3
7 Definisi Balita Balita adalah bayi yang berumur di bawah 5 tahun atau masih kecil yang perlu tempat bergantung pada orang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri dengan usaha anak balita yang tumbuh ( Soetjeningsih, 2003). Balita yaitu anak yang berusia di bawah 5 tahun merupakan generasi yang perlu mendapat perhatian, karena balita merupakan generasi penerus dan modal dasar untuk kelangsungan hidup bangsa, balita amat peka terhadap penyakit, tingkat kematian balita masih tinggi (Arisman, 2004) . Balita diharapkan tumbuh dan berkembang dalam keadaan sehat jasmani, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Masalah kesehatan balita merupakan masalah nasional, menginggat angka kesakitan dan angka kematian pada balita masih cukup tinggi. Angka kesakitan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya karena penyebab utamanya berhubungan dengan faktor lingkungan antara lain; asap dapur, penyakit infeksi dan pelayanan kesehatan (Arisman, 2004). Salah satu faktor penyebab kematian maupun yang berperan dalam proses tumbuh kembang balita yaitu ISPA (pneumonia), penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Untuk itu kegiatan yang dilakukan terhadap balita antara pemeriksaan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemeriksaan penyakit infeksi, imunisasi, perbaikan gizi dan pendidikan kesehatan pada orang tua (Lamusa, 2006). Karakteristik Balita

Balita New

Embed Size (px)

DESCRIPTION

balita

Citation preview

Page 1: Balita New

7

Definisi Balita

Balita adalah bayi yang berumur di bawah 5 tahun atau masih kecil yang perlu

tempat bergantung pada orang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri dengan

usaha anak balita yang tumbuh ( Soetjeningsih, 2003).

Balita yaitu anak yang berusia di bawah 5 tahun merupakan generasi yang perlu

mendapat perhatian, karena balita merupakan generasi penerus dan modal dasar untuk

kelangsungan hidup bangsa, balita amat peka terhadap penyakit, tingkat kematian balita

masih tinggi (Arisman, 2004) .

Balita diharapkan tumbuh dan berkembang dalam keadaan sehat jasmani, sosial dan

bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Masalah kesehatan balita merupakan

masalah nasional, menginggat angka kesakitan dan angka kematian pada balita masih

cukup tinggi. Angka kesakitan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya karena

penyebab utamanya berhubungan dengan faktor lingkungan antara lain; asap dapur,

penyakit infeksi dan pelayanan kesehatan (Arisman, 2004).

Salah satu faktor penyebab kematian maupun yang berperan dalam proses tumbuh

kembang balita yaitu ISPA (pneumonia), penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Untuk itu kegiatan yang dilakukan terhadap balita antara pemeriksaan perkembangan dan

pertumbuhan fisiknya, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemeriksaan penyakit

infeksi, imunisasi, perbaikan gizi dan pendidikan kesehatan pada orang tua (Lamusa,

2006).

Karakteristik Balita

Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 – 3 tahun

(batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan

konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju

pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga diperlukan

jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan

jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak

yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil

dengan frekuensi sering

Page 2: Balita New

8

Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan

yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah

playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak

akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap

setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari

aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.

Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami gangguan status

gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (BPS, 1999).