17
9 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Perkembangan anak praskolah 1. Batasan anak pra sekolah Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 – 6 tahun. Mereka biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak 3 – 5 tahun dan kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun), sedangkan pada anak usia 4 – 6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak (Biechler dan Snowman dari Patmonodewo, 2003). Wong dkk. (2009) menyebutkan bahwa batasan usia anak pra sekolah adalah antara 3 sampai 5 tahun. Anak pada usia ini telah memiliki kontrol fungsi tubuh yang baik, pengalaman periode perpisahan yang pendek dan panjang, kemampuan berinteraksi secara kerja sama dengan anak lain dan penggunaan bahasa untuk simbolisasi mental. Angel (1998) juga memberikan batasan pada anak usia pra sekolah yaitu antara 3-6 tahun. Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah. Anak prsekolah adalah mereka yang berusia antara tiga tahun sampai enam tahun (Riyanto, 2004). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembagkan agar anak tersebut berkembang secara optimal, anak dapat berkembang kepribadiannya lewat sosialisasi disekolah. Taman kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun atau memasuki pendidikan dasar. Usia prasekolah diantaranya 4 sampai 6 tahun bertujuan membantu meletakan dasar kea rah perkembangan sikap, pengetahuan ketrampilan

Batasan Anak Prasekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Batasan Anak Prasekolah

9

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Perkembangan anak praskolah

1. Batasan anak pra sekolah

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 – 6 tahun. Mereka

biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di

Indonesia pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan

anak 3 – 5 tahun dan kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun),

sedangkan pada anak usia 4 – 6 tahun biasanya mereka mengikuti program

taman kanak-kanak (Biechler dan Snowman dari Patmonodewo, 2003).

Wong dkk. (2009) menyebutkan bahwa batasan usia anak pra sekolah

adalah antara 3 sampai 5 tahun. Anak pada usia ini telah memiliki kontrol

fungsi tubuh yang baik, pengalaman periode perpisahan yang pendek dan

panjang, kemampuan berinteraksi secara kerja sama dengan anak lain dan

penggunaan bahasa untuk simbolisasi mental. Angel (1998) juga

memberikan batasan pada anak usia pra sekolah yaitu antara 3-6 tahun.

Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah. Anak

prsekolah adalah mereka yang berusia antara tiga tahun sampai enam tahun

(Riyanto, 2004). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembagkan

agar anak tersebut berkembang secara optimal, anak dapat berkembang

kepribadiannya lewat sosialisasi disekolah. Taman kanak-kanak (TK)

adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan

program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun atau

memasuki pendidikan dasar.

Usia prasekolah diantaranya 4 sampai 6 tahun bertujuan membantu

meletakan dasar kea rah perkembangan sikap, pengetahuan ketrampilan

Page 2: Batasan Anak Prasekolah

10

dan daya cipta yang diperlukan untuk anak dalam menyesuaikan diri

dengan lingkunganya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan

selanjutnya.

Langeveld dalam Riyanto (2004), mengemukakan tentang kemampuan-

kemampuan yang seharusnya dicapai anak prasekolah antara lain, berbasa

lisan dan bercerita, mengenal pola kehidupan sosial (aku, keluarga, dan

sekolah), mengerti dan menguasai ketrampilan untuk kepentingan

kebutuhan sehari-hari termasuk dalam kelompok umur prasekolah. Pada

umur 2-4 tahun, anak ingin bermain melakukan latihan kelompok,

melakukan penjelajahan, bertanya, menirukan dan menciptakan sesuatu.

Masa ini anak mengalami kemajuan pesat dalam ketrampilan bermain.

2. Pengertian perkembangan anak pra sekolah

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan

fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya proses

diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem

organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetijiningsih,

2002).

Wong (2009) menyebutkan perkembangan adalah perubahan dan perluasan

secara bertahap perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah

ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang

melalui pertumbuhan maturasi serta pembelajaran.

Pola tumbuh kembang bersifat jelas dapat diprediksi, kontinyu, teratur, dan

progresif, pola atau kecendrungan ini juga bersifat universal dan mendasar

Page 3: Batasan Anak Prasekolah

11

bagi semua individu, namun unik dalam hal cara dan waktu

pencapaiannnya.

