21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari minyak bumi mulai menipis. Hal tersebut disebabkan karena minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harganya semakin meningkat (mahal), maka banyak negara berusaha keras mencari sumber energi alternatif. Negara-negara tersebut tidak mau terus-menerus bergantung pada BBM yang mahal dan menguras devisa. Selain tebu dan tanaman lain yang bisa diproses menjadi etanol sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak Bumi (BBM) dan atau pengganti energi fosil ( solar, minyak tanah dan minyak bakar), ada pula Jarak Pagar (Jatropha curcas L) yang bisa menjadi sumber energi alternatif dan menjadi bahan bakar hayati dengan sumber energi terbarukan (renewable energy) atau energi hijau yang terbarukan (biofuel). Tanaman Jarak di Indonesia dapat tumbuh dengan baik karena kesesuaian iklim dan tanah, sehingga tumbuh bisa merata sebagai gulma. Namun karena hasil dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis, maka tanaman ini kini mulai di budidayakan. Menurut HariyWijaya dalam Ansextra (2012), selama ini tanaman jarak pagar hanya ditanam sebagai pagar dan tidak diusahakan secara khusus. Secara agronomis, tanaman jarak pagar dapat beradaptasi dengan lahan maupun agroklimat di Indonesia bahkan tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada kondisi kering (curah hujan < 500 mm per tahun) maupun pada lahan dengan kesuburan rendah (lahan marjinal dan lahan kritis). Walaupun tanaman jarak tergolong tanaman yang bandel dan mudah tumbuh, tetapi

BARU BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Makalah Biodiesel

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSaat ini, persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari minyak bumi mulai menipis. Hal tersebut disebabkan karena minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harganya semakin meningkat (mahal), maka banyak negara berusaha keras mencari sumber energi alternatif. Negara-negara tersebut tidak mau terus-menerus bergantung pada BBM yang mahal dan menguras devisa. Selain tebu dan tanaman lain yang bisa diproses menjadi etanol sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak Bumi (BBM) dan atau pengganti energi fosil ( solar, minyak tanah dan minyak bakar), ada pula Jarak Pagar (Jatropha curcas L) yang bisa menjadi sumber energi alternatif dan menjadi bahan bakar hayati dengan sumber energi terbarukan (renewable energy) atau energi hijau yang terbarukan (biofuel). Tanaman Jarak di Indonesia dapat tumbuh dengan baik karena kesesuaian iklim dan tanah, sehingga tumbuh bisa merata sebagai gulma. Namun karena hasil dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis, maka tanaman ini kini mulai di budidayakan.Menurut HariyWijaya dalam Ansextra (2012), selama ini tanaman jarak pagar hanya ditanam sebagai pagar dan tidak diusahakan secara khusus. Secara agronomis, tanaman jarak pagar dapat beradaptasi dengan lahan maupun agroklimat di Indonesia bahkan tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada kondisi kering (curah hujan < 500 mm per tahun) maupun pada lahan dengan kesuburan rendah (lahan marjinal dan lahan kritis). Walaupun tanaman jarak tergolong tanaman yang bandel dan mudah tumbuh, tetapi ada permasalahan yang dihadapi dalam agribisnis saat ini yaitu belum adanya varietas atau klon unggul, jumlah ketersediaan benih terbatas, teknik budidaya yang belum memadai dan sistem pemasaran serta harga yang belum ada standar.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang penulisan di atas, penulis merumuskan masalah seperti berikut.1. Apa manfaat biji jarak pagar?2. Bagaimana proses pembuatan minyak jarak?3. Apa manfaat hasil samping dari pengolahan minyak jarak?

1.3 Tujuan PenulisanBerdasarkan permasalahan di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.1. Mengetahui manfaat biji jarak pagar?2. Mengetahui proses pembuatan minyak jarak?3. Mengetahui manfaat hasil samping dari pengolahan minyak jarak?

