39
Bariatric Surgery sebagai salah satu metode........... BARIATRIC SURGERY SEBAGAI SALAH SATU METODE PENGENDALIAN OBESITAS R S U HAJI SURABAYA Oleh : Dr.dr. Koernia Swa Oetomo, SpB. FINACS. FICS(K)Trauma

BARIATRIC SURGERY SEBAGAI SALAH SATU METODE PENGENDALIAN OBESITAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah ini berisi tentang BARIATRIC SURGERY SEBAGAI SALAH SATU METODE PENGENDALIAN OBESITAS oleh Dr. dr. Koernia Swa Oetomo, SpB, FINACS. FICS(K)Trauma., SMF Ilmu Bedah RSU Haji Surabaya.

Citation preview

Bariatric Surgery sebagai salah satu metode...........

BARIATRIC SURGERY SEBAGAI SALAH SATU METODE PENGENDALIAN OBESITAS

Oleh :

Dr.dr. Koernia Swa Oetomo, SpB. FINACS. FICS(K)Trauma

RUMAH SAKIT UMUM HAJI

SURABAYA

2014DAFTAR ISIDaftar Isi ..............................................................................................................iDaftar Singkatan dan Istilah..................................................................................iiDaftar Gambar.......................................................................................................iiiRingkasan..............................................................................................................ivSummary...............................................................................................................vBab I. Pendahuluan...............................................................................................11.1. Latar belakang.................................................................................................11.2. Tujuan.............................................................................................................2Bab II. Pembahasan..............................................................................................32.1 Tujuan Dan Konsep Dasar Bariatric Surgery........................................32.2 Prinsip Prosedur Teknik Bariatric Surgery............................................42.2.1 Prosedur Malabsorptif..............................................................42.2.2 Prosedur Restriktif....................................................................52.3 Macam Bariatric Surgery........................................................................52.4 Kelebihan Dan Kekurangan/Keterbatasan Bariatric Surgery.................102.5 Efek Bariatric Surgery Terhadap Lipid..................................................13

2.5.1 Perubahan Lipid Dan Bariatric Surgery...........................................13

2.5.2 Perubahan Energy Expenditure Dan Bariatric.................................132.5.3 Metabolisme Glukosa Dan Resistensi Insulin.................................14Bab III Kesimpulan...............................................................................................15Daftar Pustaka.......................................................................................................15DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

BMI

: Body Mass Index

LRb

: leptin receptor b

MC4R

: reseptor-melanokortin4

NPY

: neuropeptide YPOMC

: Pro-opiomelanokortin

PYY

: peptide YYATP

: adenosin triphospate

BMR

: basal metabolic rate

TEE

: total energy expenditure

LDL

: low density lipoprotein

HDL

: High density lipoprotein

LSGB

: laparoscopic sleeve gastrectomy bypass

RYGB

: Roux-en-Y gastric bypass

BPDB

: biliopancreatic diversion bypass

JBP

: jejunoileal bypass

LAGB

: Laparoscopic adjustable gastric banding

VBG

: vertical banded gastroplasty

FFA

: free fatty acid

IL

: interleukin

TNF

: tumor necrosis factor

PAI-1

: plasminogen activated inhibitor

CRP

: C-reactive protein

PGE

: prostaglandin

MCP

: monocyte chemoatractant protein

MIP

: Macrophage Inflammatory protein RBP4

: Retinol Binding ProteinAGRP

: Agouti-Related Peptide

IRS

: insulin receptor substrat-1

GLUT

: Glucose transporter

VLDL

: very low density lipoprotein

NEFA

: nonesterified fatty acid

HSL

: hormone-sensitive lipase

FABP

: fatty acid binding proteinDAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Laparoscopic sleeve gastrectomy bypass...........................................4