3. Jenis-jenis perkembangan

Soetijiningsih (2002), mengemukakan bahwa jenis perkembangan anak

usia 4-5 tahun itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur

dalam empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang

meliputi :

a. Perilaku Sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan kemandirian,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan misalnya, membantu

di rumah, mengambil makan, berpakaian tanpa bantuan, menyuapi

boneka, menggosok gigi tanpa bantuan, dapat makan sendiri.

b. Gerakan Motorik Halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh

tertentu yang dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat misalnya menggambar garis, lingkaran dan menggambar

manusia.

c. Bahasa

Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah, misalnya bicara semua dimengerti, mengenal dan

menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil).

d. Gerakan Motorik Kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh,

misalnya berdiri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan

menendang bola ke depan.

Page 4: Batasan Anak Prasekolah

12

4. Karakteristik anak prasekolah atau TK

Menurut Riyanto (2004), ciri-ciri anak prasekolah meliputi :

a. Ciri-ciri fisik

Anak prasekolah mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari,

berjalan, memanjat, melompat) sebagai bagian dari permainan mereka

. mereka aktif tetapi lebih bertujuan dan tidak mementingkan untuk

bisa beraktifitas sendiri.

b. Ciri sosial

Pada umumnya anak dalam tahapan ini memiliki satu atu dua sahabat,

tetapi dua sahabat ini cepat berganti perasaan empati dan simpati

terhadap teman juga berkembang, mampu berbagi dengan inisiatif

mereka sendiri, anak menjadi sosialis.

c. Ciri emosional

Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas sikap

marah sering diperlihatkan dan iri hati pada anak prasekolah sering

terjadi, mereka sering kali meributkan perhatian guru.

d. Ciri kognitif

Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa, sebagian besar

mereka senang berbicara dan sebagian lagi menjadi pendengar yang

baik, kompetisi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat

kesempatan mengagumi dan kasih saying.

Berdasarkan urean diatas dapat disimpulkan bahwa anak

prasekolah adalah anak-anak yang berusia antara 3-6 tahun serta pada

masa prasekolah anak mengalami kemajuan pesat dalam ketrampilan

bermain.

5. Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah

Elizabeth Hurlock (1999) menjelaskan tugas-tugas perkembangan anak

usia 4 - 5 tahun adalah 1) Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan

untuk permainan yang umum. 2) Membangun sikap yang sehat mengenal

diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh. 3) Belajar menyesuaikan

Page 5: Batasan Anak Prasekolah

13

diri dengan teman seusianya. 4) Mulai mengembangkan peran sosial pria

atau wanita yang tepat. 5).Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar

untuk membaca, menulis dan berhitung. 6) Mengembangkan penngertian-

pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. 7)

Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai. 8)

Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-

lembaga dan 9) Mencapai kebebasan pribadi

Suherman (2000) juga menjelaskan secara ringkas tugas-tugas

perkembangan anak usia 4 - 5 tahun adalah 1) Berdiri dengan satu kaki

(gerakan kasar). 2) Dapat mengancingkan baju (gerakan halus). 3) Dapat

bercerita sederhana(bahasa bicara dan kecerdasan) dan 4) Dapat mencuci

tangan sendiri (bergaul dan mandiri)

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak prasekolah

Setiap orang tua akan mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang

secara sempurna tanpa mengalami hambatan apapun(sujono riyadi

sukarmin.2009). Namun ada banyak faktor yang dapat berpengaruh

terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut dimana ada

sebagian anak yang tidak selamanya tahapan tumbangya sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh orang tuanya. Ada dua faktor yang mempegaruhi

prosses perkembangan optimal seorang anak, yaitu:

a. Faktor dalam (internal)

Yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri baik faktor

bawaan (genetic) maupun faktor yang di peroleh, termasuk disini

antara lain:

1) Unsur berfikir dan kemampuan intelektual

Misal : kecepatan berfikir.

2) Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh

Misal : kekurangan hormon yang dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangan anak.

Page 6: Batasan Anak Prasekolah

14

3) Emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu

Misal : pemalu, pemarah, tertutup, dan lain-lain.

b. Faktor luar (eksternal)

Termasuk disini antara lain:

1) Keluarga

Sikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak,

hubungan antara saudara, dan lain-lain.

2) Gizi

Kekurangan gizi dalam makanan menyebabkan. pertumbuhan anak

terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh

dirinya.

3) Budaya setempat

Asuhan dan kebiasaan dari suatu masyarakat dan mempengaruhi

pertumbuhan dan. perkernbangan anak.

