Upload
nur-putri-hidayati
View
909
Download
125
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas manajemen strategi
Citation preview
BCG Matriks
BCG (Boston Consulting Group) merupakan salah satu dari beberapa model
perencanaan portofolio yang ada. Matriks BCG ini menggunakan tabel yang telah
dibuat oleh Bruce Henderson untuk Boston Consulting Group pada tahun 1968
untuk membantu perusahaan dalam menganalisa bisnis. Pada matriks BCG ini
terdiri dari empat kelompok yang dikelompokkan berdasarkan pada kombinasi
dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar dalam kaitannya dengan para pesaing
lain dalam pasar dimana perusahaan tersebut berada. Terdapat dua asumsi utama
pada matriks ini, yaitu :
1. Semakin besar pangsa pasar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka
semakin besar jumlah penerimaan yang diterima oleh perusahaan tersebut.
2. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat akan
membutuhkan modal yang banyak untuk mendukung pertumbuhan
tersebut.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka dikelompokkan menjadi empat kuadran :
1. Tanda Tanya (Question Mark), kelompok ini berada pada kuadran I,
dimana memiliki pangsa pasar yang relatif rendah naming mereka bersaing
dalam industri yang bertumbuh pesat. Kebutuhan kas biasanya tinggi dan
pendapatan kas rendah. Kelompok ini disebut tanda Tanya diakrenakan
organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi atau
menjualnya.
2. Bintang (Star), kelompok ini berada pada kuadran II, dimana memiliki
pangsa pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi
seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan
mem[erkuat posisi dominan mereka. Kelompok ini adalah pemimpin pasar
namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif terhadap
perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan
pasar dan mengantisipasi para pesaingnya.
3. Sapi Perah (Cash Cow), kelompok ini berada pada kuadran III yang
memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetap bersaing dalam industri
yang pertumbuhannya lambat. Kelompok ini disebut sapi perah karena
menghasilkan kas lebih banyak dari yang dibutuhkan, mereka sering kali
diperah untuk membiayai sektor usaha lainnya. Kelompok ini harus
dikelola untuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Jika sapi
perah menjadi lemah makan retrenchment atau investasi lebih sesuai untuk
diterapkan.
4. Anjing (Dog), kelompok ini berada pada kuadarn IV, dimana kelompok ini
memiliki pangsa pasar rendah dan bersaing dalam industri yang
pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Karena posisi internal dan
eksternal yang rendah, maka bisnis ini sering dilikuidasi, divestasi atau
dipangkas dengan retrenchment.
Kelebihan Matriks BCG
Matriks BCG ini merupakan alat pembuat keputusan yang paling mudah
dipahami, karena hanya dengan melihat grafiknya, orang akan dapat dengan
mudah melihat diposisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini
memusatkan perhatian pada arus kas, karakteristik investasi dan kebutuhan
berbagai divisi organisasi.
Kelemahan Matriks BCG
1. Hanya menggunakan dua dimensi pangsa pasar relatif dan tingkat
pertumbuhan pasar.
2. Kemungkinan sulit mendapatkan data pangsa pasar maupun tingkat
pertumbuhan pasar.
3. Terlalu menyederhanakan banyak bisnis kerna memangdang semua
bisnis sebagai bintang, tanda Tanya, sapi perah dan anjing.
4. Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar.
Analisis BCG matriks terhadap PT. Sampoerna
Salah satu produk rokok dari PT. Sampoerna ini adalah rokok dengan jenis
low tar low nikotin (LTLN). Produk jenis ini terdiri dari rokok dengan merk “A
Mild” dan “U Mild”. Rokok jenis ini sudah lama dikenalkan oleh empat
perusahaan rook yaitu PT Gudang Garam, PT BAT, PT Djarum dan PT Nojorono.
Persaingan yang ketat ini meningkatkan keinginan perusahaan dalam melakukan
analisis terhadap strategi pemasaran yang baik untuk dilakukan pada terhadap
produk mereka tersebut. Analisis akan dilakukan dengan menggunakan matriks
BCG.
Analisis dilakukan dengan membandingkan produk “Mild” ini dengan
produk dari PT Djarum. Produk “A Mild” berada pada posisi Cash Cow yaitu
berada pada kuadran III. Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa
pertumbuhan pasar kurang dari 10% yaitu 0,34% dan memiliki pangsa pasar lebih
dari 1, yaitu 1,2x. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat PT Sampoerna tidak
perlu membiayai pengembangan kapasitas karena pertumbuhan produk ini
melambat. Sedangkan produk “U Mild” bersaing dengan “L.A Light” PT Djarum
menunjukkan bahwa posisi portofolio produk berada pada kuadran IV dengan
pertumbuhan pasar rendah 10% yaitu 0,38% dan memiliki pangsa pasar relatif
kurang dari 1x yaitu 0,1x. Produk yang berada pada posisi ini biasanya memiliki
keuntungan yang rendah walaupun menghasilkan masih menhasilkan laba. Produk
ini juga membutuhkan uang yang banyak serta waktu pengembangan tertentu
untuk mempertahankan produk tersebut.
Berdasarkan analisa tersebut dapat dilihat bahwa produk “A Mild”
merupakan pimpinan pasar dari persaingan produk rokok jenis low tar low nikotin
dengan penjualan tertinggi di wilayah pemasarannya. Sedangkan produk “U
Mild” memiliki keuntungan yang rendah dibandingkan dengan pesaingnya
sehingga sebaiknya produk dilikuidasi atau dipangkas dengan retrenchment.