24
KONSEP PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE) SEBAGAI SARANA PENGAMANAN DAN PENDETEKSIAN UANG SECARA OTOMATIS ABSTRAK Perkembangan teknologi pada sistem komputer memungkinkan perbaikan di segala bidang termasuk dalam bidang perbankan. Sebagai contoh adalah mesin ATM yang mampu menerima setoran uang secara otomatis. Jika mesin ATM dapat menerima setoran uang, maka harus ada alat pendeteksi uang. Pendeteksian uang yang saat ini banyak dilakukan adalah cara manual dengan menggunakan sinar ultra violet. Proses pendeteksian tersebut lambat, subjektif, dan tergantung kondisi. Untuk mempercepat proses pendeteksian dan pencatatan diperlukan suatu sistem yang dapat dilakukan secara otomatis. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik sistem pengkodean baris atau barcode yang dapat berfungsi sebagai sarana pengamanan dan pendeteksian uang secara otomatis. Untuk menjamin keaslian dan keabsahan serta menambah keamanan uang, maka sebaiknya ditambahkan suatu metoda tertentu, antara lain yang dinamakan water marking. Kata kunci : pendeteksian uang, barcode, ATM. PENDAHULUAN Uang giral merupakan alat transaksi yang lazim digunakan oleh setiap orang untuk melakukan transaksi. Jenis uang ada 2 macam yaitu uang kartal (kertas dan logam) dan uang giral (cheque). Pada tulisan ini, uang yang akan dibahas adalah uang kartal yang berbentuk kertas. Saat ini uang masih banyak ditiru atau dipalsukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dari seluruh jumlah uang yang beredar pada tahun 1998 di Indonesia, 0,014% di antaranya adalah uang palsu. Meskipun angka ini termasuk sangat kecil, namun nilai nominalnya ternyata mencapai miliaran rupiah. (Surono & Anglingsari,1999a). Sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus dapat dilindungi oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter 1

Barcode

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Barcode

KONSEP PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE) SEBAGAI SARANA PENGAMANAN DAN

PENDETEKSIAN UANG SECARA OTOMATIS

ABSTRAKPerkembangan teknologi pada sistem komputer memungkinkan perbaikan di

segala bidang termasuk dalam bidang perbankan. Sebagai contoh adalah mesin ATM yang mampu menerima setoran uang secara otomatis. Jika mesin ATM dapat menerima setoran uang, maka harus ada alat pendeteksi uang. Pendeteksian uang yang saat ini banyak dilakukan adalah cara manual dengan menggunakan sinar ultra violet. Proses pendeteksian tersebut lambat, subjektif, dan tergantung kondisi. Untuk mempercepat proses pendeteksian dan pencatatan diperlukan suatu sistem yang dapat dilakukan secara otomatis. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik sistem pengkodean baris atau barcode yang dapat berfungsi sebagai sarana pengamanan dan pendeteksian uang secara otomatis. Untuk menjamin keaslian dan keabsahan serta menambah keamanan uang, maka sebaiknya ditambahkan suatu metoda tertentu, antara lain yang dinamakan water marking.

Kata kunci : pendeteksian uang, barcode, ATM.

PENDAHULUANUang giral merupakan alat transaksi yang lazim digunakan oleh setiap orang

untuk melakukan transaksi. Jenis uang ada 2 macam yaitu uang kartal (kertas dan logam) dan uang giral (cheque). Pada tulisan ini, uang yang akan dibahas adalah uang kartal yang berbentuk kertas.

Saat ini uang masih banyak ditiru atau dipalsukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dari seluruh jumlah uang yang beredar pada tahun 1998 di Indonesia, 0,014% di antaranya adalah uang palsu. Meskipun angka ini termasuk sangat kecil, namun nilai nominalnya ternyata mencapai miliaran rupiah. (Surono & Anglingsari,1999a).

Sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus dapat dilindungi oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dengan menggunakan bermacam sekuriti atau faktor pengaman agar mudah dibedakan dari yang palsu, ataupun dipalsukan.

Faktor pengaman yang terdapat pada uang kertas, menjadi hal yang paling penting ketika merencanakan pembuatan uang. Ada dua macam faktor pengaman yaitu, yang ditanam di kertas dan yang dibuat saat dicetak. Faktor pengaman yang ditanam dalam kertas itu misalnya, watermark (tanda air), security thread (benang pengaman), dan fiber (serat). (Surono & Anglingsari,1999a).