4) Teman bermain dan sekolah

Ada tidaknya teman bermain, tempat dan alat bermain, kesempatan

pendidikan di sekolah, akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

c. Faktor orang tua

1) Lamanya orang tua bekeja di luar rumah

Apabila orang tua bekerja di luar rumah, maka kesempatan. untuk

kehidupan sosial dan rekreasi dengan keluarga biasanya terbatas,

dan tiap anak harus mengerjakan lebih banyak tugas rumah tangga

dari yang lazim.

2) Pendidikan orang tua

Dengan pendidikan yang semakin matang, orang tua dapat

mengarahkan anak sedini mungkin dan akan mempengaruhi daya

pikir anak untuk dapat berimajinasi.

(Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 1998).

Page 7: Batasan Anak Prasekolah

15

Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak prasekolah;

1) Kondisi kesehatan anak

Kesehatan anak mempengaruhi kemampuan anak mengenal

lingkungan diluar lingkungan keluarga . anak dengan kondisi sehat

akan cepat bisa menyesuaikan dengan lingkungan diluar

lingkungan keluarga (Effendi 1998).

2) Umur anak

Umur merupakan indicator kedewasaan seseorang semakin

bertambah umur akan semakin bertambah pengetahuan yang

dimiliki, serta bertambah kemampuan menyesuaikan diri dengan

lingkungan diluar lingkungan keluarga (Notoatmodjo, 2007).

3) Memiliki motifasi untuk bersosialisasi

Anak menyesusikan diri dengan lingkungan mereka karena

mendapat pengalaman baru ketiaka bergabung denagn kelompok

dibandingkan jika mereka bermain sendiri (Sujiono, 2005).

4) Adanya kesempatan untuk bersosialisasi

Setiap orang tua yang demokratis memberikan kesempatan anakn

untuk bergabung dengan teman seusianya (Sujiono, 2005).

7. Alat ukur perkembangan

Denver II adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan

perkembangan anak, yang dibuat oleh Fran Kenburg & J. B Dodds untuk

mengetahui perkembangan motorik anak pada saat pemeriksaan saja dan

dapat memperkirakan perkembangan anak dimasa yang akan datang, bukan

merupakan tes diagnostik atau tes Intelegensi, tetapi memenuhi semua

persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini

dinilai lebih mudah dibanding tes perkembangan yang lain dan dapat

diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Tes ini dapat dilakukan

kapan saja dengan menggunakan alat sederhana (Soetjiningsih, 2002).

Page 8: Batasan Anak Prasekolah

16

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata Denver II secara

efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak pra

sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up

selanjutnya ternyata dari 89 % kelompok Denver II mengalami kegagalan

sekolah 5-6 tahun kemudian.

a. Tujuan

1) Menafsirkan perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa

dan motorik kasar pada anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun.

2) Mengetahui penyimpangan perkembangan secara dini, sehingga

upaya stimulasi dan upaya pemulihan dapat diberikan dengan

indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh

kembang.

b. Kegunaan Denver II

1) Untuk menilai perkembangan anak sesuai usia.

2) Memantau anak yang tampak tidak sehat umur dari lahir sampai

dengan 6 tahun.

3) Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya

kelainan perkembangan.

4) Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan.

Apakah benar-benar ada kelainan.

5) Memonitor anak dengan resiko perkembangan.

c. Prinsip dalam melakukan pemeriksaan Denver II

1) Bertahap dan berkelanjutan.

2) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.

3) Buat suasana menjadi menyenangkan bagi anak.

4) Dilakukan dengan wajar (tanpa paksaan atau hukuman jika anak

tidak mau melakukan) beri anak pujian jika berhasil.

5) Menggunakan alat bantu yang sederhana, tidak berbahaya dan

mudah didapat dalam memberi stimulasi pada anak.

Page 9: Batasan Anak Prasekolah

17

6) Sebelum dilakukan tes, alat diletakkan diatas meja dengan tujuan

anak senang dan pada saat tes hanya alat yang diperlukan.

7) Pemeriksa menanyakan pada ibu atau pengasuh pada item yang

bertanda L.

8) Perhatikan apa yang telah dilakukan anak secara spontan dan beri

penilaian.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Anak yang ada dalam kondisi dipertanyakan, abnormal atau menolak

kemampuan tes yang diberikan.perlu tes kemampuan ulang satu sampai

dua minggu kemudian dan berikan kesempatan kepada anak selama tiga

kali untuk melakukan tes kemampuan yang diberikan.

