Upload
hoangdieu
View
223
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN
2013
ii
ISBN : 978-602-9064-15-5
Petunjuk Teknis
BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
Mendukung pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu
Penanggung Jawab Kepala BPTP Bengkulu Penyusun : Umi Pudji Astuti Tri Wahyuni Bunaiyah Honorita Redaksi Pelaksana : Agus Darmadi Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU
2013
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Upaya percepatan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga dilaksanakan melalui
kegiatan Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu Rumah tangga yang memanfaatkan lahan
pekarangannya secara intensif berbasis teknologi. Dalam pengembangan RPL, dibutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan setiap rumah tangga dalam mengelola lahan pekarangannya antara
lain teknis budidaya sayuran di dataran rendah dan dataran tinggi, teknis pemeliharaan tanaman,
serta teknis pembuatan media tanam yang sesuai.
Penerbitan Petunjuk Teknis Budidaya Sayuran ini diharapkan akan memberikan
pemahaman bagi rumah tangga yang mengembangkan RPL di Provinsi Bengkulu. Petunjuk
teknis ini akan diperbaiki dan disempurnakan sehingga akan menjadi suatu pedoman teknis
yang bermanfaat bagi berbagai kalangan yang peduli pada optimalisasi pemanfaatan
pekarangan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bengkulu, Juni 2013.
Kepala BPTP Bengkulu
Dr. Dedi Sugandi, MP
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
II. PEMBUATAN KOMPOS .............................................................................. 3
III. MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) .................................................................... 7
IV. MEDIA TANAM ............................................................................................ 8
V. TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN ................................................. 9 5.1. Cabai (Capsicum annum) ......................................................................... 9 5.2. Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) .................. 12 5.3. Kangkung (Ipomoea reptans) .................................................................. 14 5.4. Bayam (Amaranthus sp) ......................................................................... 15 5.5. Terung (Solanum melongena L) ................................................................ 17 5.6. Sawi (Brassica sinensis L.) ...................................................................... 20 5.7. Kol Bunga (Brassica oleracea ) ................................................................ 23 5.8. Kubis (Brassica oleracea L.) .................................................................... 26 5.9. Kacang Panjang (Vigna sinensis) .............................................................. 29 5.10. Pare (Momordica charantia L.) .............................................................. 32 VI. TAHAPAN MEMBUAT PESEMAIAN TANAMAN SAYURAN ......................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 36
1
PENDAHULUAN
Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis
pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-
umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula
berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di
wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan
gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi
masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan
di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan
salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga (Badan Litbang,
2011). Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yang tersedia baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam,
berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan
pangan dari hewani banyak dijumpai di daerah ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat
masih dibawah anjuran pemenuhan gizi, yang ditunjukkan dengan skor PPH provinsi Bengkulu 2010
sebesar 74 (BKP, 2010). Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan
keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang
dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh
keluarga dan disebut dengan Rumah Pangan Lestari (RPL).
Rumah Pangan Lestari (RPL) adalah rumah yang halaman atau pekarangannya dimanfaatkan
secara intensif, ramah lingkungan dan berkelanjutan. RPL mengacu pada empat prinsip yaitu : 1)
ketahanan dan kemandirian pangan; 2) diversifikasi pangan berbasis sumber pangan local; 3)
konservasi sumberdaya genetic; 4) upaya lestari melalui kebun bibit desa, menuju peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. RPL dapat diterapkan pada rumah tanpa pekarangan dan
pekarangan sempit, sedang dan luas.
Halaman atau pekarangan digunakan untuk budidaya tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman
obat, ternak, ikan dan lainnya. Hasil dari budidaya tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
keluarga, sekaligus berpeluang menambah penghasilan rumah tangga. Melalui budidaya tanaman,
ternak, dan ikan, masyarakat turut serta melestarikan sumberdaya genetic yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan generasi masa depan. Komoditas yang dapat dikembangkan Antara lain : sayuran (sawi,
2
selada, terung, kacang panjang, kangkung, cabe, tomat, kol daun, kol bunga, bayam), tanaman
rempah dan obat yang biasa digunakan untuk bumbu dapur dan obat seperti jahe, kencur, kunyit, sirih
merah, kemangi, kenikir; tanaman buah-buahan seperti papaya, sirsat dan pisang; aneka umbi-umbian
seperti ganyong, ubi jalar, ubi kayu.Prinsip utama pengembangan KRPL adalah mendukungupaya:
(1) Ketahanan dan kemandirian pangan keluarga, (2)Diversifi kasi pangan berbasis sumber
daya lokal, (3) KonservasiTanaman pangan untuk masa depan, (4)Peningkatan
kesejahteraankeluarga.
