55
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Oleh : Jamhari Kasa Taruna 9106201307 TESIS MM2403 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

Balanced Scorecard

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Balanced Scorecard

Citation preview

Page 1: Balanced Scorecard

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJADI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR

DENGAN METODE BALANCED SCORECARDDAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Oleh :

Jamhari Kasa Taruna

9106201307

TESIS – MM2403

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI

BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2011

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

Page 2: Balanced Scorecard

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 3: Balanced Scorecard

…pendahuluan

• Pembangunan infrastruktur yang digalakkan secara intensif oleh pemerintah pusat yang diteruskan hingga ke tingkat daerah, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah

• Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan pertanggungjawaban

pemerintah atas kinerjanya. Rakyat semakin kritis mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah

• Perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan barang dan jasa serta pelayanan yang optimal bagi masyarakat

LATAR BELAKANG

Page 4: Balanced Scorecard

…pendahuluan

• Dinas Pekerjaan Umum Daerah (DPUD) Kota Blitar merupakan salah satu SKPD dengan alokasi anggaran yang terbesar setiap tahunnya di lingkungan Pemkot Blitar, sehingga secara tidak langsung kinerjanya menjadi sorotan masyarakat dan berbagai pihak lainnya

• Laporan akuntabilitas kinerja yang selama ini dilaporkan (LAKIP), masih belum merepresentasikan kinerja sesungguhnya secara keseluruhan dari DPUD Kota Blitar

• Belum adanya sistem kontrol yang menjaga konsistensi kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.

LATAR BELAKANG

Page 5: Balanced Scorecard

…pendahuluan

• Pembangunan infrastrktur yang dilakukan secara intensif terus menerus setiap tahun (dana APBD maupun APBN)

• Rakyat yang semakin kritis atas nilai yang mereka peroleh dari hasil layanan yang dilakukan pemerintah (DPUD Kota Blitar selaku pengguna anggaran dan atau penanggung jawab teknis infrastruktur)

• Sebagai instansi pemerintah, DPUD Kota Blitar memiliki Renstra untuk rencana kerjanya dalam kurun waktu 5 tahun

• Laporan Akuntabilitas Kinerja yang dibuat selama ini belum menunjukkan kinerja keseluruhan dari DPUD Kota Blitar, hanya sebatas penyerapan anggaran

• Tidak terpantaunya apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan & perlunya mengetahui bagaimana kinerja DPUD Kota Blitar yang lebih menyeluruh (tidak hanya melihat dari penyerapan anggaran saja)

PERUMUSAN MASALAH

Page 6: Balanced Scorecard

…pendahuluan

PERUMUSAN MASALAH

Dari deskripsi tersebut dapat ditarik permasalahan-permasalahannya, yaitu :

• Bagaimana merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan

metode BSC di DPUD Kota Blitar dalam implementasi visi dan misi

yang telah ditetapkan?

• Rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk meningkatkan kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar?

Page 7: Balanced Scorecard

…pendahuluan

TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai alternatif pengukuran kinerja

yang mampu melihat kinerja organisasi lebih menyeluruh di internal

DPUD Kota Blitar.

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dlam penelitian ini adalah :

1. Untuk menentukan KPI yang dapat digunakan dalam menentukan

langkah-langkah strategis

2. Merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan metode BSC

yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

3. Melakukan pengukuran menggunakan hasil rancangan sistem

pengukuran kinerja dengan metode BSC yang sudah dibuat untuk

DPUD Kota Blitar

Page 8: Balanced Scorecard

…pendahuluan

MANFAAT

Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini, antara lain :

1. Menjadi masukan pada DPUD Kota Blitar sehingga dapat terjadi

peningkatan kinerja yang berkelanjutan.

2. Memberi kontribusi berupa rancangan pengukuran kinerja yang

lebih spesifik bagi DPUD Kota Blitar, sehingga dapat

mempermudah pimpinan dalam mengambil kebijakan dan

mengkontrol organisasi.

Page 9: Balanced Scorecard

…pendahuluan

BATASAN dan ASUMSI

BATASAN :

• Visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan adalah sudah benar

dan menjadi titik acuan awal penelitian dan tidak dibahas lagi.