1

Page 2: Barcode

Gambar 1. Ciri-ciri Uang Palsu (Ulag, 1999)

Ciri-ciri uang palsu ditunjukkan dalam gambar 1; sebelah kiri adalah deretan uang asli dan sebelah kanan adalah deretan uang palsu. Mata uang palsu yang sering beredar adalah pecahan uang kertas Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Berikut ini contoh ciri-ciri uang palsu : (Ulag, 1999) Gambar wajah Ki Hadjar Dewantoro pada pecahan Rp 20.000,- tidak tampak bila

diterawang. Panjang dan lebarnya lebih kecil dari yang asli. Warna tinta hijau lebih pekat. Cab BI menonjol dan dapat dibaca. Tulisan "25 Tahun Indonesia Membangun" mempergunakan huruf yang lebih tebal.

Pada pecahan Rp 50.000,-, tulisan "Gubernur", "Direksi" dan tanda tangan lebih tebal, serta tulisan "Rp 50.000" kurang jelas.

Permukaan uang palsu lebih licin seperti kertas faksimili. Benang pengaman yang terputus-putus, sebanyak delapan buah, terdapat dalam uang asli maupun uang palsu.

Gambar Soeharto pada pecahan Rp 50.000 palsu lebih buram dibandingkan dengan uang asli. Semua ciri-ciri tersebut, juga berlaku dalam uang kertas Rp 10.000 dan Rp 20.000.

Sistem Pengamanan Uang Saat Ini : (Surono & Anglingsari,1999b). Kertas

Dengan rabaan akan terasa apakah uang itu asli atau palsu. Kertas uang asli akan terasa tebal dan terasa konturnya (permukaan kasarnya). Kertas asli cukup liat sehingga jika diregangkan atau ditarik-tarik kedua ujungnya akan mengeluarkan bunyi bek-bek-bek, tidak mudah robek. Juga bila disentil dengan telunjuk akan memperdengarkan suara yang nyaring. Benang pengaman

Ini pengaman yang ditanam di kertas sebelum dicetak. Uang asli dapat dicungkil hingga keluar dan tidak dapat dihapus dengan karet penghapus. Umumnya uang palsu tidak dilengkapi dengan benang pengaman ini, jika pun ada, tidak sempurna sebab dapat dihapus. Tanda air (watermark)

Selain benang, tanda inilah yang sulit ditiru. Cara mendeteksi paling mudah dengan meletakkan kertas HVS di atasnya lalu diarsir, maka akan muncul gambar, biasanya tokoh pahlawan nasional.

Cetak intaglio

2

Page 3: Barcode

Intaglio adalah cetak timbul, dengan memasukkan jenis tinta khusus dan dengan menggunakan cukilan-cukilan. Hasil cetak ini membuat uang asli bertekstur khas yang tidak dapat disamakan cetak offset yang umumnya dipakai untuk mencetak uang palsu. Efek cetak ini dapat dilihat dalam gambar pahlawan atau gambar lainnya, serta bila diraba nomor serinya sedikit menonjol ke permukaan. Nomor seri

Di bawah paparan sinar ultraviolet, nomor seri uang asli akan berubah warna. Uang pecahan Rp 50.000,-, misalnya, warna ini akan berubah menjadi kehijau-hijauan sedangkan uang palsu tidak menandakan perubahan. Invisible nominal value

Ini tinta yang jika disinari ultra violet akan menampakkan nilai nominal uang itu. Sebagai contoh, pecahan Rp 50.000,- akan tampak di pojok kanan atas dekat hidung pesawat dengan warna hijau berpendar, sedangkan uang palsu tidak muncul, kalaupun ada warnanya tidak berpendar, tidak terang, atau warnanya berubah. Microletter

Feature ini terdapat pada benang pengaman dan tanda air. Benang pengaman, dengan menggunakan kaca pembesar akan tampak tulisan "Indonesia" dan "Bank Indonesia"; sementara tanda air akan tampak microletter (huruf kecil-kecil) berbunyi "Bank Indonesia". Uang palsu tidak menunjukkan adanya tulisan, baik benang pengaman maupun tanda air.