Lakukan dari sektor yang kurang aktif terlebih dahulu: personal sosial,

motorik, halus, bahasa dan motorik kasar. Dimulai dari yang mudah

dilakukan, jika anak kurang tepat melakukan beri stimulus dan lakukan

tes ulang. Tes menggunakan alat yang sama dilakukan secara berurutan.

Tes dilakukan untuk setiap sektor dan mulailah dari sebelah kiri garis

umur terus ke kanan.

e. Persiapan alat

1) Alat peraga, benang wol, manik-manik, kubus berwarna: merah,

hijau, biru, kuning, bola tennis, bel kecil, kertas dan pensil.

2) Lembar formulir Denver II.

3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara

melakukan dan cara-cara penilaianya.

f. Petunjuk pelaksanaan

1) Tarik garis sesuai umur kronologis untuk memotong garis horizontal

tugas perkembangan pada formulir Denver II.

2) Tes kemampuan anak terutama yang mendekati garis umur.

Page 10: Batasan Anak Prasekolah

18

3) Dilakukan secara kontinyu.

4) Satu formulir dapat dipakai beberapa kali pada satu anak.

5) Didampingi ibu atau pengasuh.

6) Dalam keadaan santai.

7) Memberikan posisi yang aman dan nyaman untuk anak.

8) Menjelaskan tentang Denver II pada ibu atau pengasuh.

9) Menggunakan test form dalam menentukan tingkat perkembangan

sesuai batas usia.

a) Menunjukkan standar anak normal bisa melakukan tugas/test

item ini sesuai dengan usia.

b) Ada beberapa item bertanda L, menunjukkan bahwa kita bisa

memperoleh skor dari orang tua.

c) Nomor kecil disebelah kiri, bisa melihat petunjuk pelaksanaan

pada halaman dibaliknya.

10) Berikan huruf seperti dibawah ini tiap kotak tes perkembangan

yang diberikan.

a) P (Passed) = Lulus

Apabila anak dapat melakukan semua kemampuan tes

yang diberikan dengan baik. Atau Ibu/pengasuh memberi

laporan L, tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat

melakukan.

b) F (Fail) = Gagal

Apabila anak gagal atau tidak dapat melakukan tes

kemampuan yang diberikan. Atau Ibu/pengasuh memberi

laporan bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik.

c) No (No opportunity) = Tidak ada kesempatan

Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tes

karena ada hambatan.

d) R (Refusal) = Menolak

Anak menolak untuk melakukan tes.

Page 11: Batasan Anak Prasekolah

19

e) B (By report) = Dengan bantuan orang tua

Anak melakukan tes dengan bantuan dari orang tua. Apabila

anak dapat melakukannya, berarti lulus (P) sedangkan apabila

anak tidak dapat melakukannya, berarti gagal (F).

Kode penilaian :

O = F (Fail/gagal)

M = R (Refusal/menolak)

V = P (Pass/lewat)

Setelah itu dihitung masing-masing sektor, berapa

jumlah P, berapa jumlah F dan sebagainya. Berdasarkan

pedoman hail tes diklasifikasikan dalam normal, abnormal,

meragukan dan dapat dites (Soetjiningsih, 2002).

f) Interpretasi hasil tes

1) Normal

a) Lulus semua tes kemampuan yang diberikan atau tidak

terdapat keterlambatan/delay.

b) Paling banyak satu caution/peringatan.

c) Dapat dilakukan ulangan pemeriksaan pada kontrol

kesehatan berikutnya.

2) Suspect

a) Apabila pada satu sektor didapatkan 2 atau lebih caution

atau 1 delay atau lebih.

b) Dapat dilakukan uji ulangan dalam 1-2 minggu untuk

menghilangkan faktor sesaat (rasa takut, keadaan sakit,

kelelahan).

3) Unstable/Tidak dapat diuji.

a) Apabila ada sektor menolak 1 atau lebih item sebelah

kiri garis umur.

b) Menolak lebih dari 1 item pada area 75%-90% (warna

kelabu) ( Soetjiningsih, 2002).