• Fokus kajian penelitian lebih ditekankan kepada identifikasi dan

perumusan indikator kinerja, tahap implementasi sistem

pengukuran kinerja dilakukan hanya pada tahap uji coba saja.

• Data internal yang digunakan untuk dicoba diukur adalah data

kegiatan – kegiatan tahun anggaran 2010 di lingkungan Dinas

Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar sesuai LAKIP yang telah

dilaporkan.

ASUMSI :

Data keterangan dari hasil kuesioner maupun wawancara kepada

pihak-pihak terkait yang berkompeten dibidangnya pada internal

DPUD Kota Blitar adalah valid.

Page 10: Balanced Scorecard

…pendahuluan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Page 11: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

BALANCED SCORECARD

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

DIRECT RATING

TRAFFICT LIGHT SYSTEM

Konsep Dasar BSC

BSC sebagai Sistem Manajemen Strategis

BSC untuk Pemerintah (Non Profit)

METODE PENGUKURAN KINERJA

Perbandingan BSC dengan LAKIP

Page 12: Balanced Scorecard

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Page 13: Balanced Scorecard

…metodologi penelitian

STUDI LAPANGAN PENDAHULUAN

(di DPUD Kota Blitar)

PERUMUSAN MASALAH

PERUMUSAN TUJUAN

STUDI LITERATUR STUDI LAPANGAN lanjutan

Kondisi eksisting

Kondisi ideal

Ide Perbaikan

BSC

AHP

Direct rating

Traffict Light system

Pengumpulan Data :

Survei, wawancara,

kuesioner, dll

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA

dengan BSC

Identifikasi Perspektif

Identifikasi KPI

Strategy Map (relationship

chart)

PEMBOBOTAN KPI

(dengan AHP)

MELAKUKAN SCORING

IMPLEMENTASI HASIL RANCANGAN

KESIMPULAN & SARAN

Page 14: Balanced Scorecard

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Page 15: Balanced Scorecard

…pengumpulan data

Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar (DPUD Kota Blitar)merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkunganPemerintah Kota Blitar yang bertugas menyelenggarakan secaraoperasional sebagian kewenangan Pemerintah Daerah di bidangPekerjaan Umum. Peran serta DPUD Kota Blitar dalam mendukungotonomi daerah antara lain merencanakan penataan pasar tradisionalmodern, pembangunan perumahan sewa sederhana untuk masyarakatberpenghasilan rendah dan didukung penyediaan infrastruktur yangberwawasan lingkungan.

PROFIL DINAS PU KOTA BLITAR

Page 16: Balanced Scorecard

…pengumpulan data

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAGIAN

UMUM & KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN

KEUANGAN & PROGRAM

BIDANG

PERENCANAAN

TEKNIK DAN DATA

BIDANG

TATA KOTA

BIDANG

CIPTA KARYA

BIDANG

PRASARANA

WILAYAH

SEKSI

PERENCANAAN

TEKNIK

SEKSI

DATA

SEKSI

PEMANFAATAN

RUANG KOTA

SEKSI

PENGENDALIAN

DAN

PENGAWASAN

SEKSI

BANGUNAN

GEDUNG

SEKSI

PERUMAHAN

DAN

PERMUKIMAN

SEKSI

JALAN DAN

JEMBATAN

SEKSI

PENGELOLAAN

SUMBER DAYA

AIR

Page 17: Balanced Scorecard

…pengumpulan data

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Blitar Nomor : 42 Tahun 2008tentang Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan UmumDaerah Kota Blitar, Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar adalahunsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum.

Tugas :

Dinas pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar mempunyai tugasmenyelenggarakan secara operasional sebagian kewenanganPemerintah Daerah dibidang Pekerjaan Umum.

Page 18: Balanced Scorecard

…pengumpulan data

Fungsi :

• Perencanaan teknis, penyusunan program, pengendalian, pembinaan dan pengawasan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum.

