Upload
galuh-chynintya-ii
View
8
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Mencicipi Wine Salak dari Bumi Bali Penulis :
Ni Luh Made Pertiwi F
Kamis, 10 Januari 2013 | 15:58 WIB
Salacca Wine atau wine salak. Tempat produksi berada di Banjar Dukuh, Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem, Bali. | KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.
45
152
1
KOMPAS.com - Minuman wine dari salak? Mungkin terdengar aneh, karena umumnya wine
merupakan minuman hasil fermentasi buah anggur. Nyatanya, sebuah desa kecil di
Karangasem, Bali, benar-benar memproduksi wine dari salak. Jenis fruit wine memang
menghasilkan minuman wine yang terbuat dari buah selain anggur.
Nah, Desa Sibetan, salah satu desa di dunia yang memproduksi fruit wine. Desa yang
berada di ketinggian Kabupaten Karangasem ini memang sejak lama terkenal dengan agro
salak. Sejak beberapa tahun belakangan, masyarakat di desa ini mengolah wine salak.
Turis yang mampir ke Desa Sibetan bisa melihat langsung proses pembuatan wine salak.
Tepatnya di Banjar Dukuh, tempat pembuatan wine salak terbuka bagi pengunjung yang
ingin mengetahui proses pengolahan salak menjadi wine.
Nengah Dana, salah satu warga setempat yang tergabung dalam CV Dukuh Lestari yang
memproduksi “Salacca Wine”, merek dari wine salak. Sejak tahun 1997, ia ikut terlibat
dalam proses produksi wine salak.
Ia juga kerap kali bertindak sebagai pemandu tur ke pengolahan wine salak maupun
agrowisata salak Desa Sibetan. Dana menuturkan proses pembuatannya. Pertama-tama
salak yang sudah dikupas dan diiris-iris, dimasukan ke dalam tong bersama ragi, gula pasir,
dan air mineral.
"Baru proses fermentasi selama dua minggu," tuturnya.
Setelah itu, isi di dalam tong ditekan hingga menghasilkan cairan saja. Kemudian, proses
penyaringan dan dimasukan ke tong penuaan selama enam bulan.
Setelah itu barulah proses bottling atau pengisian botol dengan wine dan penutupan.
Setelah disegel dan diberi label, plus segel cukai, wine salak pun siap dipasarkan.
Selain wine salak, wine ubi ungu juga diproduksi di tempat ini. Kadar alkoholnya tentu
berbeda. Wine salak memiliki kadar alkohol sebesar 13 persen. Lebih tinggi dibanding wine
ubi ungu yang "hanya" 4,5 persen.
Tenang saja mengenai izin. Sejak tahun 2009, wine produksi ? sudah mendapatkan izin
POM. Dana mengaku selama sebulan mampu menjual 250 ribu botol wine salak dan wine
ubi ungu.
Jika membeli di tempat produksi, harga wine salak dibandrol sebesar Rp 100.000 per botol.
Sedangkan wine ubi salak diberi harga Rp 80.000.
Nah, bagaimana rasa wine salak? Jika Anda terbiasa minum wine, mungkin tekstur rasa wine
salak terkesan halus dengan after taste yang hampir tidak ada. Alkohol yang begitu
“nendang”. Namun, rasa manis dan getir salak juga masih terasa.
Dana mengungkapkan ide wine salak tersebut terjadi karena desa yang memang ditumbuhi
tanaman salak hingga ke perkarangan rumah tersebut mengalami masalah jika di musim
panen. Hasil panen yang berlimpah menyebabkan harga menjadi turun.
Akhirnya penduduk desa mengolah kembali salak-salak tersebut. Salak dibuat menjadi
dodol, kripik, dan terakhir wine. Ibu-ibu desa pun dengan kreatif mengolah tanaman salak
menjadi sayuran untuk lauk makan maupun hidangan lainnya.
Akses dan akomodasi
Desa Sibetan yang berada sekitar 600 meter dari permukaan laut tersebut berhawa sejuk.
Berlokasi di Kabupaten Karangasem, akses menuju desa ini sangat mudah.
Dari Candidasa, tempat hotel-hotel dan pusat keramaian wisata di Karangasem, tak sampai
satu jam perjalanan darat. Jaraknya hanya sekitar 20 kilometer. Namun, karena berada di
ketinggian, jalanan meliuk dan menanjak.
Sementara itu, ke Candidasa dari Bandara Ngurah Rai memakan waktu sekitar dua jam
perjalanan darat. Anda bisa menyewa mobil untuk pergi ke Kabupaten Karangasem. Akses
menuju Karangasem sangat mudah karena adanya jalan bypass Jalan Prof. Dr. Ida Bagus
Mantra.
Sedangkan akomodasi, tidak ada hotel di Desa Sibetan. Namun, terdapat homestay yang
dikelola masyarakat setempat di desa ini. Ada empat kamar homestay di desa ini. Tarif
menginap per malam hanya Rp 75.000 sudah termasuk sarapan.
Alternatif lain, Anda bisa menginap di hotel maupun vila di kawasan Candidasa. Kemudian
mengambil paket agrowisata di Desa Sibetan. Paket ini termasuk trekking desa, tur kebun
salak dan petik buah salak, serta tur ke pabrik wine salak.
Oleh karena itu, agendakan kunjungan Anda berikutnya ke Bali menuju Desa Sibetan. Lalu
cicipi manisnya wine salak khas Sibetan.http://travel.kompas.com/read/2013/01/10/15581488/Mencicipi.Wine.Salak.dari.Bumi.Bali
Proses Pembuatan Wine Salak
Prosesnya cukup sederhana.
proses pembotolan wine salak
Kupas buah salak
Buah salak disisir tipis-tipis
Campurkan ragi khusus sesuai takaran
Tambahkan gula pasir
Diamkan hasil campuran dalam wadah dan tutup rapat selama sehari.
Seterusnya dilakukan proses permentasi dalam tower khusus selama 2 minggu.
Setiap tiga hari campuran ini dicek kadar gula dan kadar alkoholnya .
Hasil perasan ini lalu ditampung kembali dan masuk dalam proses “penuaan” selama 3
bulan.
Selama itu, setiap bulan dilakukan penyulingan agar wine menjadi bersih.
Jika wine sudah dianggap bagus, wine dipindahkan kedalam botol dan dilakukan penuaan
lagi selama beberapa bulan.
Setelah dirasa cukup wine didalam boto siap di jual.http://pujasemesta.wordpress.com/2012/04/16/wine-salak/