Manfaat RPL adalah : 1) ketersediaan sumber pangan sehat (organik) dan bergizi (sumber protein
hewani dan nabati; 2) peningkatan keberagaman (diversifikasi pangan berbasis sumberdaya local; 3)
mengurangi dan mencegah “food waste / limbah makanan” ; ketersediaan pangan bagi keluarga
sepanjang waktu dengan rotasi tanaman berbagai jenis komoditas; 3) meningkatkan ketersediaan dan
konsumsi pangan sehat bagi generasi muda; dan 4) menghemat biaya/pengeluaran uang belanja dan
menambah pendapatan keluarga.
Teknis budidaya tanaman khususnya sayuran di lahan pekarangan belum banyak dipahami oleh
para pelaku RPL, oleh karena itu dibutuhkan pedoman teknis sebagai acuan dalam pelaksanaan RPL di
setiap unit kawasan. Buku ini akan menyajikan cara pembuatan kompos dan Mikro Organisme Lokal
(MOL), cara menyiapkan media tanam dan teknologi budidaya sayuran.
3
PEMBUATAN KOMPOS
Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses pembusukan.
Pembuatannya dilakukan pada suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan. Salah
satu aktivator atau dekomposer yang sering digunakan adalah Stardec, Trico-G atau Starbio.
Aktivator Stardec berisi beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi
limbah organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut lignolitik, selulolitik, proteolitik,
lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik. Tujuan pemberian Kompos
adalah :
1. Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan bahan organik tanah
2. Membunuh mikroba pathogen, telur serangga & organisme lain
3. Menyediakan nutrisi yang cukup untuk menunjang kesuburan tanah / tanaman
Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan 1 ton kompos:
1 ton bahan organik (pupuk kandang/limbah kotoran sapi)
2,5 kg Aktivator (Trico G/stardec)
100 kg serbuk gergaji (dapat diganti dengan dedak atau bahan halus lainnya)
100 kg abu Sekam
20 kg kalsit atau dolomit.
Alat-alat yang digunakan
Sekop
Cangkul
Gerobak sorong/ arco
Tempat pembuatan/gudang
Cara pengolahan aplikasi pupuk mikroba stardec :
1. Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak kena matahari
langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon dengan alas atau lantai dibuat
agak tinggi untuk menghindari genangan air. Pengolahan kompos juga bisa
menggunakan media berbentuk lobang dengan ukuran dalam 1 m, lebar 2 m s/d 3 m
dan panjangnya tergantung lokasi dan kebutuhan. Sebaiknya dibuat bangunan khusus
untuk pengolahan secara berkesinambungan.
4
2. Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain) dengan serbuk
gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata
3. Buat lapisan setinggi 60 cm taburkan Stardec secara merata pada bahan dasar kompos,
kemudian dilapisi lagi setinggi 60 cm dan taburkan Stardec kembali secara merata.
Demikian seterusnya dialkukan sesuai dengan kapasitas bahan yang diproses
4. Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk
mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 s/d 60 %
5. Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses pengomposan
selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu pengomposan, bisa ditambahkan
pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton bahan organik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kompos
1. Kelembaban
Apabila < 40 % dekomposisi mati atau terhambat, > 60% kompos akan busuk
2. Kompos jangan terlalu ditutup rapat apabila ditutup rapat mikroba aerob akan mati.
3. Lakukan pembalikan minimal seminggu sekali lebih baik 4 – 5 hari sekali
4. Temperatur ideal 60oC, pH kompos 5 – 6
5
Ciri-ciri kompos yang telah matang:
1. Warna menjadi coklat kehitaman
2. Terjadi perubahan bentuk menjadi remah
3. Tidak berbau dan suhu tidak panas.
Mutu Kompos
• Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna
serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
• Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan
bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman
Cara penggunaan kompos:
Kompos diberikan pada lahan dengan cara diberikan pada jalur atau lahan yang
dicangkul atau disekitar lubang tanam sebelum tanam. Untuk pertanaman padi sawah
digunakan minimal 2 ton kompos dan pertanaman jagung 2 s/d 4 ton kompos.
6
Penggunaan kompos dikombinasikan dengan penggunaan 50 % rekomendasi pupuk
kimia.
Penggunaan kompos ini mulai berkembang di tingkat petani, tidak hanya untuk komoditi
padi dan palawija, tetapi juga sayur-sayuran. Dosis kompos pada tanaman sayuran
(cabe , tomat dan lain-lain) berkisar 10 s/d 20 ton/ha atau 0,5 s/d 1 kg
kompos/tanaman. Dengan pemakaian 0,5 s/d 1 kg kompos/ tanaman, tangkai buah
cabe cenderung lebih kuat sehingga dapat mengurangi gugur bunga. Pada tanaman
terung, pemberian kompos menyebabkan buah terung menjadi besar.
