23
i KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA NOMOR 87 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU/PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN, a. bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, profesionalisme, dan kinerja Guru/ Pengawas Pendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dipandang perlu memberikan tunjangan profesi; b. bahwa untuk kelancaran pemberian tunjangan profesi Guru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen yang telah memperoleh sertifikat pendidik dan nomor register guru sesuai dengan ketentuan, perlu diatur mekanisme pembayaran tunjangan profesi dalam suatu petunjuk teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen tentang Petunjuk Teknis Pembayaran T\rnjangan Profesi Guru/ Pengawas Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen ; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tarnbatran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); Menimbang

bahwa rangka perlu diatur Tahun - bimaskristen.kemenag.go.idbimaskristen.kemenag.go.id/downlot.php?file=62SK 87... · motivasi, profesionalisme, dan kinerja Guru/ Pengawas Pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTENKEMENTERIAN AGAMANOMOR 87 TAHUN 2019

    TENTANGPETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI

    GURU/PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM JABATANDI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

    DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

    a. bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi,motivasi, profesionalisme, dan kinerja Guru/ PengawasPendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan tugaskeprofesian pendidik sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dipandang perlu memberikantunjangan profesi;

    b. bahwa untuk kelancaran pemberian tunjangan profesiGuru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen yang telahmemperoleh sertifikat pendidik dan nomor register gurusesuai dengan ketentuan, perlu diatur mekanismepembayaran tunjangan profesi dalam suatu petunjukteknis;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkanKeputusan Direktur Jenderal Bimbingan MasyarakatKristen tentang Petunjuk Teknis Pembayaran T\rnjanganProfesi Guru/ Pengawas Pendidikan Agama KristenDalam Jabatan di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Kristen ;

    Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tarnbatran Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

    2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4301);

    3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Gurudan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4586);

    Menimbang

  • 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanPemerintah Nomor 13 Tahun 2O 15 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 20O5tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2O15 Nomor 45, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4769);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentangPendanaan Pendidikan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4864);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 20O8 tentangGuru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4941l. sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 20 17tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74Tahun 2O08 tentang Guru (Lembaran Negara RepubiikIndonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 6058);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentangT\rnjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan KhususGuru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5016);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 20 10 tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikansebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 66 Tahun 2OlO tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 1 7 Tahun 20 10 tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomors1s7);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 TentangTata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan danBeianja Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5423);

    1 1 . Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentangOrganisasi Kementerian Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

  • 12. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentangKementerian Agama (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 168);

    13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 2 1 Tahun 20 10 tentangJabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan AngkaKreditnya sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 2 1 Tahun 2010 tentangJabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan AngkaKreditnya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016Nomor 1271);

    14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun20lO tetang Petunjuk Teknis Pelaksanaan JabatanFungsional Guru dan Angka Kreditnya;

    15. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2Ol2 tentarrgPendidikan Keagamaan Kristen (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 20 12 Nomor 547) sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 27tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan MenteriAgama Nomor 7 Tahun 2012 tentang PendidikanKeagamaan Kristen (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 886);

    16. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2Ol2 tentarlgOrganisasi dan Tata Kerja Vertikal Kementerian Agama(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 12 Nomor851);

    17. Peraturan Menteri Agama Nomor 43 Tahun 2014 tentangTata Cara Pembayaran T\rnjangan Profesi Guru BukanPegawai Negeri Sipil Pada Kementerian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 20 14 Nomor 1738)sebagaimana telah diubah terakhir dengan PeraturanMenteri Agama Nomor 42 Tahun 2015 tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 2014tentang Tata Cara Pembayaran T\rnjangan Profesi GuruBukan Pegawai Negeri Sipil Pada Kementerian Agama(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 15 Nomor1066);

    18. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);

    19. Keputusan Menteri Agama Nomor 777 Talnun 2076tentang Pedoman Penyusunan Keputusan dan InstrumenHukum Lainnya pada Kementerian Agama;

  • Menetapkan :

    KtrSATU

    KEDUA

    MEMUTUSKAN:

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KRISTEN TENTANG PETUNJUK TEKNISPEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU/PENGAWASPENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM JABATAN DILINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KRISTEN.

    Menetapkan Petunjuk Teknis Pembayaran T\rnjanganProfesi Guru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen DalamJabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Kristen sebagaimana tersebut dalam LampiranKeputusan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkandari keputusan ini.

    Petunjuk Teknis Pembayaran T\rnj angan ProfesiGuru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatandi Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan MasyarakatKristen sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATUmerupakan acuan dalam rangka Pembayaran T\rnjanganProfesi Guru/ Pengawas Pendidikan Agama Kristen DalamJabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Kristen.

    Mencabut dan menyatakan tidak berlaku KeputusanDirektur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Nomor216 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis PembayaranTUnjangan Profesi Guru/Pengawas Pendidikan AgamaKristen Dalam Jabatan di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Kristen dan Keputusan DirekturJenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Nomor 321 Tahun2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur JenderalBimbingan Masyarakat Kristen Nomor 2 16 Tahun 20 18tentang Petunjuk Teknis Pembayaran T\rnjangan ProfesiGuru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen Dalam Jabatandi Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan MasyarakatKristen.

    KETIGA

  • KEBMPAT Keputusan ini mulai berlaku pada Tahun Anggaran 2olg,sampai dengan diterbitkannya peraturan baru, apabiladikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan iniakan dilakukan perbaikan sebagaimana semestinya.

    Ditetapkan di JakartaPada tanggal 1 Februari 2019DIREKTUR JENDERAL

    MASYARAKAT KRISTEN,

    rL

    NKL

  • BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPasal 1 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

    dan Dosen mengamanatkan bahwa guru memiliki kedudukan sebagaitenaga profesional padajenjang pendidikan dasar dan menengah padajalur pendidikan formal. Sebagai pendidik profesional, gurudiwajibkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikatpendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional.

    Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru berhakmemperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum danjaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan di atas kebutuhan hidupminimum meliputi gaji pokok tunjangan melekat pada gaji sertapenghasilan lain berupa tunjangan profesi pendidik bagi guru,tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan penghasilan tambahanyang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan denganprinsip penghargaan atas dasar prestasi.

    Pasal 16 ayaf (21 Undang-Undang No. 14 Tahun 20O5 tentangGuru dan Dosen menyebutkan bahwa guru yang telah memilikisertifikat pendidik dan memenuhi syarat lainnya berhak mendapatkantunjangan profesi yang besarannya setara dengan satu kali gaji pokokdan dalam ayat (3) menyatakan bahwa tunjangan profesi sebagaimanadimaksud dialokasikan dalam APBN/APBD.

    Pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentangPendanaan Pendidikan dalam Pasal 17 menjelaskan bahwapemerintah bertanggung jawab terhadap pendanaan biaya personaliasatuan pendidikan, baik formal maupun nonformal. Dalam peraturanPemerintah itu disebutkan bahwa salah satu biaya personalia satuanpendidikan adalah tunjangan profesi. Pelaksanaan pembayarantunjangan profesi guru harus memperhatikan data kepegawaian guruyang bersangkutan, karena terkait dengan perubahan besaran gajipokok dan status kepegawaian.

    LAMPIRAN IKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KRISTENKEMENTERIAN AGAMANOMOR 87 TAHUN 2019TENTANGPETUNJUK TEKNIS PEMBAYARANTUNJANGAN PROFESI GURU/PENGAWASPENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAMJABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORATJENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKRISTEN

  • Sehubungan dengan hal tersebut, sejak tahun 2013,Pemerintah mengambil kebijakan agar anggaran tunjangan profesibagi guru PNS dan bukan PNS serta Pengawas Pendidikan AgamaKristen dalam jabatan dibebankan pada dana APBN DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama. Haltersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008tentang Guru menyebutkan bahwa Guru yang telah memiliki sertifikatpendidik dan memenuhi persyaratan lainnya berhak mendapatkantunjangan profesi bagi seluruh Guru Pendidikan Agama Kristen PNSmaupun bukan PNS. Untuk kelancaran pembayaran tunjanganprofesi Pendidikan Agama Kristen PNS dan bukan PNS serta PengawasPendidikan Agama Kristen sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perlu disusun Petunjuk Teknis Pembayaran T\rnjanganProfesi melalui Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, atau DIPA Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi, atau DIPA Kepala Kantor KementerianAgama Kabupaten/Kota.

    B. Maksud dan T\rjuanPetunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan dan pedoman PembayaranT\rnjangan Profesi Guru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen dalamJabatan.Pembayaran tunjangan profesi Guru/Pengawas Pendidikan AgamaKristen dalam Jabatan dilakukan untuk meningkatkan motivasi,profesionalisme, dan kinerja, serta kesejahteraan Guru/ Pengawasdalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sertaprestasi belajar peserta didik.Pembayaran tunjangan profesi bagi Guru/ Pengawas mata pelajaranPendidikan Agama Kristen bertujuan untuk meningkatkan:1 . kualitas proses belajar-mengajar pendidikan mata pelajaran

    Pendidikan Agama Kristen dan prestasi belajar peserta didik;2. kompetensi, motivasi, profesionalisme dan kinerja guru mapel

    Pendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan tugasnya;3. kesejahteraan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen;

    dan4. mewujudkan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen yang

    profesional, berintegritas, tanggung jawab dan amanah.

    C. Ruang LingkupRuang lingkup Petunjuk Teknis meliputi kriteria dan persyaratanpembayaran dan besaran tunjangan profesi, pembatalan danpenghentian tunjangan profesi, sumber dana, prosedur pembayaran,pengendalian, pengawasan dan pelaporan, serta sanksi ataspelanggaran dalam pembayaran tunjangan profesi Guru/pengawasPendidikan Agama Kristen.

    i

  • D. SasaranSasaran Petunjuk Teknis ini adalah:1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen

    (PPK) terkait Pembayaran T\rnjangan Profesi Guru/PengawasPendidikan Agama Kristen;

    2. Kepala Bidang Pendidikan/Kepala Bidang Bimas/PembimasKristen Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;

    3. Kepala Seksi Pendidikan/ Kepala Seksi Bimas/PenyelenggaraBimas Kristen Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;

    4. Pengawas Pendidikan Agama Kristen;5. Satuan Pendidikan dan Guru Pendidikan Agama Kristen.

    E. Sumber DanaSumber dana pembayaran tunjangan profesi guru/pengawasPendidikan Agama Kristen dalam jabatan di lingkungan DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Kristen dibebankan kepada DaftarIsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Kristen, atau DIPA Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi, atau DIPA Kepala Kantor Kementerian AgamaKabupaten/ Kota.

    F. Pengertian UmumDalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:1. Tunjangan Profesi Guru/Pengawas adalah tunjangan yang

    diberikan kepada Guru/Pengawas Pendidikan Agama Kristendalam jabatan yang memiliki sertifikat pendidik/pengawas sebagaipenghargaan atas profesionalitasnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, danmengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengahjalur pendidikan formal.

    3. Guru dalam jabatan adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yangselanjutnya disingkat Guru PNS, dan Guru Bukan Pegawai NegeriSipil yang selanjutnya disingkat GBPNS.

    4. Inpassing adalah proses penyetaraan jabatan, pangkat, dangolongan GBPNS dengan pangkat, golongan, dan jabatan GuruPNS.

    5. Pengawas adalah Pengawas Mata Pelajaran Pendidikan AgamaKristen merupakan Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkatdalam jabatan fungsional pengawas oleh pejabat yang berwenangpada satuan pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dankewewenangnya melaksanakan pengawasan akademik danmanajerial.