• Pelaksanan pemberian rekomendasi perijinan.• Penyelenggaraan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan

prasarana wilayah dan jaringan fasilitas umum.• Penataan, penetapan, pengawasan dan pengendalian permukiman,

perencanaan tata ruang kota dan pemanfaatannya.• Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).• Penyusunan pelaporan dan evaluasi.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Page 19: Balanced Scorecard

…pengumpulan data

VISI & MISI

Visi organisasi untuk lima tahun kedepan adalah :

“Mengelola Pembangunan Infrastruktur Secara

Profesional Guna Mewujudkan Pembangunan Sarana

dan Prasarana Infrastruktur Kota Yang Berkualitas Bagi

Masyarakat

Page 20: Balanced Scorecard

VISI & MISI

…pengumpulan data

VISI & MISI

Visi organisasi untuk lima tahun kedepan adalah :

• Meningkatkan potensi sumber daya organisasi dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

• Meningkatkan hasil perencanaan teknik yang mengacu pedoman teknis, berstandar SNI dan berkarakter serta penyediaan data base yang lengkap dan akurat.

• Meningkatkan perwujudan tata bangunan yang sesuai dengan peruntukan tata ruang dan lingkungan.

• Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan, fungsi drainase, irigasi guna pengendalian sumber daya air untuk kelancaran pertumbuhan perekonomian rakyat.

• Meningkatkan penataan dan pengendalian permukiman serta kualitas bangunan gedung sesuai standar dan berwawasan lingkungan.

Page 21: Balanced Scorecard

BAB 5PERANCANGAN & IMPLEMENTASI

Page 22: Balanced Scorecard

…perancangan sistem pengukuran kinerja

Dari studi lapangan yang telah dilakukan (pengamatan langsungdan diskusi dengan pimpinan) serta didukung dengan studiliteratur, selanjutnyha adalah melakukan identifikasi SasaranStrategi dan Key Performance Indicator (KPI) dari perspektif-perspektif yang digunakan dalam merancang sistem pengukurankinerja DPUD Kota Blitar.

Untuk lebih jelasnya, berikut ditampilkan dalam Strategy Map BSCDPUD Kota Blitar :

IDENTIFIKASI KPI

Page 23: Balanced Scorecard

STRATEGY MAP BSC DPUD KOTA BLITAR

…perancangan sistem pengukuran kinerja

Page 24: Balanced Scorecard

PENETAPAN TARGET

Setelah KPI ditentukan, selanjutnya adalah menetapkan target yang

diharapkan. Penetapan target ini didiskusikan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan di bidangnya. Dengan target, BSC mengkomunikasikan

tingkat kinerja yang diharapkan dengan tingkat realisasi pelaksanaan

kegiatan.

Tabel Penetapan Target

…perancangan sistem pengukuran kinerja

Page 25: Balanced Scorecard

PEMBOBOTAN KPI

•Berikutnya dalam perancangan sistem pengukuran kinerja padapenelitian ini adalah melakukan pembobotan pada 4 (empat) perspektifyang digunakan, sasaran strategi dan indikator-indikator kinerja (KPI)yang telah ditetapkan oleh pihak-pihak yang dianggap ahli (expert) danpenentu kebijakan di lingkungan DPUD Kota Blitar.

•Pada penelitian ini, pembobotan dilakukan dengan menggunakanbantuan perangkat lunak (software) untuk memudahkan perhitungan danmenemukan indeks konsistensi.

Tabel Pembobotan KPI

…perancangan sistem pengukuran kinerja

Page 26: Balanced Scorecard

Skoring & Traffict Light System

Tahap berikutnya penyusunan sistem pengukuran kinerja adalahmembuat scoring masing-masing KPI. Scoring tersebut digunakansebagai standar penilaian untuk menyatukan pengukuran kinerja yangberagam satuannya menjadi ukuran kinerja tunggal.Sementara analisa warna (traffict light system) digunakan sebagaitanda apakah skor dari suatu KPI mengidentifikasi perlu atau tidaknyadilakukan suatu perbaikan terhadap KPI yang dimaksud.