Beberapa Manfaat Kompos
Kompos Dari segi teknologi:
Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah dengan
menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan
peralatan modern.
Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang
dibutuhkan relatif murah atau secara maksinal (padat modal) untuk mengejar skala
produksi yang tinggi.
Kompos Dari segi ekonomi
Kompos dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
Salah satu alternatif mengatasi kelangkaan pupuk pada petani
Harga lebih murah dan mudah dalam pengerjaannya
Kompos Dari segi sosial, manfaat sosial
Dapat membuka lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
Dapat dijadikan obyek pembelajaran lingkungan baik bagi masyarakat maupun dunia
pendidikan
Kompos Dari segi kesehatan
Pengurangan tumpukan kotoran akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Proses pengkomposan berjalan pada suhu yang tinggi sehingga dapat mematikan
berbagai macam sumber bibit penyakit yang ada pada limbah.
7
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)
Cara Pembuatan
Siapkan botol plastik air minum kemasan ukuran besar (1.500 mililiter). Cukup satu
botol kosong saja, tidak usah dengan tutupnya.
Beli tapai atau peuyeum, sedikit saja, soalnya butuhnya juga hanya 1 ons, lalu
masukkan dalam botol tadi.
Isikan air dalam botol yang telah berisi tapai atau peuyeum tadi. Tidak usah penuh,
cukup hampir penuh.
Masukkan gula ke dalam botol yang telah diisi tapai atau peyeum dan air tadi. Bisa gula
pasir atau gula merah, 5 sendok makan.
Kocok-kocok sebentar agar gula melarut.
Biarkan botol terbuka tidak ditutup selama 4 atau 5 hari. Selanjutnya, selamanya botol
tidak ditutup, biar MOL-nya bisa bernafas.
Setelah 5 hari, dan kalau dicium akan berbau wangi alkohol, maka MOL telah bisa
dipakai.
Kalau ingin ”beternak” MOL, maka ambillah botol kosong yang sejenis, lalu bagilah MOL
dari botol yang satu ke botol kedua. Separoh-separoh. Lalu isikanlah air ke dalam botol-
botol tadi sampai hampir penuh, dan kemudian masukanlah gula ke masing-masing
botol dengan takaran seperti di atas. Maka kita punya 2 botol MOL. Bila ingin
memperbanyak lagi ke dalam botol-botol yang lain, lakukanlah dengan cara yang sama.
8
MEDIA TANAM
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari
media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media
tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kandang atau kompos, dan
sekam dengan perbandingan 1:1:1 (ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram).
Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat
koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat
diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk
menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang
akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam seperti polybag,
bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu
padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan
tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga
kelembaban.
9
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN
Persemaian
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat
persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di
lapangan.
Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke
timur.
Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak
sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik
persemaian ukuran 6 x 10 cm.
Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan
disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah.
Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.
Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan insektisida
berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter
Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.
Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.
Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan
cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman
secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.
Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6
helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
CABAI (Capsicum annum)
10
Penyiapan Lahan
Bedengan
Untuk lahan pekarangan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat
bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat
garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).
Polibag
Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1.
Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang
dalam polibag. Polibag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang
kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polibag lalu disiram dan dibiarkan selama
5-7 hari agar media tanam lebih siap.
Penanaman
Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan
ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.
Pada penanaman polibag dapat ditanam dua bibit.
Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum
tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos,
dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos
diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.
Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak
becek).
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per lubang
Pemulsaan
Penggunaan mulsa pada budidaya cabe merupakan salah satu usaha untuk
memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.
Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara kelembaban dan
suhu tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara, menekan gulma dan
mengurangi erosi tanah.
Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabe, dipasang sebelum
tanam cabe.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabe, mengurangi
kerusakan tanaman karena hama trips dan tungau, dan menunda insiden virus.
11
Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat meningkatkan hasil
cabe, tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan pada musim kemarau, dipasang 2
minggu setelah tanam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas
misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1
gelas air mineral kecil (250 ml) per polibag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena
batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu.
Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan pengikatan,
penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit.
Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar
tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan dalam polibag disamping
tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir
membentuk angka “ 8 “ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan
dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y
pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran
buah 50 – 60 hst.
Penyiraman dilakukan setiap hari.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali
dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.
Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan
penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan
stagnasi dan kematian tanaman. Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat
digunakan perangkap yang telah diolesi oleh lem yang mengandung “ eugenol “ untuk
menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam
polibag.
Panen
Cabe merah dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam untuk
dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari.
Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera dimusnahkan.
Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh
dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah
matang penuh.