    6. Pendidikan Keagamaan Kristen adalah satuan pendidikan formaldalam binaan Menteri Agama, pendidikan yang mempersiapkanpeserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntutpenguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Kristen dan/ataumenjadi ahli ilmu agama Kristen dan mengamalkan ajaran agamaKristen yang mencakup SDTK, SMPTK, SMTK dan SMAK.

  • 7. Satminkal adalah satuan administrasi pangkal/tempat tugasinduk/instansi induk guru melaksanakan tugasnya sebagai basisdata NPK/NUPTK.

    8. Nomor Registrasi Guru yang selanjutnya disingkat NRGmerupakan nomor registrasi yang dikeluarkan oleh KementerianPendidikan dan Kebudayaan sebagai nomor 2 identitas pemegangsertifikat pendidik dalam satu atau lebih bidang studi ataukeahlian yang berbeda antara pemegang satu dengan lainnya.NRG merupakan nomor yang bersifat unik yaitu sistem pemberiannomor sedemikian rupa kepada guru yang telah memenuhipersyaratan sehingga menjamin setiap nomor registrasi guru tidaksama dengan nomor guru lain, serta menjamin seorang guru tidakmemiliki nomor registrasi lebih dari satu.

    9. Kualifikasi Akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademikyang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dansatuan pendidikan formal di tempat penugasan.

    10. Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yangdiberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

    11. Guru Tetap adalah GBPNS yang diangkat oleh lembaga/yayasanpenyelenggara pendidikan untuk jangka waktu paling singkat 2(dua) tahun secara terus menerus, dan tercatat pada satuanadministrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izinpenyelenggaraan dari Kementerian Agama maupun instansi terkaitlainnya.

    12. Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaranseluruh mata pelajaran di kelas tertentu di SDTK kecuali matapelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta PendidikanAgama.

    i3. Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas,tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam prosespembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu di PendidikanKeagamaan/ sekolah.

    14. Guru Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan, yang selanjutnyadisebut Guru DPK adalah Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakantugas di luar instansi induknya yang gajinya dibebankan padainstansi induknya.

    15. Surat Keterangan Melaksanakan T\rgas (SKMT) adalah suratketerangan melaksanakan tugas mengajar sebagai guru danmelaksanakan pembinaan bagi pengawas sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku. SKMT bagi guruditandatangani oleh Kepala Sekolah SD/SDTK, SMP/SMPIK,SMA/SMK/SMAK/SMTK Satminkal atau Non Satminkal diketahuioleh Pengawas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen sebagaipembinanya dan diterbitkan secara digital melalui SIMPATII(A.Bagi daerah yang tidak memiliki Pengawas Pendidikan AgamaKristen, maka SKMT dapat diketahui oleh Pengawas PendidikanAgama Katolik/lslam/Hindu/Buddha, dan jika tidak ada jugaPengawas Pendidikan Agama Kristen dan Pengawas PendidikanAgama Katolik/Islam/Hindu/Buddha, maka SKMT dapatdiketahui oleh Kepala Seksi Pendidikan/Kepata Seksi

  • Bimas/ Penyelenggara Kristen pada Kepala Kantor KementerianAgama Kabupaten/ Kota, atau Kepala Bidang Pendidikan/KepalaBidang Bimas/ Pembimas Kristen pada Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi. SKMT bagi Pengawas ditandatanganioleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota secaradigital melalui SIMPATIKA.

    16. Surat Keterangan Beban Kerja yang selanjutnya disingkat SKBKadalah surat keterangan pemenuhan beban kerja sebagaimanayang dipersyaratkan untuk menerima tunjangan profesi. SKBKbagi guru PNS berdasarkan SKMT yang ditandatangani olehKepala Sekoiah Satminkal, sedangkan SKBK bagi guru PNSDPK/ Bukan PNS ditandatangani oleh Kepala Kantor KementerianAgama Kabupaten/ Kota secara digital melalui SIMPATIKA. SKBKbagi pengawas berdasarkan SKMT yang ditandatangani olehKepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota secara digitalmelalui SIMPATIKA.

    17. Dalam pembayaran T\rnjangan Profesi Guru/Pengawas PendidikanAgama Kristen jika belum memungkinkan menggunakanSIMPATIKA dapat diproses secara manual.

    BAB IIPENERIMA TUNJANGAN PROFESI GURU/PENGAWAS

    A. Kriteria Penerima T\.rnjanganKriteria penerima tunjangan profesi Guru/Pengawas Pendidikan AgamaKristen adalah sebagai berikut:( 1) Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pada satuan

    pendidikan formal binaan Kementerian Agama, binaan KementerianPendidikan dan Kebudayaan, atau binaan Kementerian/ Lembaga

    ' Pemerintahan lainnya.(2) Pengawas mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen yang

    melaksanakan tugas kepengawasan mata pelajaran PendidikanAgama Kristen.

    (3) Guru/Pengawas Pendidikan Agama Kristen yang telah memilikisertifikat Guru/ Pengawas berhak menerima T\rnjangan ProfesiGuru/Pengawas.

    (4) Memiliki NRG yang diterbitkan oieh Kementerian Pendidikan danKebudayaan. Setiap Guru/Pengawas Pendidikan Agama Kristenhanya memiliki satu NRG walaupun guru yang bersangkutanmemiliki lebih dari satu sertifikat pendidik.

    (5) Mengisi formulir SKBK dan SKMT dan ditandatangani oleh pejabatterkait sesuai dengan kewenangannya.

