10
4.1 Pembahasan Pada pelaksanaan praktikum kali ini, kerja yang dilakukan yaitu pembuatan baut dan mur. Praktikum in dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Baut dibuat dengan menggunakan bahan berupa besi dengan ukuran diameter 8 mm dan panjang 19 cm. Hanya saja panjang besi yang digunakan untuk baut itu sebenarnya 16,5 cm, sedangkan ukuran sisanya digunakan untuk dijepitkan pada ragum. Pembuatan baut ini dilakukan dengan mensnai bagian luar besi sehingga terbentuk ulir, kemudian besi yang telah terbentuk ulir tersebut dipotong-potong sebanyak 8 buah dengan masing-masing ukuran 2 cm. Pada pembuatan mur, terdapat sedikit perbedaan dengan pembuatan baut. Pembuatan mur ini menggunakan bahan berupa baja berukuran 8 cm dan diameter 2 cm. Baja tersebut terlebih dahulu dilubangi tengahnya (bagian pusat) menggunakan mesin bor, kemudian lubang tersebut ditap untuk dibentuk ulir dan setelah itu bentuk mur yang bulat dikikir membentuk segi enam. Butuh ketelitian pada tahap pengikiran ini, karna kebanyakan praktikan menghasilkan bentuk segi enam yang kurang proporsional. Pengerjaan pada Praktikum 1 Bahan Diskusi

bahas bengkel 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bahas bengkel 4

4.1 Pembahasan

Pada pelaksanaan praktikum kali ini, kerja yang dilakukan yaitu

pembuatan baut dan mur. Praktikum in dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

Baut dibuat dengan menggunakan bahan berupa besi dengan ukuran diameter

8 mm dan panjang 19 cm. Hanya saja panjang besi yang digunakan untuk baut

itu sebenarnya 16,5 cm, sedangkan ukuran sisanya digunakan untuk dijepitkan

pada ragum. Pembuatan baut ini dilakukan dengan mensnai bagian luar besi

sehingga terbentuk ulir, kemudian besi yang telah terbentuk ulir tersebut

dipotong-potong sebanyak 8 buah dengan masing-masing ukuran 2 cm.

Pada pembuatan mur, terdapat sedikit perbedaan dengan pembuatan

baut. Pembuatan mur ini menggunakan bahan berupa baja berukuran 8 cm dan

diameter 2 cm. Baja tersebut terlebih dahulu dilubangi tengahnya (bagian

pusat) menggunakan mesin bor, kemudian lubang tersebut ditap untuk

dibentuk ulir dan setelah itu bentuk mur yang bulat dikikir membentuk segi

enam. Butuh ketelitian pada tahap pengikiran ini, karna kebanyakan praktikan

menghasilkan bentuk segi enam yang kurang proporsional.

Pengerjaan pada Praktikum 1

Bahan Diskusi

1. Pengaruh Kecepatan Mesin Bubut dan Bor terhadap Hasil

1.1 Pengaruh Kecepatan Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk

memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses

pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar

benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara

translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari

benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat

disebut gerak umpan.

Kecepatan potong mesin bubut sangat berpengaruh terhadap hasil,

beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain:

Page 2: bahas bengkel 4

- ukuran bahan yang dikerjakan

- ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x

kecepatan pemakanan)

- tingkat kehalusan yang diinginkan

- bahan pahat yang digunakan

- bentuk pahat

- pencekaman/penjepitan benda kerja

a. Kecepatan potong pisau

Kecepatan pada potong pisau dapat berpengaruh terhadap

kehalusan benda yang dihasilkan. Kecepatan potong pisau ini juga

harus dibarengi dengan kecepatan putaran benda kerja yang dilakukan

oleh praktikan terhadap benda yang akan dibubut harus selalu konstan.

Apabila pisau pada mesin bubut berputar terlalu cepat, maka akan

menyebabkan kurang meratanya tingkat kehalusan dan kerapian benda

(hasil). Di samping itu, putaran yang terlalu cepat juga berpengaruh

terhadap keselamatan kerja.

b. Kecepatan putaran benda kerja

Pada putaran benda kerja ini diusahakan untuk selalu konstan

karena berpengaruh terhadap kehalusan dan kerapian pada benda kerja.

Apabila putaran benda kerja terlalu cepat, maka akan menyebabkan

beberapa bagian pada benda kerja tudak terkena pisau bubut, sehingga

dihasilkan benda kerja hasil bubut yang selain tidak rata kehalusannya,

juga memiliki bentuk yang tidak merata pula.

1.2 Pengaruh kecepatan mesin bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam

yang berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja

Kecepatan potong pada mesin ditentukan dalam satuan panjang

yang dihitung berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif

dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram yang

terpotong per satuan waktu.

Page 3: bahas bengkel 4

Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu

dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan

dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat,

mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau bisa patah.

Kecepatan potong pada mesin bor ditentukan oleh:

- Jenis bahan yang akan di bor

- Jenis mata bor

- Kualitas yang diinginkan

- Efisiensi pendinginan

- Cara/teknik pengeboran

- Kapasitas mesin bor

2. Kendala dalam mengoperasikan mesin bubut dan bor

Beberapa kendala dalam pengoperasian mesin bubut antara lain

diperlukannya ketelitian yang tinggi pada saat menyesuaikan antara putaran

pisau bubut dengan kecepatan putaran benda kerja. Selain itu, pada saat

pemasangan benda kerja pada pahat harus sekencang mungkin, karena jika

tidak, akan menyebabkan benda kerja terlempar pada saat pembubutan yang

berpengaruh juga terhadap keselamatan kerja.