Page 12: Batasan Anak Prasekolah

20

B. Pendidikan anak prasekolah

1. Pengertian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Jenis pendidikan anak prasekolah

Berdasarkan UU-RI nomor : 20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang dikdas melalui jalur

Pendidikan Formal Jalur Pendidikan Non Formal dan/atau Jalur

Pendidikan Informal. Bentuk pendidikan ini meliputi Taman Kanak-

Kanak (TK) Raudhatul Athfal, atau (RA). Bentuk lain yang sederajat

Kelompok Bermain (KB) Taman Penitipan Anak (TPA) Bentuk lain yang

sederajat Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang diselenggarakan oleh

Lingkungan.

3. Peran dan fungsi pendidikan untuk anak pra sekolah

Para ahli psikologi perkembangan sepakat usia dini (0-4 tahun) adalah

sebagai “the golden age” atau masa emas dalam tahap perkembangan

hidup manusia. Dikatakan sebagai masa emas, karena pada masa ini tidak

kurang dari 100 miliar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan

seseorang dapat berkembang secara optimal di kemudian hari. Dalam

banyak penelitian menunjukkan, kecerdasan anak usia 0-4 tahun akan

terbangun 50 persen dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia 18

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia 4 tahun pertama adalah masa-

masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak

dibandingkan masa-masa sesudahnya. Artinya, nilai pada

usia tersebut anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka

Page 13: Batasan Anak Prasekolah

21

potensi tumbuh kembang anak tidak akan teraktualisasikan secara optimal

(Abbas, 2010).

Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang secara

langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada peningkatan

prestasi belajar, atas kerja dan produktivitas. Pada akhirnya anak akan

lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Gambaran di atas menunjukkan betapa pentingnya Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) untuk anak-anak. Kalau dulu banyak orang beranggapan

bahwa pendidikan untuk anak hanya akan efektif bila dimulai dari usia

TK atau SD, maka persepsi tersebut harus diluruskan. Pendidikan

terhadap anak sebaiknya dilakukan sejak anak usia 0 tahun atau bahkan

sejak dalam kandungan (Abbas, 2010).

4. Standar Nasional Pendidikan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor : 19 Tahun

2005, yaitu :

a. Pasal 19 (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

b. (2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam

c. proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

d. (3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk

terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Page 14: Batasan Anak Prasekolah

22

e. Pasal 20 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,

dan penilaian hasil belajar

f. Pasal 21 (1) Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 ayat (3) harus memperhatikan jumlah maksimal peserta

didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio

maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal

jumlah peserta didik setiap pendidik.

g. (2) Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan

mengembangkan budaya membaca dan menulis.

h. Pasal 22 (1) Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 ayat (3) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi

dasar yang harus dikuasai.

i. (2) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan

atau kelompok.

j. (3) Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, teknik penilaian observasi secara individual sekurang-

kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.

k. Pasal 23 Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud

dalam

l. Pasal 19 ayat (3) meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,

m. pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang

n. diperlukan.

o. Pasal 24 Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

p. pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses

pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan

Peraturan Menteri.

Page 15: Batasan Anak Prasekolah

23

C. Kerangka Teori

Skema 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi dari Hurlock (1999) & Moersintowarti (2002).

D. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup

dan mengarahkan penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor yang mempengaruhi perkembangan: 1.faktor dalam a.Unsur berfikir dan kemampuan intelektual b. Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh c. Emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu

Tingkat perkembangan anak prasekolah

3. orang tua a. lamanya orang tua bekerja diluar rumah b. pendidikan orang tua

1. Kondisi kesehatan anak 2. Umur anak 3. Memiliki motivasi untuk bersosialisasi 4. Adanya kesempatan untuk bersosialisasi

2. faktor luar a. keluarga b. gizi c. budaya setempat d. teman bermain e. peran sekolah

Page 16: Batasan Anak Prasekolah

24

Skema 2.2. Kerangka Konsep

E. Variabel Penelitian

Variabel–variabel yang diteliti antara lain:

1. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah anak TK dan

tidak TK

2. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah perkembangan

anak usia prasekolah.

F. Hipotesa

Hipotesis penelitian ini adalah : ada perbedaan tingkat perkembangan anak

usia prasekolah (3-5 tahun) yang sekoah TK dan tidak sekolah TK di Desa

Banjarsari, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang

Anak usia prasekolah yang tidak sekolah TK

Anak usia prasekolah yang sekolah TK Perkembangan anak usia

pra sekolah

Page 17: Batasan Anak Prasekolah

25