    (6) Memenuhi Beban Kerja Guru paling sedikit 24 (dua puluh empat)jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu untuk mata pelajaran yangdiampu yang sesuai dengan sertihkat pendidik yang dimilikinya.Kecuali Guru Pendidikan Agama Kristen PNS yang ditetapkansebagai kepala satuan pendidikan umum dan/atau satuanpendidikan keagamaan negeri/ swasta (PP Nomor 19 Tahun 20 1 7tentang Perubahan Atas PP Nomor 74 Tahun 2O0B Tentang Gurupasal 15 angka (1) butir a, b, c, bahwa tunjangan profesi diberikan

  • kepada Guru, Guru yang diberikan tugas sebagai kepala satuanpendidikan, dan Guru yang diberikan tugas tambahan).

    (7) Belum usia pensiun.(8) Memiliki nilai hasil Penilaian Kinerja (PK) Guru minimai baik pada

    tahun sebelumnya.(9) Tidak beralih status dari Guru/Pengawas mata pelajaran Pendidikan

    Agama Kristen.(10) Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain tempat

    bertugas.( 1 1) Tidak merangkap jabatan di lembaga eksekutif, y'udikatif, atau

    legislatif.

    B. Pemenuhan Beban Kerja GuruPemenuhan Beban Kerja Guru sebagaimana dimaksud pada pasal 2angka (6) sebagai berikut:(1) Guru Pendidikan Agama Kristen PNS yang ditetapkan sebagai kepala

    satuan pendidikan umum dan/atau satuan pendidikan keagamaannegeri/ swasta, tidak diwajibkan mengajar atau tidak bolehmemangku tugas tambahan yang lain dan kegiatan ko kurikulermaupun ekstra kurikuler (PP Nomor 19 Tahun 2077 tentangPerubahan Atas PP Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, pasal 15).Penetapan Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai kepala satuanpendidikan dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    , (2) Guru Pendidikan Agama Kristen yang mendapat tugas tambahansebagai:a. Wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian

    satuan pendidikan, kepala perpustakaan satuan pendidikan,kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi satuanpendidikan, ekuivalensi 12 (dua belas) jam tatap muka perminggu;

    b. Pembimbing khusus pada satuan pendidikan yangmenyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu,ekuivalensi 6 (enam) jam tatap muka per minggu;

    c. Selain sebagai wakil kepala satuan pendidikan, ketua programkeahlian satuan pendidikan, kepala perpustakaan satuanpendidikan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi,dan pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang

    , menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu,ekuivalensi paling banyak 6 (enam) jam tatap muka per minggu.

    d. Sebagai wali kelas di Satminkal paling sedikit 22 (dua puluhdua) jam tatap muka per minggu.

    e. Sebagai guru piket di Satminkal paling sedikit 23 (dua puluhtiga) jam tatap muka per minggu.

    f. Sebagai pemimpin Rohani Kristen (Rohkris) di Satminkal yangdisahkan oleh Kepala Sekolah dengan persetujuan KepalaKantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dihitung 2 Jamtatap muka per minggu.

  • g. Sebagai guru Bimbingan Konseling atau Pembimbing TIK padasekolah yang melaksanakan Kurikulum K-13 mengampu palingsedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik pada satu ataulebih satuan pendidikan, dengan mengampu paling sedikit 40(empat puluh) orang peserta didik di Satminkalnya.

    h. Sebagai guru di sekolah lain di luar Satminkalnya baik negerimaupun swasta, menjadi guru bina/pamong pada pendidikanterbuka, atau mengajar pada program kelompok belajar Paket A,Paket B, dan/atau Paket C, paling banyak 4 (empat) jam sesuaidengan sertilikat pendidik yang dimiliki dengan ketentuanpaling sedikit 6 (enam) jam tatap muka sesuai sertifikatpendidik yang dilaksanakan pada Satminkalnya.

    i. Sebagai guru pada satuan pendidikan di daerah khusus yangdaerahnya/desanya ditetapkan dalam Peraturan PresidenNomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah TertinggalTahun 2015 - 2019 (Dispensasi 1).

    j. Sebagai guru pada satuan pendidikan khusus, dimana pesertadidiknya memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti prosespembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa(Dispensasi 2).

    k. Sebagai guru yang dibutuhkan atas dasar pertimbangankepentingan Nasional (Dispensasi 3) adalah:1) Guru yang bertugas di sekolah Indonesia di Luar Negeri;2) Guru yang ditugaskan menjadi guru di negara lain atas dasar

    kerjasama antarnegara.1. Bagi guru produktif yang berkeahlian khusus/berkeahlian

    langka/memiliki keterampilan atau budaya khas daerah untukmengajarkan praktik dapat dilakukan oleh guru lebih dari 1(satu) orang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Bagiguru produktif yang berkeahlian khusus/berkeahlianlangka/memiliki keterampilan atau budaya khas daerahdibuktikan dengan surat keputusan dari Kementerianberdasarkan usulan Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi (Dispensasi 4).

    m. Bagi guru yang telah memiliki sertifikat pendidik tetapi statuskepegawaiannya masih calon pegawai negeri sipil (CPNS), makatunjangan profesinya dibayarkan sebesar 80% dari gaji pokokdengan golongan III/a masa kerja 0 tahun.

    n. Bagi Satuan Pendidikan yang menggunakan Kurikulum Tahun2006 dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jampembelajaran per minggu secara keseluruhan.

    o. Beban kerja bagi guru pada satuan pendidikan yangmenggunakan Kurikulum 2013 diatur sebagai berikut:Guru kelas/ guru mata pelajaran yang melaksanakan tugastambahan sebagai pembina pramuka (minimal telahbersertifikat kursus mahir dasar) dihitung sebagai bagian daripemenuhan beban kerja guru paling banyak 2 (dua) jampelajaran per minggu. Jumlah guru yang diberi tugas tambahan