Gambar 2. Roux-en-Y gastric bypass....................................................................4Gambar 3. Biliopancreatic diversion bypass.........................................................5Gambar 4. Jejunoileal bypass................................................................................5Gambar 5. Laparoscopic adjustable gastric banding.............................................5Gambar 6. Vertical banded gastroplasty...............................................................5Gambar 8. Keseimbangan antara intake energy dan.............................................14RINGKASANLebih dari setengah penduduk Eropa mengalami kelebihan berat badan(BMI >25 kg/m2 dan 25 kg/m2 and < 30 kg/m2). Overweight and(30 kg/m2), while 30% were obese (BMI obesity become endemic, mainly due to the increased nutrient and decreased physical activity. Insulin resistance, dyslipidemia, hypertension, cholelithiasis, certain cancers, steatosis hepatis, gastroesophageal reflux, obstructive sleep apnea, degenerative joint disease, gout, low back pain, and polycystic ovary syndrome, all associated with overweight and obesity. More endemic problem of overweight and obesity and its comorbidity led to the development of therapies to lose weight. Long-term effects of diet, exercise and drug therapy to reduce weight is relatively low. In addition to weight loss, which can last a long time, obesity surgery is the most effective therapy to improve even gives permission to complications related to obesity. Current evidence indicates that surgery Bariatric treatment of severe obesity associated with a decrease in overall mortality. However, there may be serious complications due to bariatric surgery. Therefore, the selection of patients is very important precaution bariatric surgery because the less be considered for patients with a BMI greater than 40 kg/m2, While BMI greater than 35 kg/m2, bariatric surgery may be considered if there is a failure of conventional treatment. Bariatric Surgery might be used as a method for controlling obesity, since supposedly related adipocytes function by means of the mechanism of inflammation.Key words: bariatric surgery, adipocytes, inflammatory

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLebih dari setengah penduduk Eropa menderitakelebihan berat badan(BMI >25 dan 35 kg/m2 dengan komorbiditas yang signifikan antara usia 16 dan 65 tahun. Bersedia menanggung resiko operasi. Penderita dengan kegagalan pengobatan obesitas non operasi jangka panjang, psikologis stabil dengan harapan yang realistis dan telah menerima informasi secara jelas, termotivasi untuk merubah gaya hidup. Keluarga/ lingkungan sosial sangat mendukung, bukan pecandu alkohol atau penyalahgunaan zat adiktif, psikosis aktif dan depresi berat (Erik et al, 2006).Simak