Rentang

Nilai

Warna Kriteria Keterangan

8 – 10 Hijau Baik Berhasil mencapai target4 – 7 Kuning Cukup Mendekati target0 – 3 Merah Kurang Di bawah target

…perancangan sistem pengukuran kinerja

Page 27: Balanced Scorecard

…pencapaian target

Berikut ditampilkan data pencapaian masing-masing KPI pada DPUD

Kota Blitar. Kurun waktu yang digunakan adalah semesteran atau dua

kali penilaian kinerja dalam satu tahun anggaran.

PENCAPAIAN TARGET KPI

Tabel Pencapaian Target KPI

Page 28: Balanced Scorecard

…implementasi hasil rancangan

Dari data target dan pencapaian kinerja sesuai indikator yang

digunakan, berikutnya dilakukan penghitungan untuk mendapatkan

nilai kinerja perspektif per semester.

IMPLEMENTASI HASIL SISTEM

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA

Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan

Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Proses Internal

Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Pertumbuhan &

Pembelajaran

Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Finansial

Page 29: Balanced Scorecard

…hasil perhitungan

Dari perhitungan penilaian kinerja masing-masing KPI tiap

semester tersebut di atas, dapat diperoleh nilai tunggal kinerja

DPUD Kota Blitar untuk setiap semseter.

NILAI AKHIR KINERJA

DPUD KOTA BLITAR TAHUN 2010

KPI Bobot (%)Nilai

Semester 1 Semester 2

Persp. Pelanggan 59,40% 9 5,3 10 5,9

Persp. Proses Internal 17,90% 8 1,4 10 1,8

Persp. Pertumbuhan & Pemb. 14,30% 8 1,1 11 1,6

Persp. Finansial 8,40% 6 0,5 9 0,8

Nilai Akhir 8,4 10

Kriteria Baik Baik

Page 30: Balanced Scorecard

…analisa

ANALISA PER PERSPEKTIF

Perspektif Pelanggan

Perspektif Proses Internal

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Perspektif Finansial

Page 31: Balanced Scorecard

…analisa

ANALISA PENILAIAN KINERJA KESELURUHAN

Tidak terjadi perbedaan nilai yang jauh dari masing-masing perspektif di akhirtahun anggaran, meskipun ada indikator-indikator yang bernilai cukup dankurang pada semester satu, tapi dapat diatasi di semester dua dan tertutupidengan indikator lain yang mampu memenuhi target bahkan melampauitarget.

98 8

6

10 1011

9

0

2

4

6

8

10

12

Nilai Bobot

Semester 1 Semester 2Semester

Perbandingan Nilai Performa Perspektif

PelangganProses InternalP & PFinansial

Page 32: Balanced Scorecard

…kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa :•Metode Balanced Scorecard (BSC) dapat diaplikasikan pada organisasi nonprofit (organisasi pemerintah), dalam hal ini adalah DPUD Kota Blitar. Meskipunperspektif finansial penting, tapi dalam organisasi pemerintah perspektif finansialbukan menjadi target utama. Keseimbangan yang sesuai dengan konsepbalanced scorecad bisa terealisasi.•Indikator-indikator kinerja pada metode BSC sangat tergantung pada RencanaStrategi dan pimpinan yang menjabat pada tahun yang berlangsung.

KESIMPULAN

Kesimpulan per Perspektif

Perspektif Pelanggan :

Untuk melengkapi penilaian kinerja pada perspektif pelanggan, perlu dilakukan

survey langsung kepada pelanggan untuk mencari nilai kepuasaan atas kinerja

DPUD Kota Blitar.

Page 33: Balanced Scorecard

…kesimpulan

Perspektif Proses Internal :

Pada perspektif ini yang perlu mendapatkan perhatian adalah kinerja

indikator jumlah peraturan baru, karena masalah ini tidak terselesaikan

semenjak tahun sebelumnya dan menjadi tugas rumah hingga tahun ini yang

juga tidak kunjung usai.

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran :

Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ini dibantu dengan

kinerja indikator jumlah pelatihan dan sosialisai yang diikuti pegawai. Tapi

perlu diperhatikan, bahwa kinerja indikator ini baik karena sosialisasi yang

diikuti merupakan bawaan dari kegiatan yang diperoleh. Apabila kegiatan

tersebut tidak diperoleh pada tahun-tahun berikutnya, maka kinerja bisa

dipastikan menurun apabila tidak ada inisiatif mengadakan pelatihan yang

lebih banyak lagi untuk pegawai.