  • sebagai pembina pramuka di kegiatan ekstra kurikuler wajib disatu satuan pendidikan adalah sebagai berikut:1) Jumlah rombel 1 - 6 sebanyak 1 pembina pramuka;2) Jumlah rombel 7 - 12 sebanyak 2 pembina pramuka;3) Jumlah rombel 13 - 18 sebanyak 3 pembina pramuka;4) Jumlah rombel >18 sebanyak 4 pembina pramuka.

    p. Bagi Guru SMP/SMA/SMK yang satuan pendidikannyamenyelenggarakan kurikulum 20 1 3, memiliki sertifikat pendidikdan mengajar pada peminatan bahasa kecuali bahasa Inggris,termasuk kategori mata pelajaran langka, karena guru tidakdapat diberi tugas pada satuan pendidikan lain untuk mengajarsesuai dengan sertifikat pendidiknya dengan alasan kesulitanakses dibandingkan dengan jarak dan waktu tempuh.

    q. Satuan pendidikan yang meiaksanakan kurikulum 2O13 danmenetapkan muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdirisendiri dapat menambah beban belajar muatan lokal palingbanyak 2 (dua) jam per minggu. Kebutuhan sumber dayapendidikan yang meliputi pendidik dan tenaga kependidikan,sarana dan prasarana, dan dana termasuk T\rnjangan Profesisebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokalditanggung oleh pejabat yang menetapkan.

    r. Bagi satuan pendidikan jenjang SMP, SMA/SMK yangmenggunakan Kurikulum 2013 dapat menambah beban belajarper minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didikdan/atau kebutuhan akademik, sosiai, budaya, dan faktor lainyang dianggap penting di dalam struktur program, namun yangdiperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

    s. Seluruh kriteria tersebut di atas, dibuktikan melalui dokumenatau pemberkasan yang diverifikasi oleh Kepala KantorKementerian Agama Kabupaten/Kota dan/atau Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi sesuai dengan kewenangannya.

    C. Kriteria Pengawas Pendidikan Agama Kristen Penerima Tfrnj anganProfesiPengawas Pendidikan Agama Kristen, berhak mendapatkan tunjanganprofesi apabila memenuhi salah satu ketentuan di bawah ini:1. Beban kerja minimal pengawas Pendidikan Agama Kristen pada

    sekolah adalah ekuivalen dengan 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)jam per minggu;

    2. Pengawas Pendidikan Agama Kristen pada sekolah melaksanakantugas kepengawasan minimal 20 (dua puluh) guru PendidikanAgama Kristen pada SD, SMP, dan SMA/SMK sesuai denganpenetapan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

    3. Pengawas Pendidikan Agama Kristen yang tidak dapat memenuhibeban kerja minimal sebagaimana dimaksud pada poin a dan b,maka Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dapat' memberikan surat keterangan dispensasi dalam kondisi sebagaiberikut:a. Bertugas pada satuan pendidikan di daerah khusus sebagaimana

    yang ditetapkan dalam Peraturan presiden Nomor 13 1 Tahun2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015_2019

  • BAB IIIMEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI

    A. Mekanisme Pembayaran, Mekanisme Pembayaran adalah sebagai berikut:

    1. Direktorat terkait pada Ditjen Bimas Kristen menerbitkan SuratPenetapan Nomor Registrasi Guru (NRG) dalam bentuk Piagam NRGdalam format S26e atau Piagam NRG secara digital sesuai data NRGyang disampaikan oleh Ditjen Guru dan Tenaga KependidikanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada KementerianAgama.

    2. Pembayaran tunjangan profesi dilakukan oleh Kuasa PenggunaAnggaran (KPA) pada masing-masing Satuan Kerja (satker) terkaitsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

    3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan verifikasi terhadapusulan dan kelengkapan berkas pengajuan pembayaran tunjanganprofesi sesuai dengan penerima dan persyaratan yang telahditetapkan.

    4. Pembayaran T\rnjangan Profesi Guru/Pengawas ditetapkan oleh PPK. dan disahkan oleh KPA.

    5. PPK melakukan pembayaran tunjangan profesi Guru/Pengawasberpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor164IPMK.OSl201O tentang Tata Cara Pembayaran T\rnjangan profesiGuru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, sertaTtrnjangan Kehormatan Profesor.

    6. Pembayaran tunjangan profesi Guru/Pengawas disalurkan secaralangsung dari rekening kas negara ke rekening penerima tunjanganprofesi melalui pembayaran LS.

    7. Pembayaran tunjangan profesi dapat diberikan secara bertahap atausetiap bulan sesuai kondisi masing-masing.

    atau Peraturan Perundang-undangan lain yang menetapkandaerah tertinggal.

    b. Pengawas berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memilikiketerampilan atau budaya khas daerah.

    c. Pengawas Inti/ Instruktur/Tutor pada Forum Kerja Guru (FKG),Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP), dan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PendidikanAgama Kristen.

    d. Bertugas pada daerah dalam keadaan tertentu tidak dapatterpenuhi beban kerja atau guru binaan antara lain disebabkan:1. Daerah dengan penduduk beragama Kristen sedikit;2. Sekolah baru;3. Daerah yang sedang dilanda konflik dan/atau musibah;4. J arak antar sekolah terlalu jauh yang tidak memungkinkan

    seorang guru mengajar di sekolah lain.e. Seluruh kriteria tersebut di atas, dibuktikan melalui dokumen

    atau pemberkasan yang diverifikasi oleh Kepala KantorKementerian Agama Kabupaten/ Kota dan/ atau Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi sesuai dengan kewenangannya.

  • 8. Dalam hal terdapat tunggakan atau kekurangan bayar atas tunjanganprofesi pada tahun sebelumnya, pembayaran dapat diberikansepanjang pagu DIPA tersedia (termasuk DIPA pada APBN-P), dantetap memperhatikan peraturan yang berlaku, tanpa melakukan revisiDIPA tahun berjalan.