Masalah Pendeteksian UangDengan adanya peredaran uang palsu yang jumlahnya semakin banyak, perlu

adanya alat pendeteksi uang yang berfungsi untuk mendeteksi uang agar dapat diketahui apakah uang tersebut asli atau palsu. Pendeteksian uang dapat dilakukan secara manual (vision) dan otomatis (alat ukur/menggunakan mesin). Cara-cara pendeteksian uang kertas yang dilakukan pada saat ini adalah secara manual menggunakan sinar ultra violet. Persoalan yang timbul pada pendeteksian dengan cara ini adalah relatif lambat, subjektif, dan tergantung kondisi. Dikatakan lambat karena uang harus diperiksa satu-per-satu di bawah paparan sinar ultra violet. Uang yang dideteksi secara manual bersifat subjektif, misalkan uang yang sama diperlihatkan kepada dua orang untuk diperiksa, sangat mungkin si A mengatakan bahwa uang tersebut asli, sedangkan si B mengatakan bahwa uang tersebut palsu, sehingga kedua orang tersebut memiliki perbedaan pendapat. Jika uang dideteksi dengan beberapa mesin (secara otomatis), maka akan bersifat objektif karena mesin akan memberikan hasil pendeteksian yang sama terhadap uang tersebut. Pendeteksiannya tergantung kondisi, misalnya, warna uang yang diamati pada malam dan siang hari memiliki perbedaan karena pengaruh cahaya.

Meskipun alat pendeteksi uang secara otomatis sebenarnya sudah dapat dibuat, tetapi masih terdapat kesulitan dengan sistem pengamanan uang sekarang ini karena harus menggunakan metoda pendeteksian kertas, benang pengaman, tanda air, cetak intaglio, nomor seri, invisible nominal value, dan microletter. Untuk mempermudah pendeteksian uang, maka diperlukan suatu metoda pendeteksian uang secara otomatis, cepat, dan efektif, salah satu diantaranya yaitu diusulkan untuk menggunakan teknik sistem pengkodean baris (barcode) dan barcode tersebut dapat berfungsi sebagai sarana keamanan uang, agar uang tidak mudah dipalsukan. Uang yang dilengkapi barcode akan dideteksi oleh sensor barcode (alat pembaca barcode) sehingga yang dideteksi hanya barcode. Barcode tersebut pengkodeannya diproses oleh komputer dan disimpan sebagai basis data di dalam komputer yang On-Line dengan bank pusat dan bank lainnya.

Tujuan dari tulisan ini adalah mengajukan konsep untuk mempercepat proses pendeteksian uang secara otomatis dengan menggunakan sistem dengan metoda

3

Page 4: Barcode

barcode. Kemungkinan barcode dapat disalin atau dipalsukan, tetapi barcode pada setiap uang berbeda-beda dan sudah tersimpan di dalam basis data sebuah komputer yang On-Line ke semua bank. Jika uang yang barcode-nya disalin atau dipalsukan tersebut akan dideteksi dan ternyata datanya tidak terdapat pada basis data, maka uang tersebut palsu. Atau apabila terdapat kode-kode barcode yang sama pada setiap uang yang dideteksi, maka pihak bank akan menarik uang tersebut dari peredarannya.

Barcode merupakan metoda yang paling mudah, paling efektif dan paling dapat diandalkan (reliable) untuk mengindentifikasikan dan memasukkan informasi ke dalam sebuah komputer yang berbasis sistem informasi.(Galbiati,1990). Di samping itu, untuk lebih menjamin keaslian dan keabsahan serta keamanan uang, maka dapat menggunakan metoda water marking. Alat pendeteksi uang tersebut dapat digunakan untuk mesin ATM, agar uang yang diterima dan disetorkan dapat terjamin keasliannya. Uang yang baik adalah yang sulit dipalsukan, mudah dideteksi dan detektornya mudah dibuat.

Dalam gambar 2 disajikan grafik yang menunjukkan hubungan antara sekuriti dan harga pembuatan uang. Uang yang menggunakan barcode memerlukan biaya sedikit lebih besar dibandingkan uang yang ada saat ini. Sebagai usulan, uang yang digunakan tetap uang yang ada saat ini, hanya ditambahkan dengan barcode, bukan mengganti uang yang sudah ada yang memiliki benang pengaman, tanda air, cetak intaglio, nomor seri, invisible nominal value, dan microletter.

