5
TUGAS 3 PARAGRAF DAN PETA TEORI 1. Paragraf Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk dpenyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah. Demam tifoid ditularkan melalui makanan atau air yang tercemar yang mengandung Salmonella typhi (Widodo, 2009). Gejala yang ditimbulkan bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, malaise, batuk, dan epistaksis. Dalam minggu kedua gejala-gejala mejadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, bahkan gangguan kesadaran sampai koma (Mansjoer, 2001). Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid. Penatalaksanaan tersebut meliputi istirahat dan perawatan, pemberian antibiotik, dan diet dan terapi penunjang. Ketiga hal tersebut membantu proses penyembuhan dan

Bahasa - Peta Teori

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahasa - Peta Teori

TUGAS 3

PARAGRAF DAN PETA TEORI

1. Paragraf

Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.

Penyakit ini termasuk dpenyakit menular yang tercantum dalam Undang-

undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit ini

merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang

sehingga dapat menimbulkan wabah. Demam tifoid ditularkan melalui

makanan atau air yang tercemar yang mengandung Salmonella typhi

(Widodo, 2009).

Gejala yang ditimbulkan bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan

dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam,

nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare,

malaise, batuk, dan epistaksis. Dalam minggu kedua gejala-gejala mejadi

lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, bahkan gangguan kesadaran

sampai koma (Mansjoer, 2001).

Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid.

Penatalaksanaan tersebut meliputi istirahat dan perawatan, pemberian

antibiotik, dan diet dan terapi penunjang. Ketiga hal tersebut membantu

proses penyembuhan dan pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi

(Widodo, 2009).

Umumnya prognosis demam tifoid baik. Mortalitas penderita yang

dirawat hanya 6%. Prognosis menjadi buruk apabila terdapat panas tinggi

(hiperpireksia), penurunan kesadaran, gizi buruk, dan terdapat komplikasi

berat seperti dehidrasi, sidosis, peritonitis, dan bronkopneumonia (Hassan

dkk, 1985).

Page 2: Bahasa - Peta Teori

2. Kerangka Karangan

a. Topik

Demam Tifoid

b. Ide Pokok dan Ide Penjelas

1) Definisi demam tifoid

a) Penyakit menular

b) Penyebab demam tifoid

2) Gejala demam tifoid

a) Gejala minggu pertama

b) Gejala minggu kedua

3) Tata laksana demam tifoid

a) Istirahat dan perawatan

b) Diet dan terapi penunjang

c) Pemberian antibiotik

4) Prognosis demam tifoid

a) Prognosis demam tifoid secara umum

b) Keadaan pada prognosis demam tifoid buruk

3. Peta Teori

Demam tifoid merupakan penyakit endemi di Indonesia yang ditularkan

melalui makanan dan air yang terkontaminasi Salmonella typhi (Widodo,

2009). Gejala yang ditimbulkan bervariasi berdasarkan onset penyakit pada

minggu pertama dan minggu kedua (Mansjoer, 2001). Pasien yang

mengalami demam tifoid nantinya akan diterapi dengan trilogi

penatalaksanaan berupa istirahat, diet, dan pemberian antibiotik (Widodo,

2009). Umumnya, pasien memiliki prognosis baik kecuali jika terdapat tanda

komplikasi selama proses penyembuhan (Hassan dkk, 1985).

Page 3: Bahasa - Peta Teori

4. Mengembangkan Peta Teori

Demam tifoid merupakan salah satu penyakit endemi di Indonesia yang

ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi Salmonella typhi.

Gejala demam tifoid pada tiap orang bervariasi. Pada minggu pertama, gejala

yang timbul serupa dengan penyakit infeksi pada umumnya seperti demam,

nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare,

malaise, batuk, dan epistaksis. Gejala demam tifoid akan lebih khas setelah

memasuki minggu kedua contohnya demam, bradikardi relatif, hingga

gangguan kesadaran. Pasien yang didiagnosis demam tifoid biasanya diterapi

sesuai dengan trilogi tata laksana penyakit ini. Pertama, istirahat dan

perawatan pasien memiliki tujuan untuk mempercepat penyembuhan dan

mencegah komplikasi. Kedua, pasien diberikan diet khusus seperti pemberian

bubur saring untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna. Trilogi

tata laksana yang terakhir yaitu pemberian antibiotik untuk mencegah dan

menanggulangi penyebaran mikrorganisme. Apabila pasien diberikan tata

laksana yang tepat seperti trilogi tersebut, maka pasien memiliki prognosis

yang baik. Akan tetapi, jika selama proses terapi ditemukan gejala seperti

hiperpireksia, penurunan kesadaran, gizi buruk, dan terdapat komplikasi berat

seperti dehidrasi, sidosis, peritonitis, dan bronkopneumonia, maka prognosis

pasien menjadi buruk.

5. Daftar pustaka

Hassan, Rusepno, dkk. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.

Widodo, Djoko. 2009. Demam Tifoid. Dalam A. W. Sudoyo, dkk. (Eds.).

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (hlm. 2797-2801). Jakarta : Interna

Publishing.