    9. Dalam hal terdapat kekurangan bayar atas tunjangan profesiguru/pengawas mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen yangdiakibatkan adanya kenaikan pangkat, kenaikan Caji berkaladan/atau inpassing, pembayaran dapat diberikan sepanjang paguDIPA tahun berjalan tersedia.

    10. Ketentuan pada ayat (8) dan (9) di atas dilaksanakan denganmemperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. Memiliki surat keterangan kekurangan pembayaran tunjangan

    profesi yang diterbitkan oleh pimpinan/pejabat pada satuan kerjaterkait;

    b. Kekurangan pembayaran tunjangan profesi tahun-tahunsebelumnya diusulkan oleh masing-masing pimpinan satuan kerjakepada Direktur Jenderal Bimas Kristen melalui Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi dengan melengkapi dokumen yangdibutuhkan (sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan).

    11. Pembayaran tunjangan profesi Guru/Pengawas mata pelajaranPendidikan Agama Kristen dapat diberikan secara bertahap atausetiap bulan sesuai kondisi masing-masing satuan kerja.

    12. Pembayaran tunjangan profesi tidak menghalangi Guru/Pengawasuntuk menerima tunjangan kependidikan (fungsional), bantuantunjangan fungsional, bantuan tunjangan khusus, dan tunjanganlainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    13. Permohonan pembayaran tunjangan profesi disampaikan kepadaPejabat Pembuat Komitmen pada masing-masing satuan kerja denganmelampirkan dokumen sebagai berikut:a. fotokopi Surat Keputusan/ Surat Keterangan Kenaikan Gaji

    Berkala atau dokumen lain yang secara sah menunjukkan gajiterakhir (bagi Guru PNS);

    b. fotokopi Surat Keputusan pengangkatan sebagai Guru Tetap yangdiketahui oleh Kepala Kemenag Kabupaten/Kota (bagi GuruBukan PNS);

    c. fotokopi Sertifikat Pendidik yang dilegalisasi Perguruan Tinggi yangmenerbitkannya (khusus untuk pembayaran pada tahun pertama);

    d. Cetak asli Nomor Registrasi Guru (NRG) Format S26e atau cetakPiagam NRG yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal PendidikanKristen melalui SIMPATIKA;

    e. fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisasi oiehinstansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

    f. fotokopi buku rekening bank yang masih berlaku;g. cetak asli Surat Keterangan telah memenuhi Beban Kerja

    (SKBK)/Format S29e dari SIMPATIKA dengan ketentuan sebagaiberikut:1) Guru PNS yang satuan administrasi pangkalnya Mata

    pelajaran Pendidikan Agama Kristen Negeri, SKBK diterbitkanmelalui SIMPATIKA oleh Kepala Kantor Kementerian AgamaKab/ Kota yang bersangkutan.

  • 2) Guru selain sebagaimana dimaksud pada poin I SKBKditerbitkan oleh Kepala Kantor Kementerian AgamaKabupaten / Kota.

    3) SKBK dan SKMT (Surat Keterangan Melaksanakan Ttrgas)diterbitkan setiap enam bulan (satu semester) atau sesuaidengan kalender akademik yang berlaku.

    4) Dalam hal guru mengajar beberapa mata pelajaran, SKBKditerbitkan berdasarkan SKMT yang diterbitkan oleh KepalaSekolah Satminkal atau non Satminkal diketahui olehPengawas, sedangkan SKMT bagi Pengawas diterbitkan olehKepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota yangbersangkutan.

    C. Waktu Pelaksanaan PembayaranKetentuan waktu pelaksanaan pembayaran adalah sebagai berikut:1 . Pembayaran tunjangan profesi dibayarkan terhitung mulai bulan

    Januari tahun berikutnya setelah guru yang bersangkutanmendapatkan Nomor Registrasi Guru (NRG) dari KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Penghitungan atas pembayarantunjangan profesi tidak memperhatikan tahun terbitnya sertifikatpendidik.

    2. T\rnjangan profesi guru/pengawas disalurkan secara bertahapmelalui rekening guru/pengawas mata pelajaran Pendidikan AgamaKristen yang tertera di dalam lampiran Keputusan pejabat terkait

    , tentang Penerima Tunjangan Profesi Guru dilakukan setiap bulanbagi guru PNS melalui DIPA Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Kristen atau DIPA Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi atau DIPA Kepala Kantor Kementerian AgamaKabupaten/Kota. Bagi guru Bukan PNS penyaluran tunjanganprofesinya dapat dilakukan setiap bulan dan/ atau per triwulansesuai dengan kondisi masing-masing satuan kerja.

    B. Prinsip Pembayaran, Prinsip pembayaran tunjangan profesi bagi Guru/Pengawas Pendidikan

    Agama Kristen meliputi:1. efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana dan

    daya yang ada untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalamwaktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan;

    2. efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkandan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuaidengan sasaran yang ditetapkan;

    3, transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yangmemungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkaninformasi mengenai pembayaran tunjangan profesi;

    4. akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan;

    5. kepatutan, yaitu penjabaran program/ kegiatan harus dilaksanakansecara realistis, proporsional dan manfaat, yaitu pelaksanaan

    , program/kegiatan yang sejalan dengan prioritas nasional secara riildirasakan manfaatnya dan berdaya guna bagi guru PendidikanAgama Kristen dan masyarakat.