Gambar 2. Hubungan antara Sekuriti dan Harga Pembuatan Uang

Dengan melihat grafik di atas, uang yang dideteksi secara manual (vision) memiliki sekuriti yang lebih kecil dibandingkan uang yang dilengkapi barcode yang dideteksi secara otomatis (mesin).

KODE BARIS (BARCODE)Bar coding adalah sebuah bentuk artificial identifier. Barcode merupakan sebuah

kode mesin yang dapat dibaca. Barcode terdiri dari sebuah bentuk bar dan spasi (hitam dan putih) dalam rasio yang didefinisikan yang mempresentasikan karakter alphanumerik.

Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi, saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti misalnya digunakan

4

Page 5: Barcode

sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.

Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.(Mardiana, 1996). Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada mengetikkan data dan barcode scanner memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.(Galbiati, Jr., 1990).

Bentuk Barcode

Bentuk Barcode ada dua jenis, yaitu : (Planet Church, tanpa tahun)1. Barcode satu dimensi (1D)2. Barcode dua dimensi (2D)

Barcode satu dimensiBarcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut : Code 39 (code 3 of 9)

Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas.

Gambar 3. Barcode jenis Code 39

Code 128Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).

Gambar 4. Barcode jenis Code 128

Interleaved 2 of 5

5

Page 6: Barcode

Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium.

Gambar 5. Barcode jenis Interleaved 2 of 5

UPC (Universal Product Code)Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council.

Gambar 6. Barcode jenis UPC

Barcode dua dimensiAdalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru

sekarang ini mulai populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi adalah “symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2).

Gambar 7. Barcode jenis PDF417

Metoda Pengkodean Ada Dua Sistem :A. Binary coding (Pengkodean Biner)

Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.

B. Proportional coding Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space

dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning barcode. Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini adalah USS Code 128.

6

Page 7: Barcode

Pengkodean data dalam sebuah barcode dilakukan sebagai berikut : Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika

sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan dapat dibaca. Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa jenis barcode

lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang valid. Hal ini berarti jika ukuran dari salah satu bar / space salah terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi karakter menjadi sangat rendah.

Jadi, kesimpulannya barcode sangat aman. Kesalahan dalam pembacaan sangat tak mungkin.

Memilih Sebuah Jenis Barcode Dalam sistem penggambaran (imaging system).Secara tipikal barcode dalam sistem penggambaran digunakan untuk index

documents. Bergantung pada macam-macam data yang diperlukan untuk perbedaan jenis barcode yang ada yang akan di-indeks-kan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab sebelum jenis barcode dipilih : 1. Set karakter apa yang perlu di-encoded-kan ?

Hanya numerik Alpha numeric Karakter khusus

2. Berapa banyak data yang perlu di-encoded-kan ? Beberapa jenis barcode memberikan sebuah data density yang lebih besar

daripada yang lainnya. Tergantung pada jumlah data dan ruang yang tersedia pada dokumen beberapa kode dengan ruang yang sesuai yang lebih tersedia pada dokumen untuk mencetak barcode.

Ruang yang tersedia pada dokumen akan mendefinisikan berapa banyak karakter yang dapat di-encoded-kan. Scanning resolution available.

Jika scanning resolution tinggi, banyak karakter-karakter yang dapat di-ncoded-kan secara akurasi pada data entry.

Berapa banyak barcode yang dapat ditoleransikan untuk kesalahan pembacaan. (kesalahan membaca berarti key entry bekerja !!).

3. Apakah anda ingin mempunyai sebuah check digit / check character ? Beberapa jenis barcode mempunyai fitur tersusun tetap (built in) dan, oleh

karena itu tidak perlu sebuah check digit ekstrak.4. Posisi di dalam dokumen

Beberapa jenis barcode lebih tolerant pada syarat-syarat quiet zone. Jika kesalahan membaca barcode pada beberapa sisi dapat terjadi karena barcode dapat dipotong.

Dari sekian banyaknya barcode, konsep penggunaan barcode sebagai sarana keamanan dan pendeteksian uang secara otomatis akan digunakan barcode jenis UPC. Barcode tersebut tidak hanya dipergunakan untuk mata uang kertas rupiah, tetapi dapat juga dipergunakan untuk semua mata uang kertas di seluruh dunia, misalnya uang dollar.