Baca secara fonetik

Saluran pencernaan merupakan sumber penting peptida yang mengatur homeostasis asupan makanan dan energi. Perubahan peptida dalam usus setelah prosedur bariatric surgery berhubungan dengan perbaikan kondisi komorbiditas (Flum et al, 2005).Data menunjukkan bahwa lebih dari 5 juta warga Amerika memiliki> BMI 35.Sehingga implikasi dari operasi bariatric surgery sangat besar.Pasien dengan> BMI 40 memiliki konsekuensi kesehatan secara substansial lebih serius dan harapan hidup berkurang.Obesitas secara signifikan mengganggu kualitas hidup, dan risiko kesakitan dan kematian meningkat sesuai dengan derajat obesitas. Hasil studi kohort terkontrol dan tidak terkontrol menunjukkan bahwa operasi ini telah menghasilkan penurunan berat badan. Penelitian meta-analisis membuktikan operasi bariatric surgery tidak hanya baik untuk menurunkan berat badan, tapi menunjukkan bahwa sebagian besar pasien dengan diabetes, hiperlipidemia, hipertensi, dan Obstructive Sleep Apnea akan terjadi perbaikan komorbiditas yang signifikan setelah operasi Bariatric surgery ini dilakukan hanya pada pasien dengan obesitas lebih dari dua kali berat badan ideal mereka. Obesitas sering disebut sebagai morbid obesitas karena dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan yang serius termasuk hipertensi, diabetes mellitus tipe II (non-insulin dependent diabetes), meningkatnya risiko penyakit koroner, meningkatnya serangan jantung, hiperlipidemia, dan prevalensi lebih tinggi padakanker usus besar, prostat, endometrium, dan mungkin kanker payudara. Pada tahun 2003. Para peneliti menyimpulkan bahwa operasi obesitas bisa menyembuhkan diabetes tipe II pada obesitas.Oleh karena itu, operasi ini dilakukan pada orang-orang yang resiko komplikasi operasinya sebanding dengan kebutuhan menurunkan berat badan dan mencegah komplikasi kesehatan, serta kegagalan pengobatan dengan diet, olah raga dan gaya hidup. Sekitar 60% pasien terjadi penurunan berat badan melalui operasi ini. Perubahan dalam diet dan olahraga masih diperlukan untuk menjaga berat badan agar tetap normal (Champion etal, 2003; Colquitt et al, 2005). 2.2 Prinsip prosedur teknik bariatric surgeryTeori di balik bariatric surgery adalah bahwa jika volume perut dikurangi dan pintu masuk ke dalam usus dibuat lebih kecil untuk memperlambat pengosongan gaster, atau bagian dari usus kecil dilewati atau dipersingkat. Sehingga orang akan dapat mengkonsumsi atau menyerap banyak kalori. Dengan bariatric surgery volume makanan di gaster bisa terus berkurang dari sekitar empat cangkir sampai sekitar 1 / 2 cangkir (Carson et al, 2004). TeknikBariatric surgerydibagi menjadi duakelompok: 1). prosedur malabsorptif2). restriktif2.2.1 Prosedur MalabsorptifProsedur ini menyebabkan penurunan penyerapan nutrisi dengan memperpendek panjang fungsional dari usus kecil.Pemendekan usus ini menyebabkan keseimbangan energi negatif. Bypass jejunoileal adalah salah satu prosedur operasi bariatric surgery yang pertama. Metode ini sangat terkait dengan komplikasi substansial jangka panjang termasuk gagal hati, kekurangan gizi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan vitamin, batu ginjal (oksalat), dan kematian. Oleh karena itu prosedur bypass jejunoileal tidak lagi dilakukan. Saat ini teknik malabsorptif yang digunakanadalah biliopancreatic dan biliopancreatic dengan pembagian duodenal (Bult, et al, 2008).

Gambar 1. laparoscopic sleeve gastrectomy Gambar 2. Roux-en-Y gastric

bypass bypass

Gambar 3. biliopancreatic diversion bypass Gambar 4. jejunoileal bypass2.2.2 Prosedur Restriktif

Prosedur ini dilakukan dengan mengurangi ukuran perut besar dengan jalan Laparoscopic adjustable gastric banding (LAGB) dan vertical banded gastroplasty (VBG) (Bult, et al, 2008).

Gambar 5. Laparoscopic adjustable

Gambar 6.vertical banded

gastric banding gastroplasty2.3 Macam bariatric surgeryLaparoscopic adjustable gastric bandingLaparoscopic adjustable gastric banding (LAGB) adalah penempatan silicon inflatable gastric band horizontal mengellingi bagian atas gaster. Band dapat dikembangkan melalui pipa saluran silicon diluar dinding perut satu lubang. Bergantung kebutuhan makanan yang diperlukan (Cummings et al, 2008).Prosedur LAGB adalah sebagai berikut menggunakan alat-alat laparoskopi, dengan menempatkan band silikon di bagian atas gaster kemudian gaster dilingkari dengan band silicon sebagai binding. Sehingga gaster hanya dapat menampung sekitar sekitar 1 ons makanan kemudian band tersebut dihubungkan ke dinding abdomen luar melalui sebuah pipa silicon yang berisi natrium klorida 0.9%. garam tersebut dimasukkan melalui port silicon di dinding abdomen. Apabila jepitan gaster terlalu ketat maka cairan NaCl bisa diaspirasi demikian sebaliknya melalui port tersebut. Dengan cara ini dapat digunakan untuk mengurangi asupan makanan sehingga terjadi penurunan berat badan (Bult et al, 2008).