12
TOMAT (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)
Persemaian
Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam
dengan perbandingan 1:1:1, ayak dengan saringan kasar
Masukkan dalam polibag plastik ukuran 6 X 10 cm
Selama dalam persemaian lakukan penyiraman setiap sore hari
Masukkan benih satu per satu, tutup dengan karung basah selama 3 hari
Setelah benih berumur 8-10 hari di persemaian, pilih bibit yang baik, tegar dan sehat
dan pindahkan dari rumah semai untuk mendapatkan sinar matahari langsung.
Tanam
Siapkan bedengan lebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan
tunggal, panjang disesuaikan kondisi lahan.
Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk
pembuangan air
Campurkan kompos yang telah disiapkan, pada setiap lubang tanam yang disiapkan
Apabila menggunakan polibag, siapkan media tanam, tanah 2 bagian, kompos 2
bagian dan sekam 1 bagian dicampur merata. Isikan sampai ¾ bagian dan bibit
ditanam.
Apabila ditanam di bedengan, pindahkan bibit tanaman yang telah berumur 3 minggu
dengan jarak tanam 60 X 60 cm dalam barisan.
13
Pemeliharaan
Sebagai stimulant pertumbuhan, berikan tambahan pupuk NPK 1 gelas air mineral
dilarutkan dalam 1 ember air. Siramkan 1 gelas air mineral larutan pupuk NPK di
sekitar tanaman, lakukan hal yang sama setelah 2 minggu.
Pada saat tanaman mulai berbunga dapat di pupuk dengan gandasil B sesuai anjuran
dalam label
Apabila dijumpai jamur, atau terjadi serangan daun, lakukan penyemprotan dengan
pestisida nabati (larutan daun sirsak) atau larutan Trico G sesuai anjuran dalam label,
atau 1 genggam Trico G dan 1 genggam guladilarutkan dalam 1 liter air (1 ember
kecil) dan siramkan di seputar tanaman.
Lakukan penyiraman setiap hari.
Panen
Panen pertama dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam, panen dapat dilakukan
sesuai dengan interval 10- 15 kali panen
.
14
Persiapan Lahan
Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul sedalam ± 20 cm untuk membalik dan
memecah agregat tanah. Buat bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 25-30 cm dan
panjang menyesuaikan lahan. Dibedengan ditambahakan pupuk kandang/ kompos
sebanyak 1 Kg/m2.
Penanaman
Dibuat alur- alur melintang pada bedengan dengan menggunakan sebilah bambu atau
kayu. Kedalaman alur 1,5 - 2 cm, jarak antar alur 10- 15 cm.
Tanam benih di alur yang sudah dibuat dengan cara menebar benih di lubang alur
dengan
kerapatan 1 – 2 biji per cm.
Timbun alur penanaman dengan tanah tipis (0,5 cm).
Pemeliharaan
Periksa tanaman setiap hari.
Setiap hari dilakukan penyiraman sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari.
Perlu dilakukan penyiangan pada umur tanaman 7 HST.
Sebagai tambahan, lakukan pemupukan dengan pupuk urea sebanyak 2 Kg/100 m2
pada umur tanaman 7 HST.
Panen
Panen dilakukan dengan mencabut batang kangkung hingga akar pada umur tanaman
20 - 30 HST. Lakukan panen pada sore hari, pada bedengan 10 m2 diperkirakan akan
menghasilkan 16 kg setiap panen
KANGKUNG (Ipomoea reptans)
15
Benih
Bayam dikembangkan melalui biji.
Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (± umur 3 bulan) biji dipanan pada
waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua.
Tandan harus dijemur beberapa hari kemudian biji dirontokkan dan dipisahkan dari
sisa-sisa tanaman.
Benih yang baik untuk tanaman bayam adalah : berasal dari tanaman yang sehat,
bebas Hama Penyakit, daya kecambah 80 %, dan memiliki kemurnian yang tinggi.
Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki
masa Dormansi.
Kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 Kg/ha atau 0.5-1 gr/m2
Tahapan Budidaya
Persiapan Lahan
Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur.
Buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya
penuh, Lebar bedengan sebaiknya 100-150 cm dengan tinggi 25-30 cm sedangkan
untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-
30 cm.
Pemberian pupuk kandang dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah. Jumlah
pupuk kandang 1 kg/m2
Tanam
Penanaman atau penaburan benih bayam dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu;
Ditabur langsung diatas bedengan. Sebelum benih disebar perlu dicampurkan dengan
abu atau pasir kering dengan perbandingan 1 bagian benih : 10 bagian abu atau pasir
kering dengan tujuan agar penaburan benih merata dan tidak bertumpuk-tumpuk
BAYAM(Amaranthus sp)
16
Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm pada garitan yang dibuat
menurut baris sepanjang bedengan. Benih yang sudah ditabur segera ditutup tanah
tipis secara merata kemudian disiram dengan menggunakan gembor penyiraman
dilakuakan setiap pagi dan sore hari kecuali hari hujan.