Barcode UPC (Universal Product Code) merupakan barcode yang umum digunakan di Amerika. UPC dirancang untuk industri grosir (pangan atau bahan makanan), karena jika jumlah barang-barang yang dibeli dalam jumlah besar, biasanya di toko grosir diperiksa menggunakan mesin pembaca barcode. Barcode ini merupakan sebuah metoda yang diperlukan untuk kecepatan proses dan mengurangi kesalahan pada seorang kasir (human cashier).

7

Page 8: Barcode

Pada kebanyakan orang, barcode terlihat membingungkan, rumit dan kompleks. Tetapi untuk sebuah komputer, barcode sangat simpel dan mudah dibaca serta diketahui.

Cara Computer-Scanner Membaca Barcode (Watkins, 1999)Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit

terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black bar dan bilangan “0” untuk menyatakan white space. Misalnya, tujuh unit berikut ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut space-space-bar-bar-space-space-bar.

Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian kanan (kode produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan yang ada di sebelah kanan, misalkan jika bar disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri. Pengkodean di sebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya berjumlah genap. Sedangkan pengkodean di sebelah kiri dinamakan kode odd parity sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan yang dikodekan mempunyai perbedaan untuk tiap-tiap sisi barcode, sehingga barcode dapat dibaca (scanned) dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan.

Gambar 8 memperlihatkan pengkodean sisi kiri dan sisi kanan yang dipisahkan ke dalam tujuh unit.

Gambar 8. Pengkodean Sisi Kiri dan Kanan (Watkins, 1999)

Penjelasan tabel pengkodean di atas adalah sebagai berikut :1. Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa bilangan-bilangan sebelah kiri

merupakan kebalikan dari bilangan-bilangan disebelah kanan.2. Setiap barcode memiliki empat buah “mark” (marka) yang berbeda. Sebuah

marka dapat terdiri dari salah satu black (bar) atau white (space). Marka-marka tersebut lebarnya bermacam-macam, tetapi jumlahnya selalu empat. Contohnya, bilangan pengkodean yang berada di sebelah kiri pada bagian angka “0” yaitu 0001101 berarti terdiri dari 3 space (marka 1), 2 bar (marka 2), 1 space (marka 3), dan 1 bar (marka 4).

3. Pengkodean di sisi kiri selalu dimulai dengan sebuah space atau “0” dan berakhir dengan sebuah bar atau “1” sedangkan untuk sisi sebelah kanan selalu dimulai dengan sebuah bar atau “1” dan berakhir dengan sebuah space atau “0”.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.

Tabel 1. Set karakter barcode jenis UPC

8

LEFT SIDE (ODD PARITY) CODES1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1

RIGHT SIDE (EVEN PARITY) CODES1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0

Page 9: Barcode

Sumber : (Planet Church, tanpa tahun)

Gambar 9. Anatomi Barcode (Planet Church, tanpa tahun)

Keterangan gambar barcode : Komputer tidak membaca bilangan yang berada di bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar orang dapat membaca barcode dengan mudah bila diperlukan. Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode

UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode.Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut : 0 - Standard UPC number.

9

Karakter Karakter Sebelah kiri Karakter Sebelah Kanan Width

Paritas ganjil Paritas genap Pattern (mark)

0 0001101 1110010 3, 2, 1, 1

1 0011001 1100110 2, 2, 2, 1

2 0010011 1101100 2, 1, 2, 2

3 0111101 1000010 1, 4, 1, 1

4 0100011 1011100 1, 1, 3, 2

5 0110001 1001110 1, 2, 3, 1

6 0101111 1010000 1, 1, 1, 4

7 0111011 1000100 1, 3, 1, 2

8 0110111 1001000 1, 2, 1, 3

9 0001011 1110100 3, 1, 1, 2

Page 10: Barcode

1 - Reserved. 2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc. 3 – Pharmaceuticals 4 - In-store code for retailers. 5 - Coupons 6 - Standard UPC number. 7 - Standard UPC number. 8 - Reserved. 9 - Reserved.

3 Guard Bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space-bar-space-bar-space” atau “01010”.

Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima dijit bilangan yang secara khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC).

Product Code : kode produk ini ada lima dijit bilangan yang ditetapkan oleh perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya. Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk yang unik.