1.4 Cara Memperoleh DataDalam menyelesaikan makalah ini, metode yang penulis gunakan untuk memperoleh data adalah metode literatur. Penulis menggunakan metode ini dengan cara membaca dan mengumpulkan data dari buku dan artikel-artikel di internet.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Tanaman JarakMenurut Al-Maruzy (2013), jarak pagar masih satu keluarga dengan tanaman karet dan ubi kayu. Klasifikasi jarak pagar sebagai berikut: divisi: Spermatophyta sub divisi: Angiospermae kelas: Dicotyledonae ordo: Euphorbiales famili: Euphorbiaceae genus: Jatropha spesies: Jatropha curcasMenurut Langdon dalam Tanri (2013), sesuai dengan namanya, tanaman ini memang dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar serta sebagai obat trWijayasional, disamping sebagai bahan bakar dan minyak pelumas. Tanaman jarak pagar ini berasal dari Amerika tropis dan tumbuh menyebar hampir di seluruh duNurhayati khususnya di wilayah tropis dan subtropis.Menurut Mawendra (2013), beberapa jenis tanaman jarak diantaranya adalah jarak pagar (Jatropha curcas L), jarak ulung (Jatropha gossypifolia L), jarak bali (Jatropha podagrica Hook), jarak jitun atau kepyar (Ricinus communis Linn).Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m dan bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu dan silindris, bila terluka mengeluarkan getah. Daun tanaman ini tersebar di sepanjang batang. Permukaan atas dan bawah daun berwarna hijau, tetapi permukaan bawah lebih pucat dari permukaan atas. Daun berbentuk jantung atau bulat telur. Tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama. Tangkai daun panjang, sekitar 4-15 cm. Daun berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut tiga atau lima. Panjang tangkai daun antara 4-15 cm. Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, yang muncul di ujung batang atau ketiak daun. Kelopak bunga berjumlah lima yang berbentuk bulat telur (Tanri, 2013).Menurut HariyWijaya dalam Tanri (2013), buah berbentuk bulat telur dengan diameter 2-4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak. Jarak pagar memiliki buah yang terdiri dari daging buah, cangkang biji dan inti biji. Buah jarak memiliki tiga ruang yang masing-masing ruang diisi tiga biji. Biji berbentuk bulat lonjong, warna coklat kehitaman dan mengandung banyak minyak.Menurut Al-Maruzy (2013), tanaman jarak bisa diperbanyak dengan biji atau setek batang. Karakteristik tanaman jarak yang berasal dari biji dan setek batang berbeda. Selain kedua cara tersebut, tanaman jarak juga dapat diperbanyak melalui kultur jaringan (in-vitro). Dengan cara ini kita dapat memperoleh bibit jarak dengan jumlah yang banyak pada waktu yang bersamaan.

Menurut Al-Maruzy (2013), jarak pagar akan tumbuh dan berproduksi optimal jika ditanam di lahan kering dataran rendah yang beriklim kering, dengan ketinggian 0-500 meter dpl, curah hujan 300-1000 mm per tahun, dan temperature lebih dari 200C. jarak pagar dapat tumbuh di lahan marginal yang miskin hara, tetapi berdreinase dan aerasi baik. Produksi optimal akan diperoleh dari tanaman yang ditanam di lahan subur. Jenis tanah yang baik untuk tanamn jarak pagar adalah yang mengandung pasir 60-90 % dan pH tanah 5,5-6,5. Produksi optimal juga bisa tercapai jika tanaman dipupuk dengan dosis yang sesuai dan tersedia air pada musim kemarau.Munurut Heller dalam Tanri (2013), tanaman ini banyak dijumpai pada daerah-daerah berbatu dan berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran air dan batas-batas kebun. Tanaman jarak pagar hidup di daerah tropis dan subtropis yang mempunyai curah hujan yang sesuai yaitu 200-1500 mm/tahun.Menurut Pambudi dalam Tanri (2013), tanaman jarak mulai berbuah pada umur 5-6 bulan dan produktif penuh pada saat umur 5 tahun serta memiliki usia produktif mencapai 50 tahun. Setelah berumur 3-5 tahun, tanaman ini mampu berproduksi 5-25 ton biji jarak per tahun untuk setiap hektar. Bila tanaman jarak ditanam dengan baik maka produktivitas bijinya dapat mencapai 5-10 kg/pohon/tahun, bahkan bisa lebih.