Beberapa efek samping yang sering terjadi setelah LAGB adalah sebagai berikut: 1. Mual dan muntah. Ini sering dapat dikurangi dengan menyesuaikan ketatnya band. 2. Terjadi infeksi pada tempat pembedahan kurang lebih 10 %

3. Risiko kematian akibat operasi gastric banding adalah sekitar 0,2%.

Keuntungan LAGB adalah gastric banding tidak mengganggu penyerapan makanan sehingga tidak terjadi kekurangan vitamin dan produksi hormon adiposit (Carson et al, 2004; Bult et al, 2008; Thomas et al, 2010).

Vertical banded gastroplasty (VBG)Metode bariatric surgery yang paling banyak digunakan untuk menurunkan berat badan, akan tetapi VBG saat ini sdh banyak ditinggalkan karena ditemukan metode bariatric surgery yang baru yaitu Roux-en-Y gastricbypass.Prosedur VBG ini menyebabkan penurunan berat badan dengan membatasi jumlah makanan dalam abdomen(James et al, 2004).Prosedur VGBAdalah fundus gaster distapler parallel dengan kurvatura minor gaster memakai stapling. Gastroplastybandeddilakukan secara vertikal, dengan menggunakan staples dan band untuk menutup sebagian besar lambung serta menyisakan kantong kecil untuk makanan. Kantong ini sangat membatasi asupan makanan sehingga terjadi penurunan berat badan. Vertical Banded Gastroplasty dapat dilakukan dengan prosedur laparoskopi atau prosedur terbuka konvensional(Carson et al, 2004; Bult et al, 2008).Vertical Banded Gastroplasty memberikan banyak keuntungan seperti operasi penurunan berat badan lainnya. Ini adalah cara yang efektif untuk merangsang penurunan berat badan pada pasien, dan banyak pasien yang mampu menjaga penurunan berat badan dalam jangka waktu yang lama. Pasien yang menjalani Vertical Banded Gastroplasty dengan resiko kekurangan gizi dan vitamin akibat bypass lambung. Dumping syndrome tidak terjadi pada Vertical Banded Gastroplasty. Komplikasi yang lain karena bypass lambung jika makan terlalu cepat atau makan makanan yang tidak sesuai akan terjadi gejala-gejala mual, muntah, diare, berkeringat, kelemahan, kelelahan, dan pusing. Hal ini sebagian besar dapat dihindari melalui modifikasi diet (Bult, et al, 2008).Kekurangan Prosedur VGBMeskipun Vertikal Banded Gastroplasty memang memiliki keunggulan tertentu dan menjadi kurang populer dalam beberapa tahun terakhir karena AGB dan bypass lambung dianggap unggul. Prosedur AGB dan bypass lambungmenghasilkan penurunan berat badan sebanding, dan jauh lebih aman daripada VGB karena tidak memerlukan perubahan bedah permanen pada saluran pencernaan. Prosedur AGB dan gastric bypass juga dapat disesuaikan setelah operasi. Sementara itu, operasi bypass lambung menghasilkan penurunan berat badan lebih cepat dan lebih sesuai daripadaVGB (DeMaria et al, 2008).Laparoscopic sleeve gastrectomy(LSG)Laparoscopic Sleeve Gastrectomy adalah prosedur operasi yang bertujuan untuk mengurangi berat badan, dimana sekitar 2/3 dari gaster dibuat dengan kapasitas sekitar 100 sampai 150 cc. Prinsip prosedur LSG ini adalah dengan membatasi jumlah makanan tanpa melewati usus atau menyebabkan malabsorpsi gastrointestinal(Carson et al, 2004; Bult et al, 2008).Pada tahun 2001 dan 2002 itu pertama kali dilakukan prosedur laparoskopi. Penelitian tahun 2001 yang dilakukan pada 40 pasien LSG dilanjutkan sampai dengan tahun 2002 dengan lebih dari 700 prosedur ternyata tidak terjadi kematian, dan tingkat kebocoran kurang dari 1%. Selama 2 sampai 3 tahun pascaoperasi, terjadi penurunan berat badan sekitar 57- 81% (Bult et al, 2008).KeuntunganLaparoscopic Sleeve GastrectomyMenurut DeMaria et al, 2008, ada beberapa keuntungan dilakukan prosedur LSG diantaranya adalah :