  • D. Pembatalan dan Penghentian PembayaranPembatalan dan penghentian pembayaran tunjangan profesi dilakukandengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:1. Pembatalan Pembayaran T\rnjangan profesi dilakukan apabila:

    a. Terbukti memiliki sertifikat pendidik yang tidak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

    b. Menerima lebih dari satu tunjangan profesi yang berasal darisumber dana yang sama atau berbeda maka Guru/Pengawas

    , yang bersangkutan hanya dapat menerima satu tunjanganprofesi dan kelebihan pembayaran tunjangan profesi lainnyayang tidak sah wajib dikembalikan ke kas negara. Penerimatunjangan profesi wajib mengembalikan tunjangan profesi yangdibatalkan atau kelebihan penerimaan tunjangan profesi ke kasnegara melalui rekening kas satuan kerja terkait denganmenggunakan SSBP (Surat Setor Bukan Pajak).

    2. Penghentian PembayaranPembayaran tunjangan profesi Guru/ Pengawas dihentikan apabilaguru penerima tunjangan profesi memenuhi satu atau beberapakeadaan sebagai berikut:a. meninggal dunia;b. memasuki usia 6O (enam puluh) tahun atau pensiun;c. tidak lagi menjalankan tugas sebagai guru/Pengawas mata

    pelajaran Pendidikan Agama Kristen;d. berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan tugas' sebagai guru/Pengawas pada satuan pendidikan;e. sedang melaksanakan tugas belajar;f. beralih tugas atau mutasi dari jabatan fungsional

    Guru/Pengawas ke jabatan struktural atau jabatan fungsionallainnya;

    g. memiliki jabatan rangkap, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

    h. tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikatpendidik;

    i. melakukan tindakan melawan hukum yang sudah ditetapkanoleh pengadilan;

    j. tidak memenuhi beban kerja minimal yang ditentukan; dank. tidak lagi memenuhi kriteria dan persyaratan yang diatur dalam

    ketentuan ini.i. diketahui tidak memenuhi persyaratan ketika ditetapkan sebagai

    ' calon peserta sertifikasi Guru/ Pengawas meskipunGuru/Pengawas yang bersangkutan telah dinyatakan lulus,pembayaran tunjangan profesinya diberhentikan sejak bulan Juli20t6.

    Kondisi atas penghentian pembayaran tunjangan profesi sebagaimanatersebut di atas dinyatakan dengan surat keputusan atau keteranganresmi dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atauKepala Satuan Kerja lainnya yang menjadi pelaksana pembayarantunjangan profesi.

  • E. Pajak Penghasilan

    Terhadap tunjangan profesi Guru/Pengawas bagi PNS dan GBPNSdikenakan Pajak Penghasilan (PPh) berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

    F. Keadaan Khusus1. T\rnjangan profesi dapat dibayarkan bagi:

    a. Guru yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empatbelas) hari kalender dalam bulan berjalan dengan dibuktikan suratketerangan sakit dari dokter pemerintah. Jika harus rawat inapwajib melampirkan surat keterangan rawat inap dari rumah sakit.

    b. Guru yang melaksanakan cuti bersalin (untuk anak pertamasampai anak ketiga).

    c. Guru yang mengikuti tugas kependidikan yang linier dengan tugaskeprofesian pendidiknya seperti seminar, workshop, bimbinganteknis, pendidikan/pelatihan dan sejenisnya. Bagi guru PNS wajibmelampirkan surat tugas dari atasan langsung, sedangkan guruBukan PNS wajib melampirkan surat tugas dari Kepala Kantor' Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

    d. Guru yang melaksanakan studi perkuliahan (izin belajar)menggunakan biaya mandiri dengan tetap melaksanakan tugaskeprofesiannya sebagai guru.

    2. Tunjangan profesi tidak dapat dibayarkan bagi:a. Guru yang sakit selama 1 (satu) bulan.

    Misal seorang guru sakit mulai tanggal 1 Maret 2018-1 Aprii 2018.Mulai tanggal 5 April 2018 seterusnya sudah sembuh dan mulaiaktif mengajar kembali, maka bulan Februari dan Aprii tunjanganprofesinya tetap dibayarkan, sedangkan tunjangan profesinya dibulan Maret tidak dapat dibayarkan.

    b. Guru yang melaksanakan cuti bersalin (untuk anak ke empat danseterusnya).

    c. Guru yang melaksanakan cuti di luar tanggungan negara.d. Guru yang melaksanakan studi perkuliahan (tugas belajar)

    ' menggunakan biaya dari pemerintah/pemerintah daerah/ sponsor.3. Dalam hal guru izin tidak melaksanakan tugas mengajar, tunjangan

    profesinya tetap dapat dibayarkan selama masih dapat memenuhibeban kerja minimal 24 JTM per minggu yang diganti pada hari lain dibulan yang sama dengan dibuktikan surat keterangan dari KepalaSekolah Negeri dan/atau Kepala Sekolah Swasta. Surat keterangandari Kepala Sekolah Swasta harus diketahui oleh Kepala KantorKementerian Agama Kabupaten / Kota.

  • BAB IVPENUTUP

    A. PengendalianPengendalian pembayaran tunjangan profesi Guru/Pengawas inidilakukan melalui:1. Pelaksanaan sosialisasi program penyaluran tunjangan profesi

    Guru/Pengawas oleh pusat kepada Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi berdasarkan struktur organisasi vertikalKementerian Agama sesuai dengan kewenangannya.

    2. Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh instansi terkait sesuaidengan kewenangannya.

    3. Penyelesaian masalah secara terus-menerus dilakukan ataspermasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan pembayaran

    ' tunjangan profesi.4. Rekonsiliasi data penerima tunjangan profesi dengan instansi terkait.

    B. Pelaporan Dan EvaluasrPelaporan dan evaluasi dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuansebagai berikut:1. Pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi Guru/Pengawas harus

    dilakukan secara transparandan akuntabel.2. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaannya dilakukan

    secara berjenjang untuk menjamin bahwa pemberian bantuan initepat sasaran, waktu, jumlah dan tepat penggunaan. Yang dimaksudtepat penggunaan dalam hal ini adalah bahwa tunjangan profesiGuru/Pengawas berdampak terhadap tercapainya tujuan tunjanganprofesi Guru/ Pengawas.