Sedangkan kendala pada pengoperasian mesin bor yaitu kesulitan

dalam penempatan mata bor di titik center benda kerja. Dalam hal ini juga

diperlukan pengamatan dan ketelitian yang tinggi untuk mengarahkan mata

bor tepat di titik center benda kerja.

3. Pengaruh pisau bubut terhadap hasil

Pisau bubut sangt berpengaruh terhadap benda kerja yang dihasilkan,

diantaranya kecepatan potong pisau bubut berpengaruh terhadap kehalusan

benda yang dihasilkan. Kecepatan potong pisau ini juga harus dibarengi

dengan kecepatan putaran benda kerja yang dilakukan oleh praktikan

terhadap benda yang akan dibubut harus selalu konstan. Apabila pisau pada

mesin bubut berputar terlalu cepat, maka akan menyebabkan kurang

meratanya tingkat kehalusan dan kerapian benda (hasil). Di samping itu,

Page 4: bahas bengkel 4

putaran yang terlalu cepat juga berpengaruh. Selain itu, ketajaman pisau

bubut juga sangat berpengaruh, yaitu terhadap kemampuan mesin membubut

benda kerja. Apabila pisau bubutnya sudah tumpul, maka akan sangat sulit

untuk melakukan pembubutan terhadan benda kerja.

4. Tata cara menggunakan snai

- Siapkan poros sama dengan diameter nominal ulir yang akan dibuat

- Pinggul (chamfer) ujung poros yang akan disnai

- Tempelkan sisi tirus snei pada ujung poros yang telah dipinggul tersebut,

putar tangkai tersebut searah atau berlawanan arah jarum jam sesuai

dengan macam ulir kiri atau kanan

- Lumasi dengan pelumas.

5. Faktor yang menyebabkan snai gagal

Beberapa faktor yang menyebabkan snai gagal antara lain:

- terlalu ditekannya alat snai pada saat pengerjaan yang mengakibatkan

permukaan/bentuk benda kerja yang di snai menjadi bengkok/tidak lurus.

- Kekonstanan dalam pengerjaan snai juga sangat berpengaruh terhadap

bentuk ulir yang dihasilkan,

- Penjepitan benda kerja pada ragum harus sekencang mungkin. Jika tidak,

maka benda kerja akan sulit untuk disnai.

Pengerjaan pada praktikum 2

Pada praktikum 2, pengerjaan yang dilakukan hanya melanjutkan

praktikum 1. Pada praktikum 1, kelompok praktikan hanya sampai pada tahap

mensnai baut, membubut besi (baut) dan melubangi baja dengan mesin bor. Maka

dari itu, pengerjaan yang dilakukan pada praktikum 2 diantaranya yaitu:

- memotong besi yang telah diulir menjadi 8 buah, masing-masing berukuran 2

cm

- mentap baja yang telah dilubangi pusatnya untuk dibuat mur, dan mengikir

permukaan luarnya membentuk segi enam

Page 5: bahas bengkel 4

- mengikir besi di bagian yang tidak dibubut membentuk segi enam dan

mensnai bagian yang telah dibubut.

Dalam pengerjaan yang dilakukan pada pertemuan 2 ini, kelompok

praktikan cukup banyak melakukan beberapa kekurangrapian pada pembuatan

benda kerja, diantaranya:

- Pada saat memotong besi menjadi 8 buah dengan ukuran masing-masing 2

cm, banyak potongan besi (baut) yang ukurannya tidak sama panjang.

Terbukti pada saat memotong besi berukuran 16,5 cm tersebut, tidak ada sisa

sedikitpun dan seharusnya tersisa 0,5 cm. Hal ini disebabkan karena kekurang

telitian pada saat menggores bagian besi pada ukuran 2 cm dan sulitnya

menggergaji besi tersebut karena pola ulir mempengaruhi gerak

penggergajian.

- Pada pengikiran mur untuk dibentuk segienam, praktikan melakukan

pengikiran terlalu dalam pada beberapa bagian segienam, sehingga ukuran

segienam tidak pas dan tidak proporsional, begitupun pengikiran pada baut

panjang yang tidak membentuk segienam sempurna.

Page 6: bahas bengkel 4

BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

- Pengerjaan baut dan mur membutuhkan waktu yang cukup lama,

sehingga praktikum dilakukan lebih dari 1 kali pertemuan

- Kecepatan dalam pengoperasian mesin bubut sangat berpengaruh

terhadap hasil, misalnya kecepatan pada potong pisau bubut dapat

berpengaruh terhadap kehalusan benda yang dihasilkan

- Kecepatan potong pada mesin bor dapat berpengaruh terhadap hasil dan

bahkan bor itu sendiri. Misalnya mata bor cepat panas dan akibatnya

mata bor cepat tumpul atau bisa patah.

- Beberapa kendala dalam pengoperasian mesin bubut antara lain

diperlukannya ketelitian yang tinggi pada saat menyesuaikan antara

putaran pisau bubut dengan kecepatan putaran benda kerja. Sedangkan

kendala pada pengoperasian mesin bor yaitu kesulitan dalam penempatan

mata bor di titik center benda kerja

- Pengerjaan yang kurang baik pada saat mensnai, dapat berpengaruh

terhadap bentuk benda kerja yang dihasilkan, misalnya menjadi

bengkok/melengkung.

- Pada pengerjaan alat, praktikan banyak melakukan kesalahan seperti

kurang proporsionalnya bentuk segi enam pada mur dan tidak teraturnya

pengerjaan/pemotongan baut

1.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan, diantaranya:

- Harus lebih teliti dan teratur dalam tata cara pengerjaan alat

- Lebih efisien dalam pengoperasian alat/mesin yang digunakan

- Tingkatkan produktivitas kerja dan keselamatan kerja