1. Prosedur LSG tidak melakukan bypass usus, 2. Risiko komplikasi malabsorptive seperti kekurangan vitamin dan mineral dan kekurangan protein sangat jarang terjadi.3. Dapat mengurangi ulkus.4. Prosedur ini dapat dilakukan modifikasi dengan prosedur lainnya jika prosedur ini tidak dapat menurunkan berat badan.Kekurangan Laparoscopic Sleeve GastrectomyBeberapa kekurangan akibat prosedur Laparoscopic sleeve gastrectomy sebagai berikut :

1. Penurunan berat badan tidak sesuai yang diharapkan

2. Penurunan berat badan lambat jika tidak diet ketat setelah operasi

3. Komplikasi mungkin terjadi pada staplergaster4. Prosedur ini irreversibleRisiko dan Komplikasi Laparoscopic sleeve gastrectomy

1. Bila menginginkan berat badan normal, diperlukan operasi ulang 2. Terjadi kebocoran lambung dan fistula dengan angka kejadian sekitar 1%3. Deep Vein Trombosis dengan angka kejadian sekitar 0,5%4. Non-fatal embolus paru dengan angka kejadian sekitar 0,5%5. Perdarahan Pasca-operasi dengan angka kejadian sekitar 0,5%6. Pneumonia dengan angka kejadian sekitar 0,2%7. Kematian dengan angka kejadian sekitar 0,25%Roux-en-Y gastric bypassGaster dikecilkan kemudian dihubungkan dengan ilium dipasang stapler. Prosedur kombinasi restriksi dan malabsorpsi dengan melakukan pengecilan gaster dan anastomosa dan Roux-en Y- loop antara jejeunum dan gaster yang dikecilkan terjadi bypass dari gaster ke duodenum dan proksimal jejunum.Panjang usus halus normal adalah 6 sampai 10 m (20 hingga 33 kaki). Operasi Roux-en-Y gastric bypass membuat kemampuan usus menyerap nutrisi berkurang karena ujung jejunum yang disambung secara end to side dengan distal ileum 100 sampai 150 cm (39-59) sedangkan dari gaster sampai jejunum end to side 100 cm. Hal ini menyebabkan malabsorpsi makanan, terutama lemak, karbohidrat, berbagai macam mineral, dan vitamin yang larut dalam lemak. Lemak dan karbohidrat tidak diserap usus besar, sehingga bakteri tidak dapat mencernakan makanannya dan terjadilah iritasi dan timbul gas berbau busuk. Efek yang terjadi adalah penurunan berat badan(DeMaria et al, 2008).Enzim empedu dan pankreas dari duodenum masih dapat masuk dalam prosedur ini. Jika terjadi kebocoran dalam operasi Roux-en-Y gastric bypassakanterjadi peritonitis (Bult et al, 2008).Biliopancreatic diversion bypassProsedur ini dikembangkan oleh Prof Nicola Scopinaro di Italia dan diperkenalkan pada tahun 1979. Ini menggabungkan manfaat restriksi dan malabsorpsi. Sejak diperkenalkan, lebih dari 10.000 kasus telah dilakukan di seluruh dunia dengan hasil yang sangat baik. Prof Nicola Scopinaro memperkenalkan pengalihan Biliopancreatic diversion bypasssejak 20 tahun yang lalu dan telah melakukan operasi lebih dari 2300 kasus. Operasi ini adalah gabungan antara restriksi dan malabropsi lemak serta karbohidrat. Malabsorpsi yang terjadi tanpa efek samping karena cairan empedu dan pancreas tetap ke usus halus dan fungsional. Setelah satu tahun ada mekanisme kompensasi dari gaster dan usus halus yang memungkinkan terjadinya penurunan berat badan yang stabil (DeMaria et al, 2008; Bult et al, 2008). Tiga efek prosedur Biliopancreatic diversion diantaranya adalah :