Check digit : disebut sebagai dijit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan dijit-dijit lainnya (number system character, manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.

Cara komputer mengkalkulasikan check digit adalah sebagai berikut : 1. Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan

menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 2 + 4 + 6 + 8 + 0 = 20.2. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini,

yaitu, 20 x 3 = 60.3. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita

akan menjumlahkan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25. Di sini kita tidak memasukkan bilangan 5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.

4. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 60 + 25 = 85.5. Check digit tersebut adalah bilangan yang perlu dijumlahkan dengan bilangan pada

langkah 4. Hasilnya pada langkah 4 tersebut sama dengan mengalikan dengan bilangan 10. Pada contoh ini, check digit nya adalah 5 sehingga 85 + 5 = 90. Cara lain untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 85/10 = 8,5 sehingga sisa nya dari hasil pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.

10

Page 11: Barcode

Gambar 10 dan 11 menunjukkan bahwa Barcode Master Data dapat disimpan pada media diskette dan dapat digunakan untuk ISDN. Integrated Services Digital Network (ISDN) adalah sebuah jaringan yang pada umumnya perkembangan dari telephony Integrated Digital Network (IDN), yang menyediakan jaringan penghubung digital end to end, yang terdiri dari layanan suara dan non-suara.

Gambar 10. Barcode yang disimpan pada media disket (Applied Barcode, 2000)

Gambar 11. Barcode pada ISDN (Applied Barcode, 2000)

Jenis-jenis Pembaca BarcodeAda 4 jenis pembaca barcode yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tiap-tiap

pembaca barcode mempunyai harga khusus dan karakteristik pengoperasian.

Tabel 2. Jenis-jenis Pembaca BarcodeJenis Deskripsi Harga Unit

LED Red light emitting diode Paling rendahIR Infrared SedangNarrow Band Laser Paling tinggiFiberoptic Environment Tinggi

Gambar 12 memperlihatkan alat-alat pendukung barcode, yang terdiri dari barcode printers yang berfungsi untuk mencetak label barcode, barcode scanners yang berfungsi untuk membaca label barcode, dan barcode verifiers berfungsi untuk memeriksa simbol-simbol dengan kecepatan baca yang tinggi.

Gambar 12. Alat-alat Pendukung Barcode (Applied Barcode, 2000)

KONSEP SISTEM PENGGUNAAN BARCODE UNTUK PENDETEKSIAN UANG

Untuk mempercepat proses pendeteksian dan pencatatan uang, maka dibuatlah suatu kode pada setiap uang kertas dalam bentuk barcode (kode baris). Nomor kode pada setiap uang kertas tersebut berbeda dengan nomor seri pada setiap uang kertas, untuk nomor kode pada setiap uang kertas disusun dengan metoda penyandian tertentu. Barcode tersebut mencakup nilai nominal uang, nomor seri, Bank Indonesia, dan untuk menjamin keaslian dan keabsahan uang kertas, digunakan suatu metoda water marking, hal ini dapat menghindari adanya uang palsu.

11

Page 12: Barcode

Gambar 13. uang kertas yang diberi barcode

Perangkat Pendeteksi UangTulisan ini menginstruksikan penggunaan teknik komputer pada uang-uang

kertas untuk memudahkan interaksi antara manusia dengan mesin. Di bawah ini terdapat blok diagram pendeteksian uang kertas yang sudah dilengkapi dengan nomor kode dalam bentuk barcode dan water marking yang akan digunakan untuk mesin ATM :

Gambar 14. Blok Diagram Pendeteksi Uang Kertas

Input yang berupa sejumlah uang kertas akan diproses oleh mesin pembaca barcode Mesin pembaca barcode ini berfungsi untuk mendeteksi uang kertas apakah uang tersebut asli atau palsu yang dibantu oleh komputer. Setiap uang kertas yang dilengkapi dengan nomor seri dan nomor kode sudah disimpan datanya di dalam komputer, sehingga memerlukan database untuk uang kertas tersebut.

Komputer akan mendeteksi atau mengecek uang kertas, bila nomor seri dan nomor kode tersebut datanya terdapat dalam database komputer berarti uang tersebut asli. Tetapi bila data uang kertas tersebut tidak terdapat pada database komputer berarti uang tersebut palsu.