Perspektif Finansial :

Perspektif finansial di akhir tahun dapat membantu kinerja lainnya yang

belum memenuhi target karena pada semester dua ini mendapatkan alokasi

dana yang melebihi target. Sehingga pimpinan selalu dituntut kreatif untuk

mencari atau menciptakan kegiatan-kegiatan infrastruktur yang bermanfaat

bagi masyarakat dan mengajukan proposal-proposal kegiatan ke sumber yang

lebih bervariasi.

Page 34: Balanced Scorecard

…saran

SARAN

Dari kesimpulan tersebut di atas, maka dapat diberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Untuk memudahkan penggunaan metode ini, akan lebih baik

jika data-data yang menjadi input dari indikator dikelola

dengan baik (dicatat dengan rapi).

2. Agar penilaian kinerja bisa lebih maksimal / detail, akan

lebih baik jika perancangan BSC hingga ke tingkat bidang,

bahkan hingga kepada individu menjadi personal

scorecard. Sehingga perlu kajian yang lebih mendalam pada

penetapan KPI, pembobotan (dengan menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process).

Page 35: Balanced Scorecard

DAFTAR PUSTAKA

oDally, D. (2010), Balanced Scorecard Suatu Pendekatan dalam Implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

oGaspersz, V. (2002), Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced

Scored dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan,

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

oKaplan, R.S. dan Norton, D.P. (2000), Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta.

oLembaga Administrasi Negara RI. (2010), Modul 3 Diklat Kepemimpinan

Tingkat II: Kajian Manajemen Strategik, Lembaga Administrasi

Negara RI, Jakarta.

oNiven, P.R. (2008), Balanced Scorecard Step-By-Step For Government and

Nonprofit Agencies, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.

oSaaty, T.L. (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT.

Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Page 36: Balanced Scorecard

oYuwono, S., Sukarno, E., dan Ichsan, M. (2002), Petunjuk Praktis

Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus

Pada Strategi, PT. Gramedia Pustaka Tama, Jakarta.

oBasri, S., (2004), Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di Baitul Maal

Ponpes Hidayatullah Surabaya, Tesis Magister, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, Surabaya.

oJudul : Panduan Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard Di

Lingkungan Kementerian Keuangan. Pengarang : Pusat Analisis dan

Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.

Tahun : 2010. Jakarta.

oJudul : Panduan Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan

Umum Tahun 2010 – 2014. Tahun : 2011.

DAFTAR PUSTAKA

Page 37: Balanced Scorecard

TERIMA KASIH

Page 38: Balanced Scorecard
Page 39: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

METODE PENGUKURAN KINERJA

Ada beberapa alternatif metode pengukuran kinerja, dimana masing-masing

metode memiliki karakteristiknya.

Balanced Scorecard Cambridge Methode IPMS

Frame work Ya Ya Ya

Starting Point Visi, misi, dan strategi Product Group Stakeholder requirement dan external monitor

Control / Improvement Pembelajaran Keduanya Keduanya

Relate to Strategy / Objective Ya Ya Ya

Levels & Organization sebagian Tidak Ya

State specific objective BSC adalah sistem komunikasi informasi dan pembelajaran, selain itu juga digunakan sebagai implementasi strategi

Integrasi,mempertimbangkanbehavioral implication

- Mengarahkan tugas-tugas dan aktivitaspenting dengan tujuanlevel atas- Memberikan fasilitascontrol- Memberikan perbaikan-Memaksimalkanperbaikan

Review Ya Ya Ya

Eksternal Monitor Tidak Tidak Ya

Timely Feedback Ya Tidak Not explicity state

Integration ya Sebagian Ya

Interaction tidak Tidak Ya

Dikutip dari tesis Basri, S., (2004), sumber Suwignyo P, (2000)

Page 40: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

PENETAPAN METODE PENGUKURAN KINERJA

Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik tersebut dan

membandingkan dengan kondis DPUD Kota Blitar, maka selanjutnya dapat

ditetapkan metode pengukuran kinerja yang akan digunakan.