Menurut Brodjonegoro et al. dalam Tanri (2013), produktivitas jarak pagar per pohon mencapai 2,0-2,5 kg biji kering. Dalam satu hektar lahan dengan 2.000 batang pohon, akan menghasilkan 4-5 ton biji kering dalam setahun. Satu ton biji kering akan menghasilkan 200-300 liter minyak jarak dan 0,4 ton bungkil, sehingga satu hektar lahan akan menghasilkan 1.000-1.500 liter minyak jarak dan dua ton bungkil jarak. Biji jarak pagar rata-rata berukuran 18 x 11 x 9 mm, berat 0,62 gram, dan terdiri atas 58,1% biji inti berupa daging (kernel) dan 41,9% kulit.

2.3 Manfaat Tanaman JarakBagian-bagian dari tanaman jarak memiliki manfaat yang berbeda, menurut Wijaya (2013), manfaat tersebut adalah sebagai berikut.a. Akar Rheumatik Sendi Tetanus Epilepsi Bronchitis pada anak-anak Luka terpukul TBC SchizophreNurhayati (gangguan jiwa)b. Daun Koreng Eczema Gatal-Gatal Batuk Sesak HerNurhayati Pengembangan Ulat Suterac. Buah1) Biji Susah buang air besar (Constipation) Kanker mulut rahim dan kulit (Carsinoma of cervix and skin) Visceroptosis atau gastroptosis Susah melahirkan dan retensi plasenta atau ari-ari (difficult labor and retention of placenta) Kelumpuhan otot muka (facial nerve paralysis) TBC kelenjar Bisul Koreng Scabies dan infeksi jamur Bengkak Bahan baku pembuatan biodiesel2) Daging buah Bahan bakar Pupuk hijau Biogasd. Getah Penyembuh luka Infeksi jamur Sengatan serangga Gangguan pencernaan

2.3 Komposisi Kimia Biji Jarak PagarMenurut Brodjonegoro et al. dalam Tanri (2013), biji jarak pagar rata-rata berukuran 18x11x9 mm, berat 0,62 gram, dan terdiri atas 58,1% biji inti berupa daging (kernel) dan 41,9% kulit. Biji jarak pagar mempunyai kulit keras dan berwarna hitam dan di dalamnya terdapat kernel atau daging biji yang berwarna putih. Kulit mengandung 0,8% ekstrak eter. Kadar minyak (trigliserida) dalam inti biji ekuivalen dengan 55% atau 33% dari berat total biji.Menurut Sinaga dalam Tanri (2013), asam lemak penyusun minyak jarak pagar terdiri atas 22,7% asam jenuh dan 77,3% asam tak jenuh. Kadar asam lemak minyak terdiri dari 17,0% asam palmitat, 5,6% asam stearat, 37,1% asam oleat, dan 40,2% asam linoleat (Brodjongoro et al.,2005). Kadar protein biji jarak pagar berkisar antara 22,2-27,2%. Buah jarak pagar yang berumur 7 tahun atau sampel yang segar memiliki rasio biji dengan kulit (63:37), dengan protein kasar 25,6%, lemak 57% dan abu 3,4%. Kulit tersusun atas serat dan lignin 45% dengan kadar protein 6%. Bijinya mengandung berbagai senyawa alkaloida, saponin dan sejenis protein beracun yang disebut curcin.