1. Pasien awalnya hanya mampu makan dalam jumlah yang sangat sedikit selama 12 bulan pasca operasi.2. Makanan hanyamelewati sekitar40% (275cm) dari usus halus dan usus besar sehingga sampai jauh lebih cepat dari biasanya dan memiliki lebih sedikit waktu untuk dicerna3. Cairan empedu dan pankreas, hanya perlu waktu sekitar 1/10 dari waktu normal untuk mencerna makanan dalam usus halus.Saat makanan memasuki usus yang panjangnya hanya 65-75 cm dari ileocecaljunction. Hal ini mengakibatkan terjadinya kegagalan metabolisme lemak, karbohidrat dan protein. Sehingga penyerapannya tinggal sekitar 25% yang diiserap,ini berarti ada perubahan besar dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Maka terjadilah penurunan berat badan dalam jangka waktu yang panjang.Komplikasi utamabiliopancreatic diversion pada saat operasi adalah:1. Kebocoran dari anastomose antara gaster dan usus mengakibatkan abses atau peritonitis

2. Perdarahan3. Pulmonary embolism4. Miokard infark5. Pneumonia6. Pankreatitis7. Akhir komplikasi dan efek samping termasuk:* kekurangan vitamin * kekurangan kalsium * malnutrisi protein * diare* kentut berbau busuk * hernia Insisional * perlekatan usus Kecil

Salah satu keunggulan utama pada metode adalah bahwa setelah satu tahun pasien dapat makan dengan kapasitas normal. Pasien harus mengkonsumsi setidaknya 100gram proteinagar terhindar dari malnutrisi. Bila mengonsumsi gula dapat mengembalikan berat badan seperti semula. Makanan berkalori tinggi menyebabkan berkeringat dan takikardi, kondisi yang dikenal sebagai "dumping". Hal ini menyebabkan keengganan yang membantu penurunan berat badan.Kekurangan protein, kalsium, besi dan vitamin yang larut dalam lemak dapat terjadi (Corradini,et. al. 2005).

Jejunoileal bypass (JIB)Ilium dipotong disambungkan pada distal ilium. Pada waktu itu, JIB adalah metode bedah yang paling efektif untuk menurunkan dan mempertahankan beratbadan. Biasanya, 35 cm dari jejunum proksimal dilakukan anastomose, baik end-to-side maupun end-to-end, ke10 cm terminal dari ileum (Bult et al, 2008). Pasien yang menjalani prosedur metode ini akan mengalami hyperphagia, tetapi mengalami penurunan berat badan karena malabsorpsi. Sebagai hasil dari JIB,Pasien denganberat badan 157 kg berkurang 58 kg pada akhir 1 tahun setelah operasi (Sigh et al, 2009).2.4 Kelebihan dan kekurangan/ keterbatasan bariatric surgeryKelebihan bariatric surgery