Disemai terlebih dahulu. Keuntungannya tanaman dapat tumbuh dengan baik karena
benih diperoleh secara seleksi untuk ditanam. Jarak tanam untuk bayam yang
disemaikan adalah antara 60 x 50 cm atau 80 x 40 cm jarak tanam dapat disesuaikan
dengan tingkat kesuburan tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Apabila saat menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata sehingga
pertumbuhan jadi mengelompok maka perlu dilakukan penjarangan sekaligus panen
perdana.
Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka dilakukan
penyulaman jika ada yang mati/terserang penyakit.
Penyiangan, dilakukan apabila tumbuh gulma atau rumput liar lainya. Penyiangan
dilakukan bersamaan penggemburan tanah.
Penyiraman, Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan
intensif 1-2 kali sehari, terutama dimusim kemarau. Waktu yang paling baik untuk
penyiraman tanaman bayam adalah pagi dan sore hari dengan menggunakan alat
bantu Gembor agar siramannya merata.
Untuk tanaman muda membutuhkan air 4 liter/m2/hari dan menjelang dewasa
membutuhkan air sekitar 8 liter/m2/hari.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya; Ulat Daun, Katu
Daun, Penggorok, Belalang dan Lalat yang dapat dikendalikan dengan pestisida nabati.
Panen
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 15–20 cm yaitu pada
umur 3–4 minggu setelah tanam.
Tanaman dicabut dengan akarnya atau dipotong pangkalnya, tanaman yang masih
kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayan identik
dengan penjarangan.
Untuk bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1-1,5 bulan dengan
interval pemetikan seminggu sekali.
17
Persemaian
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat
persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di
lapangan.
Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke
timur.
Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak
sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik
persemaian ukuran 6 x 10 cm.
Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan
disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah.
Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.
Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan insektisida
berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter
Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.
Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.
Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan
cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman
secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.
TERUNG (Solanum melongena L)
18
Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6
helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
Penyiapan Lahan
Bedengan
Untuk lahan pekarangan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat
bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat
garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).
Polibag
Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan perbandingan
2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak
tergenang dalam polibag. Polibag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah
diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polibag lalu disiram dan
dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
Penanaman
Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan
ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.
Pada penanaman polibag dapat ditanam dua bibit.
Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum
tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos,
dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos
diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.
Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak
becek).
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per lubang
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas
misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk
dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polibag/lubang tanam,
diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu.
19
Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan pengikatan,
penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit.
Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar
tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan dalam polibag disamping
tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir
membentuk angka “ 8 “ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan
dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y
pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran
buah 50 – 60 hst.
Penyiraman dilakukan setiap hari.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali
dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman terung.
Panen
Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih
buah yang sudah siap dipetik.
20
Benih
Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N dengan konsentrasi
0,1% selama ± 2 jam.
Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang
tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering anginkan.
Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian, dengan media
semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi
naungan.
Media semai dibuat dari tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup dengan daun
pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari.
Bibit sawi berumur 7 – 8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam bumbunan dan bibit
siap ditanam di Kebun pada saat berumur 2 – 3 minggu setelah semai.
Persiapan Lahan
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan
sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah
yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak
atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi
suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh
pemberian pupuk kandang yang baik yaitu I kg/m2.
SAWI (Brassica sinensis L.)
21
Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan
tanah yang akan kita gunakan.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini
dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu
sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2
– 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.
Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Penanaman
Bibit yang telah berumur 21 hari setelah semai ditanam pada lubang tanam yang telah
disediakan dengan jarak tanam 20 x 15 cm.
Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2 diberikan merata di
atas bedengan dan diaduk merata dengan tanah.
Pemberian pupuk kandang dilakukan ± 3 hari sebelum tanam.
Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 0,13 kg/m2 yang diberikan setelah
penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil
yang akan didapat.
Penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa
berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila
musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita
tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi
hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah
penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutny tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman
yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
22
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan
dengan kondisi keberadaaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan
dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan
dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha.
Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat
disiramkan untuk 5 m bedengan.
Penanaman Vertikultur
Langkah – langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :
Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap
ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
Sediakan media tanam berupa tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:2:1
yang dicampur secara merata.
Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30
cm.
Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia.
Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.
Panen
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.
Umur panen sawi paling lama 50 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik
tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut
seluruh tanaman beserta akarnya dan
dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
23
Benih
Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N dengan konsentrasi
0,1% selama ± 2 jam.
Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang
tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering anginkan.
Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian, dengan media
semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi
naungan.
Media semai dibuat dari tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup dengan daun
pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari.
Bibit sawi berumur 7 – 8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam bumbunan dan bibit
siap ditanam di Kebun pada saat berumur 2 – 3 minggu setelah semai.
Persiapan Lahan
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan
sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah
yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak
atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah
ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
KOL BUNGA (Brassica oleracea )
24
Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh
pemberian pupuk kandang yang baik yaitu I kg/m2.
Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan
tanah yang akan kita gunakan.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini
dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu
sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2
– 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.
Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Penanaman.
Bibit yang telah berumur 21 hari setelah semai ditanam pada lubang tanam yang telah
disediakan dengan jarak tanam 20 x 15 cm.
Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2 diberikan merata di
atas bedengan dan diaduk merata dengan tanah.
Pemberian pupuk kandang dilakukan ± 3 hari sebelum tanam.
Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 0,13 kg/m2 yang diberikan setelah
penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil
yang akan didapat.
Penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa
berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila
musim kemarau tiba kita harus
menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu
panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman.
Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
25
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman
yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan
dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan
dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan
pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha.
Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat
disiramkan untuk 5 m bedengan.
Penanaman Vertikultur
Langkah – langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :
Benih disemaikan pada kotak persemaian dengan media pasir. Bibit dirawat hingga siap
ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
Sediakan media tanam berupa tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:2:1 yang
dicampur secara merata.
Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman
yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.
Panen
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.
Umur panen sawi paling lama 50 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat
fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu
mencabut seluruh tanaman beserta
akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan
pisau tajam.
26
Kubis (Brassica oleracea L.)
Merupakan tanaman semusim atau dua musim. Bentuk daunnya bulat telur sampai
lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya segera
bercabang dan memiliki banyak akar serabut.Kubis mengandung protein, Vitamin A, Vitamin C,
Vitamin B1,Vitamin B2 dan Niacin. Kandungan protein pada kubis putih lebih rendah
dibandingkan kubis bunga, namun kandungan Vitamin A-nya lebih tinggi. Kubis dapat tumbuh
pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Pada dataran rendah kubis merupakan salah satu
tanaman sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan, karena peluang pasar yang
terbuka lebar. Pertumbuhan optimum didapatkan pada tanah yang banyak mengandung
humus, gembur, porus, pH tanah antara 6-7. Kubis dapat ditanam sepanjang tahun dengan
pemeliharaan lebih intensif.
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam larutan Frevikur N (0,1%) selama ± 2
jam, kemudian dikeringkan.
Benih disebar merata pada bedengan/tempat penyemaian dengan media tanah dan
pupuk organik 1: 1, lalu ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari.
Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kassa plastik transparan.
Kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari OPT.
Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam bumbunan daun pisang/pot plastic
dengan media yang sama (tanah dan pupuk organik stereil). Penyiraman dilakukan
setiap hari. Bibit siap ditanam dilapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah
memiliki 4-5 helai daun.
27
Pengolahan lahan
Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman kubis-kubisan. Sisa tanaman dikumpulkan lalu
dikubur, kemudian tanah dicangkul sampai gembur.
Dibuat lubang tanam dengan jarak 70 cm (antar barisan) x 50 cm (dalam barisan) atau
60 x 40 cm.
Bila pH tanah kurang dari 5,5 lakukan pengapuran menggunakan kalsit atau dolomit,
dengan dosis 1,5 t/ha dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam atau bersamaan
dengan pengolahan tanah kedua.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan pupuk buatan, sedangkan pupuk
buatan berupa Urea 100 kg, ZA 250 kg, SP-36 250 kg dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap
tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 gr, ZA 9 gr, SP-36 9 gr dan KCl 7 gr.
Pupuk organik 1 kg, setengah dosis pupuk N (Urea 2 gr, ZA 4,5 gr), pupuk SP-36 9 gr
dan KCl 7 g) diberikan sebelum tanam pada setiap ubang tanam sebagai pupuk dasar.
Sisa pupuk N (Urea 2 gr dan ZA 4,5 gr/tanaman) diberikan pada saat tanaman berumur
4 minggu.
Pemeliharaan tanaman
Penyiraman dilakukan tiap hari sampai kubis tumbuh normal,kemudian diulang sesuai
kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati,segera disulam, dan penyulaman dihentikan
setelah tanamanberumur 10-15 hari setelah tanam.
Penyiangan dan pendangirandilakukan bersamaan dengan pemupukan pertama dan ke
dua.