Kondisi DPUD

Kota BlitarIPMS BSC Cambridge Methode

Organisasi non profit (sektor publik) yang orientasinya bukan dari sisi finansial

IPMS tidak mensyaratkan organisasi tersebut profit/non profit. IPMS tidak berdasarkan aspek finansial

Pada awalnya digunakan pada organisasi bisnis saja, tetapi dalam perkembangannya mulai digunakan pada organisasi non profit. Menggunakan 4 perspektif sebagai dasar

Berdasarkan pada produk group

Strategi organisasi atau proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi berdasarkan dari visi dan misi

Tidak berdasarkan visi dan misi untuk merancang strategi organisasi

Merupakan mekanisme untuk mengukur rencana implementasi dan hasil berdasarkan strategi yang telah ditetapkan organisasi(Visi, Misi, & Strategi)

Tidak berdasarkan strategi organisasi

Menu

Dari penilaian terhadap alternatif metode pengukuran kinerja tersebut, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa metode BSC paling sesuai dengan kondisi

DPUD Kota Blitar. Dengan pertimbangan DPUD Kota Blitar sudah mempunyai

visi, misi dan strategi yang jelas, sementara metode BSC adalah metode

perancangan sistem pengukuran kinerja yang mendasarkan pada visi dan misi

organisasi.

Page 41: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

BALANCED SCORECARD

Metode BSC dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang

berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

1990. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan

(2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk

mencatat skor hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu. Melalui kartu

skor, skor yang hendak diwujudkan organisasi/individu di masa depan

dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Kata berimbang dimaksudkan

untuk menunjukkan bahwa kinerja organisasi/individu diukur secara berimbang

dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka

panjang, internal dan eksternal.

Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu metode penilaian kinerja

perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektikf untuk mengukur

kinerja perusahaan, yaitu : perpektif keuangan, perpektif pelanggan,

perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan.

Menu

Page 42: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Pada hakekatnya BSC merupakan proses manajemen stratejik yang

diperbarui atau disempurnakan. Berdasarkan pada perkembangan

implementasi manajemen strategis dewasa ini dapat dipahami bahwa

(Modul Diklatpim III, LAN RI-2010) :

a. BSC merupakan pendekatan baru terhadap dan melengkapi /

menyempurnakan manajemen strategis yang tradisional ;

b. BSC menyeimbangkan (balanced) aspek keuangan (financial) yang

tradisional dengan aspek-aspek non-finansial dengan 4 (empat) perspektif

(keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran & pertumbuhan)

;

c. BSC merupakan pendekatan yang memadukan antara rencana strategis

dengan manajemen kinerja (peta strategis di Renstra / Perencanaan

Strategis dengan pengukuran kinerja di Manajemen Kinerja)

d. BSC memungkinkan penilaian kinerja individu secara lebih obyektif

sehingga dapat diberikan remunerasi yang lebih wajar, obyektif, adil dan

rasional ;

e. BSC dapat memberikan ‘raport sekolah’ berupa skor merah, kuning atau

hijau (dengan bantuan dashboard).

BSC sebagai Sistem Manajemen Strategis

Menu

Page 43: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

BSC untuk Organisasi Pemerintah (Non Profit)

Sejumlah perbedaan perspektif BSC yang diterapkan di organisasi swasta dan

organisasi pemerintah mengharuskan adanya penyesuaian penerapan BSC dalam

organisasi pemerintah dengan alasan berikut (Gaspersz ; 2002) :

a. Fokus utama sektor publik adalah masyarakat (publik) dan kelompok-

kelompok tertentu (inters group), sedangkan fokus utama sektor bisnis

adalah pelanggan dan pemegang saham ;

b. Tujuan utama organisasi publik adalah bukan maksimalisasi hasil-hasil

finansial, tetapi keseimbangan pertanggung jawaban finansial (anggaran)

melalui pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholders) sesuai dengan visi dan misi organisasi pemerintah ;

c. Mendefinisikan ukuran dan target dalam perspektif

pelanggan/stakeholders membutuhkan pandangan dan kepedulian yang

tinggi, sebagai konsekuensi dari peran kepengurusan organisasi

pemerintah, dan membutuhkan definisi yang jelas serta hasil hasil

strategis yang diinginkan.

