis “beau”,Italia dan Spanyol “bello”.Kata-kata itu berasal dari

bahasa latin “bellum”.Akar Katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan

kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir

dipendekan sehingga ditulis “bellum”.

            Manusia setiap waktu memperindah diri,pakaian,rumah,kendaraan,dan

sebgainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang

melihatnya .Semu ini menunjukan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai

keindahan.Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai

sesuatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah .Untuk

pembedaan itu dalam bahasa inggris sering dopergunakan istilah “beauty”

(keindahan) dan” the beautiful” (benda atau hal indah).Dalam pembatasan

filsafat ,kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukan saja disamping itu

terdapat juga perbedaan menurut luasnya perngertian ini sebagai berikut :

1.      Keindahan dalam arti luas

2.      Keindahan dalam arti estetis murni

3.      Keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatannya.

Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dar bangsa Yunani dulu

yang didalamnya tercakup pula kebaikan,plato misalnya menyebut tentang watak

yang indah dan hukum yang indah ,Sedang Aritoteles merumuskan keindahan

sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan .Plotinus menulis tentang

ilmu yang indah ,kebajikan yang indah .Orang Yunani dulu berbicara juga tentang

buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah.Tapi bangsa Yunani juga

mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk

keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan

Page 4: bahan1.docx

pendengaran .Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputu keindahan

seni,keindahan alam,keindahan moral dan keindahan intelektual.

B. Keindahan Dalam Arti Estetik Murni

Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa

pengertian keindahan diangggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai

moral,nilai ekonomik,nilai pendidikan dan nilai sebagainya,Nilai yang

berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan

disebut nilai estetik.Nilai adalah suatu realitas pskologis yang harus dibedakan

secara tegas dari kegunaan ,karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada

bendanya itu sendiri.Nilai itu oleh orang percaya terdapat pada sesuatu benda

sampai terbukti ketakbenarannya.Dalam “Dictionary Of Sociology And Related

Science”diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut : The believed capacity of

any object to saticgy a human desire.The Quality of any object which causes it be

of interest to an individual or a group. Maksudnya adalah Kemampuan yang

dianggap ada pada suatu benda yang dapat mmuaskan keinginan manusia.Sifat dari

suatu benda yang menarik minat seseorang atau  suatu kelompok.

            Hal itu bearti bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang

harus dibedakan secara tegas dari kegunaan,karena terdapat dalam jiwa manusia 

dan bukan pada hendaknya itu sendiri .Nilai itu oleh orang dianggap terdapat pada

suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.

C. Nilai Intrinsik dan Nilai Entristik

            Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif .Tetapi

penggolongannya yang penting ialah :

Page 5: bahan1.docx

·         Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana

untuk sesuatuhal laina (instrument/contributory),yakni nilai yang bersifat sebagai

alat atau membantu.

·         Nilai Instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan ,atau sebagai

suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

D. Kontemplasi dan Ekstansi

·         Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang

indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh

dan mendalam untuk mencari nilai – nilai ,makna,manfaat dan tujuan atau niat

suatu hasil penciptaan.

·         Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan ,merasakan dan

menikmati sesuatu yang indah .Manusia menciptkan berbagai mecam peralatan

untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut.Semuanya ini dilakukan dan

hanya bis terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan

oleh kontemplasi .Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini

menunjukan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan

mencari keserbasempurnaan kehidupan manusia.

Manusia dan keindahan merupakan satu kesatuan .Bisa dibilang begitu karena

keindahan juga merupakan begian dari manusia ,manusia sangat memperhatikan

keindahan dari cara berpakaian,cara berbicara ,cara berjalan ,cara bergaya,dan lain-

lain.Keindahan juga bisa diciptakan dengan oleh manusia seperti

melukis ,bernyanyi,dan memainkan alat music ,tak sedikit manusia yang membuat

keindahan untuk diri sendiri dalam arti untuk kehidupan makhluk hidup

lainnya,contoh bila mana kalau ita merawatkebersihan lingkungan sekitar maka

akan tercipta kerukunan yang sejuk dan indah,jika itu dapat dilakukan itu akan

menjadi budaya yang sangat menarik.

Page 6: bahan1.docx

4.      Daftar Pustaka

Whidagdo, Djoko.Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003

Try, Prasetio, Djoko. Ilmu Budaya DasarMKDU. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998