Pengendaian Organisme Pengangu Tumbuhan (OPT) OPT penting yang menyerang
tanaman kubis antara lain ulat daun kubis, ulat krop kubis, bengkak akar, busuk hitam,
busuk lunak, bercak daun dan penyakit embun tepung.
Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara
yang dapat dilakukan antara lain adalah : bila terdapat serangan bengkak akar pada
tanaman muda, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Kalau terpaksa menggunakan
pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi,
pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus
dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi,
interval dan waktu aplikasinya.
28
Panen dan pascapanen
Kubis dapat dipanen setelah kropnya besar, penuh dan padat. Bila pemungutan
terlambat krop akan pecah dan kadang-kadang busuk. Pemungutan dilakukan dengan
memotong krop berikut sebagian batang dengan disertakan 4-5 lembar daun luar, agar
krop tidak mudah rusak. Produksi kubis dapat mencapai 15-40 t/ha.
29
Kacang Panjang (Vigna sinensis)
Merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran
rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein
nabati yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Pada dasarnya kacang
panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah, namun jenis tanah yang paling cocok
adalah tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan temperatur berkisar 18-32o C, kemasaman
tanah (pH) 5,5-6,5.
Benih
Ada beberapa varietas/kultivar kacang panjang, antara lain KP-1 (lokal Bekasi), KP-2
(lokal Bogor) yang toleran terhadap hama pengerek polong (Maruca testulasis) dan
penyakit busuk polong (Colletotrichum lindemuthianum). Kebutuhan benih kacang
panjang per hektar sekitar 20 kg.
Persiapan Lahan
Bersihkan lahan dan dibajak/cangkul hingga tanah menjadi gembur. Buat bedengan
dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 50 cm, tinggi 30 cm, panjang
tergantung lahan.
Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm dan jarak antara
guludan 30-40 cm.
Lakukan pengapuran 3-4 minggu sebelum tanam jika pH tanah kurang dari 5,5 dengan
dolomit/kalsit sebanyak 1-2 ton/ha dicampurkan secara merata dengan tanah pada
kedalaman 30 cm. Jika menggunakan MPHP dapat dipasang satu minggu sebelum
tanam atau setelah pembuatan bedengan.
Penanaman
Jarak tanam untuk tipe merambat 20x50 cm, 40x60 cm, 30x40 cm, untuk tipe tegak
20x40 cm, 30x60 cm. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim asal air
tanahnya memadai. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup
dengan tanah tipis atau dengan abu dapur.
30
Pemeliharaan Tanaman
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh
segera disulam. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu
setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput. Penyiangan dengan cara mencabut
rumput liar/membersihkan dengan alat kored atau cangkul.
Pemasangan ajir/turus dari kayu/bambu yang tingginya 2 m untuk menjaga agar
tanaman tidak roboh. Tiap empat buah turus ujungnya diikat menjadi satu. Bila
tanaman terlalu subur dapat dilakukan pemangkasan daun, perlu dilakukan penyiraman
dan pembuatan parit untuk membuang air yang berlebih.
Pemupukan
Pupuk dasar berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha diberikan 3 minggu sebelum tanam
dengan jalan diaduk secara merata dengan tanah lapisan atas atau langsung pada
lobang tanam.
Pupuk TSP 75-100 kg, KCl 75-100 kg dan Urea 25-30 kg/ha diberikan pada lubang
tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan Urea 25-30 kg/ha diberikan 3 minggu
setelah tanam secara tugal 10 cm dari batang tanaman.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar
tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna
kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak.
Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacangkacangan.
Kutu daun (Aphis cracivora Koch) Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama
mengisap cairan sel tanaman.
Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian:
dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan. Ulat grayak
(Spodoptera litura F.) Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat
di musim kemarau, juga menyerang polong.
Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak. Penggerek
biji (Callosobruchus maculatus L) Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai
31
90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman
tempat persembunyian hama.
Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji. Ulat bunga (Maruca
testualis) Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan
polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-
sisa tanaman.
Penyakit Antraknose (jamur Colletotricum lindemuthianum) Gejala serangan dapat
diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada
bagian batang dan keeping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman.
Penyakit mozaik (virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). Gejala: pada daun-daun muda
terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh
vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector
kutu daun, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
Penyakit sapu (virus Cowpea Witches-broom Virus Cowpea Stunt Virus.) Gejala:
pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang membentuk "sapu".
Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus,
semprot vector kutu daun, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) Gejala: tanaman mendadak layu dan
serangan berat menyebabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman,
perbaikan drainase dan pemusnahan.
Panen dan Pasca Panen
Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan
dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada
pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan.
Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai
buah dengan pisau tajam. Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di
tempat penampungan, lalu disortasi. Polong kacang panjang diikat dengan bobot
maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.
32
Paria atau pare (Momordica charantia L.)