Page 44: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

PERSPEKTIF SWASTA PEMERINTAH

Finansial Pemegang Saham DPR, pembayar pajak,konstituen

Pelanggan Pelanggan Orang yang menggunakanjasa / pelayanan publik

Proses – proses Internal Produk yang diunggulkan Memberikan pelayanansecara kompetitif

Pertumbuhan &pembelajaran

Karyawan ;Direksi

Pegawai pemerintah ;Pejabat politik

Perbedaan Karakteristik Swasta dan Instansi Pemerintah

Page 45: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

PERSPEKTIF ORGANISASI SWASTA ORGANISASI PEMERINTAH

FINANSIAL / EFISIENSI

OPERASIONAL

Bagaimana kita melihat / memandangdan memberikan nilai kepada pemegangsaham?

Bagaimana kita melihat / memandang danmemberikan nilai kepada masyarakat dan ataupembayar pajak?

PELANGGANBagaimana pelanggan melihat ataumemandang dan mengevaluasi kinerjakami?

Bagaimana orang-orang yang menggunakanjasa/pelayanan publik melihat atau memandang danmengevaluasi kinerja kami?

PROSES INTERNALApa yang harus diunggulkan dari prosesdan produk kami?

Apakah program-program pembangunan yangdilaksanakan telah memberikan hasil-hasil sesuaidengan yang diharapkan?

PEMBELAJARAN & PERTUMBUHAN

Dapatkah kita melanjutkan untukmeningkatkan dan menciptakan nilaikepada pelanggan, pemegang saham,karyawan, manajemen serta organisasi?

Dapatkah kita melanjutkan untuk meningkatkan danmenciptakan nilai untuk masyarakat / pembayarpajak, aparatur dan pejabat pemerintah, organisasipemerintah, dan pihak-pihak lain yangberkepentingan (stakeholder)

Perspektif BSC pada Sektor Swasta dan Sektor Publik

Page 46: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

Contoh BSC pada Organisasi Pemerintah (Sumber : Vincent Gaspersz , 2002)

Page 47: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

Perbandingan BSC dengan LAKIP

BALANCED SCORECARD LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

1 BSC memberikan suatu evaluasi kinerjayang lebih akuntabel mengenai keadaanperusahaan yang sebenarnya

1 Beberapa indikator capaian kinerja dalamLAKIP terkadang diragukan akuntabilitasdan kredibilitasnya

2 Mayoritas digunakan oleh perusahaanswasta

2 Khusus digunakan oleh perusahaan publikatau perusahaan/instansi milik pemerintah

3 BSC menyajikan suatu laporan kinerjayang lebih sederhana dan singkat

3 Laporan kinerja yang disajikan LAKIP cukuprumit

4 BSC dapat disusun dan dilaporkan tanpaharus melewati mekanisme dan birokrasipelaporan yang rumit dan memakanwaktu lama

4 LAKIP harus disusun dan dilaporkan sesuaidengan mekanisme dan birokrasi yang telahditetapkan pemerintah (rumit dan butuhwaktu lebih lama)

5 Indikator dalam BSC ditetapkanberdasarkan empat perspektif, yaitu :financial, pelanggan, proses bisnisinternal,dan pertumbuhan &pembelajaran

5 Indikator capaian kinerja dalam LAKIPdisesuaikan dengan jenis instansi danaktivitasnya tanpa ada pengelompokkanyang tegas seperti pada BSC

Page 48: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

sebuah metode untuk mengambil keputusan dengan efektif atas

persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat

proses pengambilan keputusan.

Dengan metode AHP, dapat membantu memecahkan persoalan yang

kompleks dengan menstruktur suatu hierarki kriteria. Selain itu, AHP

juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang

bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai

pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan

perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentgasikan pada

pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993)

Pertimbangan-pertimbangan yang subjektif diberi nilai numerik tentang

pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan

tersebut untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas

paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil dari situasi

persoalan yang dihadapi.