2.4 BiodieselMenurut Praharyawan (2012), Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Biodiesel merupakan energi alternatif yang sudah banyak diteliti di duNurhayati, beberapa hal yang membuat biodiesel potensial untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif selain bahan bakar berbasis fosil yang kini digunakan adalah sebagai berikut. Biodiesel bersifat biodegradable atau dapat didegradasi oleh lingkungan dan memiliki efek toksik yang rendah. Biodiesel dapat menggantikan diesel yang telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pada berbagai aplikasi tanpa harus dimodifikasi secara berarti, dan meskipun begitu, mampu menghasilkan performa yang tidak kalah dengan bahan bakar diesel. Nol emisi untuk sulfat, komponen aromatik, dan senyawa kimia lain yang sifatnya destruktif bagi lingkungan. Dalam penggunaannya, siklus pakai biodiesel akan menghasilkan Karbon Dioksida yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar berbasis fosil. Karbon Dioksida merupakan komponen kimia yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca. Produksi masalnya kan berdampak signifikan terhadap kemajuan ekonomi suatu bangsa.Di Indonesia bahan bakar biodiesel mempunyai standar SNI Biodisel seperti tabel.1Tabel.1 Karakteristik Biodiesels SNI -04-7182-2006No Parameter dan satuannya Batas Nilai Metode Uji Metode setara

1 Densitas pada 40C, Kg/m3 850890 ASTM D 1298 ISO 3675

2 Viskositas kinematik pada 40mm2/s (cSt) 2,3-6,0 ASTM D 445 ISO 3104

3 Angka Setana Min. 51 ASTM D 613 ISO 5165

4 Titik nyala (flash point) pada 0 Min.100 ASTM D 93 ISO 2710

5 Titik kabut (Cloud Point) Max.18 ASTM D 2500

6 Titik Tuang (Pour Point) Max.18 ASTM D97

7 Korosi bilah tembaga (3 jam,500C) Max.3 ASTM D 130 ISO 2160

8 Residu karbon,%-berat, Dalam contoh asli Dalam 10% ampas Distilasi Max.0,05 Max.0,03 ASTM D 4530 ISO 10370

9 Air dan sediman,%-volume Maks.0,05 ASTM D 2709 -

10 Temperatur distilasi 90%, 0C Maks.360 ASTM D 1160 -

11 Abu tersulfatkan,%-berat Maks 0,02 ASTM D 874 ISO 3987

12 Belerang,ppm-b (mg/kg Maks.100 ASTM D 5453 Pren ISO 20884

13 Fosfor,ppm-b (mg/kg) Maks.10 AOCS Ca 12-55 FBI-A05-03

14 Angka asam,mg-KOH/gr Maks.0,8 AOCS Cd 3-63 FBI-A01-03

15 Gliserol bebas,%-berat Maks.0,02 AOCSCa 14-56 FBI-A02-03

16 Gliserol total,%-berat Maks.0,24 AOCS Ca14-56 FBI-A02-03

17 Kadar ester alkil,%-berat Min.96,5 Dihitung *) FBI-AO3-03

18 Bilangan iodine,g-I2/100g Maks.115 AOCS Cd1-25 FBI-AO4-03

19 Uji Halphen negatif AOCS Cb 1-25 FBI-AO6-03

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, diantaranya adalah Pirolisis, Dilusi dengan campuran Hidrokarbon, Mikroemulsi dan Transesterifikasi. Di antara keempat metode tersebut, transesterifikasi merupakan metode yang paling banyak digunakan dan dianggap sebagai metode terbaik dalam proses produksi biodiesel. Metode transesterifikasi tidak hanya sederhana tetapi juga lebih hemat dari segi biaya.Transesterifikasi atau alkoholisis merupakan reaksi yang terjadi antara minyak (Trigliserida, Digliserida, Monogliserida) dengan alkohol dengan menggunakan katalis. Secara umum reaksi transesterifikasi dapat dituliskan sebagai berikut:

Reaksi Transesterifikasi dalam Produksi BiodieselPada reaksi di atas dapat dilihat bahwa gliserol dihasilkan sebagai produk sampingan dari proses produksi biodiesel. Hal tersebut merupakan nilai tambah tersendiri, karena gliserol sendiri memiliki aplikasi yang luas, salah satunya di bidang kosmetika.Jenis alkohol yang umumnya digunakan dalam reaksi trasesterifikasi biodiesel adalah methanol dan ethanol dengan alasan utama karena harganya yang murah dibandingkan dengan jenis alkohol yang lain, seperti propanol, isopropanol dan alkohol lainnya.Sementara itu, katalis digunakan pada reaksi diatas dengan tujuan untuk meningkatkan kelarutan alkohol yang pada akhirnya akan meningkatkan kecepatan reaksi transesterifikasi. Ada beberapa jenis katalis yang digunakan dalam produksi biodiesel, yaitu katalis asam (asam sulfat, asam klorida, asam fosfat dan lain-lain), katalis basa atau alkali (Sodium Hidroksida, Sodium Bikarbonat, Kalium Hidroksida dan lain sebagainya), enzim, titanium silikat, zircoNurhayati, dan lain-lain.

BAB IIIANALISIS DATA3.1 Manfaat Biji Jarak PagarBiji jarak pagar dapat dimanfaatkan untuk pengobatan pada kasus susah buang air besar, kanker mulut rahim dan kulit, visceroptosis atau gastroptosis, susah melahirkan dan retensi plasenta atau ari-ari, kelumpuhan otot muka, TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies dan infeksi jamur, bengkak. Selain untuk pengobatan, biji jarak pagar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa minyak yang terkandung dalam minyak jarak yaitu sebesar 55 %.Selain jarak pagar, beberapa tanaman lainpun ada yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Pembeda dalam memilih tanaman penghasil BBN agar diperoleh hasil minyak yang cocok sebagai BBN antara lain nilai-nilai bakar hasil minyaknya, yang parameternya dapat berupa titik bakar, kekentalan,nilai kalori dan lainnya.Tabel.2 parameter minyak yang cocok sebagai BBN

Berbagai sumber bahan nabati di atas dapat dijadikan energi alternatif untuk mengurangi penggunaan terhadap bahan bakar fosil, seperti kelapa, kelapa sawit dan jarak pagar dapat digunakan menjadi energi alternatif yaitu sebagai bahan baku biodiesel yang dalam pemanfaatannya dapat dicampur dengan solar dengan bilangan tertentu untuk menaikan bilangan oktan.

3.2 Proses Pembuatan Minyak JarakMenurut Ansextra (2012), bahan bakar cair merupakan produk utama dari jarak pagar yang terdiri dari cruide jatropha oil (CJO), minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO) dan biodiesel. Untuk menghasilkan beberapa bahan bakar diatas dibutuhkan inti biji dari jarak pagar. Beberapa industri pengolahan bahan bakar cair mengikutkan cangkang inti biji untuk proses, sehingga tidak diperlukan proses pengelupasan cangkang dari inti buah.Ekstraksi minyak jarak dari inti buah atau inti buah dan cangkang dilakukan dengan menggunakan alat pengepresan bisa menggunakan press tipe hidrolik (hydraulic pressing) maupun press tipe ulir (expeller pressing). Masing masing jenis press memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti kapasitas, jumlah rendeman dan inti buah murni atau campuran. Inti buah jarak yang telah kering dimasukan kedalam mesin press, produknya berupa minyak cair dan membutuhkan penyaringan untuk menghilangkan sludge dari hasil ekstraksi. Hasil dari press dan penyaringan berupa minyak mentah jarak pagar atau CJO (cruide jatropha oil). Minyak CJO dapat diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah,. Dapat di bakar langsung dengan spesifikasi kompor tertentu atau dicampur dengan minyak tanah untuk menurunkan viskositasnya.a. Proses Pembuatan Crude Jatropha Oil (CJO)Tahap ini menghasilkan Crude Jatropha Oil (CJO), yang selanjutnya akan diproses menjadi Jatropha Oil (JO). Rendemen (ampas) yang berbentuk padatan setelah ekstrasi minyak dari biji dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.1) Biji jarak dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci secara manual atau masinal (dengan mesin).2) Biji direndam sekitar 5 menit di dalam air mendidih, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi.3) Biji dikeringkan dengan menggunakan alat pengering atau dijemur di bawah matahari sampai cukup kering, kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah untuk memisahkan daging biji dari kulit bijinya.4) Daging biji yang telah terpisah dari kulitnya, digiling dan siap untuk dipres. Lama tenggang waktu dari penggilingan ke pengepresan diupayakan sesingkat mungkin untuk menghindari oksidasi.5) Proses pengepresan biasanya meninggalkan ampas yang masih mengandung 7 10 % minyak. Oleh sebab itu, ampas dari proses pengepresan dilakukan proses ekstraksi pelarut, sehingga ampasnya hanya mengandung minyak kurang dari 0,1% dari berat keringnya. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut n heksana dengan rentang didih 60 70 C.