Berat badanEfektifitasbariatric surgery ditunjukkan dengan hasil penelitian meta-analisa (Buckwald et al, 2004). Rata-rata keberhasilan bariatric surgery dalam tindakan operasi obesitas adalah menurunkan berat badan sekitar 20 40 kg dari berat badan awal dan pengurangan BMI sekitar 10 15 kg/m2.Pada studi SOS menunjukkan bahwa selama 10 tahun rata-rata penurunan berat badan seberat 19 kg, hasil ini menunjukkan bahwa Vertical Banded Gastroplasty merupakan prosedur yang lebih sesuai dibandingkan dengan terapi lainnya (Bult et al, 2008).Setelah jangka waktu 15 tahun,pasien yang telah menjalani Laparoscopic Gastric Banding; telah kehilangan 13 - 14% dibandingkan dengan berat semula. Setelah 15 tahun Vertical Banded Gastroplasty11 - 18% dan Roux-en-Y gastric bypass 12 - 27% (Lau et al, 2007; Bult et al, 2008; Lim et al, 2009). Pada uji klinis acakkolektif yang melibatkan 231 pasien dengan memberikan prosedur Roux-en-Y lambung bypass dibandingkan dengan Vertical Banded Gastroplasty (Bult et al, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 12 dan 36bulan, pasien yang mendapatkan prosedur Roux-en-Y gastric bypass (42,43 kg dan 34,45 kg)mengalami penurunan berat badan secara signifikan daripadaVertical Banded Gastroplasty (39,73 kg dan 30,65 kg). Atas dasar ini studi ini maka dapat disimpulkan bahwa penurunan berat badan dengan presedur Roux-en-Y gastric bypass lebih baik daripada Vertical Banded Gastroplasty(Maggard et al, 2005). Laparoscopic Adjustable Gastric Binding dibandingkan dengan Vertical Laparoscopic Banded Gastroplasty dalam uji coba secara acak melibatkan 100 pasien. Data LAGB menunjukkan penurunan berat badan 58,9% selama 3 tahun.Sedangkan pada VLGB menunjukkan penurunan berat badan 39% selama 3 tahun. Prosedur operasi biliopancreatic menghasilkan penurunan berat badan lebih dari 7412% selama 2tahun dan 7210% selama 8 tahun pasca operasi (Bult et al, 2008). Sedangkan prosedur operasi biliopancreatic dengan pemindahan duodenal, dari sekitar 252 pasien dilaporkan mengalami penurunan berat badan 4620 kg selama rata-rata 8,3 tahun.Secara bersama-sama dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang, Roux-en-Y gastric bypass dapat menurunkan berat badan daripada prosedur restriksi (Kral, 2007). Diabetes mellitus

Terjadi perbaikanpasien diabetes tipe 2 sebanyak 76,8% setelah menjalani bariatric surgery selama 2 tahun. Sebanyak 36% pasien bebas gangguan diabetes10 tahun setelah operasi. Pada Vertical Laparoscopic Banded Gastroplasty, Roux-en-Y bypass lambung menghasilkan perbaikan diabetes di sekitar 40 60 %, juga terjadi peningkatan sensivitas insulin dan fungsi sel beta. Pasien menjadi euglycemic baik sebelum terjadi penurunan berat badan (Larson-Meyer et al, 2006).Lipid Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia membaik setelah pengobatan bariatric surgery.Low Density Lipoprotein (LDL) kolesterol menurun dengan rata-rata 0,86 mmol / l (kepercayaan 95% interval (CI) 0,60-1,13 mmol / l) dan 0,76 mmol / l (95% CI 0,46-1,06 mmol / l) masing-masing. Trigliserida menurun dengan rata-rata 0,90 mmol / l (95% CI 0,73-1,08 mmol / l), Lipoprotein (HDL) kolesterol meningkat sebesar 0,13 mmol / l (95% CI 0,02-0,24 mmol / l)dan 0,12 mmol / l (95% CI 0,04-0,20 mmol / l).Hipertensi, Obstructive Sleep Apnea, dan polycystic ovary syndromeKeuntungan dari bariatric surgery dalam mengurangi prevalensi hipertensi 62% dan 86% Obstructive Sleep Apnea. Pada pasien dengan polycystic ovary syndrome diobati dengan bariatric surgery, hirsutisme, hiperandrogenemia, resistensi insulin, gangguan ovulasi,gangguan siklus haid membaik secara signifikan (Mechanick et al, 2008). Pada studi Swedian Obese Subject (SOS) yang melibatkan 4047 penderita obese dimana 641 pasien mendapatkan perlakuan bariatric surgery dan sekitar 627 pasien berumur sekitar 47,36,1 tahun dengan BMI 40,54,2 kg/m2 selama 10 tahun. Berikut ini adalah table yang menunjukkan perubahan selama 10 tahun pada studi SOS akibat bariatric surgery(Bult et al,2008).Tabel 1. Perubahan beberapa parameter pada SOS yang diikuti selama 10 tahun

Kelompok kontrolKelompok bariatric surgeryp-valueOdds ratio

Berat badan (%)

Tekanan darah (%)

Sistolik

Diastolik

Glukosa (%)

Trigliserida

Kolesterol HDL (%)1.6

4.4

-2.0

18.7

2.2

10.8-16.1

0.5

-2.6

-2.5

-16.3

24.0