    3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Satuan' Kerja iainnya yang menjadi pelaksana pembayaran tunjangan profesi

    Guru/Pengawas, melalui koordinasi dan konsultasi dengan KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi, wajib membuat perencanaananggaran yang cermat agar semua Guru/Pengawas yang telahmemenuhi syarat dapat menerima tunjangan profesi yang menjadihaknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan SatuanKerja lainnya yang menjadi pelaksana pembayaran tunjangan profesiGuru/ Pengawas wajib membuat laporan pelaksanaan secaraperiodik sesuai ketentuan yang berlaku.a. Laporan triwulan I paling lambat akhir bulan April.b. Laporan triwulan II paling lambat akhir bulan Juli.c. Laporan triwulan III paling lambat akhir bulan Oktober.d. Laporan triwulan IV paling lambat akhir bulan Desember.Laporan tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah

    , Kementerian Agama Provinsi cq. Kabid Pendidikan/KabidBimas/ Pembimas Kristen kepada Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Kristen cq. Direktorat Pendidikan Kristen.

    5. Pelaporan pembayaran tunjangan profesi bagi Guru/Pengawas matapelajaran Pendidikan Agama Kristen meliputi:a. Daftar penerima tunjangan profesi per individu;b. Rekapitulasi realisasi penyaluran per triw-ulan.

  • 6. Pelaporan secara online melalui SIMPATIKA, meliputi:a. Daftar penerima tunjangan profesi melalui jalur dispensasib. Laporan status keaktifan setiap individu penerima tunjangan

    profesi guru.

    C. Pengawasan1. Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan

    eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.2. Pengawasan terhadap penyaluran tunjangan profesi

    Guru/ Pengawas dimaksudkan untuk memastikan bahwapembayaran tunjangan profesi guru terlaksanasesuai denganprosedur dan mekanisme yang berlaku.

    , 3. Pengawasan dimaksud meliputi: persiapan, pelaksanaan,pelaporan, dan pertanggung jawaban.

    4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen akan memintabantuan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama/institusi yangberwenang untuk menyelesaikan penyimpangan terhadappenyaluran tunjangan profesi Guru/ Pengawas.

    D. Sanksil. Sanksi yang akan diberikan kepada pihak yang melakukan

    pelanggaran oleh Ditjen Bimas Kristen berupa teguran tertulisapabila ditemukan indikasi melakukan penyimpangan.

    2. Guru/ Pengawas wajib mengembalikan seluruh T\rnjangan Profesiyang pernah diterima apabila data penerima tidak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    3. Bagi satuan kerja yang menyalurkan Tunjangan Profesi, Guru/Pengawas dan tidak melaksanakannya sesuai dengan

    ketentuan maka akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    E. Pengaduan Masyarakat1 . Sebagai bentuk akuntabilitas dan pelayanan informasi bagi Guru

    dan Pengawas serta Masyarakat terkait penyaluran T\rnjanganProfesi Guru, maka Direktorat Jenderal Bimbingan MasyarakatKristen membuka layanan informasi dan pengaduan masyarakattentang penyaluran tunjangan profesi Guru/ Pengawas.

    2. Pengaduan terkait penyaluran tunjangan profesi Guru/PengawasPendidikan Agama Kristen disampaikan pada:Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen,Gedung Kementerian Agama RI Lantai 10Jl. M.H. Thamrin No. 6 Jakarta Pusat 10340.

  • --t

    I

    F. PenutupHal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini terkait penyaluranTunjangan Profesi Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Kristen akanditentukan dalam Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan oleh KepalaKantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

    DI KTUR JENDERALGAN MASYARAKAT KRISTEN,

    Lr

  • LAMPIRAN IIKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KRISTENKEMENTERIAN AGAMANOMOR 87 TAHUN 2019TENTANGPETUNJUK TEKNIS PEMBAYARANTUNJANGAN PROFESI GURU/ PENGAWASPENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAMJABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORATJENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKRISTEN

    SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGASPEMBELAJARAN/ BIMBINGAN DAN TUGAS TERTENTU

    Yang bertandatangan di bawah iniNama :NIP :NPK/NUPTK :Pangkat/Golongan Ruang :TMT Pengangkatan Guru :Jabatan lTempat Tugas :Unit Kerja :Menyatakan bahwaNama :NIP :NPK/NUPTK :Pangkat/Golongan Ruang :TMT Pengangkatan Guru :Jabatan :Tempat T\.rgas :Unit Kerja :

    Telah melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentudengan rincian sebagai berikut:

    NO URAIAN HASIL PENILAIAN KINERJANILAI KATEGORI

    A Melaksanakan Proses PembelaiaranMerencanakan dan melaksanakanpembelajaran, mengevaluasi danmenilai hasil pembelajaran,menganalisis hasil pembelajaran,melaksanakan tindak lanjut hasilpembayaran

    1 Tahun Pelajaran 2016 I 2Ol72 Tahun Pelajaran 2Ol7 l2Ol8

  • B Melaksanakan Proses BimbinganMerencanakan dan melaksanakanbimbingan, mengevaluasi danmelakukan penilaian bimbingan,menganalisa hasil bimbingan, danmelaksanakan tindak lanjut hasilbimbingan

    C Melaksanakan tugas lainnya yangrelevan dengan fungsi pendidikan1 Kepala Perpustakaanc Wali Kelas3 Wakil Kepala Sekolah

    Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerjadan bukti fisik masing-masing untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

    (nama kota)

    MengetahuiPengawas .. .1 .

    Kepala Sekolah

    Nama LengkapNIP.

    Nama LengkapNIP.

    DIREKTUR JENDERALGAN MASYARAKAT KRISTEN

    tY