Komputer sebaiknya menggunakan fasilitas internet yang On Line ke bank pusat. Bank tersebut yang akan menginputkan setiap uang yang baru dibuat atau dicetak ke dalam database komputer dan komputer yang akan mengolah data tersebut.

12

LIMA PULUH RIBU RUPIAH

BANK INDONESIA

ABC12345

ABC12345

Page 13: Barcode

Alat pendeteksi uang tersebut dapat diletakkan pada mesin ATM yang berfungsi sebagai penarikan uang dan penyetoran uang secara otomatis serta fasilitas lainnya yang terdapat pada mesin ATM.

KONSEP SISTEM PENGGUNAAN BARCODE UNTUK KEAMANAN UANG

Barcode adalah sebuah array bar dan spasi dalam bentuk persegi panjang yang disusun parallel yang menunjukkan elemen-elemen data atau karakter dalam sebuah particular symbology.

Barcode yang digunakan pada uang kertas adalah barcode dengan jenis Universal Product Code (UPC). Set karakter barcode UPC terdiri dari numerik dan tiga karakter khusus yaitu, start, stop, dan center. Ada dua format data string dasar yang ditunjukkan dalam gambar 15. Set karakter UPC ditunjukkan dalam tabel 1. Contoh data string untuk karakter 5 menggunakan jenis 2 format dan kode regular UPC dari tabel 1 ditunjukkan dalam gambar 16.

13

Page 14: Barcode

Gambar 15. Format data string Universal Product Code (UPC)

Start--------NSC-----/---Left---/-----Center-----/---Right---/----Check---------Stop101 0 5 01010 5 Check 101

= 0110001 = 1001110 dari tabel 1 dari tabel 1

(a)

(b)

Gambar 16. Layout data string barcode UPC (a), left and right field data character (b)

Barcode yang akan digunakan pada uang harus menjamin keamanan dan keaslian pada uang. Oleh karena itu, barcode yang digunakan pada uang kertas merupakan barcode yang telah diacak (enkripsi), sehingga harus dibuat sebuah tabel sebagai key code. Tabel key code tersebut khusus dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Salah satu contoh pada konsep sistem penggunaan barcode ini adalah dengan mengacak karakter pada barcode, yaitu dengan menggeser karakter sebanyak tiga langkah. Misalkan, pada gambar kedua barcode di bawah ini, menunjukkan barcode

14

Left data Right datafield field

1 2

Left guard bars Center bars Right guard bars

Data Field

1 2

1 Number System Character2 Check digit

Page 15: Barcode

asli (plain) dan barcode yang telah diacak (chiper) dan lihatlah tabel 3 set karakter barcode UPC yang telah diacak dengan cara menggeser karakter sebanyak tiga langkah.

Tabel 3. set karakter UPC yang telah diacak, karakter digeser 3 langkah

15

Karakter (Plain)

Karakter yang digeser (Chiper)

Karakter Sebelah kiri Paritas Ganjil

Karakter Sebelah Kanan Paritas Genap

Width Pattern (mark)

0 3 0111101 1000010 1, 4, 1, 1

1 4 0100011 1011100 1, 1, 3, 2

2 5 0110001 1001110 1, 2, 3, 1

3 6 0101111 1010000 1, 1, 1, 4

4 7 0111011 1000100 1, 3, 1, 2

5 8 0110111 1001000 1, 2, 1, 3

6 9 0001011 1110100 3, 1, 1, 2

7 0 0001101 1110010 3, 2, 1, 1

8 1 0011001 1100110 2, 2, 2, 1

9 2 0010011 1101100 2, 1, 2, 2

Page 16: Barcode

Cara menghitung check digit pada barcode yang telah diacak adalah sebagai berikut : 1. Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan

menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 5 + 7 + 9+ 1+ 3 = 25.2. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini,

yaitu, 25 x 3 = 75.3. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita

akan menjumlahkan 4 + 6 + 8 + 0 + 2 = 20. Di sini kita tidak memasukkan bilangan 5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.

4. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 75 + 20 = 95.5. Untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan

dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 95/10 = 9,5 sehingga sisa nya dari hasil pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.