Merupakan tanaman sayuran setahun atau tahunan, termasuk dalam family
Cucurbitaceae. Ada 2 tipe kultivar yang menghasilkan buah meruncing pada ujungnya, dan
kultivar yang menghasilkan buah yang tidak meruncing. Buah paria merupakan sumber vitamin
C, vitamin A, fosfor dan besi. Ujung batang paria merupakan pro-vit A, protein, tiamin dan
vitamin C. Paria cocok dibudidayakan pada daerah dengan ketinggian 0-1000 m dpl dengan pH
5-6. Tanaman ini beradaptasi dengan baik pada tanah lempung berpasir dengan draenase baik
dan kaya bahan organik. Suhu optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 24-27oC.
Persiapan Lahan
Paria biasanya ditanam di atas bedengan, dengan ukuran lebar 1,5-2,5 m, panjang
disesuaikan dengan kondisi lahan, tinggi bedengan 20 cm pada musim kemarau dan 30
cm pada musim hujan.
Jarak tanam 100 x 100 cm, 75 x 75 cm, atau 45 x 60 cm dalam barisan dan 120 x150
cm antar baris. Dalam satu bedengan terdapat dua barisan.
Pupuk Dasar
Pupuk kandang digunakan bersamaan dengan pengolahan lahan sebanyak 10-15 ton/ha
dengan cara ditabur secara merata, atau ditempatkan pada lubang tanam 3 minggu
sebelum tanam.
33
Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan ditanam langsung dan
dengan semai terlebih dahulu. Tanaman yang mati atau tidak tumbuh harus segera
disulam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang umum dilakukan berupa pemberian para-para, penyiangan,
pengairan, pemupukan, pruning (pemangkasan) dan pengendalian hama penyakit. Paria
memerlukan penopang, atau rambatan untuk meningkatkan produksi buah,
memudahkan pengendalian OPT dan pemanenan.
Rambatan diberikan saat tanaman berumur 3 minggu. Rambatan dapat berupa ajir,
teralis, dan tunnel setinggi 1,5-2 m. Penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan
gulma bersamaan dengan pembubunan. Untuk mengendalikan gulma dapat juga
digunakan mulsa alang-alang atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Pemasangan
MPHP dilakukan setelah pengolahan tanah kedua atau setelah pembuatan bedengan.
Tanaman paria tidak tahan kekeringan, perlu penyiraman disesuaikan dengan kondisi
tanaman. Pembuatan parit disekeliling guludan sangat diperlukan untuk mengurangi
genangan air, hal ini dilakukan pada musim penghujan. Pemupukan susulan pertama
diberikan pada saat tanaman berumur 3 minggu.
Sedangkan pemupukan susulan berikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sampai
tanaman berumur 4 bulan.
Pupuk susulannya berupa NPK (15:15:15) 5-10 gr/tanaman diberikan dengan cara
larikan atau ditugal 10 cm dari tanaman, pada musim kemarau dianjurkan dengan cara
dikocor.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hama yang sering ditemukan
adalah lalat buah, Epilachna sp,. Kutu daun, trips, tungau dan siput dapat dikendalikan
dengan pestisida yang selektif.
Penyakit yang umum ditemukan adalah berupa embun tepung, layu bakteri, layu
fusarium, serkospora dan virus (CMV). Pengendalian dilakukan dengan sanitasi dan
menggunakan fungisida.
34
Panen dan Pasca Panen
Panen buah konsumsi dilakukan saat buah masih belum terlalu tua. Panen sebaiknya
menggunakan pisau yang tajam. Produksi buah dapat mencapai 10-12 buah per batang
atau 10-15 ton/ha.
Sortasi untuk memisahklan buah yang rusak dan penyakit sangat diperlukan untuk
menjaga kualitas panenan. Buah paria tidak tahan lama sehingga sebaiknya segera
dipasarkan setelah panen. Penyimpanan pada suhu 12-130C dan kelembaban 85-90%
dapat menjaga kualitas buah sampai 2-3 minggu.
35
TAHAPAN MEMBUAT PESEMAIAN TANAMAN SAYURAN
1. Menyiapkan media tanam
2. Mencampur media tanam
3. Mengayak media untuk mendapatkan media yang lembut
4. Mengisi tempat semai (plastik) bening yang dilubangi terlebih dahulu dengan media
5. Semaikan benih sayuran satu biji setiap tempat pesemaian, tutup dengan daun pisang
selama 3 hari
6. Siram semaian pagi, sore sampai umur 15 – 21 hari, semaian siapuntuk dipindah di
pertanaman (di bedengan atau polybag)
7. Pindahlan semaian ke dalam pertanaman vertikultur, atau bedengan