b. Proses Pembuatan BiodieselJCO merupakan minyak kasar yang belum dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel karena JCO harus mleati dua tahap lagi untuk menjadi biodiesel/alternatif BBM. JCO harus melewati tahap.1) Reaksi EsterifikasiCJO mempunyai komponen utama berupa trigliserida dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu reaksi pembuatan biodiesel (reaksi transesterifikasi). Penghilangan asam lemak bebas ini dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi. Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut.Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan dengan metanol menjadi biodiesel sehingga tidak mengurangi perolehan biodiesel. Tahap ini menghasilkan Jatropha Oil (JO) yang sudah tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi.2) Reaksi TransesterifikasiReaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam pembuatan biodiesel. Secara umum reaksi transesterifikasi adalah sebagai berikut.Pada reaksi ini, trigliserida (minyak) bereaksi dengan metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol (gliserin). Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel telah selesai dan dapat digunakan sebagai bahan bakar yang mengurangi pemakaian solar.Produk sampingan dari proses trans-esterifikasi (metilasi) dapat diperdagangkan sebagai bahan baku industri yang memanfaatkan asam lemak, seperti kertas berkualitas tinggi (high quality paper), pil energi, sabun, kosmetik, obat batuk, dan agen pelembap pada tembakau. Berikut ini merupakan diagram proses pembuatan biodiesel dari biji jarak pagar.

Melalui proses pemurNurhayatin dengan menggunakan esterifikasi dan transesteriikasi akan dihasilkan bahan bakar cair berupa biodiesel. Sedangkan melalalui proses deasifikasi atau penetralan akan dihasilkan minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO).3.3 Manfaat Hasil Samping dari Pengolahan Minyak Jarak

Produk pendamping dari proses ini adalah bungkil dan sludge yang akan diproses kembali menjadi bahan bakar padat ataupun gas.a. Bahan bakar padat (solid biofuels)Dalam bagian biji jarak pagar yang terdiri dari inti biji dan cangkang memiliki kandungan minyak 25 - 35 % sehingga masih menyisakan bagian limbah yaitu sludge dan bungkil sebesar 75 - 65 %. Limbah tersebut dapat diproses menjadi bahan bakar dengan proses densifikasi, baik karboMerthasi maupun non-karboMerthasi. Pada proses karboMerthasi, sebelum limbah diproses densifikasi, dimasukan ke dalam reaktor karboMerthasi untuk menghilangkan moisture (kandungan air), volatile mater (zat terbang), serta tar. Sedangkan proses non-karboMerthai limbah hasil proses ekstraksi langsung dilakukan densifikasi dibentuk briket menggunakan alat press tipe hidrolik maupun ulir. Hasil densifikasi berupa briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat. Briket langsung dibakar kedalam tungku atau kompor. Berikut ini merupakan diagram proses pembuatan briket dari bungkil dan cangkang (limbah).

b. Bahan bakar gas (anerobic digestion)Menurut Sing dan Misra dalam Ansextra (2012), proses anaerobic digestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme tanpa kehWijayaran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H2, N2, dan H2S. Proses ini bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu anaerobic digestion kering dan basah. Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam campuran air. Pada anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 - 30 % sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang dari 15 %.Limbah jarak pagar, bungkil dan sludge selain dapat dijadikan bahan bakar padat dengan densification seperti diatas, juga dapat di konversi kedalam bahan bakar gas melalui proses anaerobic digestion. Selain itu, daging buah jarak pagar dapat juga dimasukan kedalam digester untuk menghasilkan biogas.