Jadi, barcode yang akan ditunjukkan pada uang adalah barcode yang telah diacak (enkripsi), sehingga pada alat pembaca barcode harus dilengkapi dengan pengubah kode (dekripsi). Sebagai catatan, untuk jumlah karakter pada barcode dapat menggunakan lebih dari 10 karakter. Hal ini dibuat agar lebih terjamin keamanannya, karena uang yang dicetak dan diedarkan berjumlah sangat besar.

16

Barcode yang Asli

NSC 0 Kar 1 Kar 2 Kar 3 Kar 4 Kar 5 Kar 6 Kar 7 Kar 8 Kar 9 Kar 0 CD 5

LGB CB RGB

Barcode yang diacak

NSC 0 Kar 4 Kar 5 Kar 6 Kar 7 Kar 8 Kar 9 Kar 0 Kar 1 Kar 2 kar 3 CD 5LGB CB RGB

Keterangan : Kar = Karakter

CD = Check DigitNSC = Number System CharacterCB = Center BarsLGB = Left Guard BarRGB = Right Guard Bar

Page 17: Barcode

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Penggunaan barcode pada uang dan penggunaan alat pendeteksi uang yang

dilengkapi dengan pembacaan barcode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah lebih sederhana karena yang dideteksi hanya barcode; proses pendeteksian uang yang dilengkapi barcode akan lebih cepat dibandingkan pendeteksian secara manual dengan menggunakan alat sinar ultra violet; dengan penggunaan metoda barcode dan water marking maka, akan terjamin keaslian dan keabsahan uang. Kerugiannya adalah uang kertas yang menggunakan barcode belum populer pada saat ini dan perlu dirancang dari awal.

Manfaat Barcode pada alat pendeteksi uang : Mempermudah pendeteksian uang secara elektronis (nilai nominal, keaslian, nomor

seri, dan lain-lain), membantu test phisik uang. Menambah keamanan uang dari pencurian, perampokan, dan lain-lain. Mempermudah dan mempercepat pencatatan uang (terutama dengan komputer). Meningkatkan cara-cara menjaga keaslian uang dengan menambah tanda-tanda

tertentu yang unik sesuai kode pada barcode untuk mempersulit pemalsuan. Mempermudah proses penerimaan uang melalui ATM otomatis. Mempermudah dan lebih mengamankan proses transaksi.

Saran Konsep sistem penggunaan barcode untuk pengamanan dan pendeteksian uang

memerlukan penelitian lebih lanjut, misalkan pada pembuatan barcode, jumlah digit pada barcode, penempatan barcode pada uang kertas, dan kecepatan mesin pembaca barcode.

Penggunaan barcode pada uang dan mesin pendeteksi yang dilengkapi mesin pembacaan barcode memerlukan pengamanan lebih lanjut sehingga perlu adanya enkripsi. Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi adalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti.

Uang yang menggunakan barcode harus memiliki kualitas yang tinggi, meliputi bahan kertasnya, tinta, dan cetakan uang tersebut, agar uang tidak mudah rusak.

DAFTAR PUSTAKA1. Mardiana, 1996, Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengolah Data dari Mesin

Pembaca kode Baris ABX-10, Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, ITENAS Bandung.2. Planet Church, tanpa tahun, Barcodes, <www.666soon.com/barcode.htm>, tanggal akses

11 Juli 2001.3. Watkins T., 1999, What about barcodes and 666 : the Mark of the beast?,

<www.av1611.org/666/barcode.html>, tanggal akses 11 Juli 2001.4. Applied Barcode, 2000, Barcodes, Barcodes and barcoding systems,

<www.appliedbarcode.co.uk/>, tanggal akses 11 Juli 2001.5. Surono A. & Anglingsari, 1999a, Hati-hati uang palsu,

<www.indomedia.com/intisari/1999/juni/palsu.htm>, tanggal akses 12 Juli 2001.6. Surono A. & Anglingsari, 1999b, Ini baru aslinya,

<www.indomedia.com/intisari/1999/juni/b_palsu.htm>, tanggal akses 12 Juli 2001.

17

Page 18: Barcode

7. Ulag L., 1999, Ciri-ciri uang palsu versi pengamatan “Pembaruan”, <www.suarapembaruan.com/news/1999/04/130499/kota/kt06/kt06.html>, tanggal akses 12 Juli 2001.

8. Louis J. Galbiati, Jr., 1990, Machine Vision and Digital Image Processing Fundamentals, Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice-Hall.

18