Page 49: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Menu

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Menurut Saaty, ada beberapa prinsip dalam memcahkan persoalan dengan

AHP, yaitu :

1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan

Masalah dan tujuan harus jelas dan mudah dipahami, agar tidak terjadi

kesalahan pada langkah selanjutnya

2. Menyusun Hirarki (Decomposition)

Memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya (kriteria-kriteria).

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap

unsur-unsur / kriteria-kriteria menjadi sub-sub kriteria.

Pembuatan hirarki dengan unsur-unsur persoalan tergantung dari orang

yang dianggap expert dalam bidangnya tersebut.

Page 50: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

3. Menentukan Prioritas

Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu

tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang di atasnya. Hasil dari

penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks pairwise comparison.

Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan menentukan prioritas

dari elemen-elemen. Dalam melakukan penilaian terhadap elemen-elemen

yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan ;

a. Elemen mana yang lebih

b. Berapa kali sering

Dalam penyusunan skala kepentingan, Saaty menggunakan patokan pada

tabel berikut :

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Page 51: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas

Kepentinga

n

Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama penting Dua elemen mempunyai pengaruh samabesarnya terhadap tujuan

3 Elemen yang satu sedikit lebih pentingdari elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sedikitmenyokong satu elemen disbandingelemen yang lain

5 Elemen yang satu lebih pentingdisbanding elemen lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuatmenyokong satu elemen disbandingelemen yang lain

7 Satu elemen jelas mutlak lebih pentingdibanding elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dandominan terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih pentingdibanding elemen lainnya

Bukti mendukung elemen yang satuterhadap elemen yang lain memiliki tingkatpenegasan tertinggi yang mungkin terkuat

2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai perbandinganyang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi

Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas J, maka J memiliki nilaikebalikan disbanding dengan I

Sumber : Saaty, 1993

Page 52: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen

vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks

pairwise comparison terdapat padasetiap tingkat, maka untuk

mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antar local priority.

Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang

didapatkan pada tiap hirarki. Konsistensi perbandingan dari tiap matriks

perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan

prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan

yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Batas

maksimum inkosistensi yang bisa diterima adalah 0,1.

Karena keterbatasan waktu dan sumberdaya, maka perhitungan dengan

metode AHP pada penelitian ini akan dibantu dengan software Expert

Choice.

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Page 53: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

DIRECT RATING

Digunakan untuk mengetahui nilai pencapaian terhadap target dari

masing-masing KPI yang kemudian untuk mencari satu nilai tunggal dari

masing-masing KPI.

Menu

Nilai pencapaian terhadap target

Nilai terbobot = nilai pencapaian terhadap target x bobot KPI

Nilai tunggal = jumlah dari nilai terbobot masing-masing KPI

Dibuatkan kriteria nilai kinerja untuk nilai tunggal yang telah dihitung

pada masing-masing KPI dan nilai tunggal perspektif.

(normalisasi)= nilai yang dicapai / target x 100

Page 54: Balanced Scorecard

…kajian pustaka

TRAFFICT LIGHT SYSTEM

Digunakan sebagai tanda dan pengkategorian dari suatu indikator kinerja

apakah sudah baik atau tidak (dashboard) dan digunakan sebagai tanda

apakah skor dari suatu KPI mengidentifikasikan adanya improvement

atau tidak

Penilaian dikategorikan kedalam 3 (tiga) kelompok warna, yaitu :

Hijau indikator kinerja menunjukkan telah mencapai target yang

telah ditetapkan. Skor / Range Nilai antara 8 – 10.

Kuning indikator kinerja menunjukkan hampir mencapai target

yang telah ditetapkan. Skor / Range Nilai antara 4 – 7.

Merah indikator kinerja menunjukkan masih jauh dari target

yang telah ditetapkan. Skor / Range Nilai antara 0 – 3.

Menu

Page 55: Balanced Scorecard

…pengumpulan data